1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan dan gangguan habitat sering menimbulkan konflik antara manusia dengan hewan primata, seperti crop raiding (Priston, Wyper, dan Lee, 2012). Kompetisi antara keduanya lebih tinggi dibandingkan dengan hewan lain karena relung makanannya yang lebih berdekatan (Strum, 1987). Konflik berupa crop raiding menarik perhatian karena terjadi hampir di seluruh daerah sebaran primata di Asia dan Afrika terutama yang berdekatan dengan pemukiman (Priston dan Underdown, 2009). Menurut Wallace dan Hill (2012), crop raiding adalah kejadian dimana satu atau lebih individu dari suatu spesies memasuki lahan pertanian, dan mengambil atau memakan organ dari tanaman yang diusahakan, kemudian mereka meninggalkan lahan. Permasalahan crop raiding oleh primata telah menjadi suatu dilema terutama di negara berkembang, yang pada umumnya memiliki ketergantungan tinggi terhadap pertanian. Pada empat desa di Sumatra Utara 94,9% petani melaporkan bahwa crop raiding oleh hewan liar merupakan salah satu masalah penting yang membatasi hasil panen. Di daerah tersebut, primata dianggap lebih problematik dibandingkan hewan lain, dimana frekuensi crop raiding dan dampak ekonomi tertinggi diakibatkan oleh Macaca fascicularis, kemudian diikuti oleh Presbytis thomasi, M. nemestrina, Trachypithecus villosus, dan Pongo abelii (Marchal dan Hill, 2009). Crop raiding oleh hewan primata dapat menurunkan toleransi petani terhadap konservasi, meskipun toleransi ini bergantung pada besarnya kerugian sosial maupun ekonomi dari konflik ini (Lee, 2010). Di Asia, babi hutan dan hewan primata seperti 2 Macaca cenderung paling sering dilaporkan melakukan crop raiding (CampbellSmith, et.al., 2010). Di Asia Tenggara, hubungan simpatrik antara monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dan manusia (Homo sapiens) berpotensi menimbulkan berbagai dampak positif maupun negatif. Hal ini menyebabkan hubungan antara keduanya menjadi fokus terbaru bagi para akademisi dan organisasi non-pemerintah di dunia (Gumert, Fuentes, dan Jones-Engel, 2011). CampbellSmith, et.al., (2010) melaporkan bahwa di Batang Serangan, Sumatera Utara, primata merupakan hewan yang memiliki tingkat perusakan crop raiding paling tinggi. Spesies yang paling merusak adalah Presbytis thomasi, kemudian diikuti oleh babi hutan (Sus scrofa), monyet ekor panjang (M. fascicularis), orangutan (Pongo abelii), beruk (M. nemestrina), dan beberapa jenis mamalia lain. Berdasarkan informasi dari penduduk, hutan campuran di pinggiran Kota Padang merupakan habitat bagi hewan primata, namun dalam beberapa tahun terakhir penduduk menanam lebih banyak tanaman pertanian pada hutan tersebut. Hal ini membuat habitat primata menjadi terganggu, karena dalam pembukaan lahan untuk perkebunan, penduduk melakukan penebangan, akibatnya primata kemudian memanfaatkan tanaman perkebunan penduduk sebagai sumber makanannya. Di pinggiran Kota Padang, hewan primata dapat dijumpai di sepanjang sungai, hutan campuran, serta hutan mangrove di pinggir pantai. Habitat primata yang berupa hutan campuran dan lahan pertanian diantaranya banyak terdapat di kecamatan Koto Tangah, Bungus Teluk Kabung, Lubuk Begalung, Lubuk Kilangan, Pauh, dan Padang Selatan. Primata yang hidup pada hutan campuran dan hutan pinggir pantai yang dekat dengan lahan pertanian sering mengganggu tanaman pertanian, karena itu primata dianggap sebagai hama (Fitri, 2007). Dengan demikian penelitian ini penting dilakukan, mengingat masih kurangnya informasi mengenai konflik antara primata dengan manusia, terutama 3 crop raiding di Kecamatan Bungus Teluk Kabung, dimana crop raiding oleh primata sebagai permasalahan di negara berkembang dapat menimbulkan konflik dengan petani, dan memicu pandangan negatif terkait konservasi primata. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirumuskan pertanyaan yang menjadi masalah dalam penelitian ini, yaitu : 1. Apa saja spesies hewan primata yang melakukan crop raiding di Kecamatan Bungus Teluk Kabung? 2. Bagaimana intensitas crop raiding oleh hewan primata di Kecamatan Bungus Teluk Kabung? 3. Apa saja jenis tanaman pertanian yang dirusak oleh hewan primata di Kecamatan Bungus Teluk Kabung? 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui spesies hewan primata yang melakukan crop raiding di Kecamatan Bungus Teluk Kabung 2. Mengetahui intensitas crop raiding oleh hewan primata di Kecamatan Bungus Teluk Kabung 3. Mengetahui jenis tanaman pertanian yang dirusak oleh hewan primata di Kecamatan Bungus Teluk Kabung