Pengendalian Transmisi Data

advertisement
PENGENDALIAN
SISTEM BERBANTUAN KOMPUTER
Pengendalian Umum
(General Control)
Pengendalian Aplikasi
(Application Control)
Untuk
menjamin
keamanan
dan stabilitas
sistem
secara
keseluruhan.
untuk
menjamin
keandalan
input, file,
program,
dan output
Elemen Pengendalian Umum
1. Pemisahan Fungsi Sistem
2. Pengendalian Pengembangan SIA
3. Pengendalian Akses Fisik (Physical
Access Controls)
4. Pengendalian Akses Logika (Logical
Access Controls)
5. Pengendalian Penyimpanan Data
(Data Storage Controls)
Elemen Pengendalian Umum
6.
Pengendalian Transmisi Data (Data
Transmission Controls)
7. Standar Dokumentasi (Documentation
Standards)
8. Sistem Pengamanan Interupsi
(Minimizing System Downtime)
9. Perencanaan Pemulihan Sistem
(Disaster Recovery Planning)
10. Perlindungan PC dan Jaringan
Client/Server (Protection of Personal
Computers and Client/Server Networks)
Elemen Pengendalian Aplikasi
(Application Controls)
1. Pengendalian input (source data
controls)
2. Validasi input (Input Validation
Routines)
3. On-Line Data Entry Controls
4. File Maintenance Controls
5. Output Controls
Pemisahan Fungsi Sistem
Fungsi-fungsi yang Perlu Dipisahkan:
1. Analisis Sistem
2. Pemrograman
3. Operator Sistem
4. Otorisasi Transaksi
5. Pustakawan SIA (AIS Librarian)
6. Pengawas Data
Pemisahan Fungsi Sistem
Tujuan Pemisahan Fungsi:
1. Untuk mengoptimalkan pelaksanaan tugas
masing-masing fungsi.
2. Untuk mencegah potensi penyalahgunaan
wewenang dan tanggung jawab.
Pertimbangan Dalam Menentukan Pemisahan
Fungsi:
1. Konsekuensi biaya dan tambahan manfaat.
2. Tingkat risiko penggabungan fungsi.
3. Efektifitas dan efisiensi pelaksanaan fungsi.
Pemisahan Fungsi Sistem
1. Analisis sistem. Fungsi analisis
sistem dan pemrograman harus
dipisahkan dari fungsi yang lain
untuk mencegah pengubahan
terhadap program aplikasi dan
data tanpa otorisasi.
Pemisahan Fungsi Sistem
2. Pemrograman. Pengubahan program harus
melalui otorisasi formal. Diskripsi tertulis
tentang perubahan program harus
diserahkan kepada manajer program untuk
mendapatkan persetujuan, dan sebelum
implementasi, modifikasi harus diuji secara
seksama.
3. Operator Sistem. Harus diadakan rotasi
operator komputer secara periodik, serta
diadakan pembatasan akses terhadap
dokumentasi program atau logic bagi
operator komputer.
Pemisahan Fungsi Sistem
4. Otorisasi transaksi. Personil pengawas
data harus memverifikasi tandatangan dan
kontrol total setiap batch input sebelum
menyerahkan input untuk diproses.
5. Pustakawan SIA (AIS Librarian).
Pustakawan SIA bertugas mengamankan
data base, file, dan program di lokasi
penyimpanan khusus yang disebut AIS
Library, namun demikian pustakawan tidak
diperkenankan memiliki hak untuk
mengakses komputer.
Pemisahan Fungsi Sistem
6. Pengawas data (data control).
Pengawas data memiliki tugas
meyakinkan bahwa source data telah
diotorisasi secara tepat, memonitor
arus pemrosesan data, merekonsiliasi
input dan output, meyakinkan
ketepatan koreksi atas kesalahan
input dan pemrosesannya kembali,
dan mendistribusikan output sistem.
Pengendalian Pengembangan SIA
TUJUAN: memastikan efektifitas dan
efisiensi proyek pengembangan SIA.
1. Long range master plan (rencana
induk jangka panjang), dirancang
untuk menciptakan rerangka kerja
proyek pengembangan SIA dalam
jangka panjang.
Pengendalian Pengembangan SIA
2. Project development plan (rencana
proyek pengembangan), adalah
perencanaan waktu dan biaya untuk
setiap tahap proyek SIA untuk evaluasi
kemajuan proyek.
3. Data processing schedule (skedul
pengolahan data), untuk
memaksimumkan pemanfaatan
perangkat komputer yang terbatas,
harus dibuat skedul pengolahan data.
Pengendalian Pengembangan SIA
4. Assignment of responsibility (penetapan
penanggungjawab), untuk setiap proyek
atau bagian dari proyek harus ditunjuk
seorang pemimpin team, yang
bertanggungjawab terhadap kesuksesan
proyek di bawah koordinasinya.
5. Periodik performance evaluation (evaluasi
kinerja secara periodik). Setiap job harus
dipecah menjadi beberapa modul
kemudian dilakukan evaluasi atas
penyelesaian setiap modul.
Pengendalian Pengembangan SIA
6. Postimplementation review (review
pasca implementasi). Review paska
implementasi diperlukan untuk
investigasi dan koreksi penyimpangan.
7. System performance measurements
(pengukuran kinerja sistem), misalnya
melalui penghitungan output berdasar
waktu (throughput), tingkat
pemanfaatan sistem, serta kecepatan
respon.
Pengendalian Akses Fisik
(Physical Access Controls)
Pembatasan akses terhadap
perangkat komputer untuk
mencegah kerusakan karena
adanya akses yang tak terkendali.
Pengendalian Akses Program
(Logical Access Controls)
1. Passwords
2. Physical possession identification  ID
Card
3. Biometric identification  identifikasi
karakteristik fisik, seperti sidik jari,
suara, retina mata, wajah, dan gaya
mengetik.
4. Compatibility tests  contoh dengan
mencocokkan ID dan password. Perlu
dibuat access control matrix
Pengendalian Penyimpanan Data
(Data Storage Controls)
1. External label, yaitu label yang
ditempelkan pada bagian luar
media penyimpan, misalnya
diskette.
2. Internal labels, yaitu label yang
berada di bagian dalam alat
penyimpan.
Pengendalian Penyimpanan Data
(Data Storage Controls)
3. Concurrent update controls, adalah
perlindungan terhadap data yang
dimutakhirkan oleh lebih dari satu
orang user, misalnya dengan cara
membuat penguncian secara
otomatis (locking out) pada saat
data sedang dimutakhirkan oleh
salah seorang user.
Pengendalian Transmisi Data
(Data Transmission Controls)
1. Data encryption (cryptography), yaitu
pengacakan format data pada saat
transfer data. Data yang diacak hanya
dapat dibaca dengan cara decryption.
2. Routing verification procedures, untuk
memastikan ketepatan pengiriman
data, misalnya dengan cara:
– Mutual authentication schemes 
komputer saling bertukar password.
– Dial-back systems.
Pengendalian Transmisi Data
(Data Transmission Controls)
3. Message acknowlegment techniques,
yaitu konfirmasi pengiriman data
secara elektronik.
4. Pengendalian transmisi data pada EDI
(electronic data interchange) dan EFT
(electronic funds transfer), misalnya
dengan cara:
• Pembatasan akses fisik
• Pembatasan akses logika
Standar Dokumentasi
(Documentation Standards)
•
Tujuan: untuk memudahkan komunikasi,
review, pelatihan pengguna sistem,
perawatan program, dan mencegah problem
saat terjadi penggantian tugas.
• Tiga kategori dasar dokumentasi:
1. Administrative documentation,
menguraikan standar dan prosedur
fasilitas pengolahan data, otorisasi
perubahan sistem, standar analisis
sistem, standar pemrograman, serta
prosedur penanganan file.
Standar Dokumentasi
(Documentation Standards)
2. Systems documentation, adalah
dokumentasi tentang rancangan
perangkat sistem
3. Operating documentation, adalah
dokumentasi tentang cara
pengoperasian atau penggunaan
sistem.
Sistem Pengamanan Interupsi
(Minimizing System Downtime)
1. Preventive maintenance atau
pengecekan dan pemeliharatan rutin.
2. Uniterruptible power system (UPS).
3. Fault tolerance (toleransi gangguan),
misalnya dengan penyediaan
komponen atau mesin cadangan.
Perencanaan Pemulihan Sistem
(Disaster Recovery Planning)
•
Tujuan dari perencanaan:




Meminimumkan tingkat kerusakan
sistem
Menyediakan peralatan alternatif untuk
pemrosesan data dan informasi
Memulihkan kemampuan operasi
secara normal secepat mungkin
Melatih dan membiasakan personil
dengan keadaan darurat.
Perencanaan Pemulihan Sistem
(Disaster Recovery Planning)
•
Elemen perencanaan pemulihan sistem:
 Prioritas proses pemulihan (priority for
the recovery process)
 Backup data dan file program.
 Penugasan khusus (specific
assignments)
 Kelengkapan dokumentasi (complete
documentation)
 Backup komputer dan fasilitas
telekomunikasi
Perlindungan PC dan Jaringan Client/Server
(Protection of Personal Computers and
Client/Server Networks)
1. Pengendalian interen (internal controls).
Prinsip pengendalian adalah pembatasan
akses fisik dan akses program.
2. Internet controls. pengamanan dari
penyusup (hackers) adalah dengan
firewall, yaitu kombinasi dari komputer,
software, dan jalur komunikasi untuk
melindungi jaringan sistem informasi
perusahaan.
Pengendalian input
(source data controls)
Berfungsi menjamin keakuratan, validitas
dan kelengkapan input.
1. Key verification. Key verification
dilakukan dengan cara pemasukan ulang
data ke dalam komputer,
membandingkan data, dan mengkoreksi
perbedaan jika ada.
Pengendalian input
(source data controls)
2. Check digit verification. Check digit adalah
angka yang besarnya ditentukan oleh angka
lain. Misalnya di dalam lima digit, digit
terakhir adalah hasil pengurangan jumlah
empat digit pertama terhadap angka tertinggi
berikutnya yang berakhir dengan nol, maka
anka 90614 akan memenuhi syarat, karena
20-16 = 4, tetapi angka 90615 tidak akan
memenuhi syarat, karena 20-16 tidak sama
dengan 5.
Pengendalian input
(source data controls)
3. Pengujian formulir bernomor urut
tercetak (prenumbered forms
sequence test)
4. Turnaround documents, yaitu
dokumen yang dikirim ke fihak
eksteren untuk dikembalikan lagi ke
perusahaan sebagai input sistem.
5. Pengujian Otorisasi transaksi
Pengendalian input
(source data controls)
6. Tanda khusus untuk dokumen yang telah
diproses (cancellation of documents)
7. Visual scanning, yaitu pengecekan
kelayakan dan ketepatannya, sebelum
masuk sistem.
8. Pengendalian data (data control function).
Data dicatat, diperiksa otorisasinya, dimonitor
proses pengolahannya, rekonsiliasi data
pada setiap tahap pengolahan, dan koreksi
untuk setiap kesalahan yang ditemukan.
Input Validation Routines
Tujuan: menguji validitas input yang
masuk ke dalam sistem.
Program untuk menguji validitas dan keakuratan
input, disebut dengan edit programs.
Pengecekan tertentu yang dilakukan disebut
dengan edit checks.
Dalam sistem pengolahan data on-line, edit
checks dilakukan pada saat proses pemasukan
data.
Input Validation Routines
1. Filed check¸ untuk menjamin ketepatan
jenis karakter dalam field.
2. Limit check, untuk menjamin kesesuaian
suatu jumlah angka dengan batasan yang
telah ditetapkan.
3. Range check, untuk menjamin kesesuaian
suatu jumlah angka dengan batas bawah
dan batas atas (lower and upper limit).
Semacam limit check tetapi dilengkapi
dengan batas atas dan batas bawah.
Input Validation Routines
4. Reasonableness test, untuk menjamin
kelayakan data. Misalnya, dalam satu
bulan terjadi kenaikan gaji dalam jumlah
yang tidak layak, misalnya
Rp5.000.000,00.
5. Redundant data check, untuk menjamin
kebenaran suatu data dengan
memanfaatkan dua jenis pengidentifikasi
data, misalnya nomor dan nama
pelanggan ditampilkan secara
bersamaan.
Input Validation Routines
4. Sequence check, untuk menjamin
kebenaran urutan data.
5. Sign check, untuk menjamin
kebenaran tanda aritmatika dalam
suatu field.
6. Validity check, untuk membandingkan
nomor ID atau kode transaksi dengan
nomor atau kode yang telah diotorisasi.
On-Line Data Entry Controls
1.
2.
3.
4.
Penerapan input validation routines
Penggunaan nomor ID dan passwords.
Compatibility tests
Prompting, adalah respon untuk
menentukan akseptabilitas data.
5. Preformatting, adalah display dokumen
transaksi (formulir) dalam layar monitor.
6. Completeness check, yaitu pengujian
kelengkapan isian data.
On-Line Data Entry Controls
1. Default value, yaitu sistem pengisian
data secara otomatis sesuai dengan
data yang diinginkan.
2. Pemasukan data secara otomatis
3. Closed-loop verification, yaitu
pemunculan seluruh data pada saat
suatu nomor atau data tertentu
dimasukkan ke dalam sistem.
On-Line Data Entry Controls
4. Transaction log, adalah sistem backup data transaksi.
5. Kejelasan pesan/informasi untuk
kesalahan pengolahan data.
File Maintenance Controls
1. Data currency checks, yaitu
sistem yang dirancang untuk
menjamin kekinian data.
2. Default values, adalah field yang
diisi dengan data standar karena
isian datanya sudah pasti.
File Maintenance Controls
3. Data matching, adalah sistem yang
dirancang untuk meyakinkan
kecocokan data sebelum langkah
pengolahan data dilanjutkan.
4. Exception reporting, yaitu sistem
yang dirancang untuk
menginventarisasi dan menyusun
laporan tentang data-data yang
bersifat tidak lazim.
File Maintenance Controls
5. External data reconciliation, yaitu
sistem rekonsiliasi antar data yang
disimpan divisi atau bagian yang
berbeda.
6. Control account reconciliation, yaitu
sistem rekonsiliasi antara buku besar
(control account) dengan buku
pembantu (master file/ subsidiary
ledger).
File Maintenance Controls
7. File security, yaitu sistem pengamanan
file yang bisa dilakukan dalam beragam
bentuk seperti log untuk file in and out,
internal and external labels, write
protection mechanisms, dan backup file
untuk disimpan di luar lokasi
perusahaan.
File Maintenance Controls
8. File conversion controls, yaitu
sistem pengendalian proses
konversi file untuk meyakinkan
bahwa proses konversi file berjalan
secara efektif.
9. Error logs, adalah rangkuman
seluruh kesalahan dalam suatu
catatan (log) tertentu. Jika
kesalahan sudah dibenarkan, status
log diubah dari open ke closed.
File Maintenance Controls
10. Error reporting, secara periodik
error log digunakan untuk
menyusun laporan yang berisi
jenis error dan penyebabnya.
Output Controls
1. Pengendalian distribusi output.
2. Pengendalian dokumen dan
laporan yang bersifat rahasia.
3. Pengendalian kelengkapan dan
keakuratan seluruh output.
Terimakasih
Download