materi sistem integumen vertebrata matakuliah struktur hewan oleh

advertisement
MATERI SISTEM INTEGUMEN
VERTEBRATA
MATAKULIAH STRUKTUR HEWAN
OLEH
NAMA
: FEBRIAN R P.NUBATONIS
NIM
: 1301042049
PRODI
: P.BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2015
1. SISTEM INTEGUMEN
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan,
melindungi,dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini
seringkalimerupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit,
rambut, bulu, sisik,kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir).
Kata ini berasal dari bahasaLatin " integumentum", yang berarti "penutup". Sistem
integumen merupakan suatu sistem yang sangat bervariasi, sehinggastrukturnya
tersusun oleh organ atau struktur tertentu dengan memiliki fungsi yangbermacammacam. Sistem integumen dapat dianggap terdiri dari kulit yang sebenarnya
danderivat-derivat dari kulit. Kulit yang sebenarnya terdiri dari lapisan utama yaitu
epidermisdan dermis, derivat integumen adalah struktur tertentu dimana secara
embryogenetik yangberasal dari salah satu atau kedua lapisan dari kulit
yangsebenarnya
I.
Sistem integument pisces
Lapisan epidermis pada ikan selalu basah karena adanya lendir yang
dihasilkan oleh sel-sel yang berbentuk piala yang terdapat di seluruh permukaan
tubuhnya. Epidermis merupakan bagian tubuh yang berhubungan langsung dengan
lingkungan dan sistem somatis, mempunyai sejarah evolusi yang kompleks.
Integumen sekalian hewan merupakan lapisan protektif yang menjaga lalulintas air
dan zat-zat yang terlarut di dalamnya secara bebas. Epidermis tidak dilengkapi
dengan pembuluh-pembuluh darah, keperluan metabolisme diperoleh secara difusi,
karena itu kecenderungan dari sel-sel yang paling di luar untuk menjadi mati dan
lepas sangat besar sekali. Epidermis bagian dalam terdapat lapisan sel yang
disebut stratum germinativum (lapisan malphigi). Lapisan ini sangat giat dalam
melakukan pembelahan untuk menggantikan sel-sel bagian luar yang lepas dan untuk
persediaan pengembangan tubuh.
Dermis yang didalamnya terkandung pembuluh darah, saraf dan jaringan
pengikat memiliki struktur yang lebih tebal dan sel-sel yang susunannya lebih
kompak dari pada epidermis. Derivat-derivat kulit juga juga dibentuk dalam lapisan
ini. Lapisan dermisi berperan dalam pembentukan sisik pada ikan yang bersisik, dan
derivat-derivat kulit lainnya.
a) Sisik
Pada tubuh dan ekor di epidermis terdapat sisik yang masing-masing
tertanam dalam saku dermal dan tumbuh sepanjang hidup. Berdasarkan bentuk dan
bahan yang terkandung di dalamnya, sisik ikan dapat dibedakan menjadi lima jenis,
yaitu Placoid, Cosmoid, ganoid, Cycloid dan Ctenoid.
a. Sisik Placoid
Jenis sisik ini karakteristik bagi golongan ikan bertulang rawan
(Chondrichthyes). Bentuk sisik tersebut menyerupai bunga mawar dengan dasar
yang bulat atau bujur sangkar. Sisik macam ini terdiri dari keping basal yang
letaknya terbenam di bagian dermis kulit, dan suatu bagian yang menonjol berupa
duri keluar dari permukaan epidermis. Sisik tersebut merupakan struktur
exoskeleton yang primitif yang mempunyai titik perkembangan menuju ke lembaran
sisik yang biasa terdapat pada osteichthyes yang terdiri atas lempeng dasar,
tangkai sentral dan duri. Bagian yang lunak dari sisik ini (pulp) berisikan pembuluh
darah dan saraf yang berasal dari dermis.
Sisik placoid dibangunkan oleh dentine sehinnga sering disebut dermal
denticle yang di dalamnya terdapat rongga pulpa. Pertumbuhan dari sisik placoid
menyerupai pertumbuhan gigi, yaitu dimulai dengan adanya pengelompokan dari selsel dermis yang seterusnya akan tumbuh menjadi lebih nyata membentuk papila
dermis yang mendesak epidermis yang ada di sebelah permukaan. Gigi ikan hiu
merupakan derivate dari sisik.
b. Sisik Cosmoid
Sisik ini hanya ditemukan pada ikan fosil dan ikan primitive yang sudah punah
dari kelompok Crossopterygii dan Dipnoi. Sisik ikan ini terdiri dari beberapa lapisan,
yang berturut-turut dari luar adalah vitrodentine, yang dilapisi semacam enamel,
kemudian cosmine yang merupakan lapisan terkuat dan noncellular, terakhir
isopedine yang materialnya terdiri dari substansi tulang. Pertumbuhan sisik ini
hanya pada bagian bawah, sedangkan pada bagian atas tidak terdapat sel-sel hidup
yang menutup prmukaan. Tipe sisik ini ditemukan pada jenis ikan Latimeria
chalumnae.
c. Sisik Ganoid
Sisik ganoid berbentuk belah ketupat dengan bagian kecil yang tertanam
dalam saku dermis, permukaan sebelah luar dilapisi oleh zat ganoine, yang
materialnya berupa garam-garam anorganik, kemudian lapisan berikutnya dalah
cosmine, dan lapisan yang paling dalam adalah isopedine. Pertumbuhan sisik ini dari
bagian bawah dan bagian atas. Ikan bersisik type ini adalah antara lain, Polypterus,
Lepisostidae, Acipenceridae dan Polyodontidae.
d.Sisik Cycloid dan Ctenoid
Sisik cycloid berbentuk bulat. Pada sisik ini akan tampak lingkaran yang
berbeda-beda pada ikan yang hidup di daerah yang berempat musim. Sisik ctenoid,
berbentuk bulat agak lonjong, berduri kecil-kecil pada bagian anterior, sedang pada
posterior memecah diri menjadi beberapa bagian. Perbedaan antara sisik cycloid
dengan ctenoid hanya meliputi adanya sejumlah duri-duri halus yang disebut ctenii
beberapa baris di bagian posteriornya. Pertumbuhan pada tipe sisik ini adalah
bagian atas dan bawah, tidak mengandung dentine atau enamel dan kepipihannya
sudah tereduksi menjadi lebih tipis, fleksibel dan transparan. Penempelannya secara
tertanam ke dalam sebuah kantung kecil di dalam dermis dengan susunan seperti
genting yang dapat mengurangi gesekan dengan air sehingga dapat berenang lebih
cepat.
Gambar integument pices
II.
System integumen amfibi
Amfibi bernapas dengan kulitnya yang lembut dan bersih, tanpa bulu, tanpa
Sisik. Kulit tersusun atas , epidermis, dan dermis yang terbagi atas jaringan lain.
Pada epidermis sebelah bawah merupakan lapisan sel germ yang selalu menghasilkan
lapisan jangat yang setiap waktu bisa terkelupas. Tiap bulan selama musim hujan di
bawah lapisan jagat dibentuk lapisan jangat baru, swaktu lapisan jangat yang lama
terkelupas telah ada penggantinya. Biasanya kulit jangat yang terlepas ditelan
kembali.
Pada dermis terdapat jaringat ikat, di sebelah luar jaringan tersebut
terdapat jaringan seperti karet busa yang mengandung banyak kelenjar dan pigmen.
Bagian sebelah dalam dari dermis terdapat jaringat-jaringan padat berupa jaringan
ikat selanjutnya disebalh bawah jaringan dermis terdapat saraf dan pembuluh
darah.
Kulit Amfibi/Amphibia sangat penting dalam respirasi dan proteksi. Pada kulit
amphibi terdapat kelenjar kulit yang terbagi atas dua macam yaitu:
1. Glandulae mucosa (kelenjar lendir ) yang menghasilkan lendir bening
untuk memudahkan katak melepaskan diri bila ditangkap.
2. Glandulae toxicon (kelenjar racun) yang menghasilkan zat racun pada tingkat
tertentu dapat secara efektif mematikan hewan lain
Gambar integument amphibi

Anura
Urutan ordo Anura meliputi katak dan kodok. Anggota dari order dengan
kulit halus yang sering disebut sebagai katak sementara mereka dengan kulit
warted dikenal sebagai kodok.

Caudata
Urutan ordo Caudata meliputi salamander dan salah satu penyusunnya
keluarga , family Salamandridae , meliputi salamander benar dan kadal air.
Mereka mungkin darat atau air tetapi banyak menghabiskan bagian dari tahun
di habitat masing-masing. Ketika di darat, mereka kebanyakan menghabiskan
hari tersembunyi di bawah batu atau kayu bulat atau di vegetasi padat, yang
muncul pada sore dan malam untuk pakan untuk cacing, serangga dan
invertebrata lain. Gymnophiona Urutan ordo Gymnophiona termasuk caecilian.
Ini adalah panjang, silinder, binatang tanpa kaki yang menyerupai ular atau
cacing . Kulit mereka memiliki lipatan melingkar yang meningkatkan kesamaan
mereka untuk segmen cacing tanah. Beberapa di air tapi kebanyakan hidup di
bawah tanah di liang mereka melubangi
III. Sistem Integumen Reptil
Tubuh reptil umumnya tertutupi oleh sisik-sisik yang beraneka
bentuk,terkecuali anggota suku Amphisbaenidae yang tak bersisik. Sisik-sisik itu
dapat berukuran amat halus, seperti halnya sisik-sisik yang menutupi tubuh cecak, ataupun
berukuran besar seperti yang dapat kita amati pada tempurung kura-kura. Sisiksisik itu berupa modifikasi lapisan kulit luar (epidermis) yang mengeras oleh zat
tanduk, dan terkadang dilengkapi dengan pelat-pelat tulang di lapisan bawahnya,
yang dikenal sebagai osteoderm.Beberapa bentuk sisik yang umum pada reptil
adalah: sikloid(cenderung datar membundar), granular (berbingkul-bingkul), dan
berlunas (memilikigigir memanjang di tengahnya, seperti lunas perahu).
Perbedaan bentuk dan komposisi sisik-sisik ini pada berbagai bagian
tubuh reptil biasa digunakan untuk mengidentif ikasispesies hewan
tersebut.Integument pada reptilia umumnya juga tidak mengandungkelenjar
keringat.Lapisan terluar dari integument yang menanduk tidak mengandungsel-sel
saraf dan pembuluh darah. Bagian ini mati, dan lama-lama akan mengelupas.Permukaan lapisan
epidermal mengalami keratinisasi. Lapisan ini akan ikut hilangapabila hewan berganti
kulit. Pada Calotes (bunglon) integument mengalami modif ikasiwarna. Perubahan
warna ini dikarenakan adanya granulea pigment dalam dermis yangterkumpul atau
menyebar karena pengaruh yang bermacam - macam. Pada calotes(bunglon)
perubahan ini relatif cepat, karena selalu dibawah kontrol system
Reptilia merupakan salah satu kelas dari vertebrata yang terdiri dari tiga ordo ,
yaitu ordo Testudinata (Chelonia), Ordo squamata, ordo Crocodilia/Loricata

Ordo Chelonia
Kura-kura dan penyu adalah hewan bersisik berkaki empat yang termasuk
golongan reptil. Bangsa hewan yang disebut (ordo) Testudinata (atau Chelonians) ini
khas dan mudah dikenali dengan adanya ‘rumah’ atau batok (bony shell) yang keras
dan kaku. Batok kura-kura ini terdiri dari dua bagian. Bagian atas yang menutupi
punggung disebut karapas (carapace) dan bagian bawah (ventral, perut) disebut
plastron. Kemudian setiap bagiannya ini terdiri dari dua lapis. Lapis luar umumnya
berupa sisik-sisik besar dan keras, dan tersusun seperti genting; sementara lapis
bagian dalam berupa lempeng-lempeng tulang yang tersusun rapat seperti
tempurung. Perkecualian terdapat pada kelompok labi-labi (Trionychoidea) dan jenis
penyu belimbing, yang lapis luarnya tiada bersisik dan digantikan lapisan kulit di
bagian luar tempurung tulangnya.
Integumen Chelonia sp/kura-kura
1.Carapace (dorsal)
Pada bagian carapace (dorsal) terdiri atas nukhal yang merupakan suatu seri
dari pelat-pelat tanduk yang letaknya di tengah dari depan belakang berturut-turut
yang terletak di bagian atas (antara marginal) berjumlah satu buah. Marginal yang
merupakan bagian-bagian yang menjadi pinggir perisai yang berbentuk segi empat
dan berjumlah 22. Kostal yang terletak diantara neural dan marginal dan bersatu
dengan rusuk. Pigal yang terletak dibagian belakang di antara marginal dan
berjumlah dua buah serta neural yang terletak di tengah dan diantara pelat-pelat
konstrak, dibagian depan juga berbatasan dengan pigal dan neural berjumlah lima.
2.Plastron
Plastron (ventral) terdiri atas gular yang merupakan bagian luar yang paling
kecil dan letaknya paling depan dan berjumlah dua buah. Humeral yang merupakan
bagian yang terletak diantara gular dan pectoral yang berjumlah dua buah. Pectoral
yang terletak diantara humeral dan abdominal serta memiliki jumlah sepasang.
Dimana abdominal terletak diantara pectoral dan femoral yang merupakan bagian
yang paling besar dari plastron dan berjumlah dua buah serta anal yang terletak
paling belakang (setelah femoral) dan berjumlah dua buah.

Ordo squamata
Ular, sebagaimana reptil lainnya, memiliki sisik-sisik yang menutupi kulitnya.
Tubuh ular tertutupi seluruhnya oleh sisik-sisik, yang memiliki beraneka bentuk dan
ukuran, tersebut. Sisik-sisik itu berfungsi untuk melindungi tubuh, membantu
pergerakan ular, mempertahankan kelembaban, berguna dalam kamuflase dan
mengubah penampilan, dan untuk beberapa kasus juga membantu dalam menangkap
mangsa (misalnya pada ular kadut).
Sisik ular juga berevolusi dan berubah untuk melayani fungsi-fungsi tertentu,
misalnya sisik bening serupa kaca arloji yang melindungi mata ular.Serta yang paling
aneh mungkin adalah ‘kerincingan’ di ekor ular derik Amerika Utara, yang terbentuk
dari sisik-sisik mati yang tertinggal ketika ular melungsung (berganti kulit).
Sisik-sisik ular terutama berguna manakala ular bergerak, yakni untuk
mengurangi gesekan dengan substrat atau lingkungannya. Gesekan adalah sumber
utama kehilangan energi pada pergerakan (lokomosi) ular. Sisik-sisik ventral (perut),
yang berukuran besar dan lebar, licin dan minim friksi; sementara pada beberapa
jenis ular pohon, sisik-sisik ini memiliki lekuk atau lunas di tepinya yang berguna
untuk ‘memegang’ cabang dan ranting pepohonan.
Kulit
dan
sisik-sisik
ular
membantu
mempertahankan
kelembaban
tubuhnya.Ular juga dapat merasai getaran baik yang berasal dari tanah maupun dari
udara, dan mampu membedakannya dengan menggunakan sistem resonansi internal
yang rumit, yang kemungkinan melibatkan peranan sisik di dalamnya.Sebagian ularular primitif seperti boa memiliki kepala yang tertutupi oleh sisik-sisik kecil tak
beraturan. Namun kebanyakan ular memiliki sisik-sisik besar yang menutupi
kepalanya, yang disebut perisai (shields).Pola dan susunan perisai-perisai ini
berbeda-beda dari spesies ke spesies, sehingga dapat dimanfaatkan untuk
mengidentifikasi jenisnya.
Sisik ular merupakan modifikasi dan diferensiasi dari lapisan kulit terluar atau
epidermis.Sisik-sisik ini terbuat dari keratin, bahan yang sama yang menyusun kuku
dan rambut.Tiap sisik memiliki permukaan luar dan dalam, sisik-sisik ini saling
menutupi pada pangkalnya, seperti susunan genting.
Setiap individu ular menetas dengan jumlah sisik yang tetap; sisik-sisik ini
tidak bertambah atau berkurang sejalan dengan bertambahnya umur ular. Meski
demikian, sisik-sisik ini bertambah besar ukurannya, dan kadang-kadang berubah
bentuknya, setiap kali melungsung.Sisik-sisik ini tertancap sedemikian rupa di kulit
di sekitar mulut dan sisi tubuh, memungkinkan kulit itu mengembang sehingga ular
dapat menelan mangsa yang berukuran lebih besar dari diameter tubuhnya.
Sisik-sisik ular memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Sisik-sisik ini
bisa jadi berbutir-butir (granular), datar dan halus, atau berlunas, yakni memiliki
tonjolan memanjang serupa lunas perahu. Sering pula sisik-sisik ini memiliki pori,
lubang, bintil, atau bentuk-bentuk halus yang dapat diamati dengan mata telanjang
maupun yang harus menggunakan mikroskop. Sisik-sisik ular mungkin juga berubah
bentuk dengan fungsi khusus, sebagaimana halnya kerincingan (rattle) pada ekor
ular derik. Contoh modifikasi yang lain adalah sisik tansparan yang menutupi mata
ular. Sisik yang serupa kaca arloji ini dikenal sebagai brille atau spectacle. Sisik ini
dianggap sebagai kelopak mata yang menyatu, dan turut mengelupas ketika ular
berganti kulit.
Sisik-sisik pada tubuh bagian atas atau punggung dikenal sebagai sisik dorsal
atau kostal (costal). Sisik-sisik ini tersusun sebagai genting, yang disebut susunan
imbrikata (imbricate), serupa dengan susunan sisik pada tubuh kadal dan bunglon.
Sisik-sisik dorsal tersusun berderet-deret di sepanjang tubuhnya, deretan
berikutnya terletak sedikit bergeser, sehingga sisik-sisik ini –dari satu deret ke
deret sebelahnya- nampak lurus pada garis diagonal. Kebanyakan jenis ular memiliki
deretan sisik yang ganjil jumlahnya, kecuali pada beberapa spesies semisal ular sapi
(Zaocys). Sementara, pada beberapa spesies ular laut dan ular-ular akuatik lainnya,
sisik-sisik ini berbutir-butir (granular) dan deretannya tak bisa dihitung.
Deretan sisik-sisik ini bervariasi banyaknya, biasanya dihitung pada kira-kira
tengah panjang tubuh ular. Terkadang dihitung pada tiga tempat, yakni beberapa
jauh setelah leher; tengah badan; dan beberapa jauh sebelum anus. Ular Spilotes
pullatus memiliki sepuluh deret sisik dorsal pada tengah badan, ular tangkai
(Calamaria spp.) memiliki 13 deret, ular sanca antara 65–75 deret, dan ular kadut
sekitar 130–150 deret. Kebanyakan ular dari suku Colubridae, yakni suku ular yang
terbesar, memiliki 15, 17, atau 19 deret sisik.

Ordo Crocodilia/Loricata
Ordo crocodylia mencakup hewan reptil yang berukuran paling besar di antara
reptil lain. Kulit mengandung sisik dari bahan tanduk. Di daerah punggung sisik-sisik
itu tersusun teratur berderat ke arah ternversal dan mengalami penulangan
membentuk perisai dermal. Sisik pada bagian dorsal berlunas, pada bagian lateral
bulat dan pada bagian ventral berbentuk segi empat. Contoh buaya irian, Panjang
tubuhnya sampai sekitar 3,35 m pada yang jantan, sedangkan yang betina hingga
sekitar 2,65 m. Buaya ini memiliki sisik-sisik yang relatif lebih besar daripada buaya
lainnya apabila disandingkan. Di bagian belakang kepala terdapat 4–7 sisik lebar
(post-occipital scutes) yang tersusun berderet melintang, terpisah agak jauh di
kanan-kiri garis tengah tengkuk. Sisik-sisik besar di punggungnya (dorsal scutes)
tersusun dalam 8–11 lajur dan 11–18 deret dari depan ke belakang tubuh. Sisik-sisik
perutnya dalam 23–28 deret (rata-rata 25 deret) dari depan ke belakang.
IV. System Integumen Aves
Tubuh dibungkus oleh kulit yang seolah-olah tak melekat pada otot. Dari kulit akan muncul
bulu, yang merupakan hasil pertumbuhan epidermis menjadi bentuk ringan, fleksibel, dan sebagai
pembungkus tubuh sangat resisten. Pertumbuhan serupa pada sisik reptilia. Pada mulanya bulu
sebagai papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar kuncup bulu itu
melekuk kedalam pada tepinya sehingga terbentuk foliculus yang merupakan lubang bulu pada
kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang
sangat halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.
Sentral kuncup bulu itu mempunyai bagian epidermis yang lunak yang mengandung
pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dalam proses pengeringan pada
perkembangan selanjutnya.
Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi tiga macam yakni :
a. Filoplumae, sebagai rambut yang diujungnya bercabang-cabang pendek halus (hair feather);
b. Plumulae, berbentuk hampir sebagai filoplumae dengan perbedaan detail (down feathers);
c. Plumae, merupakan bulu yang sempurna (contour feather).
Menurut letaknya bulu digolongkan menjadi :

Tectrices, yang menutupi badan.

Reetrices, yang berpangkal pada ekor, vexillumnya simetris karena berfungsi sebagai
komudi.

Remiges, yang terdapat pada sayap dan dibagi atas :
a. Remiges primariae yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara
metacarpal pada metacapalia.
b. Remiges secundariae yang melekatya secara cubital pada radiol ulna.
c. Parapterum, yang menutupi daerah bahu.
d. Ala spuria, sebagai bulu kecil yang menempel pada poluk (ibu jari).
Gambar integument aves
V. Sistem Integumen Pada Mamalia
Binatang menyusui atau mamalia adalah kelas hewan vertebrata yang
terutama dicirikan oleh adanya kelenjar susu, yang pada betina menghasilkan susu
sebagai sumber makanan anaknya. Mamalia memliki integumen yang terdiri dari tiga
lapisan: paling luar adalah epidermis, yang tengah adalah dermis, dan paling dalam
adalah hipodermis.

Epidermis
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan vaskuler. Tersusun atas
epitelium berlapis dan terdiri dari atas sejumlah lapisan sel yang disusun atas dua
lapis yang jelas tampak, yaitu selapis lapisan tanduk dan selapis zona germinalis,
epidermis tidak berisi pembuluh darah, saluran kelenjar keringat menembus
epidermis dan mendampingi rambut. Sel epidermis membatasi folikel rambut, dan di
atas epidermis terdapat garis lekukan yang berjalan sesuai dengan papil dermis di
bawahnya. Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai
yang terdalam):
a) Stratum Komeum, terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.
b) Stratum Lusidum, lapisan ini berupa garis translusen, biasanya terdapat pada
kulit tebal telapak kaki dan telapak tangan, tidak tampak pada kulit tipis.
c) Stratum Granulosum lapisan ini ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang
intinya di tengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang
dinamakan granula keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin.
d) Stratum Spinosum, pada lapisan ini terdapat berkas-berkas filamen yang
dinamakan tonofibril, dianggap filamen-filamen tersebut memegang peranan
penting untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi.
Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai
stratum spinosum dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum
spinosum disebut sebagai lapisan malfigi, dan juga terdapat sel langerhans.
e) Stratum Germinativum, pada lapisan ini terdapat aktifitas mitosis yang hebat
dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan.
Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini
tergantung letak, usia dan faktor lain. Lapisan stratum germinativum ini
merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit

Dermis
Pada lapisan dermis terdapat pembuluh darah, pembuluh limfe, folikel
rambut, kelenjar keringat, syaraf dan sel fibroblast. Fibroblast ini berfungsi
menghasilkan kollagen, yang sangat penting peranannya terhadap kekenyalan dan
elastisitas kulit. Selain itu pada lapisan ini juga terdapat reseptor yang berfungsi
untuk merasakan sensasi raba dan nyeri.

Hipodermis
Merupakan bagian terdalam dari kulit, yang terdiri dari banyak sel lemak
sehingga berfungsi sebagai bantalan terhadap cedera dan membantu dalam
mempertahankan panas tubuh.
Gambar integument mamalia(manusia)
REFERENSI
Anonim. 2015. Sistem Integumenhttp://lifestyle-ongky816.blogspot.com (diakses
tanggal 28 Februari 2015)
Anonim. 2015. Sistem Integumenhttp://www.sith.itb.ac.id (diakses tanggal 28
Februari 2015).
Anonim. 2015. Sistem
Integumenhttp://pharzone.com/materi%20kuliah/anfis%202/kulit.pdf(diakses
tanggal 28 Februari 2014).
Download