EKOSISTEM Tingkat Organisasi Dalam Ekologi EKOSISTEM Merupakan kesatuan komunitas dengan lingkungan hidupnya yang membentuk hubungan timbal balik antara komponen biotik dan abiotik. Ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk ekosistem disebut Ekologi Peta Konsep Ekosistem EKOSISTEM EKOSISTEM Berdasarkan sifatnya Faktor Biotik Berdasarkan fungsinya Produsen, Konsumen, Pengurai, Detritivor Faktor Abiotik Interaksi Aliran Energi 1. 2. 3. 4. Rantai Makanan Tingkat Trofik Piramida Ekologi Daur Biogeokimia 1. 2. 3. 4. Daur Nitrogen Daur Fosfor Daur Karbon Daur Sulfur Komponen Penyusun Ekosistem Berdasarkan Sifatnya a. b. Faktor Biotik 1) Individu 2) Populasi 3) Komunitas Faktor Abiotik 1) Suhu 2) Sinar Matahari 3) Air 4) Tanah 5) Ketinggian 6) Angin 7) Garis Lintang Faktor Biotik 1) 2) 3) Individu merupakan organisme tunggal, misalnya seekor tikus, seekor kucing, sebatang pohon jambu, dll. Populasi Merupakan kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dan waktu tertentu. Komunitas Merupakan kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Macam –macam Adaptasi Adaptasi Morfologi merupakan penyesuaian bentuk tubuh untuk kelangsungan hidupnya. (Ex : Gigi-gigi khusus, moncong, paruh, daun khusus pada tumbuhan, akar) Adaptasi Fisiologi merupakan penyesuaian fungsi fisiologi tubuh untuk mempertahankan hidupnya. (Ex: Kelenjar bau, kantong tinta, perubahan warna pada kadal) Adaptasi Perilaku merupakan adaptasi yang didasarkan pada perilaku. (Ex : pura-pura tidur/mati, migrasi Contoh Adaptasi Makhluk Hidup Faktor Abiotik 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) Suhu Suhu merupakan salah satu syarat yang diperlukan organisme untuk hidup. Sinar Matahari Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global, karena matahari menentukan suhu lingkungan. Air Air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Tanah Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup di dalamnya juga berbeda. Ketinggian Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di suatu tempat. Angin Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan, juga berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu. Garis Lintang Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Komponen Penyusun Ekosistem Berdasarkan Fungsinya Produsen Organisme yang bersifat autrotrof (auto = sendiri dan trophikos = makanan) adalah organisme yang mampu menyediakan makanan sendiri. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen. Contoh : tumbuhan hijau dan alga. b. Konsumen Organisme yang bersifat heterotrof (heteros = berbeda, trophikos = makanan) merupakan organisme yang memanfaatkan bahan organik yang terdapat pada organisme lain sebagai makanannya. Komponen ekosistem heterotrof berfungsi sebagai konsumen. Contoh : manusia dan hewan. c. Pengurai (Dekomposer) Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Dekomposer menyerap sebagaian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sedehana untuk dapat digunakan kembali oleh produsen. Contoh : bakteri dan jamur. d. Detritivor Detritivor adalah organisme heterotrof yang memanfaatkan serpihan organik padat (detritus) sebagai sumber makanan. Contoh : cacing tanah, luing, dan sebagian anggota Echinodermata a. INTERAKSI ANTAR KOMPONEN EKOSISTEM 1) Interaksi Antar Organisme a. Netral b. Predasi c. Parasitisme d. Komensalisme e. Mutualisme 2) Interaksi Antar Populasi 3) Interaksi Antar Komunitas 4) Interaksi Antara Komponen Biotik dan Abiotik Contoh Perilaku Predasi ALIRAN ENERGI & DAUR BIOGEOKIMIA Di dalam ekosistem terjadi aliran energi dan daur biogeokimia yang melibatkan faktor biotik dan abiotik. Aliran Energi Aliran energi : merupakan rangkaian urutan pemindahan bentuk energi satu ke bentuk energi yang lain dimulai dari sinar matahari lalu ke produsen, ke konsumen primer, ke konsumen tingkat tinggi, sampai ke saproba. Aliran energi dapat terlihat dalam : a. Rantai Makanan b. Tingkat Trofik c. Piramida d. Ekologi a.Rantai Makanan Para Ilmuwan ekologi mengenal 3 macam rantai pokok, yaitu rantai pemangsa, rantai parasit, dan rantai saprofit. 1) Rantai Pemangsa Dalam rantai pemangsa, landasan utamanya adalah tumbuhan hijau sebagai produsen. Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivor sebagai konsumen I, dilanjutkan konsumen II, konsumen III, dst 2) Rantai Parasit Rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai parasit. Contoh : cacing, bakteri, benalu. 3) Rantai Saprofit Rantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai, misalnya jamur dan bakteri. Jaring-Jaring Makanan b.Tingkat Trofik Organisme dalam kelompok ekologi yang terlibat dalam rantai makanan digolongkan dalam tingkat-tingkat trofik. Tingkat trofik tersusun dari seluruh organisme pada rantai makanan yang bernomor sama dengan tingkat makan-memakan. Tingkat-tingkat trofik dalam suatu rantai makanan Tingkat trofik IV Karnivor II Tingkat trofik III Karnivor I Tingkat trofik II Herbovor Tingkat trofik I Produsen c. Piramida Ekologi Struktur trofik pada ekosistem dapat disajikan dalam bentuk piramida ekologi. Ada 3 jenis piramida ekologi yaitu : 1. Piramida jumlah 2. Piramida biomassa 3. Piramida energi. Daur Biogeokimia Daur Biogeokimia melibatkan komponen biotik dan abiotik di alam. Unsur atau senyawa kimia mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Daur unsur – unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut Daur Biogeokimia. Daur Biogeokimia terdiri atas : a. Daur Nitrogen b. Daur fosfor c. Daur Karbon d. Daur Sulfur a. Daur Nitrogen Gas nitrogen (N2) banyak terdapat di atmoosfer yaitu sekitar 80 % dari udara. Nitrogen bebas dapat diikat atau difiksasi terutama oleh bakteri yang hidup pada tumbuhan yang berbintil akar (misalnya jenis polong-polongan) dan beberapa jenis alga. Beberapa bakteri yang dapat menambat nitrogen terdapat pada akar tumbuhan polong-polongan dan akar tumbuhan lain, misalnya Marsillea crenata. Selain itu terdapat bakteri dalam tanah yang dapat mengikat notrogen secara langsung, yakni Azotobacter sp, yang bersifat aerob. Alga hijau biru Nostoc sp, dan Anabaena sp juga mampu mengikat nitrogen. Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia. Amonia diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia ini akan mengalami nitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga menghasilkan nitrat yang dapat diserap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bateri dinitrifikan , nitrat diubah menjadi amonia kembali melalui denitrifikasi, dan amonia dilepaskan ke udara. Dengan cara ini, daur nitrogen akan berulang dalam ekosistem. b. Daur Fosfor Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat organik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di baru karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil akan terkikis dan kembali membentuk fosfor anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan. Daur ini berulang terus-menerus. c. Daur Karbon Di atmosfer terdapat kandungan karbon dioksida (CO2) sebanyak 0,03%. Sumber – sumber CO2 di udara berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik, pembakaran batu bara, dan asap pabrik. Karbon dioksida di udara dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk fotosintesis dan menghasilkan oksigen (O2) yang akan digunakan oleh manusia dan hewan untuk respirasi. Tumbuhan yang mati, dalam waktu lama dapat membentuk batu bara di dalam tanah. Batu bara dimanfaatkan sebagai bahan bakar sehingga kadar CO2 di udara bertambah. d.Daur Sulfur Sebagian besar sulfur tersimpan dalam batuan bumi. Sulfur yang ada diatmosfer secara alami berasal dari letusan gunung berapi berupa hidrogen sufida dan aktivitas meikroorganisme anaerob di rawa. Selain itu, sulfur juga dapat terlepas dari batuan karena erosi oleh angin dan air. Sebagian kecil sulfur yang terlepas ini dapat digunakan oleh tumbuhan dan memasuki rantai makanan sebelum terlepas kembali ke tanah oleh aktivitas mikroorganisme. Sulfur dioksida yang ada di atmosfer bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur trioksida. Produk ini akan bereaksi dengan air di udara, kemudian jatuh membentuk hujan asam. KERUSAKAN LINGKUNGAN DAN UPAYA PELESTARIANNYA Perubahan lingkungan dapat terjadi karena : 1. Campur tangan manusia 2. Faktor alam 3. Pencemaran lingkungan 4. Etika lingkungan EKOSISTEM Perlu dilakukan Pelestarian Lingkungan Karena adanya Perusakan karena campur tangan manusia Perusakan karena faktor alam menyebabkan timbulnya Diatasi dengan Limbah diatasi dengan Daur Ulang Limbah Undang-Undang Lingkungan Hidup Pencamaran Lingkungan Macam-Macam Pencemaran Menurut tempat terjadinya a. Pencemaran udara b. Pencemaran air c. Pencemaran tanah d. Pencemaran suara 2. Menurut macam bahan pencemar a. Pencemaran kimiawi b. Pencemaran biologi c. Pencemaran fisik 3. Menurut tingkat pencemaran a. Pencemaran yang mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca indra dan tubuh serta menimbulkan kesurakan pada ekosistem lain. b. Pencemaran yang mengakibatkan reaksi pada faal tubuh serta menyebabkan sakit yang kronis c. Pencemaran dengan kadar bahan pencemaran sangat tinggi sehingga menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam lingkungan 1. Parameter pencemaran lingkungan Parameter yang merupakan indikator terjadinya pencemaran adalah : 1. Parameter kimia Parameter kimia meliputi CO2, derajat keasaman (pH), alkalinitas, dan kadar logam-logam berat. 2. Parameter biokimia BOD (Biochemical Oxygen Demand). BOD adalah kadar oksigen terlarut yang hilang dari sampel air pada waktu dan suhu tertentu, melalui penguraian bahan organik oleh mikroorganisme. 3. Parameter fisik Parameter fisik meliputi suhu, warna, rasa, bau, kekeruhan, dan radioaktivitas. 4. Parameter biologi Parameter biologi meliputi ada atau tidaknya mikroorganisme, misalnya bakteri, virus, bentos, dan plankton