Cara-cara untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran

advertisement
Cara-Cara Mendorong Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
Suhadi
Cara-Cara
untuk
Mendorong
Keaktifan Siswa
dalam
Pembelajaran
Alifa Alternative Media
http://suhadinet.wordpress.com
Cara-Cara Mendorong Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
Suhadi
Cara-Cara
untuk
Mendorong
Keaktifan Siswa
dalam
Pembelajaran
Hak cipta:
© Alifa Alternative Media (April 2010)
http://suhadinet.wordpress.com
i
Cara-Cara Mendorong Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
DAFTAR ISI
Halaman Judul (i)
Daftar Isi (ii)
Pengantar (1)
Teknik Bertanya (3)
Kelompok Kecil (8)
Think-Pair-Share (9)
Buzz Groups (11)
Three-Steps Interview (12)
Keterlibatan Seluruh Kelas (12)
Cek Ceramah (12)
Whole Class Debate (14)
Role-Playing Debate (15)
Latihan Membaca dan Menulis (18)
Close Reading (18)
Teknik-Teknik Asessmen (20)
Daftar Pustaka (22)
http://suhadinet.wordpress.com
ii
Cara-Cara Mendorong Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
Pengantar
Barr & Tagg, 1995 menyatakan bahwa
pada puluhan tahun belakangan ini,
pendekatan dalam pembelajaran mulai
dialihkan dari yang bersifat teacher centered
(berpusat pada guru) menjadi kebalikannya,
yaitu pendekatan yang berpusat pada siswa
(students centered).
Perubahan pendekatan ini tentu saja
pada akhirnya menuntut para praktisi
pendidikan untuk berpikir ulang tentang kelas
tradisional, dan memvariasi metode ceramah
(lecture) dengan suatu pendekatan pedagogis
yang dapat membuat siswa lebih terlibat
secara aktif dalam proses pembelajaran.
Pada pembelajaran yang menggunakan
pendekatan berpusat pada siswa (students
centered
approach,
learning
centered
approach), guru masih tetap memegang
http://suhadinet.wordpress.com
1
Cara-Cara Mendorong Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
kendali kelas, tapi selalu dimaksudkan dalam
tujuan untuk memfasilitasi belajar siswa.
Pada pendekatan pembelajaran yang
berpusat pada siswa guru harus memikirkan:
(a) bagaimana sis-wa dapat dengan baik
mempelajari
suatu
materi
yang
dipresentasikan, dan (b) variasi metodemetode pedagogis yang dapat diterapkan
untuk membantu siswa agar dapat lebih
memaha-mi inti sari informasi yang sedang
dibelajarkan.
Terdapat bukti kuat secara empiris,
bahwa keterlibatan dalam proses pembelajaran sangat vital agar: (a) siswa dapat
menguasai berbagai keteram-pilan seperti
keterampilan berpikir kritis (critical thinking)
dan keterampilan pemecahan masalah
(problem solving); dan (b) siswa dapat
menyele-saikan program pembelajaran yang
harus disele-saikannya (Braxton, Jones,
Hirschy, & Hartkey, 2008; Prince, 2004).
http://suhadinet.wordpress.com
2
Cara-Cara Mendorong Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
Berikut ini terdapat beberapa strategi
yang
dapat
digunakan
guru
untuk
meningkatkan aktivitas siswa di dalam kelas.
Teknik Bertanya
Bagi para guru yang dalam pembelajarannya menggunakan metode ceramah sebagai metode utama dalam mengajar, dapat
dilakukan dengan menggunakan teknik bertanya agar siswa tertantang untuk mengaplikasikan konsep atau prinsip yang dipresentasikan.
Guru juga dapat meminta siswa untuk
bertanya selama pembelajaran sedang berlangsung. Sayangnya, pada kebanyakan
keadaan, sangat sedikit siswa yang merespon
ceramah untuk bertanya atau menjawab
pertanyaan yang diberikan. Kemampuan
penguasaan teknik bertanya guru yang bagus
sangat dibutuhkan dalam hal ini.
http://suhadinet.wordpress.com
3
Cara-Cara Mendorong Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan
guru untuk meningkatkan jumlah siswa yang
terlibat aktif dalam pembelajaran dan merespon pada metode ceramah. Salah satu cara
yang biasa digunakan guru adalah secara
periodik bertanya untuk memastikan apakah
siswa memahami materi yang disampaikan
dan memperhatikan pembelajaran.
Salah satu kesulitan dengan penggunaan cara seperti ini adalah seringkali ada siswa
yang menjadi ketakutan atau kesulitan atau
menjadi gugup berbicara, dan saa dikejutkan
oleh pertanyaan yang tiba-tiba dilontarkan
guru siswa dapat menjadi “mematung”. Salah
satu pendekatan yang dapat digunakan untuk
mengatasi hal ini adalah dengan cara mengajari mereka cara membuat suatu sketsa
(draft) jawaban pertanyaan secara tertulis di
buku catatan mereka masing-masing. Saat
pertanyaan diajukan, beri waktu jeda untuk
berpikir (wait time) antara 15 sampai 30 detik
sebelum meminta atau menyebut nama siswa
untuk menjawab.
http://suhadinet.wordpress.com
4
Cara-Cara Mendorong Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
Sebagai tambahan, untuk memberikan
variasi siswa pada siswa yang menjawab
pertanyaan yang diajukan di dalam kelasnya,
guru perlu mempersiapkan pertanyaanpertanyaan pada tingkat kognitif yang lebih
tinggi (tidak hanya sekedar pertanyaan C1
dan C2) dengan membuat beberapa pertanyaan di rencana pembelajarannya atau pada
catatan materi ceramahnya.
Meskipun demi-kian guru tetap harus
selalu ingat bahwa pertanyaan kognitif pada
tingkat rendah juga tetap penting karena
akan membantu siswa menjawab pertanyaanpertanyaan guru pada tingkat kognitif yang
lebih tinggi (Anderson & Krathwohl, 2001).
Pertanyaan kognitif tingkat rendah,
contohnya:
- Apa perbedaan antara atom natrium
dengan ion natrium?
- Sebutkan 3 syarat sesuatu dapat
disebut sebagai aset bisnis?
http://suhadinet.wordpress.com
5
Cara-Cara Mendorong Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
Pertanyaan
kognitif
pada
tingkat
menengah memerlukan penggunaan informasi oleh siswa untuk: (a) deduksi hasil suatu
eksperimen yang signifikan; (b) mengaplikasikan rumus-rumus yang telah diketahuinya
pada permasalahan baru; (c) menghubungkan teori-teori yang bersifat abstrak ke dala
situasi nyata; (d) menganalisis pola-pola
hubungan antar konsep-konsep dan membuat
generalisasi.
Contoh pertanyaan kognitif tingkat
menengah:
- Jelaskan bagaimana hubungan antara
interval konfidensi dengan pengujian
hipotesis?
- Bagaimana hubungan antara kriminalitas yang meningkat di daerah padat
penduduk dengan taraf ekonomi
mereka?
Pertanyaan
evaluasi
membutuhkan
latihan bagi para siswa untuk dapat menjahttp://suhadinet.wordpress.com
6
Cara-Cara Mendorong Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
wabnya. Pertanyaan kognitif pada tingkat
evaluasi adalah salah satu bentuk pertanyaan
kognitif tingkat tinggi. Siswa harus memilih
alternatif-alternatif terbaik atau solusi dan
harus mampu menjustifikasi pilihannya sebagaimana seperti yang diasa dilakukan oleh
para profesional dalam bidang pekerjaan
mereka untuk mengambil keputusan atau
menentukan kebijakan.
Contoh pertanyaan pada tingkat evaluasi
misalnya:
- Dalam kasus ini, apa yang akan kamu
lakukan jika kamu adalah dari pihak
perusahaan penambangan batubara?
- Mengapa bisa terjadi secara bersamaan inflasi yang tajam dan tingginya
upah para buruh yang tidak terbayar?
Keterampilan guru dalam menggunakan
pertanyaan pengarah (probing questions) dan
pertanyaan tindak lanjut (follow-up questions)
akan mempunyai dampak positif bagi
pembelajaran mereka. Siswa mempunyai
http://suhadinet.wordpress.com
7
Cara-Cara Mendorong Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
kesempatan untuk menguji pemahaman
mereka terhadap materi yang sedang
dipresentasikan, mereka mempunyai banyak
kesempatan untuk mempraktekkan berpikir
kritis dan berpikir kreatif, dan motivasi belajar
mereka akan meningkat sejalan dengan
peningkatan kemampuan mereka dalam
menjawab soal-soal ujian atau mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan (Bligh, 2000).
Kelompok Kecil
Penelitian-penelitian yang menbandingkan efektifitas metode ceramah dan diskusi
mengindikasikan bahwa, meskipun kedua
metode sama efektifnya untuk tingkat belajar
pengetahuan (knowledge-level learning),
hasilnya secara konsisten menunjukkan bahwa metode diskusi lebih baik dalam beberapa
hal: pemecahan masalah (problem solving),
mentransfer pengetahuan pada situasi baru,
dan memotivasi untuk belajar lebih mendalam
(Bligh, 2000).
http://suhadinet.wordpress.com
8
Cara-Cara Mendorong Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
Ada banyak teknik kelompok-kelompok
kecil yang dapat digunakan guru. Fokusnya
adalah membuat siswa benar-benar berpikir
tentang materi belajar sehingga mereka
dapat mengkomunikasikan apa yang sedang
atau telah mereka pikirkan.
Think-Pair-Share
Salah satu cara termudah untuk membuat siswa berpikir tentang suatu isu atau
topik dalam kelas adalah dengan menggunakan “think-pair-share” atau” write-pairshare” (Lyman, 1992).
Pada pendekatan ini, seorang guru
secara sederhana mengajukan suatu isu atau
masalah kepada seluruh siswa dalam kelasnya dan memberikan waktu sekitar 30 detik
sampai 1 menit kepada siswa untuk berpikir
atau menuliskan respon mereka.
Siswa-siswa kemudian secara berpasangan saling menjelaskan respon atau
jawaban mereka kepada yang lain selama 3
http://suhadinet.wordpress.com
9
Cara-Cara Mendorong Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
sampai 5 menit. Akhirnya, mereka menjelaskan jawaban mereka dalam diskusi kelas
(klasikal). Karena teknik ini memerlukan
waktu 4 sampai 6 menit, jadi dapat dilakukan
sekali atau dua kali pada setiap sesi
pembelajaran.
Format “think-pair-share” atau “writepair-share” ini dapat berfungsi dengan baik
pada mata pelajaran matematika, kimia,
sejarah, filsafat, dan kritik seni.
Sebagai bentuk variasi dari metode ini,
guru dapat meminta siswa untuk menentukan
pilihan atau keputusan tentang suatu isu atau
masalah (misalnya, “Apakah kamu setuju jika
Hadiah Nobel Perdamaian diberikan kepada
presiden Obama?), lalu tanyakan kepada
siswa alasan mereka. Selanjutnya, setelah
mendengarkan berbagai informasi dari
seluruh siswa, mereka dapat diminta untuk
memutuskan kembali, dan siswa yang
mengubah keputusannya dapat ditanyakan
alasannya (Fink, 2003).
http://suhadinet.wordpress.com
10
Cara-Cara Mendorong Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
Buzz Groups
McKeachie (2006) menggunakan teknik
buzz group untuk menjamin partisipasi siswa
dalam kelas ukuran besar. Dalam metodenya
ini, ia meminta siswa untuk membentuk
group-group yang terdiri dari 4 sampai 5
orang siswa untuk membicarakan isu atau
masalah yang diberikan.
Beliau meminta mereka untuk selalu
memastikan bahwa setiap anggota group
memberikan paling sedikit sebuah gagasan
terhadap diskusi yang dilakukan. Setelah 10
menit, McKeachie memanggil salah satu dari
setiap group untuk melaporkan dan bertanya
pada kelompok (group) yang lain dan meminta kepada group yang sama pendapatnya
atau sama hasil diskusi groupnya untuk
mengangkat tangan.
Saat setiap group memberikan laporan
diskusi, McKeachie (guru) mencatat poin-poin
utama di papan tulis dan kemudian memaduhttp://suhadinet.wordpress.com
11
Cara-Cara Mendorong Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
kan bahan tersebut untuk ceramah pada
pertemuan berikutnya.
Three-Step Interview
Untuk proses pada kelompok kecil ini,
pada awalnya siswa diminta bekerja secara
berpasangan. Orang pertama mewawancarai
atau bertanya pada orang kedua. Kemudian
sebaliknya, orang kedua mewawancari atau
bertanya pada orang pertama. Langkah
selanjutnya, kedua siswa yang berpasangan
ini bekerja sama dengan cara: orang pertama
memberikan resume dari orang kedua, dan
sebaliknya orang kedua memberikan resume
dari orang pertama.
Keterlibatan Seluruh
Anggota Kelas
Cek Ceramah
Mazur (1997) menyebutkan, bahwa
strategi ini sangat bagus diterapkan pada
http://suhadinet.wordpress.com
12
Cara-Cara Mendorong Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
kelas yang berukuran besar, tapi juga sama
efektifnya diterapkan pada kelas kecil.
Langkah pertama adalah dengan memberikan
ceramah lebih kurang 15 sampai 20 menit,
kemudian pertanyaan-pertanyaan ditampilkan
kepada seluruh kelas.
Seringkali pertanyaan yang digunakan
berbentuk pilihan ganda atau pertanyaanpertanyaan yang mirip dengan pertanyaan
yang akan digunakan untuk ujian/ulangan.
Guru kemudian meminta siswa mengangkat
tangan bila berpendapat bahwa “a” adalah
jawaban yang benar, berikutnya yang
menjawab “b” mengangkat tangan, dan
seterusnya.
Bila kebanyakan siswa menjawab
dengan jawaban yang benar, guru dapat
segera melanjutkan pembelajaran pada
materi berikutnya. Bila ternyata lebih dari
20% siswa menjawab salah, maka mereka
diminta
untuk
menkonfirmasi
jawaban
http://suhadinet.wordpress.com
13
Cara-Cara Mendorong Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
mereka yang salah kepada siswa di dekatnya
yang telah memilih jawaban yang benar.
Bila tetap banyak siswa yang tetap
dengan pendapatnya yang salah, maka
disarankan guru untuk kembali mempresentasikan materi atau memberikan ceramah
untuk memperbaiki kekeliruan siswa. Selain
itu juga sangat bijaksana jika guru meminta
siswa yang berkeras mempertahankan
pendapatnya yang kurang tepat untuk
berbicara tentang alasan-alasannya, kemudian guru meluruskannya.
Whole-Class Debate
Frederick (2002), mengatakan bahwa
pada sebuah kelas berukuran besar (jumlah
siswanya banyak), guru dapat mengambil
keuntungan dengan tujuan mengaktifkan
kelas dalam pembelajaran.
Caranya adalah dengan membagi dua
kelas dan meminta mereka untuk berdebat.
Guru dapat meminta kedua kelompok secara
http://suhadinet.wordpress.com
14
Cara-Cara Mendorong Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
bergantian untuk mengajukan 5 pernyataan
yang mendukung pendapat mereka terhadap
isu atau topik yang diberikan.
Proses ini dapat diulang-ulang, sampai
guru merasa bhwa seluruh kelas telah mengeksplorasi topik secara holistik. Untuk
mengakhiri debat dan memperoleh kesimpulan, guru menanyakan kepada dua atau
tiga orang sukarelawan (siswa) untuk memberikan ringkasan argumen dari kedua
kelompok debat.
Role-Playing Debate
Dalam Frederick, 2002, disebutkan
bahwa secara sederhana bermain peran (roleplaying) adalah suatu simulasi sederhana di
mana siswa memainkan peran dari suatu
individu atau kelompok dalam situasi kehidupan sehari-hari (berperan sebagai petani,
berperan sebagai perusahaan listrik, berperan
sebagai konsumen PDAM, dll).
http://suhadinet.wordpress.com
15
Cara-Cara Mendorong Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
Isu-isu kontemporer dalam bidang ilmu
sosial merupakan isu yang sangat tepat untuk
simulasi jenis ini (misalnya isu penempatan
penampungan limbah beracun, integrasi atau
masuknya suatu etnis tertentu pada suatu
lingkungan masyarakat, atau pembangunan
fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir).
Dalam pelaksanaannya guru harus
dengan jelas memaparkan situasi yang
sedang terjadi, menentukan peran dari setiap
kelompok yang terlibat dalam debat, dan
memberikan spesifikasi tugas dan fungsi
setiap kelompok/peran.
Konflik yang muncul pada akhirnya akan
menyentuh ranah ideologi, ekonomi, politik,
regional, dan hal-hal lain. Pada awal pembelajaran, biasanya bermain peran dan debat
dimulai terlebih dahulu dengan ceramah
singkat untuk menentukan setting dan konteks kejadian, setelahnya barulah setiap
kelompok siswa melakukan tugas dan
perannya masing-masing.
http://suhadinet.wordpress.com
16
Cara-Cara Mendorong Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
Setelah setiap kelompok menyatakan
argumen dan proposal mereka terhadap topik
atau masalah yang diberikan, guru dapat
menyampaikan materi terkait topik tersebut
dan seberapa dekat/tepat pendapat/proposal
yang mereka ajukan dalam konflik tersebut
demikian
pula
implikasinya
terhadap
masyarakat luas.
Meskipun semua metode atau strategi
yang telah dibicarakan di atas sangat efektif
saat diterapkan pada kelas besar (jumlah
siswa yang banyak), adalah suatu kebenaran
bahwa pengaturan ruang kelas dan jumlah
siswa dalam kelas dapat membuat strategi
atau metode yang disebutkan tersebut sulit
untuk dilaksanakan.
Para pakar pendidikan melaporkan
bahwa siswa seringkali menemukan cara-cara
kreatif untuk mengatasi masalah lingkungan
(enviromental) agar memperoleh kesempatan
untuk melatih pikiran mereka secara aktif
http://suhadinet.wordpress.com
17
Cara-Cara Mendorong Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
dalam kelas. Agar hal ini dapat terjadi, tentu
memerlukan perencanaan yang hati-hati oleh
guru dan siswa itu sendiri.
Latihan Membaca
dan Menulis
Di dalam kelas, membaca dan menulis
juga membuat siswa terlibat aktif dalam
proses pembelajaran, walaupun dalam kelas
berukuran besar. Seringkali, dalam kelas
berukuran besar, cara ini dapat membantu
siswa untuk berpikir lebih mendalam dan
dapat sebagai pemicu untuk diskusi kelas.
Close Reading
Suatu teknik yang dapat dipakai untuk
meningkatkan pemahaman terhadap teks
atau bacaan dan memungkinkan adanya
suatu pengukuran terhadap pemahaman
materi pelajaran adalah melalui metode close
reading (Bass & Linkon, 2009).
http://suhadinet.wordpress.com
18
Cara-Cara Mendorong Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
Dalam pembelajaran, guru memodelkan
bagaimana membaca dan menginterpretasikan suatu paragraf sementara siswa
mengikutinya dari buku mereka masingmasing. Setelah pemodelan dari guru ini,
masing-masing siswa secara individual dapat
diminta untuk membaca nyaring dan menginterpreatsikan paragraf atau bagian teks yang
telah dibacanya tadi.
Dalam pembelajaran yang berhubungan
dengan literatur (sastra), setelah membaca
bagian-bagian tertentu dari paragraf yang
bersifat ambigu pada suatu novel atau pusi,
siswa dapat diminta berdiskusi dalam
kelompok-kelompok yang terdiri dari dua
sampai tiga orang untuk membicarakan
makna yang terkandung dalam bagian
tersebut. Guru dapat meminta beberapa
kelompok untuk memberikan interpretasi
mereka.
Selain pada bidang sastra, strategi ini
dapat juga diterapkan pada pelajaran seperti
http://suhadinet.wordpress.com
19
Cara-Cara Mendorong Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
ekonomi di mana siswa diminta menginterpretasikan grafik permintaan dan penawaran,
atau pada pelajaran lain untuk melatihkan
teknik menggarisbawahi buku teks yang berisi
informasi-informasi kunci.
Teknik-Teknik Asessmen
Beberapa pakar pendidikan menggunakan penugasan menulis singkat sebagai
maksud untuk menjaga siswa agar selalu
terlibat secara mental pada materi pembelajaran dan sebagai umpan balik (feedback)
apakah siswa memahami materi yang
disampaikan (Angelo & Cross, 1993).
Menulis juga membantu siswa untuk
belajar mengekspresikan pemikiran mereka
secara lebih jelas dan memfokuskan perhatian mereka pada elemen-lemen penting
dalam pembelajaran. Tugas menulis singkat
(satu atau dua paragraf) dapat diberikan
sebelum dan sesudah aktivitas ceramah guru.
http://suhadinet.wordpress.com
20
Cara-Cara Mendorong Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
Teknik ini meminta siswa untuk menulis
pemikiran mereka atau pertanyaan mereka
tentang topik yang disajikan pada hari
tersebut sebelum ceramah dimulai sehingga
mereka akan berkonsentrasi, memberikan
perhatian pada topik dan mempersiapkan
mereka untuk mendengarkan secara aktif.
Pada akhir presentasi, siswa menuliskan
impresi mereka terhadap ceramah dan
pertanyaan yang mungkin muncul dalam
pikiran
mereka
setelah
mendengarkan
presentasi guru. Mereka dapat pula diminta
menuliskan kesimpulan atau poin-poin
penting materi pembelajaran dengan katakata mereka sendiri.
http://suhadinet.wordpress.com
21
Cara-Cara Mendorong Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Anderson L. W., Bloom B. S. and Krathwohl
D. R. (2001). A taxonomy for learn-
ing, teaching, and assessing: A
revision of Bloom’s taxonomy of
educational objectives. New York:
Longman.
Angelo, T. A., & Cross, P. K. (1993). Class-
room assessment techniques: A
handbook for college teachers (2nd
Ed.). San Francisco, CA: Jossey-Bass.
Barr, R. B., & Tagg, J. (1995). “From Teaching to Learning: A New Paradigm
for undergraduate Education.”
Change 27(6): 12–25.
Bass, R., & Linkon, S. L. (2009). On the
evidence of theory: Close reading as
a disciplinary model for writing about
teaching and learning. Arts and
http://suhadinet.wordpress.com
22
Cara-Cara Mendorong Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
Humanities in Higher Education, 7,
245–261.
Beatty, I., & Gerace, W. (2009). Technologyenhanced formative assessment: A
research-based pedagogy for
teaching science with classroom
response technology. Journal of
Science Education and Technology,
18(2), 146–162.
Bligh, D. (2000). What’s the point in
discussion? Portland, Oregon:
Intellect Books.
Braxton, J. M., Jones, W. A., Hirschy, A. S., &
Hartley, H. V., III. (2008). The role of
active learning in college persistence.
New Directions for Teaching and
Learning, Number 115, 71–83.
Fies, C., & Marshall, J. (2008). The C3
framework: Evaluating classroom
response system interactions in
http://suhadinet.wordpress.com
23
Cara-Cara Mendorong Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
university classrooms. Journal of
Science Education and Technology,
17(5), 483–499.
Fink, L. D. (2003). Creating significant
learning experiences: An integrated
approach to designing college
courses. San Francisco, CA: JosseyBass.
Frederick, P. J. (2002). Engaging students
actively in large lecture settings. In C.
A. Stanley, & M. E. Porter (Eds.),
Engaging Large Classes: Strategies
and Techniques for College Faculty
(pp. 58–66). Bolton, MA: Anker
Publishing Company.
Lyman, F. T. (1992). Think-Pair-Share,
Thinktrix, Thinklinks, and weird facts:
An interactive system for cooperative
learning. In N. Davidson & T.
Worsham (Eds.), Enhancing Thinking
Through Cooperative Learning (pp.
http://suhadinet.wordpress.com
24
Cara-Cara Mendorong Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
169–181). New York: Teachers
College Press.
McKeachie, W. J., & Svinicki, M. (2006).
McKeachie’s teaching tips: Strategies,
Research, and Theory for College and
University Teachers (12th ed.).
Boston, MA: Houghton Mifflin.
Mazur, E. (1997). Peer instruction: A user’s
manual. Upper Saddle River, NJ:
Prentice Hall Publishing.
Prince, M. (2004). Does active learning work?
A review of the research. Journal of
Engineering Education, 93(3), 223–
231.
http://suhadinet.wordpress.com
25
Download