3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Isue / Kasus Untuk

advertisement
 3
BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1 Data Isue / Kasus
Untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini dibutuhkan data dan informasi yang
tepat yang mana diperoleh dari sumber-sumber sebagai berikut:
1. Literatur
pengumpulan data-data yang diperoleh dari buku, catatan, artikel baik di
koran, majalah, maupun website yang berhubungan dengan materi Tugas
Akhir yang dibahas.
2. Wawancara
Tanya jawab dengan berbagai pihak yang berhubungan dengan topik dan
dapat memberikan informasi yang lebih mendalam guna membantu dalam
penentuan strategi komunikasi. Pencarian data drngan metode ini tidak
bersifat ilmiah, namun berdasarkan pengalaman dan opini pribadi perorangan
yang diwawancara.
3. Kuesioner
Rangkaian pertanyaan yang disebarkan ke target komunikasi guna
memperoleh data pendukung yang bersifat kualitatif.
Berikut ini adalah beberapa sumber data seputar pamali yang dikumpulkan yang
nantinya akan digunakan dalam merancang dan membentuk isi website yang akan
dibuat:
4
2.1.1 Pengertian Stroke
Stroke adalah suatu cedera mendadak dan berat pada pembuluhpembuluh darah otak. Cedera dapat disebabkan oleh sumbatan bekuan darah,
penyempitan pembuluh darah, atau pecahnya pembuluh darah. Semua ini
menyebabkan kurangnya pasokan darah yang memadai. Stroke mungkin
menampakkan gejala, mungkin juga tidak (stroke tanpa gejala disebut silent
stroke).
Gejala stroke dapat bersifat fisik, psikologis, dan/ atau perilaku. Gejala
fisik paling khas adalah paralisis, kelemahan (kadang dilaporkan oleh pasien
sebagai kecanggungan), hilangnya sensasi di wajah, lengan atau tungkai di
salah satu sisi tubuh, kesulitan berbicara dan/ atau memahami (tanpa
gangguan pendengaran), kesulitan menelan, dan hilangnya sebagian
penglihatan di satu sisi. Seseorang dikatakan terkena stroke jika salah satu
atau kombinasi apa pun dari gejala-gejala di atas berlangsung selama 24 jam
atau lebih. Namun, seseorang dikatakan mengalami serangan iskemik sesaat
(transient ischemic attack atau TIA) jika semua gejala lenyap dalam 24 jam.
5
•
Stroke Iskemik
Gambar 2.1
Hampir 85 % stroke disebabkan oleh:
1. Sumbatan oleh bekuan darah
2. Penyempitan sebuah arteri atau beberapa arteri yang mengarah ke otak,
atau
3. Embolus (kotoran) yang terlepas dari jantung atau arteri ekstrakrani (arteri
yang berada di luar tengkorak) yang menyebabkan sumbatan di satu atau
beberapa arteri intrakrani (arteri yang berada di dalam tengkorak).
4. Ini disebut infrak otak atau stroke iskemik. Pada orang berusia lebih dari
65 tahun, penyumbatan atau penyempitan
Ini disebut infrak otak atau stroke iskemik. Pada orang berusia lebih dari
65 tahun, penymbatan atau penyempitan dapat disebabkan oleh aterosklerosis
(mengerasnya arteri). Hal inilah yang terjadi pada hampir dua pertiga pasien
stroke iskemik. Embolisme cenderung terjadi pada orang yang mengidap
penyakit jantung. Secara rata-rata, seperempat dari stroke iskemik disebabkan
oleh embolisme, biasanya dari jantung. Bekuan darah dari jantung umumnya
6
terbentuk akibat denyut jantung yang tidak teratur, kelainan katup jantung,
infeksi di dalam jantung, pembedahan jantung.
Penyebab lain seperti gangguan darah, peradangan, dan infeksi
merupakan penyebab sekitar 5-10% kasus stroke iskemik, dan menjadi
penyebab tersering pada orang berusia muda.
Seseorang yang mengalami serangan iskemik sementara biasanya dapat
pulih kembali dalam waktu kurang dari 24 jam. Apabila bagian otak yang
berperan fungsi bicara terganggu, maka penderita stroke menjadi kehilangan
kemampuan bicara. Begitu pun dengan fungsi otak yang lainnya, jika bagian
otak tersebut terganggu, maka fungsinya akan terganggu pula, misalnya dapat
mengakibatkan kelumpuhan sebagian anggota tubuh ataupun gangguan
lainnya.
•
Stroke Hemerogik
Proses terjadinya pendarahan atau stroke hemerogik dikarenakan
terjadinya pendarahan akibat pecahnya pembuluh darah di otak. Darah yang
keluar dari pembuluh yang pecah, kemudian mengenai jaringan otak
sekitarnya, sehingga menimbulkan kerusakan, bahkan kematian sel-sel otak.
Pecahnya pembuluh darah di salah satu bagian akan menyebabkan aliran
darah ke bagian lain mengalami gangguan. Sekitar 50% atau setengahnya dari
total kasus stroke hemerogik ini akan menyebabkan kematian.
Stroke hemerogik biasanya terjadi dikarenakan tekanan darah yang
melampaui batas normal atau hipertensi. Hal ini karena tekanan darah tinggi
7
akan meningkatkan tekanan pada dinding pembuluh darah. Dengan demikian,
dinding pembuluh darah menjadi lemah, sehingga pembuluh darah rentan
pecah. Sekitar 70% kasus stroke hemerogik terjadi pada penderita hipertensi.
Stroke hemerogik juga dapat disebabkan oleh terjadinya kecelakaan atau
benturan keras yang mengenai otak dan mengakibatkan pembuluh darah otak
pecah. Hal ini dapat terjadi pada semua golongan usia, termasuk anak-anak.
Stroke dapat menyerang secara tiba-tiba, baik stroke iskemik maupun
hemerogik. Jika terjadi serangan, maka harus ditangani sesegera mungkin
untuk mengurangi risiko kematian dan kecacatan permanen.
2.1.2 Faktor Risiko Terkena Stroke
1. Usia
Kerentanan
terhadap
penyakit
stroke
meningkat
seiring
bertambahnya usia. Namun, stroke tidak hanya diderita oleh orang lanjut
usia saja, melainkan golongan remaja akhir dan dewasa juga berisiko
terkena stroke. Sedangkan, data studi di Rochester Minnesota US,
diketahui bahwa 88% kasus stroke terjadi pada kelompok usia di atas 65
tahun. Sedangkan, untuk usia di bawah 65 tahun juga berisiko terkena
stroke, meskipun risikonya lebih rendah dibandingkan dengan mereka
yang berusia di atas 65 tahun.
Stroke juga dapat terjadi pada usia muda, bahkan anak-anak.
Anak-anak biasanya sangat senang bermain dan dapat berisiko terjatuh
8
serta mengalami benturan di kepala. Apabila terjadi benturan di kepala,
maka hal ini dapat mengapibatkan terjadinya stroke hemoragik yaitu
stroke yang diakibatkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Sedangkan
stroke iskemik pada golongan anak-anak jarang ditemukan.
2. Jenis kelamin
Laki-laki lebih berisiko terkena stroke daripada perempuan.
Diperkirakan bahwa insidensi stroke pada perempuan lebih rendah
dibandingkan laki-laki. Hal ini dikarenakan perempuan memiliki
hormone estrogen yang berperan dalam mempertahankan kekebalan
tubuh sampai menopause dan sebagai proteksi atau pelindung pada proses
ateroskerosis.
Namun,
setelah
perempuan
tersebut
mengalami
menopause, besar risiko terkena stroke antara laki-laki dan perempuan
menjadi sama.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa ketika produksi estrogen
berkurang dalam proses menopause, risiko stroke pada wanita meningkat
dengan drastic. Maka, untuk mengurangi efek menopause sekaligus
menurunkan risiko stroke, umumnya disarankan melakukan terapi sulih
hormone. Tetapi, sebaiknya, hal ini diakukan di bawah pengawasan
dokter untuk memperkecil efek sampingnya.
Alasan lain mengapa laki-laki lebih berisiko yaitu karena laki-laki
lebih banyak memiliki factor risiko lain disbanding perempuan.
Misalnya, lebih banyak laki-laki yang merokok, mengkonsumsi alkohol,
9
dan lain-lain, walaupun ada beberapa factor risiko perempuan lebih
dominan. Alas an tersebut merujuk pada data penelitian di Roshester
Minnesota US yang berdasarkan indicator risiko yang ditunjukkan
dengan angka perbandingan melalui uji statistic untuk mengukur besar
risiko antara laki-aki dan perempuan. Data hasil perbandingan tersebut,
yaitu:
Perbandingan Besar Risiko
Faktor Risiko
Laki-laki
Perempuan
Tekanan darah sistolik
0.69
0.69
EKG LVH
0.51
0.48
Kadar kolesterol serum
0.37
0.13
Rokok
0.31
0.20
Gula darah
0.20
0.22
Kegemukan
0.15
0.44
Tabel 2.1
Tabel: Perbandingan factor risiko stroke berdasarkan jenis kelamin
Tabel tersebut menggambarkan perbandingan tingkat risiko
terkena stroke antara laki-laki dan perempuan. Dari enam factor risiko,
tiga factor laki-laki lebih dominan, dua factor wanita lebih dominan, dan
satu factor lainnya seimbang.
10
3. Ras dan Etnis
Faktor ras dan etnis juga termasuk factor yang mempengaruhi
risiko terjadinya stroke. Menurut Price dan Wilson (2006) bahwa orang
Amerika keturunan Afrika memiliki angka risiko yang lebih tinggi
daripada orang Kaukasia. Dengan kata lain, orang berkulit hitam lebih
berisiko terkena stroke.
Prevalensi stroke berbeda-beda pada setiap ras dan grup etnis di
USA. Orang berkulit hitam lebih banyak terkena hipertensi daripada
orang berkulit putih karena berkaitan dengan konsumsi garam. Di afrika,
dengan urbanisasi yang meningkat, terjadi peningkatan tajam konsumsi
garam dengan sedikit penurunan konsumsi potassium. Kedua hal ini,
penyebab peningkatan tekanan darah dalam masyarakat tersebut yang
pada akhirnya memicu peningkatan kasus stroke di masyarakat.
4. Riwayat stroke dalam keluarga
Dari sekian banyak kasus stroke yang terjadi, sebagian besar
penderita stroke memiliki factor riwayat stroke dalam keluarganya.
Keturunan dari penderita stroke diketahui menyebabkan perubahan dalam
penanda aterosklerosis awal, yaitu proses terjadinya timbunan zat emak
di bawah lapisan dinding pembuuh darah yang dapat memicu terjadinya
stroke. Beberapa penelitian lain yang telah dilakukan mengesankan
bahwa riwayat stroke dalam keluarga mencerminkan suatu hubungan
11
antara faktor genesis dengan tidak berfungsinya lapisan dinding pembuuh
darah dalam arteri koronaria.
Para ahli kesehatan juga meyakini bahwa memang ada hubungan
antara risiko stroke dengan faktor keturunan, walaupun tidak secara
langsung. Pada keluarga yang banyak anggotanya menderita stroke,
kewaspadaan terhadap faktor-faktor yang dapat menyebabkan stroke
harus lebih ditingkatkan.
5. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
Tekanana darah yaitu tekanan dalam pembuluh darah arteri ketika
darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh. Pada pemeriksaan
tekanan darah, akan didapat dua angka, yaitu sistoik dan diastolic.
Sistolik adalah angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung
memompa atau berkontraksi, sedangkan diastolik adalah angka yang
lebih rendah diperoleh pada saat jantung merenggang atau berelaksasi.
Tekanan darah ditulis dengan “tekanan sistolik/ tekanan diastolik”.
Misalanya 120/80 mmHg.
Tekanan darah tinggi (hipertensi) merupakan faktor risiko yang
paling sering memicu terjadinya stroke. Hipertensi mempercepat
terjadinya ateros klerosis, yaitu dengan cara menyebabkan perlukaan
secara mekanis pada sel endotel (dinding pembuuh darah) di tempat yang
mengalami tekanan darah tinggi. Untuk mengukur tekanan darah,
biasanya digunakan alat yang disebut sphygmomanometer, yang
12
dilengkapi dengan stetoskop dan tensi meter. Alat ini dapat menentukan
ukuran sistol dan disatol orang yang diukurnya.
Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat istirahat tekanan
sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, dan tekanan diastolik mencapai
90 mmHg atau lebih. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan
peningkatan tekanan darah darah yang akan berlanjut ke suatu organ
target, seperti otak yang akan mengakibatkan terjadinya stroke.
6. Kadar Kolesterol
Gambar 2.2
Kadar kolesterol secara umum dibagi dua kategori, yaitu:
•
Kolesterol HDL (High-Density Lipoprotein), merupakan kolesterol
baik karena kemampuannya untuk membersihkan pembuluh darah
arteri. Kolesterol HDL mengangkut kolesterol lebih sedikit. HDL
dapat membuang kelebihan kolesterol jahat di pembuluh darah arteri
kembali ke hati untuk diproses dan dibuang. Jadi, HDL mampu
13
mencegah kolesterol mengendap di arteri dan melindungi (proteksi)
dari aterosklerosis (terbentuknya plak pada dinding pembuluh darah).
•
Kolesterol LDL (Low-Density Lipoprotein) atau “kolesterol jahat”
yang membuat endapan dan menyumbat arteri. Kolesterol LDL
mengangkut palilng banyak kolesterol di dalam darah. Kadar LDL
yang tinggi akan menyebabkan mengendapnya kolesterol dalam arteri,
sehingga berisiko terkena penyakit jantung koroner dan stroke.
Kadar kolesterol HDL di atas 60 berarti sangat baik. Makin tinggi
kadar kolesterol HDL, makin rendah risiko untuk mendapat serangan
jantung atau stroke. Kadar kolesterol LDL yang baik adalah lebih rendah
dari 130, dan semakin rendah, semakin baik.
Jumlah kolesterol yang ada dalam tubuh harus seimbang
dengan kebutuhan dengan tujuan agar tubuh tetap sehat. Tetapi, bila
jumlahnya berlebihan akibat terlau sering makan makanan mengandung
kolesterol, maka kadar kolesterol dalam darah akan meningkat. Dan, hal
ini akan menyebabkan penumpukan plak pada dinding pembuluh darah
yang akan meningkatkan resiko terkena serangan jantung maupun
serangan otak (stroke).
7. Merokok
Merokok termasuk salah satu dari berbagai faktor risiko stroke.
Hal ini dikuatkan oleh penelitian yang menunjukan bahwa merokok
14
meningkatkan
risiko
terjadinya
penyakit
karbiovaskular
dan
serebrovaskular sebesar 64%.
Nikotin, karbon monoksida (CO), dan zat lainya yang terkandung
dalam merokok berpotensi menimbulkan kerusakan dinding pembuluh
darah. Dengan demikian, kolestrol dapat dengan mudah melekat pada
dinding
pembuluh
darah
yang
mengalami
kerusakan
sehingga
membentuk plak. Plak tersebut yang akan menyumbat pembuluh darah,
sehingga berisiko terkena stroke. Rokok juga dapat menyebabkan
elastisitas pembuluh darah berkurang sehingga meningkatkan pengerasan
pembuluh darah arteri dan meningkatkan pembukuan darah yang memicu
stroke.
8. Penyakit lain (Diabetes Mellitus)
Diabetes mellitus atau biasa di sebut penyakit gula maupun
kencing manis yaitu penyakit yang di tandai dengan tingginya kadar
glukosa dalam darah. Dan bersifat kronis atau menahun. Tumpukan
glukosa dalam darah dapat menyulitkan aliran pembuluh darah pada
tubuh termasuk pembuluh darah otak (serebral)
Penderita DM ini mempunyai risiko terjadinya stroke 1,5 sampai
3 kali lebih sering jika dibandingkan dengan orang tanpa diabetes
mellitus. Bila kadar gula naik dan berlangsung lama, maka akan memicu
terjadinya ateroskelorsis pada arteri koroner. Pasien dengan diabetes
cenderung mengalami gangguan jantung pada usia yang masih muda.
15
Diabetes yang tidak terkontrol dengan kadar glukosa yang tinggi.
Cenderung meningkatkan kadar kolestrol. Pada penelitian di Surabaya
tahun 1993, ditemukan bahwa 4,2% penderita DM mendapat penyulit
gangguan pembuluh darah serebral (stroke). Hipertensi yang terjadi pada
penderita DM juga merupakan salah satu faktor terjadinya stroke.
9. Konsumsi Alkohol
Alkohol dapat menyebabkan terhambatnya proses fibrinolisis atau
proses penguraian bekuan darah. Biasanya, ini terjadi pada penderita
dengan hipertensi dan diabetes mellitus. Dikatakan bahwa alkohol masih
merupakan faktor risiko yang controversial. Walaupun begitu, angka
kejadian stroke meningkat pada peminum alkohol sedang hingga berat
dibandingkan dengan seseorang yang bukan peminum alkohol.
Alkohol juga berpengaruh terhadap tekanan darah. Semakin
banyak alkohol yang dikonsumsi, maka semakin tinggi tekanan darah.
Peminum berat atau alkoholik sangat berisiko mengalami peningkatan
tekanan darah dan juga memiliki kecenderungan kuat untuk mengalami
stroke.
10. Obesitas
Makan berlebihan dapat menyebabkan kegemukan (obesitas).
Obesitas lebih cepat terjadi dengan pola hidup pasif (kurang gerak dan
olahraga). Jika makanan yang dimakan banyak mengandung lemak jahat
16
(seperti kolesterol), maka ini dapat menyebabkan penimbunan lemak di
sepanjang pembuluh darah.
Mereka yang memiliki berat badan berlebihan cenderung
memiliki tekanan darah yang lebih tinggi daripada mereka yang lebih
kurus. Hal ini disebabkan karena tubuh orang yang obesitas harus bekerja
lebih keras untuk membakar kelebihan kalori yang mereka konsumsi.
11. Life Style
Life style atau gaya hidup sering kali dikaitkan sebagai pemicu
berbagai penyakit yang menyerang, baik pada usia produktif maupun usia
lanjut. Salah satu contoh life style yaitu berkaitan dengan pola makan.
Generasi muda biasanya sering menerapkan pola makan yang tidak sehat
dengan seringnya mengkonsumsi makanan siap saji yang sarat dengan
lemak
dan
kolesterol
namun
rendah
serat.
Kemudian,
seringnyamengonsumsi makanan yang digoreng atau makanan dengan
kadar gula tinggi dan berbagai jenis makanan yang ditambah zat
pewarna/ penyedap/ pemanis dan lain-lain.
Makanan merupakan kebutuhan yang tidak dapat ditawar. Setiap
manusia membutuhkan makanan untuk tetap hidup. Namun alangkah
baiknya jika kita dapat memiah antara makanan sehat dan makanan tidak
sehat yang dapat berisiko menimbulkan berbagai penyakit.
Faktor gaya hidup lain yang dapat berisiko terkena stroke yaitu
sedentary llifestyle atau kebiasaan hidup santai dan malas berolah raga.
17
Hal ini dapat mengakibatkan kurangnya kemampuan metabolism tubuh
dalam pembakaran zat-zat makanan yang dikonsumsi. Sehingga, berisiko
terjadinya tumpukan kadar lemak dan kolesterol dalam darah yang
berisiko membentuk aterosklerosis (plak) yang dapat menyumbat
pembuluh darah yang dapat berakibat pada munculnya serangan jantung
dan stroke.
12. Stres
Pada umumnya, stroke diawali oleh stress, mengapa stress dapat
menyebabkan stroke? Karena, orang yang stress umumnya mudah marah,
mudah tersinggung, susah tidur dan tekanan darahnya tidak stabil. Marah
menyebabkan pancaran listrik yang sangat tinggi dalam urat saraf. Marah
yang berlebihan akan melemahkan bahkan mematikan fungsi sensoris
dan motorik serta dapat mematikan sel otak.
Stress juga dapat meningkatkan kekentalan darah yang akan
berakibat pada tidak stabilnya tekanan darah. Jika darah tersebut menuju
pembuluh darah halus di otak, dan pembuluh darah tidak lentur dan
tersumbat, maka hal ini dapat mengakibatkan risiko terkena serangan
stroke.
13. penggunaan obat-obat terlarang
Narkoba sangat berbahaya bagi kesehatan. Cara kerja obat ini
yaitu untuk menimbulkan efek serangan pada diri orang yang
menggunakan narkoba.
18
Obat-obatan
tersebut
menyerang
sistem
saraf
otak
dan
mengganggu kerja hormone efinefrin (hormone yang berfungsi
menimbulkan rasa senang). Hormone tersebut dipaksa bekerja lebih
ekstra agar menimbulkan efek kesenangan yang tinggi. Hal inilah yang
menimbulkan efek ketagihan/ kecanduan.
14. Kontrasepsi Oral
Sebagian besar kontrasepsi oral mengandung estrogen dan
progesteron; kontrasepsi gabungan ini disebut kotrasepsi oral kombinasi,
dan pil ini dapat meningkatkan tekanan darah serta menyebabkan darah
lebih kental dan lebih mudah membentuk bekuan / gumpalan.
Kontrasepsi oral kombinasi meningkatkan risiko stroke iskemik, terutama
pada wanita perokok yang berusia lebih dari 30 tahun.
Jenis kontrasepsi oral antara lain adalah pil progestogen, yang
juga dikenal sebagai mini-pil memiliki risiko stroke yang lebih rendah.
Mantan pengguna kontrasepsi oral yang tidak lagi menggunakannya tidak
mengalami peningkatan risiko stroke.
15. Mendengkur dan apnea tidur
Mendengkur sendiri bukanlah suatu faktor risiko stroke, namun
jika disertai oleh apnea tidur (periode tidak bernapas berkala yang
berlangsung lebih dari sepuluh detik), mendengkur dapat menyebabkan
risiko terkena stroke sewaktu tidur. Hal ini terutama berlaku bagi mereka
yang mengalami gangguan fungsi jantung (misalnya, gagal jantung
19
kongestif) penyempitan signifikan pada arteri-arteri besar otak atau
karena serangan stroke atau TIA sebelumnya). Tanda-tanda apnea tidur
antara lain adalah tidur yang sering terganggu, terjaga malam hari karena
kehabisan napas, serta rasa lelah dan mengantuk pada siang hari.
16. Cedera leher
Cedera leher, termasuk peregangan mendadak dan hebat pada
leher, pemutaran leher, radiasi otak/ leher yang intensif atau tekanan pada
sebuah arteri, dapat menyebabkan stroke, terutama stroke iskemik pada
orang dewasa muda. Cedera jenis ini dapat terjadi dalam berbagai situasi,
termasuk manipulasi chiropractic leher yang dilakukan dengan tidak
benar.
17. Faktor risiko lain
Suhu tubuh yang rendah pada musim dingin dapat meningkatkan
risiko stroke dengan meningkatkan tekanan darah dan mempermudah
pembekuan darah, terutama pada orang berusia lanjut dan orang dengan
faktor risiko stroke.
Juga, terdapat bukti bahwa infeksi virus dan bakteri, bersama
dengan faktor risiko lain, dapat sedikit meningkatkan risiko timbulnya
stroke dengan meningkatkan kemampuan darah untuk membeku.
20
2.1.3 Membaca Gejala dan Diagnosa Stroke
Adapun gejala yang terjadi saat seseorang mengalami serangan stroke, yaitu:
1. Mati rasa yang mendadak di wajah, lengan, atau kaki, dan terutama hanya terasa
di salah satu sis saja, kiri atau kanan.
2. Mendadak merasa bingung, sulit berbicara, atau sulit mengerti.
3. Mengalami gangguan penglihatan secara mendadak di salah satu atau kedua
mata.
4. Kehilangan keseimbangan secara mendadak, sehingga kesulitan dalam berjalan
yang biasanya dibarengi rasa pusing.
5. Sakit kepala mendadak tanpa penyebab yang jelas.
Gejala stroke yang muncul tergantung dari bagian otak yang terkena.
Berdasarkan lokasinya, gejala-gejala stroke terbagi menjadi tiga, yaitu :
1. Bagian sistem saraf pusat. Gejala yang akan dirasakan yaitu kelemahan otot
(hemiplegia), kaku, dan meurunnya fungsi sensoris (menerima rangsang).
2. Batang otak, di mana terdapat 12 saraf cranial. Hal ini akan mengakibatkan
menurunnya kemampuan membau, mengecap, mendengar, melihat, reflex
menurun, gangguan ekspresi wajah, gangguan fungsi pernapasan dan detak
jantung, serta lidah terasa lemah.
3. Cerebral cortex. Hal ini akan mengakibatkan gangguan bicara, bahasa, daya
ingat menurun, dan kebingungan.
21
Jika tanda-tanda dan gejala tersebut hilang dalam waktu 24 jam, dinyatakan
sebagai transient ischemic attack (TIA), di mana merupakan serangan kecil atau
serangan awal stroke.
Usaha mengenali tanda-tanda atau gejala stroke sangat penting dilakukan
untuk memastikan penderita mendapatkan perawatan lebih cepat dan tepat, sekaligus
menghindari kefatalan yang akan terjadi. Berikut ini beberapa gejala berdasarkan
tingkatan stroke:
1. Stroke sementara. Hal ini dapat sembuh dalam beberapa menit/ jam. Gejalanya
yaitu:
a. Tiba-tiba sakit kepala
b. Pusing, bingung
c. Penglihatan kabur atau kehilangan ketajaman. Hal ini bias terjadi pada
satu atau dua mata sekaligus.
d. Kehilangan keseimbangan (linglung), lemah
e. Rasa kebal atau kesemutan pada satu sisi tubuh.
2. Stroke ringan. Hal ini dapat sembuh dalam beberapa minggu. Gejalanya yaitu:
a. Beberapa atau semua gejala stroke sementara yang tersebut pada poin
satu.
b. Kelemahan atau kelumpuhan tangan/ kaki
c. Bicara tidak jelas atau hilangnya kemampuan bicara
d. Sukar menelan
e. Kehilangan control terhadap pengeluaran air seni dan feses
22
f. Kehilangan daya ingat atau konsentrasi, perubahan perilaku, misalnya
bicara tidak menentu, mudah marah, dan tingkah laku seperti anak kecil.
Kelainan neurologis (saraf) yang terjadi akibat serangan stroke bias lebih
berat atau luas, berhubungan dengan koma dan sifatnya menetap. Selain
itu, stroke bias menyebabkan depresi atau ketidakmampuan untuk
mengendalikan emosi.
2.1.4. Akibat / Dampak Stroke
1. Lumpuh
Kelumpuhan sebelah bagian tubuh (hemiplegia) adalah cacat yang paling
umum terjadi setelah seseorang terkena stoke. Bila stroke menyerang bagian kiri
otak, maka bagian tubuh yang akan mengalami kelumpuhan adalah organ tubuh
sebelah kanan. Kelumpuhan terjadi dari wajah bagian kanan hingga kaki sebelah
kanan, termasuk tenggorokan dan lidah. Bila dampaknya lebih ringan, biasanya
bagian yang terkena dirasakan tidak bertenaga (hemiparesis kanan).
Bila yang terserang adalah bagian otak kanan, maka yang terjadi adalah
sebaliknya yaitu kelumpuhan organ tubuh sebelah kiri. Bagaimanapun, pasien
stroke hemiplegia atau hemiparesis akan mengalami kesulitan dalam melaksanakan
kegiatan sehari-hari, seperti berjalan, berpakaian, makan, atau mengendalikan
buang air besar atau kecil.
Bila kerusakan terjadi pada bagian bawah otak (cerebellum), maka
kemampuan
seseorang
untuk
mengkoordinasikan gerakan tubuhnya akan
23
berkurang. Tentunya, hal ini akan berpengaruh pada kesulitan melakukan aktivitas
yang berhubungan dengan kegiatannya sehari-hari, misalnya bangun dari tempat
tidur atau duduk; berjalan atau mengambil makanan. Ada juga pasien stroke yang
mengalami kesulitan makan dan menelan, hal ini biasa disebut dengan disfagia,
karena bagian otak yang mengendalikan otot-otot yang terkait telah rusak dan tidak
berfungsi.
2. Perubahan Mental
Stroke tidak selalu mengakibatkan mental penderita menjadi turun dan
beberapa perubahan yang terjadi biasanya bersifat sementara. Setelah seseorang
mengalami serangan stroke, memang dapat terjadi gangguan pada daya pkir,
kesadaran, konsentrasi, kemampuan belajar, dan fungsi intelektual lainnya. Semua
hal tersebut dengan sendirinya akan mempengaruhi si penderita.
Seorang yang mengalami stroke akan merasa marah, sedih, dan tidak berdaya.
Hal ini sering kali menurunkan semangat hidupnya, sehingga menimbulkan dampak
emosional yang lebih berbahaya. Hal ini terutama juga disebabkan karena penderita
kehilangan kemampuan-kemampuan tertentu yang sebelumnya fasih dilakukannya,
misalnya:
1. Agnosia, yaitu kehilangan kemampuan untuk mengenali orang atau benda.
2. Anosonia, yaitu mengenali bagian tubuhnya sendiri.
3. Ataksia, yaitu kemampuan untuk mengkoordinasikan gerakan atau menyusun
kalimat yang diinginkannya. Bahkan, ia kehilangan kemampuan untuk
melaksanakan langkah-langkah pemikiran dalam urutan yang benar. Atau, ia
24
kesulitan untuk mengikuti serangkaian instruksi. Kasus aoraksia ini
disebabkan terputusnya hubungan antara pikirand an tindakan.
4. Distosi spasial, yaitu tidak mampu mengukur jarak atau ruang yang ingin
dijangkaunya.
3. Gangguan Komunikasi
Secara umum, paling tidak, seperempat dari semua pasien stroke mengalami
gangguan komunikasi yang berhubungan dengan mendengar, berbicara, membaca,
menulis, dan bahkan bahasa isyarat dengan gerak tangan. Ketidakberdayaan
penderita stroke ini akan sangat membingungkan orang yang merawatnya.
a. Disartia
Disartia merupakan keadaan melemahnya otot-otot muka, lidah, dan
tenggorokan yang membuat kesulitan berbicara, walaupun penderita memahami
bahasa verbal maupun tulisan. Cedera di salah satu pusat pengendalian bahasa di
otak memang sangat berdampak pada komunikasi verbal. Gangguan bahasa itu
biasanya diakibatkan oleh kerusakan pada cuping temporal atau parietal otak
sebelah kiri.
b. Afasia
Bila yang terkena adalah pusat pengendalian bahasa di sisi yang dominan,
yang disebut daerah broca, maka cacat yang timbul dapat berupa afasia ekspersif,
yaitu kesulitan untuk menyampaikan pikiran melalui kata-kata maupun tulisan.
25
Sering kali, kata-kata yang terpikir dapat terucapkan, tetapi susunan
gramatikanya membingungkan.
Namun, apabila yang terkena adalah pusat pengendalian bahasa di bagian
belakang otak, yang disebut daerah wernicke, maka cacat yang timbul
adalahafasia reseptif. Pasien jenis ini akan mengalami kesulitan untuk mengerti
bahasa lisan dan tulisan. Apa yang diucapkannya sering tidak mempunyai arti.
5. Kehilangan Indra Rasa
Dampak lain akibat stroke yaitu pasien kehilangan kemampuan indra
merasakan (sensoris), yaitu rangsangan sentuh atau jarak. Cacat sensoris dapat
mengganggu kemampuan pasien dalam mengenali benda yang sedang dipegangnya.
Bahkan, dalam kasus yang berat, penderita stroke bahkan tidak mampu mengenali
anggota tubuhnya sendiri.
2.1.5 Antisipasi Bahaya Stroke
1. Mengendalikan Tekanan Darah
Pemeriksaan tekanan darah sebaiknya dilakukan secara rutin, misalnya
sebulan sekali agar kita dapat mengontrol tekanan darah supaya tidak melebihi
140/90 mmHg. Dengan demikian, secara langsung akan mengurangi risiko
terkena serangan stroke.
26
2. Stop Merokok
Perokok memiliki risiko 2-3 kali lebih mungkin terkena stroke disbanding
mereka yang tidak merokok. Dan, umumnya, perokok mengalami penyumbatan
arteri di kaki yang sering mengakibatkan kejang pada waktu olah raga.
3. Membatasi dan Menghindari Konsumsi Alkohol
Alkohol bersifat menenangkan sistem saraf pusat dan mempengaruhi fungsi
tubuh. Konsumsi alkohol berlebihan akan mempengaruhi kekentalan darah yang
memicu peningkatan tekanan darah.
4. Tidak Mengkonsumsi Obat-obatan terlarang
Penggunaan obat-obat terlarang, seperti kokain, memicu hipertensi, serangan
jantung, penyakit pembuluh darah, dan gangguan denyut jantung yang dapat
menyebabkan pembentukan gumpalan darah.
5. Olahraga Teratur
Olahraga teratur akan membuat denyut jantung lebih cepat. Hal ini akan
meningkatkan jumlah darah yang mengandung oksigen ke seluruh tubuh,
sehingga menurunkan kadar kolesterol jahat / LDL dan meningkatkan kadar
kolesterol baik / HDL.
6. Cukup Istirahat
Selama
tidur,
terjadi
proses-proses
pemulihan
yang
bermanfaat
mengembalikan kondisi seseorang pada keadaan semula. Jika proses ini
27
terhambat, organ tubuh tidak bias bekerja secara maksimal. Akibatnya, orang
yang kurang tidur akan cepat lelah dan mengalami penurunan konsentrasi.
7. Cegah Obesitas
Kegemukan mendorong timbulnya faktor risiko lain, seperti diabetes,
hipertensi, yang pada taraf selanjutnya meningkatkan risiko PJK. Berat badan
dikatakan ideal bila berat badan untuk tinggi badan tertentu secara statistik
dianggap paling baik untuk menjamin kesehatan. Indeks masa tubuh (IMT) atau
body mass index (BMI) merupakan alat atau cara yang sederhana untuk
memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan
kekurangan dan kelebihan berat badan.obesitas dapat dihindari dengan pola
makan rendah lemak dan olahraga teratur. Memiliki berat badan ideal atau
normal selain membuat penampilan menarik juga dapat menyehatkan badan.
8. Diet (Pola Makan) Sehat
Beraneka ragam makanan mempunyai pengaruh tersendiri bagi tubuh
konsumennya. Kebiasaan mengonsumsi makanan atau memiliki pola makan
buruk akan meningkatkan risiko terserang stroke. Berbagai upaya perubahan
dengan memiliki pola konsumsi makanan yang sehat akan mencegah terkena
stroke ataupun penyakit degeneratif lainnya.
28
9. Kendalikan Stress
Dengan mengendalikan stres, maka akan menyebabkan aliran darah lancer,
sehingga terhindar dari penyakit stroke. Selain itu, stres yang terkendali akan
membuat hidup seseorang lebih bahagia.
10. Cukup Minum Air Puith
Kekurangan air dalam tubuh dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada
pembuluh darah otak, minum air putih sedikitnya delapan gelas atau sekitar dua
liter setiap harinya. Kebutuhan tubuh akan air meningkat seiring dengan
bertambahnya usia. Hendaknya minum air putih secara teratur tanpa menunggu
munculnya rasa haus. Hal ini hendaknya dibiasakan sejak saat ini.
11. Konsumsi Aspirin
Pada tahun 1973, diketahui bahwa kandungan dalam aspirin, yaitu acetyl
salicylic acid (ASA) bias mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke. ASA
yang terkandung dalam aspirin bekerja mencegah penggumpalan trombosit. ASA
juga bekerja dalam memperlebar pembuluh darah.
12. Memperoleh Cukup Sinar Matahari
Sinar matahari mrngubah simpanan kolesterol yang berada di bawah kulit
menjadi vitamin D ketika sinar ultra violet tersaring oleh kulit. Dengan proses
ini, kolesterol keluar dari dalam darah menuju kulit, sehingga kadar kolesterol
darah pun berkurang. Cahaya matahari yang paling baik yaitu sekitar pukul 9
pagi dan setelah pukul 4 sore selama kurang lebih 5 menit.
29
13. Aktif Mencari Informasi Tentang Kesehatan
Kita dapat mengetahui banyak informasi dari seluruh dunia dengan berbagai
media, antar lain buku, Koran, majalah, televisi, radio, dan internet. Dengan
kemajuan teknologi, semakin mudah untuk mendapatkan informasi kesehatan
yang dibutuhkan.
14. Gaya Hidup Sehat
Gaya hidup sehat adalah solusi dari segala macam upaya pencegahan berbagai
jenis penyakit. Walaupun sulit untuk menerapkannya, namun harus dibiasakan
mulai saat ini agar tidak menyesal di kemudian hari.
2.2 Definisi Public Service Anouncement / Iklan Layanan Masyarakat
Iklan layanan masyarakat adalah suatu pengumuman atau pemberitahuan yang
bersifat non komersial yang mempromosikan program-program kegiatan,
layanan pemerintah, layanan organisasi non bisnis dan pemberitahuanpemberitahuan lainnya tentang layanana kebutuhan masyarakat di luar ramalan
cuaca dan pemberitahuan yang bersifat komersial.
2.2.1 Fungsi dan Manfaat Iklan Layanan Masyarakat
Fungsi utama iklan layanan masyarakat adalah untuk meningkatkan atau
mengubah pola pikir masyarakat akan sebuah isu yang spesifik. Biasanya isu
tersebut berkaitan dengan kelangsungan hidup dalam hal kesehatan dan
keamanan.
30
Manfaat yang dirasakan dari pembuatan iklan layanan masyarakat yang
efektif adalah meningkatnya kesejahteraan hidup masyarakat dikarenakan
berhasilnya penaklukan atau pencegahan isu yang membahayakan atau
merugikan masyarakat tersebut.
2.2.2 Iklan Layanan Masyarakat mengenai bahaya stroke
Biasanya iklan layanan masyarakat dibuat dalam bentuk live-shot dan
menggunakan tokoh yang cukup dikenali oleh masyarakat. Iklan layanan
masyarakat akan menggunakan live-shot dan tokoh masyarakat biasanya bersifat
naratif dan menggugah penonton untuk merubah pola pikir mereka. Namun
seringkali hal ini kurang efektif karena persona dan karakter dari public figure
yang kurang baik, sehingga iklan layanan masyarakat tersebut yang bermaksud
baik malahan tidak tersampaikan karena terbentur dengan public figure yang
kurang dapat mempresentasikan iklan layanan masyarakat terebut. Maka
menggunakan cara animasi bias menjadi solusi yang baik daripada menggunakan
public figure dan live-shot.
Dalam website www.youtube.com , televisi, maupun media cetak, jarang
sekali ada bentuk iklan layanan masyarakat yang secara langsung membicarakan
bahaya stroke bagi generasi muda serta kolerasinya akan penyakit stroke dalam
bentuk animasi. Maka bila dibuat sebuah iklan layanan masyarakat berbasis
animasi mengenai hal tersebut dapat meningkatkan awareness akan hal tersebut.
31
2.2.3 Fakta stroke yang menyerang generasi muda
Salah satu fakta yang mengemukakan bahwa stroke dewasa ini telah mulai menyerang generasi muda adalah sebuah novel berjudul “Sroke the Silent Killer”, dikarang oleh Titiana Adinda. Terbit pada tahun 2009 oleh Elex Media Komputindo. Dibuku ini akan mengisahkan tujuh orang penderita stroke yang lazim disebut insan pascastroke (IPS). Dimana cerita ini merupakan kisah nyata. Ternyata stroke tidak pandang usia, gadis muda usia 21 tahun pun bisa terkena. Selain itu buku ini mengatakan Stroke menjadi demikian terkenal karena penyakit ini menjadi pembunuh di urutan ke tiga, Indonesia menempati urutan pertama di dunia dalam jumlah terbanyak penderita stroke. Gambar 2.3
32
2.3 Kuesioner
Data riset terhadap 100 orang dengan sample acak melalui kuesioner yang
diisi secara online melalui website Polldaddy. Adapun pertanyaan dan hasil dari
riset ini adalah sebagai berikut:
1 Jenis Kelamin anda:
•
Laki-laki : 63 orang (54%)
•
Perempuan : 37 orang (46%)
2 Umur anda saat ini:
•
24-30 : 73 orang (73%)
•
30-45 : 12 orang (12%)
•
Di atas 45 tahun 15 orang (15%)
3. Tahukah anda tentang penyakit stroke?
•
Tahu : 22 orang (22%)
•
Tidak tahu: 14 orang (14%)
•
Sedikit: 84 orang (64%)
4. Apakah anda, salah satu keluarga, atau kerabat anda pernah terserang stroke?
•
Ada : 53 orang (53%)
•
Tidak ada: 47 orang (47%)
5. Apakah anda, salah satu keluarga, atau kerabat anda menderita hipertensi
(darah tinggi) ?
•
Ada : 67 orang (67%)
•
Tidak ada : 33 orang (33%)
6. Dalam seminggu, berapa kali anda berolah raga ?
•
Seminggu sekali 21 orang (21%)
33
•
Seminggu 2-3 kali : 28 orang (28%)
•
Setiap hari secara teratur : 3 orang (3%)
•
Sebulan sekali: 13 orang (13%)
•
Diatas sebulan sekali (sangat jarang): 38 orang (38%)
7. Apakah anda penggemar makanan siap saji (fast food) ? Berapa kali anda
makan fast food dalam seminggu ?
•
Seminggu sekail : 36 orang (36%)
•
Seminggu 2-3 kail : 42 orang (42%)
•
Setiap hari : o orang
•
Diatas sebulan sekali : 22 orang (22%)
•
Tidak pernah 0 orang
8. Menurut anda, apakah iklan layanan masyarakat tentang langkah-langkah
pencegahan stroke sangat penting?
•
Sangat penting: 97 orang (97%)
•
Kurang penting: 3 orang (3%)
9. Menurut anda, Bila iklan layanan masyarakat ini dibuat dalam bentuk animasi
3D apakah akan terlihat lebih menarik dan mudah diingat?
•
Ya : 96 orang (96%)
•
Tidak : 4 orang (4%)
Dari hasil survey di atas, dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa lebih
banyak generasi muda yang jarang berolahraga, dan gemar mengkonsumsi
34
makanan siap saji, dan lebih banyak lagi yang menderita hipertensi. Selain itu,
responden mengaku setuju terhadap iklan layanan maasyarakat mengenai bahaya
stroke untuk ditayangkan, dan lebih banyak lagi responden yang mengaku setuju
bila iklan tersebut ditayangkan dalam bentuk animasi 3D, karena akan terlihat
lebih menarik.
2.4 Target Audience
2.4.1 Target Primer
a. Geografi
ƒ
Wilayah: Indonesia
ƒ
Iklim: kota-kota besar, tropis.
b. Demografi
ƒ
Usia: 22 – 40 tahun
ƒ
Gender: laki-laki dan perempuan
ƒ
Status Keluarga: Remaja – Dewasa
ƒ
Pekerjaan: mahasiswa, pekerja kantoran, dll
ƒ
Pendidikan: SMA - S1
ƒ
Kewarganegaraan: WNI
ƒ
Kelas Sosial: A, B
c. Psikografi
35
ƒ
Gaya hidup: produktif, suka bersosialisasi, berkumpul bersama teman,
suka browsing di internet, chatting
ƒ
Kepribadian: open-minded, ingin tahu, peduli
ƒ
Sub-kultur: kasual
2.5 Analisis Kasus
2.5.1 Faktor Pendukung
ƒ Sebagian besar generasi muda gemar makan-makanan cepat saji dan
jarang berolahraga.
ƒ Masyarakat telah dimanjakan dengan makanan cepat saji yang
membahayakan bagi tubuh serta mayoritas jarang berolahraga.
ƒ
Hampir semua lapisan masyarakat dapat menikmati iklan layanan ini
karena disiarkan melalui media televisi.
ƒ
Masih kurangnya peringatan terhadap masyarakat tentang bahaya
stroke dan pencegahannya.
ƒ
Belum ada iklan layanan masyarakat berbasis animasi yang secara
langsung menerangkan tentang bahaya stroke bagi generasi muda.
ƒ
Memberikan ajaran positif kepada masyarakat, khususnya generasi
muda agar lebih menaruh perhatian pada penyakit stroke
ƒ
Audiens mendapatkan informasi dengan lebih menarik, yaitu animasi
berupa 3D.
2.5.2 Faktor Penghambat
36
•
Masyarakat yang menonton belum tentu akan langsung aware setelah
menonton.
•
Kualitas animasi tidak seperti animasi internasional.
Download