3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Isue / Kasus Untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini dibutuhkan data dan informasi yang tepat yang mana diperoleh dari sumber-sumber sebagai berikut: 1. Literatur pengumpulan data-data yang diperoleh dari buku, catatan, artikel baik di koran, majalah, maupun website yang berhubungan dengan materi Tugas Akhir yang dibahas. 2. Wawancara Tanya jawab dengan berbagai pihak yang berhubungan dengan topik dan dapat memberikan informasi yang lebih mendalam guna membantu dalam penentuan strategi komunikasi. Pencarian data drngan metode ini tidak bersifat ilmiah, namun berdasarkan pengalaman dan opini pribadi perorangan yang diwawancara. 3. Kuesioner Rangkaian pertanyaan yang disebarkan ke target komunikasi guna memperoleh data pendukung yang bersifat kualitatif. Berikut ini adalah beberapa sumber data seputar pamali yang dikumpulkan yang nantinya akan digunakan dalam merancang dan membentuk isi website yang akan dibuat: 4 2.1.1 Pengertian Stroke Stroke adalah suatu cedera mendadak dan berat pada pembuluhpembuluh darah otak. Cedera dapat disebabkan oleh sumbatan bekuan darah, penyempitan pembuluh darah, atau pecahnya pembuluh darah. Semua ini menyebabkan kurangnya pasokan darah yang memadai. Stroke mungkin menampakkan gejala, mungkin juga tidak (stroke tanpa gejala disebut silent stroke). Gejala stroke dapat bersifat fisik, psikologis, dan/ atau perilaku. Gejala fisik paling khas adalah paralisis, kelemahan (kadang dilaporkan oleh pasien sebagai kecanggungan), hilangnya sensasi di wajah, lengan atau tungkai di salah satu sisi tubuh, kesulitan berbicara dan/ atau memahami (tanpa gangguan pendengaran), kesulitan menelan, dan hilangnya sebagian penglihatan di satu sisi. Seseorang dikatakan terkena stroke jika salah satu atau kombinasi apa pun dari gejala-gejala di atas berlangsung selama 24 jam atau lebih. Namun, seseorang dikatakan mengalami serangan iskemik sesaat (transient ischemic attack atau TIA) jika semua gejala lenyap dalam 24 jam. 5 • Stroke Iskemik Gambar 2.1 Hampir 85 % stroke disebabkan oleh: 1. Sumbatan oleh bekuan darah 2. Penyempitan sebuah arteri atau beberapa arteri yang mengarah ke otak, atau 3. Embolus (kotoran) yang terlepas dari jantung atau arteri ekstrakrani (arteri yang berada di luar tengkorak) yang menyebabkan sumbatan di satu atau beberapa arteri intrakrani (arteri yang berada di dalam tengkorak). 4. Ini disebut infrak otak atau stroke iskemik. Pada orang berusia lebih dari 65 tahun, penyumbatan atau penyempitan Ini disebut infrak otak atau stroke iskemik. Pada orang berusia lebih dari 65 tahun, penymbatan atau penyempitan dapat disebabkan oleh aterosklerosis (mengerasnya arteri). Hal inilah yang terjadi pada hampir dua pertiga pasien stroke iskemik. Embolisme cenderung terjadi pada orang yang mengidap penyakit jantung. Secara rata-rata, seperempat dari stroke iskemik disebabkan oleh embolisme, biasanya dari jantung. Bekuan darah dari jantung umumnya 6 terbentuk akibat denyut jantung yang tidak teratur, kelainan katup jantung, infeksi di dalam jantung, pembedahan jantung. Penyebab lain seperti gangguan darah, peradangan, dan infeksi merupakan penyebab sekitar 5-10% kasus stroke iskemik, dan menjadi penyebab tersering pada orang berusia muda. Seseorang yang mengalami serangan iskemik sementara biasanya dapat pulih kembali dalam waktu kurang dari 24 jam. Apabila bagian otak yang berperan fungsi bicara terganggu, maka penderita stroke menjadi kehilangan kemampuan bicara. Begitu pun dengan fungsi otak yang lainnya, jika bagian otak tersebut terganggu, maka fungsinya akan terganggu pula, misalnya dapat mengakibatkan kelumpuhan sebagian anggota tubuh ataupun gangguan lainnya. • Stroke Hemerogik Proses terjadinya pendarahan atau stroke hemerogik dikarenakan terjadinya pendarahan akibat pecahnya pembuluh darah di otak. Darah yang keluar dari pembuluh yang pecah, kemudian mengenai jaringan otak sekitarnya, sehingga menimbulkan kerusakan, bahkan kematian sel-sel otak. Pecahnya pembuluh darah di salah satu bagian akan menyebabkan aliran darah ke bagian lain mengalami gangguan. Sekitar 50% atau setengahnya dari total kasus stroke hemerogik ini akan menyebabkan kematian. Stroke hemerogik biasanya terjadi dikarenakan tekanan darah yang melampaui batas normal atau hipertensi. Hal ini karena tekanan darah tinggi 7 akan meningkatkan tekanan pada dinding pembuluh darah. Dengan demikian, dinding pembuluh darah menjadi lemah, sehingga pembuluh darah rentan pecah. Sekitar 70% kasus stroke hemerogik terjadi pada penderita hipertensi. Stroke hemerogik juga dapat disebabkan oleh terjadinya kecelakaan atau benturan keras yang mengenai otak dan mengakibatkan pembuluh darah otak pecah. Hal ini dapat terjadi pada semua golongan usia, termasuk anak-anak. Stroke dapat menyerang secara tiba-tiba, baik stroke iskemik maupun hemerogik. Jika terjadi serangan, maka harus ditangani sesegera mungkin untuk mengurangi risiko kematian dan kecacatan permanen. 2.1.2 Faktor Risiko Terkena Stroke 1. Usia Kerentanan terhadap penyakit stroke meningkat seiring bertambahnya usia. Namun, stroke tidak hanya diderita oleh orang lanjut usia saja, melainkan golongan remaja akhir dan dewasa juga berisiko terkena stroke. Sedangkan, data studi di Rochester Minnesota US, diketahui bahwa 88% kasus stroke terjadi pada kelompok usia di atas 65 tahun. Sedangkan, untuk usia di bawah 65 tahun juga berisiko terkena stroke, meskipun risikonya lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang berusia di atas 65 tahun. Stroke juga dapat terjadi pada usia muda, bahkan anak-anak. Anak-anak biasanya sangat senang bermain dan dapat berisiko terjatuh 8 serta mengalami benturan di kepala. Apabila terjadi benturan di kepala, maka hal ini dapat mengapibatkan terjadinya stroke hemoragik yaitu stroke yang diakibatkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Sedangkan stroke iskemik pada golongan anak-anak jarang ditemukan. 2. Jenis kelamin Laki-laki lebih berisiko terkena stroke daripada perempuan. Diperkirakan bahwa insidensi stroke pada perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki. Hal ini dikarenakan perempuan memiliki hormone estrogen yang berperan dalam mempertahankan kekebalan tubuh sampai menopause dan sebagai proteksi atau pelindung pada proses ateroskerosis. Namun, setelah perempuan tersebut mengalami menopause, besar risiko terkena stroke antara laki-laki dan perempuan menjadi sama. Banyak penelitian menunjukkan bahwa ketika produksi estrogen berkurang dalam proses menopause, risiko stroke pada wanita meningkat dengan drastic. Maka, untuk mengurangi efek menopause sekaligus menurunkan risiko stroke, umumnya disarankan melakukan terapi sulih hormone. Tetapi, sebaiknya, hal ini diakukan di bawah pengawasan dokter untuk memperkecil efek sampingnya. Alasan lain mengapa laki-laki lebih berisiko yaitu karena laki-laki lebih banyak memiliki factor risiko lain disbanding perempuan. Misalnya, lebih banyak laki-laki yang merokok, mengkonsumsi alkohol, 9 dan lain-lain, walaupun ada beberapa factor risiko perempuan lebih dominan. Alas an tersebut merujuk pada data penelitian di Roshester Minnesota US yang berdasarkan indicator risiko yang ditunjukkan dengan angka perbandingan melalui uji statistic untuk mengukur besar risiko antara laki-aki dan perempuan. Data hasil perbandingan tersebut, yaitu: Perbandingan Besar Risiko Faktor Risiko Laki-laki Perempuan Tekanan darah sistolik 0.69 0.69 EKG LVH 0.51 0.48 Kadar kolesterol serum 0.37 0.13 Rokok 0.31 0.20 Gula darah 0.20 0.22 Kegemukan 0.15 0.44 Tabel 2.1 Tabel: Perbandingan factor risiko stroke berdasarkan jenis kelamin Tabel tersebut menggambarkan perbandingan tingkat risiko terkena stroke antara laki-laki dan perempuan. Dari enam factor risiko, tiga factor laki-laki lebih dominan, dua factor wanita lebih dominan, dan satu factor lainnya seimbang. 10 3. Ras dan Etnis Faktor ras dan etnis juga termasuk factor yang mempengaruhi risiko terjadinya stroke. Menurut Price dan Wilson (2006) bahwa orang Amerika keturunan Afrika memiliki angka risiko yang lebih tinggi daripada orang Kaukasia. Dengan kata lain, orang berkulit hitam lebih berisiko terkena stroke. Prevalensi stroke berbeda-beda pada setiap ras dan grup etnis di USA. Orang berkulit hitam lebih banyak terkena hipertensi daripada orang berkulit putih karena berkaitan dengan konsumsi garam. Di afrika, dengan urbanisasi yang meningkat, terjadi peningkatan tajam konsumsi garam dengan sedikit penurunan konsumsi potassium. Kedua hal ini, penyebab peningkatan tekanan darah dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya memicu peningkatan kasus stroke di masyarakat. 4. Riwayat stroke dalam keluarga Dari sekian banyak kasus stroke yang terjadi, sebagian besar penderita stroke memiliki factor riwayat stroke dalam keluarganya. Keturunan dari penderita stroke diketahui menyebabkan perubahan dalam penanda aterosklerosis awal, yaitu proses terjadinya timbunan zat emak di bawah lapisan dinding pembuuh darah yang dapat memicu terjadinya stroke. Beberapa penelitian lain yang telah dilakukan mengesankan bahwa riwayat stroke dalam keluarga mencerminkan suatu hubungan 11 antara faktor genesis dengan tidak berfungsinya lapisan dinding pembuuh darah dalam arteri koronaria. Para ahli kesehatan juga meyakini bahwa memang ada hubungan antara risiko stroke dengan faktor keturunan, walaupun tidak secara langsung. Pada keluarga yang banyak anggotanya menderita stroke, kewaspadaan terhadap faktor-faktor yang dapat menyebabkan stroke harus lebih ditingkatkan. 5. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi) Tekanana darah yaitu tekanan dalam pembuluh darah arteri ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh. Pada pemeriksaan tekanan darah, akan didapat dua angka, yaitu sistoik dan diastolic. Sistolik adalah angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung memompa atau berkontraksi, sedangkan diastolik adalah angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung merenggang atau berelaksasi. Tekanan darah ditulis dengan “tekanan sistolik/ tekanan diastolik”. Misalanya 120/80 mmHg. Tekanan darah tinggi (hipertensi) merupakan faktor risiko yang paling sering memicu terjadinya stroke. Hipertensi mempercepat terjadinya ateros klerosis, yaitu dengan cara menyebabkan perlukaan secara mekanis pada sel endotel (dinding pembuuh darah) di tempat yang mengalami tekanan darah tinggi. Untuk mengukur tekanan darah, biasanya digunakan alat yang disebut sphygmomanometer, yang 12 dilengkapi dengan stetoskop dan tensi meter. Alat ini dapat menentukan ukuran sistol dan disatol orang yang diukurnya. Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat istirahat tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, dan tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan peningkatan tekanan darah darah yang akan berlanjut ke suatu organ target, seperti otak yang akan mengakibatkan terjadinya stroke. 6. Kadar Kolesterol Gambar 2.2 Kadar kolesterol secara umum dibagi dua kategori, yaitu: • Kolesterol HDL (High-Density Lipoprotein), merupakan kolesterol baik karena kemampuannya untuk membersihkan pembuluh darah arteri. Kolesterol HDL mengangkut kolesterol lebih sedikit. HDL dapat membuang kelebihan kolesterol jahat di pembuluh darah arteri kembali ke hati untuk diproses dan dibuang. Jadi, HDL mampu 13 mencegah kolesterol mengendap di arteri dan melindungi (proteksi) dari aterosklerosis (terbentuknya plak pada dinding pembuluh darah). • Kolesterol LDL (Low-Density Lipoprotein) atau “kolesterol jahat” yang membuat endapan dan menyumbat arteri. Kolesterol LDL mengangkut palilng banyak kolesterol di dalam darah. Kadar LDL yang tinggi akan menyebabkan mengendapnya kolesterol dalam arteri, sehingga berisiko terkena penyakit jantung koroner dan stroke. Kadar kolesterol HDL di atas 60 berarti sangat baik. Makin tinggi kadar kolesterol HDL, makin rendah risiko untuk mendapat serangan jantung atau stroke. Kadar kolesterol LDL yang baik adalah lebih rendah dari 130, dan semakin rendah, semakin baik. Jumlah kolesterol yang ada dalam tubuh harus seimbang dengan kebutuhan dengan tujuan agar tubuh tetap sehat. Tetapi, bila jumlahnya berlebihan akibat terlau sering makan makanan mengandung kolesterol, maka kadar kolesterol dalam darah akan meningkat. Dan, hal ini akan menyebabkan penumpukan plak pada dinding pembuluh darah yang akan meningkatkan resiko terkena serangan jantung maupun serangan otak (stroke). 7. Merokok Merokok termasuk salah satu dari berbagai faktor risiko stroke. Hal ini dikuatkan oleh penelitian yang menunjukan bahwa merokok 14 meningkatkan risiko terjadinya penyakit karbiovaskular dan serebrovaskular sebesar 64%. Nikotin, karbon monoksida (CO), dan zat lainya yang terkandung dalam merokok berpotensi menimbulkan kerusakan dinding pembuluh darah. Dengan demikian, kolestrol dapat dengan mudah melekat pada dinding pembuluh darah yang mengalami kerusakan sehingga membentuk plak. Plak tersebut yang akan menyumbat pembuluh darah, sehingga berisiko terkena stroke. Rokok juga dapat menyebabkan elastisitas pembuluh darah berkurang sehingga meningkatkan pengerasan pembuluh darah arteri dan meningkatkan pembukuan darah yang memicu stroke. 8. Penyakit lain (Diabetes Mellitus) Diabetes mellitus atau biasa di sebut penyakit gula maupun kencing manis yaitu penyakit yang di tandai dengan tingginya kadar glukosa dalam darah. Dan bersifat kronis atau menahun. Tumpukan glukosa dalam darah dapat menyulitkan aliran pembuluh darah pada tubuh termasuk pembuluh darah otak (serebral) Penderita DM ini mempunyai risiko terjadinya stroke 1,5 sampai 3 kali lebih sering jika dibandingkan dengan orang tanpa diabetes mellitus. Bila kadar gula naik dan berlangsung lama, maka akan memicu terjadinya ateroskelorsis pada arteri koroner. Pasien dengan diabetes cenderung mengalami gangguan jantung pada usia yang masih muda. 15 Diabetes yang tidak terkontrol dengan kadar glukosa yang tinggi. Cenderung meningkatkan kadar kolestrol. Pada penelitian di Surabaya tahun 1993, ditemukan bahwa 4,2% penderita DM mendapat penyulit gangguan pembuluh darah serebral (stroke). Hipertensi yang terjadi pada penderita DM juga merupakan salah satu faktor terjadinya stroke. 9. Konsumsi Alkohol Alkohol dapat menyebabkan terhambatnya proses fibrinolisis atau proses penguraian bekuan darah. Biasanya, ini terjadi pada penderita dengan hipertensi dan diabetes mellitus. Dikatakan bahwa alkohol masih merupakan faktor risiko yang controversial. Walaupun begitu, angka kejadian stroke meningkat pada peminum alkohol sedang hingga berat dibandingkan dengan seseorang yang bukan peminum alkohol. Alkohol juga berpengaruh terhadap tekanan darah. Semakin banyak alkohol yang dikonsumsi, maka semakin tinggi tekanan darah. Peminum berat atau alkoholik sangat berisiko mengalami peningkatan tekanan darah dan juga memiliki kecenderungan kuat untuk mengalami stroke. 10. Obesitas Makan berlebihan dapat menyebabkan kegemukan (obesitas). Obesitas lebih cepat terjadi dengan pola hidup pasif (kurang gerak dan olahraga). Jika makanan yang dimakan banyak mengandung lemak jahat 16 (seperti kolesterol), maka ini dapat menyebabkan penimbunan lemak di sepanjang pembuluh darah. Mereka yang memiliki berat badan berlebihan cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi daripada mereka yang lebih kurus. Hal ini disebabkan karena tubuh orang yang obesitas harus bekerja lebih keras untuk membakar kelebihan kalori yang mereka konsumsi. 11. Life Style Life style atau gaya hidup sering kali dikaitkan sebagai pemicu berbagai penyakit yang menyerang, baik pada usia produktif maupun usia lanjut. Salah satu contoh life style yaitu berkaitan dengan pola makan. Generasi muda biasanya sering menerapkan pola makan yang tidak sehat dengan seringnya mengkonsumsi makanan siap saji yang sarat dengan lemak dan kolesterol namun rendah serat. Kemudian, seringnyamengonsumsi makanan yang digoreng atau makanan dengan kadar gula tinggi dan berbagai jenis makanan yang ditambah zat pewarna/ penyedap/ pemanis dan lain-lain. Makanan merupakan kebutuhan yang tidak dapat ditawar. Setiap manusia membutuhkan makanan untuk tetap hidup. Namun alangkah baiknya jika kita dapat memiah antara makanan sehat dan makanan tidak sehat yang dapat berisiko menimbulkan berbagai penyakit. Faktor gaya hidup lain yang dapat berisiko terkena stroke yaitu sedentary llifestyle atau kebiasaan hidup santai dan malas berolah raga. 17 Hal ini dapat mengakibatkan kurangnya kemampuan metabolism tubuh dalam pembakaran zat-zat makanan yang dikonsumsi. Sehingga, berisiko terjadinya tumpukan kadar lemak dan kolesterol dalam darah yang berisiko membentuk aterosklerosis (plak) yang dapat menyumbat pembuluh darah yang dapat berakibat pada munculnya serangan jantung dan stroke. 12. Stres Pada umumnya, stroke diawali oleh stress, mengapa stress dapat menyebabkan stroke? Karena, orang yang stress umumnya mudah marah, mudah tersinggung, susah tidur dan tekanan darahnya tidak stabil. Marah menyebabkan pancaran listrik yang sangat tinggi dalam urat saraf. Marah yang berlebihan akan melemahkan bahkan mematikan fungsi sensoris dan motorik serta dapat mematikan sel otak. Stress juga dapat meningkatkan kekentalan darah yang akan berakibat pada tidak stabilnya tekanan darah. Jika darah tersebut menuju pembuluh darah halus di otak, dan pembuluh darah tidak lentur dan tersumbat, maka hal ini dapat mengakibatkan risiko terkena serangan stroke. 13. penggunaan obat-obat terlarang Narkoba sangat berbahaya bagi kesehatan. Cara kerja obat ini yaitu untuk menimbulkan efek serangan pada diri orang yang menggunakan narkoba. 18 Obat-obatan tersebut menyerang sistem saraf otak dan mengganggu kerja hormone efinefrin (hormone yang berfungsi menimbulkan rasa senang). Hormone tersebut dipaksa bekerja lebih ekstra agar menimbulkan efek kesenangan yang tinggi. Hal inilah yang menimbulkan efek ketagihan/ kecanduan. 14. Kontrasepsi Oral Sebagian besar kontrasepsi oral mengandung estrogen dan progesteron; kontrasepsi gabungan ini disebut kotrasepsi oral kombinasi, dan pil ini dapat meningkatkan tekanan darah serta menyebabkan darah lebih kental dan lebih mudah membentuk bekuan / gumpalan. Kontrasepsi oral kombinasi meningkatkan risiko stroke iskemik, terutama pada wanita perokok yang berusia lebih dari 30 tahun. Jenis kontrasepsi oral antara lain adalah pil progestogen, yang juga dikenal sebagai mini-pil memiliki risiko stroke yang lebih rendah. Mantan pengguna kontrasepsi oral yang tidak lagi menggunakannya tidak mengalami peningkatan risiko stroke. 15. Mendengkur dan apnea tidur Mendengkur sendiri bukanlah suatu faktor risiko stroke, namun jika disertai oleh apnea tidur (periode tidak bernapas berkala yang berlangsung lebih dari sepuluh detik), mendengkur dapat menyebabkan risiko terkena stroke sewaktu tidur. Hal ini terutama berlaku bagi mereka yang mengalami gangguan fungsi jantung (misalnya, gagal jantung 19 kongestif) penyempitan signifikan pada arteri-arteri besar otak atau karena serangan stroke atau TIA sebelumnya). Tanda-tanda apnea tidur antara lain adalah tidur yang sering terganggu, terjaga malam hari karena kehabisan napas, serta rasa lelah dan mengantuk pada siang hari. 16. Cedera leher Cedera leher, termasuk peregangan mendadak dan hebat pada leher, pemutaran leher, radiasi otak/ leher yang intensif atau tekanan pada sebuah arteri, dapat menyebabkan stroke, terutama stroke iskemik pada orang dewasa muda. Cedera jenis ini dapat terjadi dalam berbagai situasi, termasuk manipulasi chiropractic leher yang dilakukan dengan tidak benar. 17. Faktor risiko lain Suhu tubuh yang rendah pada musim dingin dapat meningkatkan risiko stroke dengan meningkatkan tekanan darah dan mempermudah pembekuan darah, terutama pada orang berusia lanjut dan orang dengan faktor risiko stroke. Juga, terdapat bukti bahwa infeksi virus dan bakteri, bersama dengan faktor risiko lain, dapat sedikit meningkatkan risiko timbulnya stroke dengan meningkatkan kemampuan darah untuk membeku. 20 2.1.3 Membaca Gejala dan Diagnosa Stroke Adapun gejala yang terjadi saat seseorang mengalami serangan stroke, yaitu: 1. Mati rasa yang mendadak di wajah, lengan, atau kaki, dan terutama hanya terasa di salah satu sis saja, kiri atau kanan. 2. Mendadak merasa bingung, sulit berbicara, atau sulit mengerti. 3. Mengalami gangguan penglihatan secara mendadak di salah satu atau kedua mata. 4. Kehilangan keseimbangan secara mendadak, sehingga kesulitan dalam berjalan yang biasanya dibarengi rasa pusing. 5. Sakit kepala mendadak tanpa penyebab yang jelas. Gejala stroke yang muncul tergantung dari bagian otak yang terkena. Berdasarkan lokasinya, gejala-gejala stroke terbagi menjadi tiga, yaitu : 1. Bagian sistem saraf pusat. Gejala yang akan dirasakan yaitu kelemahan otot (hemiplegia), kaku, dan meurunnya fungsi sensoris (menerima rangsang). 2. Batang otak, di mana terdapat 12 saraf cranial. Hal ini akan mengakibatkan menurunnya kemampuan membau, mengecap, mendengar, melihat, reflex menurun, gangguan ekspresi wajah, gangguan fungsi pernapasan dan detak jantung, serta lidah terasa lemah. 3. Cerebral cortex. Hal ini akan mengakibatkan gangguan bicara, bahasa, daya ingat menurun, dan kebingungan. 21 Jika tanda-tanda dan gejala tersebut hilang dalam waktu 24 jam, dinyatakan sebagai transient ischemic attack (TIA), di mana merupakan serangan kecil atau serangan awal stroke. Usaha mengenali tanda-tanda atau gejala stroke sangat penting dilakukan untuk memastikan penderita mendapatkan perawatan lebih cepat dan tepat, sekaligus menghindari kefatalan yang akan terjadi. Berikut ini beberapa gejala berdasarkan tingkatan stroke: 1. Stroke sementara. Hal ini dapat sembuh dalam beberapa menit/ jam. Gejalanya yaitu: a. Tiba-tiba sakit kepala b. Pusing, bingung c. Penglihatan kabur atau kehilangan ketajaman. Hal ini bias terjadi pada satu atau dua mata sekaligus. d. Kehilangan keseimbangan (linglung), lemah e. Rasa kebal atau kesemutan pada satu sisi tubuh. 2. Stroke ringan. Hal ini dapat sembuh dalam beberapa minggu. Gejalanya yaitu: a. Beberapa atau semua gejala stroke sementara yang tersebut pada poin satu. b. Kelemahan atau kelumpuhan tangan/ kaki c. Bicara tidak jelas atau hilangnya kemampuan bicara d. Sukar menelan e. Kehilangan control terhadap pengeluaran air seni dan feses 22 f. Kehilangan daya ingat atau konsentrasi, perubahan perilaku, misalnya bicara tidak menentu, mudah marah, dan tingkah laku seperti anak kecil. Kelainan neurologis (saraf) yang terjadi akibat serangan stroke bias lebih berat atau luas, berhubungan dengan koma dan sifatnya menetap. Selain itu, stroke bias menyebabkan depresi atau ketidakmampuan untuk mengendalikan emosi. 2.1.4. Akibat / Dampak Stroke 1. Lumpuh Kelumpuhan sebelah bagian tubuh (hemiplegia) adalah cacat yang paling umum terjadi setelah seseorang terkena stoke. Bila stroke menyerang bagian kiri otak, maka bagian tubuh yang akan mengalami kelumpuhan adalah organ tubuh sebelah kanan. Kelumpuhan terjadi dari wajah bagian kanan hingga kaki sebelah kanan, termasuk tenggorokan dan lidah. Bila dampaknya lebih ringan, biasanya bagian yang terkena dirasakan tidak bertenaga (hemiparesis kanan). Bila yang terserang adalah bagian otak kanan, maka yang terjadi adalah sebaliknya yaitu kelumpuhan organ tubuh sebelah kiri. Bagaimanapun, pasien stroke hemiplegia atau hemiparesis akan mengalami kesulitan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari, seperti berjalan, berpakaian, makan, atau mengendalikan buang air besar atau kecil. Bila kerusakan terjadi pada bagian bawah otak (cerebellum), maka kemampuan seseorang untuk mengkoordinasikan gerakan tubuhnya akan 23 berkurang. Tentunya, hal ini akan berpengaruh pada kesulitan melakukan aktivitas yang berhubungan dengan kegiatannya sehari-hari, misalnya bangun dari tempat tidur atau duduk; berjalan atau mengambil makanan. Ada juga pasien stroke yang mengalami kesulitan makan dan menelan, hal ini biasa disebut dengan disfagia, karena bagian otak yang mengendalikan otot-otot yang terkait telah rusak dan tidak berfungsi. 2. Perubahan Mental Stroke tidak selalu mengakibatkan mental penderita menjadi turun dan beberapa perubahan yang terjadi biasanya bersifat sementara. Setelah seseorang mengalami serangan stroke, memang dapat terjadi gangguan pada daya pkir, kesadaran, konsentrasi, kemampuan belajar, dan fungsi intelektual lainnya. Semua hal tersebut dengan sendirinya akan mempengaruhi si penderita. Seorang yang mengalami stroke akan merasa marah, sedih, dan tidak berdaya. Hal ini sering kali menurunkan semangat hidupnya, sehingga menimbulkan dampak emosional yang lebih berbahaya. Hal ini terutama juga disebabkan karena penderita kehilangan kemampuan-kemampuan tertentu yang sebelumnya fasih dilakukannya, misalnya: 1. Agnosia, yaitu kehilangan kemampuan untuk mengenali orang atau benda. 2. Anosonia, yaitu mengenali bagian tubuhnya sendiri. 3. Ataksia, yaitu kemampuan untuk mengkoordinasikan gerakan atau menyusun kalimat yang diinginkannya. Bahkan, ia kehilangan kemampuan untuk melaksanakan langkah-langkah pemikiran dalam urutan yang benar. Atau, ia 24 kesulitan untuk mengikuti serangkaian instruksi. Kasus aoraksia ini disebabkan terputusnya hubungan antara pikirand an tindakan. 4. Distosi spasial, yaitu tidak mampu mengukur jarak atau ruang yang ingin dijangkaunya. 3. Gangguan Komunikasi Secara umum, paling tidak, seperempat dari semua pasien stroke mengalami gangguan komunikasi yang berhubungan dengan mendengar, berbicara, membaca, menulis, dan bahkan bahasa isyarat dengan gerak tangan. Ketidakberdayaan penderita stroke ini akan sangat membingungkan orang yang merawatnya. a. Disartia Disartia merupakan keadaan melemahnya otot-otot muka, lidah, dan tenggorokan yang membuat kesulitan berbicara, walaupun penderita memahami bahasa verbal maupun tulisan. Cedera di salah satu pusat pengendalian bahasa di otak memang sangat berdampak pada komunikasi verbal. Gangguan bahasa itu biasanya diakibatkan oleh kerusakan pada cuping temporal atau parietal otak sebelah kiri. b. Afasia Bila yang terkena adalah pusat pengendalian bahasa di sisi yang dominan, yang disebut daerah broca, maka cacat yang timbul dapat berupa afasia ekspersif, yaitu kesulitan untuk menyampaikan pikiran melalui kata-kata maupun tulisan. 25 Sering kali, kata-kata yang terpikir dapat terucapkan, tetapi susunan gramatikanya membingungkan. Namun, apabila yang terkena adalah pusat pengendalian bahasa di bagian belakang otak, yang disebut daerah wernicke, maka cacat yang timbul adalahafasia reseptif. Pasien jenis ini akan mengalami kesulitan untuk mengerti bahasa lisan dan tulisan. Apa yang diucapkannya sering tidak mempunyai arti. 5. Kehilangan Indra Rasa Dampak lain akibat stroke yaitu pasien kehilangan kemampuan indra merasakan (sensoris), yaitu rangsangan sentuh atau jarak. Cacat sensoris dapat mengganggu kemampuan pasien dalam mengenali benda yang sedang dipegangnya. Bahkan, dalam kasus yang berat, penderita stroke bahkan tidak mampu mengenali anggota tubuhnya sendiri. 2.1.5 Antisipasi Bahaya Stroke 1. Mengendalikan Tekanan Darah Pemeriksaan tekanan darah sebaiknya dilakukan secara rutin, misalnya sebulan sekali agar kita dapat mengontrol tekanan darah supaya tidak melebihi 140/90 mmHg. Dengan demikian, secara langsung akan mengurangi risiko terkena serangan stroke. 26 2. Stop Merokok Perokok memiliki risiko 2-3 kali lebih mungkin terkena stroke disbanding mereka yang tidak merokok. Dan, umumnya, perokok mengalami penyumbatan arteri di kaki yang sering mengakibatkan kejang pada waktu olah raga. 3. Membatasi dan Menghindari Konsumsi Alkohol Alkohol bersifat menenangkan sistem saraf pusat dan mempengaruhi fungsi tubuh. Konsumsi alkohol berlebihan akan mempengaruhi kekentalan darah yang memicu peningkatan tekanan darah. 4. Tidak Mengkonsumsi Obat-obatan terlarang Penggunaan obat-obat terlarang, seperti kokain, memicu hipertensi, serangan jantung, penyakit pembuluh darah, dan gangguan denyut jantung yang dapat menyebabkan pembentukan gumpalan darah. 5. Olahraga Teratur Olahraga teratur akan membuat denyut jantung lebih cepat. Hal ini akan meningkatkan jumlah darah yang mengandung oksigen ke seluruh tubuh, sehingga menurunkan kadar kolesterol jahat / LDL dan meningkatkan kadar kolesterol baik / HDL. 6. Cukup Istirahat Selama tidur, terjadi proses-proses pemulihan yang bermanfaat mengembalikan kondisi seseorang pada keadaan semula. Jika proses ini 27 terhambat, organ tubuh tidak bias bekerja secara maksimal. Akibatnya, orang yang kurang tidur akan cepat lelah dan mengalami penurunan konsentrasi. 7. Cegah Obesitas Kegemukan mendorong timbulnya faktor risiko lain, seperti diabetes, hipertensi, yang pada taraf selanjutnya meningkatkan risiko PJK. Berat badan dikatakan ideal bila berat badan untuk tinggi badan tertentu secara statistik dianggap paling baik untuk menjamin kesehatan. Indeks masa tubuh (IMT) atau body mass index (BMI) merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan.obesitas dapat dihindari dengan pola makan rendah lemak dan olahraga teratur. Memiliki berat badan ideal atau normal selain membuat penampilan menarik juga dapat menyehatkan badan. 8. Diet (Pola Makan) Sehat Beraneka ragam makanan mempunyai pengaruh tersendiri bagi tubuh konsumennya. Kebiasaan mengonsumsi makanan atau memiliki pola makan buruk akan meningkatkan risiko terserang stroke. Berbagai upaya perubahan dengan memiliki pola konsumsi makanan yang sehat akan mencegah terkena stroke ataupun penyakit degeneratif lainnya. 28 9. Kendalikan Stress Dengan mengendalikan stres, maka akan menyebabkan aliran darah lancer, sehingga terhindar dari penyakit stroke. Selain itu, stres yang terkendali akan membuat hidup seseorang lebih bahagia. 10. Cukup Minum Air Puith Kekurangan air dalam tubuh dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada pembuluh darah otak, minum air putih sedikitnya delapan gelas atau sekitar dua liter setiap harinya. Kebutuhan tubuh akan air meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Hendaknya minum air putih secara teratur tanpa menunggu munculnya rasa haus. Hal ini hendaknya dibiasakan sejak saat ini. 11. Konsumsi Aspirin Pada tahun 1973, diketahui bahwa kandungan dalam aspirin, yaitu acetyl salicylic acid (ASA) bias mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke. ASA yang terkandung dalam aspirin bekerja mencegah penggumpalan trombosit. ASA juga bekerja dalam memperlebar pembuluh darah. 12. Memperoleh Cukup Sinar Matahari Sinar matahari mrngubah simpanan kolesterol yang berada di bawah kulit menjadi vitamin D ketika sinar ultra violet tersaring oleh kulit. Dengan proses ini, kolesterol keluar dari dalam darah menuju kulit, sehingga kadar kolesterol darah pun berkurang. Cahaya matahari yang paling baik yaitu sekitar pukul 9 pagi dan setelah pukul 4 sore selama kurang lebih 5 menit. 29 13. Aktif Mencari Informasi Tentang Kesehatan Kita dapat mengetahui banyak informasi dari seluruh dunia dengan berbagai media, antar lain buku, Koran, majalah, televisi, radio, dan internet. Dengan kemajuan teknologi, semakin mudah untuk mendapatkan informasi kesehatan yang dibutuhkan. 14. Gaya Hidup Sehat Gaya hidup sehat adalah solusi dari segala macam upaya pencegahan berbagai jenis penyakit. Walaupun sulit untuk menerapkannya, namun harus dibiasakan mulai saat ini agar tidak menyesal di kemudian hari. 2.2 Definisi Public Service Anouncement / Iklan Layanan Masyarakat Iklan layanan masyarakat adalah suatu pengumuman atau pemberitahuan yang bersifat non komersial yang mempromosikan program-program kegiatan, layanan pemerintah, layanan organisasi non bisnis dan pemberitahuanpemberitahuan lainnya tentang layanana kebutuhan masyarakat di luar ramalan cuaca dan pemberitahuan yang bersifat komersial. 2.2.1 Fungsi dan Manfaat Iklan Layanan Masyarakat Fungsi utama iklan layanan masyarakat adalah untuk meningkatkan atau mengubah pola pikir masyarakat akan sebuah isu yang spesifik. Biasanya isu tersebut berkaitan dengan kelangsungan hidup dalam hal kesehatan dan keamanan. 30 Manfaat yang dirasakan dari pembuatan iklan layanan masyarakat yang efektif adalah meningkatnya kesejahteraan hidup masyarakat dikarenakan berhasilnya penaklukan atau pencegahan isu yang membahayakan atau merugikan masyarakat tersebut. 2.2.2 Iklan Layanan Masyarakat mengenai bahaya stroke Biasanya iklan layanan masyarakat dibuat dalam bentuk live-shot dan menggunakan tokoh yang cukup dikenali oleh masyarakat. Iklan layanan masyarakat akan menggunakan live-shot dan tokoh masyarakat biasanya bersifat naratif dan menggugah penonton untuk merubah pola pikir mereka. Namun seringkali hal ini kurang efektif karena persona dan karakter dari public figure yang kurang baik, sehingga iklan layanan masyarakat tersebut yang bermaksud baik malahan tidak tersampaikan karena terbentur dengan public figure yang kurang dapat mempresentasikan iklan layanan masyarakat terebut. Maka menggunakan cara animasi bias menjadi solusi yang baik daripada menggunakan public figure dan live-shot. Dalam website www.youtube.com , televisi, maupun media cetak, jarang sekali ada bentuk iklan layanan masyarakat yang secara langsung membicarakan bahaya stroke bagi generasi muda serta kolerasinya akan penyakit stroke dalam bentuk animasi. Maka bila dibuat sebuah iklan layanan masyarakat berbasis animasi mengenai hal tersebut dapat meningkatkan awareness akan hal tersebut. 31 2.2.3 Fakta stroke yang menyerang generasi muda Salah satu fakta yang mengemukakan bahwa stroke dewasa ini telah mulai menyerang generasi muda adalah sebuah novel berjudul “Sroke the Silent Killer”, dikarang oleh Titiana Adinda. Terbit pada tahun 2009 oleh Elex Media Komputindo. Dibuku ini akan mengisahkan tujuh orang penderita stroke yang lazim disebut insan pascastroke (IPS). Dimana cerita ini merupakan kisah nyata. Ternyata stroke tidak pandang usia, gadis muda usia 21 tahun pun bisa terkena. Selain itu buku ini mengatakan Stroke menjadi demikian terkenal karena penyakit ini menjadi pembunuh di urutan ke tiga, Indonesia menempati urutan pertama di dunia dalam jumlah terbanyak penderita stroke. Gambar 2.3 32 2.3 Kuesioner Data riset terhadap 100 orang dengan sample acak melalui kuesioner yang diisi secara online melalui website Polldaddy. Adapun pertanyaan dan hasil dari riset ini adalah sebagai berikut: 1 Jenis Kelamin anda: • Laki-laki : 63 orang (54%) • Perempuan : 37 orang (46%) 2 Umur anda saat ini: • 24-30 : 73 orang (73%) • 30-45 : 12 orang (12%) • Di atas 45 tahun 15 orang (15%) 3. Tahukah anda tentang penyakit stroke? • Tahu : 22 orang (22%) • Tidak tahu: 14 orang (14%) • Sedikit: 84 orang (64%) 4. Apakah anda, salah satu keluarga, atau kerabat anda pernah terserang stroke? • Ada : 53 orang (53%) • Tidak ada: 47 orang (47%) 5. Apakah anda, salah satu keluarga, atau kerabat anda menderita hipertensi (darah tinggi) ? • Ada : 67 orang (67%) • Tidak ada : 33 orang (33%) 6. Dalam seminggu, berapa kali anda berolah raga ? • Seminggu sekali 21 orang (21%) 33 • Seminggu 2-3 kali : 28 orang (28%) • Setiap hari secara teratur : 3 orang (3%) • Sebulan sekali: 13 orang (13%) • Diatas sebulan sekali (sangat jarang): 38 orang (38%) 7. Apakah anda penggemar makanan siap saji (fast food) ? Berapa kali anda makan fast food dalam seminggu ? • Seminggu sekail : 36 orang (36%) • Seminggu 2-3 kail : 42 orang (42%) • Setiap hari : o orang • Diatas sebulan sekali : 22 orang (22%) • Tidak pernah 0 orang 8. Menurut anda, apakah iklan layanan masyarakat tentang langkah-langkah pencegahan stroke sangat penting? • Sangat penting: 97 orang (97%) • Kurang penting: 3 orang (3%) 9. Menurut anda, Bila iklan layanan masyarakat ini dibuat dalam bentuk animasi 3D apakah akan terlihat lebih menarik dan mudah diingat? • Ya : 96 orang (96%) • Tidak : 4 orang (4%) Dari hasil survey di atas, dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa lebih banyak generasi muda yang jarang berolahraga, dan gemar mengkonsumsi 34 makanan siap saji, dan lebih banyak lagi yang menderita hipertensi. Selain itu, responden mengaku setuju terhadap iklan layanan maasyarakat mengenai bahaya stroke untuk ditayangkan, dan lebih banyak lagi responden yang mengaku setuju bila iklan tersebut ditayangkan dalam bentuk animasi 3D, karena akan terlihat lebih menarik. 2.4 Target Audience 2.4.1 Target Primer a. Geografi Wilayah: Indonesia Iklim: kota-kota besar, tropis. b. Demografi Usia: 22 – 40 tahun Gender: laki-laki dan perempuan Status Keluarga: Remaja – Dewasa Pekerjaan: mahasiswa, pekerja kantoran, dll Pendidikan: SMA - S1 Kewarganegaraan: WNI Kelas Sosial: A, B c. Psikografi 35 Gaya hidup: produktif, suka bersosialisasi, berkumpul bersama teman, suka browsing di internet, chatting Kepribadian: open-minded, ingin tahu, peduli Sub-kultur: kasual 2.5 Analisis Kasus 2.5.1 Faktor Pendukung Sebagian besar generasi muda gemar makan-makanan cepat saji dan jarang berolahraga. Masyarakat telah dimanjakan dengan makanan cepat saji yang membahayakan bagi tubuh serta mayoritas jarang berolahraga. Hampir semua lapisan masyarakat dapat menikmati iklan layanan ini karena disiarkan melalui media televisi. Masih kurangnya peringatan terhadap masyarakat tentang bahaya stroke dan pencegahannya. Belum ada iklan layanan masyarakat berbasis animasi yang secara langsung menerangkan tentang bahaya stroke bagi generasi muda. Memberikan ajaran positif kepada masyarakat, khususnya generasi muda agar lebih menaruh perhatian pada penyakit stroke Audiens mendapatkan informasi dengan lebih menarik, yaitu animasi berupa 3D. 2.5.2 Faktor Penghambat 36 • Masyarakat yang menonton belum tentu akan langsung aware setelah menonton. • Kualitas animasi tidak seperti animasi internasional.