Jurnal Administrasi Perkantoran - Jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya 2016 STUDI PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS DI KANTOR KECAMATAN SOOKO KABUPATEN PONOROGO Agnes Dwi Kurnia Pendidikan Administrasi Perkantoran, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya [email protected] ABSTRAK Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini membawa dampak besar bagi setiap kehidupan manusia khususnya dalam kegiatan organisasi. Kegiatan tersebut tentunya akan berhubungan dengan adanya data dan informasi yang terdapat dalam kearsipan. Penelitian ini berdasarkan belum adanya sistem khusus yang digunakan dalam mengelola arsip di kantor dan penataan serta penyimpanan arsip di kantor kecamatan belum dikelola dengan baik. Selain itu kurangnya tenaga ahli dalam pengelolaan arsip dan dokumen, maka akan dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan pengelolaan arsip. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan arsip, penggunaan dan pendisribusian arsip, penyimpanan arsip, pemusnahan arsip, dan pemeliharaan arsip di Kantor Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai di Kantor Kecamatan Sooko Ponorogo yang berjumlah 25 pegawai. Data penelitian ini diperoleh dari wawancara, dokumentasi dan observasi. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Kantor Kecamatan Sooko 1. Penciptaan arsip sudah baik dengan adanya pembuatan konsep surat, 2. Sistem penggunaan dan pendistribusian arsip menggunkan buku agenda, 3. Sistem penyimpanan menngunakan sistem kronologis dan sistem geografis, 4. Pemusnahan arsip belum pernah dilaksanakan, 5. Pemeliharaan arsip belum begitu maksimal karena kurang sadarnya pegawai terhadap kelestarian arsip. Kata Kunci : arsip dinamis, pengelolaan arsip ABSTRACT This research is triangulation for this study aimed to examine the archival system in the office Sooko, research using. research using qualitative methods. This study is based on the absence of a special system used in managing and structuring the archive office and archive storage at the district office has not been managed properly. besides the lack of expertise in managing archives and documents, it will be used as a basis for developing records management. Samples in this study were all employees in the office Sooko ponorogo totaling 25 employees. The research data obtained from interviews, documentation and observation. he results of this study stated that the office Sooko already quite capable of performing file management well. but due to the lack of experts in this field led to the accumulation of archives because it was never carried out destruction of records. Keywords: dinamic archive, file management sesuatu pokok permasalahan ataupun peristiwa yang dibuat orang untuk membantu daya ingatan orang itu pula. Arsip juga merupakan suatu kegiatan yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan pada masa yang akan datang. Selain sebagai pusat ingatan, arsip juga sebagai sumber informasi dan bukti sejarah. Banyak informasi yang terkandung pada arsip, seperti sejarah berdirinya suatu lembaga atau organisasi, aktivitas-aktivitas yang telah dilakukan, maupun aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan. Dengan adanya arsip, maka akan diperoleh data atau keterangan-keterangan yang dibutuhkan serta dapat dijadikan sebagai bahan PENDAHULUAN Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini membawa dampak besar bagi setiap kehidupan manusia khususnya dalam kegiatan organisasi. Kegiatan tersebut tentunya akan berhubungan dengan adanya data dan informasi yang terdapat dalam kearsipan. Kemajuan dalam dunia kearsipan ini juga diikuti pula oleh dunia pendidikan yang tidak terlepas dari kegiatan kearsipan yang dikerjakan oleh bagian tata usaha. Menurut Barthos (2007:1) arsip merupakan setiap catatan tertulis dalam bentuk gambar ataupun bagan yang memuat keterangan-keteranagan mengenai 1 pertimbangan yang dibutuhkan oleh lembaga atau organisasi. Penyimpanan pada arsip dinamis memerlukan perhatian khusus, dimana bentuk fisik arsip yang disimpan bisa tercecer, rusak, bahkan hilang. Arsip dinamis sangatlah penting bagi setiap instansi khususnya pada Kantor Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo, karena arsip dinamis masih terus dipakai dalam proses administrasi pada setiap instansi. Petugas kearsipan harus mampu memikirkan bagaimana penyimpanan arsip dinamis bukan dengan penyimpanan manual saja tapi juga secara komputerisasi. Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijabarkan di atas, penulis sangat tertarik untuk meneliti permasalah tersebut, maka penulis menfokuskan penelitian pada “Studi Pengelolaan Arsip Dinamis di Kantor Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo.” KAJIAN PUSTAKA Arsip Kearsipan berasal dari kata arsip. Arsip sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu archive artinya permulaan dan berati juga jabatan atau fungsi dan kuasa hukum. Kemudian berubah menjadi arche, yang berarti dokumen. Akhirnya berubah lagi menjadi ‘archeion’ yang artinya balai kota. Sedangkan menurut bahasa Inggris adalah archives yang berarti tempat atau dokumen. Sebuah organisasi memerlukan pengelolaan dokumen untuk dapat mengakses dengan cara efektif dan efisien terhadap informasi yang ada dalam organisasi. Arsip dinamis harus dikelola agar bermanfaat bagi pencipta, penerima, dan pemakainya. Maka dari itu diperlukan adanya pengelolaan arsip dimanis, karena pengeloaan tersebut penting untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan dan juga sebagai tanda bukti aktivita organisasi.1. Arsip Statis. Arsip statis dalam Undang-Undang No. 43 Tahun 2009 diartikan sebagai arsip yang dihasilkan oleh pencipta arsip karena memiliki nilai guna kesejarahan, telah habis retensinya, dan berketerangan dipermanenkan yang telah diverifikasi baik secara langsung maupun tidak langsung oleh Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI.) Dalam perkembangannya Arsip Statis harus diserahkan dan disimpan oleh lembaga kearsipan pusat maupun daerah sesuai dengan tingkatannya. Arsip statis adalah arsip yang tidak dipergunakan secara langsung untuk perencanaan, pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya maupun untuk penyelenggaraan sehari-hari administrasi negara. Umumnya arsip statis yang disimpan berupa arsip kertas (Sugiarto, 2005:6). Tetapi tidak semua arsip statis yang disimpan terbatas pada arsip kertas saja karena arsip yang mencerminkan perkembangan historis sebuah badan korporasi terdiri atas berbagai jenis arsip. Sistem Keaarsipan 1.Sistem Kronologis. Sistem ini dengan menggunakan kalender sebagai patokan pengindeksan yaitu, didasarkan pada urutan waktu surat atau dokumen diterima atau waktu dikirim ke luar organisasi. Untuk keperluan tersebut, keberadaan buku agenda sangat penting karena susunan harus didahului dengan pencarian informasi mengenai waktu surat dibuat, diterima, atau dikirim melalui buku agenda. Sistem kronologis adalah sistem penyimpanan arsip yang didasarkan kepada urutan waktu surat diterima atau waktu dikirim ke luar organasasi yang biasanya penyimpanannnya menggunakan map ordner. Sistem ini erat hubungannya dengan buku agenda, karena susunannya sama-sama berdasarkan tanggal masuk dan keluarnya surat(Amsyah, 2001:76). 2. Sistem Abjad, sistem ini digunakan untuk menyimpan dokumen yang ada berdasarkan urutan abjad dan nama dokumen bersangkutan. Nama dapat terdiri dari dua jenis, yaitu nama orang dan nama badan pemerintahan maupun swasta. Sistem ini juga disebut direct filling system, dimana petugas dapat langsung menuju file penyimpanan dalam mencari dokumen tanpa melalui alat bantu.3. Sistem Subjek Sistem ini berdasarkan pada isi dari dokumen yang bersangkutan, misalnya perihal, pokok masalah, permasalahan, pokok surat, dan lain-lain. Sistem ini juga disebut dengan topical filling dan dikenal sulit dalam pengelolaannya. Karena setiap orang akan mengintepretasikan perihal yang dimaksud secara berbeda-beda.Ada dua macam sistem subjek, yaitu sistem subjek murni (berdasarkan urutan abjad), dan sistem subjek bernotasi (berdasarkan kode tertentu).4. Sistem Numerik, sistem ini merupakan sistem penyimpanan arsip yang berdasarkan kode Jurnal Administrasi Perkantoran - Jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya 2016 Kantor Kecamatan dapat dikendalikan sesuai dengan kebutuhan Kantor Kecamatan sendiri. Hal ini senada dengan penelitian terdahulu yang dilakukan yang dilakukan oleh Mistar (2010) dan Eviyana (2010) yaitu penciptaan arsip meliputi pembuatan konsep surat, model penulisan arsip, dan kualitas bahan. Prosedur penciptaan arsip di Kantor Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo ini sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Suraja (2004 : 100) yaitu kejelasan isi arsip, model penulisan, dan kualitas bahan. nomor sebagai pengganti dari nama orang atau badan. Sistem ini disebut juga indirect filling system, karena penentuan nomor yang akan digunakan memerlukan pengelompokan masalahnya terlebih dahulu. 5. Sistem Geografis adalah sistem penyimpanan yang berdasarkan kepada pengelompokan menurut nama tempat. Sistem ini biasanya digunakan untuk organisasi yang memiliki cabang di berbagai tempat dan juga instansi yang melayani masyarakat berdasarkan kewilayahan Manajemen Kearsipan Manajemen kearsipan merupakan salah satu bagian manajemen perkantoran yang menitik beratkan pada pengurusan dokumen sedemikian rupa sehingga dokumen-dokumen yang dikelola oleh para petugas kearsipan memang benar-benar akan membantu serta mendukung aktivitas manajemen secara keseluruhan. Manajemen kearsipan manual merupakan proses pengawasan, penyimpanan, dan pengamanan dokumen serta arsip dalam bentuk kertas. Manajemen kearsipan adalah seni pengendalian dokumen berupa pengendalian penggunaannya, pemeliharaan, perlindungan serta penyimpanan arsip (Sugiarto, 2005:15). Dengan kata lain bahwa manajemen kearsipan adalah kegiatan mulai dari kelahiran arsip sampai dengan kematian arsip yang dilakukan secara manual tanpa bantuan alat elektronik. Penggunaan dan Pendistribusian Arsip.Tahap penggunaan dan pendistribusian surat masuk di Kantor Kecamatan Sooko ini senada dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Eviyana (2010) yaitu melalaui tahap penerimaan surat, pencatatan surat, dan penyimpanan surat. Hal ini senada dengan teori yang dikemukan oleh Suraja (2004 : 114) yaitu penerimaan surat, penyortiran surat, dan pencatatan surat. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan Dewi (2011: 25) yaitu prosedur yang dilakukan dalam penyimpanan arsip meliputi penerimaan, penyortiran, dan pencatatan. Selain itu penelitian ini juga senada dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mistar (2010) yang dilakukan di Kantor Kecamatan Kalianget terdiri dari pemeriksaan, penyortiran, dan penyimpanan. Dari uraian diatas peneliti dapat memberikan analisis bahwa sistem penyimpanan yang dilakukan di Kantor kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo belum maksimal karena mereka masih mengalami kesulitan dalam penemuan arsip kembali. Penyimpanan Arsip. Dalam penyimpanan arsip Kantor Kecamatan Sooko menggunakan sistem penyimpanan kronologis, yaitu dalam penyimpanan arsip didasarkan pada urutan waktu surat atau dokumen yang diterima maupun yang dikirim oleh kantor.Surat-surat tersebut disimpan dalam ordner dan disimpan dalam lemari rak atau disebut dengan filling cabinet. Masingmasing bagian memiliki dokumen yang disimpan sendiri pada bagiannya. Kantor ini menerapakan sistem kombinasi dalam pengorganisasian arsip yang disimpan. Dimana masing-masing bagian memiliki simpanan arsip sendiri dan arsip yang dianggap penting dari masingmasing bagian itu disimpan dalam lemari penyimpan yang menampung salinan arsip dari masing-masing bagian. Kantor Kecamatan Sooko juga menerapkan sistem geografis dalam penyimpanan arsip yang diterima dan dikirim oleh kantor. Sistem ini digunakan karena Kantor Kecamatan Sooko merupakan pusat dokumen dari desa-desa yang sejawat di Kecamatan Sooko. Arsip-arsip yang diterima dan dikirim Kantor Kecamatan Sooko dari kantor-kantor desa akan disimpan berdasarkan masingmasing desa. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam pencarian arsip dari masing-masing desa apabila diperlukan kembali. Penyimpanan yang dilakukan Kantor Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Dewi (2011: 100) bahwa Personalia Kearsipan Personalia kearsipan sangat dibutuhkan guna kelangsungan kegiatan suatu organisasi. Semakin besar suatu badan usaha, akan semakin besar kegiatan yang dilakukan dan cenderung akan semakin banyak jumlah pegawai yang dilibatkan dalam pengurusan kearsipan. Dewi (2011:10) menjelasakan bahwa formasi yang diperlukan dalam administrasi kearsipan. HASIL DAN PEMBAHASAN Penciptaan Arsip. Kantor Kecamatan Sooko dalam tahap penciptaan arsip memiliki dua cara penciptaan arsip. Pertama, penciptaan arsip eksternal dimana arsip diterima dari organisasi yang berada di luar Kantor Kecamatan. Sebagaian arsip yang akan dikeluarkan oleh Kantor Kecamatan berasala dari Kantor Pemerintah Pusat, jadi Kantor Kecamatan Sooko tinggal mengirimkan arsip tersebut. Kedua, penciptaan arsip internal yaitu arsip yang dibuat oleh Kantor Kecamatan Sooko sendiri. Dengan penciptaan arsip internal maka 3 dalam sistem geografis ini susunan arsip diatur berdasarkan judul nama wilayah atau daerah. Pemusnahan Arsip. Pegawai Kantor Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo mengaku bahwa mereka tidak paham dengan prosedur pemusnahan arsip sesuai dengan ketentuan yang ada. Hal ini akan menyebabkan penumpukan arsip yang sangat berlebih dan akan menyusahkan mereka dalam menemukan arsip kembali. Dari uraian diatas peneliti dapat memberiakn analilsis bahawa pemusnahan arsip di Kantor Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo dapat dikatakan kurang baik, karena meskipun prosedur pemusnahan sudah sesuai dengan UUD akan tetapi pemusnahan arsip Kantor Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo belum mampu melaksanakan pemusnahan arsip secara baik dan belum mampu melaksankan prosedur kearsipan secara baik, terbukti dari belum mamapunya pegawai Kantor Kecamatan Sooko dalam melaksanakan pemusnahan arsip. Pemeliharaan Arsip. Keterbatasan tempat menjadi kendala bagi kantor kecamatan untuk menyimpan arsip. Pemeliharaan terhadap arsip sangatlah penting, hal ini bertujuan untuk menyelamatkan nilai informasi dari arsip tersebut dan menyelamatkan fisik dari arsip. Selain itu dengan pemeliharaan yang baik akan mudah dalam menemukan arsip serta mampu mengtasi kurangnya ruangan penyimpanan. Hal ini senada dengan teori yang dikemukakan oleh Sugiarto (2005 : 84) yaitu kerusakan arsip dapat disebabkan oleh banyak faktor, baik faktor lingkunagan maupun faktor biologis. Faktor lingkumgan ini seperti terjadinya kebakaran, banjir atau mungkin tempat penyimpan arsip rembes dan dapat merusak bentuk fisik dari arsip tersebut. Faktor biologis dapat muncul dari adanya lumut atau jamur pada arsip, selain itu adanya seranggan yang dapat merusak bentuk fisik dari arsip. Dari uraian diatas peneliti memberikan analisis bahwa pemeliharaan arsip dan penataan ruang penyimpanan arsip di Kantor Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo menjadi hal yang sangat penting dalam pengelolaan kearsiapan. Apabila pemeliharaan arsip kurang bagus maka akan mengurangi nilai fisik dan dapat merusak arsip yan g penting dan masih digunakan secara terus menerus oleh sebuah kantor. SIMPULAN Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan di Kantor Kecamatan Sooko Ponorogi dapat disimpulkan bahwa 1. Dalam tahap penciptaan arsip, Kantor Kecamatan Sooko sudah cukup baik terbukti dari adanya pembutan konsep, model penulisan surat, dan pemilihan kualitas bahan. 2.Sistem penggunaan dan pendistribusian surat masuk dan surat keluar yang ada Kantor Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo menggunakan prosedur buku agenda. 3. Sistem penyimpanan arsip di Kantor Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo menggunakan sistem kronologis dan sistem geografis atau wilayah. 4.Pemusnahan arsip di Kantor Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo belum pernah dilakukan sejak kantor ini berdiri. 5. Pemeliharaan arsip di Kantor Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo belum begitu maksimal karena kurang sadarnya pegawai terhadap kelestarian arsip. SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukakan dapat disimpulkan bahwa :1. Kantor Kecamatan Sooko seharusnya lebih memperhatikan kualitas bahan yang akan digunakan dalam penciptaan arsip, hal ini bertujuan agar arsip tidak mudah rusak. 2. Kantor Kecamatan Sooko penggunaan dan pendistribusian surat masuk dan surat keluar sebaiknya menggunakan kartu kendali untuk mempermudah penemuan arsip kembali. 3. Kantor Kecamatan Sooko dalam tahap penyimpanan arsip sebaiknya mencoba menggunakan sistem penyimpanan yang lain agar para karyawan mampu menggunakan semua sistem penyimpanan. 4. Kantor Kecamatan Sooko sebaiknya melaksanakan pemusnahan arsip jika arsip sudah kadaluwarsa agar tidak terjadi penumpukan arsip. 5. Kantor Kecamatan Sooko sebaiknya memperhatikan tempat penyimpanan dan ruangan penyimpanan guna pemeliharaan arsip agar tidak mudah rusak. DAFTAR PUSTAKA Amsyah, Zulkifli.2001. Manajemen Kearsipan. Cet 9. Jakarta: Gramedia Putaka Utama. Anggraeni, Amalia Novantia. “Kemampuan Sumber Daya Manusia Kearsipan Dalam Upaya Keberhasilan Arsip Statis Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah”. Vol.1/No 2/ Yogjakarta. Barthos, Basir. 2007. Manajemen Kearsipan. Edisi 1. Cet 6. Jakarta : Bumi Askara. Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif. Ed 1. Cet. 2. Jakarta : Kencana. Dewi, Irra Chrisyanti. Manajemen Kearsipan. Jakarta : Pustakaraya. Dewi, Irra Chrisyanti. Manajemen Perkantoran. Jakarta : PT. Pustakaraya . Jurnal Administrasi Perkantoran - Jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya Kusumasari, Eviayana. 2012. Studi Tentang Manajemen Kearsipan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Pamekasan. Skripsi tidak diterbitkan. JBSI FE Unesa. Mistar. 2010. Pelaksanaan Ssistem Kearsipan di Kantor Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep. Skripsi tidak diterbitkan. JBSI FE Unesa. Moloeong, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi revisi. Jawa Barat: PT. Remaja Rosdakarya. Sedarrmayanti. 2008. Tata Kearsipan dengan Memanfaatkan Teknologi Modern. Bandung: CV. Mandar Maju. Sedarmayanti.2009. Dasar-dasar Pengetahuan tentang Manajemen Perkantoran. Bandung : CV. Mandar Maju. Sugiarto, Agus dan Teguh. 2005. Manajemen Kearsipan Modern dari Konvensional ke Basis Komputer. Yogyakarta : Gava Media. Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R& D. Bandung : Alfabeta. Sulistyo-Basuki. 2003. Manajemen Arsip Dinamis. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama Sukoso, Badri Munir. 2007. Manajemen Afministrasi Perkantoran. Jakarta : Gramedia Suraja, Yohanes. 2004. Manajemen Kearsipan. Yogyakarta : Erlangga. The.Liang Gie. 2000. Administrasi Perkantoran Modern. Cet.7. yogyakarta: Liberty. Universitas Negeri Surabaya. 2010. Panduan penulisan dan Penilaian Skripsi. Surabaya: Tim Penyusun Universitas Negeri Surabaya. 5 2016