KETENTUAN UMUM PELANGGAN INDUSTRI JASA

advertisement
Untuk Pelanggan IJK – 3 atau IMP – 3
KETENTUAN UMUM
PELANGGAN INDUSTRI JASA DAN KOMERSIAL /
INDUSTRI MANUFAKTUR DAN PEMBANGKITAN LISTRIK *)
Pasal 1
DEFINISI
Dalam Ketentuan Umum ini yang dimaksud dengan:
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
*)
”Biaya Pengaliran Kembali” adalah biaya yang harus dibayar oleh Pelanggan
dalam rangka pengaliran kembali sebagai akibat adanya penutupan pengaliran
Gas.
“Biaya Pemasangan Kembali” adalah biaya yang harus dibayar oleh Pelanggan
dalam rangka pemasangan kembali Meter Gas dan/atau fasilitas lain milik PGN
sebagai akibat adanya pembongkaran Meter Gas dan/atau fasilitas lain milik
PGN.
“Bulan” adalah jangka waktu yang dimulai sejak pukul 00:00 WIB hari pertama
dari bulan kalender dan berakhir pada pukul 24:00 WIB hari terakhir bulan
kalender yang sama.
“Bulan Kontrak” adalah jangka waktu antara hari pencatatan meter gas dan hari
pencatatan meter gas berikutnya sesuai daur pencatatan normal dalam 1 (satu)
Bulan. Untuk Pelanggan yang Meter Gas nya tidak dilengkapi dengan volume
korektor, Bulan Kontrak adalah jangka waktu antara pencatatan meter gas rutin
pertama dan pencatatan meter gas rutin terakhir sesuai daur pencatatan meter
gas harian/mingguan dalam 1 (satu) Bulan.
“Bulan Transisi” adalah jangka waktu dalam suatu Bulan kecuali untuk Bulan
Transisi pertama, dihitung sejak Tanggal Dimulai sampai dengan hari terakhir
Bulan tersebut.
“Calon Pelanggan” adalah badan hukum/badan usaha/Pemerintah yang
mengajukan permohonan kepada PGN untuk berlangganan Gas sebagai
Pelanggan Industri Jasa dan Komersial/Industri Manufaktur dan Pembangkitan
Listrik *).
“Gas” adalah gas bumi yang komponen utamanya adalah metana (CH4).
“Hari” adalah jangka waktu yang lamanya 24 (dua puluh empat) jam terus
menerus, yang dimulai pukul 00:00 WIB dan berakhir pada pukul 24:00 WIB hari
yang sama.
Pilih salah satu.
“Hari Kerja” adalah Hari operasional Pelanggan memakai Gas sebagaimana
dimaksud dalam Perjanjian.
(10) “Jam Operasi” adalah jumlah waktu dalam satuan jam yang digunakan oleh
Pelanggan untuk menggunakan Gas dalam rangka pengoperasian Peralatan
Gas dalam 1 (satu) Hari Kerja.
(11) “Jumlah Gas Terpakai” adalah jumlah Gas yang dipakai Pelanggan dalam
periode 1 (satu) Bulan Kontrak atau per Hari Kerja dalam satuan volume (m3)
atau energi (MMBtu), sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Perhitungan
Pemakaian Gas.
(12) “Kapasitas Maksimum Meter Terpasang” adalah jumlah Gas maksimum yang
diizinkan melewati Meter Gas per Jam Operasi sesuai dengan kemampuan
masing-masing Meter Gas dihitung dengan formula:
a. Untuk meter turbin :
(Po + 1,01325) bar dikalikan dengan kapasitas maksimum Meter Gas (m3/jam)
1,01325 bar
(9)
(13)
(14)
(15)
(16)
*)
Po: pressure outlet (tekanan keluar operasi).
Untuk meter turbin, dihitung berdasarkan formula AGA-7 dan NX-19 atau
AGA-8 serta perubahannya (jika ada).
b. Untuk meter orifice, dihitung berdasarkan formula AGA-3 dan AGA-8 serta
perubahannya (jika ada).
c. Untuk meter ultrasonik, dihitung dengan formula AGA-9 dan AGA-8 serta
perubahannya (jika ada).
“Ketentuan Umum” adalah dokumen yang berisi syarat-syarat dan ketentuan
pelaksanaan penyerahan Gas yang harus dipatuhi dan mengikat secara hukum
bagi PGN dan Pelanggan termasuk perubahannya (jika ada) yang merupakan
satu kesatuan dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan Perjanjian.
“Libur Massal” adalah Hari libur dalam rangka memperingati hari raya
keagamaan, hari libur daerah atau hari libur nasional yang ditetapkan oleh
Pemerintah.
“Lokasi Calon Pelanggan/Pelanggan” adalah tempat usaha atau pabrik Calon
Pelanggan/Pelanggan yang akan menggunakan/menggunakan Gas atau lokasi
lain dan berada pada suatu tempat yang dimiliki atau dikuasai Calon
Pelanggan/Pelanggan.
”Masa Transisi” adalah jangka waktu tertentu maksimum 3 (tiga) Bulan Transisi
atau sampai dengan tercapainya pemakaian Gas Pelanggan yang setara atau
lebih besar dari Pemakaian Maksimum per Bulan Kontrak sebagaimana
dimaksud dalam Perjanjian (mana yang terjadi lebih dahulu), yang diberikan
kepada Pelanggan Industri Jasa dan Komersial/Industri Manufaktur dan
Pembangkitan Listrik *) untuk menguji kemampuan kapasitas Peralatan Gas
dalam rangka mengetahui pemakaian Gas aktual Pelanggan.
Pilih salah satu.
(17) “Meter Gas” adalah sistem alat ukur beserta perlengkapannya termasuk tetapi
tidak terbatas kepada volume corrector/Flow Computer/Flow Recorder (jika ada)
yang dimiliki atau dioperasikan oleh PGN yang berada di Lokasi Calon
Pelanggan/Pelanggan atau tempat lainnya yang disepakati oleh PGN dan Calon
Pelanggan/Pelanggan dan digunakan sebagai dasar perhitungan pemakaian
Gas.
(18) “PGN” adalah PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
(19) “Pelanggan” adalah badan hukum/badan usaha/Pemerintah yang sudah
menandatangani dan terikat Perjanjian.
(20) “Pemakaian Maksimum Gas per Hari Kerja” adalah jumlah Gas maksimum yang
dapat dipakai oleh Pelanggan selama 1 (satu) Hari Kerja.
(21) “Pemakaian Maksimum Gas per Jam Operasi” adalah jumlah Gas maksimum
yang dapat dipakai oleh Pelanggan selama 1 (satu) Jam Operasi.
(22) “Pemakaian Maksimum Kuota Kontrak” adalah jumlah Gas maksimum yang
dapat dipakai oleh Pelanggan sebagaimana ditetapkan oleh PGN yang
disebabkan oleh Keadaan Kahar atau Pemeliharaan Rutin di pihak PGN
sebagaimana diatur dalam Ketentuan Umum dan Perjanjian.
(23) “Pemakaian Maksimum per Bulan Kontrak” adalah jumlah Gas maksimum yang
dapat dipakai oleh Pelanggan sebagaimana disebutkan dalam Perjanjian.
(24) “Pemakaian Minimum Kuota Kontrak” adalah jumlah Gas minimum yang harus
dipakai oleh Pelanggan sebagaimana ditetapkan oleh PGN yang disebabkan
oleh Keadaan Kahar atau Pemeliharaan Rutin di pihak PGN sebagaimana diatur
dalam Ketentuan Umum dan Perjanjian.
(25) “Pemakaian Minimum per Bulan Kontrak “ adalah jumlah Gas minimum yang
harus dipakai oleh Pelanggan sebagaimana disebutkan dalam Perjanjian.
(26) “Pemakaian Minimum Nyata Kontrak” adalah perhitungan pemakaian minimum
Gas Pelanggan setelah dikurangi keadaan-keadaan yang disebabkan oleh
Keadaan Kahar, Pemeliharaan Rutin atau Libur Massal di pihak Pelanggan
sebagaimana diatur dalam Ketentuan Umum dan Perjanjian.
(27) “Pemakaian Gas Tanpa Melalui Meter Gas” adalah pemakaian Gas oleh
Pelanggan tanpa melalui Meter Gas atau pemakaian Gas tidak sesuai dengan
peruntukkannya sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian atau setiap tindakan
termasuk namun tidak terbatas kepada perusakan atau pembongkaran segel
pada Meter Gas dan/atau peralatan milik PGN atau hal-hal lain yang tidak sesuai
dengan Perjanjian dan/atau Ketentuan Umum, yang menyebabkan atau
dianggap dapat menyebabkan kerugian bagi PGN.
(28) “Pemasangan Tanpa Izin PGN” adalah pemasangan dan penyambungan
jaringan pipa baru dari atau ke Pipa Instalasi eksisting, atau perubahan Pipa
Instalasi dari kondisi semula baik belum atau telah dialirkan Gas pada jaringan
pipa baru tersebut, termasuk tetapi tidak terbatas pada penambahan atau
penggantian Peralatan Gas tanpa izin tertulis dari PGN.
(29) “Pemeliharaan Rutin” adalah pemeliharaan Pipa Instalasi dan/atau Peralatan
Gas milik Pelanggan sesuai daftar Peralatan Gas pada Formulir Persetujuan
Berlangganan Gas atau Formulir Persetujuan Perpanjangan Perjanjian atau
Formulir Persetujuan Amandemen Perjanjian, atau pemeliharaan sistem
jaringan pipa dan perlengkapannya milik PGN yang dapat mengakibatkan
terganggunya atau terhentinya pengaliran Gas.
(30) “Peralatan Gas” adalah peralatan milik Pelanggan yang digunakan secara
langsung untuk pemakaian Gas berdasarkan Perjanjian sebagaimana tercantum
dalam Formulir Persetujuan Berlangganan Gas atau Formulir Persetujuan
Perpanjangan Perjanjian atau Formulir Persetujuan Amandemen Perjanjian.
(31) “Perjanjian” adalah Perjanjian Jual Beli Gas yang telah ditandatangani antara
PGN dengan Pelanggan Industri Jasa dan Komersial/Industri Manufaktur dan
Pembangkitan Listrik *).
(32) “Pipa Instalasi” adalah sistem jaringan pipa untuk menyalurkan Gas mulai dari
outlet Meter Gas sampai dengan gas train atau regulator Peralatan Gas.
(33) “Surcharge” adalah sanksi atas setiap kelebihan pemakaian Gas oleh Pelanggan
di atas Pemakaian Maksimum per Hari Kerja atau Pemakaian Maksimum per
Bulan Kontrak atau Pemakaian Maksimum Kuota Kontrak.
(34) “Tahun” adalah jangka waktu 12 (dua belas) Bulan yang dihitung mulai pukul
00:00 WIB dari hari pertama dari tahun kalender dan berakhir pada pukul 24:00
WIB hari terakhir dari tahun kalender yang sama.
(35) “Tahun Kontrak” adalah setiap periode 12 (dua belas) Bulan sejak jam 00:00 WIB
pada Tanggal Dimulai dan berakhir pada jam yang sama pada tanggal yang
sama tahun berikutnya dan masing-masing Tahun Kontrak berikutnya dimulai
pada jam 00:00 WIB pada ulang tahun Tanggal Dimulai dan berakhir pada jam
yang sama pada ulang tahun Tanggal Dimulai berikutnya, kecuali untuk Tahun
Kontrak terakhir akan berakhir pada tanggal berakhirnya Perjanjian.
(36) “Tanggal Dimulai” adalah tanggal Gas pertama kali diserahkan di Titik
Penyerahan sebagaimana tercantum dalam berita acara gas in atau suatu
tanggal yang disepakati kedua belah pihak sebagaimana tercantum dalam berita
acara Tanggal Dimulai.
(37) “Titik Penyerahan” adalah flensa pertama kerangan setelah outlet Meter Gas.
Pasal 2
PENYERAHAN GAS
(1)
PGN akan menyerahkan Gas kepada Pelanggan di Titik Penyerahan sesuai
kemampuan dan fasilitas pemasok gas, Meter Gas dan jaringan pipa PGN
dan/atau transporter.
(1)
Tanggung jawab, risiko dan pemilikan Gas beralih dari PGN kepada Pelanggan
di Titik Penyerahan.
*)
Pilih salah satu.
Pasal 3
PEMASANGAN PIPA INSTALASI
(1)
Calon Pelanggan/Pelanggan bertanggung jawab terhadap pemasangan Pipa
Instalasi di Lokasi Calon Pelanggan/Pelanggan termasuk biayanya dan wajib
mengikuti ketentuan pemasangan Pipa Instalasi yang berlaku di PGN.
(2)
Pemasangan Pipa Instalasi termasuk perubahannya harus mendapat
persetujuan tertulis dari PGN.
(3)
Jika Calon Pelanggan/Pelanggan tidak mematuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) Pasal ini, maka PGN dapat menolak
penggunaan Pipa Instalasi tersebut dan tidak berkewajiban menyerahkan Gas
ke Calon Pelanggan/Pelanggan.
(4)
PGN akan melakukan kegiatan inspeksi Pipa Instalasi secara periodik atau
setiap saat apabila diperlukan.
(5)
Apabila dari hasil inspeksi ditemukan adanya kondisi Pipa Instalasi yang tidak
layak sebagian atau seluruhnya untuk dioperasikan dan/atau adanya
perubahan Pipa Instalasi yang dilakukan dengan Pemasangan Pipa Tanpa Izin
PGN yang dianggap dapat membahayakan fasilitas PGN atau mengganggu
kelangsungan pengaliran Gas ke Pelanggan, maka PGN akan
memberitahukan secara tertulis kepada Pelanggan.
(6)
Apabila terjadi kondisi sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) Pasal ini dan
membahayakan fasilitas PGN dan/atau mengganggu kelangsungan pengaliran
Gas ke Pelanggan, maka PGN dapat menutup pengaliran Gas ke Pelanggan
sampai dengan Pelanggan memperbaiki Pipa Instalasi dan/atau perubahan
Pipa Instalasi yang dilakukan dengan Pemasangan Pipa Tanpa Izin PGN
tersebut.
(7)
Pelanggan wajib memberitahukan segera secara lisan kepada PGN atas
kerusakan/kebocoran Pipa Instalasi dan diikuti pemberitahuan secara tertulis
selambat-lambatnya 1 X 24 jam sejak pertama kali diketahuinya terjadinya
kerusakan atau kebocoran Pipa Instalasi tersebut.
(8)
Calon Pelanggan/Pelanggan membebaskan PGN dari segala tuntutan, klaim
atau gugatan dari pihak manapun juga yang berkaitan dengan pemasangan
dan/atau pengoperasian dan/atau perbaikan dan/atau perubahan Pipa Instalasi
di Lokasi Calon Pelanggan/Pelanggan sehubungan dengan pelaksanaan
pengaliran Gas berdasarkan Perjanjian dan Ketentuan Umum.
Pasal 4
SANKSI TERHADAP PEMAKAIAN GAS TANPA MELALUI METER GAS
(1)
Apabila Pelanggan diketahui melakukan Pemakaian Gas Tanpa Melalui Meter
Gas, maka:
(i)
PGN akan mengakhiri Perjanjian dengan tidak menghilangkan kewajiban
Pelanggan yang timbul sebelum berakhirnya Perjanjian termasuk denda
yang dikenakan karena Pemakaian Gas Tanpa Melalui Meter Gas.
(2)
(ii)
PGN akan melakukan penutupan aliran Gas dan penyegelan terhadap
kerangan inlet Meter Gas yang digunakan untuk Pemakaian Gas Tanpa
Melalui Meter Gas tersebut.
(iii)
PGN akan mengenakan sanksi denda kepada Pelanggan atas
Pemakaian Gas Tanpa Melalui Meter Gas yaitu sebesar Pemakaian
Maksimum per Bulan Kontrak sesuai Perjanjian x 24 bulan x harga Gas
sesuai Keputusan Direksi PGN tentang Harga Gas yang berlaku pada
saat diketahui terjadinya Pemakaian Gas Tanpa Melalui Meter Gas dan
harus dibayar selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah tanggal
pemberitahuan tertulis dari PGN.
(iv)
PGN akan melaporkan Pemakaian Gas Tanpa Melalui Meter Gas tersebut
kepada pihak yang berwenang dan akan membongkar Meter Gas.
Dengan dilakukannya pembongkaran Meter Gas seperti termaksud pada ayat
(1)(iv) Pasal ini, maka status sebagai Pelanggan PGN berakhir. Untuk keperluan
pengakhiran ini, Pelanggan dan PGN sepakat untuk mengesampingkan
pemberlakuan Pasal 1266 dan 1267 KUH Perdata.
Pasal 5
METER GAS
(1)
Calon Pelanggan/Pelanggan wajib atas biaya dan tanggung jawabnya sendiri
menyediakan tempat di Lokasi Calon Pelanggan/Pelanggan secara cumacuma atau tanpa dikenakan biaya untuk pemasangan Meter Gas oleh PGN.
(2)
Petugas PGN setiap saat berhak memasuki lokasi Meter Gas baik untuk
pencatatan Meter Gas, operasi dan pemeliharaan, pemeriksaan serta hal-hal
lain yang terkait dengan pelaksanaan Perjanjian dan Ketentuan Umum.
(3)
Pelanggan harus memastikan dan bertanggung jawab atas keamanan Meter
Gas dari segala gangguan dan/atau tindakan yang dapat diperkirakan akan
menimbulkan kerusakan terhadap Meter Gas.
(4)
Pemeliharaan dan pemeriksaan Meter Gas antara lain: kalibrasi meter gas,
pembersihan filter, penggantian peralatan yang rusak, menjadi tanggung jawab
PGN. Namun apabila kerusakan Meter Gas disebabkan oleh kelalaian atau
kesalahan Pelanggan, maka seluruh biaya perbaikan atau penggantian Meter
Gas ditanggung oleh Pelanggan.
(5)
Meter gas yang digunakan sebagai alat transaksi harus di tera sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
(6)
Toleransi penyimpangan meter gas:
(a) untuk meter turbin adalah ± 2% (dua perseratus).
(b) untuk meter orifice dan ultrasonik adalah ± 1% (satu perseratus).
(7)
Khusus untuk pelaksanaan kalibrasi ulang meter gas atas permintaan
Pelanggan, apabila ternyata dari hasil kalibrasi ulang ditentukan bahwa meter
gas tidak menyimpang dari ketentuan ayat (6) Pasal ini, maka Pelanggan
bertanggung jawab atas seluruh biaya yang dikeluarkan atas pelaksanaan
kalibrasi ulang tersebut. Kecuali apabila dari hasil kalibrasi ulang itu ternyata
hasilnya menyimpang dari ketentuan ayat (6) Pasal ini, maka biaya kalibrasi
ulang dimaksud menjadi beban dan tanggung jawab PGN dan meter gas harus
diganti.
Apabila dari hasil kalibrasi ulang meter gas terdapat penyimpangan dari
ketentuan ayat (6) Pasal ini, volume penyerahan selama terjadinya
penyimpangan sampai dengan selesainya perbaikan akan dikoreksi sesuai
dengan besarnya persentasi penyimpangan, dengan cara:
( F1 – F2 )
x
Q
dimana:
F1 = Persen akurasi berdasarkan data hasil kalibrasi ulang meter gas
oleh Direktorat Metrologi yang nilai kesalahan penunjukannya (%)
ditentukan berdasarkan historis pola operasi dari meter gas
sesuai dengan hasil pengunduhan EVC (Electronic Volume
Corrector) atau pencatatan manual.
F2 = Persen toleransi penyimpangan
dimaksud dalam ayat (6) Pasal ini.
meter
gas
sebagaimana
Q = Volume Gas (m3 dalam 270 C, 1 atm) yang mengalir selama
terjadinya penyimpangan.
Contoh perhitungan untuk meter turbin:
Penentuan F1:
Hasil pengukuran kalibrasi ulang di Direktorat Metrologi menunjukkan hasil
sebagai berikut:
No
Kecepatan Alir (m3/jam)
Kesalahan Penunjukan (%)
1
40
-3,73
2
100
-2,54
3
250
+0,15
Keragu-raguan pada periode waktu jam 00.00 sampai dengan jam 06.00 pagi,
maka dilakukan pengunduhan EVC atau pengecekan hasil pencatatan manual
pada periode tersebut pada suatu Bulan pemakaian.
Dan historis pola operasi untuk data pemakaian Gas per Jam Operasi sebagai
berikut:
No
Waktu
Pemakaian (delta corrected)
1
00.00
87
2
01.00
84
3
02.00
90
4
03.00
91
5
04.00
92
6
05.00
95
7
06.00
92
Berdasarkan historis data pemakaian Gas tersebut, maka didapatkan bahwa
meter gas beroperasi pada range pemakaian mendekati 100 m3/jam, maka
didapatkan nilai F1 adalah -2,54%.
Penentuan F2:
Berdasarkan Perjanjian ditentukan dan disepakati bahwa nilai toleransi
keakurasian Meter Gas untuk turbin adalah ± 2%.
Maka bila dilihat dalam kinerja alat ukur yang mengalami keragu-raguan adalah
sebagai berikut:
Q = Volume Gas (m3) yang mengalir selama terjadinya
penyimpangan.
= 200.000 m3
maka koreksi volume penyerahan Gas selama terjadi penyimpangan
adalah :
= (-2,54 % - (-2 % ))
= -0,54 %
= -1.080 m3
x
x
200.000 m3
200.000 m3
Berdasarkan contoh di atas, maka terdapat kekurangan volume sebesar 1.080
m3 sehingga Pelanggan harus menanggung kekurangan tersebut dan
diperhitungkan dalam rekening Bulan berikutnya.
Demikian sebaliknya, bila terjadi perbedaan dalam bentuk positif, maka atas
kelebihan Gas tersebut, Pelanggan berhak mendapatkan pengurangan atas
kelebihan pengukuran tersebut dan diperhitungan dalam rekening Bulan
berikutnya.
Pasal 6
PENCATATAN DAN PERHITUNGAN PEMAKAIAN GAS
(1)
PGN akan melakukan pencatatan atas pemakaian Gas Pelanggan sesuai daur
pencatatan Meter Gas dengan ketentuan:
a) Untuk pembacaan manual dilakukan dengan disaksikan oleh perwakilan
Pelanggan dan hasil pencatatan pemakaian Gas tersebut akan diparaf oleh
Para Pihak.
b) Untuk pembacaan otomatis dilakukan dengan pengunduhan data
pemakaian Gas secara remote melalui fasilitas telemetering atau
pengunduhan secara lokal di lokasi Meter Gas.
(2)
Jumlah Gas yang diserahkan dalam 1 (satu) Bulan dihitung berdasarkan
ketentuan sebagai berikut:
(a) Apabila Meter Gas dilengkapi dengan meter turbin, maka perhitungannya
menggunakan Formula AGA-7 (dimana perhitungan faktor super
kompresibilitasnya menggunakan Formula AGA NX-19 untuk perhitungan
secara manual atau AGA-8 untuk perhitungan secara otomatis) dan
perubahannya (jika ada).
(b) Apabila Meter Gas dilengkapi dengan meter orifice, maka perhitungannya
menggunakan Formula AGA-3 (dimana perhitungan faktor super
kompresibilitasnya menggunakan Formula AGA-8) dan perubahannya (jika
ada).
(c) Apabila Meter Gas dilengkapi dengan meter ultrasonik, maka
perhitungannya menggunakan Formula AGA-9 (dimana perhitungan faktor
super kompresibilitasnya menggunakan Formula AGA-8) dan
perubahannya (jika ada).
(d) Penentuan nilai kalori
perubahannya (jika ada).
Gas
sesuai
GPA
Standar
2172-86
dan
(e) Untuk perhitungan volume pemakaian dalam m 3 temperatur dasar yang
digunakan adalah 27 oC dan tekanan 1 atm = 1,01325 Bar.
(3)
Hasil perhitungan jumlah Gas yang diserahkan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2) Pasal ini dituangkan dalam Berita Acara Perhitungan Pemakaian Gas
dan akan disampaikan kepada Pelanggan untuk ditandatangani.
(4)
Apabila meter gas rusak dan/atau hasil pengukuran menimbulkan keraguraguan, sedangkan Gas tetap mengalir dan digunakan Pelanggan, maka
perhitungan pemakaian Gas dilakukan dengan metode taksasi yaitu:
(a)
Formula umum untuk perhitungan taksasi:
( V1 + V 2 )
x
K1
=
2
dimana :
(b)
V1
=
pemakaian Gas rata-rata per Jam Operasi yang dapat
dipertanggungjawabkan dimana pemakaian Gas normal
sebelum terjadi kerusakan meter gas dan/atau keraguraguan atas hasil pengukuran.
V2
=
pemakaian Gas rata-rata per Jam Operasi setelah meter
gas berfungsi normal. Rata-rata per jam untuk V2 minimal
dihitung berdasarkan data pemakaian dari penggantian
meter gas sampai dengan akhir bulan pencatatan.
K1
=
Jumlah waktu (jam) selama meter gas rusak dan/atau
keragu-raguan atas hasil pengukuran.
Untuk penghitungan pemakaian Gas selama penggantian meter gas
sistem stand meter namun Gas tetap mengalir:
= V3
x
K2
dimana :
(c)
V3
=
pemakaian Gas setelah meter gas berfungsi normal.
Pemakaian Gas diperoleh dari perhitungan volume Gas
berdasarkan pengamatan selisih stand awal dan stand akhir
meter gas setelah penggantian dengan waktu pengamatan
minimal selama 15 menit.
K2
=
Jumlah waktu selama penggantian meter gas.
Apabila sampai akhir Bulan pencatatan alat ukur belum berfungsi normal,
maka perhitungan taksasi berdasarkan formula:
=
V1
x
K3
dimana :
V1
=
rata-rata pemakaian Gas per Jam Operasi yang minimal
dihitung dari awal Bulan berjalan sampai dengan meter gas
rusak dan/atau dinyatakan adanya keragu-raguan atas hasil
pengukuran.
K3
=
Jumlah waktu (jam) selama meter gas rusak dan/atau
keragu-raguan atas hasil pengukuran dari awal dinyatakan
taksasi sampai dengan akhir Bulan pencatatan.
Untuk perhitungan Bulan
berdasarkan formula:
berikutnya,
maka
perhitungan
taksasi
= V 2 X K4
dimana:
(d)
V2
=
Rata-rata pemakaian Gas per Jam Operasi yang minimal
dihitung dari data penggantian meter gas sampai dengan
akhir Bulan pencatatan.
K4
=
jumlah waktu (jam) selama meter gas rusak dan/atau
keragu-raguan atas hasil pengukuran dari awal Bulan
sampai dengan penggantian atau perbaikan meter gas.
Perhitungan taksasi dituangkan dalam Berita Acara Taksasi.
Pasal 7
KETENTUAN TEKNIS
(1)
Kualitas dan komposisi Gas yang diserahkan PGN kepada Pelanggan adalah
sesuai dengan Gas atau percampuran Gas yang diterima oleh PGN dari
pemasok Gas atau transporter Gas atau terminal penerimaan LNG.
(2)
Apabila Pelanggan menghendaki pengukuran kualitas dan komposisi Gas
selain yang telah dilakukan oleh pemasok gas dan/atau PGN, maka segala
biaya yang timbul menjadi tanggung jawab Pelanggan.
(3)
Pelanggan wajib menggunakan Gas sesuai ketentuan keselamatan dan
kesehatan kerja serta perlindungan lingkungan berdasarkan perundangundangan yang berlaku serta teknik dan cara yang menjamin keamanan
penggunaan Gas. PGN berhak setiap saat melakukan evaluasi ditepatinya
ketentuan ini dengan baik oleh Pelanggan. Apabila berdasarkan evaluasi PGN
ternyata ketentuan ini tidak dilaksanakan, maka PGN berhak menutup
sementara pengaliran Gas sampai ketentuan ini dipenuhi.
(4)
Apabila diminta, PGN akan menyediakan informasi dan konsultasi teknis yang
diperlukan oleh Pelanggan untuk memenuhi ketentuan ayat (3) Pasal ini.
(5)
Pelanggan menjamin dan membebaskan PGN dari segala tuntutan, gugatan
atau kewajiban membayar dalam bentuk apapun dari pihak ketiga sebagai
akibat kerugian yang ditimbulkan oleh kelalaian dan/atau kesengajaan
Pelanggan sehubungan dengan ketentuan ayat (3) Pasal ini.
Pasal 8
KEADAAN KAHAR
(1)
Yang dimaksud Keadaan Kahar adalah kondisi terjadinya hal-hal diluar
kemampuan/kekuasaan salah satu Pihak untuk mengatasinya dan bukan
disebabkan karena kesalahan salah satu Pihak yang mengakibatkan Perjanjian
tidak terlaksana baik sebagian atau seluruhnya.
Yang termasuk Keadaan Kahar adalah termasuk tetapi tidak terbatas pada:
(i)
kerusakan atau tidak berfungsinya peralatan/fasilitas milik PGN, turunnya
tekanan/laju alir/kualitas pasokan Gas, berkurangnya pasokan Gas yang
disebabkan oleh berakhirnya perjanjian pasokan Gas atau hal-hal yang
diakibatkan oleh gangguan yang terjadi pada pihak pemasok Gas
dan/atau transporter Gas termasuk peralatan pemasok Gas dan/atau
transporter Gas dan/atau gangguan pada terminal penerima LNG
dan/atau kapal pengangkut LNG, yang mengakibatkan terjadinya
gangguan operasional pada jaringan pipa dan peralatan/fasilitas milik
PGN, serta kerusakan atau tidak berfungsinya sistem Peralatan Gas yang
digunakan untuk pemakaian Gas sesuai daftar Peralatan Gas dalam
formulir B1/B2 *);
(ii)
kerusuhan, huru hara, pemberontakan, peperangan, embargo, blokade,
perselisihan perburuhan, pemogokan;
(iii)
petir, topan, badai, banjir, kebakaran, gempa bumi, bencana alam;
(iv)
adanya tindakan Pemerintah, penerapan Undang-Undang atau
peraturan-peraturan yang dikeluarkan Pemerintah.
(2)
Masing-masing Pihak tidak bertanggung jawab dan tidak dapat menuntut ganti
rugi kepada Pihak lainnya atas kegagalan atau keterlambatan dalam
memenuhi ketentuan dalam Perjanjian apabila kegagalan atau keterlambatan
tersebut disebabkan oleh terjadinya Keadaan Kahar.
Kewajiban yang tidak dibebaskan bagi Para Pihak dengan adanya Keadaan
Kahar adalah kewajiban pembayaran yang telah jatuh tempo termasuk denda
keterlambatan (jika ada) yang timbul sebelum terjadinya Keadaan Kahar.
Keadaan Kahar dianggap sah apabila:
(3)
(4)
*)
Pilih salah satu.
(a) Pihak yang terkena segera memberitahukan secara lisan kepada Pihak
lainnya selambat-lambatnya dalam waktu 1 x 24 jam sejak diketahui
terjadinya Keadaan Kahar. Selanjutnya Pihak yang terkena harus
menindaklanjuti dengan pemberitahuan tertulis selambat-lambatnya dalam
waktu 48 (empat puluh delapan) jam sejak diketahuinya Keadaan Kahar
tersebut;
(b) Apabila Keadaan Kahar terjadi pada Pelanggan, setelah pemberitahuan
secara lisan sebagaimana tersebut dalam huruf (a) di atas, PGN akan
melakukan peninjauan untuk memastikan terjadinya Keadaan Kahar
tersebut. Dalam hal PGN menyetujui Keadaan Kahar, Para Pihak akan
menuangkan dalam Berita Acara Awal yang ditandatangani Para Pihak.
Setelah Keadaan Kahar tersebut dapat diatasi, maka dibuat Berita Acara
Akhir dengan mencantumkan lamanya Keadaan Kahar;
(c) Apabila Keadaan Kahar terjadi pada PGN, setelah Keadaan Kahar dapat
teratasi, PGN akan menyampaikan surat pemberitahuan berakhirnya
Keadaan Kahar kepada Pelanggan tanpa membuat berita acara.
(5)
Apabila terjadinya Keadaan Kahar dapat menyebabkan terganggunya operasi
pengaliran Gas dan/atau berkurangnya jumlah pasokan Gas yang
mengakibatkan PGN tidak dapat memenuhi kewajibannya berdasarkan
Perjanjian, maka PGN dapat memberlakukan kuota pemakaian Gas kepada
Pelanggan secara langsung tanpa melalui amandemen Perjanjian. Dengan
adanya penetapan kuota pemakaian Gas, maka Pelanggan harus mengikuti
ketentuan Pemakaian Minimum dan Pemakaian Maksimum baru sesuai kuota
termasuk pemberlakuan atau pengenaan Surcharge yang ditetapkan oleh
PGN.
Pasal 9
PEMAKAIAN MINIMUM NYATA KONTRAK
Perhitungan Pemakaian Minimum Nyata Kontrak akan dituangkan dalam Berita Acara
Perhitungan Pemakaian Minimum Nyata Kontrak yang ditandatangani oleh Para Pihak
dengan menggunakan formula perhitungan sebagai berikut:
A (Hari) –  Z (Hari)
Pemakaian Minimum Nyata Kontrak =
----------------------------------  PMBK
A (Hari)
Dimana :
A
= jumlah Hari Kerja pada Bulan bersangkutan
Z
= bagian Hari dimana satu alat sebagaimana tercantum dalam Formulir B1/B2
*) berhenti beroperasi karena sebab-sebab Keadaan Kahar, Pemeliharaan
Rutin dan/atau Libur Massal atau penutupan pengaliran Gas.
*)
Pilih salah satu.
Z
= jumlah Z untuk seluruh alat dalam satu Bulan bersangkutan.
PMBK = Pemakaian Minimum per Bulan Kontrak.
Lamanya alat tidak beropersi dalam sehari (jam)
Z
= -----------------------------------------------------------------------
Kapasitas alat tersebut per Hari
X
Jam Operasi Harian (jam)
--------------------------------------------------Total kapasitas semua alat per Hari
Contoh:
Pelanggan PT XYZ dengan Pemakaian Minimum per Bulan Kontrak sebesar 300.000
m3 dengan Hari Kerja 7 (tujuh) Hari per minggu. Daftar peralatan yang beroperasi
selama bulan September 2011 adalah sebagai berikut:
Nama Alat
Jam Operasi
per Hari Kerja
(jam)
Kapasitas per
Jam Operasi
sesuai
Perjanjian
Kapasitas per
Hari Kerja sesuai
Perjanjian
(m3/ Jam
Operasi)
(m3/Hari)
Alat Pembakaran 1
10
200
2.000
Alat Pembakaran 2
10
300
3.000
Alat Pembakaran 3
10
500
5.000
1.000
10.000
Total kapasitas seluruh
alat
Selama September 2011 terjadi peristiwa-peristiwa gangguan operasi sebagai
berikut:
Tanggal
Peristiwa
gangguan
operasi
Peralatan yang
berhenti
beroperasi
Lamanya
berhenti
beroperasi
(jam)
Z (hari)
Pemeliharaan
01/09/11
alat
Alat pembakaran
1
10
10 / 10 x 2.000 / 10.000
= 0,2
Libur Lebaran
Alat pembakaran
1
10
10 / 10 x 2.000 / 10.000
= 0,2
03/09/11
Alat pembakaran
3
5
5/ 10 x 5.000 / 10.000 =
0,25
10
10 / 10 x 2.000 / 10.000
= 0,2
10
10/10 x 5.000 / 10.000
= 0,5
Alat pembakaran
1
10
10/10 x 2.000 / 10.000
= 0,2
Alat pembakaran
2
10
10/10 x 3.000 / 10.000
= 0,3
Alat pembakaran
3
10
10/10 x 5.000 / 10.000
= 0,5
Alat pembakaran
1
10
10/10 x 2.000 / 10.000
= 0,2
Alat pembakaran
2
10
10/10 x 3.000 / 10.000
= 0,3
Alat pembakaran
3
10
10/10 x 5.000 / 10.000
= 0,5
Alat pembakaran
1
10
10/10 x 2.000 / 10.000
= 0,2
Alat pembakaran
2
10
10/10 x 3.000 / 10.000
= 0,3
Alat pembakaran
1
04/09/11
Libur Lebaran
Alat pembakaran
3
20/09/11
Banjir
Banjir
21/09/11
28/09/11
Demo buruh
Alat pembakaran
3
Jumlah Z dalam satu (1) bulan
10
10/10 x 5.000 / 10.000
= 0,5
4,35
Pasal 10
PENGALIRAN DAN PEMASANGAN KEMBALI
(1)
(2)
Pelanggan Industri Jasa dan Komersial/Industri Manufaktur dan Pembangkitan
Listrik *) yang telah ditutup pengaliran Gas nya dapat disetujui untuk dialirkan
kembali setelah memenuhi semua kewajibannya kepada PGN termasuk denda
(jika ada) dan dikenakan Biaya Pengaliran Kembali yang besarannya
ditetapkan oleh PGN.
Pelanggan Industri Jasa dan Komersial/Industri Manufaktur dan Pembangkitan
Listrik *) yang telah dibongkar Meter Gas nya oleh PGN dapat disetujui untuk
menjadi Pelanggan kembali setelah dilakukan evaluasi oleh PGN. Pelanggan
tersebut harus mengajukan permohonan tertulis dan mengikuti prosedur Calon
Pelanggan baru dan akan diberikan nomor Pelanggan yang lama (jika masih
tersedia) atau nomor Pelanggan baru serta harus memenuhi seluruh kewajiban
berikut ini:
(a)
Melunasi hutang, denda (jika ada) serta kewajiban lainnya;
(b)
Apabila Pipa Instalasi secara teknis sudah tidak memenuhi persyaratan
maka harus diperbaiki atau dipasang baru sesuai dengan ketentuan
yang berlaku;
(c)
Membayar Biaya Pemasangan Kembali yang besarnya akan ditentukan
oleh PGN;
(d)
Menyerahkan jaminan pembayaran sesuai ketentuan yang berlaku.
Pasal 11
PENGALIHAN
(1) Masing-masing Pihak tidak berhak mengalihkan hak dan kewajibannya dalam
Perjanjian baik sebagian atau seluruhnya tanpa mendapat persetujuan tertulis
terlebih dahulu dari Pihak lainnya yang akan dituangkan dalam perjanjian novasi.
(2) Pihak yang bermaksud untuk mengalihkan Perjanjian harus menyampaikan
pemberitahuan secara tertulis mengenai rencana pengalihan tersebut kepada
Pihak lainnya.
(3) Ketentuan pada ayat (1) Pasal ini tidak berlaku untuk pengalihan oleh PGN
kepada anak perusahaannya (subsidiary) yang cukup dilakukan dengan
pemberitahuan secara tertulis kepada Pelanggan sebelum tanggal terjadinya
pengalihan.
(4) Ketentuan dan syarat-syarat yang tertuang dalam Perjanjian termasuk hak,
kewajiban dan tanggung jawab Pihak yang mengalihkan berdasarkan Perjanjian
akan berlaku dan mengikat Pihak yang menerima pengalihan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal ini dan nomor referensi Pelanggan tetap.
*)
Pilih salah satu.
(5) Apabila Pelanggan tidak memberitahukan secara tertulis mengenai rencana
pengalihan tersebut, maka PGN berhak menutup pengaliran Gas kepada
Pelanggan sampai dengan PGN menyetujui pengalihan tersebut yang akan
dituangkan dalam perjanjian novasi.
(6) Dengan memperhatikan ayat (5) Pasal ini, apabila PGN tidak menyetujui
pengalihan tersebut namun Pelanggan tetap melakukan pengalihan hak dan
kewajibannya, maka PGN berhak secara sepihak mengakhiri Perjanjian dan akan
dilakukan pembongkaran Meter Gas.
Pasal 12
PENUTUP
(1) Dalam hal Pelanggan membutuhkan pasokan Gas di atas Pemakaian Maksimum
per Bulan Kontrak/per Hari Kerja *) sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian,
Pelanggan akan pertama kali mengajukan permintaan tambahan pasokan Gas
tersebut (right of first refusal) kepada PGN dan/atau anak perusahaannya
(subsidiary) secara tertulis. Apabila PGN dan/atau anak perusahaannya
(subsidiary) menyampaikan pemberitahuan secara tertulis bahwa PGN dan/atau
anak perusahaannya (subsidiary) tidak dapat memenuhi permintaan tambahan
pasokan Gas tersebut, maka Pelanggan dapat mencari sumber pasokan gas lain
selain dari PGN dan/atau anak perusahaannya (subsidiary). Jika Pelanggan
dinyatakan tidak memenuhi ketentuan ayat ini, maka PGN dapat mengenakan
sanksi berupa pengenaan Harga Umum sesuai dengan Keputusan Direksi PGN
yang berlaku terhadap jumlah pemakaian Gas Pelanggan.
(2) Ketentuan Umum ini memiliki kekuatan hukum dan merupakan satu kesatuan dan
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan Perjanjian serta bersifat mengikat
Para Pihak.
(3) Ketentuan Umum ini berlaku dan mengikat Pelanggan sejak tanggal
penandatanganan Perjanjian.
(4) Ketentuan Umum ini dapat ditinjau kembali atau diubah oleh PGN dan perubahan
Ketentuan Umum tersebut akan berlaku efektif setelah ditetapkan oleh Direksi
PGN. Perubahan Ketentuan Umum diberlakukan secara langsung kepada
Pelanggan tanpa membuat amandemen terhadap Perjanjian, yaitu dengan
penyampaian perubahan Ketentuan Umum tersebut dari PGN kepada Pelanggan
yang merupakan satu kesatuan dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
Perjanjian dan mengikat Para Pihak. Dengan ditetapkannya Ketentuan Umum
baru tersebut, maka Ketentuan Umum yang lama tidak berlaku.
*)
Pilih salah satu.
Ditetapkan di
Berlaku sejak tanggal
: Jakarta
: 1 April 2013
PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (Persero) Tbk
DIREKTUR UTAMA
Download