Thib research was aimed to get pruuao*o#r:]omT Fhorescens group

advertisement
Ken canpuanP seudomonas Ke lamptir Fluoresc en
Elly Liestiany dkk
KEMAMPUAN PseudomonosKELOMPOK FLUORESCEN DARI KABUPATEN
SECARA IN WITO
TABALONG MENEKAN PERTUMBUHAN RalstoniA SnKINACCfiTUN'
growth of
(';he abitity oJ'Pseudomonas
JhnrescensGroup of TabalongRegencyIn inhibiting the
vitro)
Ralstonia solanacearumin
Elly Liestianyl, Edwin Noor Fikrir dan Endang Susilowati D. H2
1
Staf pengajar JurusanHama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Unlam
2Alumnus JurusanHama dan Perryakit Tumbuhan Fakultas PertanianUnlam
wasaimedto getpruuao*o#r:]omT
Thibresearch
groupwhichhasantagonistic
Fhorescens
Ralstonia
characteristicspecipically derived from Tabalong Regency, in inhibiting the growth of
from
solanacearurr in vitro. R. solanacearumw&s isolated from wilt - q.'rnptomedbananatree taken
group
was
Fluorescens
of
Pseudamonas
the farmers garden in Murung Pudak Subdistrict, wheareas
The
isolated from Tanta Subdistrict, Murung Pudak and Tanjung Subdistrict, Tabalong Regency.
The
bacteria isolates obtained were then determined by using phenotiphic characteristic test.
formed
using
zone
observation was done within 24 hours after inoculation by measuring the inhibition
pecaliper. The in viffo antagonistic test result showed that three isolates of Pseudomonasaf
Fl ror"r.rn, group, i.e ; isolate Pfl MP from Murung Pudak Subdistict, isolate Pf2 TT from Tanta
R.
Subdistrict and isolare PA TJG from Tanjung Subdistrict could inhibit the growth of
solanacearum.
fluorescens,Ralstonia solanacearum.
Key Words : Bacterial wtlt, Pseudomonas
ABSTRAK
penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan isolat Pseudomonaskelompok Fluorescensyang bersifat
antagonisme spesifik lokasi dari Kabupaten Tabalong untuk menekan pertumbuhan Ralstonia
yang
solanacearum secarain vitro. R. solanacearum dlisolasi dari tanaman pisang bergejala layu
diambil di kebun petani di KecamatanMurung Pudak sedangkanPseudomonaskelompok Fluorescens
diisolasi dari KecamatanTanta, Murung Pudak dan Tanjung dari KabupatenTabalong. Isolat-isolat
bakteri yang diperoleh dideterminasi dengan melakukan pengujian sifat-sifat fenotip Pengamatan
24 jansetelah inokulasi dengan mengukur diameter zona penghambatanyang terbenhrk
dilakukan
menggunakanjangka sorong. Hasil uji antagonisme in vitro menunjukkan bahwa ketiga isolat
pseidomonas kelompok fluorescensyaitu isolat Pf1 MP dari KecamatanMurung Pudak,isolat Pf2 TT
dari KecamatanTanta dan isolat PfJ TJG dari KecamatanTanjung mampu menekanpertumbuhanR.
solanacearum.
Kata Kunci : Lavu bakteri,Pseudomonas
Jluorescens,Ralstonia solanaceantm.
Jurnal,4GRIPF-47', Ilol. 13 No. I , Maret2Al2:
g_
PENDAI{ULUAN
Produksi pisang banyak dipasarkan di
pasar lokal dan luar kabupaten. Menurut
laporan Dinas Pertanian Tanaman pangan,
Petemakandan PerikananKabupatenTabalong
2007 di Kabupaten Tabalong produksi pisang
mencapai I.24T ton/ha.Untuk kecamatanTanta
produksi mencapai 166 ton/ha, sedang untuk
kecamatan Tanjung mencapai 170 ton/ha
(Laporan Dinas Pertanian Tanaman pangan,
20a7).
Salah satu kendala yang dirasakanpetani
saat ini adalah penyakit layu bakleri, yang
berpenganrhpada produksi pisang. Walaupun
intensitas serangan yang masih rendah tetapi
untuk mencegah serangan menjadi lebih luas
sehinggaperlu unhrk diteliti lebih lanjut. Hasil
survei menunjuk&an bahwa tanaman pisang
yang terserang layu bakteri terdapat di Desa
PemaranganKiwa 15 rumpuq Desa Jangkung
2l rumpun, Desa Sei Pimping l7 rumpun
KecamatanTanjung dan Desa Belimbing Raya
19 rumpun Kecamatan Murung pudak dan
Desa Harus 3l rumpun Kecamatan Muara
Harus, Desa PemaranganKanan 15 rumpun
KecamatanTanta KabupatenTabalong.
Upaya
pengendalian
Ralstonia.
solanacearum yang mulai dikembangkan
adalah pengendalian secara hayati dengan
menggunakan
mikroorganisme antagonis.
Salah satu mikroorganisme rizosfer
yang
diketahui bersifat antagonis terhadap n.
solanacearum adalah bakteri pseudomomas
fiuorescens. Pseudomonas yang termasuk
dalam kelompok Fluoresen merupakanbakteri
pengkoloni
akar
yang
efektif. Hal itu
disebabkan karena kemampuannya membentuk
berbagai senyawa penghambat pertumbuhan
seperti HCN,
monoacetylphloroglucinol,
siderofor, 2-4 dtaeetylphoroglucinol, pioluterin
dan asam salisiat(Defagoet al.,1990).
IS S N :14i l -6782
Hanudin
dan Djatnika (1997) relah
melalcukan uji antagonisme p. fluorescens
terhadapR. solanacearum. Hasil penelitiannya
menunjukan bahwa P. fluorescens berpengaruh
sangat nyata terhadap pertumbuhan dan
perkembanganR. solanacearum pada media
King's B. sepuluh isolat P. fluorescens yang
uji menunjukan tingkat penghambat yarlg
bervariasi
dari
47 % sampai 93 %.
Pseudomonss
kelompok
Fluoresen
mempunyai kemampuan
menghasilkan
pigmenberw.arnakuning sampai hijau atau
biru pada medium King's B.
Dewi (2005) telah melakukan qi
antagonisme P. /htorescens terhadap ft.
solanacearum.
Hasil
penelitiannya
menunjukan
bahwa P.fluorescensberpengaruh
sangat nyata terhadap pertumbuhan dan
perkembangan
R. solanacesrum
asalpisangdari KabupatenHSU pada rnedia
King'sB.
Penelitianberfujuanuntukmendapatkan
isolat Pseudomonaskelompok Fluorescens
yang bersifatantagonisme
spesifiklokasi dari
Kabupaten Tabalong unhrk menekan
pertumbuhanRalstoniasolanacearumsecarain
vitro.
BAHAN DAN METODE
Penelitian dilaksanakan mulai bulan
Januari 2009 sampai bulan Maret Z00g
bertempatdi LaboratoriumFitopatologiJurusan
Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas
Pertanian Universitas Lambung Mangkurat.
Bahan-bahan
yang digunakandalampenelitian
ini meliputitanahdan akarpisang,mediayaitu
King's B, TTC
(Triphenyl Tetrazolium
Chlorida), agar Amilum, agarNutrienGelatin,
OF (Oksidasi Fermentasi)
test, agw ak 3 ya
,Levan, Alkohol 70yo, YPA (yeast pepton
Agar), KOH 3yo, HzOz5Yo,benlate,manitol,
sorbitol,laktosa,maltosa,glukosa,khloroform,
Elly Liestiany dkk
K emampu an P seudomonas K elompok FIuo rescen...,
petri. Inkubasi dilakukan selama48 jam
padasuhu kamar.Selanjutnyabila
biakan
jam,
bakteri telah berumur 48
biakan
disuspensikandalam 5 ml larutan buffer
fosfat dalam
tabung
reaksi
untuk
disimpandanuntuk diuji selanjutnya.
air steril, buffer fosfat, buffer fosfat pepton,
dan larutan pati. Dan alat-alat yang digwrakan
meliputi skapel, cawan petri, tabung reaksi,
labu Erlenmeyer, gelas obyek, gelas penutup,
lampu bunsen i spiritus, pipet mikro, ose,
Pinset, gelas uliur, mikroskop cahaya,shaker
dan gelas Drigalsky.
Penelitian
ini
adalah percobaan
eksperimen. Rancangan lingkungan yang
digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan perlakuan isolat dari tanaman
pisang dan tiga kali ulangan. Perlalaranyang
diuji adalah isolat Pser.rdomonaskelompok
Fluorescens. Analisis data dilakukan dengan
menggunalian uji kehomogenan ragam Barlett.
Selanjutnya dilakukan analisis ragam dan
dilanjutkan dengan Uji Jarak BergandaDuncan
Determinasi
Bakteri. Isolat-isolat
bakteri yang
diperoleh
dideterminasi
dengan melakukan.Pengujian sifat-sifat
fenotip.
Sifat-sifat
fenotip
tersebut
mengacu padadeskripsi bakteri yang dibuat
oleh Hayward(1994).
PengujianGram. KOH 3% diteteskan
pada gelas obyek. Selanjuhrya I koloni
diambil dari biakan mumi bakteri yang
berumur 48 jam dan diletakhan pada
gelas obyek yang telah diberi KOH dan
bakteri menjadi lentur
seperti benang
dengan panjang * 0,5-2cm
atau lebih
berarti reaksi positif sebagai bakteri gram
negatif.
Uji Katalase atau Reduksi Hidrogen
Peroksida. Biakan bakteri digoreskanpada
gelas obyek, kemudian ditetesi HOz 5 %.
Terjadinyagelembungudarawaktu I - 2 detik
menunjukkanbahwabakteri mereduksiHzOz.
Keperluan Oksigen (OF = Oksidasi
Fermentasi). Dalam pengujian oksidasi
Fermentasi,suspensibakteri diinokulasi pada
mediauntuk OF testdalamtabungrekasi.Salah
satu tabungyang telah diinokulasi,permukaan
medianya ditutup agar atr setinggi I cm.
Pengamatandilakukan 3 - 4 hari setelah
dilakukan inokulasi.Bakteri yang bersifat
oksidatif hanya tumbuh pada media yang
tidak ditutup agar &t, yang ditunjukkan
dengan perubahanwarna koloni media dari
hijaumenjadikuning.
HidrolisisPati. Bakteri ditumbuhkan
pada mediapati dandiinkubasikan padasuhu
kamar selama48 jam, kemudian ditetesi
denganlarutan Kalium Iodida (KI). Bakteri
(DMRr).
Isolasi Ral stonin solan acearum
penelitian ini bakteri R.
Pada
solanaceantm diisolasi dari tanaman pisang
bergejala layu diambil dari kebun petani di
Desa Pemarangan Kiwa Kecamatan Tanjung
sedangkanbakteri antagonisnya diisolasi dari
Rizosfer tanaman yang sehatdari empat lokasi
di Kecamatan Tanta dan Kecamatan Murung
Pudak KabupatenTabalong. Isolasi dilakukan
padamedium Yeast PeptoneAgar (YPA).
Isolasi Pseudomonasflaorescens
Akar pisang beserta tanah rizofer
dikering
anginkan selama dua
hari.
Kemudian sebanyak 10 g tanah dan akar
tanaman pisang dimasukan ke dalam Labu
Erlenmeyer berisi 90 ml
larutan
buffer
fosfat. Labu kemudian digoyang selama30
menit dengan orbihl
shaker. Selanjutnya
dilakukan serial pengenceran dengan buffer
fosfat sampai l0{ Pada pengeceran 10-8
diambil sebanyak 0,1 ml dan disebarkan
pada
medium King's B dalam
cawan
10
Jtu"nalAGNPE4T, Vol. 13 No. I , Maret 2012 : 8-
IS S N :14l j - 6782
yang menghidrolisispati akan membentuk
zaneterangberwarnajernih di sekelilingkoloni
bakteri.
PencairanGelatin. Bakteriditumbuhkan
padamediagelatindalamtabungreaksiselama
48 jarn, selanjutnya
disimpanpadasuhu l1' C
selama beberapa jam
bakteri yang
menghidrolisis gelatin ditunjukkan oleh
keadaan
mediacair.
(Penentuan
Pembenfukan Asam
Biovar). Dalam pengujian pembentukan
asam dari karbohidrat,media basa (media
Ayer's) disterilisasi secara bersama-sama
dengan sumber karbon yaitu manitol,
sorbitol, laktosa,glukosa,danmaltosadengan
kadar l% pada suhu l2I" C, tekanan I
atmosfr dengan waktu l0 menit.
Bakteri digoreskan ke media dalam
yafig
cawan petri.
Asam
dibentuk
ditunjukan dengan perubahan warna media
dari hijau menjadi kuning. Pengamatan
terhadappertumbuhandan penrbahan wama
media dilakukan tiap 2 hari sampai 28
hari setelahinokulasi.
Pembentukan Levan. Media NA
(Nutrien Agar) dibuat terlebih
dahulu,
selanjutrya ditambah 5 % sukrosa dan
disterilkan menggunakan oktoklaf selama
20 menit. Biakan mumi diinokulasikan
atau digoreskan dalam media dan di
inkubasikan pada suhu 27 oC selama 2 - 5
hari.
Koloni
berbentuk kubah, mucoid
menunjukkanreaksi positif
Hasil pengujian sifat-sifat fenotipik
dibanding sifat - sifat Ralsoniasolanacearum
dan Pseudomonasfluorescens yang telah
didiskripsikanoleh Hayward(1976),Prior &
Steven(1980) Stolp& Galeri(1981)He et al
(1983)Schaad(1988) Hayward
(1994).
1l
Uji Antagonisin vitro
BakteriPseudomonas
fluorescensditumbuhkan
pada media King's B dalamcawanPetribisa
dilakukan cara
inkubasi titik, kemudian
diinkubasikanselama 48 jam pada suhu
kamar. Setelah masa inkubasi,cawanpefti
dibalik dan pada tutupnya dituangkan
dengan0.5 ml khlorofonn dan dibiarkan
selama 2 jam hingga semua khlorofbrm
menguap,kemudian cawan peffi dibalik
seperti keadaansemula. Sebanyak 0,2 ml
suspensi Ralstonia solanacearum yang
berumur 24 jam dituang ke dalam 4 ml
agar air 0,6 Yoyang telah diencerkanpada
suhu50oC. Campuransuspensibakteridengan
agarair dituangkanke dalam media King's B
agar berisi bakteri yang druJi. Selanjuurya
diinkubasikan selama 24 jam pada suhu
kamar.
Pengamatandilakukan dengan
mengukurdiameterzonapenghambataanyang
terbentuk.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Identifikasi Ralstonin solnnacearum
Hasil isolasibakt€ridari tanamanpisang
bergejala layu mendapatkansatu isolat R.
solanacearurn.Koloni
R. solanacearum
benvarna putih, fluidal dan berbentuk tidak
teratur bila ditumbuhkanpada medium YPA.
Pada medium TTC koloni berwarna putih
denganpusatmerahmuda. Maka isolat yang
didapatkan mempunyaitingkat virulensi yang
tinggi. Wama putih bagian pinggir koloni
adalahEPS (Ekstraseluler
Polisakarida)yang
berfungsi sebagaipertahanandiri bakteri dari
faktor lingkunganyang tidak mendukung,juga
sebagai cadangan makanan bagi bakteri.
SehinggakeberadaanEPS yang tampak pada
medium TTC bisa membedakan tingkat
virulensibakteri(Goto 1992). Pengujiansifat
fenotipik bakteri yaitu dengan menumbuhkan
Elly Liestiany dhk
K ernan puan P seudomonas Ke lompok Fluo yescen... .
bakteri pada beberapa macam medium. Hasil
pengujiandapatdilihat padatabel 1.
Tabel 1. Hasil pengujian sifat fenotipik bakteri
It. solanaceantm
No
Jenis Pengujian
I
P9lgujiangram
2
Uii katalase
3
Keperluan oksigen (OF)
4
Hidrolisis pati
5
Pencairaneelatin
6
Pembenfukanlevan
7
Pdmbenfukan pigmen fluorescen
o
Keterangan
: * : reaksipositif
- : reaksinegatif
O : oksidasi
Padatabel1,kolonibakteriyangberumur
48 jam pada medium King's B bila dilihat
dengan sinar ultra violet, tidak membentuk
pigmen Fluoresen.Ciri-ciri yang diuraikan
sesuaidenganSchaad(1988).PigmenFluoresen
adalahsalah satu variabel untuk membedakan
bakteri R. solanacearum dengan baktcri P.
/luorescens yang dapat membentuk pigmen
Fluoresen
padamediumKing's B.
Uji gram bakteri bersifat gram negatif
karenabakteri memperlihatkanbakteri bersifat
negatif.Hal ini ditunjukandenganditetesiKOH
3% setelah itu terjadi reaksi perubahan
mengental dan pada koloni bakteri seperti
benang-benang
denganpanjang+ 0,5 - 2 cm
menurutFahy & Hayward(1983),bakteri R.
soIanacearum berstfatgramnegatif.
Pada medium yang mengandungpati,
isolat bakteri yang diuji tidak dapar
menghidrolisis
pati,hal ini dihnjukkandengan
tidak terjadinyaperubahanwarna jenis pada
daerah disekitar pertunbuhan baktori ketika
ditetesikaliumiodida(KI).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pada medium agar nutrien gelatin, Isolat
bakteri yang diuji tidak dapat mencairkan
medium.Dengandemikianbakteritidak dapat
mencairkangelatin.
Pengujian oksidasi-fermentasi yang
dilakukanternyataisolat
Il.
solanaceanlarbersifat oksidasiditandadengan
adanya bah:teri yang hanya nrmbuh pada
medium yang tidak ditutup agar air dan juga
ditunjukkan dengan perubahanwama koloni
mediumdari hijau menjadilarning.
Pengujian katalase bakteri bereaksi
dengan mengeluarkangelembung-gelembung
mikro dalam beberapadetik setelah ditetesi
denganHzOz5 % bakteri bersifatpositif. Ciriciri yang diuraikan sesuai dengan Fahy &
Persley (1988), bahwa akumulasihidrogen
peroksidaoleh kultur bakterj ditentukanoleh
dua hal yaitu (1) katalasebakreri(2) tingkat
sensitivitas organisme terhadap hidrogen
peroksida.
Berdasarkan pengamatan terhadap
morfologi koloni, morfologi sel dan melihat
sifat-sifat fenotipik bakteri tersebut diatas,
kemudiandibandingkandenganciri-ciri bakteri
R. Solanacearumyang diuraikan Halrruard
(1976)danHe (1983),makadisimpulkanbahwa
isolat bakteri yang diisolasidari akar pisang
bergejalalayu adalahbakteriR. solanacearum.
Identifikasi Pseudomonas
fluorescens
Sampelyang diambil di lapang dari 3
Kecamatandi KabupatenTabalong sebanyak
sembilan sampel dan didapat tiga isolat
Pseudomonas
fluorescens,yaitu : Pfl MP, pf2
TT, PR TJG. Bakteri menghasilkan
pigmen
fluorescensberpendarkuning kehijauan,koloni
berbentukbulat danbertepiratasetelahinkubasi
24 jam pada suhu kamar. Apabila koloni
diamati di bawah sinar ultra violet gelombang
panjang (365 nm), maka bakteri akan
menghasilkanpigmen berpendarkehijauan.
Pengujiansifat fenotipik bakteri yaitu dengan
JurnalAGklPEAT,
VoI. 13 No. I , Maret 20i2 : 8-
IS S N :i 4t!-6 752
mcnumbuhkanbakteri pada beberapamedium.
Hasilpengujiandapatdilihatpadatabel2.
Reaksi gram yang penting dilakukan
dalammengklarifikasibakteripada kelompok
taksonomiyang sesuai. Denganuji gram ini
dapatdiketahuisifat stukturselubungsel bakteri
(Goto, 1992).
Pengujiangrarnyangtelahdilakukandari
tiga isolat bakteri menunjukkanbahwa semua
bakteri menunjukkan bahwa semua bakteri
bersifat gram negatif. Hal ini terlihat ketika
koloni bakteri diambil dan diletakkandiatas
slide glass, lalu ditetesi dengan KOH 3%
setelahitu tedadi reaksi perubahanmengental
dan lentur pada koloni bakteri denganjarum
ose, kemudian ditarik-tarik ke atas menjadi
sepertibenang-benang
denganpanajang+ 0,52 cm dalam waktu + 2 detik. Terbentuknya
benang-benang
padagramnegatifkemungkinan
berhubungandenganperusakandinding sel dan
pembebasanDNA. Komponen-komponen
ini
sangatpekaterhadapzattertentusepertilarutan
alkali(KOH 3%)Lelliott& Stead(1987).
Pengujian katalase dilakukan untuk
mengetahuiapakah bakteri bisa menghasilkan
enzim katalase. Sebagian besar bakteri
menghasilkan
hidrogrenperoksidajika terdapat
oksigenbebas.Katalaseadalahhemienzimyang
dapat mendekomposisi hidrogen peroksida
menjadi air dan gas oksigen (Salle 196l).
Hasil pengujian menunjukkan bahwa ketiga
isolat bakteri katalasepositif. Ditandai dengan
adanya gelembung terbentuk dalam beberapa
detik setelahditetesi denganH2OzSoA(hidrogen
peroksida)bakteri bersifat positif. Ciri-ciri yang
diuraikan sesuaidenganFahy & persley (198g)"
bahwa akumulasi hidrogen peroksida oleh
kultur bakteri ditentukan oleh dua hal yaitu (l)
katalase bakteri @
tingkat sensitivitas
organnismeterhadaphidrogenperoksida.
Uji
hidrolisis pati berfujuan untuk
mengetahui aktivitas enzim amilase yang
dihasilkanbakteri untuk mendegradasiamihun.
Pada medium yang mengandung pati, ketiga
isolat bakteri yang diuji
tidak dapat
menghidrolisispati, tidak terbentukzona bening
disekitar pertumbuhan bakteri ketika ditetesi
kalium iodida (KI). Hal tersebut menunjukan
bahwa ketiga bakteri tidak menghasilanenzim
amilase yang dapat mendegradasipati yang
ditunjukan medium tetap bervvarnabiru setelah
ditetesikalium iodida setelahdiinkubasi selama
48 jam, reaksi bakteri bersifat negatif. Sesuai
denganciri dari Pseudomonasfluorescens yang
diuraikan
(Fahy
&
Persley,
1983).
Tabel 2. Sifat-sifat fenotipik isolat bakteri Pseudomonasfluorescens
Sifat-sifat Bakl€ri
Isolatyangdi Uii
PflMP
Pf2TT
Palleroni1984
PATJG
Pp
Pf
Penzuiianerarn
Uii Katalase
Hidrolisisoati
+
+
1-
Pencairan Gelatin
+
+
+
Pembentukanasam
PembentukanLeven
+
T
+
+
+
+
Pigmen tlourescens
+
-t
f
+
+
King'sB modifr
+
+
+
+
+
13
Schaad1988
Pp
Pf
+
t
+
+
+
T
+
+
+
+
Kem ampuan P seudomonas Ke lompok Fluo rescen.. -
Elly Liestiany dklt
Uji Gelatin ini salahsatu bagiandalam
identifikasi dan klarifikasi bakteri. Sejumlah
bakteri pseudomonas, xanthomonas, dan
Erwinia dapat menghidrolisisgelatin (Sands,
bahwapada
1990).Hasilpenelitianmenunjukan
medium gelatin, isolat bakteri mampu
menghidrolisis gelatin dengan ditunjull<an
mediatetapcair setelahdisimpandalamlemari
freezerbersuhu ll"C selama48 jam, reaksi
bakteri positif Bakteri proteolitik mampu
merombakgelatin yaitu denganmenghilangkan
sifat gel padamediumgelatin(Fahy & Lioyd,
perbandingan
1983).Berdasarkan
denganhasil
penelitianStolp & Gadkari(1981),dan Schaad
(1988), maka ketiga isolat yang ditemukan
adalahP.fluorescens.
l,evan atau polifruktosa adalah kapsul
ekstraseluleryang dihasilkanmelalui aktivias
P.
enzimlevansukrosa.Sebagian
besar
yang
menggunakan
sukrosa
fluorescens
sebagaisumberkarbonmenghasilkan
enzimini
(Fahy & Hayward, 1983). Hasil uji
pembentukanlevan dari sukrosamenunjukkan
bahwakoloni yang berbentukpada medium
NA + 5olosukrosaadalahtansparan sampai
tembus cahaya, berkilau, mucoid, cembung
sepertikubah.Koloni ini biasanyaberdiameter
3 - 5 mm setelah2 hari dan5 - 7 mm setelah 3
hari inkubasi(Fahy& Hayrvard,1983;Lelliot
& Stead,1987).Pengujianpembentukan
asam
karbohidrat
menggunakan
dari
dengan
sumber
karton yaitu glukosa, sorbitol, dan manitol
menunjukkanbakteriyang digoreskanke dalam
mediumtersebutmelakukanpembentukanasam
wamamediumdari
ditandaidenganperubahan
hijau menjadi kuning. Hal ini sesuai dengan
Palleroni(1984).
Uji Antagonisin vitro
P. fluorescens adalah agen pengendali
hayati yang telah digunakansecaraluas untuk
mengendalikanpatogen tanamantular tanah.
Hasil u7iin vitro untuk mengetahuikemampuan
t4
isolat-isolatP.fluorescensasaltiga Kecamatan
di Kabupaten Tabalong dalam menekan
pertumbuhanR. solanaceantm,mentxrjukkan
bahwa ketiga isolat P. fluorescens mampu
menekanpertumbuhanR. solanacearumyang
pertumbuhan
ditunjukkandenganterhambatnya
R. solanacearumpada uji antagonistikpada
media King's B menyebabkanterbentuknya
lingkaran bening yang tidak ditumbuhi
R. solanacearum(zona hambat).Adanya zona
hambat ini menunjukkan bahwa bakteri
Pseudomonas fluorescens yang diuji
berpengaruhnyata terhadappertumbuhanR.
solanacearumpada media King's B. Tetapi
dari ketiga isolat P. fluorescenstersebuttidak
menunjukkanpertedaan yang signifikan satu
sama lain dalam menghambatpertumbuhan
bakteri R. solanacearumdenganzona hambat
berkisaruftara
0 mm - 2,345mm.Hal ini
menunjukkan bahwa ketiga isolat memiliki
kemampuanantagonistik hampir serupa satu
sama lain dalam menekan pertumbuhan
R. solanacearum.
yang termasukkelompok
Pseudomonas
Fluoresenmerupakanbakteri
pengkoloni
akm yang agresif dan efektif hal ini juga
disebabkan
kebutuhan
nufiisinyayanggampang
(nutritionally versatile) karena mampu
menggunakanberbagaimacamsumberkarbon
(Palleroni,1984).Faktorlain yangmendukung
sifat
mengkoloni (colonizer) adalah
kemampuannyamembentukberbagaisenyawa
penghambat pertumbuhan seperti HCN,
monocetylphloroglucino,
puoloferindan asam
salisilat(Defagoet al., 1990).Disampingefek
langsungpenekananterhadappatogen,bakteri
dalam kelompok ini ada juga yang
menghasilkan zat tumbuh atau mengibas
tanaman sehingga tanaman tahan terhadap
patogentertentudankoloni bakteriyangmudah
dikenalidan cepattumbuhdalarnwaktu singkat
pada media buatan sederhanamenjadikan
kelompokini banyakditelitiparaahli.
Jurnal AGRIPEAT, VoL 13 No. I , Mara 2012 : 8 -
IS S N :141 1-6782
Agens antagonis yang mempunyai
potensibesardalampengendalianlayu bakteri
kelompokFluoresenyang
adalahPseudomonas
mampu mengkolonisasidaerahperakarandan
menghasilkansenyawa-senyawa
sideroforyang
berperan dalam pertumbuhan knaman dan
pengendalianhayati (Giyanto et. al., 1999).
Dengankemampuannyamembenfuksenyawa
penghambat,kelompok bakteri ini mampu
berkompetisi mendapatkannutrisi dan ruang
dengan
menyisihkan
bakteri
atau
mikroorganisme kompetitor. Telah banyak
dilaporkan bahwa bakteri rhizosfer yang
tennasuk kelompok P. fluorcscens dapat
menekanpertumbuhanpatogenhrmbuhanbaik
jamur maupun bakt€ri (Fukui et al., dalom
Arwiyanto, 1997).
Pengendalian hayati bersifat lokal
(spesifft lokasi), artinya milaoorganismeyang
digunakan sebagai antagonisdisuatu daerah
tertentu hanya akan memberikanhasil yang
baik di daerahtersebut(Cook & Baker, 1993
dalamAnriyanto, 1997).
,
UCAPAI\ TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan
kepadaEndangSusilowatiD. H., SP. (Alumni
JurusanHamadanPenyakitTumbuhanFakulas
PertanianUnlam) atas kesediaanlaporanhasil
penelitiannyadirevisiuntuk dipublikasikan.
DAFTAR PUSTAKA
Arwiyantq T. 1984 Identifikasi Kembali
PenyebabPenyakitBekasPembuluhJawa
pada pisang (|uIusasp). Tesis. Fakultas
Pertanian Universitas Gajah Mada.
Yoryakarta.
BPTPH 2007. Teknologi PengendalianOPT
pisang.KalimantanSelatan.
CoohRI dan K.F. Baker 1983 Nature and
practice for biological control of plant
pathogens.The APS Press.St Paul,
Minnesota539pp.
Defago,G,C.H.Berling,U,Berger,D Haas,G
kahr ,C.Keel,C.Voisard,PWirttrner,&
B.Wuthrich 1990. Suppressionof black
root rot of tobacco application and
mechanisms.Dalam Biological Controlof
Soil Born PlantPathogens(Ed.D.Hornby)
CAB. Intemational.
Dewi, 2005. Studi Potensi Antagonistik
Bebeberapa Isolasi
Pseudomonas
solanacearum dari Kabupaten Hulu
Sungai Utara terhadap Ralstonia
solanacearum Asal Pisang (Skripsi).
Banjartaru.
Fakultas
Pertanian.
UniversitasLambungMangkurat.
Dinas PertanianTanamanPangan,Peternakan
dan Perikanan,2007. Laporan Produksi
Hortikulturadi KabrryatenTabalong.
Djahrika, I., C. Hermanto & Eliza. 2003.
PengendalianHayati Lalu
Fusarium
pada
Tanaman pisang
dengan
Pseudomonas
dan
fluorencens
KESIMPULAN
Berdasarkanhasil penelitian yang telah
dilaksanakanmakadapatdisimpulkanbahwa:
Secara in vitro ke tiga isolat
Pseudomonasfluorescens yang tumbuh pada
medium King's B dari KabupatenTabalong
mampu menekan pertumbuhan Ralsnnia
solanacearumasaltanaman pisang.
Isolat yang terbaik dalam menekan
pertumbuhanRalsnnia solanocearumadalah
Pfl MP asal DesaBelimbing Raya Kecamatan
Murung Pudak Kabupaten Tabalong dengan
mekanismepenghambatantibiosis.
15
Download