Nama : Daimatul Munawaroh NIM : 09010 Semester 1 angkatan XII Saya dari kelompok 6 akan mengkritisi kelmpok 7 pada nomer 1 yang dikerjakan oleh Lina Widdia Astuti , menurut saya kelompok ini sudah cukup bagus diliat dari isi makalah serta penyusynan makalahnya. Disini saya akan mencoba menambahkan. Proses Ovulasi Ovulasi adalah interaksi dari hipotalamus – hipofise – ovarium dan endometrium. Ovarium memiliki 2 peran utama : 1. Fungsi endokrin untuk menghasilkan estrogen dan progesteron dalam rangka mempersiapkan uterus untuk menerima hasil konsepsi 2. Gametogenesis dan ovulasi PROSES OVULASI Perkembangan folikel ovarium terjadi sebagai akibat dari stimulasi hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise Hipotalamus dan hipofise merupakan organ yang saling terkait. Secara bersama-sama keduanya mengatur struktur dan fungsi ovarium melalui siklus menstruasi. Hipotalamus menghasilkan GnRH - Gonadotropin Releasing Hormone yang selanjutnya akan merangsang produksi FSH – follicle stimulating hormone dan LH – Luteinizing Hormone KENDALI HIPOFISIS TERHADAP OVARIUM Perubahan dalam ovarium terutama dikendalikan oleh hipofise anterior yang menghasilkan produksi 3 hormon utama : 1. FSH – follicle stimulating hormone, yang merangsang pertumbuhan folikel ovarium 2. LH – Luteinizing Hormone, yang menyebabkan ovulasi dan menyebabkan luteinisasi sel granulosa setelah ovulasi 3. Prolactine KENDALI HIPOFISIS TERHADAP OVARIUM Pada akhir siklus menstruasi kadar estrogen rendah. Rendahnya kadar estrogen ini merangsang produksi FSH oleh hipofise. Selanjutnya FSH menstimulasi pertumbuhan sejumlah folikel ovarium. Folikel yang terstimulasi akan meningkatkan kadar kadar estrogen dan kenaikan kadar estrogen dapat mempengaruhi hipofisis sehingga menyebabkan penurunan kadar FSH ( proses umpan balik negatif ). Pada sebagian besar kasus, dari 10 – 20 folikel tumbuh dibawah pengaruh FSH namun hanya satu diantaranya (folikel dominan) yang dapat tumbuh cukup besar dan memiliki densitas reseptor FSH yang cukup memadai sehingga dapat memberikan respon dengan rendahnya kadar FSH sehingga dapat terus berkembang sampai tahapan ovulasi. Kadar estrogen terus meningkat. Pada pertengahan siklus menstruasi situasi ovarium mengendalikan adanya perubahan fungsi hipofise. Peningkatan kadar estrogen yang terjadi akan menyebabkan terjadinya ‘surge’ kadar FSH dan LH ( proses umpan balik positif ). Peristiwa ini akan memicu terjadinya ovulasi. Peranan LH dalam hal ini adalah untuk : 1. Menyebabkan adanya produksi prostaglandin dan ensim proteolitik lokal sehingga dapat terjadi ekstrusi sel telur dari folikel yang telah matang 2. Pertumbuhan corpus luteum sehingga menghasilkan progesteron. PROSES FERTILISASI Pembuahan atau fertilisasi (singami) adalah peleburan dua gamet yang dapat berupa nukleus atau selsel bernukleus untuk membentuk sel tunggal (zigot) atau peleburan nukleus. Biasanya melibatkan penggabungan sitoplasma (plasmogami) dan penyatuan bahan nukleus (kariogami). Dengan meiosis, zigot itu membentuk ciri fundamental dari kebanyakan siklus seksual eukariota, dan pada dasarnya gamet-gamet yang melebur adalah haploid. Bilamana keduanya motil seperti pada tumbuhan, maka fertilisasi itu disebut isogami, bilamana berbeda dalam ukuran tetapi serupa dalam bentuk maka disebut anisogami, bila satu tidak motil (dan biasanya lebih besar) dinamakan oogami. Hal ini merupakan cara khas pada beberapa tumbuhan, hewan, dan sebagian besar jamur. Pada sebagian gimnofita dan semua antofita, gametnya tidak berflagel, dan polen tube terlibat dalam proses fertilisasi. TEKNIK FERTILISASI IN VITRO DAN TRANSPLANTASI EMBRIO Secara teknis, IVF dibagi menjadi 4 (empat) tahap berikut: Tahap pertama, yaitu tahap induksi ovulasi. Pada tahap ini dilakukan stimulasi pertumbuhan sel telur sebanyak mungkin yang dilakukan dengan pemberian Follicle Stimulating Hormone (FSH). Saat ini, FSH telah dimurnikan dan diperbanyak dengan teknologi rekombinasi DNA, misalnya nama dagang Gonal-f®, sehingga dapat digunakan untuk membantu stimulasi pertumbuhan sel telur pada perempuan yang kekurangan hormon FSH. Setelah dihasilkan cukup banyak sel telur, diberikan hormon human Chorion Gonadotropin (hCG) untuk menstimulasi pelepasan sel telur yang matang. Seperti halnya FSH, hCG juga telah diproduksi dengan teknologi rekombinasi DNA, misalnya Ovidrel® yang dapat diinjeksikan langsung ke jaringan di bawah kulit. Jika tidak terdapat sel telur yang matang, maturasi satu atau lebih sel telur dapat dilakukan dengan menggunakan metode OS (Ovarian Stimulation). Gambar 2. Perkembangan sel telur dimulai dari proses pematangan dalam ovarium. (Sumber: Paladin, 1971) Tahap kedua, yaitu tahap pengambilan sel telur. Pada tahap ini, hasil pematangan sel telur dari ovarium diamati, misalnya dengan menggunakan metode laparoskopi atau metode vaginal ultrasonik. Sel telur yang telah matang akan diambil dari ovarium dengan menggunakan jarum yang runcing, kemudian dipindahkan ke dalam cawan petri yang telah berisi medium pertumbuhan. Tahap ketiga, yaitu fertilisasi sel telur. Pada tahap ini, sel sperma motil yang telah diperoleh dari metode swim-up (Henkel dan Schill, 2003) dimasukkan ke dalam cawan Petri yang telah berisi sel telur, kemudian disimpan di dalam inkubator. Pemeriksaan gamet dilakukan pada interval waktu antara fertilisasi dan maturasi. Setelah terjadi fertilisasi, embrio dibiarkan di dalam inkubator selama 3 – 5 hari. Gambar 3. Teknik Fertilisasi In Vitro dan Transplantasi Embrio Sumber : http://www.justeves.com/ipl/ivf_et.shtml Tahap keempat, yaitu transfer embrio. Tahap ini merupakan tahap akhir, berupa pengembalian embrio hasil fertilisasi yang telah mencapai tahap blastula. Embrio ditransplantasikan ke dalam rahim melalui kateter Teflon tanpa pembiusan. Dengan cara ini pasien dapat kembali ke rumah segera setelah transfer embrio. Untuk meningkatkan peluang terjadinya kehamilan, maka beberapa embrio ditransplantasikan ke dalam rahim (Corabian, 1997). Dalam aplikasinya, teknik IVF perlu mempertimbangkan tingkat kesuksesan. Definisi tingkat kesuksesan dalam IVF adalah jumlah kehamilan yang diperoleh setelah aplikasi IVF dibagi dengan jumlah aplikasi IVF yang telah dilakukan untuk mendapatkan kehamilan. Ada beberapa variasi dalam perhitungan ini. Jumlah kehamilan yang diperoleh setelah aplikasi IVF dapat dihitung yang menghasilkan kelahiran hidup saja, maupun jumlah keseluruhan termasuk kelahiran mati. Sedangkan jumlah aplikasi IVF yang telah dilakukan biasanya ditentukan berdasarkan siklus IVF-ET termasuk teknik IVF itu sendiri sampai pemindahan embrio ke dalam rahim. Secara statistik, teknik IVF-ET dapat meningkatkan angka kehamilan pada pasien yang mengalami masalah infertilitas penyumbatan saluran Fallopi secara signifikan jika dibandingkan dengan teknik perawatan konvensional yang lainnya. Kehamilan spontan yang terjadi pada pasien dengan penyumbatan saluran Fallopi memiliki tingkat kelahiran hidup 1,4%, sedangkan dengan teknik IVF sekitar 8% - 12% per siklus perawatan (Corabian, 1997). PROSES IMPLANTASI Implantasi adalah suatu proses melekatnya blastosis ke endometrium uterus diawali dengan menempelnya embrio pada permukaan epitel endometrium, menembus lapisan epitelium selanjutnya membuat hubungan dengan sistem sirukulasi ibu. implantasi pada manusia terjadi 2-3 hari setelah telur yang telah dibuahi memasuki uterus atau 6-7 hari setelah terjadinya fertilasi (1,2,3) dimana ditandai dengan menempelnya blastosis pada epitel uterus Dalam sistem reproduksi manusia, implantasi merupakan proses yang harus dilalui, dan keberhasilan proses ini membutuhkan kesiapan, koodinasi dan interaksi yang terus-menerus antara embrio dan ibu. Endometrium banyak mengandung selama darah kaya akan gilikogen. selsel stroma terutama disekitar pembuluh darah mengalami hipertrofi keadaan ini sangat baik untuk (1,3) implantasi dan pertumbuhan dari hasil konsepsi Implantasi didahului dengan bertambahnya permiabilitas kapiler stroma uterus pada tempat blastosis akan menempel, ini menumbulkan hypotesa bahwa isyarat dari embrio mungkin (3) merupakan faktor pencetus yang penting. Pengetahuan dasar tentang implantasi pada manusia masih banyak yang belum diketahui dengan jelas, ada beberapa informasi berdasarkan pada percobaan binatang dengan spesies yang lebih rendah. Penelitian mengenai hal tersebut telah banyak dilakukan namun belum dapat (1,2,3) menjelaskan secara menyeluruh mengenai proses implantasi tersebut. Pada endometrium manusia semua komponen sistem interlekuin-1 (IL-1) dapat dideteksi dengan pemeriksaan secara immunohistokimia baik pada embrio praimplantasi maupun pada endometrium di semua fase siklus menstruasi, dimana konsentrasinya menigkat pada fase luteal pada saat sekitar impantasia. IL-1 β dan interleukin-1 reseptor tipe I (IL-IRtl) secara signifikan (3) meningkat pada fase luteal. Hal inilah yang mendorong para sarjana untuk melakukan penelitian untuk mengungkap lebih jauh tentang fungsi. sistem IL-1 pada proses implantasi. Tingginya kosentrasi ini dihubungkan dengan keberhasilan proses implantasi embrio. Saat ini telah banyak penelitian yang membuktikan peran IL-1 β pada proses implantasi melalui beberapa mekanisme antara lain aktivasi dari molekul adhesi, aktivasi Cyclooxygenase-2 (COX-2), induksi matrix metalloproteinase (MMP), induksi urokinasi (3) plasminogen aktivator (u-PA). Dalam refrat ini kami akan membahas tentang penanan IL-1 βsebagai salah satu faktor yang ikut berperan dalam proses terjadinya implantasi . II. ENDOMETRIUM DAN BLASTOSIS Proses implantasi membutuhkan kesiapan dan koordinasi antara ibu, dalam hal ini berhubungan langsung adalah endometrium dan embrio yang pada saat terjadi implantasi dalam bentuk (4,5) blastosis. A. Endometrium Endometrium adalah lapisan dalam dinding rongga uterus, atau mukosa yang melapisi uterus wanita tidak hamil,dan merupakan membran tipis berwarna merah muda dengan lubanglubang kecil dipermukaannya. Lubang-lubang ini adalah muara kelenjar uterus. Karena terjadinya perubahan siklik yang berulang (menstruasi) selama masa reproduksi, tebal endometrium tidak tetap antara 0,5-5 mm. endometrium terdiri dari epitel permukaan, kelenjar dan jaringan mesenkim, yang terletak diantara kelenjar-kelenjar yang terdapat (1) banyak pembuluh darah Endometrium dalam setiap siklus haidnya selalu dipersiapkan untuk menerima hasil konsepsi. Apabila tidak terjadi konsepsi pada siklus tersebut maka lapisan endometium gugur yang kita kenal dengan menstruasi. Persiapan endometrium untuk menerima konsepsi ini dimuali sejak awal setiap haid, meliputi fase menstruasi, fase proliferasi setiap siklus haid, (1,2,3,4) dan fase sekresi . Pada fase sekresi akhir endometrium banyak mengandung pembuluh darah bengkak dan kaya akan gilikogen, keadaan ini sangat baik untuk implantasi dan pertumbuhan dari hasil konsepsi. Sel-sel stroma terutama disekitar pembuluh darah mengalami hipertrofi, dikatakan (1,3) keadaan ini mirip dengan desidua pada kehamilan tetapi dalam gradiasi yang lebih ringan Pada waktu sikilus menstruasi yang sesuai untuk saat implantasi, yaitu implantasi sekitar satu minggu setelah ovulasi, tebal endometrium berkisar lima sapai enam milimeter dan perubahan sekresi saat ini merupkan keadaan yang maksimal untuk implantasi dari (4,5,13) blastosis. B. Blastosis Fertilisasi dalam keadaan normal terjadi dalam tuba Fallopii, umumnya didaerah ampula atau infundibulum dalam waktu 24-28 jam sesudah ovulasi. Setelah selesai proses fertilisasi mulailah terjadi pembelahan sel, pembelahan sel pertama untuk menjadi embrio dua sel membutuhkan waktu sepuluh jam. Selanjutnya setelah empat kali pembelahan menghasilkan stadium yang dikenal sebagai morula. perkembangan zygot hingga morula terjadi dalam zona (1,2,3,4) pelusida Morula memasuki cavum uteri 2-3 hari setelah terjadinya fertilisasi. Bersamaan dengan pembelahan sel terjadi peningkatan akumulasi cairan diatara sel-sel tersebut. Selanjutnya (1,2,3,4) pada hari kelima setelah fertilisasi terbentuklah yang disebut sebagai blastosis Saat terjadi transisi antara morula dan blastosis,terjadi differensiasi sel. elemen pertama yang mengalami diferensiasi saat hasil diferensiasi saat hasil konsepsi berbentuk morula adalah topoekderm. Saat morula berubah mnejadi blastosis, sel-sel tropoekderm membentuk lapisan (1,2,3) mengelilingi blatosis dengan innercell mass pada salah satu kutubnya Pada hari keenam hingga hari ke tujuh setelah terjadinnya fertilasi, blastosis berinsersi diantara sel epitel mukosa uterus. Pada saat inilah tropoekderm pada tempat perlekatan mengalami dieferensasi menjadi tropoblas, perubahan ini diduga terjadi oleh (4,8,10,13) karena rangsangan-rangsangan saat kontak dengan epitel permukaan endometrium Tropoblas mempunyai sifat penetrasi untuk menanam blastosis ke endometrium, berperan dalam memberikan nutrisi kepada embrio dan mempunyai fungsi sebagai organ endokrin (1) yang sangat diperlukan untuk mempertahankan kehamilan Selama perkembangan blastosis mempersiapkan diri untuk implantasi pada endometrrium, dengan memproduksi berbagai macam zat, antara lain sistem IL-1 yang memungkinkan embrio memberikan sinyal kepada endometrium ibu, MMP, u-PA dan u-PAR yang penting (1,4,8) untuk terjadinya proses implantasi III. PROSES IMPLANTASI Implantasi pada manusia terjadi antara hari keenam atau ketujuh setelah terjadinya fertilisasi, dibagi menjadi 3 tahap yaitu aposisi blastosis/pendekatan blastosis ke endometrium, dilanjutkan dengan perlekatan blastosis pada permukaan epitel endometrium dan invasi dimana sitotropoblas (3) menembus epitel endometrium Persyaratan untuk terjadi kontak antara blastosis dan uterus adalah hilangnya zona pelusida dimana zona pelusida lisis oleh komponen cairan uterus. Walaupun lingkungan hormon dan komposisi protein uterus memudahkan implantasi, tetapi hal ini tidak akan terjadi bila embrio tidak dalam tingkat perkembangan tertentu. Kesimpulan dari keterangan ini adalah harus ada (3,5) maturasi perkembangan permukaan embrio sebelum ia mampu berimplantasi Penelitian Hertig dan Rock (1945) menunjukkan bahwa menempelnya blastosis pada manusia dikatakan normal bila kutub blastosis tempat inner mass cell berada akan memasuki (1) endometrium lebih dahulu (berada paling depan) Ketika embrio sudah dekat sekali dengan endometrium, mikrovili pada permukaan tropoekderm mendatar dan bersatu dengan bagian lumen sel epitel terjadilah suatu hubungan/interaksi yang komplek. Schlarke dan Enders menggambarkan tiga macam urutan interaksi antara tropoblas yang tertanam dan epitel uterus. Pertama sel tropoblas masuk diantara sel epitel uterus pada selanya ke membrana basalis. Kedua, sel epitel mengangkat membran basalis menyebabkan tropoblas dapat masuk ke bawah. Ketiga, fusi antara tropoblas dengan sel (3,5,13) epitel uterus Penelitian pada binatang pengerat implantasi didahului dengan bertambahnya permeabilitas kapiler stroma uterus dan desidualisasi pada tempat blastosis akan menempel, ini menimbulkan (1) hipotesis bahwa isyarat dari embrio mungkin merupakan faktor pencetus yang penting Tropoblas mempunyai kemampuan invasif dan dengan mengeluarkan beberapa zat untuk (2,3,14) melekatnya dan pertumbuhan awal implantasi Implantasi pada tahap lebih lanjut embrio dapat mendegradasi bahan komplek yang terdiri dari atas glikoprotein, elastin dan kolagen, yang kesemuanya adalah komponen normal bahan interselluler atau dikenal dengan extracelluer matrix (ECM). Setelah bahan interselluler mengalami lisis, memungkinkan embrio yang telah berimplantasi bergerak melintas lapisan epitel, selanjutnya embrio akan melakukan invasi. Proses invasi ini mirip dengan proses invasi tumor, embrio melakukan perekatan ke Ecm melalui peranan molekul adesi antara lain laminin dan fibronektin yang diproduksi oleh stroma endometrium, EXM proteolisis ,MMP, (3,9,11,114) dan migrasi Invasi tropoblas dibatasi oleh pembentukan lapisan sel desidua di uterus. Desiuda terbentuk sebagai reaksi terhadap progesteron yang disekresi dalam jumlah banyak setelah ovulasi merangsang sel-sel stroma endometrium membesar membentuk sel-sell desidua yang berbentuk persegi banyak atau bulat dan intinya menjadi bulat dan vesikuler, sitoplasma menjadi terang sedikit basofilik. Ini merupakan ciri alami sebagai persiapan endometrium untuk implantasi. (3,17) Proses desudualisasi ini akan menjadi ekstensif bila ada kehamilan PROSES EMBRYOGENSIS Embriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio. Proses ini merupakan tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau fertilisasi. Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat sel. Sel pada embriogenesis disebut sebagai sel embriogenik. Secara umum, sel embriogenik tumbuh dan berkembang melalui beberapa fase, antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Sel tunggal (yang telah dibuahi) Blastomer Blastula Gastrula Neurula Embrio / Janin Pemodelan embrio katak (Xenopus laevis) Model yang sering dipakai dalam penjelasan mengenai embriogenesis terbagi menjadi beberapa golongan seperti amfibi, aves, reptil, pisces, serangga, dan mamalia, karena masing-masing mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan yang sedikit berbeda pada fase embrio. Pada topik ini, model embrio yang digunakan berasal dari golongan amfibi, yaitu Xenopus laevis. Fertilisasi hingga pembentukan Blastomer Pada Xenopus, sel telur yang telah mengalami fertilisasi mengalami pembelahan dan membentuk banyak sel kecil yang akhirnya membentuk struktur blastomer, tanpa terjadi perubahan massa. Dengan kata lain, sel embrio katak tidak bertambah besar, hanya bertambah kompleks, berbeda dengan sel embrio manusia yang terus membesar. 12 pembelahan awal yang terjadi pada embrio katak bersifat sinkron atau bersamaan waktunya, namun membentuk struktur yang asimetris. Perbedaan pembelahan ini dipengaruhi oleh kutub yang terjadi pada sel embrio hewan, yaitu kutub animal dan kutub vegetal. Pada katak, bagian kutub vegetal yang berisi kuning telur terdapat dalam jumlah yang lebih sedikit atau membelah lebih sedikit. Sel embriogenik ini akan terus membelah dan membentuk struktur blastomer, yaitu struktur kumpulan sel yang membentuk bola padat. Pembentukan Ektoderm, Mesoderm, dan Endoderm Blastomer akan melanjutkan pembelahan dan menambah jumlah sel. Saat jumlah sel mencukupi, sel-sel dari kutub animal akan berusaha membungkus sel dari kutub vegetal, yang disebut sebagai proses Gastrulasi, untuk menjadi prekursor awal pembentukan organ dan jaringan tubuh dewasa. Prekursor jaringan ini mulai dapat diamati dari sejak fase blastomer, saat pembentukan kutub animal dan vegetal mulai terlihat. Prekursor jaringan ini memiliki struktur awal berupa lapisan yang akan terbentuk selama proses Gastrulasi. Lapisan tersebut dapat dibagi menjadi 3, yaitu: 1. Ektoderm : lapisan yang akan memberi bentuk luar hewan keseluruhan dan merupakan prekursor epidermis dan sistem saraf, dibentuk dari sebagian besar kutub animal. 2. Endoderm : lapisan yang dibuat dari kutub vegetal dan merupakan prekursor usus dan organ internal, dibentuk dari sebagian besar kutub vegetal. 3. Mesoderm : merupakan lapisan prekursor otot, jaringan penghubung, dan komponen lainnya yang akan menghubungkan antara ektoderm dan endoderm, dibentuk dari sebagian kutub animal dan kutub vegetal. Fase Blastula Blastula terbentuk ketika sel embrio katak (struktur blastomer) terus membelah, bergerak, dan membentuk rongga pada bagian dalam (membentuk struktur bola berongga). Pada katak, rongga ini disebut blastocoel dan terisi cairan internal yang dibatasi oleh sel epitel. Fase Gastrula Saat blastula terus mengalami pembelahan dan pertambahan jumlah sel, kutub animal akan berusaha membungkus kutub vegetal dengan bergerak dan melakukan invaginasi, yang sering disebut sebagai proses gastrulasi. Gastrulasi ini berlangsung dengan urutan kronologis sebagai berikut: 1. Pembentukan blastopore (saluran invaginasi) 2. Pembentukan lapisan ektoderm, mesoderm, dan endoderm. 3. Selanjutnya sel bermigrasi dan berkohesi dengan bantuan senyawa cadherin dan integrin Fase Neurula dan pembentukan janin Fase gastrula ini dilanjutkan dengan: Pembentukan neurula dan notochord (pembentukan batang mesoderm sepanjang tubuh calon janin yang nantinya menjadi vertebra / tulang belakang) Pembentukan janin (diferensiasi sel saraf, organ, jaringan lainnya) Setelah seluruh fase berlangsung, sel terus tumbuh dan berkembang sampai keluar dari rahim atau telur dan menjadi organisme dewasa, lalu menghasilkan sel gamet dan melakukan pembuahan sel, dan siklus ini pun terulang kembali