ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN CVD SI/SH Ns. FITRIA HANDAYANI, MKep., Sp.KMB Definisi Stroke sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara fokal maupun global, yang dapat menimbulkan kematian atau kecacatan yang menetap lebih dari 24 jam, tanpa penyebab lain kecuali gangguan vaskuler. Menurut Penyebab dibagi menjadi: Jenis Iskemik disebabkan emboli atau Trombus Jenis perdarahan disebabkan pecahnya pembuluh darah otak dapat karena berry aneuris akibat hipertensi tak terkontrol yang mengubah morfologi arteriol otak atau pecahnya pembuluh darah otak karena kelainan kongenital pada pembuluh darah otak tersebut. Menurut Black (2005) Stroke dibagi : Transient Icchemic Attack/TIA atau serangan otak sepintas.Transient Icchemic Attack/TIA adalah terjadinya defisit neurologik dalam waktu 30 menit dan berlangsung kurang dari 24 jam tanpa meninggalkan gejala sisa.Selama terjadi serangan neurologik tidak terdapat defisit neurologik permanent.TIA dapat diakibatkan karena mikroemboli dari plak atherosklerotik pembuluh darah ekstrakranial dan untuk sementara menginterupsi oksigenasi otak. Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND) atau serangan otak iskemik yang reversibel. Istilah serangan otak iskemik yang reversibel kadang-kadang digunakan jika gejala sisa defisit neurologik masih terjadi setelah 24 jam serangan tetapi tidak mengakibatkan gejala sisa setelah beberapa hari atau beberapa minggu. Sroke in Evolution. atau stroke progressif terjadi dalam beberapa jam sampai beberapa hari. Stroke progresif ini terjadi akibat pembesaran thrombus di dalampembuluh darah arteri. Perburukan neurologik dapat ditemukan sampai 72 jam setelah jaringan otak mengalami infark. Completed Stroke /Completed Stroke terjadi defisit neurologik tidak mengalami perbaikan dalam waktu 2 – 3 hari. Faktor Risiko 1). Hipertensi, yang merupakan faktor risiko utama terjadinya strok iskemik dan strok hemoragik. 2). Penyakit kardiovaskular dan atrial fibrilasi. 3). Diabetes Melitus dapat meningkatkan risiko strok. 4). Faktor risiko lainnya : hiperlipidemia, merokok cigarette, konsumsi alkohol berlebihan, penggunaan kokain dan obesitas Petofisiologi D:\materi ngajar\ngajar distikes\patfis SH.doc Fungsional otak Tanda dan Gejala Penurunan Kesadaran Kehilangan Fungsi Motorik Gangguan Sensori Gangguan Komunikasi Gangguan Perilaku dan Emosional Disfungsi Kandung Kemih Gangguan Koordinasi dan Gait Pemeriksaan CT Scan. Pemeriksaan awal untuk nenentukan apakah pasien termasuk strok hemoragik atau non hemoragik. Pemeriksaan ini dapat melihat adanya edema, hematoma, iskemia dan infark. Angiografi Serebral. Membantu menentukan penyebab strok secara spesifik, seperti perdarahan atau obstruksi arteri, ada tidaknya oklusi atau rupture. Pungsi Lumbal. Menunjukkan adanya tekanan normal dan biasanya ada trombosisi, emboli serebral, TIA. MRI. Menunjukkan daerah yang mengalami infakr, hemoragik, kelainan bentuk arteri-vena. EEG. Mengidentifikasi masalah didasarkan pada gelombang otak dan mungkin Brain CT : Perdarahan intraserebral di lobus frontotemporal dekstra volume kira-kira 30 cc + midline shift (+) ..\..\NEURO\LAPORAN\Ny TS\KASUS YAYAN\100_0475.jpg Penatalaksanaan Penatalaksanaan strok dapat dibagi menjadi dua fase yaitu fase akut dan fase paska akut. Selama fase akut tindakan keperawatan ditujukan untuk mempertahankan fungsi vital pasien (life saving) dan memfasilitasi perbaikan neuron. Pengkajian Change in the level of consciousness or responsiveness as evidenced by movement, resistance to changes of position,and response to stimulation; orientation to time, place, and person Presence or absence of voluntary or involuntary movements of the extremities; muscle tone; body posture; and position of the head Stiffness or flaccidity of the neck• Eye opening, comparative size of pupils and pupillary reactions to light, and ocular position Color of the face and extremities; temperature and moisture of the skin Quality and rates of pulse and respiration; arterial blood gas values as indicated, body temperature, and arterial pressure Ability to speak Volume of fluids ingested or administered; volume of urine excreted each 24 hours Presence of bleeding Bloodd [ressure changing Diagnosa Keperawatan Gangguan perfusi jaringan serebral bd penurunan suplai O2 Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparesis, kehilangan keseimbangan, spastis dan trauma otak Nyeri bahu berhubungan dengan hemiplegia and Disuse Defisit Perawatan Diri (hygiene, toileting, grooming, and feeding) berhubungan dengan gejala sisa Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan resepsi sensori, integrasi dan nterpretasi. Gangguan menelan berhubungan kelemahan otot menelan Inkontinensia berhubungan dengan kelemahan bladder, instabil detrusor, atau kerusakan komunikasil Gangguan proses pikir berhubungan dengan kerusakan otak, kebingungan, atau ketidakmampuan mengikuti perintah Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan otak Rissiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan hemiparesis/hemiplegia, atau penurunanmobility Terputusnya proses keluarga berhubungan dengan beban caregiving Gangguan seksualitas berhubungan dengan gangguan neurologi, takut gagal \ Risiko infeksi berhubungan dengan tindakan infasif, penurunan sistem imun, invasi bakteri pada trauma, pneumonia Risiko disuse syndrom dan toleransi aktifitas berhubungan dengan gangguan motorik, penurunan kesadaran, bed rest Gangguan proses pikir berhubungan dengan gangguan fungsi serebral Terputusnya proses keluarga berhubungan dengan krisis situasional Intervensi Keperawatan D:\NEURO\LAPORAN\Laporan KTI\REnpra KTI.doc Aktifitas 1897 D:\materi ngajar\EBOOK\EBOOK ..\bed elevation.jpg ..\hip flextion.jpg Kasus Pemicu :Kasus IV Keluhan utama pasien masuk RS adalah kelemahan anggota gerak sebelah kiri secara tibaP-tiba saat pasien akan tidur, mual tudak ada, rasa pusing berputar (+),muntah (-), bicara pelo(+), tersedak (+), meracau (+), riwayat DM (-), hipertensi sejak 5 tahun yang lalu dan pasien jarang memeriksakan diri, riwayat strok (-). Tekanan darah 180/100 mmHg, Hasil EKG VES, LVH dan RVH. Pasien masuh ruang rawat pada tanggal 8 maret 2009 dan penulis melakukan pengkajian pada tanggal 9 Maret 2009. Setelah dirawat dikajiDiit 1600 kalori cair, bising usus 13x/menit, perkusi timpani, palpasi supel, Disfagia derajat II (disfonia, ngiler, dan batuk), muntah (-), pasien mengeluh perut terasa kembung dan ingin muntah. Hasil laboratorium : albumin 3 mg/dl, kolesterol 150 mg/dl trigliserida 78 (50 – 150 mg/dl), HDL 45 mg/dl (N 45 – 60 mg/dl), LDL 86 mg/dl (50 – 130). Tinggi badan adalah 160 cm, LILA 33 cm, perkiraan BB berdasar tinggi badan dan LILA adalah 70 kg, Perdarahan lambung 200 cc, warna coklat kehitaman, turgor elastis, edema tidak ditemukan, bibir dan mukosa lembab. masukan cairan per NGT 2000 cc. IVFD 1000 cc. 2000 cc. Hasil laboratorium: Na 155 meq/L (N 132-147 meq/L), K 3.4 meq/L (N 3.3 -5.4 meq/L), Cl 111 meq/L (94 – 111 meq/L), Cr darah 0.4 mg/dl (0.5-1.3 mg/dl, ureum darah 25 mg/dl ( 10 – 50 mg/dl), asam urat darah 2.5 mg/dl (2.6 – 6 mg/dl)., Ht 3.4 mg/dl 1. 2. Pertanyaan: Susunlah diagnosa keperawtan pada Ny TS Susunlah rencana keperawatan pada Ny TS