BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Definisi Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Menurut Kotler (2009:101) menyatakan bahwa marketing mix merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Suatu strategi pemasaran dapat terpenuhi dengan penyediaan suatu sarana yang disebut dengan bauran pemasaran. Bauran pemasaran merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan. Menurut Hurriyati (2008) menyatakan bahwa bauran pemasaran merupakan unsur-unsur pemasaran yang saling terkait, dibaurkan, diorganisir, dan digunakan dengan tepat, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan pemasaran dengan efektif, sekaligus memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Mc Carthy dalam Kotler (2009:63) mengklasifikasi bahwa marketing mix menjadi 4 kelompok yang disebut dengan 4P yaitu : Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat), Promotion (Promosi). 2.1.1.1 Harga Menurut Tjiptono (2000) harga dapat didefinisikan melalui dua sudut pandang berbeda, yaitu dari sudut pandang pemasaran, harga adalah satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa itu sendiri. Sementara itu dari sudut pandang konsumen harga dapat disimpulkan sebagai indikator nilai yang dimana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa. Secara umum ada dua faktor utama yang perlu diperhatikan dalam penetapan harga, yaitu faktor internal dari perusahaan dan faktor lingkungan eksternal, Kotler (dalam Tjiptono, 2000). Dua faktor utama tersebut adalah: 1. Faktor Internal Perusahaan a. Tujuan pemasaran Perusahaan Faktor utama yang menentukan penetapan harga adalah tujuan pemasaran perusahaan. Tujuan tersebut bisa merupakan maksimalnya laba, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meaih pangsa pasar yang besar, menciptakan kepemimpinan dalam hal kualitas, mengatasi persaingan, melaksanakan tanggung jawab sosial, dan lain-lain. b. Strategi Bauran Pemasaran Harga hanyalah salah satu komponen dari bauran pemasaran. Oleh karena itu, harga perlu dikoordinasikan dan saling mendukung dengan bauran pemasaran lainnya. Yaitu, produk, distribusi dan promosi. c. Biaya Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang harus ditetapkan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. 2. Faktor Eksternal Perusahaan a. Sifat Pasar dan Permintaan Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaan yang dihadapinya, apakah termasuk pasar persaingan sempurna, persaingan monopolistik, oligopoli, atau monopoli. Faktor lan yang tidak kalah penting adalah elastisitas pemintaan. b. Persaingan Menurut Porter (dalam Erlangga, 2012), ada 5 kekuatan pokok yang berpengaruh dalam persaingan industri, yaitu persaingan dalam industri yang bersangkutan, produk subtitusi, pemasok, pelanggan dan ancaman pendatang baru. Kotler (2007) menyatakan bahwa terdapat enam usaha utama yang dapat diraih suatu perusahaan melalui harga, yaitu bertahan hidup, maksimalisasi laba jangka pendek, maksimalisasi pendapatan jangka pendek, unggul dalam mutu produk. 2.2.2 Perilaku Konsumen Menurut Schiffman dan Kanuk (2008:6) mengemukakkan bahwa studi perilaku konsumen adalah suatu studi mengenai bagaimana seorang individu membuat keputusan untuk mengaloksikan sumber daya yang tersedia (waktu, uang, usaha dan energi). Sedangkan menurut Kotler (2009:166) Perilaku Konsumen adalah studi tentang baagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. 2.2.3 Kepuasan pelanggan Menururt Kotler&Keller (2007:139) Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk dan/atau jasa (atau hasil) terhadap ekspektasi mereka. Menurut Hellier et al., (2003), bahwa kepuasan dianggap sebagai derajat kesukaan atau kepuasan pelanggan secara keseluruhan yang dihasilkan oleh kemampuan produk dalam memenuhi keinginan, harapan, dan kebutuhan konsumen yang berkaitan dengan produk tersebut. Menurut Kotler (2003:61), bahwa kepuasan pelanggan adalah persepsi seseorang atas kinerja suatu produk atau pelayanan yang dirasakan dibandingkan dengan harapan yang dimiliki oleh konsumen, dimana dengan adanya kepuasan pelanggan maka akan menimbulkan loyalitas merek. Menurut Mohsan (2011), bahwa perusahaan dengan pelanggan yang puas memiliki kesempatan yang baik untuk mengubah mereka menjadi pelanggan setia yang membeli produk dari perusahaan tersebut selama periode waktu yang panjang. Adanya kepuasan dari pelanggan merupakan salah satu wujud kesuksesan dari suatu perusahaan. Hal ini juga diungkapkan oleh (Lokito dkk, 2013), bahwa kepuasan yang dimiliki oleh pelanggan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan terhadap merek. 2.2.4 Loyalitas Pelanggan Loyalitas menurut Griffin (dalam Hurriyati, 2005:129) lebih mengacu pada wujud perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara terus menerus terhadap barang atau jasa suatu perusahaan yang dipilih. Menurut Oliver (dalam Lien et al., ; 2001) loyalitas didefinisikan sebagai dalamnya komitmen untuk melakukan pembelian ulang dari produk atau jasa yang disukai di masa yang akan datang, meskipun dipengaruhi situasi dan usaha yang dilakukan pemasar untuk merubah perilaku konsumennya. Sedangkan definisi dari konsumen yang loyal adalah seseorang yang melakukan aktifitas membeli barang atau jasa yang memenuhi kriteria sebagai berikut menurut Griffin (dalam Musanto, 2004): (i) Melakukan pembelian ulang secara berkala, (ii) Membeli produk lain yang ditawarkan oelh produsen yang sama, (iii) merekomendasikan produk atau jasa tersebut kepada orang lain.Yieh et al., (2001) berpendapat bahwa seorang pelanggan dapat dikatakan loyal atau setia apabila pelanggan tersebut menunjukkan perilaku pembelian sacara teratur atau terdapat suatu kondisi dimana mewajibkan pelanggan untuk membeli produk atau jasa paling sedikit dua kali dalam jangka waktu tertentu. 2.2 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teoritis, penelitian sebelumnya, dan tujuan dari penelitian maka hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 2.2.1 Pengaruh Harga terhadap Kepuasan Pelanggan Perkembangan dunia bisnis kini semakin dinamis, seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat terhadap produk atau jasa guna memenuhi kebutuhannya (Prasetio, 2012). Harga digunakan sebagai indikator sebuah kualitas suatu produk atau jasa yang dimana dapat menimbulkan harapan akan suatu produk atau jasa yang lebih baik dan menentukan tingginya kepuasan (Dapkevicius et al.,; 2009). Menurut penelitian terdahulu kualitas pelayanan dan harga memiliki hubungan yang sangat erat dengan kepuasan pelanggan (Tjiptono, 2000) dan harga mempengaruhi kepuasan pelanggan dan pada akhirnya mempengaruhi loyalitas dalam hal ini termasuk juga minat untuk membeli kembali atau minat pembelian ulang (Sharp et al.,; 2000). Dari pemaparan tersebut makan dapat disusun hipotesis sebagai berikut: H1 : 2.2.2 Harga berpengaruh positif signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan Pengaruh Harga terhadap Loyalitas Pelanggan Pengaruh dari sebuah Harga menentukan kualitas sebuah produk atau jasa dan mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi kepuasan pelanggan yang mengkonsumsi produk atau jasa tersebut (Nurhayati; 2011). Menurut (Nurhayati; 2011) semakin harga suatu produk atau jasa sesuai dengan kualitas suatu produk atau jasa tersebut maka kepuasan yang dirasakan pelanggan akan semakin tinggi dan semakin loyal pelanggan tersebut. Harga sangat berhubungan dengan loyalitas seorang pelanggan, jika barang atau jasa yang dibeli adalah sesuai dengan harapan pelanggan maka akan tercipta kepuasan dan loyalitas pelanggan (Goetch et al., 2000). Dari pemaparan tersebut makan dapat disusun hipotesis sebagai berikut: H2 : 2.2.3 Harga berpengaruh positif signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan. Pengaruh Kepuasan terhadap Loyalitas Pelanggan Dalam pasar yang tingkat persaingannya cukup tinggi, perusahaan-perusahaan mulai bersaing cukup ketat untuk memberikan kepuasan kepada pelanggannya agar pelanggan mepunyai kesetiaan yang tinggi terhadap barang atau jasa yang mereka produksi (Made, 2011). Menurut Jones et al., (dalam Musanto; 2004) menyatakan bahwa loyalitas pelanggan merupakan suatu variabel endogen yang disebabkan oleh kombinasi dari kepuasan sehingga loyalitas pelanggan merupakan fungsi dari kepuasan. Jika hubungan antara kepuasan dengan pelanggan adalah positif, maka kepuasan yang tinggi akan meningkatkan loyalitas pelanggan. Dari pemaparan tersebut maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut: H3 : Kepuasan Pelanggan bepengaruh positif signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan 2.2.4 Peran mediasi Kepuasan dalam Menjelaskan Pengaruh Harga terhadap Loyalitas Pelanggan Menurut hasil penelitian Bontis et al., (2007) kepuasan pelanggan positif mempengaruhi kesetiaan pelanggan dan rekomendasi dari pelanggan. Menurut (Tjiptono, 2000) bahwa harga memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan untuk menjalin ikatan yang kuat antara pelanggan dengan perusahaan dan menciptakan kesetiaan dari pelanggan terhadap perusahaan. Jika harga dari sebuah produk semakin mewakili kualitas produk maka kepuasan akan dirasakan oleh pelanggan akan semakin tinggi dan akan menimbulkan keuntungan bagi perusahaan karena pelanggan akan semakin loyal (Nurhayati, 2011) Dari pemaparan tersebut maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut: H4 : Kepuasan Pelanggan berpengaruh positif signifikan memediasi hubungan antara Pengaruh Harga dengan Loyalitas Pelanggan Berdasarkan penelusuran pada kajian pustaka dan hasil – hasil penelitian sebelumnya, maka model penelitian dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.2 berikut: H1 Loyalitas Harga (X1 ) Pelanggan H2 H3 H2 H3 Kepuasan Pelanggan (X2 ) Gambar 2.2 Model Penelitian (Y)