Jurnal Penelitian Sains Edisi Khusus Desember 2009 (D) 09:12-15 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Penghasil Kitinase dari Sumber Air Panas Danau Ranau Sumatera Selatan Muharni Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan, Indonesia Intisari: Penelitian tentang isolasi dan identifikasi bakteri termofilik penghasil kitinase dari sumber air panas Danau Ranau Sumatera Selatan dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan isolat bakteri termofilik penghasil kitinase. Bakteri diisolasi dari lokasi sumber air panas Kota Batu Kecamatan Banding Agung, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dan skrining dilakukan dengan menggunakan media agar kitin. Hasil penelitian didapatkan dua isolat yang mampu menghasilkan kitinase dengan indeks kitinolitik 0,89 dan 1,25. Berdasarkan karakteristik morfologi dan fisiologi isolat, menunjukkan bahwa kedua isolat bakteri termofilik penghasil kitinase yang diidentifikasi termasuk ke dalam genus Bacillus Kata kunci: kitinase, bakteri termofilik Abstract: The research on isolation and identification of chitinase producing thermophilic bacteria from Lake Ranau hot springs of South Sumatra has been done to get isolate of chitinase producing thermofilic bacteria. Bacteria were isolated from Kota Batu hot springs, Banding Agung district, South OKU Residence and screening by chitin solid media. The results of this research were found two isolates that can produce chitinase by chitinolytic index 0.89 and 1.25. Based on morphological and physiological character, shows that both isolates chitinase producing thermofilic bacteria identified as a member of genus Bacillus. Keywords: chitinase, thermophilic bacteria Desember 2009 1 PENDAHULUAN ikroorganisme termofilik mampu mensintesis M molekul stabil pada kondisi panas, termasuk molekul enzim. Bioteknologi umumnya tertarik pada enzim dari mikroorganisme yang mendukung untuk bekerja dibawah kondisi normal dimana enzim dari mikroorganisme mesofilik akan mengalami denaturasi. Dengan alasan inilah enzim ini menjadi sasaran termasuk kelayakannya sebagai model untuk penelitian dan penyelidikan protein-protein yang bersifat termostabil dan kemampuannya sebagai biokatalis pada bioteknologi modern [1] . Aplikasi enzim didalam bioteknologi semakin menuntut enzim yang bersifat tahan lingkungan. Karena faktor utama yang paling merusak enzim adalah suhu, maka usaha pertama yang akan dilakukan adalah mencari mikroba penghasil enzim-enzim termofilik dari berbagai sumber alam [2] . Hal ini berkaitan dengan keuntungan yang akan diperoleh bila proses produksi dilakukan pada suhu tinggi, diantaranya adalah mengurangi kontaminasi, meningkatkan kecepatan transfer massa dan menurunkan viskositas dari larutan [3] . Kitinase adalah enzim yang mendegradasi kitin c 2010 FMIPA Universitas Sriwijaya menjadi N-asetilglukosamin, degradasi kitin dapat dilakukan oleh organisme kitinolitik dengan melibatkan enzim kitinase. Organisme pendegradasi kitin umumnya berasal dari kelompok mikroorganisme diantaranya adalah dari kelompok bakteri. Bakteri yang dilaporkan memiliki aktivitas kitinolitik adalah seperti, Vibrio furnissi [4] , Serratia marcescens [5] , Bacillus circulans dan Pseudomonas aeruginosa [6] . Enzim kitinase yang dihasilkan oleh mikroorganisme kitinolitik mempunyai potensi tinggi untuk mendegradasi limbah yang mengandung kitin, karena dengan adanya enzim kitinase memungkinkan konversi kitin yang melimpah menjadi produk yang berguna. Bakteri kitinolitik pada bidang pertanian berfungsi sebagai agen biokontrol terhadap fungsi patogen maupun serangga hama yang umumnya memiliki komponen kitin pada dinding selnya [4] . Pada bidang farmasi aplikasi kitinase sangat potensial, dimana hidrolisis kitin oleh kitinase menghasilkan N asetil glukosamin yang dapat dikonversi menjadi hexa-N-kitobiosa yaitu suatu oligosakarida yang memiliki aktivitas antitumor [7] . Sedangkan di bidang medis kitinase digunakan untuk terapi penyakit yang disebabkan oleh fungi. 0912-15-73 Muharni/Isolasi & Identifikasi Bakteri . . . Adanya mikroorganisme yang unggul merupakan salah satu faktor penting dalam usaha produksi enzim. Oleh karena itu, penggalian mikroorganisme indigenous penghasil kitinase perlu dilakukan di Indonesia. Keragaman hayati yang tinggi memberikan peluang yang besar untuk mendapatkan mikroorganisme yang potensial untuk dikembangkan sebagai penghasil enzim [8] . Mengingat pentingnya peranan kitinase dalam industri, maka berbagai usaha akan dilakukan untuk meningkatkan produktivitas dan aktivitasnya antara lain, mencari dan mengembangkan mikroorganisme baru yang memiliki kemampuan memproduksi kitinase serta menseleksi strain mikroorganisme penghasil kitinase yang tinggi. Sumatera Selatan mempunyai beberapa sumber air panas, salah satunya adalah Danau Ranau yang terletak 260 km dari Kota Palembang memiliki suhu air panas berkisar antara 37, 3 − 63, 7◦ C yang berpotensi untuk mendapatkan bakteri termofilik. Mengingat besarnya potensi pemanfaatan aktivitas kitinase pada industri, maka perlu dilakukan penelitian untuk mencari isolat-isolat lokal yang selama ini belum banyak dilakukan, khususnya dari ekosistem sumber air panas Danau Ranau. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan isolat bakteri termofilik penghasil kitinase dari sumber air panas Danau Ranau, Sumatera Selatan 2 2.1 JPS Edisi Khusus (D) 09:12-15 berukuran 250 ml. Sampel air yang telah diambil disuspensikan sebanyak 10 ml ke dalam 90 ml larutan fisiologis steril sampai homogen dan dilakukan pengenceran sampai 106 . Diambil 1 ml sampel dan dimasukkan ke dalam cawan petri, kemudian dituangkan media agar yang masih cair dan mempunyai suhu ±40◦ C sebanyak 10 ml. Setelah media membeku diinkubasi selama 48 -72 jam pada suhu 60◦ C. Koloni bakteri yang tumbuh dan mempunyai karakter morfologi berbeda ditetapkan sebagai isolat terpilih untuk dilanjutkan uji aktivitas protease. Seleksi Isolat Termofilik Penghasil Kitinase Isolat-isolat yang diperoleh pada tahap isolasi, dipindahkan ke media agar kitin dengan cara dibotolkan, dan biarkan diinkubasi selama 48 jam pada suhu 60◦ C. Isolat bakteri yang menghasilkan kitinase ditandai dengan adanya zona bening disekitar koloni, selanjutnya zona bening yang terbentuk diukur diameternya untuk ditentukan indeks kitinolitiknya. Semua isolat bakteri termofilik yang menghasilkan kitinase selanjutnya akan dikarakterisasi. Karakterisasi Bakteri Termofilik [9] Karakterisasi isolat bakteri termofilik penghasil kitinase meliputi, makroskopis koloni, mikroskopis sel, motilitas dan uji biokimia • Makroskopis koloni seperti, bentuk , elevasi dan tepian koloni. METODE PENELITIAN • Mikroskopis sel seperti, bentuk sel, sifat Gram dan ada tidaknya endospora. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - April 2007, di Laboratorium Mikrobiologi dan Laboratorium Genetika & Bioteknologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sriwijaya. 2.2 • Motilitas • Uji Biokimia seperti, Hidrolisis pati, hidrolisis kasein, fermentasi glukosa, fermentasi sukrosa, fermantasi laktosa, produksi H2 S, produksi indol, produksi urease, produksi katalase, uji metil merah, uji Voges-Prokauer, uji TSIA, uji Simmon’s sitrat. Bahan yang digunakan Bahan yang digunakan dalam penelitiaan ini antara lain, sampel air panas Danau Ranau, medium Luria Bertani, medium agar kitin, media uji fisiologis (medium triple sugar iron agar (TSIA), medium simon sitrat, medium indol, medium semi solid, medium MR-VP broth, medium urea broth), reagen pewarnaan Gram (pewarna Gram A, Gram B, Gram C dan Gram D) dan pewarna endospora (Malachite Green dan Safranin). Identifikasi Hasil karakterisasi dari masing-masing isolat diidentifikasi dengan menggunakan Bergey’s Manual of Determinative Bakteriology 3 3.1 2.3 Cara Kerja Isolasi Bakteri Termofilik Sampel diambil dari air yang berasal dari sumber air panas dengan cara menggerus batu-batuan atau sedimen yang terdapat di dalam air, lalu dimasukkan kedalam botol sampel yang HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi dan Seleksi Bakteri Termofilik Penghasil Kitinase Hasil isolasi dan seleksi bakteri termofilik penghasil kitinase dari sumber air panas Danau Ranau, diperoleh 8 isolat bakteri termofilik seperti yang terdapat pada Tabel 1. 0912-15-74 Muharni/Isolasi & Identifikasi Bakteri . . . Tabel 1: Hasil Isolasi dan Seleksi Bakteri Termofilik Penghasil Kitinase No Kode Aktivitas Indeks Isolat Kitinase Kitinolitik 1. CN1 + 1,25 2. CN2 - - 3. CN3 - - 4. CN4 - - 5. CN5 + 0,89 6. CN6 - - 7. CN7 - - 8. CN8 - - JPS Edisi Khusus (D) 09:12-15 Kitin sebagai substrat juga akan menginduksi aktivitas enzim kitinase, enzim juga diatur melalui pengendalian genetis yang melibatkan induksi sintesis enzim pada taraf genetis. Untuk terjadinya sintesis enzim dibutuhkan suatu induser yakni berupa substrat atau senyawa yang sekerabat dengan substrat dari reaksi yang dikatalis oleh enzim tersebut. Wang dan Chang [11] menyatakan, bakteri menghasilkan kitinase untuk menghidrolisis kitin yang akan dimanfaatkan oleh mikroba sebagai sumber karbon. 3.2 Pada tabel 3.1 dapat dilihat bahwa sebanyak 8 isolat bakteri termofilik yang didapatkan hanya 2 isolat bakteri termofilik yang memiliki aktivitas kitinase, dengan indeks kitinolitik tertinggi pada isolat CN1 sebesar 1,25 dan yang terendah pada isolat CN5 sebesar 0,89. Adanya aktivitas kitinase ditandai dengan terbentuknya zona bening disekitar koloni bakteri pada mdium agar kitin (Gambar 1). Zona bening terbentuk karena terjadinya pemutusan ikatan β − 1, 4 homopolimer N-Asetilglukosamin pada kitin oleh kitinase menjadi monomer N-asetilglukosamin. Perbedaan indeks kitinolitik dari isolat disebabkan perbedaan aktivitas enzim kitinase dari masing-masing isolat tersebut. Susi [10] menyatakan bahwa, besarnya zona bening yang dihasilkan tergantung pada jumlah monomer N-asetilglukosamin yang dihasilkan dari proses hidrolisis kitin dengan memutus ikatan β − 1, 4 homopolimer N-Asetilglukosamin. Semakin besar jumlah monomer N-asetilglukosamin yang dihasilkan maka akan semakin besar zona bening yang terbentuk di sekitar koloni Karakterisasi Bakteri Termofilik Penghasil Kitinase Hasil karakterisasi makroskopis koloni, mikroskopis sel, motilitas dan uji biokimia dari isolat bakteri termofilik penghasil protease dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil karakteristik makroskopis menunjukkan bahwa bentuk koloni bulat dengan tepian bervariasi serta elevasi low convex dan convex, mikroskopis sel diketahui sel berbentuk batang, Gram positif dan memiliki endospora, uji motilitas menunjukkan 1 isolat bersifat motil dan 1 isolat nonmotil, dan uji biokimia semua isolat menunjukkan sifat fisiologis yang sama. Berdasarkan karakter tersebut semua isolat termasuk kedalam genus Bacillus. Bacillus merupakan genus yang sering dijumpai dari kelompok bakteri termofilik yang berhasil diisolasi dari berbagai tempat yang bersuhu ekstrim. Seperti yang telah dinyatakan oleh Brock & Madigan [12] , Bacillus merupakan jenis yang sering dijumpai pada kisaran suhu yang luas. Bacillus mampu hidup pada suhu minimum 30◦ C, optimum 60◦ C dan maksimum 72◦ C dan menghasilkan enzim secara ekstraseluler. 4 KESIMPULAN Isolasi dan identifikasi bakteri termofilik penghasil kitinase dari sumber air panas Danau Ranau Sumatera Selatan, diperoleh 2 isolat yang mampu menghasilkan kitinase dengan indeks kitinolitik tertinggi sebesar 1,25 dihasilkan oleh isolat CN1, dan isolat CN5 dengan indeks kitinolitik sebesar 0,89. Kedua isolat bakteri termofilik yang mampu menghasilkan kitinase tergolong dalam genus Bacillus. DAFTAR PUSTAKA Gambar 1: Aktivitas kitinase isolat bakteri termofilik pada medium agar kitin setelah 48 jam inkubasi pada suhu 60◦ C. Keterangan: 1 = isolat CN1, 2 = isolat CN5 [1] Andrade, C.,M.M.C Nei Pereira Jr., & G. Antranikian, 1999, Extremely thermophilic microorganisms and their polymerhidrolytic enzyme, a reviews, Department of Technical Microbiology, Technical University Hamburg Germany [2] Suhartono, M.T., 2000, Exploration Of Indonesian Thermophiles Producing Thermostable Chitinolytic Enzymes, Report, Research Center For Biotechnology, Bogor Agric. University, Bogor 0912-15-75 Muharni/Isolasi & Identifikasi Bakteri . . . JPS Edisi Khusus (D) 09:12-15 Tabel 2: Hasil karakterisasi bakteri termofilik penghasil kitinase Karakter Isolat Isolat CN1 Isolat CN2 Makroskopis koloni Irreguler, Circuler, Echinulate , Echinulate , Crenate , Low Entire , convex convex Mikroskopis Sel Sel berbentuk batang, Sel berbentuk batang, Gram positif, Gram positif, menghasilkan menghasilkan endospora endospora Motil Nonmotil - Hidrolisis pati Positif Positif - Hidrolisis kasein Positif Positif Motilitas Uji Biokimia - Fermentasi glukosa Negatif Negatif - Fermentasi sukrosa Negatif Negatif - Fermentasi laktosa Negatif Negatif - Produksi H2 S Negatif Negatif - Produksi Indol Negatif Negatif - Produksi Urease Negatif Negatif - Produksi Katalase Positif Positif - Uji metil merah Positif Positif - Uji V. Proskauer Negatif Negatif - Uji Simmon’s sitrat Negatif Negatif Nama Bacillus sp. 2 Bacillussp.1 [3] Kamelia, R., M. Sidumarta dan D. Natalia, 2005, Isolasi dan Karakterisasi Protease Intraselular Termostabil dan Bakteri Bacillus stearothermophilus RP1 , Makalah Seminar Nasional MIPA, FMIPA Universitas Indonesia, Jakarta [4] Hirano, S., 1996, Chitin Biotechnology Applications, Biotechnol Annu Rev, 2 : 237 - 258 [12] [5] Suzuki, K., Taiyoji, N. Sugawara, N. Nikaidou, B. Henrissat, and T. Watanabe, 1999, The Third Chitinase gene (chi C) of Serratia marcescens 2170 and the Relationship of its Product to Other Bacterial Chitinases. Biochem. J., 343 : 587 - 596. [6] Folders, J., J. Algra, M.C. Roelofs, C.L. Leendert, J. Tommassen, and W. Bitter, 2001, Characterization of Pseudomonas aeruginosa Chitinase a Gradually Secreted Protein, J. Bacteriology, 183 : 7044-7052 [7] Patil, R.S., V. Ghormade, and M.V. Deshpande, 2000, Chitinolytic Enzymes Exploration, Enzyme and Microbiol. Technol, 26 : 473-483 [8] Akhdiya, A., 2003, Isolasi bakteri Penghasil Enzim Protease Alkalin Termostabil, Jurnal Buletin Plasma Nutfah, Vol.9, 7 hlm. [9] Cappuccino, J.G. & N. Sherman, 1992, Microbiology a Laboratory Manual, 3rd Edition, The Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc., California, USA, 462 hlm. [10] [11] Wang, S.L. and W.T. Chang, 1997, Purification and Characterization of Two Bifungsional Chitinases/Lysozymes Extracellularly Produced by Pseudomonas aeruginosa K-187 in a Shrimp and Crab Shell Powder Medium, Appl. And Environ. Microbial, 63 (2) : 380 - 386 Brock, T.D. & T.M. Madigan, 1991, Biology of Microorganism, Sixth edition, Pretice hall. International, Inc. Susi, 2002, Isolasi Kitinase dari Scleroderma columnae dan Trichoderma harzianum, Jurnal Ilmu Dasar, 3(1) : 30 - 35 0912-15-76