BAB I PENDAHULUAN • Latar Belakang Ilmu sosial dan humaniora (budaya), konon merupakan kerja pemberian konteks terhadap pengalaman manusia agar pengalaman subjektif tersebut dapat dimengerti oleh khalayak luas. Setiap keping pengalaman manusia bisa dihubungkan dengan nyaris apa saja. Pembahasan, pengkajian, pengobservasian tentang kehidupan sosial manusia dalam masyarakat dilakukan. Bagaimana sikap hidup individu mempengaruhi dirinya, orang lain, serta kehidupan sekitarnya. Disini akan membahas bagaimana teori sosial yang terjadi di masyarakat • Rumusan Masalah A. Hakikat Perilaku Sosial Manusia • Manusia sebagai makhluk sosial • Makna Sosial • Tindakan Sosial • Teori Perubahan Sosial B. Paradigma dan Teori-Teori Sosiologi • Paradigma dan Fakta Sosial • Paradigma Definisi Sosial • Paradigma Perilaku Sosial C. Teori Kontruksi Sosial • Individu dan Masyarakat • Tradisi Budaya Masyarakat BAB II PEMBAHASAN A. Hakikat Perilaku Sosial Manusia 1 Manusia Sebagai Makhluk Sosial Manusia sebagai makhluk sosial, hidup tidak akan lepas dari pengaruh masyarakat, dan dilingkungan lebih besar. Manusia tidak lepas dari pengaruh orang lain. Pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain. Ada kebutuhan sosial untuk hidup berkelompok dengan orang lain. Manusia berinteraksi, dimana manusia tidak akan bisa hidup kalu tidak hidup ditengah-tengah manusia. Tanpa bantuan manusia lainnya manusia tidak bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya 2. Makna Sosial Pengertian sosial menurut beberapa ahli: -Lewis Sosial adalah sesuatu yang dicapai, dihasilkan dan ditetapkan dalam interaksi sehari-hari antara warga negara dan pemerintahannya -Keith Jacob Sosial adalah sesuatu yang dibangun dan terjadi dalam sebuah situs komunitas -Enda MC Sosial adalah cara tentang bagaimana para individu saling berhubungan - Lena Domineli Sosial adalah merupakan bagian yang tidak utuh dari sebuah hubungan manusia sehingga membutuhkan pemakluman atas hal-hal yang bersifat rapuh di dalamnya. Sosial dapat berarti kemasyarakatan. Sosial adalah keadaan dimana terdapat kehadiran orang lain. Kehadiran itu bisa nyata dilihat dan dirasakan, namun juga bisa hanya dalam bentuk imajinasi. Setiap bertemu orang meskipun hanya melihat atau mendengarnya saja, itu termasuk situasi sosial. Begitu juga ketika individu sedang menelpon, atau chatting (ngobrol) melalui internet. Pun bahkan setiap kali ia membayangkan adanya orang lain, misalkan mengingat ibu bapa,, semuanya itu termasuk sosial. Pada saat sendirian, individu tidak sedang dalam pengaruh siapapun. Hampir semua aspek kehidupan manusia berada dalam situsi sosial 3. Tindakan Sosial Tindakan sosial adalah bagian dari perilaku sosial. Perilaku sosial adalah perilaku yang terjadi dalam situasi sosial, yakni bagaimana orang berpikir, merasa, dan bertindak karena kehadiran orang lain. Pertama, berpikir dalam situasi sosial. Kedua, merasa dalam situasi sosial. Sebagian besar situasi sosial melibatkan perasaan. Ketiga, bertindak dalam situasi sosial. Inilah langkah kongkret individu yang bisa dilihat orang lain dalam situasi sosial. Sangat beragam bentuk-bentuk tindakan sosial manusia. Tindakan sosial sangat dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan atau emosi. Tidak ada tindakan sosial yang terjadi tanpa pengaruh keduanya. 4. Teori Perubahan sosial Perubahan sosial terjadi ketika masyarakat mendapati dampak dari era globalisas. Ada teori tentang perubahan sosial, yaitu sangat berpengaruh dalam bagaimana dan cara masyarakat mendapat efek dari era globalisasi (Teori Evolusi ) ( Evolution Theory ) Teori ini pada dasarnya berpijak pada perubahan yang memerlukan proses yang cukup panjang. Terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui untuk mencapai perubahan yang diinginkan. Ada bermacam-macam teori tentang evolusi. Teori tersebut digolongkan ke dalam : a. Unilinear Theories of Evolution Teori ini berpendapat bahwa manusia dan masyarakat termasuk kebudayaannya akan mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan-tahapan tertentu dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks dan akhirnya sempurna. Pelopor teori ini antara lain Auguste Comte dan Herbert Spencer. b. Universal Theories of Evolution Teori ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi tertentu. Prinsip teori ini adalah bahwa masyarakat merupakan hasil perkembangan dari kelompok homogen menjadi kelompok yang heterogen. c. Multilined Theories of Evolution Teori ini lebih menekankan pada penelitian terhadap tahap tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Misalnya mengadakan penelitian tentang perubahan sistem mata pencaharian dari sistem berburu ke sistem pertanian menetap dengan menggunakan pemupukan dan pengairan. Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, ada beberapa kelemahan dari Teori Evolusi yang perlu mendapat perhatian, di antaranya adalah sebagai berikut.. a. Data yang menunjang penentuan tahapan-tahapan dalam masyarakat seringkali tidak cermat. b. Urut-urutan dalam tahap-tahap perkembangan tidak sepenuhnya tegas, karena ada beberapa kelompok masyarakat yang mampu melampaui tahapan tertentu dan langsung menuju pada tahap berikutnya. Sebaliknya, ada kelompok masyarakat yang justru berjalan mundur, tidak maju seperti yang diinginkan oleh teori ini. c. Pandangan yang menyatakan bahwa perubahan sosial akan berakhir pada puncaknya, ketika masyarakat telah mencapai kesejahteraan, karena apabila perubahan merupakan sesuatu yang konstan, ini berarti bahwa setiap urutan tahapan perubahan akan mencapai titik akhir. Padahal perubahan merupakan sesuatu yang bersifat terus menerus sepanjang manusia melakukan interaksi dan sosialisasi. B. Paradigma Sosiologi • Fakta Sosial Diangkat dari tulisan Emile Durkheim, yang menggambarkan sasaran kajian sosiologi, yang disebutnya sebagai fakta sosial. Menurutnya, fakta sosial adalah barang sesuatu yang berbeda yang menjadi objek kajian seluruh ilmu pengetahuan yang dapat dipahami melalui pengumpulan data ril diluar pemikioran manusia. Fakta sosial tersebut terbagi menjadi duam yaitu dalam bentuk material yang berupa barang sesuatu yang dapat diobservasi, contohnya norma hukum, dan yang lainnya dalam bentuk non material , merupakan fenomena yang terkandung dalam diri manusia sendiri, hanya muncul dalam kesadaran manusia, contohnya kelompok, egoisme. • Paradigma Fakta Sosial Paradigma fakta sosial memiliki asumsi dasar bahwa, terdapat keajegan dalam dunia kehidupan manusia, didalamnya terdapat perubahan dalam suatu waktu tertentu. Paradigma ini mempunyai empat teori dominan, yaitu : a. Teori Struktural Fungsional (oleh Robert King Merton ) Manusia adalah aktor yang memiliki kemampuan untuk melakukan serangkaian pilihan dalam tindakannya ,disebut cara-cara , yang dipengaruhi norma, nilai, tujuan yang ingin dicapainya serta situasi kondisi dimana tindakan itu akan dilakukan. Secara umum, teori struktural fungsional memiliki tujuh asumsi untuk menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat, yaitu : • masyarakat harus dianalisis sebagai bagian yang slaing berinteraksi • hubungan yang ada bisa bersifat satu arah, atau bersifat timbal balik • sistem sosial yang ada bersifat dinamis, penyesuaian yang ada tidak perlu banyak mengubah sistem sebagzi suatu kesatuan • integrasi yangs sempurna di msyarakat , senantiasa timbul ketegangan-ketengangan dan prnyimpangan yang akan dinetralisir lewat proses pelembagaan • perubahan-perubahan akan berjalan secara gradual dan perlahan-;ahan sebagai suatu proses adaptasi dan penyesuaian • perubahan adalah hasil penyesuaian dari luar, tumbuh oleh adanya difrensiasi dan inovasi • sistem diintregasikan lewat pemilikan nilai-nilai yang sama b.. Teori Konflik ( oleh Karl Marx) Teori ini mempunyai beberapa asumsi, antara lain : • Manusia sebagai makhluk hidup memiliki sejumlah kepentingan yang paling dasar, dan mereka berusaha mendapatkannya • Kekuasaan mendapatkan penekana sebagai pusat hubungan sosial, ia terbagi secara merata, merupakan sumber konflik • ideologi dan nilai-nilai yang dipandang sebagai senjata yang digunakan oleh kelompok-kelompok berbeda, dan bukan merupakan sarana untuk mencapai intregasi dan mengembangkan identitas bangsa • Paradigma Teori Definisi Sosial Sebuah tindakan dianggap sebagi tindakan sosial. Sasaran kajian sosiologi meliputi : 1) Tindakan manusia yang bermakna subjektif, meliputi tindakan nyata 2) Tindakan nyata yang bersifat batiniah dan subjektif 3) Tindakan yang meliputi prngaruh positif dari suatu situasi 4) Tindakan itu doarahkan kepada individu 5) Tindakan itu memperhatikan tindakan orang lain dan terarah kepada orang lain Teori-teori yang dikaitkan dengan paradigma ini adalah teori interaksionisme simbolik, teori aksi dan teori fenomologi. Teori aksi disebut sebagai jembatan paradigma ,karena mencoba melakukan sintesa antara paradigma fakta sosial dan definisi sosial. Teori interaksionisme simbolik mengungkapkan adanya faktor kesadaran , penghayatan, dan pertimbangan kemanfaatan dalam tindakan individu. Sehingga jika ada rangsangan terlebih dahulu disadari baru kemudian ditindaklanjuti # Teori Fenomologi # Alfred Shutz menekankan adanya hubungan antara pengetahuan dengan prilaku manusia sehari-hari agar manusia menjadi mahluk sosial .Fenomenologi memberikan makna tentang obyek yang berupa ide, nilai, budaya, norma sebagai pusat organisasi masing-masing anggotanya, diantaranya: a.Eksternalisasi, yaitu suatu pencurahan kedirian manusia secara terus menerus ke dalam dunia, baik dalam aktivitas fisik maupun mentalnya b.Obyektifitas, yaitu disandangnya produk-produk aktivitas itu (baikfisis maupun mental), c.Internalisasi, yaitu peresapan kembali realitas tersebut oleh manusia,dan mentransformasikannya kembali dari struktur dunia obyektif ke dalam struktur kesadaran subyektif. Fenomenologi menerobos fenomena untuk dapat mengetahui makna (hakikat) terdalam dari fenomena tersebut. Menurut Alferd Shutz berpendirian bahwa tindakan manusia menjadi suatu hubungan sosial bila manusia memberikan arti atau makna tertentu terhadap tindakan itu, dan manusia itu. Memahami pula tindakannya itu sebagai sesuatu tindakan sangat menentukan kelangsungan proses interaksi sosial. Baik sebagai aktor yang bertindak maupun bagi pihak lain yang akan menerjemahkan dan bereaksi. Paradigma fakta sosial dan definisi sosial sebagai perspektif yang bersifat mistik, dalam arti mengandung sesuatu persoalan yang bersifat teka-teki, tidak dapat diterangkan secara rasional. Paradigma fakta sosial dinilai mengandung ide yang bersifat tradisional khususnya mengenai nilai-nilai sosial • Paradigma Perilaku Sosial Paradigma perilaku sosial memusatkan perhatiannya kepada antar hubungan antara individu dan lingkungannya yang terdiri atas bermacam-macam obyek sosial dan non sosial yang menghasilkan akibat-akibat atau perubahan dalam faktor lingkungan yang menimbulkan perubahan terhadap tingkah laku. Teori yang tergabung adalah Teori Behavioral Sociology dan Teori Exchange. Tokoh aliran ini antara lain : BF Skinner dan George Homans. Fokus utama paradigma ini pada hadiah yang menimbulkan perilaku yang diinginkan dan hukuman yang mencegah perilaku yang tak diinginkan Paradigma Perilaku sosial mampu menerangkan dan memberikan penjelasan secara lebih nyata (tampak). Bagi paradigma perilaku sosial, individu kurang sekali memiliki kebebasan. Tanggapan yang diberikannya ditentukan oleh sifat dasar stimulus yang datang dari luar dirinya. Jadi tingkah laku manusia lebih bersifat mekanik. # Teori Perilaku Sosial # Teori ini dikembangkan oleh Burrhus Frederic Skinner .Teori Perilaku Sosial biasa juga disebut Teori belajar dalam Ilmu Psikologi. Konsep dasar dari teori ini adalah ganjaran (reward). Teori ini lebih menitikberatkan pada tingkah laku aktor dan lingkungan. Respon muncul karena adanya penguatan. Ketika dia mengeluarkan respon tertentu pada kondisi tertentu, maka ketika ada penguatan atas hal itu, dia akan cenderung mengulangi respon tersebut hingga akhirnya dia berespon pada situasi yang lebih luas. Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus respon akan semakin kuat bila diberi penguatan Asumsi Dasar 1. Behavior is lawful (perilaku memiliki hukum tertentu) 2. Behavior can be predicted (perilaku dapat diramalkan) 3. Behavior can be controlled (perilaku dapat dikontrol) # Teori Pertukaran Sosial # Tokoh utamanya George Homans. Teori ini dibangun sebagai reaksi terhadap paradigma fakta sosial. Menurut Homans, teori ini “membayangkan perilaku sosial sebagai pertukaran aktivitas, nyata atau tak nyata, dan kurang lebih sebagai pertukaran hadiah atau biaya, sekurangkurangnya antara dua orang. Bahwa teori pertukarannya berasal dari psikologi perilaku dan ilmu ekonomi dasar (teori pilihan rasional). Sebenarnya Homans menyesal menamakan teorinya “teori pertukaran” karena ia melihatnya sebagai penerapan psikologi perilaku pada situasi khusus. Bentuk pertukaran sosial (5 proposisi) : 1. Proposisi keberhasilan. Jika tindakannya sering mendapatkan ganjaran, maka akan semakin sering dilakukan. 2. Proposisi stimulus. Jika stimulus merupakan kondisi dimana seseorang mendapatkan ganjaran, maka semakin besar kemungkinan mengulangi seperti pada waktu lalu. 3. Proposisi nilai. Semakin bermanfaat maka akan semakin sering kemungkinan tindakan tersebut diulangi. 4. Proposisi kejenuhan kerugian. Semakin sering seseorang mendapatkan ganjaran yang isitimewa, maka bagian yang lebih mendalam dari ganjaran tsb mejadi kurang bermakna bagi orang lain. 5. Proposisi persetujuan dan perlawanan. Jika tidak mendapat ganjaran atau hukuman yang tidak diharapkan, besar kemungkinan orang tsb akan melakukan perlawanan Jika dapat ganjaran atau lebih, maka akan menunjukan tingkah laku persetujuan. C. Teori Kontruksi Sosial Teori ini merupakan kelanjutan pendekatan dan teori fenomologi. Teori struktural fungsioanal yang berada didalam paradigma fakta sosial terlalu melebih-lebihkan peran struktur di dalam mempengaruhi perilaku manusia. Teori tindakan yang berada di dalam paradigma definisi sosial, terlalu melebih lebihkan individu sebagai aktor yang memiliki kemampuan untuk menentukan tindakan tat terlepads dari struktur luarnya. Manusia memiliki kebebasan untuk mengekspresikan dirinya tanpa terikat dengan struktur dimana ia berada. Manusia memiliki subjektivitasnya sendiri. Manusia adalah agen bagi dirinya sendiri, artinya ada arena subjektivitas pada diri individu ketika ia mengambil tindakan, didalam dunia sosial melalui kesadarannya. Manusia menjadi agen didalam kontruksi aktif dari realitas sosial, dimana ketika mereka melakukan tindakan tergantungm pada pemahaman atau pemberian makna pada tindakan mereka. Teori ini digunakan untuk memahami tradisi islam lokal pesisir, dengan pertimbangan : • realitas sosial berupa tindakan sosial dalam kehidupan sehari-hari , seperti ritual keagamaan • yang ada dibalik tindakan (noumena) fenomena, berupa penampakan berbagai kegiatan upacara lingkaran hidup • tindakan sosial dipahami dari konteks ruang dan waktu diamana aktivitas itu berada • tindakan rasional dalam upacara keagamaan dilakukan dengan penuh kesadaran dalam menghadapi struktur sosio budaya, agama • Individu dan Masyarakat Dunia noumena adalah pengalaman individu yang direfleksikan dalam bentuk fenomena atau tindakan yang penug dengan makna. Kenyataan sosial adalah sesuatu yang tersirat didalam pergaulan sosial yang diungkapkan secara sosial melalui komunikasi lewat bahasa, , bekerja sama lewat organisasi sosial, dan sebagainya. Kenyataan sosial ini ditemukan dalam pengalaman intersubjektif. Sedangkan pengetahuan mengenai kenyataan sosial ialah berkaitan dengan penghayatan kehidupan bermasyarakat dengsn segala aspeknya meliputi kogniti, psikomotoris, emosional, dan intuitif. Terdapat subjektivitas dan objektivitas didalam kehidupan manusia dan masyarakat Masyarakat merupakan kenyataan objektif dan sekaligus sebagai kenyataan subjektif. Sebagai kenyataan objektif masyarakat sepertinya berada diliuar diri manusia dan berhadapan dengannya. Sedangkan sebagai kenyataan subjektif individu berada didalam masyarakat itu sebagai bagian tak terpisahkan. Individu adalah pembentuk masyarakat, dan masyarakat adalah pembentuk individu. Kenyataan tersebut bersifat ganda dan bukan tunggal yaitu kenyataan subjektif dan objektif. Kenyataan objektif ialah kenyataan yang berada diluar diri manysia, sedngkan kenyartaan subjektif adalah kenyataan yang berada didalam diri manusia. Eksternalisasai adalah penyesuaian diri dengan dunia sosio kultural sebagai produk manusia. Objektivasi adalah intraksi sosial dalam dunia intersubjektiv yang dilembagakan atau mengalami proses instituanisasin. Internalisasi adalah individu mengidentifikasikan diri ditengsh-tengah lembaga sosial dimana individu tersebut menjadi anggotnya. Masyarakat adalah produk individu sehingga menjadi kenyataan objektif melalui proses eksternalisasi dan indivdu juga produk masyarakat melaui proses internalisasi Di dalam kehidupan ini , ada aturan-aturan atau hukum-hukum yang menjadi pedoman bagi berbagai institusi sosial. Aturan itu adalah produk manusia untuk melestarikan keteraturan sosial, sehingga meski aturan didalamnya mengekang sifatnya, tidak menutup kemungkinan akan adanya 'pelanggaran' yang dulakukan oleh individu. Pelanggaran ini disebabkan oleh ketidakmampuan individu untuk menyesuaikan dengan aturan yang dugunakan untuk memelihara ketertiban sosial tersebut atau proses eksternalisasi yang berubah-ubahdari individu. Karena itu, problem perubahan berada didalam proses eksternalidasi ini. Didalam masyarakat yang mengedepankan 'ketertiban sosial'. Individu berusaja sekeras mungkin untuik menyesuaikan diri dengan peranan-peranan sosial yang sudah dilembagakan • Tradisi Budaya Masyarakat Pada masyarakat tradisional, media enkulturasi kebudayaan berupa tradisi lisan yang berlangsung dari generasi ke generasi. Tradisi lisan yang berkembang dalam masyarakat berupa nyanyian rakyat, puisi rakyat, isyarat dan gerak, serta upacara tradisional. Pada saat ini upacara tradisional yang merupakan tradisi penyampaian pesan budaya yang telah lama digunakan jauhsebelum manusia mengenal tulisan terus berlanjut mengenal tulisan masih terus berlanjut. Sebagian besar masyarakat memelihara upacara tradisi itu untuk keperluan berbagai kepentingan. Masyarakat pendukung tradisi itu memelihara upacara tradisi sebagai hal yang sudah biasa karena sejak lahir merek telah mengikuti kebiasaan itu. Misalnya upacara Garebeg Maulud di Keraton Yogyakarta . Disini terlihat bagaimana tindakan sosial masyarakat, salin berhubungan dan mempengaruhi ,aplikasi dari teori-teori sosial terjabarkan BAB III PENUTUP • Kesimpulan Manusia sebagai makhluk sosial, hidup tidak lepas dari pengaruh orang lain dalam kehidupan bermasyarakat, dan dilingkungan lebih besar. Pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain. Manusia bersosialisasi, berinteraksi, bermasyarakat, melakukan tindakan sosial yang mempengaruhi kehidupan sekitarnya, saling memberikan pengaruh. Manusia dan masyarakat termasuk kebudayaannya akan mengalami perkembangan dan terus melakukan perubahan. Teoriteori sosial mengungkapkan bagaimana manusia bertindak, membuat perubahan sosial yang akan terus berkelanjutan n. Masyarakat dalam aplikasi teori sosialnya terus tumbuh berkembang dan mempunyai karakteristik kebudayaan yang beranekaragam