BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Tentang Nilai-Nilai Sosial a. Pengertian Nilai Sosial Menurut Horton dan Hunt dalam J.Dwi Narwoko & Bagong Suyanto (2004: 35) nilai adalah gagasan mengenai apakah suatu pengalaman berarti atau tidak berarti. Nilai pada hakikatnya mengarahkan perilaku dan pertimbangan seseorang, tetapi tidak menghakimi apakah sebuah perilaku tertentu salah atau benar. Nilai adalah suatu bagian penting dari kebudayaan. Suatu tindakan dianggap sah artinya secara moral dapat diterima kalau harmonis dengan nilai-nilai yang disepakati dan dijunjung oleh masyarakat di mana tindakan itu dilakukan. Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh, orang menanggap menolong memiliki nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk. Di bawah ini akan dijelaskan lebih lanjut beberapa definisi nilai sosial dari beberapa ahli Menurut Horton dan Hunt dalam J.Dwi Narwoko & Bagong Suyanto (2004: 35) yaitu 1) Woods mendefinisikan nilai sosial sebagai petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas harus melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut masyarakat. tak heran apabila 13 antara masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain terdapat perbedaan tata nilai. Contoh, masyarakat yang tinggal di perkotaan lebih menyukai persaingan karena dalam persaingan akan muncul pembaharuan-pembaharuan. Sementara pada masyarakat tradisional lebih cenderung menghindari persaingan karena dalam persaingan akan mengganggu keharmonisan dan tradisi yang turuntemurun. 2) Drs. Suparto mengemukakan bahwa nilai-nilai sosial memiliki fungsi umum dalam masyarakat. Di antaranya nilai-nilai dapat menyumbangkan seperangkat alat untuk mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku. Selain itu, nilai sosial juga berfungsi sebagai penentu terakhir bagi manusia dalam memenuhi peranan-peranan sosial. Nilai sosial dapat memotivasi seseorang untuk mewujudkan harapan sesuai dengan peranannya. Contohnya ketika menghadapi konflik, biasanya keputusan akan diambil berdasarkan pertimbangan nilai sosial yang lebih tinggi. Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat solidaritas di kalangan anggota kelompok masyarakat. Dengan nilai tertentu anggota kelompok akan merasa sebagai satu kesatuan. Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat pengawas (kontrol) perilaku manusia dengan daya tekan dan daya mengikat tertentu agar orang berprilaku sesuai dengan nilai yang dianutnya. 3) Kimball Young Mengemukakan nilai sosial adalah asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang dianggap penting dalam masyarakat. 14 4) A.W.Green Nilai sosial adalah kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai emosi terhadap objek. 5) M.Z.Lawang Menyatakan nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan,yang pantas, berharga,dan dapat mempengaruhi perilaku sosial dari orang yang bernilai tersebut. 6) D.Hendropuspito. Menyatakan nillai sosial adalah segala sesuatu yang dihargai masyarakat karena mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan kehidupan manusia. 7) Prof Dr Notonegoro, nilai sosial dibagi menjadi 3: Nilai material, yakni segala sesuatu yang berguna bagi unsur fisik manusia, misalnya makanan, air, atau pakaian. Nilai vital, yakni segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan kegiatan dan aktivitas. Nilai kerohanian, yakni segala sesuatu yang berguna bagi batin atau kerohanian manusia. Nilai (value) mengacu pada pertimbangan terhadap suatu tindakan, benda, cara untuk mengambil keputusan apakah sesuatu yang bernilai benar (mempunyai nilai kebenaran), indah (nilai keindahan/estetik), religius (nilai ketuhanan). Nilai merupakan kumpulan sikap dan perasaan-perasaan yang diwujudkan melalui perilaku yang mempengaruhi perilaku sosial orang yang memiliki nilai. Nilai merupakan sikapsikap dan perasaan yang diterima secara luas oleh masyarakat dan merupakan dasar untuk merumuskan yang benar dan penting. Nilai sosial lahir dari kebutuhan kelompok sosial akan seperangkat ukuran untuk mengendalikan beragam kemauan warganya yang senantiasa berubah dalam 15 berbagai situasi. Suatu masyarakat akan tahu mana yang baik dan mana atau buruk, benar atau salah, dan boleh atau dilarang. Nilai sosial yang terbukti langgeng dan (tahan zaman) akan membaku menjadi sistem nilai budaya. Berdasarkan sistem yang abstrak dinamika kehidupan masyarakat menjadi terarah dan stabil. b. Ciri-Ciri Nilai Sosial Bagong suyanto(2004: 35) ciri-ciri nilai sosial adalah sebagai berikut: 1) Tercipta dari proses interaksi antar manusia secara intensif dan bukan perilaku yang dibawa sejak lahir. 2) Ditransformasikan melalui proses belajar yang meliputi sosialisasi, akulturasi, dan difusi. 3) Berupa ukuran atau peraturan sosial yang turut memenuhi kebutuhankebutuhan sosial. 4) Berbeda-beda pada tiap kelompok manusia. 5) Masing-masing nilai mempunyai efek yang berbeda-beda bagi tindakan manusia. Dapat mempengaruhi kepribadian individu sebagai anggota masyarakat. 6) Konstruksi masyarakat yang tercipta melalui interaksi sosial antarwarga masyarakat. Artinya nilai sosial merupakan sebuah bangunan kukuh yang berisi kumpulan aspek moral dan mentalitas yang baik yang tercipta dalam sebuah masyarakat melalui interaksi yang dikembangkan oleh anggota kelompok tersebut. 16 7) Ditransformasikan dan bukan dibawa dari lahir. Artinya tidak ada seorangpun yang sejak lahir telah dibekali oleh nilai sosial. Mereka akan mendapatkannya setelah berada di dunia dan memasuki kehidupan nyata. Hal ini karena nilai sosial diteruskan dari satu orang atau kelompok kepada orang atau kelompok lain melalui proses sosial, seperti kontak sosial, komunikasi, interaksi, sosialisasi, difusi, dan lain-lain. 8) Terbentuk melalui proses belajar. Nilai sosial diperoleh individu atau kelompok melalui proses pembelajaran secara bertahap, dimulai dari lingkungan keluarga. Proses ini disebut dengan sosialisasi, di mana seseorang akan mendapatkan gambaran tentang nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. 9) Nilai memuaskan manusia dan dapat membantu manusia dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosialnya. Artinya dengan nilai manusia mampu menentukan tingkat kebutuhan dan tingkat pemenuhan kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari. Kesesuaian antara kemampuan dan tingkat kebutuhan ini akan mengakibatkan kepuasan bagi diri manusia. 10) Sistem nilai sosial bentuknya beragam dan berbeda antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain. Mengingat kebudayaan lahir dari perilaku kolektif yang dikembangkan dalam sebuah kelompok masyarakat, maka secara otomatis sistem nilai sosial yang terbentuk juga berbeda, sehingga terciptalah sistem nilai yang bervariasi. 17 11) Masing-masing nilai mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap setiap orang dalam masyarakat. Artinya tingkat penerimaan nilai antarmanusia dalam sebuah kelompok atau masyarakat tidak sama, sehingga menimbulkan pandangan yang berbeda-beda antara satu dan yang lainnya. 12) Nilai-nilai sosial memengaruhi perkembangan pribadi seseorang, baik positif maupun negatif. Adanya pengaruh yang berbeda akan membentuk kepribadian individu yang berbeda pula. Nilai yang baik akan membentuk pribadipribadi yang baik, begitupun yang sebaliknya. Contohnya orang yang hidup dalam lingkungan yang lebih mengutamakan kepentingan individu daripada kepentingan kelompok mempunyai kecenderungan membentuk pribadi masyarakat yang egois dan ingin menang sendiri. 13) Asumsi-asumsi dari bermacam-macam objek dalam masyarakat. Asumsi adalah pandangan-pandangan orang mengenai suatu hal yang bersifat sementara karena belum dapat diuji kebenarannya. Biasanya asumsi-asumsi ini bersifat umum serta melihat objek-objek faktual yang ada dalam masyarakat. c. Klasifikasi Nilai Sosial. Berdasarkan ciri-cirinya, nilai sosial dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu nilai dominan dan nilai mendarah daging (internalized value). 1. Nilai dominan Nilai dominan adalah nilai yang dianggap lebih penting daripada nilai lainnya. Ukuran dominan tidaknya suatu nilai didasarkan pada hal-hal berikut. 18 a. Banyak orang yang menganut nilai tersebut. Contoh, sebagian besar anggota masyarakat menghendaki perubahan ke arah yang lebih baik di segala bidang, seperti politik, ekonomi, hukum, dan sosial. b. Berapa lama nilai tersebut telah dianut oleh anggota masyarakat. c. Tinggi rendahnya usaha orang untuk dapat melaksanakan nilai tersebut. Contoh, orang Indonesia pada umumnya berusaha pulang kampung (mudik) di hari-hari besar keagamaan, seperti Lebaran atau Natal. d. Prestise atau kebanggaan bagi orang yang melaksanakan nilai tersebut. Contoh, memiliki mobil dengan merek terkenal dapat memberikan kebanggaan atau prestise tersendiri. 2. Nilai mendarah daging (internalized value) Nilai mendarah daging adalah nilai yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan sehingga ketika seseorang melakukannya kadang tidak melalui proses berpikir atau pertimbangan lagi (bawah sadar). Biasanya nilai ini telah tersosialisasi sejak seseorang masih kecil. Umumnya bila nilai ini tidak dilakukan, ia akan merasa malu, bahkan merasa sangat bersalah. Contoh, seorang kepala keluarga yang belum mampu memberi nafkah kepada keluarganya akan merasa sebagai kepala keluarga yang tidak bertanggung jawab. Demikian pula, guru yang melihat siswanya gagal dalam ujian akan merasa gagal dalam mendidik anak tersebut. Bagi manusia, nilai berfungsi sebagai landasan, alasan, atau motivasi dalam segala tingkah laku dan 19 perbuatannya. Nilai mencerminkan kualitas pilihan tindakan dan pandangan hidup seseorang dalam masyarakat. Rangkaian nilai sosial (sistem sosial) menurut Notonegoro dalam Idianto M. (2004: 110) yang sangat kompleks dapat dikelompokkan seperti berikut. 1) Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia atau benda-benda nyata yang dapat dimanfaatkan sebagai kebutuhan fisik manusia. 2) Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia agar dapat melakukan aktivitas atau kegiatan dalam kehidupannya. 3) Nilai rohani, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi pemenuhan kebutuhan rohani (spiritual) manusia yang dapat bersifat universal. Nilai rohani dibedakan menjadi: 1) Nilai kebenaran dan nilai empiris, yaitu nilai yang bersumber dari proses berpikir teratur menggunakan akal manusia dan ikut dengan fakta-fakta yang telah menjadi (logika, rasio). 2) Nilai keindahan, yaitu nilai-nilai yang bersumber dari unsur rasa manusia (perasaan dan estetika). 3) Nilai moral, yaitu nilai sosial yang berkenaan dengan kebaikan dan keburukan, bersumber dari kehendak atau kemauan (karsa dan etika). 20 4) Nilai religius, yaitu nilai ketuhanan yang berisi kenyakinan/kepercayaan manusia terhadap Tuhan Yang maha Esa. d. Peran Nilai Sosial Nilai sosial dalam Idianto M. (2004: 111) memiliki peran sebagai berikut: 1) Alat untuk menentukan harga sosial, kelas sosial seseorang dalam struktur stratifikasi sosial, misalnya kelompok ekonomi kaya (upper class), kelompok masyarakat menengah (middle class) dan kelompok masyarakat kelas rendah (lower class). 2) Mengarahkan masyarakat untuk berpikir dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat (berperilaku pantas). 3) Memotivasi dan memberi semangat pada manusia untuk mewujudkan dirinya dalam perilaku sesuai dengan yang diharapkan oleh peran-perannya dalam mencapai tujuan. 4) Alat solidaritas atau mendorong masyarakat untuk saling bekerja sama untuk mencapai sesuatu yang tidak dapat dicapai sendiri. 5) Pengawas, pembatas, pendorong dan penekan individu untuk selalu berbuat baik. 21 e. Jenis-Jenis Nilai Sosial Di masyarakat kita dapat menjumpai berbagai nilai yang dianut demi kebaikan bersama anggota masyarakat. Ada beberapa jenis nilai sosial dilihat dari sifat, ciri, dan tingkat keberadaannya. 1. Berdasarkan Sifatnya Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal tujuh jenis nilai dilihat dari sifatnya, yaitu nilai kepribadian, kebendaan, biologis, kepatuhan hukum, pengetahuan, agama, dan keindahan. a. Nilai kepribadian, yaitu nilai yang dapat membentuk kepribadian seseorang, seperti emosi, ide, gagasan, dan lain sebagainya. b. Nilai kebendaan, yaitu nilai yang diukur dari kedayagunaan usaha manusia untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Biasanya jenis nilai ini disebut dengan nilai yang bersifat ekonomis. c. Nilai biologis, yaitu nilai yang erat hubungannya dengan kesehatan dan unsur biologis manusia. Misalnya dengan melakukan olahraga untuk menjaga kesehatan. d. Nilai kepatuhan hukum, yaitu nilai yang berhubungan dengan undang-undang atau peraturan negara. Nilai ini merupakan pedoman bagi setiap warga negara agar mengetahui hak dan kewajibannya. 22 e. Nilai pengetahuan, yaitu nilai yang mengutamakan dan mencari kebenaran sesuai dengan konsep keilmuannya. f. Nilai agama, yaitu nilai yang berhubungan dengan agama dan kepercayaan yang dianut oleh anggota masyarakat. Nilai ini bersumber dari masing-masing ajaran agama yang menjelaskan sikap, perilaku, perbuatan, perintah, dan larangan bagi umat manusia. g. Nilai keindahan, yaitu nilai yang berhubungan dengan kebutuhan akan estetika (keindahan) sebagai salah satu aspek dari kebudayaan. 2. Berdasarkan Tingkat Keberadaannya Kita mengenal dua jenis nilai berdasarkan tingkat keberadaannya, yaitu nilai yang berdiri sendiri dan nilai yang tidak berdiri sendiri. 1) Nilai yang berdiri sendiri, yaitu suatu nilai yang diperoleh semenjak manusia atau benda itu ada dan memiliki sifat khusus yang akhirnya muncul karena memiliki nilai tersebut. Contohnya pemandangan alam yang indah, manusia yang cantik atau tampan, dan lain-lain. 2) Nilai yang tidak berdiri sendiri, yaitu nilai yang diperoleh suatu benda atau manusia karena bantuan dari pihak lain. Contohnya seorang siswa yang pandai karena bimbingan dan arahan dari para gurunya. Dengan kata lain nilai ini sangat bergantung pada subjeknya. 23 B. Tinjauan Tentang Pasar Modern dan Pasar Tradisional Pasar adalah tempat bertemunya calon penjual dan calon pembeli barang dan jasa. Di pasar antara penjual dan pembeli akan melakukan transaksi. Transaksi adalah kesepakatan dalam kegiatan jual-beli. Syarat terjadinya transaksi adalah ada barang yang diperjual belikan, ada pedagang, ada pembeli, ada kesepakatan harga barang, dan tidak ada paksaan dari pihak manapun. Seiring perkembangan kota, pasar menjadi lahan interaksi masyarakat yang kompleks. Perubahan sosial ditunjukkan secara nyata dengan hadirnya pasar modern diberbagai kota. Hal ini karena disebabkan masyarakat perkotaan sangat terbuka menerima berbagai hal yang bersifat modern dari luar. Kabupaten Maros khususnya, salah satu kota berkembang yang sampai hari ini sibuk membenahi infrastruktur dan berbagai macam kebutuhan masyarakat kota, diantaranya telah hadir pasar modern (pasar swalayan) yang mampu menggeser keberadaan pasar tradisional. Hal ini dilihat dari antusiaisme masyarakat perkotaaan yang secara aktif berbelanja di pasar modern. Sejalan dengan waktu, pasar modern telah memberikan kebutuhan masyarakat perkotaan, baik itu pelayanan, harga barang yang terjangkau, keamanan dan kenyamanan berbelanja (Suryadarma, dkk. 2007). 1. Macam-Macam Pasar Modern Secara garis besar, pasar dapat dikelompokkan menjadi enam macam, yaitu: pasar menurut jenis barang yang diperjual belikan, waktu bertemunya penjual dan pembeli, luas kegiatan distribusi, fisik pasar serta menurut bentuk dan strukturnya. Berikut ini akan kita bahas macam-macam pasar tersebut. (Suryadarma, dkk. 2007) 24 a. Pasar Menurut Barang yang Diperjual Belikan Pasar menurut barang yang diperjual belikan dibedakan menjadi dua, yaitu pasar barang konsumsi dan pasar faktor produksi. b. Pasar Barang Konsumsi Pasar barang konsumsi adalah pasar yang memperjualbelikan barang-barang konsumsi untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Barang yang diperjual belikan pada pasar barang konsumsi dapat langsung digunakan oleh konsumen. Contoh pasar barang konsumsi yaitu pasar beras, pasar tekstil, pasar sayur-mayur, pasar buahbuahan, dan pasar kelontong. c. Pasar Faktor Produksi Pasar barang produksi adalah pasar yang memperjualbelikan beberapa faktor produksi yang berguna bagi kelancaran proses produksi, seperti tembakau, beras, kopi, minyak bumi, tembaga, balai latihan kerja, mesin cetak, mesin tekstil, dan bursa efek. Pada pasar ini, para pemilik usaha (pengusaha) berperan sebagai pembeli, sedangkan penjualnya adalah pemilik faktor produksi. Berdasarkan pemilikan faktor produksi, pasar barang produksi dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pasar faktor produksi alam, pasar factor produksi tenaga kerja, dan pasar faktor produksi modal. 25 d. Pasar faktor produksi alam Pasar faktor produksi alam adalah kegiatan pertemuan antara calon penjual dan calon pembeli faktor produksi alam. Pasar ini berupa pasar abstrak, barang yang diperdagangkan tidak berada di tempat. Mereka bertemu hanya untuk mengadakan perjanjian jual beli. Misalnya pasar tembakau di Bremen (Jerman), pasar kopi di Sao Paulo (Brasil), dan pasar karet di New York (Amerika Serikat). e. Pasar faktor produksi tenaga kerja Pasar faktor produksi tenaga kerja adalah pasar yang menyediakan jasa tenaga kerja. Jasa itu diberikan kepada para pengusaha yang membutuhkan tenaga kerja dan dengan memberi imbalan upah atau gaji. Pasar tenaga kerja terjadi apabila pemilik perusahaan menggunakan jasa tenaga kerja dan terjadi perjanjian-perjanjian kerja antara pemilik perusahaan, tenaga kerja, dan serikat kerja. Misalnya bursa tenaga kerja. f. Pasar faktor produksi modal Pasar faktor produksi modal adalah pasar yang mempertemukan antara penjual dan pembeli atas modal yang berjangka waktu panjang. Modal yang diperdagangkan di pasar modal berbentuk surat berharga. Surat berharga dapat berupa saham dan obligasi. Contoh pasar faktor produksi modal yaitu Bursa Efek Indonesia gabungan antara BEJ dengan BES. 26 g. Pasar Menurut Waktu Bertemunya Penjual dan Pembeli Pasar menurut waktu bertemunya penjual dan pembeli dibedakan menjadi lima macam, yaitu pasar kaget, pasar harian, pasar mingguan, pasar bulanan, dan pasar tahunan. (Esther dan Dikdik, 2003). 1. Pasar Kaget Pasar kaget adalah pasar sesaat yang terjadi ketika terdapat sebuah keramaian atau perayaan. Contoh pasar kaget antara lain pada saat merayakan ulang tahun suatu daerah terdapat pasar malam, dan sebagainya. 2. Pasar Harian Pasar harian adalah kegiatan pertemuan antara penjual dan pembeli yang berlangsung setiap hari dan barang-barang yang diperjualbelikan merupakan barangbarang kebutuhan sehari-hari. Contoh pasar sayur-mayur, pasar beras, pasar buah, dan pasar daging. 3. Pasar Mingguan Pasar mingguan adalah kegiatan pertemuan antara penjual dan pembeli yang berlangsung seminggu sekali. Contoh pasar mingguan yaitu pasar kliwon, pasar pon, pasar wage, pasar pahing, dan pasar legi. 27 4. Pasar Bulanan Pasar bulanan adalah pasar yang diselenggarakan satu kali dalam satu bulan dan biasanya menjual barang-barang tertentu. Pasar jenis ini sudah jarang ditemukan. Meskipun ada itu hanya terdapat pada daerah tertentu saja. Contoh: pasar hewan, dan sebagainya. 5. Pasar Tahunan Pasar tahunan adalah pasar yang diselenggarakan satu kali dalam satu tahun, dan biasanya bertujuan untuk memperkenalkan produk baru. Biasanya pasar ini dilakukan pada saat menjelang hari-hari besar. Contoh pasar tahunan: Pekan Raya Jakarta, Pasar Malam Sekaten di Surakarta dan Yogyakarta, dan Pekan Semalam dilaksanakan setiap bulan Syawal. h. Pasar Menurut Luasnya Kegiatan Distribusi Pembagian pasar menurut luasnya kegiatan distribusi disebabkan beberapa hal yaitu sifat barang, kelancaran transportasi dan jumlah serta penyebaran konsumen yang membutuhkan barang-barang (Kotler,1996:165).Pasar menurut luasnya kegiatan distribusi dibedakan menjadi empat macam, yaitu pasar setempat, pasar daerah, pasar nasional, dan pasar internasional. 1. Pasar Setempat Pasar setempat adalah kegiatan pertemuan antara penjual dan pembeli yang hanya meliputi tempat tertentu. Barang-barang yang diperjualbelikan di pasar tersebut berupa barang-barang konsumsi atau barang-barang keperluan seharihari. Pasar 28 setempat disebut juga pasar lokal atau pasar tradisional. Contoh: pasar sayur-mayur di Tawangmangu, pasar ikan di tempat pelelangan ikan, dan pasar buah di Malang. 2. Pasar Daerah Pasar daerah adalah kegiatan pertemuan antara penjual dan pembeli yang meliputi wilayah tertentu, misalnya wilayah kabupaten atau provinsi. Pedagangpedagang yang ada di pasar daerah biasanya para pedagang besar yang melayani pedagang-pedagang eceran. Barang yang diperdagangkan sebagian besar adalah barang konsumsi dari hasil industri seperti perlengkapan mandi, alat-alat dapur, pakaian, dan kebutuhan perlengkapan sekolah. Contoh: Pasar Johar (Semarang), Pasar Kliwon (Kudus), Pasar Baru (Jakarta), Pasar Klewer (Solo). 3. Pasar Nasional Pasar nasional adalah kegiatan pertemuan antara penjual dan pembeli yang meliputi wilayah suatu negara. Barang-barang yang dikonsumsi masyarakat seluruh negara seperti barang konsumsi, barang produksi, surat berharga, saham, valuta asing, dan modal. Contoh: pasar modal, pasar valas, dan pasar bahan mentah. 4. Pasar Internasional Pasar internasional adalah kegiatan pertemuan antara penjual dan pembeli dari berbagai negara di seluruh dunia. Barang-barang yang diperdagangkan di pasar tersebut berupa komoditi yang diminati konsumen internasional. Contoh: pasar karet di New York, pasar tembakau di Bremen, pasar intan di Amsterdam, pasar minyak bumi di Uni Emirat Arab, dan pasar kopi di Sao Paulo. i. Pasar Menurut Fisik Pasar 29 Menurut (winarni,1997 ) Pasar menurut sifat atau jenis barang yang diperjualbelikan dibedakan menjadi dua macam, yaitu pasar konkrit dan pasar nyata. 1. Pasar Konkrit (Pasar Nyata) Pasar konkrit (pasar nyata) adalah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli yang dilakukan secara langsung. Penjual dan pembeli bertemu untuk melakukan transaksi jual beli (tawarmenawar). Barang-barang yang diperjualbelikan di pasar konkrit terdiri atas berbagai jenis barang yang ada di tempat tersebut. Contoh pasar konkrit yaitu pasar tradisional, supermarket, dan swalayan. Namun ada juga pasar konkrit yang menjual satu jenis barang. Misalnya pasar buah hanya menjual buahbuahan, pasar hewan hanya melayani jual beli hewan, pasar sayur hanya menjual sayur-mayur. Pasar konkrit pada kenyataannya dapat dikelompokkan menjadi berbagai bentuk yaitu pasar konkrit berdasarkan manajemen pengelolaan, manajemen pelayanan, jumlah barang yang dijual, banyak sedikit barang yang dijual, dan ragam barang yang dijual. 2. Berdasarkan manajemen pengelolaan a. Pasar tradisional Pasar tradisional adalah pasar yang dibangun oleh pihak pemerintah, swasta, koperasi, dan swadaya masyarakat. Tempat usahanya dapat berbentuk toko, kios, los, dan tenda yang menyediakan barang-barang konsumsi sehari-hari masyarakat. Pasar tradisional biasanya dikelola oleh pedagang kecil, menengah, dan koperasi. Proses 30 penjualan dan pembelian dilakukan dengan tawar-menawar. Para pengelolanya bermodal kecil. Contoh pasar tradisional antara lain Pasar Lawang (Malang) dan Pasar Senen (Jakarta). (Wikipedia, 2007). b. Pasar modern Pasar modern adalah pasar yang dibangun oleh pihak pemerintah, swasta, dan koperasi yang dikelola secara modern. Pada umumnya pasar modern menjual barang kebutuhan sehari-hari dan barang lain yang sifatnya tahan lama. Modal usaha yang dikelola oleh pedagang jumlahnya besar. Kenyamanan berbelanja bagi pembeli sangat diutamakan. Biasanya penjual memasang label harga pada setiap barang. Contoh pasar modern yaitu plaza, supermarket, hipermart, dan shopping centre. 3. Berdasarkan manajemen pelayanan Menurut Pasar berdasarkan pada manajemen pelayanan dapat dibagi menjadi.(Wikipedia, 2007) a. Pasar swalayan (supermarket) Pasar swalayan adalah pasar yang menyediakan barang-barang kebutuhan masyarakat, pembeli bisa memilih barang secara langsung dan melayani diri sendiri barang yang diinginkan. Biasanya barang-barang yang dijual barang kebutuhan seharihari sampai elektronik. Seperti sayuran, beras, daging, perlengkapan mandi sampai radio dan televisi. 31 b. Pertokoan (shopping centre) Shopping centre (pertokoan) adalah bangunan pertokoan yang berderet-deret di tepi jalan. Biasanya atas peran pemerintah ditetapkan sebagai wilayah khusus pertokoan. Shopping centre berbentuk ruko yaitu perumahan dan pertokoan, sehingga dapat dijadikan tempat tinggal pemiliknya atau penyewa. c. Mall/plaza/supermall Mall/plaza/supermall adalah tempat atau bangunan untuk usaha yang lebih besar yang dimiliki/disewakan baik pada perorangan, kelompok tertentu masyarakat, atau koperasi. Pasar ini biasanya dilengkapi sarana hiburan, rekreasi, ruang pameran, gedung bioskop, dan seterusnya. 4. Berdasarkan jumlah barang yang dijual a. Pasar eceran Pasar eceran adalah tempat kegiatan atau usaha perdagangan yang menjual barang dalam partai kecil. Contoh toko-toko kelontong, pedagang kaki lima, pedagang asongan, dan sebagainya. b. Pasar grosir Pasar grosir adalah tempat kegiatan/usaha perdagangan yang menjual barang dalam partai besar, misalnya lusinan, kodian, satu dos, satu karton, dan lain-lain. Pasar 32 grosir dimiliki oleh pedagang besar dan pembelinya pedagang eceran. Contoh: Alfa gudang rabat, pusat-pusat grosir, makro, dan sebagainya. c. Pasar Abstrak (Pasar Tidak Nyata) Pasar abstrak (pasar tidak nyata) adalah pasar yang kegiatan jual beli barang atau jasa yang diperdagangkannya dilakukan berdasarkan contoh-contoh yang kualitasnya sudah ditentukan. Barang yang dijualnya pun tidak tersedia di tempat. Transaksi yang dilakukan antara penjual dan pembeli juga tidak harus bertemu secara langsung. Mereka dapat melakukannya melalui telepon, surat, internet, dan telegram. Contoh dan bentuk barang bisa dilihat melalui brosur, internet, televisi, majalah, koran, tabloid, dan lain-lain. Contoh Pak Petrus yang tinggal di Kupang ingin membeli komputer pentium 4 merk “A” keluaran terbaru seperti yang diiklankan di televisi. Prosedur jual beli dilakukan melalui telepon untuk mencari kesepakatan harga. Setelah agen komputer yang ada di Bandung menyetujui harganya, barang siap dikirimkan dengan catatan Pak Cahyo sudah mentransfer uangnya di bank. Kesepakatan harga yang disetujui serta barang yang dicontohkan dalam televisi termasuk contoh pasar tidak nyata (pasar abstrak). Pasar abstrak dapat berupa pasar uang, pasar modal, pasar barang berjangka, pasar tenaga kerja, dan pasar valuta asing. (Esther dan Dikdik, 2003). 33 2. Peranan Pasar Pasar mempunyai peranan yang sangat penting bagi perekonomian. Berikut ini beberapa peranan pasar. 1. Peranan Pasar bagi Produsen Pasar mempunyai peranan yang sangat penting bagi produsen yaitu membantu memperlancar penjualan hasil produksi dan dapat pula digunakan sebagai tempat untuk mempromosikan atau memperkenalkan barang dan jasa hasil produksi. Selain itu produsen juga dapat memperoleh barang atau jasa yang akan digunakan untuk keperluan proses produksi. 2. Peranan Pasar bagi Konsumen Pasar mempunyai peranan yang sangat penting bagi konsumen, karena konsumen mudah untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan. Apabila pasar semakin luas, konsumen akan semakin mudah memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan. 3. Peranan Pasar bagi Pembangunan Peranan pasar bagi pembangunan adalah menunjang kelancaran pembangunan yang sedang berlangsung. Upaya dalam meningkatkan pembangunan, pasar berperan membantu menyediakan segala macam barang dan jasa yang bermanfaat bagi 34 pembangunan. Pasar juga dapat dijadikan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pembangunan melalui pajak dan retribusi. 4. Peranan Pasar bagi Sumber Daya Manusia Kegiatan perdagangan di suatu pasar membutuhkan tenaga kerja yang tidak sedikit. Semakin luas suatu pasar, semakin besar tenaga kerja yang dibutuhkan. Dengan banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan, berarti pasar turut membantu mengurangi pengangguran, memanfaatkan sumber daya manusia, serta membuka lapangan kerja. 3. Hubungan antara Pasar dengan Distribusi Pasar merupakan bagian dari kegiatan distribusi yang berfungsi menyalurkan atau menyampaikan barang dari produsen kepada konsumen melalui para pedagang. Barang-barang yang dihasilkan oleh produsen bukan untuk dikonsumsi sendiri, tetapi perlu disebarluaskan kepada masyarakat umum. Pasar dalam kegiatan distribusi memiliki peranan yang cukup penting. Berikut ini fungsi hubungan antara pasar dengan distribusi. (Esther dan Dikdik, 2003). C. Teori Pertukaran Menurut George Homans(George Ritzer-Douglas J. Goodman, 2004). Dalam berinteraksi dengan individu lainnya maka seorang individu akan mempertimbangkan apa keuntungan dan kerugian yang menjadi konsekwensi dari interaksi tersebut. 35 Semakin menguntungkan tindakan interaksi tersebut maka akan dipertahankan dan sebaliknya apabila merugikan bagi keduanya ataupun salah satu pihak maka mereka akan memutuskan untuk menyudahi interaksi tersebut. Inti dari teori pertukaran Homans terdapat pada sekumpulan proposisi pokok. Meskipun beberapa proposisi Homans menerangkan setidaknya dua individu yang berinteraksi, namun ia menunjukkan bahwa proposisi tersebut berdasarkan prinsip psikologis. Proposisi Homans bersifat psikologis karena dua alasan, yang pertama yaitu proposisi tersebut dinyatakan dan diuji secara empiris oleh orang yang menyebut dirinya sendiri psikolog. Alasan yangz kedua, proposisi itu bersifat psikologis karena menerangkan fenomena individu dalam masyarakat. Maksudnya, proposisi itu lebih fokus mengenai perilaku manusia individual daripada perilaku masyarakat dan perilaku manusia sebagai manusia. Homans berpendirian bahwa proposisi umum psikologi yang mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia lebih karena akibat dari interaksi dengan manusia lain, daripada interaksi atau pengaruh dari lingkungan fisik. Homans juga setuju dengan pendirian Durkheim yang menyatakan interaksi menimbulkan sesuatu yang baru. Ia juga menyatakan bahwa sesuatu yang baru muncul itu dapat dijelaskan dengan prinsip psikologi. Sebagai contoh, Homans menggunakan konsep sosiologi tentang norma. Norma tidak secara otomatis memaksa, namun individu yang menyesuaikan diri mereka. Mereka merasa mendapat keuntungan dengan menyesuaikan diri itu dan 36 psikologilah yang dapat menjelaskan pengaruh perilaku yang dianggap menguntungkan. Homans pun mencoba mengembangkan teori yang memusatkan perhatian pada psikologi, manusia dan bentuk-bentuk dasar kehidupan sosial. Menurut Homans, teori ini membayangkan perilaku sosial sebagai pertukaran aktivitas, dalam bentuk nyata atau tidak nyata, dan kurang lebih sebagai pertukaran hadiah atau biaya (cost-reward), sekurang-kurangnya antara dua orang. Karena itu, Homans bertekad untuk mengembangkan proposisinya yang memusatkan perhatian pada level psikologi ini sebagai landasan teori pertukarannya. Dalam teori ini ada enam proposisi utama, yatu : 1. Proposisi sukses Semakin sering seseorang memperoleh penghargaan dari tindakannya itu maka semakin besar kemungkinan orang itu untuk mengulangi tindakanya lagi di masa datang. Seseorang yang sedang pacaran, apabila seseorang memberikan hadiah pada pasangannya pada hari-hari tertentu, kemudian pasangannya menjadi lebih senang, maka kemungkinan orang itu melakukan tindakan yang sama di masa depan menjadi lebih besar. Tetapi menurut Homans hadiah yang diberikan secara teratur dalam waktu yang tertentu akan menyebabkan kebosanan pada penerima hadiah itu. Misalnya contoh diatas tadi. Dengan memberikan hadiah secara teratur pasangan akan menjadi bosan karena udah tidak lagi menjadi sebuah kejutan yang diharapkan dari sudah tindakan. 37 2. Proposisi tindakan Apabila di masa lalu ia mendapatkan sebuah dorongan untuk melakukan sebuah tindakan, dan dari tindakan itu ia mendapatkan hadiah, maka besar kemungkinan orang itu akan mengulangi tindakan itu bila mendapat dorongan yang sama. Kita lihat contoh diatas. Seorang laki-laki yang ingin membahagiakan seorang wanita, ia memberikan sebuah hadiah. Dengan hadiah itu pasangannya menjadi senang maka apabila laki-laki tadi ingin menyenagkan pasangannya lagi, maka besar 3. Proposisi nilai Makin tinggi nilai hadiah itu bagi dirinya, maka besar kemungkinan seseorang itu akan mengulangi tindakan itu. Dari contoh diatas seorang laki-laki yang berhasil membuat pasanganya bahagia dengan hadiah itu maka ia akan mengulangi tindakannya itu karena nilai yang di dapat sangat besar baginya yaitu kebahagian yang diperoleh dari hadiay yang diberikan 4. Proposisi kejemuan Makin sering seseorang mendapat hadiah yang sama dan teratur maka nilai hadiah yang diberikan itu semakin berkurang. Hadiah yang sama yang diberikan akan mengurangi nilai hadiah itu karena hadiah itu sudah tidak menjadi sesuatu yang sangat diharapkan. Homans mencotohkan tindakan seorang penjudi. Seorang penjudi tidak setiap hari dapat menang. Hadiah yang didapatkan tidak teratur kadang menang dan 38 kadang kalah. Mendapat hadiah yang tidak teratur akan membuat seseorang menjadi lebih sering melakukan tindakan itu. 5. Proposisi persetujuan Apabila seseorang mendapatkan hadiah yang tak ia inginkan malah mendapat hukuman maka orang itu akan marah. Apabila seorang laki-laki memberikan hadiah pada perempuan tapi hadiah dianggap tidak berarti maka orang itu akan marah. Begitu juga sebaliknya, apabila tindakannya mendapatkan hadiah seperti yang ia inginkan atau bahkan lebih, mka orang itu akan merasa senang 6. Proposisi rasionalitas Dalam memilih tindakan alternative seseorang akan memilih tindakan yang bernilai lebih besar dari masa lampau berdasarkan perhitungan rasionalitas. Dari teori diatas dapat kita lihat kalau individu selalu bertindak untuk mendapatkan keuntungan. Interaksi yang tidak menguntungkan akan ditinggalkan dan mencari altrnatif yang lain yang lebih menguntungkan. Sesuai dengan teori ekonomi yaitu modal sekecil-kecilnya dan untung sebesar-besarnya. Jadi manusia bertindak pasti tindakannya itu menguntungksn diri sendiri. Apabila manusia bertindak untuk kepentingan orang lain saya rasa itu tidak benar karena meskipun bertindk untuk orang lain akhirnya juga kembali kepada dirinya sendiri untuk mendapatlkan keuntungan. selagi tindakanya bermanfaat dan menghasilkan hadiah yang diinginkannya maka tindakan itu akan terus dilangsungka dan begitu juga sebaliknya. 39 a. Dinamika Perilaku Kelompok Kecil Homans memilih kelompok kecil untuk analisa deskriptifnya, sebagian karena kelompok itu merupakan satuan dasar yang terdapat dalam semua tipe struktur sosial lainnya dan semua satuan budaya, dan sebagiannya karena keterlibatan dalam, kelompok itu demikian merembesnya dalam pengalaman manusia. Ada tiga konsep utama yang digunakan George Homans untuk menggambarkan kelompok kecil, yaitu : 4. Kegiatan, adalah perilaku aktual yang digambarkan pada tingkat yang sangat konkret 5. Interaksi, adalah kegiatan apa saja yang merangsang atau dirangsang oleh kegiatan orang lain 6. Perasaan, suatu tanda yang bersifat eksternal atau yang bersifat perilaku yang menunjukkansuatu keadaan internal b. Dasar-Dasar Psikologis bagi Transaksi Pertukaran Homans membangun teori pertukarannya pada landasan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang diambil dari psikologi perilaku dan ekonomi dasar. Dari psikologi perilaku diambil suatu gambaran mengenai perilaku manusia dbentuk oleh hal-hal yang memperkuat atau yang memberikannya dukungan yang berbeda-beda. Dari ekonomi dasar, Homans mengambil konsep-konsep seperti biaya, imbalan, dan keuntungan. Meskipun gambaran tentang perilaku manusia ini sudah dikembangkan 40 dengan menjelaskan pertukaran ekonomi di pasar, tujuan |Homans adalah untuk memperluasnya sehingga mencakup pertukaran sosial juga. c. Penerapan Prinsip-prinsip Pertukaran Dasar Proposisi-proposisi yang terdahulu memberikan dasar bagi analisa atas sejumlah konsep sosiologi baku seperti jenjang sosial, konformitas normative dan inovasi, pengaruh, penghargaan, status, dan otoritas. Kelompok dimana semua anggotanya sangat kompak, harus memperlihatkan konformitas yang tinggi terhadap norma-norma kelompok, karena konformitas itu dihargai dengan dukungan oleh rekan-rekannya, dan sebaliknya. Ada beberapa kelompok yang ditandai oleh kompetisi dan konflik daripada kekompakan sosial atau sikap acuh tak acuh. Dalam kelompok seperti itu, pertukaran akan meliputi penggunaan hukuman atau biaya dan dukungan positif yang bersifat langsung atau pun tidak langsung. d. Mikro ke Makro Di tingkat individual Blau dan Homans tertarik pada proses yang sama. Tetapi konsep pertukaran sosial Blau terbatas pada tindakan yang tergantung pada reaksi pemberian hadiah dari orang lain. Tindakan yang segera berhenti bila reaksi yang di harapkan tidak kunjung datang. Orang saling tertarik karena berbagai alasan yang membujuk untuk membangun kelompok sosial. Orang yang terlibat dalam ikatan kelompok tak selalu dapat saling memberikan hadiah secara setara. 41 Bila satu orang membutuhkan sesuatu dari orang lain, tetapi tidak memberikan apapun yang sebanding sebagai tukarannya, maka akan tersedia empat kemungkinan. 1. Orang itu dapat memaksa orang lain untuk membantunya. 2. Orang itu akan mencari sumber lain untuk memenuhi kebutuhannya. 3. Orang itu dapat mencoba terus bergaul dengan baik tanpa mendapatkan yang dibutuhkannya dari orang lain. 4. Den paling penting, orang itu mungkin menundukkan diri terhadap orang lain dan dengan demikian memberikan orang lain itu “penghargaan yang sama” dalam antar hubungan mereka. e. Norma dan Nilai Menurut Blau (George Ritzer-Douglas J. Goodman, 2004). Mekanisme yang menengahi antara struktur sosial yang kompleks itu adalah norma dan nilai(konsensus nilai) yang ada masyarakat. Kesepakatan bersama atas nilai dan norma digunakan sebagai media kehidupan sosial dan sebagai mata rantai yang menghubungkan transaksi sosial. Norma dan nilai memungkinkan pertukaran sosial tak langsung dan menentukan proses integrasi dan diferensiasi sosial dalam struktur sosial yang kompleks dan menetukan perkembangan organisasi dan reorganisasi sosial di dalamnya.(Peter M. Blau, 1964:255) Menurutnya konsensus nilai mengganti pertukaran tak langsung dengan pertukaran ;angsung. Seorang anggota menyesuaikan diri dengan norma kelompok dan mendapat persetujuan karena penyesuaian diri itu dan mendapat persetujuan 42 implisit karena menyatakan bahwa penyesuaian diri memberikan kontribusi atas pemeliaraan dan stalibitas kelompok. D. Teori Variabel Berpola a) Fungsionalisme Struktural Talcott Parsons Tradisi pemikiran para fungsionalis barat mengenai teori fungsionalisme struktural berangkatdari analogi sistem biologi yang melihat jasad atau badan sebagai sebuah sistem. Karena merupakan sebuah sistem, badan terdiri dari kesatuan komponen-komponen pembentuk yang bekerjasama dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan pemeliharaan diri. Berdasarkan analogitersebut, para ahli mengamati masyarakat sebagai sebuah rangkaian komponen beserta fungsinya masing-masing yang saling mempengaruhi satu sama lain. Sistem Sosial sekali lagi, dapat digaris bawahi bahwa sistem sosial yang dirumuskan oleh Parsons dan beberapa sosiolog lainnya menekankan sifat interrelationship atau saling keterhubungan dan saling ketergantungan antar unsurunsur struktural dalam kehidupan sosial. Dalam prosesinteraksi sosial anggota masyarakat melaksanakan hubungan timbal balik dengan cara menyesuaikan diri. Sistem sosial terdiri atas aktifitas-aktifitas manusia yang saling berinteraksi satu dengan yang lain setiap saat dan selalu mengikuti pola-pola tertentu berdasarkan adat, kebiasaan atau norma yang berlaku. Sistem sosial ini bersifat nyata atau konkret. Beberapa sistem sosial yang ada dalam masyarakat adalah. 43 1) Sistem mata pencaharian 2) Sistem kekerabatan dan organisasi sosial 3) Bahasa 4) Sistem kepercayaan Kekuasaan, kemasyarakatan kewenangan, dimana individu dan kepemimpinan berkumpul, dalam bertemu, dan satu sistem berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan hidup, keberadaan seorang pemimpin menjadi suatu keniscayaan. Bahwa kehidupan bermasyarakat di atur oleh norma atau tata tertib. Agar norma tersebut berjalan sesuatu aturan yang berlaku dan ditaatiatau dilaksanakan oleh anggota masyarakat, maka diperlukan satu lembaga yang memiliki kewenangan untuk mengadakan pengawasan dan tinjauan. Seyogyanya pula suatu lembaga masyarakat memiliki pemimpin yang memimpin pelaksanaan sistem operasional norma masyarakat. Talcott Parsons melahirkan teori fungsional tentang perubahan. Dalam teorinya, Parsons menganalogikan perubahan sosial pada masyarakat seperti halnya pertumbuhan pada mahkluk hidup. Komponen utama pemikiran Parsons adalah adanya proses diferensiasi. Parsons berpendapat bahwa setiap masyarakat tersusun dari sekumpulan subsistem yang berbeda berdasarkan strukturnya maupun berdasarkan makna fungsionalnya bagi masyarakat yang lebih luas. Ketika masyarakat berubah, umumnya masyarakat tersebut akan tumbuh dengan kemampuan yang lebih 44 baik untuk menanggulangi permasalahan hidupnya. Dapat dikatakan Parsons termasuk dalam golongan yang memandang optimis sebuah proses perubahan. Teori struktural fungsional mengansumsikan bahwa masyarakat merupakan sebuah sistem yang terdiri dari berbagai bagian atau subsistem yang saling berhubungan. Bagian-bagian tersebut berfungsi dalam segala kegiatan yang dapat meningkatkan kelangsungan hidup dari sistem. Fokus utama dari berbagai pemikir teori fungsionalisme adalah untuk mendefinisikan kegiatan yang dibutuhkan untuk menjaga kelangsungan hidup sistem sosial. Terdapat beberapa bagian dari sistem sosial yang perlu dijadikan fokus perhatian, antara lain ; faktor individu, proses sosialisasi, sistem ekonomi, pembagian kerja dan nilai atau norma yang berlaku. Asumsi dasar dari Teori Fungsionalisme Struktural, yaitu bahwa masyarakat menjadi suatu kesatuan atas dasar kesepakatan dari para anggotanya terhadap nilainilai tertentu yang mampu mengatasi perbedaan-perbedaan sehingga masyarakat tersebut dipandang sebagai suatu sistem yang secara fungsional terintegrasi dalam suatu keseimbangan. Dengan demikian masyarakat adalah merupakan kumpulan sistem-sistem sosial yang satu sama lain berhubungan dan saling memiliki ketergantungan. b) Interaksi Simbolik Karakteristik dasar ide ini adalah suatu hubungan yang terjadi secara alami antara manusia dalam masyarakat dan hubungan masyarakat dengan individu. 45 Interaksi yang terjadi antar individu berkembang melalui simbol-simbol yang mereka ciptakan. Realitas sosial merupakan rangkaian peristiwa yang terjadi pada beberapa individu dalam masyarakat. Interaksi yang dilakukan antar individu itu berlangsung secara sadar dan berkaitan dengan gerak tubuh, vokal, suara, dan ekspresi tubuh, yang kesemuanya itu mempunyai maksud dan disebut dengan “simbol”. Pendekatan interaksi simbolik yang dimaksud Parson mengacu pada tiga premis utama, yaitu: 1. Manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-makna yang ada pada sesuatu itu bagi mereka. 2. Makna itu diperoleh dari hasil interaksi sosial yang dilakukan oleh orang lain, dan 3. Makna-makna tersebut disempurnakan di saat proses interaksi sosial sedang Berlangsung. c) Tindakan dan Teori Sistem Talcott Parson Teori Tindakan, yaitu individu melakukan suatu tindakan berdasarkan berdasarkanpengalaman, persepsi, pemahaman dan penafsiran atas suatu objek stimulus atau situasitertentu. Tindakan individu itu merupakan tindakan sosial yang rasional, yaitu mencapai tujuanatas sasaran dengan sarana-sarana yang paling tepat. Teori Max Weber ini dikembangkan olehTalcott Parsons yang menyatakan bahwa aksi/action itu bukan perilaku/behavour. Aksimerupakan tindakan mekanis terhadap suatu stimulus sedangkan perilaku adalah suatu prosesmental yang aktif dan kreatif. Talcott Parsons beranggapan bahwa yang utama bukanlahtindakan individu melainkan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang menuntut dan mengatur perilaku itu. Kondisi objektif disatukan dengan komitmen kolektif terhadap suatu nilai 46 akanmengembangkan suatu bentuk tindakan sosial tertentu. Talcott Parsons juga beranggapanbahwa tindakan individu dan kelompok itu dipengaruhi oleh system sosial, system budaya dansystem kepribadian dari masing-masing individu tersebut. Talcott Parsons juga melakukanklasifikasi tentang tipe peranan dalam suatu system sosial yang disebutnya Pattern Variables,yang didalamnya berisi tentang interaksi yang avektif, berorientasi pada diri sendiri danorientasi kelompok. Teori Sistem: yaitu, suatu kerangka yang terdiri dari beberapa elemen / sub elemen / subsystem yang saling berinteraksi dan berpengaruh. Konsep system digunakan untukmenganalisis perilaku dan gejala sosial dengan berbagai system yang lebih luas maupundengan sub system yang tercakup di dalamnya. Contohnya adalah interaksi antar keluargadisebut sebagai system, anak merupakan sus system dan masyarakat merupakan suprasystem, selain kaitannya secara vertikal juga dapat dilihat hubungannya secara horizontal suatusystem dengan berbagai system yang sederajat. Dalam pandangan Talcott Parsons,masyarakat dan suatu organisme hidup merupakan system yang terbuka yang berinteraksi dansaling mempengaruhi dengan lingkungannya. System kehidupan ini dapat dianalisis melaui duadimensi yaitu : interaksi antar bagian-bagian / elemen-elemen yang membentuk system daninteraksi / pertukaran antar system itu dengan lingkungannya. Talcott Parsons membangunsuatu teori system umum / Grand Theory yang berisi empat unsure utama yang tercakup dalamsegala system kehidupan, yaitu : Adaptation, Goal Attainment, Integration dan Latent PatternMaintenance. 47 E. Kerangka konseptual a. Masyarakat Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama.Seperti; sekolah, keluarga, perkumpulan, Negara semua adalah masyarakat. Dalam ilmu sosiologi kita mengenal ada dua macam masyarakat, yaitu masyarakat paguyuban dan masyarakat petambayan.Masyarakat paguyuban terdapat hubungan pribadi antara anggotaanggota yang menimbulkan suatu ikatan batin antara mereka. Kalau pada masyarakat patambayan terdapat hubungan pamrih antara anggota-angotanya. Unsur-unsur suatu masyarakat a. Harus ada perkumpulan manusia dan harus banyak. b. Telah bertempat tinggal dalam waktu lama disuatu daerah tertentu. c. Adanya aturan atau undang-undang yang mengatur masyarakat untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama. Bila dipandang cara terbentuknya masyarakat: 1. Masyarakat paksaan, misalnya negara, masyarakat tawanan 2. Masyarakat mardeka 3. Masyarakat natur,yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendiri nya, seperti: geromboklan (harde), suku (stam), yang bertalian karena hubungan darah atau keturunan. 4. Masyarakat kultur,yaitu masyarakat yang terjadi karena kapantingn kedunian atau kepercayaan. 48 Masyarakat merupakan gabungan dari individu-individu, oleh karena itu setiap idividu harus bisa menjadi masyarakat yang modern, dalam arti tanggap akan perubahan-perubahan zaman, untuk itu masyarakat harus bisa menguasai IPTEK yang semangkin hari semakin berkembang pesat. Untuk lebih jelas modernisasi adalah peroses perubahan masyarakat dan kebudayaan dalam seluruh aspeknya, dari sistem tradisional menuju ke sistem yang modern. Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain : Perkembangan ilmu Perkembangan teknologi Perkembangan industri Perkembangan ekonomi Proses perubahan masyarakat dan kebudayaan yang dikehendaki dan direncanakan, biasanya dinamakan modernisasi. Proses ini pada intinya berarti meningkatkan kemampuan dari masyarkat yang bersangkutan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya yang mencakup : Kebutuhan akan sandang Keselamatan terhadap harta benda dan jiwa Kesempatan yang wajar untuk dihargai Mendapat kasih sayang dari sesamanya Kesempatan untuk dapat mengembangkan kemampuan atau potensi 49 b. Modernisasi Modernisasi menunjukkan suatu proses dari serangkaian upaya untuk menuju atau menciptakan nilai-nilai (fisik, material, dan sosial) yang bersifat atau berkualifikasi universal, rasional, dan fungsional. Lazimnya, modernisasi selalu dipertentangkan dengan nilai-nilai tradisi. Modernisasi berasal dari kata modern yang berarti maju, modernity atau modernitas, yang diartikan sebagai nilai-nilai yang keberlakuannya dalam aspek ruang, waktu, dan kelompok sosialnya lebih luas atau universal. Konsep yang lazim dipertentangkan dengan modern adalah tradisi, yang berarti barang yang diperoleh seseorang atau kelompok melalui proses pewarisan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Umumnya tradisi meliputi sejumlah norma yang keberlakuannya tergantung kepada ruang atau tempat, waktu, dan kelompok atau masyarakat tertentu. Artinya keberlakuannya terbatas, tidak bersifat universal seperti yang berlaku bagi nilai-nilai atau values. Menurut Soerjono Soekanto, modernisasi adalah suatu proses pembangunan yang memberikan kesempatan ke arah perubahan demi kemajuan. juga menjelaskan bahwa Modernisasi identik dengan suatu bentuk dari perubahan sosial yang biasanya terarah dan didasarkan pada suatu perencanaan. Istilah modernisasi sering dipersamakan secara keliru dengan westernisasi dan sekularisasi. Modernisasi, westernisasi, dan sekularisasi memang memiliki beberapa persamaan antara lain berasal dari barat, mempunyai kepentingan terhadap berbagai aspek keduniawian, merupakan hasil perbandingan dari berbagai aspek kehidupan manusia yang dirasionalkan, serta berwujud proses perubahan. 50 c. Sosial Ekonomi Manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi pada dasarnya selalu menghadapi masalah ekonomi. Inti dari masalah ekonomi yang dihadapi manusia adalah kenyataan bahwa kebutuhan manusia jumlahnya tidak terbatas, sedangkan alat pemuas kebutuhan manusia jumlahnya terbatas. Beberapa faktor yang memengaruhi sehingga jumlah kebutuhan seseorang berbeda dengan jumlah kebutuhan orang lain: Faktor ekonomi Faktor lingkungan sosial budaya Faktor fisik Faktor pendidikan Faktor moral Sosial ekonomi masyarakat tidak lepas dari penjelasan mengenai konsep motivasi manusia menurut Abraham Maslow mengacu pada lima kebutuhan pokok yang disusun secara hirarkis. Tata lima tingkatan motivasi secara hirarkis ini adalah sebagai berikut : Kebutuhan yang bersifat fisiologis (lahiriyah). Manifestasi kebutuhan ini terlihat dalam tiga hal pokok, sandang, pangan dan papan. Bagi karyawan, kebutuhan akan gaji, uang lembur, perangsang, hadiah-hadiah dan fasilitas lainnya seperti rumah, kendaraan dll. Menjadi motif dasar dari seseorang mau bekerja, menjadi efektif dan dapat memberikan produktivitas yang tinggi bagi organisasi. 51 Kebutuhan keamanan dan ke-selamatan kerja (Safety Needs) Kebutuhan ini mengarah kepada rasa keamanan, ketentraman dan jaminan seseorang dalam kedudukan, jabatan, wewenang dan tanggung jawabnya sebagai karyawan. Dia dapat bekerja dengan antusias dan penuh produktivitas bila dirasakan adanya jaminan formal atas kedudukan dan wewenangnya. Kebutuhan sosial (Social Needs). Kebutuhan akan kasih sayang dan bersahabat (kerjasama) dalam kelompok kerja atau antar kelompok. Kebutuhan akan diikutsertakan, meningkatkan relasi dengan pihak-pihak yang diperlukan dan tumbuhnya rasa kebersamaan termasuk adanya sense of belonging dalam organisasi. Kebutuhan akan prestasi (Esteem Needs). Kebutuhan akan kedudukan dan promosi dibidang kepegawaian. Kebutuhan akan simbol-simbol dalam statusnya seseorang serta prestise yang ditampilkannya. Kebutuhan mempertinggi kapasitas kerja (Self actualization). Setiap orang ingin mengembangkan kapasitas kerjanya dengan baik. Hal ini merupakan kebutuhan untuk mewujudkan segala kemampuan (kebolehannya) dan seringkali nampak pada hal-hal yang sesuai untuk mencapai citra dan cita diri seseorang. Dalam motivasi kerja pada tingkat ini diperlukan kemampuan manajemen untuk dapat mensinkronisasikan antara cita diri dan cita organisasi untuk dapat melahirkan hasil produktivitas organisasi yang lebih tinggi. Teori Maslow tentang motivasi secara mutlak menunjukkan perwujudan diri sebagai pemenuhan (pemuasan) kebutuhan yang bercirikan pertumbuhan dan 52 pengembangan individu. Perilaku yang ditimbulkannya dapat dimotivasikan oleh manajer dan diarahkan sebagai subjek-subjek yang berperan. Dorongan yang dirangsang ataupun tidak, harus tumbuh sebagai subjek yang memenuhi kebutuhannya masing-masing yang harus dicapainya dan sekaligus selaku subjek yang mencapai hasil untuk sasaran-sasaran organisasi. d. Pasar modern Secara sederhana, definisi pasar selalu dibatasi oleh anggapan yang menyatakan antara pembeli dan pejual harus bertemu secara langsung untuk mengadakan interaksi jual beli. Namun, pengertian tersebut tidaklah sepenuhnya benar karena seiring kemajuan teknologi, internet, atau malah hanya dengan surat. Pembeli dan penjual tidak bertemu secara langsung, mereka dapat saja berada di tempat yang berbeda atau berjauhan. Artinya, dalam proses pembentukan pasar, hanya dibutuhkan adanya penjual, pembeli, dan barang yang diperjualbelikan serta adanya kesepakatan antara penjual dan pembeli. Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan makanan seperti; buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama, seperti piring, gelas, pisau, kipas, dan lain-lain. Berbeda dengan pasar tradisional yg identik dengan lingkungannya yang kotor, pasar modern justru 53 kebalikannya. Maka dari itu, masyarakat sekarang cenderung memilih pasar modern sebagai tempat belanja guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Contoh dari pasar modern adalah pasar swalayan, hypermarket, supermarket, dan minimarket. Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh, orang menanggap menolong memiliki nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk. Dalam pasar modern dan pasar tradisional memiliki beberapa nilai-nilai sosial. Nilai-nilai sosial pasar tradisional dapat kita ketahui bahwa keadaan pasar tidak teratur, tradisi masyarakat dalam berbelanja yaitu terjadi tawar-menawar antara penjual dan pembeli, terbentuknya tali silaturahmi antara penjual dan pembeli dan sifatnya tertutup. Sedangkan nilai-nilai sosial pasar modern memiliki keadaan pasar yang teratur, sifatnya tertutup, nyaman dalam berbelanja (memiliki ace, bersih, dsb) dan barangbarang yang ada di pasar modern harga sudah ditetapkan bercode atau daftar harga dan biasanya terdapat discon. Dari perbedaan diatas antara Nilai-nilai sosial pasar tradisional dengan nilai-nilai sosial pasar modern dalam hal itu masyarakat ada yang merespon secara positif dan juga secara negatif. 54 F. Skema Konseptual NILAI-NILAI SOSIAL DALAM PASAR MODERN (Study Kehadiran Alfamart Di Kelurahan Pettuadae Kecamatan Turikale Kabupaten Maros) Tidak teratur Tradisi tawarmenawar Tali silaturahmi antara penjual dan pembeli Tertutup Nilai-nilai social pasar tradisional Nilai-nilai social pasar modern Teratur Terbuka Nyaman Ada daftar harga Discon Respon masyarakat Positif negatif 55