percobaan ii pengukuran tahanan dalam amperemeter dan cara

advertisement
PENGUKURAN BESARAN LI
STRI
K
LABORATORI
UM TEKNI
K ELEKTRO
JURUSAN TEKNI
K ELEKTRO
FAKULTAS TEKNI
K
UNI
VERSI
TAS I
SLAM KADI
RI– KEDI
RI
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
F AK U L T AS T E K N I K
U N I V E R S I T A S I S L AM K AD I R I
PENDAHULUAN
A. UMUM
Sesuai dengan tujuan pendidikan di UNISKA, yaitu :
-
Pembinaan hidup bermasyarakat
-
Pembinaan sikap ilmiah
-
Pembinaan sikap kepemimpinan
-
Pembinaan keahlian
Maka tugas dari Laboratorium Fakultas Teknik UNISKA antara lain :
-
Memperkuat konsep
-
Melengkapi kuliah
-
Melatih keterampilan / penerapan teori
Dengan demikian praktikum Pengukuran Besaran Listrik adalah melatih keterampilan
dalam menerapkan teori-teori yang diperoleh dari mata kuliah Pengukuran Besaran
Listrik.
Disamping itu praktikum Pengukuran Besaran Listrik dapat mengasah kemampuan
mahasiswa untuk menggunakan alat-alat ukur eletronika. Kesungguhan dan ketertiban
dalam melakukan praktikum merupakan prasyarat utama untuk mencapai keberhasilan
praktikum anda. Oleh karena itu, selama anda melaksanakan praktikum di laboratorium
Teknik Elektro UNISKA ada beberapa hal yang perlu anda perhatikan :
1. Selama praktikum, praktikan dibimbing oleh asisten dan untuk itu praktikan
harus mempersiapkan segala sesuatu tentang percobaan yang akan dilakukan
seperti yang ada pada “BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM” bersama rekan
praktikumnya.
2. Sebelum melaksanakan praktikum, periksalah semua peralatan yang akan
digunakan dan pinjamlah peralatan yang belum ada.
3. Dalam melaksanakan praktikum perlu diperhatikan penggunaan waktu yang ada,
karena waktu pelaksanaan Praktikum Rangkaian Linear Aktif adalah “3 jam”.
Rincian penggunaan adalah seperti berikut :
-
Persiapan :
Untuk persiapan, praktikan diberi waktu 30 menit dan pada saat persiapan
tugas praktikan adalah : menyerahkan tugas pendahuluan dan meminjam
peralatan yang belum ada.
Modul Praktikum Pengukuran Besaran Listrik
PENDAHULUAN
ii
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
F AK U L T AS T E K N I K
U N I V E R S I T A S I S L AM K AD I R I
-
Melakukan Percobaan :
Dalam melakukan percobaan praktikan diberi waktu ± 120 menit dan sisanya
(30 menit) digunakan untuk mencata hasil praktikum dalam lembar Laporan
Sementara.
4. Tugas pendahuluan dikumpulkan sebelum praktikum dimulai kepada asistenya
masing-masing.
5. Praktikan dilarang mengerjakan Tugas Pendahuluan di lingkungan Laboratorium.
6. Sebelum melakukan percobaan, setiap praktikan harus mempersiapkan Laporan
Resmi yang telah ditulisi dengan tujuan percobaan, teori, cara kerja, serta
persiapkan pula kertas karbon dan kertas grafik bila diperlukan.
B. TATA TERTIB
Tata tertib yang harus diperhatikan dan ditaati selama melakukan praktikum Pengukuran
Besaran Listrik adalah :
1. Praktikan harus hadir 10 menit sebelum praktikum dimulai.
2. Praktikan baru diperkenankan masuk Laboratorium setelah percobaan yang akan
dilaksanakan dinyatakan SIAP oleh asisten.
3. Sebelum melakukan praktikum, semua perlengkapan kecuali buku petunjuk
praktikum, alat tulis dan peralatan penunjang harus diletakkan di tempat yang telah
ditentukan.
4. Setiap praktikan harus melakukan percobaan dengan rekan praktikum yang telah
ditentukan.
5. Selama mengikuti praktikum, praktikan harus berpakaian sopan dan tidak
diperbolehkan memakai sandal, bertopi, merokok, membuat gaduh, dan lain-lain.
6. Selama praktikum, praktikan hanya diperbolehkan menyelesaikan tugasnya pada
meja yang telah disediakan (melakukan percobaan, membuat laporan sementara dan
resmi).
7. Selama melakukan percobaan, semua data hasil percobaan ditulis dalam kolomkolom tabel yang dipersiapkan terlebih dahulu. Laporan sementara dibuat rangkap n
+ 1 dan dilaporkan pada asisten untuk ditanda tangani. n adalah jumlah praktikan
dalam satu kelompok.
8. Berdasarkan Laporan Sementara yang telah disetujui oleh asisten, setiap praktikan
membuat Laporan Resmi sesuai dengan tugas yang diberikan dalam buku petunjuk,
Modul Praktikum Pengukuran Besaran Listrik
PENDAHULUAN
iii
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
F AK U L T AS T E K N I K
U N I V E R S I T A S I S L AM K AD I R I
kemudian diserahkan kepada asisten masing-masing dengan dilampiri laporan
sementara.
9. Jika praktikan akan meninggalkan ruang praktikum, harus melaporkan pada asisten
dan demikian pula sebaliknya.
10. Praktikan yang sudah menyelesaikan tugas-tugasnya, diharuskan meninggalkan
ruang praktikum.
C. SANKSI
Ada beberapa sanksi yang dapat diterapkan terhadap praktikan yang melanggar
peraturan tata tertib :
1. Pelanggaran tehadap :
a. Point A-5, asisten berhak melakukan pencoretan terhadap tugas yang telah
dikerjakan.
b. Point A-6, B-1, B-5, B-6, dan B-9 dikenakan sanksi pembatalan percobaan yang
dilakukan.
c. Point A-2, B-3, B-4, dan B-9 dikenakan sanksi peringatan dan apabila telah
mendapatkan peringatan 3 kali, praktikan akan dikeluarkan dan mendapat
“Nilai E”.
2. Praktikan yang melakukan kecurangan dapat dikenakan sanksi berupa pembatalan
seluruh praktikum dan diberi “Nilai E”.
3. Praktikan yang karena kelalaiannya menyebabkan kerusakan atau menghilangkan
alat milik laboratorium harus mengganti alat tersebut. Apabila dalam waktu yang
ditentukan belum mengganti, maka tidak diperkenankan mengikuti praktikum
berikutnya.
4. Praktikan yang tidak mengikuti praktikum sebanyak 4 kali diberi sanksi pembatalan
seluruh praktikum dan diberi “Nilai E”.
5. Sanksi lain yang ada di luar sanksi-sanksi diatas ditentukan kemudian oleh Kepala
Laboratorium.
Modul Praktikum Pengukuran Besaran Listrik
PENDAHULUAN
iv
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
F AK U L T AS T E K N I K
U N I V E R S I T A S I S L AM K AD I R I
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ...................................................................................................................
ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................................
v
PERCOBAAN I.
Instrumentasi Laboratorium ................................................................
1
PERCOBAAN II.
Pengukuran Tahanan Dalam Amperemeter dan Cara Memperbesar
Batas Pengukuran Amperemeter ........................................................ 19
PERCOBAAN III.
Penggunaan LRC Meter Dalam Pengukuran ........................................ 23
Modul Praktikum Pengukuran Besaran Listrik
DAFTAR ISI
v
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
F AK U L T AS T E K N I K
U N I V E R S I T A S I S L AM K AD I R I
PERCOBAAN I
INSTRUMENTASI LABORATORIUM
I.
TUJUAN
•
Mempelajari fungsi multimeter.
•
Memahami kekurangan dan kelebihan multimeter digital dan analog.
•
Dapat menggunakan multimeter sebagai pengukuran tegangan (Voltmeter), sebagai
pengukur arus (Amperemeter) dan sebagai pengukur resistansi (Ohmmeter).
•
Mempelajari fungsi generator sinyal.
•
Dapat mengunakan generator sinyal sebagai sumber berbagai bentuk gelombang.
•
Mempelajari fungsi osiloskop.
•
Dapat menggunakan osiloskop sebagai pengukur tegangan dan sebagai pengukur
frekuensi dari berbagai bentuk gelombang.
II. PERSIAPAN
A. MULTIMETER
BEBERAPA CATATAN TENTANG PENGGUNAAN MULTIMETER
Perhatikan baik‐baik beberapa catatan tentang penggunaan multimeter berikut ini.
Kesalahan penggunaan multimeter dapat menyebabkan fuse pada multimeter
putus. Putusnya fuse dapat mengakibatkan pemotongan nilai sebesar minimal 10.
•
Dalam keadaan tidak dipakai, selector sebaiknya pada kedudukan AC volt pada
harga skala cukup besar (misalnya 250 volt). Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari kesalahan pakai yang membahayakan multimeter.
•
Sebelum mulai mengukur suatu besaran listrik perhatikanlah lebih dahulu
besaran apakah yang hendak diukur dan kira‐kira berapakah besaranya,
kemudian pilihlah kedudukan selector dan skala manakah yang akan
dipergunakan. Perhatikan pula polaritas (tanda + dan ‐) bila perlu.
•
Jangan menyambungkan multimeter pada rangkaian, baru kemudian memilih
kedudukan selector dan skala yang akan digunakan. Jika arus/tegangan
melebihi batas maksimal pengukuran multimeter, fuse dapat putus.
•
Pada waktu mulai melakukan pengukuran arus dan tegangan, bila tidak dapat
dipastikan besarnya arus/ tegangan tersebut, maka mulailah dari batas ukur
yang paling besar. Setelah itu selector dapat dipindahkan ke batas ukur yang
lebih rendah untuk memperoleh ketelitian yang lebih baik.
Modul Praktikum Pengukuran Besaran Listrik
INSTRUMENTASI LABORATORIUM
1
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
F AK U L T AS T E K N I K
U N I V E R S I T A S I S L AM K AD I R I
•
Pada pengukuran tegangan dan arus, pembacaan meter akan paling teliti bila
penunjukan jarum terletak di daerah dekat skala penuh, sedangkan pada
pengukuran resistansi bila penunjukan jarum terletak di daerah pertengahan
skala.
•
Harus diperhatikan: pengukuran resistansi hanya boleh dilakukan pada
komponen atau rangkaian tidak mengandung sumber tegangan.
B. OSILOSKOP
MENGUKUR TEGANGAN SEARAH DAN TEGANGAN BOLAKBALIK
•
Kesalahan yang mungkin timbul dalam pengukuran tegangan, disebabkan oleh
kalibrasi osiloskop, pengaruh impendansi input, kabel penghubung serta
gangguan parasitik.
•
Untuk mengurangi kesalahan yang disebabkan oleh impedansi input, dapat
digunakan probe yang sesuai (dengan memperhitungkan maupun dengan
kalibrasi dari osiloskop).
•
Besar tegangan sinyal dapat langsung dilihat dari gambar pada layar dengan
mengetahui nilai volt/div yang digunakan.
•
Osiloskop mempunyai impedansi input yang relative besar, jadi dalam
mengukur rangkaian dengan impedansi rendah, maka impedansi input
osiloskop dapat dianggap oleh circuit (impedansi input osiloskop CRC 5401,1 M
ohm parallel dengan 30 pF).
MENGUKUR BEDA FASA
Pengukuran beda fasa antar dua buah sinyal dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu:
1. DENGAN OSILOSKOP DUAL TRACE
•
Sinyal pertama dihubungkan pada kanal A, sedangkan sinyal kedua
dihubungkan pada kanal B dari osiloskop
•
Pada layar osiloskop akan terlihat bentuk tegangan kedua sinyal tersebut,
dimana beda fasanya dapat langsung dibaca dengan cara φ = Δt/T*360
Modul Praktikum Pengukuran Besaran Listrik
INSTRUMENTASI LABORATORIUM
o
2
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
F AK U L T AS T E K N I K
U N I V E R S I T A S I S L AM K AD I R I
2. DENGAN METODA LISSAJOUS
•
Sinyal pertama dihubungkan pada kanal B, dan sinyal kedua dihubungkan
pada kanal A osiloskop
•
Ubah mode osiloskop menjadi mode x‐y
•
Pada layar akan terlihat suatu lintasan berbentuk lingkaran, garis lurus,
atau ellips dimana dapat langsung ditentukan beda fasa antara kedua
sinyal tersebut dengan rumus
MENGUKUR FREKUENSI
Pengukuran frekuensi suatu sinyal listrik dengan osiloskop dapat dilakukan dengan
beberapa cara, anatara lain:
1. CARA LANGSUNG
•
Sinyal yang akan diukur dihubungkan pada kanal B osiloskop
•
Frekuensi sinyal langsung dapat ditentukan dari gambar, dimana f = 1/T,
untuk T = periode gelombang
2. DENGAN OSILOSKOP DUAL TRACE
•
Sinyal yang akan diukur dihubungkan pada kanal A. Generator dengan
frekuensi yang diketahui dihubungkan pada kanal B.
•
Bandingkan kedua gelombang tersebut dengan menampilkannya secara
bersamaan.
Modul Praktikum Pengukuran Besaran Listrik
INSTRUMENTASI LABORATORIUM
3
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
F AK U L T AS T E K N I K
U N I V E R S I T A S I S L AM K AD I R I
•
Frekuensi generator kemudian diubah sampai perioda sinyal yang diukur
sama dengan perioda sinyal generator. Pada keadaan ini, frekuensi
generator sama dengan frekuensi sinyal yang diukur
3. METODA LISSAJOUS
•
Sinyal yang akan diukur dihubungkan pada kanal A, sedangkan generator
dengan frekuensi yang diketahui (sebagai sinyal rujukan) dihubungkan
pada kanal B.
•
Ubah mode osiloskop menjadi mode x‐y
•
Frekuensi generator sinyal kemudian diatur, sehingga pada layar didapat
suatu lintasan seperti ini.
•
Pada gambar di atas, perbandingan fx:fy adalah 1:2.
•
Cara ini hanya mudah dilakukan untuk perbandingan frekuensi yang
mudah dan bulat (1:2, 1:3, 3:4 dan seterusnya)
4. METODA CINCIN MODULASI
•
Hubungkan generator sinyal sebagai input rangkaian penggeser fasa
•
Sambungkan output rangkaian penggeser fasa ini ke input kanal B
osiloskop
•
Hubungkan input kanal A dengan sinyal yang akan diukur
•
Ubah mode kerja osiloskop menjadi mode x‐y
Modul Praktikum Pengukuran Besaran Listrik
INSTRUMENTASI LABORATORIUM
4
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
F AK U L T AS T E K N I K
U N I V E R S I T A S I S L AM K AD I R I
•
Pada layar akan didapat lintasan berbentuk ellips atau lingkaran dengan
puncak‐puncak (lihat gambar). Bila jumlah puncak pada gambar adalah n,
maka fx = n * fy.
•
Metoda ini biasa digunakan pada perbandingan frekuensi yang besar,
dimana metoda lissajous sukar digunakan
MENGUKUR FAKTOR PENGUATAN
Ada dua cara pengukuran faktor penguatan yaitu:
1. CARA LANGSUNG
•
Hubungkan keluaran generator sinyal pada input rangkaian penguat. Input
rangkaian penguat ini juga dihubungkan pada channel 1 osiloskop.
•
Hubungkan output rangkaian penguat pada channel 2 osiloskop.
•
Gunakan mode x‐y.
•
Pada layar osiloskop akan didapat suatu garis lurus dengan sudut α terhadap
sumbu horizontal
•
Besar faktor penguatan langsung dapat diketahui dari gambar, dimana
penguatan merupakan gradient kemiringan.
Modul Praktikum Pengukuran Besaran Listrik
INSTRUMENTASI LABORATORIUM
5
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
F AK U L T AS T E K N I K
U N I V E R S I T A S I S L AM K AD I R I
2. DENGAN OSILOSKOP DUAL TRACE
•
Generator sinyal dihubungkan pada input rangkaian penguat yang akan
diamati penguatannya, dan pada kanal A osiloskop
•
Output rangkaian penguat dihubungkan pada kanal B osiloskop
•
Pada layar akan didapat sinyal input dan output rangkaian penguat
•
Dengan mengukur tegangan sinyal input dan sinyal output rangkaian
penguat, maka faktor penguatan dapat ditentukan
MENGAMATI KARAKTERISTIK KOMPONEN DUA TERMINAL
•
Osiloskop dapat digunakan untuk mengamati karakteristik tegangan terhadap
arus dari suatu komponen dua terminal.
•
Suatu sumber tegangan bolak‐balik dihubungkan pada komponen dua terminal
ini.
•
Tegangan pada komponen dua terminal dihubungkan pada input X osiloskop,
sedangkan tegangan pada resistor R, yang sebanding dengan besarnya arus
yang melalui komponen dua terminal (I = ‐ VR/R), dihubungkan pada input Y
osiloskop.
Keterangan: DUT = Device Under Test
Modul Praktikum Pengukuran Besaran Listrik
INSTRUMENTASI LABORATORIUM
6
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
F AK U L T AS T E K N I K
U N I V E R S I T A S I S L AM K AD I R I
•
Pada layar osiloskop akan didapat grafik, dimana sumbu Y menyatakan
besarnya arus yang melalui komponen dua terminal dan sumbu X menyatakan
besarnya tegangan pada komponen dua terminal. Pada sumbu y, arus bernilai
terbalik sehingga untuk mendapatkan karakteristik tegangan terhadap arus
komponen yang baik, jangan lupa untuk menekan tombol invert.
III. ALAT DAN KOMPONEN YANG DIGUNAKAN
•
Multimeter Analog (1 buah)
•
Multimeter Digital (1 buah)
•
Power Supply DC (1 buah)
•
Generator Sinyal (1 buah)
•
Osiloskop (1 buah)
•
Trainer elektronika dasar (1 buah)
•
Kit Osiloskop & Generator Sinyal (1 buah)
•
Kabel 4mm – 4mm (max 5 buah)
•
Kabel BNC – 4mm (2 buah)
•
Kabel BNC – BNC (1 buah)
•
Konektor T BNC (1 buah)
IV. TUGAS PENDAHULUAN
1.
Parameter‐parameter apakah yang perlu diperhatikan pada spesifkasi multimeter
analog dan digital?
2.
Pada pengukuran tegangan bolak‐balik, apa yang disebut dengan tegangan efektif?
Tegangan apakah yang diukur dengan menggunakan osiloskop? Tegangan apakah
yang diukur dengan menggunakan multimeter?
3.
Apakah yang dimaksud dengan kalibrasi? Jelaskan!
4.
Apakah yang dimaksud dengan sensitivitas? Jelaskan mengenai sensitivitas pada
multimeter!
V. PERCOBAAN
A. MENGUMPULKAN/ MENCARI SPESIFIKASI TEKNIK 1
1.
Catatlah pada lembar hasil percobaan spesifikasi‐teknik multimeter yang akan
dipergunakan!
Modul Praktikum Pengukuran Besaran Listrik
INSTRUMENTASI LABORATORIUM
7
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
F AK U L T AS T E K N I K
U N I V E R S I T A S I S L AM K AD I R I
Contoh:
Tabel 1 Multimeter model : __________________
BATAS UKUR TEGANGAN DC
SENSIVITAS DC (ohm per volt)
BATAS UKUR TEGANGAN AC
SENSIVITAS AC (ohm per volt)
BATAS UKUR RESISTANSI
DAERAH FREKUENSI
B. MENGUKUR ARUS SEARAH
1.
Gunakan Trainer Elektronika Dasar. Buatlah rangkaian seri di bawah ini dengan
Vs = 6 Volt dan R1 = R2 = 120 ohm.
2.
Dengan harga-harga Vs dan R tersebut, hitunglah I (tidak menggunakan
Amperemeter!) dan cantumkan hasil perhitungan tersebut pada Tabel 2.
3.
Sekarang ukurlah arus searah I tersebut dengan multimeter analog. (Perhatikan
polaritas meter!). Sesuaikan batas ukur dengan nilai arus terhitung.
4.
Lakukan kembali pengukuran arus searah I tersebut menggunakan multimeter
digital.
5.
Ulangilah pengukuran arus searah I (langkah 1 – 4) dengan mengubah nilai
resistor sebagai berikut:
 R1 = R2 = 1,5 kΩ
 R1 = R2 = 1,5 MΩ
Modul Praktikum Pengukuran Besaran Listrik
INSTRUMENTASI LABORATORIUM
8
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
F AK U L T AS T E K N I K
U N I V E R S I T A S I S L AM K AD I R I
Sebelum mengubah nilai R (dan menyambungkan amperemeter ke rangkaian),
pastikan batas ukur amperemeter terpilih dengan tepat.
6. Catatlah semua hasil perhitungan dan pengukuran arus I pada BCL (Tabel 2)
Contoh:
Tabel 2
Parameter Rangkaian
yang digunakan
Vs
6V
R1
R2
120
120
Ohm
Ohm
1,5K
1,5 K
1,5 M
1,5 M
Nilai Arus
Terhitung
Multimeter Analog
Multimeter Digital
Batar
Nilai Arus Terukur
Nilai Arus Terukur
Ukur
(Ampere)
(Ampere)
2,5 mA
C. MENGUKUR TEGANGAN SEARAH
1. Perhatikan rangkaian berikut
2. Buatlah rangkaian tersebut dengan Vs = 6V dan R1 = R2 = 120 Ω
3. Dengan harga‐harga Vs dan R tersebut, hitunglah tegangan V ab (tidak
menggunakan Voltmeter!), cantumkan hasil perhitungan tersebut pada Tabel
3.
4. Kemudian ukurlah tegangan Vab dengan multimeter analog. (Perhatikanlah
polaritas meter!) Sesuaikan batas ukur yang dipilih dengan hasil perhitungan
Modul Praktikum Pengukuran Besaran Listrik
INSTRUMENTASI LABORATORIUM
9
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
F AK U L T AS T E K N I K
U N I V E R S I T A S I S L AM K AD I R I
Vab. Batas ukur manakah yang dipilih? Adakah pengaruh resistansi dalam meter
terhadap hasil pengukuran?
5. Lakukan kembali pengukuran tegangan Vab tersebut menggunakan multimeter
digital.
6. Ulangilah pengukuran tegangan Vab (langkah 1 – 4) dengan mengubah nilai
resistor sebagai berikut:
a. R1 = R2 = 1,5 kΩ
b. R1 = R2 = 1,5 MΩ
7. Sebelum mengubah nilai R (dan menyambungkan voltmeter ke rangkaian),
pastikan batas ukur voltmeter terpilih dengan tepat.
8. Catatlah semua hasil perhitungan dan pengukuran tegangan V ab tersebut pada
Lembar Hasil Percobaan (Tabel 3).
Contoh:
Tabel 3
Multimeter Analog
Parameter Rangkaian
yang digunakan
Vs
6V
R1
R2
120
120
Ohm
Ohm
1,5 K
1,5 K
1,5 M
1,5 M
Batar
Ukur
Sensitivitas
Vab (Volt)
Multimeter
Digital
Vab (Volt)
10V
D. MENGUKUR TEGANGAN BOLAK-BALIK
1. Pada bagian ini akan digunakan generator sinyal untuk menghasilkan tegangan
bolak‐balik dengan frekuensi yang dapat diubah‐ubah. Catat pada Lembar Hasil
Percobaan tipe dan spesifikasi generator sinyal yang dipergunakan.
2. Aturlah frekuensi generator sinyal pada 50 Hz dan amplitude generator sinyal
sebesar 6 Volt rms (diukur dengan multimeter).
3. Buatlah rangkaian berikut. Pada rangkaian ini digunakan G (Generator Sinyal)
sebagai sumber tegangan bolak‐balik.
Modul Praktikum Pengukuran Besaran Listrik
INSTRUMENTASI LABORATORIUM
10
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
F AK U L T AS T E K N I K
U N I V E R S I T A S I S L AM K AD I R I
4. Hambatan yang dipiilh adalah R1 = R2 = 120 Ohm. Gunakan kedua multimeter
analog dan digital secara parallel untuk mengukur tegangan Vab.
5. Ukurlah tegangan Vab pada multimeter analog dan digital, catat pada Lembar
Hasil Percobaan (Tabel 4).
6. Lakukan kembali pengukuran tegangan Vab dengan mengubah frekuensi
generator pada : 500 Hz, 5 KHz, 50 KHz, 500 KHz dan 5 Mhz. Pada bagian
pengaturan frekuensi generator ini, tidak perlu terlalu teliti (toleransi sekitar
5%). Perhatikan bahwa tegangan generator harus tetap sebesar 6 Volt efektif!
7. Ulangilah pengukuran tegangan Vab (langkah 2 – 6) dengan memodifikasi
parameter rangkaian menjadi:
a. R1 = R2 = 1,5 kΩ
b. R1 = R2 = 1,5 MΩ
8. Sebelum mengubah nilai R (dan menyambungkan voltmeter ke rangkaian),
pastikan batas ukur voltmeter analog terpilih dengan tepat.
9. Catatlah semua hasil percobaan di atas pada Tabel 4, analisis tabel tersebut
pada laporan.
Modul Praktikum Pengukuran Besaran Listrik
INSTRUMENTASI LABORATORIUM
11
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
F AK U L T AS T E K N I K
U N I V E R S I T A S I S L AM K AD I R I
Contoh:
Tabel 4
No.
E.
Frekuensi (Hz)
Vab (Volt)
R1, R2
(Ohm)
Multimeter Analog
dst.
1.
50
120
2.
500
120
3.
5K
120
4.
50 K
120
5.
500 K
120
6.
5M
120
7.
50
1,5 K
8.
500
1,5 K
9.
5K
1,5 K
10.
50 K
1,5 K
11.
500 K
1,5 K
12.
5M
1,5 K
13.
50
14.
500
1,5 M
15.
5K
1,5 M
16.
50 K
1,5 M
17.
500 K
1,5 M
18.
5M
1,5 M
Multimeter Digital
1,5 M
MENGUKUR RESISTANSI
1.
Gunakan Kit Multimeter. Nyalakan multimeter analog pada fungsinya sebagai
ohmmeter. Hubung singkatkan kedua probe multimeter dan aturlah dengan
pengatur harga nol sehingga Ohmmeter menunjuk nol. (Umumnya langkah ini
harus dilakukan setiap kali kita mengubah batas ukur Ohmmeter)
2.
Ukurlah resistansi R1, R2, R3, R4 dan R5 pada Kit Multimeter dengan
menggunakan Ohmmeter. Tuliskan warna gelang masing‐masing resistor!
Tentukan nilai toleransinya. (Pilihlah batas ukur yang memberikan pembacaan
pada daerah pertengahan skala bila skala ohmmeter tidak linier). Tuliskanlah
hasil pengukuran ini pada Tabel 11.
Modul Praktikum Pengukuran Besaran Listrik
INSTRUMENTASI LABORATORIUM
12
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
F AK U L T AS T E K N I K
U N I V E R S I T A S I S L AM K AD I R I
3.
Lakukan kembali pengukuran kelima resistansi tersebut. Dengan menggunakan
multimeter digital.
4.
Bandingkan hasil pengukuran dengan dua macam multimeter tadi. Tuliskan
hasil analisismu pada laporan.
Contoh:
Tabel 11
Nilai
Nilai
Resistansi
Tertulis
Warna Gelang
Nilai
Toleransi
(Ohm)
Resistansi Terukur (Ohm)
(Multimeter
(Multimeter
Analog)
Digital)
R1
R2
R3
R4
R5
F.
MENGUMPULKAN/ MENCARI SPESIFIKASI TEKNIK 2
1. Catatlah pada Lembar Hasil Percobaan spesifikasi‐teknik osiloskop yang akan
dipergunakan!
TYPE
SENSIVITAS
IMPEDANSI INPUT
KAPASITANSI INPUT
FREKUENSI MAKSIMUM
VOLT/DIV MAKSIMUM
Modul Praktikum Pengukuran Besaran Listrik
INSTRUMENTASI LABORATORIUM
13
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
F AK U L T AS T E K N I K
U N I V E R S I T A S I S L AM K AD I R I
G. KALIBRASI
1. Hubungkan output kalibrator dengan input X osiloskop
Kalibrator
r
Input
Oscloskop
2. Ukur tegangan serta periodanya untuk dua harga “Volt/Div” dan “Time/Div”,
catat ke dalam Tabel 5.
3. Lakukan percobaan ini untuk kanal 1 dan kanal 2.
Contoh:
Tabel 5
Harga Kalibrator
(yang tertera pada
Skala pembacaan
Hasil Pengukuran
osciloskop)
No
Tegangan
Frekuensi
(V)
(Hz)
Volt/div
Time/div
Tegangan
Periode
Frekuensi
(V)
(s)
(Hz)
1
2
4. Bandingkan hasil pengukuran dengan harga kalibrator sebenarnya. Tulis analisis
pada laporan.
H. MENGUKUR TEGANGAN
TEGANGAN SEARAH
1.
Atur tegangan output dari power supply DC sebesar 2 Volt (diukur dengan
multimeter)
2.
Kemudian ukur besar tegangan ini dengan osiloskop
3.
Tuliskan hasil pengukuran pada Tabel 6
Modul Praktikum Pengukuran Besaran Listrik
INSTRUMENTASI LABORATORIUM
14
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
F AK U L T AS T E K N I K
U N I V E R S I T A S I S L AM K AD I R I
Contoh:
Tabel 6
Tegangan terukur (V)
Multimeter
Osiloskop
TEGANGAN BOLAK‐BALIK
1.
Atur generator sinyal pada frekuensi 1 KHz gelombang sinus, dengan tegangan
sebesar 2 Volt rms diukur dengan multimeter
2.
Kemudian ukur tegangan ini dengan osiloskop
3.
Tuliskan hasil pengukuran pada Tabel 7
Contoh:
Tabel 7
Frekuensi (Hz)
I.
Tegangan Terukur (V)
Multimeter
Osiloskop
MENGUKUR BEDA FASA
1.
Gunakan kit Osiloskop dan Generator Sinyal. Atur generator sinyal pada
frekuensi 1 KHz gelombang sinus, dengan tegangan sebesar 2 Volt peak to
peak.
2.
Hubungkan generator sinyal ini dengan input rangkaian penggeser fasa pada kit
praktikum (rangkaian RC)
3.
Ukur beda fasa antar sinyal input dan output rangkaian penggeser fasa dengan
menggunakan:
a.
Osiloskop “Dual Trace”
b. Metoda Lissajous
4.
Amatilah untuk beberapa kedudukan potensio R
5.
Tuliskan hasil pengukuran pada tabel 8, lakukan analisis pada laporan.
Modul Praktikum Pengukuran Besaran Listrik
INSTRUMENTASI LABORATORIUM
15
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
F AK U L T AS T E K N I K
U N I V E R S I T A S I S L AM K AD I R I
Contoh:
Tabel 8
Nilai
Potensio R
Minimal
Maksimum
J.
Vinput
Finput
2Vpp
1KHz
Pengukuran Beda Fasa
Dual Trace (gambarkan)
Lissajous (gambarkan)
Ø = .....
Ø = .....
Ø = .....
Ø = .....
Dst.
MENGUKUR FREKUENSI
1.
Hubungkan kabel power supply AC (colokan listrik) dari kit praktikum ke jalajala.
2.
Gunakan keluaran dari osilator (pada kit Osiloskop dan Generator Sinyal).
3.
Ukur frekuensi osilator f1, f2 dan f3 dengan menggunakan
a. Cara langsung
b. Cara Lissajous
4.
Tuliskan hasil pengukuran pada tabel 9
Contoh
Tabel 9
Pengukuran frekuensi
Cara Langsung
Frekuensi
Tsinyal (s)
Cara Lissajous
fsinyal
fgenerator sinyal
(Hz)
(Hz)
tampilan
Fsinyal (Hz)
f1
f2
f3
Modul Praktikum Pengukuran Besaran Listrik
INSTRUMENTASI LABORATORIUM
16
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
F AK U L T AS T E K N I K
U N I V E R S I T A S I S L AM K AD I R I
K. MENGUKUR FAKTOR PENGUATAN
1.
Gunakan bagian “Penguat ” (pada kit Osiloskop dan Generator Sinyal). Sebagai
inputnya, gunakan gelombang sinus 10 KHz 2 Vpp dari Generator Fungsi.
2.
Ukur penguatan (Vo/Vi) dari sinyal di input ke output menggunakan:
a.
Cara langsung
b. Dengan osiloskop dual‐trace
3.
Tuliskan hasil pengukuran pada Buku Catatan Laboratorium (Tabel 10).
Contoh:
Tabel 10
Vinput
Cara Langsung
Tegangan (V)
Frekuensi (Hz)
2Vpp
10K
Faktor
Penguatan
Cara Dual Trace
Vout
Faktor
Penguatan
VI. MENGAKIRI PERCOBAAN
A. Sebelum meninggalkan meja percobaan,rapikan meja praktikum. Bereskan kabel
dan matikan osiloskop, generator sinyal, dan power supply DC. Cabut daya dari
jala‐jala ke kit praktikum. Pastikan juga multimeter analog dan multimeter digital
ditinggalkan dalam keadaan mati (selector menunjuk ke pilihan off). Praktikan yang
tidak membereskan meja praktikum akan mendapatkan potongan nilai.
B. Pastikan dosen pembimbing anda telah menandatangani catatan percobaan kali
ini pada pada Laporan Hasil Percobaan anda. Catatan percobaan yang tidak
ditandatangani oleh dosen tidak dapat dilampirkan dalam Laporan Hasil Praktikum
(Laporan hasil praktikum tidak dapat dinilai)
VII. PERTANYAAN DAN TUGAS
1. Apakah kepanjangan dari AVO pada AVOmeter
2. Sebutkan macam pengukuran yang dapat dilakukan dengan multimeter yang
dipergunakan pada percobaan ini!
3. Suatu multimeter mempunyai sensivitas 20 KΩ/volt DC (sebagai voltmeter searah).
Berapakah resistansi multimeter tersebut pada batas ukur 12 Volt DC?
4. Pada percobaan pengukuran tegangan bolak balik menggunakan multimeter, apakah
terdapat pengaruh frekuensi dari tegangan yang diukur terhadap kemampuan
multimeter
yang
digunakan?
Tetapkah
hasil
pengukuran
Vab
untuk
bermacam‐macam frekuensi tersebut?
Modul Praktikum Pengukuran Besaran Listrik
INSTRUMENTASI LABORATORIUM
17
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
F AK U L T AS T E K N I K
U N I V E R S I T A S I S L AM K AD I R I
5. Jika kita hendak mengukur arus DC dengan menggunakan batas ukur 3 mA,
penunjukkan jarum pada angka 150. Berapakah arus yang di ukur (berikan
penjelasan disertai perhitungannya)?
6. Jelaskan apakah kegunaan osciloskop?
7. Dari gambar yang terlihat pada layar osciloskop besaran apa yang dinyatakan pada:
a. Sumbu horizontal
b. Sumbu vertikal
8. Apakah kegunaan tombol osciloskop berikut ini
1. Time/div
2. Volt/div
9. Berikan kesimpulan anda mengenai percobaan ini!
Modul Praktikum Pengukuran Besaran Listrik
INSTRUMENTASI LABORATORIUM
18
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
F AK U L T AS T E K N I K
U N I V E R S I T A S I S L AM K AD I R I
PERCOBAAN II
PENGUKURAN TAHANAN DALAM AMPEREMETER
DAN CARA MEMPERBESAR BATAS PENGUKURAN AMPEREMETER
I.
TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengukur tahanan dalam amperemeter.
2. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh tahanan dalam amperemeter.
3. Mahasiswa dapat memperbesar batas pengukuran sebuah amperemeter.
II. DASAR TEORI
AVOmeter sering digunakan untuk mengukur arus tanpa membuka rangkaian yang
telah terpasang. Untuk itu perlu diketahui besarnya tahanan dalam pada AVOmeter
tersebut. Pengukuran tahanan dalam diperlukan untuk memperkecil kesalahan dari
pembacaan alat ukur.
Disamping itu, Avometer memiliki keterbatasan pengukuran suatu arus listrik.
Untuk memperbesar batas pengukuran, perlu ditambahkan resistor shunt (R sh) yang
dipasang secara paralel dengan Amperemeter
It
Ish
IM
rM
Vt
Rsh
M
Rumus R Shunt sebagai berikut:
𝐼𝑠ℎ
𝑉𝑠ℎ = 𝑉𝑀
∙ 𝑅𝑠ℎ = 𝐼𝑀 ∙ 𝑟𝑀
𝐼𝑀 ∙ 𝑟𝑀
𝑅𝑠ℎ =
𝐼𝑠ℎ
𝐼𝑀 ∙ 𝑟𝑀
𝑅𝑠ℎ =
→ 𝐼𝑡 = 𝐼𝑠ℎ + 𝐼𝑀
𝐼𝑡 − 𝐼𝑀
Modul Praktikum Pengukuran Besaran Listrik
PENGUKURAN TAHANAN DALAM AMPEREMETER
DAN CARA MEMPERBESAR BATAS PENGUKURAN AMPEREMETER
19
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
F AK U L T AS T E K N I K
U N I V E R S I T A S I S L AM K AD I R I
Dimana :
Vsh
= Tegangan pada R Shunt
Ish
= Arus pada R Shunt
Rsh
= R Shunt
Vt
= Tegangan total/tegangan yang diukur
It
= Arus total/Arus yang diukur
VM
= Tegangan yang melewati mA-meter
IM
= Arus yang melewati mA-meter
Rsh
= resistansi dalam mA-meter
III. PERALATAN PRAKTIKUM
- Multimeter Analog 1 unit
- Multimeter Digital 2 unit
- Panel Percobaan Pengukuran Tahanan Dalam Amperemeter
- Panel Percobaan Memperbesar batas Pengukuran
IV. PROSEDUR PERCOBAAN
A. PENGUKURAN TAHANAN DALAM AMPEREMETER
AMPEREMETER
A
R1
R2
POWER SUPPLY
(E)
1. Siapkan rangkaian seperti pada gambar diatas
2. Atur tegangan power supply (E) sebesar 2 Volt
3. Atur R1 pada posisi maksimum.
4. Tempatkan skala amperemeter pada 2,5 mA
5. Hubungkan R2 paralel dengan amperemeter
6. Atur R2 sehingga amperemeter menunjukkan 1,25 mA
Modul Praktikum Pengukuran Besaran Listrik
PENGUKURAN TAHANAN DALAM AMPEREMETER
DAN CARA MEMPERBESAR BATAS PENGUKURAN AMPEREMETER
20
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
F AK U L T AS T E K N I K
U N I V E R S I T A S I S L AM K AD I R I
7. Ukur nilai tahanan R1 dan masukkan nilai tahanannya dalam tabel
8. Lepaskan R2 dari rangkaian, ukur nilai tahanan R2 dan masukkan nilai tahanannya
dalam tabel.
9. Ulangi prosedur diatas dengan mengganti tegangan power supply sebesar 4 volt
E = 2 Volt
E = 2 Volt
R1
.......... ohm
.......... ohm
R2
.......... ohm
.......... ohm
PERINGATAN !!!
Perhatikan polaritas amperemeter dalam melakukan pengukuran arus listrik
B. MEMPERBESAR BATAS PENGUKURAN AMPEREMETER
500 ohm
AMPEREMETER
A
R1
R2
POWER SUPPLY
(E)
1.
Siapkan rangkaian seperti pada gambar diatas (R2 dalam posisi tidak terhubung)
2.
Pasang amperemeter pada skala 25 mA
3.
Atur tegangan power supply (E) pada posisi minimum (0 volt) dan hubungkan
pada rangkaian
4.
Atur tegangan power supply (E) sampai penunjukkan amperemeter sebesar 12
mA.
5.
Lepaskan R2, kemudian ukur besarnya tegangan power supply dan masukkan
dalam tabel (rangkaian tanpa R2)
6.
Hubungkan lagi R2 paralel dengan amperemeter dan atur R2 sehingga
penunjukkan amperemeter menjadi ½ dari penunjukkan sebelumnya (6 mA).
Modul Praktikum Pengukuran Besaran Listrik
PENGUKURAN TAHANAN DALAM AMPEREMETER
DAN CARA MEMPERBESAR BATAS PENGUKURAN AMPEREMETER
21
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
F AK U L T AS T E K N I K
U N I V E R S I T A S I S L AM K AD I R I
7.
Lepaskan lagi R2 dari rangkaian, ukur nilai tahanan R2 dan masukkan nilai
tahanannya dalam tabel.
8.
Pasangkan kembali R2 pada rangkaian, atur tegangan power supply sampai
amperemeter menunjukkan harga 12 mA.
9.
Ukur besarnya tegangan power supply dan masukkan dalam tabel (rangkaian
dengan R2)
10. Lepaskan R2, baca penunjukkan amperemeter dan masukkan pada tabel.
11. Ulangi prosedur diatas untuk penunjukkan amperemeter sebesar 10 mA.
Rangkaian dengan R2
Arus setelah
E
R2
E
R2 dilepas (I)
12 mA
.......... Volt
.......... Ohm
.......... Volt
.......... mA
10 mA
.......... Volt
.......... Ohm
.......... Volt
.......... mA
A
Rangkaian tanpa R2
V. MENGAKIRI PERCOBAAN
A. Sebelum meninggalkan meja percobaan, rapikan meja praktikum. Bereskan kabel
dan matikan osiloskop, generator sinyal, dan power supply DC. Cabut daya dari
jala‐jala ke kit praktikum. Pastikan juga multimeter analog dan multimeter digital
ditinggalkan dalam keadaan mati (selector menunjuk ke pilihan off). Praktikan yang
tidak membereskan meja praktikum akan mendapatkan potongan nilai.
B. Pastikan dosen pembimbing anda telah menandatangani catatan percobaan kali
ini pada pada Laporan Hasil Percobaan anda. Catatan percobaan yang tidak
ditandatangani oleh dosen tidak dapat dilampirkan dalam Laporan Hasil Praktikum
(Laporan hasil praktikum tidak dapat dinilai).
VI. PERTANYAAN DAN TUGAS
1. Berapa harga tahanan dalam (rM) dari amperemeter yang dipakai dalam percobaan
pengukuran tahanan dalam amperemeter?
2. Dalam percobaan pengukuran tahanan dalam ampere meter, mengapa pada saat R2
di ukur harus dilepas dahulu dari rangkaian? Jelaskan!
3. Bagaimana cara memperbesar batas pengukuran amperemeter?
4. Berikan kesimpulan anda dari percobaan diatas (pengukuran tahanan dalam
amperemeter dan memperbesar bats pengukuran amperemeter)!
Modul Praktikum Pengukuran Besaran Listrik
PENGUKURAN TAHANAN DALAM AMPEREMETER
DAN CARA MEMPERBESAR BATAS PENGUKURAN AMPEREMETER
22
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
F AK U L T AS T E K N I K
U N I V E R S I T A S I S L AM K AD I R I
PERCOBAAN III
PENGGUNAAN RLC METER DALAM PENGUKURAN
I.
TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mempergunakan RLC Meter.
2. Mahasiswa terampil mempergunakan RLC Meter dengan baik dan benar.
3. Mahasiswa dapat menggunakan RLC Meter pada Komponen-komponen yang telah
ditentukan.
4. Mahasiswa dapat menghitung secara manual nilai dari komponen-komponen
tersebut tanpa menggunakan RLC Meter.
5. Mahasiswa dapat menghitung nilai dari komponen-komponen tersebut dengan
menggunakan RLC Meter
II. DASAR TEORI
RLC meter adalah alat ukur elektronika untuk mengukur nilai resistansi (R),
induktansi (L) dan kapasitansi (C) dari suatu komponen. Penggunaannya tergolong tidak
sulit karena sekarang sudah ada RLC meter yang berbentuk digital sehingga
memudahkan pemakai dalam menggunakannya.
Gambar 3. Alat ukur LCR meter
Induktansi adalah salah satu sifat utama yang LCR meter akan menguji. Induktansi
adalah perubahan pada aliran arus melalui rangkaian dan beberapa perangkat seperti
Modul Praktikum Pengukuran Besaran Listrik
PENGGUNAAN RLC METER DALAM PENGUKURAN
23
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
F AK U L T AS T E K N I K
U N I V E R S I T A S I S L AM K AD I R I
resistor mencegah perubahan itu. Ini disebut gaya gerak listrik. Karena arus listrik
menghasilkan medan magnet yang mengurangi tingkat perubahan pada saat ini, LCR
akan mengukur rasio fluks magnet.
Sebuah LCR juga akan mengukur kemampuan objek untuk terus memegang muatan
listrik. Ini dikenal sebagai capacitance. Meter dapat menguji jumlah biaya yang disimpan
pada suatu titik tertentu yang dikenal sebagai potensi listrik. Biasanya diukur dalam volt,
ini menunjukkan muatan statis yang tepat dalam bidang listrik objek.
Ketika mengukur resistansi listrik yang ketat, LCR meter akan membantu
mengidentifikasi oposisi yang tepat dari saat ini. Sebuah komponen yang berisi lebar
seragam akan memiliki daya tahan sebanding dengan panjangnya. Hal ini membantu
dalam menentukan desain yang benar dari elemen yang terlibat dengan sirkuit.
Komponen yang sedang diperkenalkan untuk LCR meter ini dikenal sebagai
perangkat yang diuji (DUT). DUT pengujian dilakukan di berbagai industri untuk
memastikan bahwa produk listrik berfungsi dengan benar. Sebagai contoh, jika suatu
sistem video game lepas dari jalur perakitan, LCR yang dapat digunakan untuk
melakukan pemeriksaan terakhir dari sistem. Listrik akan diberikan ke perangkat dan
meter tes produk untuk memastikan kelayakan fungsinya
Uji LCR meter penuh dapat dilakukan dengan sangat cepat tergantung pada
perangkat yang diuji. Pada dasarnya, setelah sumber tegangan AC diberikan, tegangan
dan arus keduanya diukur. Sementara ini bukan pilihan, sangat mudah untuk pengujian
item yang dirakit secara lengkap, bekerja sangat baik pada komponen individu.
LCR meter tersedia dalam macam format, baik analog dan digital. Penguji analog
biayanya lebih efektif dan dapat dibangun dengan menggunakan komponen dasar jika
diperlukan. Penguji digital bagaimanapun memberikan pembacaan lebih akurat dan
tersedia dalam ukuran yang lebih kecil dan berat.
III. PERALATAN PRAKTIKUM
- RLC Meter
- Resistor 4 buah
- Induktor (L) 4 Buah
- Capasitor (C) 4 Buah
- Kabel-kabel penghubung
Modul Praktikum Pengukuran Besaran Listrik
PENGGUNAAN RLC METER DALAM PENGUKURAN
24
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
F AK U L T AS T E K N I K
U N I V E R S I T A S I S L AM K AD I R I
IV. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Siapkan peralatan yang akan digunakan
2. Siapkan komponen-komponen yang akan diukur
3. Lakukan penghitungan/pembacaan secara manual komponen-komponen tersebut
(sesuai yang tertera pada badan komponen).
4. Kemudian ukur komponen-komponen tersebut dengan menggunakan RLC Meter
5. Catat hasil pengukuran tersebut pada tabel hasil percobaan
6. Bandingkan hasil perhitungan secara manual dengan pengukuran menggunakan RLC
Meter.
PERINGATAN !!!
Jangan masukkan tegangan pada probe RLC meter, saat mengukur kapasitansi
(C) kosongkan kapasitor sebelum melakukan pengujian
Tabel 1. Hasil pengamatan dan pengukuran resistor
R
Hasil Pengukuran
Menggunakan
Manual
RLC Meter
Keterangan
(Selisih)
R1
R2
R3
R4
R1+R2+R3+R4
R1//R2//R3//R4
R1+(R2//R3//R4)
R1+(R2//R3)+R4
Tabel 2. Hasil pengamatan dan pengukuran induktor
Hasil Pengukuran
L
Manual
Menggunakan
RLC Meter
Keterangan
(Selisih)
L1
L2
L3
L4
Modul Praktikum Pengukuran Besaran Listrik
PENGGUNAAN RLC METER DALAM PENGUKURAN
25
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
F AK U L T AS T E K N I K
U N I V E R S I T A S I S L AM K AD I R I
Tabel 3. Hasil pengamatan dan pengukuran capasitor
C
Hasil Pengukuran
Menggunakan
Manual
RLC Meter
Keterangan
(Selisih)
C1
C2
C3
C4
C1+C2+C3+C4
C1//C2//C3//C4
C1+(C2//C3//C4)
C1+(C2//C3)+C4
V. MENGAKIRI PERCOBAAN
A. Sebelum meninggalkan meja percobaan,rapikan meja praktikum. Bereskan kabel
dan matikan osiloskop, generator sinyal, dan power supply DC. Cabut daya dari
jala‐jala ke kit praktikum. Pastikan juga multimeter analog dan multimeter digital
ditinggalkan dalam keadaan mati (selector menunjuk ke pilihan off). Praktikan yang
tidak membereskan meja praktikum akan mendapatkan potongan nilai.
B. Pastikan dosen pembimbing anda telah menandatangani catatan percobaan kali
ini pada pada Laporan Hasil Percobaan anda. Catatan percobaan yang tidak
ditandatangani oleh dosen tidak dapat dilampirkan dalam Laporan Hasil Praktikum
(Laporan hasil praktikum tidak dapat dinilai)
VI. PERTANYAAN DAN TUGAS
1. Buat kesimpulan dari percobaan ini !
Modul Praktikum Pengukuran Besaran Listrik
PENGGUNAAN RLC METER DALAM PENGUKURAN
26
Download