Teori Ekonomi Klasik dan Keynes Oleh: Dr.Hj. Tien Yustini,SE.M.Si Teori Ekonomi Klasik Dasar filsafat; perekonomian yang didasarkan pada sistem bebas berusaha (Laissez Faire) adalah self-regulating, artinya mempunyai kemampuan untuk kembali ke posisi keseimbangan secara otomatis. Pemerintah tidak perlu campur tangan dalam perekonomian. Di Pasar Barang sifat self-regulating ini dicerminkan oleh adanya proses yang otomatis membawa kembali ke posisi GDP yang menjamin full-employment, apabila karena sesuatu hal perekonomian tidak pada posisi ini. Landasan dari keyakinan ini adalah; 1) Berlakunya hukum Say yang menyatakan bahwa “Supply creates its own demand,” 2) Anggapan bahwa semua harga fleksibel Teori Ekonomi Klasik (lanjutan) Di Pasar Tenaga Kerja, dalam jangka Upah (W) pendek hanya ada pengangguran sukarela. Tetapi pengangguran W1 inipun hanya bersifat sementara, W2 karena apabila harga-harga turun (termasuk upah), maka konsumsi dan produksi akan kembali lagi ke tingkat semua (yaitu full employment). Di Pasar Uang, terdapat teori kuantitas yang menyatakan bahwa permintaan akan uang adalah proporsional dengan nilai transaksi yang dilakukan masyarakat. Di Pasar ini ditentukan tingkat harga umum; apabila jumlah uang yang beredar (penawaran akan uang) naik maka tingkat hargapun naik. 0 F S D1 D2 NU NF Jml Pekerja MS = MD = kP.Q MS MD K P Q = Penawaran Uang (Kebijakan Moneter) = Permintaan Uang = Konstanta = Harga Umum = GDP Teori Ekonomi Klasik (lanjutan) Dalam sistem standar kertas, tidak ada proses otomatis yang menstabilkan tingkat harga. Disini kaum klasik melihat satu-satunya peranan makro pemerintah, yaitu mengendalikan jumlah uang beredar sesuai dengan kebutuhan transaksi masyarakat. Di dalam sistem standar emas, ada mekanisme otomatis yang menjamin kestabilan harga. Disini peranan pemerintah tidak dianggap perlu, sebab jumlah uang (emas) yang beredar akan otomatis menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat. Di Pasar Luar Negeri, mekanisme otomatis menjamin keseimbangan neraca perdagangan melalui: 1) Mekanisme Hume, dalam sistem standar emas, atau 2) Mekanisme kurs devisa mengambang, dalam sistem standar kertas. Campur tangan pemerintah tidak diperlukan. Teori Ekonomi Keynes Keynes berpendapat bahwa sistem Leissez Faire murni tidak bisa dipertahankan. Pada tingkat makro, pemerintah harus secara aktif dan sadar mengendalikan perekonomian ke arah posisi “Full Employment”-nya, sebab mekanisme otomatis ke arah posisi tersebut tidak bisa diandalkan secara otomatis. Menurut Keynes, situasi makro suatu perekonomian ditentukan oleh apa yang terjadi dengan permintaan agregat masyarakat apabila permintaan agregat melebihi penawaran agregat (atau output yang dihasilkan) dalam periode tersebut, maka akan terjadi situasi “kekurangan produksi”. Pada periode berikutnya output akan naik atau harga akan naik, atau keduanya terjadi bersama-sama. Apabila permintaan agregat lebih kecil daripada penawaran agregat, maka situasi “kelebihan produksi” terjadi. Pada periode berikutnya output akan turun atau harga akan turun, atau keduanya terjadi bersama-sama. Teori Ekonomi Keynes (Lanjutan) Inti dari kebijakan makro Keynes adalah bagaimana pemerintah bisa mempengaruhi permintaan agregat (dengan demikian, mempengaruhi situasi makro), agar mendekati posisi “Full Employment”-nya. “Permintaan Agregat” adalah seluruh jumlah uang yang dibelanjakan oleh seluruh lapisan masyarakat untuk membeli barang dan jasa dalam satu tahun. Barang dan jasa diartikan sebagai barang dan jasa yang diproduksikan dalam tahun tersebut (barang bekas atau barang yang diproduksikan tahun-tahun sebelumnya atau barang yang tidak diproduksikan seperti tanah, tenaga kerja dan faktor produksi lain, tidak termasuk dalam pengertian “barang dan jasa” dimaksud disini). Dalam perekonomian tertutup permintaan agregat terdiri dari 3 unsur: 1) Pengeluaran Konsumsi oleh Rumah Tangga (C) 2) Pengeluaran Investasi oleh Perusahaan (I) 3) Pengeluaran Pemerintah (G), Pemerintah bisa mempengaruhi permintaan agregat secara langsung melalui pengeluaran pemerintah dan secara tidak langsung terhadap pengeluaran konsumsi dan pengeluaran investasi. Z=C+I+G Teori Ekonomi Keynes Masing-masing unsur permintaan agregat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berbeda. Pengeluaran konsumsi tergantung pada pendapatan yang diterima oleh Rumah Tangga dan kecenderungan berkonsumsinya (propincity to consume). Pengeluaran investasi ditentukan oleh keuntungan yang diharapkan (marginal efficiency of capital) dan biaya dana (tingkat bunga). Pengeluaran pemerintah ditentukan oleh proses politik yang kompleks dan dalam teori makro dianggap “eksogen”. Perubahan dari unsur-unsur permintaan agregat (pengeluaran konsumsi, pengeluaran investasi dan pengeluaran pemerintah) mempengaruhi tingkat permintaan agregat melalui proses berantai atau proses multiplier. Bila unsur ini meningkat dengan Rp. 1 maka tingkat permintaan agregat akan meningkat dengan suatu kelipatan dari Rp. 1. pelipat atau multiplier ini tergantung pada besarnya marginal propensity to consume. Proses Produksi dan Pendapatan Masyarakat Produksi Merencanakan Proses Produksi Penghasilan Rumah tangga (Y) Ditabung (S) Dibelanjakan di Pasar Barang (C) Supply Barang & Jasa (Q) Melihat situasi pasar Produsen Y=Q ; Y=C+S ; Q>C Pasar Barang Fungsi Konsumsi, Saving Bentuk umum fungsi konsumsi; C, S C = a + MPC.Y C = besarnya konsumsi a = konstanta MPC = hasrat konsumsi (∆C/∆Y) Y = Pendapatan Fungsi saving diperoleh; Y=C+S S=Y–C = Y – (a + MPC.Y) S = -a + (1 – MPC).Y a} 0-a } Y S = besarnya saving MPS = hasrat saving (∆S/∆Y) MPC = Marginal Propincity to Consume MPS = Marginal Propincity to Save 1 – MPC Fungsi Investasi Variabel ekonomi ini ditentukan oleh tingkat bunga dan marginal effisiency of capital (MEC)/hasrat investasi. Bila MEC < tingkat bunga, maka Invesatasi tidak dilaksanakan; Tingkat BilaBunga MEC(r)> tingkat bunga, maka Investasi dilaksanakan r S 5% 4% 3% MEC 2% 0 100 200 300 400 Investasi (I) MEC 0 I Konsep Pelipat (Multiplier) Multiplier adalah angka pengganda dari suatu variabel untuk menghasilkan besarnya perubahan variabel pendapatan nasional (permintaan agregat). Z 1 I 1 MPC o < MPC < 1, maka 1 / 1-MPC > 1. jadi ∆I akhirnya mengakibatkan ∆Z > ∆I. Contoh: MPC = 0,8. kenaikan pengeluaran investasi (∆I) = Rp. 1 juta akan meningkatkan permintaan 1 agregat (∆Z ) sebesar Z Rp1 juta Rp 5 juta Karena 1 0,8 Bekerjanya angka pengganda: Multiplier Effect Z (C + I + G) + ∆I 1150 ∆Z = 200 C + I + G 950 230 C = 100 + 0,8Y 190 100 50 40 0 I G 950 1150 500 ∆I = 40 maka ∆Z = 200 dan Z = 190 + 200 = 390 Y Keseimbangan Pasar Barang (Keynes) P Z B Z1 ∆I L K A Z0 S R Z1 Z0 0 Y0 Y1 Y 0 M T Q P Keseimbangan Pasar Barang (Keynes) Lanjutan… P S S Z1 Z1 P Z0 0 Gambar A S Z0 0 Q Z1 Z0 0 Gambar C Q Gambar B Q