Akhlaq-Akhlaq Tercela Dengki Orang Muslim itu tidak dengki dan dengki tidak menjadi akhlaknya, selagi ia mencintai kebaikan bagi kaum Muslimin, karena dengki bertentangan dengan akhlak cinta kebaikan, dan itsar. Orang Muslim membenci sifat dengki, karena dengki adalah penolakan terhadap pembaqian Allah Ta'ala di antara hamba-hamba-Nya. Allah Ta'ala berfirman, “Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya?" (An-Nisa': 54). Allah Ta'ala berfirman, “Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu ? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain." (Az-Zukhruf: 32). Dengki terbagi ke dalam dua bagian: Dengki dengan maksud mengharapkan musnahnya nikmat harta, ilmu, kedudukan, dan kekuasaan dari orang lain. Sebagai gantinya, ia berharap mendapatkan semua itu. Dengki dengan maksud mengharapkan musnahnya semua nikmat di atas dari orang lain, kendati ia tidak mendapatkannya. Dengki berbeda dengan ightibath yaitu berharap mendapi nikmat ilmu, harta, dan kesehatan badan seperti yang dimiliki orang mengharapkan nikmat tersebut hilang dari pemiliknya, karena Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Salam bersabda, "Tidak boleh dengki kecuali kepada dua orang, orang yang diberi harta oleh Allah kemudian memenangkanya atas kerakusanya di jalan yang di beri hikmah oleh Allah kemudian memutuskan persoalan dengannya, dan mengajarkannya." (HR. Bukhari) . Yang dimaksud dengan hikmah pada hadits di atas ialah Al-Qur'an dan As-Sunnah. Dengki dengan dua jenisnya di atas itu haram. Jadi orang tidak boleh dengki terhadap orang lain. Allah Ta'ala berfirman, "Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya?" (An- Nisa ' : 54) . Allah Ta'ala berfirman, "Sebagian besar Ahli Kitab mengjnginkan agar mereka dapat mengembalikan kalian kepada kekafiran setelah kalian beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri." (Al-Baqarah:109). www.tarbiyah-online.com Page 1 Allah Ta'ala berfirman, "Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki."(Al-Falaq: 5). Jadi kecaman Allah Ta'ala terhadap sifat dengki itu menghendaki keharamannya, dan larangan darinya. Rasulullah SAW bersabda, "Kalian jangan saling membenci, jangan saling dengki, jangan saling memutuskan hubungan, namun jadilah kalian sebagai saudara-saudara hai hamba-hamba Allah. Seorang muslim tidak halal mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari". (Muttafaq Alaih) . Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Salam bersabda, "Jauhilah dengki, karena dengki memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana kayu memakan kayu bakar, atau rumput." (HR. Abu Daud). Jika terlintas oleh orang Muslim dorongan kemanusiaannya, dan dosa, maka ia melawannya dengan mengusirnya dari dalam dirinya, dan membencinya agar lintasan tersebut tidak menjadi obsesi, atau keinginan yang ia kerjakan, kemudian ia celaka karenanya. Jika ia tertarik kepada sesuatu, ia berkata, " Apa saja yang dikehendaki Allah pasti terjadi. Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan Allah. " Dengan cara seperti itu ia tidak bisa dipengaruhi oleh lintasan hatinya, dan tidak menyerah kalah. --o0o-Menipu Orang Muslim beribadah kepada Allah Ta'ala dengan memberi nasihat kepada setiap orang Muslim, dan hidup dengan ibadah seperti itu. Oleh karena itu, ia tidak menipu seorang pun, tidak melanggar janji, dan tidak berkhianat, karena penipuan, pengkhianatan, dan pelanggaran janji adalah sifat-sifat tercela dan buruk pada seseorang. Keburukan itu bukan akhlak orang Muslim dalam kondisi apa pun, karena kebersihan dirinya yang bersumber dari iman dan amal shalih itu bertentangan dengan akhlak buruk tersebut yang tidak lain adalah keburukan mumi yang tidak ada kebaikan sedikit pun di dalarnnya. Orang Muslim itu dekat dengan kebaikan, dan jauh dari keburukan. Penipuan mempunyai banyak bentuk, di antaranya adalah sebagai berikut: Seseorang menghiasi keburukan, atau kerusakan kepada saudaranya agar jatuh ke dalamnya. Seseorang memperlihatkan bagian luar yang baik pada orang lain, dan menyembunyikan isinya yang buruk, dan rusak. Seseorang memperlihat sesuatu yang berbeda dengan isinya, karena ingin menipunya. Seseorang sengaja merusak harta orang lain, istri, anak, pembantu, dan temantemannya dengan memfitnahnya, dan mengadu domba dengan orang lain. Seseorang berjanji menjaga jiwa orang lain, atau hartanya, atau menjaga rahasia, kemudian ia berkhianat, dan tidak menepati janjinya. www.tarbiyah-online.com Page 2 Dalam menjauhi penipuan, pelanggaran janji, dan pengkhianatan, orang Muslim taat kepada Allah Ta'ala, dan Rasul-Nya, karena ketiga sifat tersebut diharamkan Al-Qur'an, dan As-Sunnah. Allah Ta'ala berfirman, "Dan orang-orang yang menyakiti laki-laki Mukmin dan wanita- wanita Mukminah tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata." (Al-Ahzab: 58). Allah Azza wa Jalla berfirman, "Maka barangsiapa melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri." (Al-Ahzab: 10). Allah Ta'ala berfirman, "Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang merencanakannya sendiri." (Fathir: 43). Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Barangsiapa merusak istri orang lain, atau budaknya (pembantunya) ia bukan termasuk golongan kami." (Diriwayatkan Abu Daud dengan sanad yang baik) . Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Empat hal barang siapa keempatnya ada pada dirinya, ia orang munafik tulen, dan barangsiapa memiliki salah satu daripadanya, ia memiliki sifat munafik hingga ia meninggalkanya ia meninggalkanya jika diberi amanah maka ia mengkhianatinya, jika ia berbicara maka berdusta, jika ia berjanji maka ia mengingkari, dan jika ia bermusuhan maka ia berbuat jahat." (Muttafaq Alaih) . Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berjalan melewati sebuah kantong makanan, lalu beliau memasukkan tangannya ke dalamnya, ternyata jari-jarinya menyentuh sesuatu yang basah. Beliau bertanya, "Apa ini, hai pemilik makanan ? " Pemilik makanan menjawab, "Kantong makanan ini terkena hujan, wahai Rasulullah?" Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Kenapa engkau tidak meletakkannya di atas makanan agar bisa dilihat manusia? Barangsiapa menipu kami, ia bukan termasuk golongan kami." (Diriwayatkan Muslim). --o0o— Riya Orang Muslim tidak riya', karena riya' adalah kemunafikan, dan syirik. Orang Muslim itu beriman, dan bertauhid. Jadi imannya, dan tauhidnya itu bertentangan dengan akhlak riya' dan munafik. la tidak pemah sekali pun menjadi orang munafik, dan melakukan riya'.la membenci sifat tercela riya' dan munafik, karena ia mengetahui bahwa Allah Ta'ala dan Rasul-Nya membenci sifat tersebut. Allah Ta'ala mengancam orang-orang yang melakukan riya' dengan siksa yang pedih dengan firman-Nya, "Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat. (Yaitu) orang- orang yang lalai dari shalatnya. Orang-orang yang berbuat riya'. Dan enggan (menolong dengan) barang berguna." (Al-Ma'un: 4- 7). Allah Ta'ala berfirman dalam hadits qudsi, www.tarbiyah-online.com Page 3 "Barangsiapa mengerjakan suatu perbuatan dimana di dalamnya ia menyekutukan Aku dengan yang selain Aku, maka ia sepenuhnya menjadi milik sekutunya, dan Aku berlepas diri daripadanya. Aku paling kaya dari persekutuan." (HR. Muslim). Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Barangsiapa berbuat riya , maka Allah menjelek-jelekkannya, dan barangsiapa berbuat sum 'ah maka Allah membeberkan sum 'ahnya (kepada manusia)." (Muttafaq Alaih). Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Sesungguhnya yang paling aku takutkan pada kalian ialah syirik kecil " Para sahabat bertanya, apa yang dimaksud dengan syirik kecil wahai Rasulullah?" Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 'Riya' '. Allah Azza wa Jalla berfirman pada hari kiamat setelah membalas para hamba dengan amal perbuatan mereka, 'Pergilah kalian (orang-orang yang melakukan riya / kepada orang-orang yang kalian melakukan riya , karena mereka di dunia, kemudian lihatlah apakah kalian mendapatkan balasan dari mereka'." (Diriwayatkan Ahmad, Ath- Thabrani, dan AI-Baihaqi. Az-Zain AI-Iraqi berkata, "Perawi-perawi hadits ini bisa dipercaya."). Hakikat riya' ialah seorang hamba taat kepada Allah Ta'ala dengan tujuan sampingan yaitu ingin mendapatkan kedudukan di hati manusia. Bentuk-bentuk Riya . Seorang hamba meningkatkan ketaatannya kepada Allah Ta'ala jika dipuji, dan ketaatannya berkurang atau habis sama sekali jika ia dicela. Rajin beribadah jika bersama manusia, dan malas beribadah jika sendirian. Bersedekah. Jika sedekahnya tidak dilihat manusia, ia pasti tidak bersedekah. Seseorang mengatakan kebaikan, atau mengerjakan kebaikan, namun ia tidak menginginkannya untuk Allah Ta'ala semata, dan menginginkannya untuk manusia di samping Allah Ta'ala, atau tidak menginginkan-Nya sama sekali, dan menginginkannya untuk manusia semata. --o0o-- Tidak Berdaya dan Malas Orang Muslim itu kuat, tidak malas, bersemangat, rajin, beramal, dan bernyali kuat, karena tidak berdaya dan malas adalah akhlak tercela dan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berlindung diri kepada Allah Ta'ala dari keduanya. Seringkali Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berdoa, "Ya Allah, aku berlindung diri kepada-Mu dari tidak berdaya, malas, pengecut, tua, dan pelit." (Muttafaq Alaih). Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda memerintahkan kaum Muslimin beramal, "Bekerjalah terhadap apa saja yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah, dan jangan lemah. Jika sesuatu terjadi padamu, maka jangan www.tarbiyah-online.com Page 4 katakan, 'Seandainya aku melakukan hal ini dan itu, pasti ini, ' namun katakan, 'Allah telah menetapkan, dan apa yang Dia kehendaki maka Dia kerjakan, ' karena kata seandainya itu membuka pekerjaan syetan." (HR. Muslim). Oleh karena itu, orang Muslim itu kuat, tidak malas, tidak pengecut, dan tidak pelit. Bagaimana ia harus berdiam diri dari kerja, dan tidak mencari sesuatu yang bermanfaat baginya, padahal dia meyakini sistem sebab- sebab, dan ketentuan di alam semesta? la tidak malas, karena ia meyakini ajakan Allah Ta'ala untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, "Berlomba-lombalah kalian kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhan kalian dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi." (Al-Hadid: 21). Allah Ta'ala menyuruh kaum Muslimin terlibat dalam persaingan dalam kebaikan, "Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba." (Al-Muthaffifin: 26). Orang Muslim itu tidak pengecut, dan tidak mundur, karena ia meyakini qadha' , percaya kepada takdir, dan mengetahui bahwa apa saja yang menimpanya itu tidak untuk menyalahkannya dan jika ia salah maka tidak untuk merasakan bencana. la tidak berdiam diri dari mengerjakan perbuatan yang bermanfaat, karena ia mendengar Al-Qur'an berfirman, "Dan kebaikan apa saja yang kalian perbuat untuk diri kalian niscaya kalian memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya." (Al-Muzzammil: 20). Bentuk-bentuk Ketidakberdayaan dan Kemalasan Seseorang mendengar suara adzan, dan ia tidak menjawabnya karena enak tidur-tiduran, atau ngobrol, atau mengerjakan sesuatu yang tidak urgen hingga waktu shalat nyaris habis, kemudian ia shalat sendirian di akhir waktu. Seseorang menghabiskan berjam-jam waktunya di warung-warung, atau kursikursi tempat wisata, atau berjalan-jalan di jalan raya, atau shoping di pasarpasar, padahal ia mempunyai pekerjaan yang harus ia tuntaskan. Seseorang tidak mengerjakan amal perbuatan yang bermanfaat seperti mencari ilmu, menggarap sawah ladang, membangun rumah, dan lain sebagainya. la tidak mengerjakan itu semua dengan alasan telah berusia lanjut, atau ia tidak ahli di dalamnya, atau pekerjaan- pekerjaan tersebut membutuhkan waktu yang lama. Tragisnya ia biarkan hari demi hari dan tahun demi tahun berjalan sementara ia tidak bisa mengerjakan amal perbuatan yang bermanfaat baginya di dunia, dan akhirat. Salah satu pintu kebaikan terbuka bagi seseorang, misalnya kesempatan berhaji, dan ia mampu menunaikannya, namun tidak menunaikannya. Atau bertemu dengan orang kelaparan, dan ia mampu memberinya makan, namun tidak memberinya makan. Atau ia berada di bulan Ramadhan, namun tidak menggunakan malam-malamnya dengan qiyamul lail Atau mempunyai orang tua yang telah lemah, atau salah satu dari keduanya, dan ia mampu berbakti www.tarbiyah-online.com Page 5 kepadanya, namun ia tidak berbakti kepada keduanya karena tidak berdaya, atau malas, atau pelit, atau durhaka, naudzubillah min dzalik. Seseorang menetap di salah satu negeri dalam keadaan hina, namun ia tidak mencari negeri lain -karena tidak berdaya dan malas- di mana ia bisa melindungi agama dan kehormatannya di dalamnya. Ya Allah, kami berlindung diri kepada-Mu dari tidak berdaya, dan malas. Kami berlindung diri kepada-Mu dari pengecut, dan kikir. Kami berlindung diri kepada-Mu dari semua akhlak yang tidak Engkau ridhai, dan amal perbuatan yang tidak bermanfaat. Semoga shalawat dan salam terlimpahkan kepada Nabi Muhammad, dan para sahabatnya. --o0o-Ujub Orang Muslim mewaspadai sifat Ujub dan berusaha sekuat tenaga agar Ujub tidak menjadi sifat dirinya dalam kondisi apa pun, karena Ujub adalah penghalang terbesar kesempurnaan dan kecelakaan terbesar di dunia dan akhirat. Betapa banyak nikmat berubah menjadi siksa karena Ujub. Betapa banyak orang mulia terhina karena Ujub. Betapa banyak orang kuat menjadi lemah karena Ujub. Ujub adalah penyakit yang membahayakan, dan menimbulkan petaka bagi pelakunya. Oleh karena itu, orang Muslim mewaspadainya, dan takut kepadanya. Al-Qur'an, dan As Sunnah mengharamkan sifat Ujub, dan melarang daripadanya. Allah Ta'ala berfirman, "Kalian ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah, dan kalian telah ditipu terhadap Allah oleh (syetan) yang amat penipu." (Al-Hadid: 14). Allah Ta'ala berfirman, "Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah." (Al-Infithar: 6). Allah Ta'ala berfirman, "Dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu di waktu kalian menjadi congkak karena banyaknya jumlah kalian, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepada kalian sedikit pun." (At-T aubah: 25). Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Tiga hal yang membinasakan; kikir yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan kekaguman seseorang terhadap dirinya sendiri (Ujub)." (Diriwayatkan AthThabrani dan lain-lain. Hadits ini dhaif) Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Jika engkau melihat kikir ditaati, hawa nafsu diikuti, dan kekaguman pemilik pendapat kepada pendapat, maka jagalah dirimu." (Di- riwayatkan Abu Daud dan At- Tirmidzi yang meng-hasan-kannya). www.tarbiyah-online.com Page 6 Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Orang cerdas ialah orang yang menundukkan hawa nafsunya, dan beramal untuk hari setelah kematian. Dan orang bodoh ialah orang yang mengikuti hawa nafsunya, dan menharapkan mimpi-mimpi kosong kepada Allah." (HR. Bukhari). 1. Contoh-contoh Ujub Iblis bangga dengan kondisi dirinya, dan asal-usulnya. la berkata kepada Allah Ta 'ala, "Engkau menciptakanku dari api, dan Engkau menciptakan Adam dari tanah?" Karena itu, Allah Ta'ala mengusirnya dari rahmat-Nya, dan dari kedekatan dengan tempat kesucian- Nya. Kaum 'Ad Ujub (bangga) dengan kekuatan mereka, dan tertipu dengan kekuasaan mereka. Mereka berkata, "Siapakah yang lebih kuat dari karni? " Allah Ta'ala pun menghinakan mereka dengan siksa yang menghinakan di dunia, dan akhirat. Nabi Sulaiman Alaihis-Salam lengah dengan berkata, "Pada malam ini, aku pasti menggilir keseratus istriku agar mereka semua melahirkan anak laki-laki yang kelak berjihad di jalan Allah." Beliau lengah berkata seperti itu tanpa mengatakan insya Allah. Oleh karenanya, Allah Ta 'ala mengharamkan anak laki-laki baginya. Para sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bangga dengan jumlah mereka yang banyak di Perang Hunain. Mereka berkata, "Pada hari ini, kita tidak akan dikalahkan oleh pasukan yang sedikit." Karena mereka Ujub (bangga) dengan jumlah mereka yang banyak, maka mereka merasakan kekalahan yang pahit hingga bumi yang luas terasa sempit bagi mereka, dan mereka lari terbirit-birit. 2. Bentuk-bentuk Ujub Ujub dengan ilmu. Bisa jadi seseorang Ujub dengan ilmunya dan tertipu dengan ilmu pengetahuannya yang banyak. Oleh karena itu, ia tidak berusaha menambah ilmunya, menghina orang-orang yang ilmunya lebih sedikit dari dirinya, dan meremehkan mereka. Ini jelas sebuah kebinasaan. Ujub dengan harta. Bisa jadi seseorang Ujub dengan hartanya yang banyak, dan tertipu oleh assetnya yang banyak, kemudian ia menghambur-hamburkannya, sombong terhadap orang lain, dan menolak kebenaran. Akibatnya, ia binasa. Ujub dengan kekuatan. Bisa jadi seseorang Ujub dengan kekuatan pisik dan kekuasaanya, kemudian ia menzhalimi orang lain, berjudi, dan pesta minuman keras. Akibatnya, ia celaka, dan didera petaka. Ujub dengan kehormatan. Bisa jadi seseorang Ujub dengan kehormatan, nasab, dan asal-usulnya, kemudian ia tidak berusaha mendapatkan kehidupan tehormat dan tidak mampu mendapatkan kesempurnaan. Akibatnya, ia lamban dalam beramal, nasabnya tidak bisa menolongnya, dan terhina. Ujub dengan ibadah. Bisa jadi seseorang Ujub dengan amal perbuatan dan ketaatannya yang banyak, kemudian ia mendikte Allah Ta'ala. Akibatnya, amal perbuatannya hangus, ia binasa dengan Ujubnya, dan celaka karenanya. 3. Pengobatan dari Ujub www.tarbiyah-online.com Page 7 Pengobatan dari penyakit Ujub ialah dengan ingat kepada Allah Ta'ala bahwa apa saja yang diberikan Allah Ta'ala padanya hari ini; ilmu, harta, kekuatan, kemuliaan, dan kehormatan itu bisa jadi diambil Allah Ta'ala besok pagi jika Dia menghendakinya. Juga dengan mengetahui bahwa seberapa banyaknya ketaatan seorang hamba kepada Allah Ta'ala , maka itu tidak sebanding dengan apa yang diberikan Allah Ta'ala kepadanya. Juga dengan mengetahui bahwa Allah Ta'ala tidak bisa didikte untuk memberi sesuatu, karena Allah Ta'ala sumber segala karunia, Pemberi segala kebaikan, dan karena Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Salah seorang dari kalian tidak akan selamat dengan amal perbuatannya." Para sahabat bertanya, "Termasuk engkau sendiri, wahai Rasulullah?" Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Ya tennasuk aku, hanya saja Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadaku." (HR. Bukhari). --o0o-Zhalim Orang Muslim itu tidak menzhalimi orang lain dan tidak dizhalimi. Ya, ia tidak menzhalimi seorangpun dan tidak menerima kezhaliman orang lain terhadap dirinya, karena kezhaliman ada tiga jenisnya diharamkan Al-Qur'an dan sunnah. Allah Ta'ala berfirman : "Kalian tidak menzhalimi dan tidak (pula) dizhalimi." (Al-Baqarah : 279). Allah Ta'ala berfirman, "Dan barangsiapa di antara kalian berbuat zhalim, niscaya rasakan kepadanya adzab yang besar." (Al-Furqan: 19). Allah Ta'ala berfirman dalam hadits qudsi, "Hai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku haramkan kezhaliman atas diri-Ku dan mengharamkannya atas kalian. Oleh karena itu, kalian jangan saling menzhalimi." (HR. Muslim) . Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Takutlah kalian kepada kezhaliman, karena kezhaliman adalah kegelapan di hari kiamat." (HR. Muslim). Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Barangsiapa berbuat zhalim (merampas) sejengkal saja, maka Allah memikulkan tujuh bumi padanya." (Muttafaq Alaih). Rasululah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah memberi tempo waktu kepada orang zhalim, namun jika Dia telah menyiksanya, maka ia tidak bisa lolos. " Usai bersabda seperti itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam membaca ayat, "Dan begitulah adzab Tuhanmu, apabila Dia mengadzab penduduk negeri-negeri yang berbuat zhalim, sesungguhnya adzab- Nya itu sangat pedih lagi keras. " (Huud: 102). www.tarbiyah-online.com Page 8 Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Takutlah kepada doa orang yang dizhalimi, karena doanya tidak mempunyai dinding pembatas dengan Allah." (Muttafaq Alaih). Jenis-jenis Kezhaliman Kezhaliman seorang hamba terhadap Tuhannya dengan kafir kepada-Nya Allah Ta'ala berfirman, "Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zhalim" (AlBaqarah : 254). Dan dengan menyekutukan-Nya dalam beribadah kepada-Nya arti mengarahkan beberapa ibadah kepada selain Allah Ta'ala. Allah Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar, kezhaliman yang besar " (Luqman: 13). Kezhaliman seorang hamba terhadap hamba-hamba Allah Ta'ala, dan makhlukmakhluk-nya dengan cara menyakiti kehormatan mereka, badan mereka, dan harta mereka tanpa alasan yang dapat di benarkan. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Barangsiapa mempunyai kezhaliman pada saudaranya, di kehormatannya atau sesuatu yang lain, hendaklah ia meminta saudaranya menghalalkannya sebelum ia tidak memiliki dirham dan dirham. Jika ia mempunyai amal shalih, maka amal shalihnya diambil daripadanya sebesar kezhalimannya. Jika ia tidak mempunyai amal shalih, maka dosa saudaranya diambil kemudian dipikulkan kepadanya." (HR. Bukhari) . Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Barangsiapa merampas hak orang Muslim lainnya dengan sumpahnya, maka Allah mewajibkan neraka baginya, dan mengharamkan surga baginya. " Salah seorang sahabat bertanya, "Kendati merampas sesuatu yang sederhana wahai Rasulullah?"Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Kendati hanya potongan kayu Urok." (HR. Bukhari). Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Seorang Mukmin senantiasa berada dalam kelapangan agamanya selagi ia tidak menumpahkan darah yang haram (ditumpahkan)." (Diriwayatkan Muslim). Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Semua orang Muslim terhadap orang Muslim lainnya haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya." (Diriwayatkan Muslim). Kezhaliman seorang hamba terhadap dirinya sendiri dengan cara mengotorinya dengan berbagai dosa, dan maksiat kepada Allah Ta'ala dan Rasul-Nya. Allah Ta'ala berfirman, "Dan tidaklah mereka menzhalimi Kami, akan tetapi merekalah yang menzhalimi diri mereka sendiri." (Al-Baqarah: 57) . www.tarbiyah-online.com Page 9 Jadi orang yang mengerjakan dosa-dosa besar adalah orang yang zhalim terhadap dirinya sendiri, karena membawanya kepada keburukan dan kegelapan. Oleh karena itu, ia berhak mendapatkan laknat Allah Ta'ala, dan jauh dari-Nya. --o0o— www.tarbiyah-online.com Page 10