8. Tipe Vegetasi

advertisement
26/06/2013
Pertemuan ke 8:
PEMBENTUKAN DAN TIPE-TIPE VEGETASI
1. Pembentukan vegetasi
2. Tipe-tipe vegetasi
3. Manfaat Vegetasi
Pengertian vegetasi tidak berbeda dengan hutan.
 Vegetasi ialah kumpulan komunitas tumbuhan pada
suatu areal lahan tertentu yang didominasi oleh
pepohonan.
 Vegetasi yang berbentuk hutan tsb. merupakan hasil
akhir dari proses alami sebagai hasil dari adanya
interaksi antar berbagai faktor lingkungan.
 Interaksi tersebut adalah interaksi antara lingkungan
abiotik, seperti faktor iklim, edafik, fisiografik dan
faktor biotik baik antar tumbuhan itu sendiri ataupun
tumbuhan dengan hewan dan mikroorganisme.
1
26/06/2013
1. Pembentukan Vegetasi
Vegetasi pada dasarnya terbentuk sebagai akibat dari
adanya dua fenomena penting, yaitu:
1. Adanya perbedaan dalam toleransi terhadap
lingkungan, dan
2. Adanya heterogenitas dari lingkungan
Maka penutupan vegetasi di muka bumi memperlihatkan
bentuk dan keanekaragaman yang berbeda antara satu
tempat dengan tempat lainnya yang kemudian menjadi
ciri khas dari masing-masing vegetasi tersebut.
Komunitas dan ekosistem alam terbentuk sebagai hasil
interaksi secara total dari berbagai faktor lingkungan.
Garis besar prinsip interaksi antar komponen pembentuk
vegetasi adalah sbb:
Berdasarkan gambar di atas, secara matematis komunitas dan
ekosistem bisa dinyatakan sebagai fungsi (f) dari tanah (S),
batuan induk (R), iklim (C), hewan (A) dan tumbuhan (P) dengan
bentuk persamaan:
V = f (S, R, C, A, P)
2
26/06/2013
a. Faktor Edafik
 Faktor edafik berhubungan dengan kondisi tanah sebagai media
pertumbuhan vegetasi.
 Di antara faktor edafik yang berpengaruh secara langsung terhadap
vegetasi adalah :
 komposisi tanah,
 kelembaban tanah,
 suhu tanah dan keadaan air tanah,
 Pengaruh dari tiga macam faktor tanah tersebut akan menyebabkan adanya
formasi vegetasi yang berbeda-beda.
 Vegetasi yang tumbuh di atas tanah yang selalu lembab akan berbeda
dengan vegetasi yang tumbuh di atas tanah yang kering.
 Vegetasi di atas tanah pasir akan berbeda dengan vegetasi di atas tanah
kapur, dan sebagainya.
 Tanah gambut misalnya, yang bersifat asam, ditumbuhi oleh vegetasi
yang bersifat khas yang berbeda dengan vegetasi-vegetasi di tempat lain
yangmempunyai pH lebih tinggi.
b. Faktor Fisiografik
 Faktor-faktor fisiografik menentukan bentuk dan struktur dari
permukaan lahan, serta perubahan-perubahan yang progresif
dalam kondisi ini.
 Faktor fisiografik yang berpengaruh langsung terhadap formasi
vegetasi adalah topografi atau kelerengan, konfigurasi lapangan,
ketinggian tempat dari permukaan laut dan keadaan penutupan
vegetasi
 Perubahan irama dalam fisiografi dinyatakan dalam perubahanperubahan musiman dari permukaan air tanah atau pengaruh
pasang surut untuk daerah pantai.
Pengaruh ini sebenarnya kurang nyata terhadap pertumbuhan
vegetasi. Perubahan yang prograsif lebih penting dari pada
perubahan berirama yang terjadi secara sangat per lahan.
Contoh perubahan progresif misalnya karena erosi, longsor,
penggembalaan ternak yang berlebihan dan lava dan letusan
gunung merapi
3
26/06/2013
c. Faktor Biotik
 Faktor biotik berkaitan dengan perilaku tumbuh atau hewan di
suatu daerah (termasuk manusia).
 Dalam keadaan seimbang, pengaruh dari faktor biotik ini tidak
nampak atau terjadi secara berangsur-angsur dalam waktu yang
lama.
 Pengaruh faktor biotik dalam kehidupan tumbuhan misalnya
pengaruh benalu, epiphyt atau liana terhadap formasi vegetasi.
 Pengaruh hewan biasanya lebih nyata terhadap perubahan formasi
vegetasi, baik secara langsung atau tidak.
Contoh pengaruh biotik:


Penyakit,
Kerusakan vegetasi muda karena penggembalaan ternak
 Pengaruh manusia biasanya jauh lebih besar dibanding dengan
pengaruh faktor biotik yang lain.
Manusia dapat merubah komposisi jenis, dapat menimbulkan
tanah kosong, tetapi juga dapat membuat vegetasi menjadi amat
produktif.
 Setiap individu memperlihatkan jawaban yang
berbeda terhadap kondisi faktor lingkungannya,
meskipun pada dasarnya untuk setiap individu
yang sejenis memperlihatkan jawaban yang
sejalan.
 Secara percobaan telah didapat adanya optimasi
pertumbuhan yang berbeda pada kondisi
lingkungan tertentu bagi jenis tumbuhan yang
berbeda.
 Jenis tumbuhan memperlihatkan optimasi
pertumbuhan yang bervariasi antara dalam kultur
yang murni (monokultur) atau berasosiasi dengan
jenis lain (polikultur).
4
26/06/2013
d. Faktor Iklim
 Faktor iklim berhubungan dengan kondisi atmosfer.
 Pengaruh iklim terhadap kehidupan tumbuhan sangat nyata.
 Kondisi atmosfer yang menentukan sifat iklim, baik lokal maupun regional, adalah :
 suhu,
 kelembaban dan
 cahaya matahari.
 Faktorfaktor yang mempengaruhi ketiga hal tersebut adalah :





penyinaran matahari,
suhu udara,
kelembaban udara,
Presipitasi,
Angin,
 Presipitasi yang berupa :
1.
2.
3.
Curah hujan,
Embun dan
Salju.
 Oleh karena itu ada cara pembedaan iklim yang didasarkan pada besar kecilnya curah
hujan maupun persebarannya sepanjang tahun. Klasifikasi iklim dapat berdasarkan
pendapat:
1.
Schmidth & Ferguson,
2.
Koppen,
3.
Thornwhite
 Di Indonesia pembedaan iklim yang paling
populer adalah sistem Schmidth&Ferguson.
 Menurut sistem ini, iklim dibedakan menjadi




beberapa tipe yang didasarkan pada nilai Q,
Nilai Q ialah perbandingan antara jumlah bulan
kering dan jumlah bulan basah dalam satu tahun di
daerah tertentu.
Bulan basah adalah suatu bulan di mana jumlah
curah hujan dalam bulan itu mencapai 100 mm
atau lebih.
Bulan kering merupakan bulan di mana jumlah
curah hujan dalam satu bulan kurang dari 60 mm,
Bulan lembab (sedang) bila jumlah curah hujan
berkisar antara >60 - <100 mm
5
26/06/2013
2. Tipe-tipe Vegetasi
Tipe-tipe vegetasi yang ada di atas muka bumi :
- Tropical forest
- Savanna
- Desert
- Chaparral
- Temperate grassland
- Temperate deciduous forest
- Coniferous forest
- Tundra
6
26/06/2013
Tropical Forest: Vertical stratification with trees in
canopy blocking light to bottom strata. Many trees
covered by epiphytes (plants that grow on other plants).
Forests have enough precipitation to support stands of trees and are
found in tropical, temperate, and polar regions
7
26/06/2013
 Variations in
annual
temperature (red)
and precipitation
(blue) in tropical,
temperate, and
polar forests.
Example of Tropical, Dry
Forest
Savana:
 The tropical &
subtropical grassland.
It is warm all year
long with alternating
wet & dry seasons.
8
26/06/2013
Desert
 The evaporation is
greater than the
precipitation
(usually less than
25 cm). Covers
30% of the earth
 Variations in annual
temperature (red)
and precipitation
(blue) in tropical,
temperate and cold
deserts.
Figure 5-12
Desert: Sparse rainfall (< 30 cm per year), plants and
animals adapted for water storage and conservation. Can
be either very, very hot, or very cold (e.g. Antarctica)
9
26/06/2013
Chaparral: Dense, spiny, evergreen shrubs, mild rainy
winters; long, hot, dry summers. Periodic fires, some
plants require fire for seeds to germinate.
Chaparral
 Chaparral has a
moderate climate
but its dense
thickets of spiny
shrubs are subject
to periodic fires.
Figure 5-18
10
26/06/2013
Temperate Grassland:
Marked by seasonal drought
and fires, and grazing by
large animals. Rich habitat
for agriculture, very little
prairie exists in US today.
The cold winters and hot dry
summers have deep and
fertile soil that make them
ideal for growing crops and
grazing cattle.
Temperate Deciduous
Forest: Mid-latitudes
with moderate
amounts of moisture,
distinct vertical
strata: trees,
understory shrubs,
herbaceous substratum. Loss of
leaves in cold, many
animals hibernate or
migrate then. Original
forests lost from
North America by
logging and clearing.
11
26/06/2013
Coniferous forest: Largest terrestial biome on earth, old
growth forests rapidly disappearing, usually receives lots
of moisture as rain or snow.
Tundra (polar grasslands)
 Covers 10% of earth’s land. Most of the year,
these treeless plains are bitterly cold with
ice & snow. It has a 6 to 8 week summer w/
sunlight nearly 24 hours a day.
12
26/06/2013
Tundra: Permafrost (Permanent frozen ground), bitter cold,
high winds and thus no trees. Has 20% of land surface on
earth.
3. Manfaat Vegetasi
 Manfaat vegetasi dibedakan dalam :
 Manfaat oportunis (antropocentris)
manfaat yang berorientasi pada kepentingan manusia
 Manfaat holistik
manfaat yang berorientasi pada kepentingan seluruh
mahluk hidup
 Manfaat vegetasi dpt juga dibedakan atas:
1.
Manfaat langsung
a.
b.
c.
d.
2.
manfaat ekonomi,
manfaat perlindungan lingkungan,
manfaat sosial budaya dan
manfaat rekreasi
Manfaat tidak langsung
13
26/06/2013
a. Manfaat Ekonomi
 Banyak sekali bahan dari vegetasi yang
dapat dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan ekonomi umat manusia,
baik secara langsung maupun tidak
langsung:
 manfaat untuk memenuhi kebutuhan
sehar-ihari umat manusia (manfaat
produksi/panen)
 Manfaat pemenuhan kebutuhan akan
lahan
Manfaat vegetasi untuk produksi (panen):
1. Produksi kayu
Produksi kayu adalah produksi vegetasi
dimana yang dijadikan manfaat utamanya
adalah batang dari pohon tersebut (kayu).
Contoh pemanfaatan kayu adalah untuk :
a. Kayu untuk bangunan,
b. Kayu perkakasa (pertukangan)
c. Kayu untuk bahan bakar, dan
d. Kayu untuk bahan pembuat kertas
(pulp).
14
26/06/2013
Produksi non kayu.
Produksi non kayu ialah peroduksi dari vegetasi yang bukan
berupa kayu akan tetapi hasil lain selain kayu, yang dapat
dipakai untuk bermacammacam keperluan.
misalnya :
2.
Bunga,
- buah,
- biji,
- getah (bahan ekstraktif),
- kulit kayu dan sebagainya.
Hasil non kayu biasanya lebih bervariasi karena hasil
vegetasi non kayu ini dapat berasal dari pohon atau
liana, maupun semak belukar dan dari
bermacammacam binatang yang hidup di dalam
vegetasi tersebut
-
Contoh manfaat vegetasi yang berupa non kayu :





Bambu,
Rotan
Buah-buahan
Biji-bijian
Bahan Ekstraktif seperti minyak atsiri dan tanin:




Minyak kayu putih dihasilkan dari ranting dan daun pohon
kayu putih (Melaleuca leucadendron, Melaleuca minor)
Minyak cendana diperoleh dari penyulingan kayu pohon
cendana (Santalurn album)
Minyak gondopuro doperoleh dari penyulingan daun
Gaulsheries fragentissima dan Gaulsheries leucocarpa
Gondorukem dihasilkan dari getah pohon pinus , seperti Pinus
palustris, Pinus radiata, Pinus sylvestris, Pinus pinaster dan di
Indonesia Pinus merkusii
15
26/06/2013





Minyak eukaliptus diperoleh dari penyulingan
langsung daun Eucalyptus spp.
Minyak nilam diperoleh dari penyulingan daun
nilam Pogostemon cablin, Pogostemon patchouly
atau Pogostemon heyneaus untuk perekat
parfum
Minyak jarak diambil dari biji pohon jarak
(Ricinus communis), digunakan dalam industri
sabun, tekstil, bahan pelumas, pengawet kulit,
isolasi listrik, industri obat-obatan dan
sebagainya.
Minyak tengkawang diperoleh dari biji pohon
tengkawang (Shorea spp dan Isoptera spp.)
Tanin merupakan bahan penyamak, diperoleh
dari buah atau kulit pohon Uncaria gambir,
Uncaria longiflora, Uncaria satiloba, Uncaria
malayana dan Anodendron molucanum
Manfaat vegetasi untuk pemenuhan
kebutuhan lahan:
 Lahan untuk ladang berpindah
 Lahan untuk pertanian baru
 Mengembalikan kesuburan tanah agar lahan
yang bersangkutan dapat dimanfaatkan
untuk menanam tanaman pangan
 Lahan untuk Silvopastura
16
26/06/2013
b. Manfat vegetasi untuk perlindungan
 Vegetasi juga menghasilkan jasa yang dapat menjaga
kualitas lingkungan hidup agar tidak mengalami
kemunduran.
 Jasa vegetasi tersebut, yaitu dlm pengaturan:
 iklim,
 tanah dan
 air.
 menjaga keragaman jenis flora dan fauna
atau disebut juga pelindung sumber
genetik (plasma nutfah)
Vegetasi sebagai pengatur tata air
 Pengaruh vegetasi terhadap aliran, kualitas, kuantitas dan




perilaku air merupakan hal yang terpenting karena hal ini
akan berpengaruh pula terhadap tiga subyek yang lain
seperti terhadap tanah, terhadap iklim dan fungsinya
sebagai pelindung sumber genetik
Air merupakan zat yang amat penting bagi kehidupan di
bumi. Ditinjau dari segi jumlah, air menduduki tingkat
kepentingan teratas.
Jumlah air di bumi ini ada lebih dari ± 1.300 juta km3
Dari jumlah air di bumi sebanyak itu, yang bermanfaat
langsung untuk kehidupan adalah air tawar
Jumlah air tawar hanya sekitar 0,65% dr total air di bumi
17
26/06/2013
Dari 100 liter air bumi, yang dapat digunakan
sebagai air tawar hanya setengah sendok teh yaitu
0,003 L
Peranan vegetasi dalam siklus air
36
18
26/06/2013
Peran vegetasi dalam tata air
 Komponen vegetasi seperti
tajuk, seresah/humus dan
sistem perakaran,
berperanan penting dalam
menjaga sistem tata air yaitu
dalam hal:
 menguapkan air (transpirasi)
 Menyerapkan air ke dalam tanah
 Mengurangi daya kinetis butiran
air hujan
 memperbesar daya tampung lahan
untuk menyimpan air dalam tanah
 mengurangi aliran permukaan
(run off)
 mengurangi erosi tanah
Peran vegetasi dalam mengurangi limpasan permukaan
19
26/06/2013
 Air hujan setelah jatuh di permukaan tanah akan menjadi tiga
macam bentuk yaitu :
 uap,
 air tanah dan
 aliran permukaan.
 Jika dinyatakan dengan rumus akan diperoleh persamaan
sebagai berikut:
Vh = Vat + Vap + Vu
dimana
Vh : volume air hujan dalam satu tahun
Vat : volume air hujan yang menjadi air tanah
Vap : volume aliran permukaan
Vu : volume air yang diuapkan kembali ke atmosfer melalui
evapotranspirasi
 Kalau persediaan air di suatu daerah diasumsikan merupakan
jumlah air tanah dan aliran permukaan, maka besarnya
persediaan air tawar (Vp) adalah:
Vp = Vh Vu
 Volume air hujan yang diuapkan kembali ke atmosfer
melalui evapotranspirasi, bergantung pada beberapa
faktor seperti :






jenis tanah,
angin,
kelembaban,
suhu,
elevasi dan
jenis tanaman penutup tanah
 Perlu pemilihan jenis tumbuhan yang sesuai dengan
keadaan iklim setempat.
 Untuk daerah kering hendaknya dihindari penggunaan
jenis yang besar kemampuan evapotranspirasinya.
 Jenis tumbuhan dg evapotranspirasi tinggi dapat dipakai
untuk daerah yang sering dilanda banjir misalnya, untuk
memompa air tanah ke udara sehingga surutnya air
banjir dapat dipercepat.
20
26/06/2013
 Jenis tumbuhan yang mempunyai kemampuan
evapotranspirasi tinggi :
 lamtoro (Leucena leucocephalla) ,
 pinus (Pinus spp),
 kirinyu (Eupatorium spp) , dan sebagainya
 Vegetasi pohon-pohonan dapat memperbesar kemampuan
tanah untuk menyimpan air dalam tanah, karena setiap
pohon memiliki sistem perakaran yg berbeda serta
menghasilkan humus yg berbeda
 Perbedaan humus akan berpengaruh pada porositas
tanah di bawah pohon
 Perbedaan sistem perakaran berpengaruh pada proses
menyerapkan air hujan (infiltrasi) serta dalam
penghisapan air tanah bersama unsur hara oleh akar
Vegetasi sebagai pelindung kesuburan tanah
 Menghasilkan serasah untuk dekomposisi (humifikasi
dan mineralisasi)
 Unsur hara dari dalam tanah diangkat ke permukaan menjadi
biomasa
 Biomasa yang terbentuk didekompisisi maka terbentuk
humus dan mineral (unsur hara) di permukaan tanah
 Fiksasi nitrogen
 Akar tumbuhan dpt bersimbiosis dengan bakteri nitrogen
 Bakteri nitrogen mampu memfiksasi N dr atmosfer
 Maka N bebas akan terkumpul dalam biomasa
 Biomasa akan mengalami dekomposisi, maka terbentuk
humus dan mineral (unsur hara) di permukaan tanah
 Melindungi erosi butir-butir tanah
21
26/06/2013
Erosi
 Erosi mengancam keberadaan solum tanah.
 Bila terjadi erosi maka esuburan tanah hilang bersam
butir-butir tanah yang tererosi
 Erosi merupakan proses yang menyebabkan hilangnya
lapisan atas tanah di suatu tempat.
 Pemindahan lapisan atas tanah ini dapat dilakukan oleh
air atau oleh angin.
 Di daerah tropika yang pada umumnya mempunyai curah
hujan tinggi, erosi oleh air jauh lebih penting dibanding
dengan erosi oleh angin.
 Agen utama erosi oleh air di daerah tropik adalah limpasan
permukaan (run off ).
 Prinsip pengendalian erosi oleh air adalah mengatur aliran
permukaan tersebut.
 Makin besar jumlah aliran permukaan, makin besar pula massa
tanah yang dapat dibawa oleh aliran permukaan tersebut.
 Energi kinetis yang ditimbulkan oleh aliran permukaan ini, dapat
dihitung dengan rumus:
K = ½ (mv2)
m = massa aliran permukaan dan
V = kecepatan alirannya.
 Energi kinetis dipengaruhi oleh masa air dan kecepatan gerakan
aliran permukaan.
 Bila kecepatan aliran permukaan berubah menjadi dua kali,
pengaruhnya terhadap energi kinetis dapat sampai empat kali
lipat.
 Besarnya massa aliran permukaan ditentukan oleh besarnya
curah hujan, kelembaban tanah, sifat fisik tanah dan keadaan
penutup tanah.
 Sedang kecepatan aliran permukaan ditentukan oleh derajat
kelerengan, panjang lereng dan keadaan penutup tanah.
 Erosi dapat dikendalikan dengan dua macam cara, yaitu dengan
bangunan fisik (dam, waduk, teras) dan dengan vegetasi
22
26/06/2013
Pengelolaan berpotensi
erosi
Sedimentasi di badan
sungai
Pendangkalan Segara
Anakan akibat
sedimentasi
Vegetasi sbg perlindungan sumber genetik
 Vegetasi berisi banyak sekali jenis tanaman baik besar maupun kecil.
 Di luar vegetasi, khususnya di lahan-lahan pertanian, jenis-jenis tanaman
yang tidak produktif selalu dimatikan karena dianggap mengganggu
tanaman pokok (gulma).
 Nasib yang sama juga dialami oleh hewan yang dianggap sebagai hama atau
perusak tanaman yang dibudidayakan oleh manusia.
 Jenis tanaman yang dianggap sebagai gulma atau hewan sebagai hama
tersebut sebenarnya merupakan sumber genetik yang di kemudian hari bisa
jadi sangat bermanfaat bagi pengembangan usaha produksi.
Contoh:
 Padi jenis unggul misalnya, yang dapat menghasilkan gabah beberapa kali
lipat dibanding dengan padi lokal, bukan hanya hasil perkawinan antara
beberapa varietas padi, tetapi juga dengan beberapa jenis rumput.
 Padi unggul jenis tahan wereng dihasilkan dari perkawinan silang padi biasa
dengan padi liar (Oriza nivara) yang terdapat di India.
 Tebu (Sacharum officinarum) yang merupakan bahan utama penghasil gula
dunia, pernah mendapat serangan penyakit besar-besaran sehingga hampir
mengalami kepunahan, tetapi akhirnya dapat diselamatkan atas jasa dari
sejenis gelagah liar (Sacharum spontaneum) yang diketemukan di lereng
gunung Cirmai (Majalengka)
23
26/06/2013
Banyak jenis-jenis tumbuhan dan juga hewan dalam
vegetasi (hutan) yang sangat potensial dan belum
dimanfaatkan oleh manusia,
Contoh:
 Jenis tumbuhan dari marga Euphorbiaceae, menghasilkan
getah yang susunan kimianya mirip dengan susunan kimia
minyak bumi sehingga mungkin getah tersebut dapat
diolah untuk mengganti bahan bakar minyak bumi.
 Zat steviosid yang terdapat dalam tumbuhan Stevia
robandiana, memberikan rasa manis yang tingkat
kemanisannya 500 kali kemanisan gula tebu, sehingga
untuk budidayanya, untuk memenuhi kebutuhan gula
dunia akan diperlukan lahan yang jauh lebih sempit.
 Pembangunan telah menyebabkan terjadinya erosi
genetis
 Erosi genetis terjadi karena :
 makin sempitnya ruang yang diperlukan untuk
mempertahankan kehidupan sesuatu populasi,
 rusaknya habitat (terutama karena campur tangan
manusia),
 adanya pemanfaatan yang berlebihan,
 penggunaan teknologi yang tidak bijaksana,
misalnya :



penggunaan insektisida,
herbisida,
pembuatan dam yang tidak tepat
24
26/06/2013
 Erosi genetis juga terdapat dalam pembangunan petanian.
Penyebab erosi genetis dalam pertanian:
 Jenisjenis yang dibudidayakan terbatas pada jenisjenis
yang paling menguntung kan saja, jenis yang kurang
menguntungkan tidak diperhatikan sehingga makin lama
makin tertekan populasinya.
 Bukti erosi genetis dlm pertanian (Soemarwoto, 1983):
 Dalam masa pra sejarah, ada 1.500 jenis tumbuhan yang
digunakan sebagai sumber makanan.
 Dalam masa kebudayaan kuno, paling banyak tinggal 500
jenis tumbuhan.
 Dalam masa modern sekarang, 95% makanan manusia
berasal dari hanya 30 jenis tanaman saja.
Tiga jenis tanaman biji-bijian (cereal), yaitu padi, jagung
dan gandum, memenuhi 75% konsumsi sereal dunia.
 Akibat pembangunan pertanian maka terjadi
fenomena:
 Divrsitas tumbuhan di daerah pertanian lebih
sedikit dibanding dengan di daerah perkebunan.
 Jumlah jenis yang terdapat di daerah sawah di Jawa
lebih sedikit dibanding dengan jumlah jenis yang
terdapat di daerah perladangan di luar Jawa.
 Jenis pohon yang terdapat di vegetasi binaan lebih
sedikit dibanding dengan jenis pohon di vegetasi
alami.
25
26/06/2013
Vegetasi sebagai penyegar udara
Tumbuhan berkrolofil mampu melakukan
fotosintesis
• Reaksi fotosintesis:
6 CO2 + 6 H2O  C6H12O6 + 6 O2
• Fotosintesis menghaslkan Oksigen
• Semakin bertambah banyaknya makhluk
berkhlorophil, maka O2 semakin banyak dan
CO2 dalam atmosfer semakin berkurang
sehingga menjaga kesegaran udara dalam
atmosfer.
• Meningkatnya kadar 02 di atmosfer ini
menimbulkan dua hal penting yang terjadi,
yaitu terbentuknya lapisan ozon di stratosfer
dan berkembangnya organisme aerobik (yaitu
makhluk hidup yang memerlukan CO2 untuk
hidupnya)
• Berkurangnya CO2 di atmosfer
mengurangi efek rumah kaca
menimbulkan pemanasan global
akan
yang
26
Download