abstrak - Pascasarjana Universitas Negeri Malang

advertisement
Kumpulan Abstrak Disertasi
Semester Gasal 2008/2009
Manajemen Pendidikan (MPD)
124 KUMPULAN ABSTRAK TESIS & DISERTASI 2008/2009
Hubungan Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Gaya
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah dengan Kinerja Sekolah pada Pendidikan
Menengah Di Kota Gorontalo
Abd. Kadim Masaong
Abstrak
Manusia merupakan mahluk ciptaan Allah Swt yang paling mulia dan sempurna. Kemuliaan dan
kesempurnaan itu ditandai dengan dikaruniainya otak dan akal untuk menjalankan fungsinya sebagai
pemimpin. Otak manusia terbagi atas tiga aspek, yaitu cortex cerebri, system limbic dan lobus temporal.
Cortex cerebri berfungsi mengatur kecerdasan intelektual, system limbic berfungsi mengatur kecerdasan
emosional dan lobus temporal berfungsi mengatur kecerdasan spiritual. Ketiga kecerdasan ini dapat berfungsi
secara bersinerji dan dapat pula berfungsi secara terpisah sehingga berdampak pada bervariasinya gaya
kepemimpinan kepala sekolah. Bervariasinya gaya kepemimpinan kepala sekolah, berpengaruh pula terhadap
iklim dan kinerja sekolah.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional,
kecerdasan spiritual, gaya kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah dengan kinerja sekolah pada
pendidikan menengah di Kota Gorontalo. Selain itu, untuk mengetahui ada tidaknya hubungan masingmasing variabel, baik hubungan secara langsung maupun hubungan tidak langsung.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan penelitian
survey yang menggunakan pendekatan “cross sectional survey”. Populasi penelitian ini adalah keseluruhan
subyek yang berkaitan dengan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, gaya
kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah dengan kinerja sekolah pada pendidikan menengah di Kota
Gorontalo. Anggota populasinya adalah guru-guru pada pendidikan menengah yang berjumlah 885 orang.
Sampel diambil dari anggota populasi sebesar 16% atau 145 orang yang dapat mewakili populasi dengan
teknik random dan strata. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen berupa kuessioner untuk
menjaring data keenam variabel yaitu: (1) data kecerdasan intelektual, (2) data kecerdasan emosional, (3)
data kecerdasan spiritual, (4) data gaya kepemimpinan kepala sekolah, (5) data iklim sekolah, dan (6) data
kinerja sekolah.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan
spiritual berada dalam kategori tinggi, (2) gaya kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah dengan
kinerja sekolah berada dalam kategori baik; (3) terdapat hubungan langsung yang positif dan signifikan
antara kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual kepala sekolah pada pendidikan
menengah di Kota Gorontalo, (4) terdapat hubungan langsung yang positif dan signifikan antara kecerdasan
intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual kepala sekolah dengan gaya kepemimpinan kepala
sekolah pada pendidikan menengah di Kota Gorontalo, (5) terdapat hubungan langsung yang positif dan
signifikan antara kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual kepala sekolah
dengan iklim sekolah pada pendidikan menengah di Kota Gorontalo, (6) terdapat hubungan tidak langsung
yang positif dan signifikan antara kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual
kepala sekolah dengan iklim sekolah melalui gaya kepemimpinan kepala sekolah pada pendidikan menengah
di Kota Gorontalo, (7) terdapat hubungan tidak langsung yang positif dan signifikan antara kecerdasan
intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual kepala sekolah dengan kinerja sekolah melalui
gaya kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah pada pendidikan menengah di Kota Gorontalo, (8)
terdapat hubungan langsung yang signifikan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan iklim sekolah
pada pendidikan menengah di Kota Gorontalo, (9) terdapat hubungan langsung yang signifikan antara gaya
kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja sekolah pada pendidikan menengah di Kota Gorontalo, (10)
terdapat hubungan langsung yang signifikan antara iklim sekolah dengan kinerja sekolah pada pendidikan
menengah di Kota Gorontalo, (11) terdapat hubungan tidak langsung yang signifikan antara gaya
kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja sekolah melalui iklim sekolah pada pendidikan menengah di
Kota Gorontalo, dan (12) terdapat hubungan secara bersama-sama yang signifikan antara kecerdasan
intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, gaya kepemimpinan kepala sekolah dan iklim
sekolah dengan kinerja sekolah pada pendidikan menengah di Kota Gorontalo.
Berdasarkan temuan penelitian ini dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: (1) diharapkan
kepada Kepala Dinas Pendidikan Nasional dan Kanwil Departemen Agama agar dalam pelaksanaan
rekrutmen, seleksi dan pengangkatan kepala sekolah tidak hanya melihat dari aspek kecerdasan, (2)
disarankan kepada Dinas Pendidikan Nasional dan Departemen Agama dalam pengembangan kapasitas guru
dan staf lebih diutamakan yang bersentuhan langsung dengan pengembangan kecerdasan emosional dan
kecerdasan spiritual, (3) diharapkan pada kepala sekolah dalam mengembangkan dan menyusun program
123
Program Studi S3 MPD 125
sekolah senantiasa berorientasi pada pendidikan berbasis multiple intelligence (kecerdasan intelektual,
emosional dan spiritual peserta didik) secara seimbang, (4) kepala sekolah dan guru-guru diharapkan selalu
meningkatkan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritualnya karena kecerdasan ini dapat dikembangkan
tanpa mengenal batas umur, (5) diharapkan pada kepala sekolah agar dalam upaya peningkatan kinerja
sekolah senantiasa berorientasi pada pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual warga sekolah, dan
(6) bagi para peneliti yang berminat meneliti tentang kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional,
kecerdasan spiritual, gaya kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah dengan kinerja sekolah,
disarankan agar memperluas variabel penelitian, karena masih terdapat beberapa variabel yang dapat
berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah dan kinerja sekolah.
Kata kunci: kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, gaya kepemimpinan, iklim
sekolah, kinerja sekolah
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Pelatihan Pamong Belajar di Balai
Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda (BPPLS) Regional IV Surabaya
Ach. Rasyad
Abstrak
Keefektifan merupakan tujuan utama manajemen pelatihan, dalam arti bagaimana mengelola semua
sumberdaya pelatihan sehingga diperoleh hasil yang sesuai dengan yang direncanakan. Pamong Belajar
sebagai salah satu pendidik pada pendidikan nonformal memiliki posisi strategis sebagai: (a) pendidik
masyarakat secara langsung, (b) sebagai pendidik dan pelatih pendidik dan tenaga kependidikan nonformal
yang lain, dan (c) pengembang dan peneliti pendidikan nonformal. Banyak pelatihan yang telah dilakukan
untuk meningkatkan kompetensi Pamong Belajar, antara lain pelatihan yang diselenggarakan di Balai
Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda (BPPLSP) tetapi evaluasi terhadap keefektifan
pelatihan sebagai salah satu indikator mutu manajemen pelatihan dengan menggunakan kerangka teorotik
sebagaimana dikembangkan oleh Bosker (1997), Wentling (2001), diperkuat dengan temuan penelitian
Muller dan Sharma (2005) Pearson (2006) dan
Litchfield (2007) belum banyak dilakukan. Atas dasar itulah peneliti melakukan penelitian ini,
dengan tujuan untuk menemukan tingkat keefektifan pengelolaan pelatihan Pamong Belajar di BPPLSP
Regional IV, menguji pengaruh positif yang signifikan dari faktor-faktor peserta pelatihan, masukan
instrumental dan masukan lingkungan terhadap keefektifan proses pelatihan Pamong Belajar di BPPLSP
Regional IV, menguji pengaruh positif yang signifikan dari faktor-faktor peserta, masukan instrumental,
masukan lingkungan terhadap keefektifan hasil pelatihan Pamong Belajar di BPPLSP Regional IV secara
menyeluruh dan menguji pengaruh tidak langsung yang signifikan positif faktor peserta terhadap hasil
pelatihan melalui proses pelatihan, faktor masukan instrumen terhadap hasil pelatihan melalui proses
pelatihan, dan faktor lingkungan terhadap hasil pelatihan melalui proses pelatihan Pamong Belajar di
BPPLSP Regional IV Surabaya
Penelitian ini dirancang sebagai penelitian evaluasi (evaluation Research). Pelatihan Pamong
Belajar pada tahun 2006 ada 2 pelatihan, yaitu pelatihan manajemen diklat dan penulisan karya ilmiah, yang
masing-masing pesertanya 30 orang maka yang menjadi populasi dan sekaligus sampel dari penelitian ini
adalah 60 peserta (total sampling). Pengumpulan data dilakukan melalui teknik angket. Instrumen
dikembangkan setelah melalui uji validitas dan reliabilitas. Analisis data dilakukan dengan analisis jalur (path
analysis) setelah data diuji keberadaan multikolinearitas, normalitas, homogenitas dengan analisis uji
homoskedastisitas, dan uji linearitas memenuhi syarat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan pengelolaan pelatihan berlangsung secara
efektif baik dalam proses pelatihan maupun hasil pelatihan dan terdapat pengaruh langsung yang signifikan
positif antara: (1) faktor peserta terhadap keefektifan proses penyelenggaraan pelatihan, (2) faktor masukan
instrumental terhadap keefektifan proses penyelenggaraan pelatihan, (3) faktor masukan lingkungan terhadap
keefektifan proses penyelenggaraan pelatihan, (4) faktor peserta terhadap hasil pelatihan, (5) faktor masukan
lingkungan terhadap hasil pelatihan dan (6) faktor proses penyelenggaraan pelatihan terhadap hasil pelatihan.
Sedangkan (7) faktor masukan instrumental tidak berpengaruh langsung terhadap keefektifan hasil pelatihan.
Demikian pula terdapat pengaruh tidak langsung yang signifikan positif antara: (1) faktor peserta terhadap
hasil pelatihan melalui proses penyelenggaraan pelatihan, (2) faktor masukan instrumen terhadap hasil
pelatihan melalui proses penyelenggaraan pelatihan, dan (3) faktor lingkungan terhadap hasil pelatihan
melalui proses penyelenggaraan pelatihan Pamong Belajar di BPPLSP Regional IV Surabaya.
126 KUMPULAN ABSTRAK TESIS & DISERTASI 2008/2009
Atas dasar temuan penelitian ini, untuk meningkatkan keefektifan manajemen pelatihan disarankan:
(1) prosedur pengelolaan pelatihan ditata ulang mulai dari perekruitan oleh pimpinan yang lebih melibatkan
peserta, (2) dirancang pola pengelolaan pengaruh antara narasumber dengan peserta pelatihan tidak hanya
berhenti ketika pelatihan selesai, namun dilanjutkan dengan memfasilitasi pengaruh lanjut antara mereka
pasca pelatihan untuk pendampingan dan konsultasi bila peserta menghadapi kesulitan menerapkan hasil
pelatihan, (3) perlu dikembangkan pengelolaan layanan materi belajar lanjutan yang bisa diterima peserta
pasca mengikuti pelatihan, dan (4) pengelolaan lingkungan perlu juga ditataulang dengan melahirkan
kebijakan-kebijakan yang mendukung penerapan hasil pelatihan serta peningkatan keuntungan relatif dan
kemanfaatan hasil pelatihan bila diterapkan oleh peserta.
Kata kunci: keefektifan, manajemen pelatihan, pamong belajar
Hubungan Antara Responsibilitas Manajemen, Akuntabilitas Mutu Pelayanan, Budaya
Mutu, Pembelajaran Organisasi, Kinerja Tim Dengan Keefektifan Sistem Penjaminan Mutu
Pada Universitas Swasta di Surabaya
Heni Sukrisno
Abstrak
Peningkatan mutu perguruan tinggi di seluruh aspek dapat memungkinkan membangun kepercayaan
masyarakat terhadap perguruan tinggi. Penjaminan mutu pendidikan tinggi merupakan sistem yang tepat
untuk melakukan pemeliharaan dan peningkatan mutu yang berkelanjutan bagi perguruan tinggi yang
bersangkutan dan dilaksanakan secara internal. Berdasarkan Higher Education Long Term Strategy 20032010 (HELTS 2003-2010) tentang mutu pendidikan tinggi, diharapkan bahwa perguruan tinggi memiliki
organisasi yang sehat. Hal ini menunjukkan bahwa perguruan tinggi yang sehat adalah jika proses internalnya
berjalan dengan baik.
Tujuan penelitian ini adalah, (1) untuk mengetahui gambaran tentang keefektifan sistem penjaminan
mutu pada Universitas swasta di Surabaya; dan (2) untuk mengetahui hubungan secara langsung atau tidak
langsung antara responsibilitas manajemen, akuntabilitas mutu pelayanan, budaya mutu, pembelajaran
organisasi, kinerja tim dengan keefektifan sistem penjaminan mutu pada universitas swasta di Surabaya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, kategori penelitian expos fakto yang bersifat
deskripsi korelasional. Populasi penelitian ini adalah semua dosen tetap pada universitas swasta di Surabaya.
Dosen tetap yang dimaksudkan adalah dosen yayasan dan dosen dpk. pada universitas swasta di Surabaya
yang berjumlah 3.454 orang. Adapun penetapan jumlah sampel menggunakan tabel yang disusun oleh
Krejcie dan Morgan, diperoleh sampel sebanyak 345 dosen. Sampel diambil dengan menggunakan teknik
sampling kelompok (cluster sampling) yang proporsional.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dengan menyebarkan angket kepada
responden (dosen) secara langsung pada setiap universitas swasta di Surabaya yang menjadi sampel
penelitian ini. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah SEM (Structural Equation
Modeling) atau model persamaan struktural. Berdasarkan ukuran sampel penelitian ini yaitu sebesar 345,
maka model persamaan struktural atau SEM diselesaikan dengan bantuan software PLS (Partial Least
Square). Penggunaan PLS dalam menyelesaikan SEM tersebut dengan pertimbangan bahwa PLS merupakan
metode alternatif yang berbasis varians atau component bases yang tidak mempersoalkan jumlah sampel
serta tidak harus menghendaki atau mengabaikan data harus berdistribusi normal secara multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) gambaran Keefektifan sistem penjaminan, kinerja tim,
pembelajaran organisasi, akuntabilitas mutu pelayanan, responsibilitas manajemen yang dipersepsi oleh
responden memiliki kategori rata-rata baik, (2) makin tinggi responsibilitas manajemen tidak diikuti makin
efektifnya sistem penjaminan mutu, (3) makin tinggi akuntabilitas mutu pelayanan tidak diikuti makin
efektifnya sistem penjaminan mutu, (4) makin kuat budaya mutu diikuti makin efektifnya sistem penjaminan
mutu, (5) makin tinggi pembelajaran organisasi tidak diikuti makin efektifnya sistem penjaminan mutu, (6)
makin tinggi kinerja tim diikuti makin efektifnya sistem penjaminan mutu, (7) makin tinggi responsibilitas
manajemen tidak diikuti makin efektifnya sistem penjaminan mutu, walaupun disertai akuntabilitas mutu
pelayanan yang tinggi, (8) makin tinggi responsibilitas manajemen diikuti makin tingginya akuntabilitas
mutu pelayanan, (9) makin tinggi responsibilitas manajemen diikuti makin efektifnya sistem penjaminan
mutu, asalkan disertai budaya mutu yang kuat, (10) makin tinggi responsibilitas manajemen tidak diikuti
makin efektifnya sistem penjaminan mutu, walaupun disertai pembelajaran organisasi yang tinggi, (11)
makin tinggi responsibilitas manajemen diikuti makin tingginya pembelajaran organisasi, (12) makin tinggi
Program Studi S3 MPD 127
responsibilitas manajemen diikuti makin efektifnya sistem penjaminan mutu, asalkan disertai kinerja tim
yang tinggi, (13) makin tinggi responsibilitas manajemen diikuti makin tinggi kinerja tim, asalkan disertai
pembelajaran organisasi yang tinggi, (14) makin tinggi responsibilitas manajemen diikuti makin tingginya
kinerja tim, (15) ) makin tinggi responsibilitas manajemen tidak diikuti makin tinggi kinerja tim, setelah
disertai budaya mutu yang kuat, (16) makin tinggi responsibilitas manajemen diikuti makin kuatnya budaya
mutu, (17) makin kuat budaya mutu tidak diikuti makin tinggi kinerja tim, (18) makin tinggi pembelajaran
organisasi diikuti makin efektif sistem penjaminan mutu, asalkan disertai kinerja tim yang tinggi, (19) makin
tinggi pembelajaran organisasi diikuti makin tingginya kinerja tim, (20) makin tinggi akuntabilitas mutu
pelayanan tidak diikuti makin efektifnya sistem penjaminan mutu, walaupun disertai pembelajaran organisasi
yang tinggi, dan (21) makin tinggi akuntabilitas mutu pelayanan diikuti makin tingginya pembelajaran
organisasi.
Berdasarkan temuan penelitian ini, maka disarankan kepada pembuat kebijakan, terutama lembaga
sertifikasi penjaminan mutu, badan akreditasi nasional, koordinator perguruan tinggi swasta, tim audit, para
pimpinan perguruan tinggi swasta untuk mengambil manfaat dari hasil penelitian sebagai acuan dalam
mengevaluasi, mengawasi dan meningkatkan mutu perguruan tinggi swasta, khususnya universitas swasta.
Bagi para dosen dan staf perguruan tinggi swasta, terutama universitas swasta disarankan agar memanfaatkan
hasil penelitian sebagai acuan dalam memelihara dan meningkatkan mutu pendidikan tinggi. Selanjutnya
berdasarkan temuan penelitian ini juga disarankan kepada para peneliti yang berminat untuk mengkaji lebih
lanjut tentang faktor-faktor lain yang mempengaruhi keefektifan sistem penjaminan mutu.
Kata kunci: keefektifan sistem penjaminan mutu, kinerja tim, budaya mutu, responsibilitas manajemen
Management of Curriculum and Instructions in the Qualified Schools (Multisites Study at
Three State Junior High Schools in Kuçeçwara Municipality)
Kasman
Abstract
The curriculum main function is to provide the direction of educational process to pursue achieving
the education goals. The Indonesian curricula weaknesses remain at the implementation of class-based
learning activities. Learning activity refers to the core of whole school education programs.
This research aims at describing the management of the curriculum and instructions used in some
qualified schools. It foci on two main issues (1) the management of curriculum and instruction covering (a)
planning of curriculum and instruction, (b) implementation of curriculum and instruction, and (c) evaluation
of curriculum and instruction, and (2) the improvement of school performance focusing on the management
of curriculum and instruction to be qualified school.
To achieve the objectives, the researcher used qualitative approach and multisites design in
collecting and interpreting data in three junior high schools in Kuçeçwara Municipality since 2005-2007.
Data have been collected using participant observation, deep interview, and documentation study. The key
informant of this research is the head of curriculum division in three research sites. Data analysis uses
descriptive technique with three steps: (1) data reduction, (2) data presentation, and (3) conclusion remarks.
The judgment of data validity will be conducted based on the criteria of credibility, transferability,
dependability, and conformability. The review of results of data analysis will be presented in the single case
and cross-sites findings.
There are significant findings of the research. First, the management of curriculum and instruction in
three research sites shows that: in the perspective of (1) the planning of curriculum and instruction, (a) the
planning of school curriculum and instruction is based on the Act 20/2003, Government Regulation 19/2005,
National Education Minister’s Decree (Permendiknas) 22/2006, Permendiknas 23/2006, and Permendiknas
24/2006, (b) the structure of curriculum in junior high school shows that the organization of the curriculum is
broad field and integrated as well including the schedule of the additional sessions, (c) the process of
developing the curriculum and instruction at school covers the substantial and managerial development, and
(d) the planning of curriculum and instruction involves the school board, despite its limited role, of (2) the
implementation of curriculum and instruction, (a) the main teaching guideline with some environmentally
judgment, (b) students experience active learning more depending on the availability of supporting
instructional facilities including internet, and environment, and (c) students’ works can be used as media,
source of learning, and a control for learning achievement, and of (3) the evaluation of curriculum and
learning, (a) it measures the students’ achievement of SK-KD after the teaching learning process, (b) the
128 KUMPULAN ABSTRAK TESIS & DISERTASI 2008/2009
evaluation types given such as daily tests, block tests, middle semester test, semester test, class upgrade test,
school final test, and national test, are based on the stated SK-KD on the level of cognitive, affective, and/or
psychomotor domain, (c) the instruments of evaluation vary on the characteristics of individual lesson and
SK-KD, and (d) the results of evaluation may be used to determine learning achievement, class upgrade, and
students’ graduation. Second, the effort to improve the management of qualified curriculum and instructions
is categorized into two different programs, i.e main or routine programs and innovation programs. School
main program emphasizes on the preparation of education and school calendars, the arrangement of teaching
devices such as the Annual Program, Details of Effective Week, Semester Programs, Syllabus and Lesson
Plan, the implementation of assessments, the criteria of class upgrade and graduation, remedial and
enrichment programs, and the supervision of academic and school administration. Meanwhile, innovation
such as how to make use of the environment as source of learning, to organize the implementation of School
Teachers Discussion Forum (MGMPS), to add the lesson hours, to implement tryout tests, to manage the
counseling, to handle bilingual learning, to have learning done by team teaching or moving class, to plan the
superior classes, to facilitate students’ talents in the ‘KIR’, to empower the functions of ‘BK’, to improve
teachers’ academic quality and professionalism, to assign teachers based on their skills, and to improve the
supporting academic facilities like library and laboratory.
Concerning the research findings, the researcher suggests the followings. First, the National
Education Department should provide training and counseling programs for education management
specialists and teachers as the instructional specialists in developing the curriculum and instruction,
suggested that it synchronize the latest regulations with the National Education Minister’s Decree
044/U/2002, and should guarantee the implementation of the national examination to maintain national
education quality. Second, the local government should provide schools with qualified teachers based on the
school needs. Third, the principals and all members of foundations of education together with teachers should
develop the curriculum and create instructions creatively based on the national regulations. Fourth, the school
supervisors should give advice and guidance to the principals and teachers about planning, implementation,
and evaluation of curriculum and instructions. Fifth, teachers should improve their capability intensively in
developing curriculum and instructions based on their specializations in line with the development of science
and technology. Sixth, school committee should take part actively in the development of curriculum and
instructions based on the school characteristics. Seventh, other researchers should continue this research in
some difference site/time.
Keywords: curriculum management, instruction, junior high school, qualified school
Pengembangan Profesionalisme Guru Madrasah Terpadu ( Studi Kasus pada Madrasah
Terpadu: Madrasah Ibtidaiyah Anggrek, Madrasah Tsanawiyah Melati, dan Madrasah
Aliyah Teratai di Kota Kembang)
Moch. Romli
Abstrak
Madrasah sebagai lembaga pendidikan berbasis Islam dan merupakan bagian dari sistem pendidikan
nasional, harus mampu meningkatkan kualitas dalam penyelenggaraan pendidikan, khususnya terkait dengan
guru sebagai tenaga pengajar, sehingga dapat menghasilkan lulusan berkualitas menuju insan kamil yang
mampu bersaing di era globalisasi. Madrasah Terpadu terdiri dari Madrasah Ibtidaiyah Anggrek, Madrasah
Tsanawiyah Melati, dan Madrasah Aliyah Teratai, sebagai lembaga pendidikan di bawah pembinaan
Departemen Agama, dituntut untuk meningkatkan kualitas dan dapat dipertanggungjawabkan, oleh karena itu
perlu adanya guru profesional.
Pengembangan profesionalisme guru Madrasah Terpadu sebagai upaya untuk perbaikan sumberdaya
insani. Profesionalisme guru merupakan tingkat atau derajat kemampuan yang dimiliki guru dalam
melaksanakan tugas sebagai tenaga pengajar. Guru sebagai tenaga pengajar pada lembaga pendidikan
dipandang perlu untuk mendapatkan penghargaan yang layak dan dapat menjadi motivasi dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya, disamping itu juga perlu memiliki pengetahuan untuk meningkatkan
prestasi, harus menjadi learning person, yang senantiasa belajar untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan secara terus menerus. Madrasah Terpadu merupakan bentuk inovasi sebagai ikhtiar untuk
memanfaatkan semaksimal mungkin sumberdaya yang dimiliki secara terpadu guna tercapainya pendidikan
berkualitas.
Program Studi S3 MPD 129
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan prinsip-prinsip
peningkatan profesionalisme guru Madrasah Terpadu, (2) mendeskripsikan ragam teknik peningkatan
profesionalisme guru Madrasah Terpadu, (3) mendeskripsikan penghargaan prestasi profesionalisme guru
Madrasah Terpadu, dan (4) mendeskripsikan manfaat keterpaduan bagi peningkatan profesionalisme guru
Madrasah Terpadu
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus pada Madrasah
Terpadu: Madrasah Ibtidaiyah Anggrek, Madrasah Tsanawiyah Melati, dan Madrasah Aliyah Teratai di Kota
Kembang Provinsi Mojopahit. Sebagai informan kepala madrasah, guru, dan komite madrasah. Data
diperoleh dengan cara: wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang
digunakan adalah membandingkan secara tetap dan analisis induktif deskriptif, dengan alur reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan, untuk keabsahan data digunakan uji trianggulasi.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) prinsip-prinsip peningkatan profesionalisme guru
berlandaskan pada nilai agama, keteladanan, berkesinambungan, dan kebersamaan, (2) ragam teknik
peningkatan profesionalisme guru melalui rapat dinas, supervisi, pelatihan, kegiatan forum guru mata
pejaran, studi banding, muhasabah,dan tes kompetensi, (3) penghargaan prestasi profesionalisme guru
diberikan berdasarkan penilaian kepala madrasah, penghargaan bersifat finansial dan non finansial, dan (4)
manfaat keterpaduan bagi peningkatan profesionalisme guru adalah sikap kebersamaan, kebanggaan, dan
komitmen.
Kesimpulan yang dapat diambil, bahwa prinsip peningkatan profesionalisme guru di Madrasah
Terpadu secara teknis polanya berbeda karena sesuai dengan tingkatan lembaga, namun dalam intinya adalah
sama sesuai dengan visi dan misi madrasah. Ragam teknik dalam peningkatan profesionalisme guru, melalui
rapat kedinasan, supervisi, pelatihan, kegitan forum guru mata pelajaran, studi banding, muhasabah, dan tes
kompetensi. Penghargaan prestasi profesionalisme guru diberikan atas dasar penilaian kepala madrasah
berbentuk finansial non finansial. Manfaat keterpaduan bagi peningkatan profesionalisme guru, adanya sikap
kebersamaan, kebangggan dan komitmen.
Dengan memperhatikan kesimpulan tersebut ada beberapa saran yang disampaikan, yaitu : (1)
sebagai rujukan bagi Kantor Departemen Agama dalam melaksanakan pembinaan dan pengambilan
kebijakan, terutama yang terkait dengan profesionalisme guru, (2) dapat dijadikan referensi dalam
melaksanakan supervisi oleh pengawas dinas terkait, (3) informasi umpan balik untuk meningkatkan kualitas
madrasah, (4) bahan untuk merenungkan diri bagi guru sebagai tenaga pengajar, (5) sebagai kajian ilmiah
lebih lanjut dengan topik yang berbeda.
Kata kunci: pengembangan, profesionalisme guru, madrasah terpadu
Hubungan Perilaku Kepemimpinan, Keterampilan Manajerial, Manajemen Konflik, Daya
Tahan Stres Kerja Guru dengan Kinerja Guru SD Negeri di Kota Ambon
Rudolf Kempa
Abstrak
Peningkatan mutu pendidikan nasional merupakan suatu tujuan untuk mensejajarkan Indonesia
dengan negara-negara lain. Tujuan ini akan terpenuhi bila proses pendidikan mampu menghasilkan SDM
yang handal. Pernyataan dimaksud tentu menjadi tanggung jawab banyak pihak terutama dunia pendidikan di
mana ujung tombaknya adalah guru. Guru adalah sebuah profesi intelektual yang menuntut berbagai
kecakapan, kompetensi dan kemampuan komprehensif. Kondisi dewasa ini belum menunjukkan harapan
yang maksimal sehingga masih diperlukan berbagai upaya dan strategi yang tepat guna meningkatkan kinerja
guru dengan harapan akan berdampak pada peningkatan pembelajaran di kelas. Perilaku kepemimpinan
kepala sekolah, keterampilan manajerial kepala sekolah, manajemen konflik, dan daya tahan stres kerja guru
merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap kinerja guru di SD Negeri Kota Ambon.
Tujuan penelitian adalah: (1) menggambarkan hubungan antar variabel baik langsung maupun tidak
langsung antara perilaku kepemimpinan, keterampilan manajerial, manajemen konflik, daya tahan stres kerja
guru dengan kinerja guru SD Negeri di Kota Ambon, (2) mengetahui seberapa besar hubungan masingmasing variabel baik langsung maupun tidak langsung.
Untuk memperoleh tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tekni
pengumulan data random sampling. Teknik Analisis data yang digunakan adalah teknis analisis data
deskriptif dan structural equestion models (SEM).
130 KUMPULAN ABSTRAK TESIS & DISERTASI 2008/2009
Hasil analisis diskriptif menunjukkan bahwa semua variabel termasuk dalam katagori cukup baik.
Selanjutnya berdasarkan analisis SEM dengan taraf kepercayaan 95% disimpulkan bahwa: (1). Terdapat
hubungan langsung antara perilaku kepemimpinan dengan keterampilan manajerial kepala SD Negeri di Kota
Ambon, (2) Terdapat hubungan langsung antara perilaku kepemimpinan dengan manajemen konflik di SD
Negeri Kota Ambon, (3) Terdapat hubungan langsung antara perilaku kepemimpinan dengan daya tahan stres
kerja guru SD Negeri di Kota Ambon, (4) Terdapat hubungan langsung antara keterampilan manajerial
dengan manajemen konflik di SD Negeri di Kota Ambon, (5) Terdapat hubungan langsung keterampilan
manajerial dengan daya tahan stres kerja guru di SD Negeri Kota Ambon, (6) Terdapat hubungan langsung
antara keterampilan manajerial dengan kinerja guru di SD Negeri di Kota Ambon, (7) Tidak terdapat
hubungan langsung antara manajemen konflik dengan daya tahan stres kerja guru di SD Negeri Kota Ambon,
(8) Terdapat hubungan langsung antara manajemen konflik dengan kinerja guru di SD Negeri Kota Ambon,
(9) Terdapat hubungan langsung antara daya tahan stres kerja guru dengan kinerja guru di SD Negeri Kota
Ambon, (10) Terdapat hubungan tak langsung antara perilaku kepemimpinan kepala sekolah dengan
manajemen konflik melalui keterampilan manajerial di SD Negeri Kota Ambon, (11) Terdapat hubungan tak
langsung antara perilaku kepemimpinan kepala sekolah dengan daya tahan stres kerja guru melalui
keterampilan manajerial dan manajemen konflik di SD Negeri di Kota Ambon, (12) Terdapat hubungan tak
langsung antara perilaku kepemimpinan dengan kinerja guru melalui keterampilan manajerial, manajemen
konflik, dan daya tahan stres kerja guru di SD Negeri Kota Ambon, (13) Tidak terdapat hubungan tak
langsung antara keterampilan manajerial dengan daya tahan stres kerja guru melalui manajemen konflik di
SD Negeri Kota Ambon, (14) Terdapat hubungan tak langsung antara keterampilan manajerial dengan
kinerja guru melalui manajemen konflik dan daya tahan stres kerja guru di SD Negeri Kota Ambon, dan (15)
Tidak terdapat hubungan tak langsung antara manajemen konflik dengan kinerja guru melalui daya tahan
stres kerja guru di SD Negeri Kota Ambon.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut: (1) Kepala Sekolah;
kiranya hasil penelitian ini hendaknya dijadikan bahan informasi yang berguna dalam rangka memperbaiki
perilaku kepemimpinan, keteranpilan manajerial, dan dapat mengendalikan konflik yang terjadi di sekolah
sehingga para guru terhindar dari stres serta tetap berupaya meningkatkan kinerja mereka, (2) Guru; kiranya
hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk lebih memperbaiki diri dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diembankan sehingga terjadi peningkatan profesionalisme diri
sebagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, (3) Dinas Pendidikan dan Olahraga Kota
Ambon; kiranya hasil penelitian ini hendaknya dijadikan bahan informasi untuk dipertahankan bahkan
disikapi untuk dikembangkan terhadap penilaian kinerja kepala sekolah maupun guru sebagai upaya
mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya.
(4) Peneliti; dalam penelitian ini masih banyak hal yang terkait dengan kinerja guru, namun belum
disentuh sehingga perlu dilakukan penelitian lanjut disarankan terutama bagi mereka yang berminat untuk
mengkaji perilaku kepemimpinan, keterampilan manajerial, manajemen konflik, dan daya tahan stres kerja
guru agar dapat menggunakan variabel-variabel lain yang yang lebih luas yang mungkin saja mempengaruhi
kinerja guru.
Kata kunci: perilaku kepemimpinan, keterampilan manajerial, manajemen konflik, daya tahan stres kerja,
kinerja guru
Hubungan Persepsi Mahasiswa terhadap Profesi Pendidik, Peranan Dosen, Iklim Kelas,
Layanan Perpustakaan dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Pada Program PGSD
dan PGTK LPTK Negeri di Pulau Jawa
Sita Ratnaningsih
Abstrak
Upaya peningkatan mutu pendidikan yang diadakan LPTK (Lembaga Penyelenggara Tenaga
Kependidikan) di Indonesia umumnya masih belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Salah satu
upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Dalam upaya meningkatkan
prestasi belajar mahasiswa tersebut, banyak faktor yang dapat mendukung, antara lain adalah persepsi
mahasiswa terhadap profesi pendidik, peranan dosen, iklim kelas, layanan perpustakaan, dan motivasi belajar
mahasiswa. Sehubungan dengan hal tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan
langsung antara : 1) persepsi mahasiswa terhadap profesi pendidik dengan motivasi belajar, 2) peranan dosen
dengan motivasi belajar, 3) peranan dosen dengan iklim kelas, 4) peranan dosen dengan layanan
Program Studi S3 MPD 131
perpustakaan, 5) layanan perpustakaan dengan motivasi belajar, 6) layanan perpustakaan dengan prestasi
belajar, 7) iklim kelas dengan motivasi belajar, 8) motivasi belajar dengan prestasi belajar, 9) hubungan tidak
langsung antara persepsi mahasiswa terhadap profesi pendidik dengan prestasi belajar melalui motivasi
belajar, 10) peranan dosen dengan prestasi belajar melalui motivasi belajar, 11) iklim kelas dengan prestasi
belajar melalui motivasi belajar.
Desain penelitian ini menggunakan metode survei, tipe korelasional. Sebagai populasi penelitian
adalah mahasiswa semester IV jurusan PGSD & PGTK pada LPTK Negeri di Pulau Jawa yang mengikuti
ujian tahun ajaran 2007/2008. Berdasarkan tabel Krejcie dan nomogram Harry King, dari 1008 mahasiswa
diambil 205 orang sebagai sampel. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik proporsional random
sampling. Untuk mengumpulkan data digunakan angket dan dianalisis memakai teknik analisis SEM (
Structural Equation Modelling) dengan program AMOS 4.10.
Kesimpulan hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1) rata-rata tingkat persepsi mahasiswa terhadap
profesi pendidik, peranan dosen, iklim kelas, layanan perpustakaan, dan motivasi belajar mahasiswa
termasuk dalam kategori tinggi, 2) model yang dikembangkan adalah baik (fit). Hal ini berarti model yang
dikembangkan dapat dijelaskan oleh variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, 3) ada hubungan
langsung antara : a) peranan dosen dengan motivasi belajar, c) peranan dosen dengan iklim kelas, d) peranan
dosen dengan layanan perpustakaan, e) layanan perpustakaan dengan motivasi belajar, f) layanan
perpustakaan dengan prestasi belajar, g) iklim kelas dengan motivasi belajar, h) motivasi belajar dengan
prestasi belajar, dan hubungan tidak langsung antara : i) persepsi mahasiswa terhadap profesi pendidik
dengan prestasi belajar melalui motivasi belajar, j) peranan dosen dengan prestasi belajar melalui motivasi
belajar, k) iklim kelas dengan prestasi belajar melalui motivasi belajar.
Berdasarkan temuan penelitian, kesimpulan, dan implikasi hasil penelitian, maka beberapa saran
yang disampaikan adalah sebagai berikut : 1) ketua jurusan PGSD & PGTK hendaknya mengadakan
wawancara khusus terhadap para calon mahasiswa yang masuk nominasi diterima pada waktu seleksi
penerimaan mahasiswa baru PGSD & PGTK di LPTK Negeri pada masing-masing lembaga tersebut, 2) para
dosen di lingkungan jurusan PGSD & PGTK di LPTK Negeri di Pulau Jawa agar memperhatikan kondisi
kelas tempat diadakan perkuliahan dan melengkapi berbagai fasilitas didalam kelas sehingga dapat tercipta
kondisi kelas yang lebih nyaman untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar yang berlangsung
antara mahasiswa dan dosen dikelas, 3) dosen perlu lebih akrab dengan mahasiswa untuk mengintensifkan
interaksi antara dosen dengan mahasiswa serta interaksi antar mahasiswa sehingga iklim kelas jadi kondusif
dalam situasi yang menyenangkan dan kondusif, 4) para dosen perlu mengadakan aturan didalam kelas
jurusan PGSD & PGTK pada LPTK Negeri di Pulau Jawa yang dibuat oleh para dosen bersama dengan
mahasiswa serta disetujui oleh ketua jurusan untuk menjunjung disiplin kelas yang tinggi, 5) para dosen
jurusan PGSD & PGTK di LPTK Negeri di Pulau Jawa agar memberikan penguatan motivasi intrinsik
mahasiswa dengan mengingatkan bahwa belajar merupakan tanggung jawab mahasiswa serta mereka
didorong untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga dapat membangkitkan rasa antusiasme dan minat
mahasiswa untuk mempelajari bahan kuliah dan praktek dilapangan, 6) mahasiswa disamping harus giat
mengikuti kuliah harus rajin untuk belajar keperpustakaan, karena perpustakaan merupakan salah satu
fasilitas penunjang untuk keberhasilan belajar para mahasiswa, untuk itu maka pihak kampus sebaiknya
menyediakan perpustakaan dengan segala fasilitasnya dengan baik, 7) untuk peneliti mendatang yang ingin
meneliti tentang prestasi belajar, lebih diutamakan terhadap variabel-variabel yang belum diungkap atau
mungkin setelah ada perbaikan manajemen dalam kampus-kampus tentang peningkatan prestasi belajar
mahasiswa.
Kata kunci: profesi pendidik, peranan dosen, iklim kelas, layanan perpustakaan, motivasi belajar, prestasi
belajar
132 KUMPULAN ABSTRAK TESIS & DISERTASI 2008/2009
Optimalisasi Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran pada Sekolah Dasar di Kota Malang
(Studi Multisitus Pada Tiga Sekolah Dasar)
Suharningsih
Abstrak
Penelitian ini berawal dari perubahan sekolah dasar yang tidak pernah diperhitungkan karena
mutunya rendah menjadi sekolah dasar yang menjadi juara tingkat nasional karena mutunya tinggi.
Perubahan ini tidak mungkin terjadi tanpa melakukan upaya perbaikan. Dalam rangka meningkatkan mutu
sekolah, upaya yang dilakukan kepala sekolah dengan meningkatkan perannya dalam manajemen sumber
daya sekolah. Salah satu sumber daya sekolah adalah manajemen sumber daya manusia terutama manajemen
kinerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran sebagai tugas utama. Demikianlah sehingga menjadi
sumber daya yang bermutu, perlu dilihat dari bagaimana upaya kepala sekolah mengoptimalkan cara kerja
guru untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran.
Penelitian ini difokuskan pada optimalisasi kinerja guru sekolah dasar, dijabarkan menjadi:: (1)
kinerja guru melaksanakan proses pembelajaran dimulai dengan menyusun rencana pembelajaran, diakhiri
dengan melaksanakan pembelajaran yang dipengaruhi oleh beberapa faktor di situs penelitian; (2) upaya
kepala sekolah mengoptimalkan kinerja guru melaksanakan proses pembelajaran dimulai dengan menyusun
rencana pembelajaran, diakhiri dengan melaksanakan pembelajaran yang dipengaruhi oleh beberapa faktor di
situs penelitian.
Penelitian ini dilakukan di tiga sekolah dasar kota Malang, dengan menggunakan pendekatan
kualitatif. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan rancangan studi multisitus. Dalam penelitian ini,
peneliti sebagai instrumen kunci (key instrument). Penunjukkan informan penelitian menggunakan teknik
bola salju (snow ball sampling) dengan terlebih dahulu menentukan informan kunci (key informan). Teknik
pengumpulan data menggunakan (1) wawancara mendalam, (2) observasi partisipan, dan (3) studi
dokumentasi. Data yang terkumpul melalui berbagai teknik tersebut selanjutnya diperiksa. Pengecekan
kredibilitas data dilakukan dengan menggunakan teknik trianggulasi, pengecekan anggota (member check)
dan diskusi teman sejawat. Sedangkan auditabilitasnya dilakukan dengan meminta beberapa orang auditor
terutama pembimbing untuk mengauditnya. Selesai diperiksa, data yang terkumpul dianalisis melalui analisis
dalam situs dan analisis lintas situs.
Melalui penelitian ini diperoleh temuan-temuan: Pertama, kinerja guru sekolah dasar dalam
melaksanakan proses pembelajaran diawali dengan penyusunan rencana pembelajaran dan diakhiri dengan
pelaksanaan pembelajaran sebagai implementasi rencana pembelajaran. Kedua, kesuksesan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran merupakan keberhasilan guru dalam menciptakan suasana pembelajaran
yang menyenangkan, sehingga semua siswa termotivasi untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran.
Ketiga, kesuksesan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran berkat (a) kemampuan dan semangat guru
yang tinggi; (b) pembinaan yang diberikan kepala sekolah secara rutin baik di sekolah dengan memanfaatkan
pertemuan sekolah maupun di gugus dengan memfungsikan pertemuan KKG; (c) kemampuan kepala sekolah
dalam melaksanakan supervisi sehingga bisa melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
pembelajaran dengan kegiatan kunjungan kelas dan diskusi kelompok; dan (d) keberhasilan kepala sekolah
menciptakan iklim sekolah yang kondusif dengan menciptakan kondisi fisik sekolah dan kondisi sosio
emosional yang menyenangkan sehingga guru dalam melaksanakan proses pembelajaran bersemangat.
Akhirnya, berdasarkan temuan-temuan diatas disarankan agar : Pertama, bagi pengembangan ilmu
dan teknologi. Temuan penelitian tentang optimalisasi kinerja guru sekolah dasar dalam melaksanakan proses
pembelajaran sesuai dengan standar nasional. Oleh karena itu disarankan agar dapat dipakai sebagai dasar
teoritik dalam kajian tentang optimalisasi kinerja guru sehingga dapat memperkaya khasanah pengetahuan
yang berkenaan dengan pengembangan ilmu manajemen pendidikan. Kedua, bagi guru. Oleh karena guru
sekolah dasar, selaku tenaga kependidikan yang berada di garis terdepan dalam perwujudan interaksi belajar
mengajar bertanggung jawab langsung atas keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu,
disarankan agar selalu berusaha semaksimal mungkin mengikuti perkembangan dengan terus belajar, mencari
ide-ide dan prosedur-prosedur baru, berusaha meningkatkan kualitas kinerja melaksanakan proses
pembelajaran di sekolah. Dalam kaitan dengan temuan penelitian tentang kinerja guru sekolah dasar dalam
melaksanakan proses pembelajaran telah memenuhi standar proses, maka disarankan agar para guru sekolah
dasar dalam melaksanakan proses pembelajaran mengikuti temuan penelitian ini. Ketiga, bagi kepala
sekolah. Temuan penelitian tentang kesuksesan optimalisasi atau upaya kepala sekolah untuk menjadikan
kinerja guru sebaik-baiknya dalam melaksanakan proses pembelajaran, merupakan keberhasilan kepala
sekolah dalam memilih kegiatan yang menentukan kesuksesan kinerja guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran, yaitu melakukan pembinaan, supervisi, dan menciptakan iklim sekolah yang kondusif. Oleh
Program Studi S3 MPD 133
karena itu, disarankan bagi kepala sekolah agar temuan penelitian ini dapat dijadikan contoh untuk memilih
dan menentukan kegiatan dalam upaya menjadikan kinerja guru sebaik-baiknya dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Keempat, bagi Dinas Pendidikan. Dengan temuan penelitian yang positif menunjukkan bahwa
keberhasilan optimalisasi kinerja guru sekolah dasar, maka disarankan agar temuan penelitian ini dapat (a)
dikembangkan di sekolah yang lain baik dalam wilayahnya; (b) mengenal guru-guru yang berpotensi untuk
menerima tanggungjawab yang lebih besar dan untuk memastikan bahwa potensinya dapat berkembang; (c)
memberikan pembinaan dan motivasi kepada kepala sekolah untuk meningkatkan kemampuan dan
ketrampilannya memilih dan menentukan kegiatan dalam mengoptimalkan kinerja guru melaksanakan proses
pembelajaran; (d) secara periodik selalu mengidentifikasi kebutuhan pengembangan pendidikan di sekolahsekolah dalam wilayahnya. Kelima, bagi pemerhati pendidikan yang ingin meningkatkan mutu sekolah
disarankan agar temuan penelitian ini dapat dijadikan contoh. Terakhir, disarankan untuk dilakukan
penelitian lebih lanjut.
Kata kunci: optimalisasi, kinerja guru, kepala sekolah, supervisi
Download