Psikologi Sosial I Dinamika Kelompok Kelompok 7: Tanti Nurmala

advertisement
Psikologi Sosial I
Dinamika Kelompok
Kelompok 7:
Tanti Nurmala
(2012.08.0.0012)
Yulia Putri R
(2012.08.0.0014)
Lia Anggraeni
(2012.08.0.0015)
Ira Puspita S
(2012.08.0.0048)
Dinda Kusuma S
(2012.08.0.0072)
Fakultas Psikologi
Universitas Hang Tuah Surabaya
2013-2014
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Semenjak lahir manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dari keberadaan
orang-orang disekitarnya, mau itu dalam keluarga, sekolah, kampus, kantor, dalam
kehidupan bermasyarakat, dan lain sebagainya. Keluarga merupakan
awal-awal
pembelajaran bagi setiap individu untuk tetap bisa bertahan hidup dengan mengenalkan
norma-norma kehidupan, nilai, dan bagaimana berhubungan dengan orang lain.
Kemudian lingkungan
yang individu tempati memberikan kontribusi dalam
pembentukan kepribadian seseorang. Berdasarkan hal-hal diatas dapat dilihat bahwa
kehidupan dalam kelompok itu bersifat dinamis. Semakin efektif kelompok semakin
baik kehidupan anggota-anggota dalam kelompok tersebut. yang dapat diperhatikan
dalam kelompok untuk tetap bisa efektif adalah pengetahuan yang cukup tentang
dinamika atau proses-proses yang terjadi serta kemampuan kita dalam berperilaku
secara efektif dalam berkelompok. dalam hal ini akan dibahas Dinamika Kelompok.
Dinamika kelompok berasal dari kata dinamika dan kelompok. Dinamika berati
interaksi atau interdependensi antara kelompok satu dengan yang lain, sedangkan
Kelompok adalah kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan
bersama.
Dinamika Kelompok adalah konsep yang menggambarkan proses kelompok yang
selalu bergerak, berkembang, dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu
berubah-ubah. Menurut Jacobs, Harvill dan Manson (1994); dinamika kelompok adalah
kekuatan yang saling mempengaruhi hubungan timbal balik kelompok dengan interaksi
yang terjadi antara anggota kelompok dengan pemimpin yang diberi pengaruh kuat
pada perkembangan kelompok. Dinamika Kelompok adalah studi tentang hubungan
sebab akibat yang ada di dalam kelompok, tentang perkembangan hubungan sebab
akibat yang terjadi di dalam kelompok, tentang teknik-teknik untuk mengubah
hubungan interpersonal dan attitude di dalam kelompok (Benyamin B. Wolman,
Dictionary of Behavioral Science). Slamet Santosa (2004: 5), mengartikan Dinamika
Kelompok sebagai suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang
mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara anggota yang satu dengan yang
2
lain; antar anggota kelompok mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung dalam
situasi yang dialami secara bersama-sama.
Fungsi dari dinamika kelompok itu antara lain membentuk kerjasama saling
menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup, memudahkan pekerjaan, mengatasi
pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban pekerjaan
yang terlalu besar sehingga selesai lebih cepat, efektif dan efisien. Salah satunya dengan
membagi pekerjaan besar sesuai bagian kelompoknya masing-masing atau sesuai
keahlian serta menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat dengan
memungkinkan setiap individu memberikan masukan, berinteraksi, dan memiliki peran
yang sama dalam masyarakat.
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka rumusan masalah dari latar belakang
tersebut yaitu untuk memahami definisi atau pengertian dari dinamika kelompok.
I.3 Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa dapat:
1. Menjelaskan definisi dinamika kelompok
2. Menjelaskan fungsi dinamika kelompok
3. Menjelaskan kelompok sosial
4. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan kelompok
5. Menjelaskan pentingnya dinamika kelompok
6. Menerapkan konsep dinamika kelompok
3
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1. Dinamika
Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak,
berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan. Dinamika
juga berarti adanya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok dengan
kelompok secara keseluruhan. Kelompok memiliki beberapa karakteristik/ciri-ciri suatu
kelompok menurut Shaw (1979) ada enam yaitu, persepsi dan kognisi anggota kelompok,
motivasi dan kebutuhan kepuasan, tujuan kelompok, organisasi kelompok, ada
ketergantungan antara anggota kelompok dan interaksi.
II.2. Kelompok
Menurut W.H.Y. Sprott mendefinisikan kelompok sebagai beberapa orang yang
bergaul satu dengan yang lain. Kurt Lewin berpendapat ”the essence of a group is not the
similarity or dissimilarity of its members but their interdependence”. H. Smith
menguraikan bahwa kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang
mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan dasar
kesatuan persepsi.
II.3. Dinamika Kelompok
Dinamika kelompok berasal dari dua yakni kata dinamika dan kelompok. Dinamika
berati interaksi atau interdependensi antara kelompok satu dengan yang lain sedangkan
Kelompok adalah kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan
bersama.
Pengertian Dinamika kelompok menurut para ahli
a)
Jacobs, Harvill dan Manson (1994);
Dinamika kelompok adalah kekuatan yang saling mempengaruhi hubungan timbal
balik kelompok dengan interaksi yang terjadi antara anggota kelompok dengan pemimpin
yang diberi pengaruh kuat pada perkembangan kelompok.
b)
Benyamin B. Wolman, Dictionary of Behavioral Science
4
Dinamika Kelompok adalah studi tentang hubungan sebab akibat yang ada di dalam
kelompok, tentang perkembangan hubungan sebab akibat yang terjadi di dalam kelompok,
tentang teknik-teknik untuk mengubah hubungan interpersonal dan attitude di dalam
kelompok.
c)
Slamet Santosa (2004: 5),
Slamet mengartikan Dinamika Kelompok sebagai suatu kelompok yang teratur dari
dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara anggota
yang satu dengan yang lain; antar anggota kelompok mempunyai hubungan psikologis
yang berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama-sama.
Dari beberapa pendapat diatas maka dinamika kelompok adalah kekuatan yang
saling mempengaruhi hubungan timbal balik kelompok dengan interaksi yang terjadi
antara anggota kelompok dengan pemimpin yang berpengaruh kuat dengan perkembangan
hubungan sebab akibat yang terjadi di dalam kelompok dan antar anggota kelompok juga
harus mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung dalam situasi yang dialami
secara bersama-sama.
Proses dinamika kelompok mulai dari individu sebagai pribadi yang masuk ke
dalam kelompok dengan latar belakang yang berbeda-beda, belum mengenal antar individu
yang ada dalam kelompok. Mereka membeku seperti es. Individu yang bersangkutan akan
berusaha untuk mengenal individu yang lain. Es yang membeku lama-kelamaan mulai
mencair, proses ini disebut sebagai “ice breaking”. Setelah saling mengenal, dimulailah
berbagai diskusi kelompok, yang kadang diskusi bisa sampai memanas, proses ini disebut
”storming”. Storming akan membawa perubahan pada sikap dan perilaku individu, pada
proses ini individu mengalami ”forming”. Dalam setiap kelompok harus ada aturan main
yang disepakati bersama oleh semua anggota kelompok dan pengatur perilaku semua
anggota kelompok, proses ini disebut ”norming”. Berdasarkan aturan inilah individu dan
kelompok melakukan berbagai kegiatan, proses ini disebut ”performing”.
Beberapa aspek dinamika kelompok , yaitu :
a. Komunikasi Kelompok
Komunikasi berperan pada dinamika kelompok karena didalam komunikasi akan
terjadi perpindahan idea atau gagasan yag diubah menjadi symbol oleh seorang
komunikator kepada komunikan melalui media.
5
b. Konflik di dalam Kelompok
Konflik dalah suatu proses social dimana individu-individu atau kelompok berusaha
memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan dengan ancaman atau
kekerasan (Santosa; 1983 : 32). Konflik dalam kelompok, bisa terjadi akibat
ketentuan norma yang berlaku tidak sesuai dengan norma pribadi individu selaku
anggota kelompok (Yusuf; 1989:90).
c. Kekuatan di dalam Kelompok
Kekuatan tercermin pada kemampuan seseorang untuk membuat orang lain
bertingkah laku tertentu. Jadi kekuatan itu adalah pengaruh.
d. Kohesi Kelompok
Kohesi merupakan faktor utama dari keberadaan kelompok. Kohesi kelompok
merupaka sejumlah faktor yang mempengaruhi anggota kelompok untuk tetap
menjadi anggota kelompok tersebut
.
e. Pengambilan Keputusan
Kelompok yang efektif dapat menghasilkan keputusan dengan kualitas baik.
f. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah merupakan focus utama dari keterampilan kelompok. Masalah
adalah pertentangan atau perbedaan antara yang seharusnya terjadi dengan yang
sesungguhnya.
II.3.1. Fungsi Dinamika Kelompok
Adapun fungsi dari dinamika kelompok dapat penulis bagikan dalam beberapa
fungsi, antara lain sebagai berikut:
a) Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup.
b) Memudahkan pekerjaan.
c) Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi
beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga selesai lebih cepat, efektif dan efisien.
Salah satunya dengan membagi pekerjaan besar sesuai bagian kelompoknya masingmasing atau sesuai keahlian.
6
II.3.2 Tujuan Dinamika Kelompok
Dinamika kelompok mempunyai beberapa tujuan, antara lain:
a) Membangkitkan kepekaan diri seorang anggota kelompok terhadap anggota
kelompok lain, sehingga dapat menimbulkan rasa saling menghargai
b) Menimbulkan rasa solidaritas anggota sehingga dapat saling menghormati dan
saling menghargai pendapat orang lain
c) Menciptakan komunikasi yang terbuka terhadap sesama anggota kelompok
d) Menimbulkan adanya i’tikad yang baik diantara sesama anggota kelompok
II.3.3. Pendekatan-pendekatan Dinamika Kelompok
Dinamika kelompok menjadi bahan persaingan dari para ahli psikologi, ahli sosiologi, ahli
psikologi sosial, maupun ahli yang menganggap dinamika kelompok sebagai eksperimen.
Hal tersebut membawa pengaruh terhadap pendekatan-pendekatan yang ada dalam
dinamika kelompok.
a. Pendekatan oleh Bales dan Homans
Pendekatan ini mendasarkan pada konsep adanya aksi, interaksi, dan situasi yang ada
dalam kelompok. Homans menambahkan, dengan adanya interaksi dalam kelompok, maka
kelompok yang bersangkutan merupakan sistem interdependensi, dengan sifat-sifat:
a) Adanya stratifikasi kedudukan warga
b) Adanya diferensiasi dalam hubungan dan pengaruh antara anggota kelompok yang
satu dengan yang lain
c) Adanya perkembangan pada sistem intern kelompok yang diakibatkan adanya
pengaruh faktor-faktor dari luar.
b. Pendekatan oleh Stogdill
Pendekatan ini lebih menekankan pada sifat-sifat kepemimpinan dalam bentuk
organisasi formal. Stogdill menambahkan bahwa yang dimaksud kepemimpinan adalah
suatu proses yang mempengaruhi aktivitas kelompok yang terorganisir sebagai usaha
untuk mencapai tujuan kelompok. Kelompok terorganisir yang dimaksud disini adalah
7
kelompok yang tiap-tiap anggotanya mendapat tanggungan dalam hubungannya dengan
pembagian tugas untuk mencapai kerja sama dalam kelompok.
c. Pendekatan dari ahli Psycho Analysis (Sigmund Freud dan Scheidlinger)
Scheidlinger berpendapat bahwa aspek-aspek motif dan emosional memegang
peranan penting dalam kehidupan kelompok. Kelompok akan terbentuk apabila didasarkan
pada kesamaan motif antar anggota kelompok, demikian pula emosional yang sama akan
menjadi tenaga pemersatu dala kelompok, sehingga kelompok tersebut semakin kokoh.
Freud berpendapat bahwa di dalam setiap kelompok perlu adanya kesatuan kelompok, agar
kelompok tersebut dapat berkembang dan bertahan lama. Kesatua kelompok akan
terbentuk apabila tiap-tiap anggota kelompok melaksanakan identifikasi bersama antara
anggota yang satu dengan yang lain.
d. Pendekatan dari Yennings dan Moreno
Yennings mengungkapkan konsepsinya tentang pilihan bebas, spontan, dan efektif
dari anggota kelompok yang satu terhadap angota kelompok yang lain dalam rangka
pembentukan ikatan kelompok. Moreno membedakan antara psikhe group dan sosio group
sebagai berikut:
a) Psikhe group merupakan suatu kelompok yang terbentuk atas dasar suka/tidak suka,
simpati, atau antipati antar anggota
b) Sosio group merupakan kelompok yang terbentuk atas dasar tekanan dari pihak luar.
c) Yennings menambahkan bahwa pelaksanaan tugas akan lebih lancar apabila
pembentukan Sosio group disesuaikan dengan Psikhe group, dengan memperhatikan
faktor-faktor efisiensi kerja dan kepemimpinan dalam kelompok.
II.3.4. Masyarakat
Menurut Soerjono Soekanto, masyarakat menunjuk pada warga suatu desa, sebuah
kota, suku, atau suatu bangsa. Dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah suatu wilayah
kehidupan sosial, yang ditandai oleh derajat hubungan sosial tertentu.Masyarakat memiliki
ciri-ciri seperti, adanya daerah/batas tertentu, manusia yang bertempat tinggal, kehidupan
masyarakat,dan hubungan sosial antara anggota kelompoknya. Masyarakat memiliki
beberapa komponen seperti, masyarakat sebagai kelompok atau himpunan orang-orang
8
yang hidup bersama terjalin satu sama lain ketika orang-orang tersebut menjadi
anggotanya, kebudayaan sebagai alat pemuasan kebutuhan manusia, baik jasmani maupun
rohani, kekayaan alam sebagai sumber materi bagi kelangsungan hidup manusia.
II.3.5.
Kepemimpinan dalam Kelompok Sosial
Definisi kepemimpinan ada bemacam-macam, yaitu:
Carter dan Hampill, kepemimpinan adalah mengusahakan akan tindakannya,
memelopori struktur interaksi dari orang-orang lain sebagai bagian dari proses pemecahan
soal bersama.
Shaw me (1976), kepemimpinan merupakan suatu proses pengaruh yang ditujukan
untuk mencapai tujuan.
Stogdill (1950), kepemimpinan merupakan proses yang mempengaruhi kegiatan
kelompok untuk menetapkan tujuan dan mencapai tujuan.
Holander dan Julian (1969), kepemimpinan terbentuk karena hubungan pengaruh
antara dua atau lebih orang yang saling tergantung satu dengan yang lainnya untuk
mencapai tujuan bersama tertentu didalam situasi kelompok.
Drs. Ngalim Purwanto, kepemimpinan adalah tindakan perbuatan diantara
perseorangan dan kelompok yang menyebabkan baik orang seorang maupun kelompok
maju ke arah tujuan tertentu.
Dari beberapa pendapat di atas maka kepemimpinan adalah memelopori struktur
interaksi dari orang-orang lain sebagai bagian dari proses pemecahan soal bersama dan
sebagai pengaruh antar orang dalam kancah situasi langsung melalui proses komunikasi
terarah ditujukan untuk mencapai tujuan..
Menurut Max Weber terdapat beberapa tipe kepemimpinan seperti:
1). Kepemimpinan Kharismatik
Kepemimpinan yang diangkat berdasarkan kepercayaan yang datang dari lingkungannya.
2). Kepemimpinan tradisional
Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya diangkat atas dasar tradisi yang berlaku pada
masyarakat.
3). Kepemimpinan Rasional Legal
9
Bentuk kepemimpinan yang diangkat atas dasar pertimbangan pemikiran tertentu dan
penunjukan langsung.
W.C Whyte mendefinisikan beberapa tipe kpemimpinan seperti:
1). Kepemimpinan Operasional
Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya diangkat atas dasar banyaknya inisiatif atau
aktivitas yang dilaksanakannya.
2). Kepemimpinan Popularitas
Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya diangkat atas dasar kepopuleran (banyaknya
menerima pilihan) dari pemilihnya.
3). Kepemimpinan Talent
Bentuk kepemimpinan berdasarkan kecakapan tertentu yang dimiliki oleh seseorang.
4). Kepemimpinan Perwakilan
Bentuk kepemimpinan yang diangkat menjadi wakil dari kelompok tertentu sehingga ada
pimpinan pusat yang merupakan gabungan pimpinan kelompok.
II.3.6. Kelebihan dan Kekurangan Kelompok
Dalam proses dinamika kelompok terdapat faktor yang dapat menghambat ataupun
memperlancarnya, yaitu kelebihan dan kekurangan dalam kelompok.
Kelebihan Kelompok:
a) Keterbukaan antar anggota kelompok untuk memberi dan menerima informasi dan
pendapat
anggota
yang
lain.
Dalam
proses
komunikasinya,
masing-masing
individu/anggota kelompok dalam suatu kelompok selalu menawarkan/memberikan
informasi dan pendapat yang berbeda-beda. Secara otomatis terjadilah pertukaran
informasi dan pendapat terhadap sesama anggota kelompok, sehingga masing-masing
anggotanya harus bisa menerima informasi dan pendapat dari anggota lainnya satu
sama lain.
b) Kemauan anggota kelompok untuk mendahulukan kepentingan kelompoknya dibanding
kepentingan pribadi. Peran seseorang sebagai anggota kelompok dan sebagai individu
amatlah
berbeda.
Sebagai
anggota
kelompok,
kepentingan
pribadi
harus
dikesampingkan, karena hasil setiap keputusan/interaksi yang terjadi dalam suatu
10
kelompok mempengaruhi setiap anggota yang tergabung didalamnya satu sama lain.
Maka dari itu, kepentingan kelompok harus didahulukan.
Kekurangan Kelompok:
Kekurangan pada kelompok bisa disebabkan karena waktu penugasan, tempat atau
jarak anggota kelompok yang berjauhan yang dapat mempengaruhi kualitas dan
kuantitas pertemuan.
11
BAB III
PENELITIAN
III.1. Contoh Penelitian
1. Rajab Ali, Endang Sri Indrawati, Achmad Mujab Masykur. Fakultas Psikologi
Universitas Diponegoro. Jl. Prof Sudharto. SH, Kampus Tembalang, Semarang.
Meneliti tentang Hubungan Antara Identitas Etnik Dengan Prasangka Terhadap
Etnik Tolaki Pada Mahasiswa Muna Di Universitas Haluoleo Kendari, Sulawesi
Tenggara.
Kampus sebagai tempat peradaban yang multietnik berpotensi melahirkan
konflik antaretnik. Maraknya konflik yang ditengarai bernuansa etnik yang terjadi
di lingkungan kampus Universitas Haluoleo (Unhalu) mendorong peneliti
melakukan penelitian tentang identitas etnik dan prasangka etnik salah satu etnik
asli Sulawesi Tenggara dan sebagai etnik Pendatang di Kota Kendari, yaitu etnik
Muna, terhadap etnik asli Kota Kendari yaitu etnik Tolaki. Penelitian ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara identitas etnik dengan prasangka
terhadap etnik Tolaki pada mahasiswa Muna di Universitas Haluoleo Kendari
Sulawesi Tenggara.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan
dua alat ukur yang disusun sendiri oleh peneliti. Alat ukur yang digunakan pada
penelitian ini berupa skala, yaitu Skala Prasangka Terhadap Etnik Tolaki dan Skala
Identitas Etnik. Sampel penelitian adalah 248 mahasiswa Universitas Haluoleo
Kendari yang memiliki latar belakang etnik Muna serta berjenis kelamin laki-laki.
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposif random sampling.
Analisis data dilakukan dengan analisis regresi sederhana.
Berdasarkan analisis data yang dilakukan diperoleh nilai koefisien korelasi (rxy)
sebesar 0,356 dengan p= 0,000 (p<0,05). Angka tersebut menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel identitas etnik dengan
prasangka terhadap etnik Tolaki. Arah hubungan kedua variabel positif, yaitu
semakin kuat identitas etnik maka akan semakin tinggi pula prasangka terhadap
etnik Tolaki pada mahasiswa Muna di Universitas Haluoleo Kendari Sulawesi
Tenggara. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima
12
yaitu ada hubungan positif antara identitas etnik dengan prasangka terhadap etnik
Tolaki. Semakin kuat identitas etnik maka akan semakin tinggi prasangka terhadap
etnik Tolaki, dan sebaliknya, semakin lemah identitas etnik maka semakin rendah
pula prasangka terhadap etnik Tolaki.
2. Ani Leilani & O.D Subhakti Hasan Dosen Jurusan Penyuluhan Perikanan, STP
Jakarta meneliti tentang Analisis Dinamika Kelompok Pada Kelompok Tani Mekar
Sari Desa Purwasari kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor.
Peneliti melakukan penelitian ini karena setiap individu dalam kehidupan harus
menjalin interaksi antar individu lain yang sama-sama hidup dalam satu kelompok,
karena individu tidak mungkin hidup sendiri dalam masyarakat di mana ia berada
(Santoso, 1992) dan termasuk Kelompok tani merupakan kumpulan orangorang/petani yang terikat secara informal dalam suatu wilayah atas dasar keserasian
dan kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pengaruh dan pimpinan seorang
kontak tani (Anonymous.1989).
Dengan tujuan untuk mengetahui kedinamisan suatu desa dan memberikan saran
dan rekomendasi terhadap perbaikan-perbaikan kelompok yang perlu dilakukan
oleh kelompok tani tersebut berkaitan dengan kedinamisan kelompok.
Pengamatan dari analisis ini bertujuan untuk mengetahui kedinamisan Kelompok
Tani Mekar Sari Desa Purwasari Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor, dan untuk
memberikan saran dan rekomendasi terhadap perbaikan-perbaikan kelompok yang
perlu dilakukan oleh Kelompok Tani Mekar Sari Desa Purwasari Kecamatan
Dramaga Kabupaten Bogor yang berkaitan dengan kedinamisan kelompok
Penelitian ini dilakukan di Kelompok Tani “Mekar Sari” Desa Purwasari
Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor, mulai tanggal 3 s/d 30 September 2009.
Penelitian ini menggunakan metode dalam penelitian ini adalah dengan teknik
pengumpulan data baik secara primer maupun secara sekunder. Pengumpulan data
primer dilakukan dengan cara: wawancara langsung dengan ketua dan anggota
kelompok sebanyak 30 orang dengan menggunakan kuesioner, sedangkan
pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mengumpulkan laporan-laporan
kelompok dan AD/ART Kelompok Tani “Mekar Sari.
13
Hasil pengamatan analisis dinamika Kelompok Tani “Mekar Sari” menunjukkan
rata-rata pencapaian skor adalah 3,61; berarti dinamika Kelompok Tani “Mekar
Sari” dapat diklasifikasikan dalam kategori baik. Beberapa elemen dikategorikan
sangat baik adalah kesesuaian tujuan kelompok dengan tujuan individu,
kewenangan, aktivitas, koordinasi, kepemimpinan, keterpaduan, lingkungan fisik,
demokrasi, tingkat kepuasan anggota, dan adanya tingkat pengaruh maksud
terselubung. Sedangkan elemen yang memperoleh skor sedang adalah partisipasi
anggota dan aspek ketegangan kelompok.
3. Dian Diniyati meneliti tentang Dinamika Kelompok Tani Hutan Rakyat: Studi
kasus di Desa, Kertayasa, Boja dan Sukorejo (The Dynamics Of Community Forest
Farmer Groups: Cases study in villages of Kertayasa, Boja and Sukorejo).
Peneliti melakukan penelitian ini karena pembangunan hutan rakyat tidak dapat
dilaksanakan secara perorangan (parsial), tetapi harus secara bersama-sama. Oleh
karena itu dalam pelaksanaannya dilakukan secara terprogram, dan untuk
mendukungnya diperlukan penggalangan petani agar dapat melaksanakan program
tersebut, dan dibentuk suatu lembaga kemasyarakatan seperti kelompok tani hutan
rakyat, yang memiliki pengertian sebagai perkumpulan orang-orang (petani) yang
tinggal di sekitar hutan, untuk menyatukan diri dalam usaha-usaha di bidang sosialekonomi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan para anggotanya dan ikut serta
melestarikan hutan dengan prinsip kerja dari – oleh – dan untuk anggota (Tim Bina
Swadaya, 2001). dikemukakan oleh Djoni dkk (2000), bahwa kelompok yang
dinamis ditandai oleh selalu adanya kegiatan ataupun interaksi baik di dalam
maupun dengan pihak luar kelompok untuk secara efektif dan efisiensi mencapai
tujuan-tujuannya. Selanjutnya menurut Soekanto S. (1990) bahwa kelompok sosial
seperti kelompok tani hutan ini bukan merupakan kelompok yang statis, karena
pasti mengalami perkembangan serta perubahan sebagai akibat proses formasi
ataupun reformasi dari pola-pola di dalam kelompok tersebut, dan karena pengaruh
dari luar. Selain itu keadaan yang tidak stabil tersebut juga dapat terjadi karena
adanya konflik antar individu dalam kelompok atau karena adanya konflik antar
bagian kelompok tersebut sebagai akibat tidak adanya keseimbangan antara
kekuatan-kekuatan di dalam kelompok itu sendiri.
14
Dengan tujuan meningkatkan kedinamikaan sosial kelompok tani, faktor-faktor
dinamika kelompok tani yang masih memerlukan perhatian dan pembinaan lebih
lanjut, dan memiliki peranan anggota kelompok tani dalam pengembangan hutan
rakyat
Penelitian dinamika kelompok tani hutan rakyat ini dilaksanakan pada bulan
Nopember sampai Desember 2008 pada tiga desa di tiga kecamatan yaitu : Desa
Boja, Desa Kertayasa dan Desa Sukorejo. Jumlah petani yang bergabung didalam
kelompoktani diambil sebanyak 18 orang untuk dijadikan sebagai responden untuk
setiap desa dan ditentukan secara sengaja.
Penelitian ini menggunakan metode pembentukan kelompok tani hutan
rakyat umumnya merupakan bantuan dari proyek sehingga dengan adanya stimulus
tersebut memudahkan untuk mempersatukan anggota kelompok dalam mencapai
tujuan bersama yaitu pembangunan hutan rakyat yang mampu meningkatkan
kesejahteraan para anggotanya. Dengan adanya stimulus tersebut akan terjadi
interaksi antar anggotanya, karena adanya suatu hal yang esensial bagi individu
petani yang menjadi milik bersama, yaitu pelaksanaan pembangunan hutan rakyat
untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya.
Dinamika kelompok diidentifikasi dengan menggunakan delapan faktor. Nilai
kumulatif dari faktor sosial menunjukkan tingkat kedinamikaan kelompok, dimana
semakin tinggi nilai faktornya semakin dinamis kelompok tersebut. Hasil penelitian
menunjukkan kelompok tani di Desa Kertayasa dan Desa Sukorejo tergolong
kelompok yang dinamis, sementara kelompok tani di Desa Boja termasuk kurang
dinamis.
15
III.2. Contoh Kasus
1.
JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi anak di Indonesia belum lepas dari
tindakan kekerasan. Salah satu kasus menonjol di tahun 2012 yakni kasus tawuran
antar pelajar. Data akhir tahun yang dihimpun Komisi Nasional Perlindungan Anak
(Komnas PA) menunjukan angka memprihatinkan. Sebanyak 82 pelajar tewas
sepanjang 2012. "Komnas PA mencatat 147 kasus tawuran. Dari 147 kasus tersebut,
sudah memakan korban jiwa sebanyak 82 anak," ujar Arist dalam konferensi pers
catatan akhir tahun di Kantor Komnas PA, Jalan TB Simatupang, Pasar Rebo,
Jakarta Timur, Jumat (20/12/2012) pagi. Menurut Arist, angka itu mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 128 kasus. Kondisi itu
pun semakin menunjukkan kekerasan sesama anak dalam bentuk tawuran menjadi
fenomena sosial yang patut diwaspadai. Arist menuturkan, sebagian besar pelaku
tawuran adalah pelajar tingkat menengah atas bahkan pada di tingkatan SD dan
SMP. "Penyebabnya tawuran itu antara lain, minimnya pendidikan karakter di
kurikulum, pengaruh tayangan kekerasan, terbatasnya ruang ekspresi positif yang
diminati
siswa,
dan
pengaruh
dari
kelompok
disekitarnya"
ucapnya.
Kondisi anak di Indonesia ini, kata Arist, sangat mengkhawatirkan. Tanpa adanya
penanganan serius dari semua pihak, khususnya keluarga, kondisi itu dipastikan
tidak akan berakhir dan korban pun kembali berjatuhan.
Analisa contoh dari kelompok kami yaitu, menurut Max Weber dari
beberapa tipe Kepemimpinan,
contoh
kasus
diatas
termasuk
dalam
tipe
kepemimpinan kharismatik yaitu kepemimpinan yang diangkat berdasarkan
kepercayaan yang datang dari lingkungannya. Di dalam kasus seperti tawuran, pasti
ada seorang pemimpin atau provokator yang memicu terjadinya perkara,
pemimpin/provokator tersebut juga menerima stimulus negatif dari anggotaanggotanya berupa hasutan-hasutan negatif, sehingga pemimpin terpengaruh
hasutan-hasutan tersebut.
Tawuran termasuk dalam salah satu konflik dalam dinamika kelompok,
karena konflik merupakan suatu proses sosial dimana individu-individu atau
kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan
dengan ancaman atau kekerasan (Santosa; 1983 : 32).
16
2.
Pada hari senin tanggal 26 agustus 2002 terjadi pengeroyokan terhadap 2
(dua) anggota Polres Kuningan berpangkat Bripda, masing-masing Asep Irawan
(24) dan Mayan Radiana (24) tewas dikeroyok massa. Salah seorang diantaranya
sempat dibakar hingga hampir gosong. Peristiwa tragis ini terjadi di Desa
Sindangpanji, Kecamatan Cikijing, Majalengka Jawa Barat. Pengeroyokan yang
berlangsung di wilayah hukum Polres Majalengka antara pukul 16.00 – 17.00 WIB.
Insiden itu bermula ketika kedua polisi tersebut tengah mengejar sepeda motor yang
dikendarai PLG, warga Desa Sindangpanji. PLG diduga sebagai pencuri sepeda
motor. PLG dikejar dari wilayah Kuningan sampai Sindangpanji, Majalengka. Di
luar perkiraan ke dua polisi naas tersebut, lanjutnya, ternyata PLG lebih dulu tiba di
Sindangpanji. Dia langsung menyebar informasi bahwa dirinya sedang dikejar-kejar
pencuri sepeda motor. Sehingga begitu melihat kedua petugas berpakaian preman
yang berboncengan sepeda motor itu tiba di wilayah perbatasan desanya, puluhan
hingga ratusan masa langsung mencegatnya. Dan tanpa banyak basa basi lagi,
mereka langsung mengeroyok keduanya hingga babak belur dan jatuh tak berdaya.
Ratusan masa yang sudah terprovokasi itu, bahkan terus beramai-ramai
memukulinya dengan batu, potogan kayu dan bambu hingga kedua petugas itu
tewas. Selain itu, aksi pembantaian masa juga diwarnai pembakaran terhadap
korban Bripda Mayan. Aksi pembantaian sadis tersebut baru berakhir setelah pihak
kepolisian dari Polres Majalengka dan Polres Kuningan menerjunkan puluhan
petugasnya ke lokasi kejadian. Dari lokasi itu, polisi langsung menyeret 150 warga
Desa Sindangpanji ke Mapolres Majalengka untuk dimintai keteranganya .
Polres Majalengka sudah menangkap dan mengamankan 150 orang penduduk Desa
Sindangpanji. Delapan orang diantaranya termasuk PLG yang diduga sebagai
pelaku utama pembantaian itu, tertangkap. Kedua jenazah sempat divisum di rumah
sakit Majalengka dan Selasa dinihari disemayamkan di Mapolres Kuningan.
Sejumlah warga Desa Sindangpanji yang kebetulan tengah berada di lokasi bekas
kejadian, umumnya mengaku hanya mengetahui kejadiannya saja. Namun mereka
menyatakan
tidak
mengetahui
persis
pemicu
maupun
asal-usul
masa
pengeroyoknya. Ada yang menduga aksi pengeroyokan itu dipicu pula oleh
kekesalan warga karena di jalan raya provinsi antara Cipasung Kuningan hingga
Sindangpanji Cikijing, akhir-akhir ini sering terjadi aksi perampasan sepeda motor.
17
Menurut informasi yang terdengar, pada bulan-bulan tersebut, di jalur antara
Cipasung-Sindangpanji sudah beberapa kali terjadi aksi perampasan sepeda motor.
Bahkan diantaranya pernah terjadi di siang bolong, kata seorang warga yang enggan
menyebutkan namanya. Ratusan masa yang sudah terprovokasi itu, bahkan terus
beramai-ramai memukulinya dengan batu, potongan kayu dan bambu hingga kedua
petugas itu tewas. Selain itu, aksi pembantaian masa juga diwarnai pembakaran
terhadap korban Bripda Mayan.
Salah satu tujuan dinamika kelompok adalah menimbulkan rasa solidaritas
anggota, apabila solidaritas tersebut sudah terbentuk maka hal apapun akan
dilakukan oleh anggotanya untuk mempertahankan solidaritas tersebut. Berusaha
menjaga apabila berlebihan pun maka bisa menyebabkan kebrutalan-kebrutalan
yang bahkan bisa menimbulkan konflik antar kelompok. Anggota akan saling
menjaga satu sama lain dan apabila ada kelompok lain yang mengusik salah satu
anggota kelompok tersebut, maka bisa jadi anggota lainnya tidak akan terima akan
hal tersebut bahkan terprovokasi untuk melakukan serangan balik untuk
membalaskan dendam anggota kelompoknya tersebut. Dengan mudah anggota
kelompok
tersebut
bisa
memprovokasi
anggota-anggota
lainnya
dalam
kelompoknya tersebut untuk melakukan sesuatu baik itu hal baik atau hal buruk.
3.
Seorang wanita yang mempunyai badan besar sudah 1 tahun menjadi
mahasiswa psikologi. Tetapi dalam setahun itu dia tidak mempunyai teman/sahabat
yang akrab dengan dia, wanita tersebut sering minder terhadap teman-teman
sekelasnya, wanita tersebut tergolong orang yang tidak pintar dalam pelajaran
psikologi, tetapi wanita itu memiliki keahlian dibidang make-up. Suatu ketika ada
teman sekelasnya mendekatinya dan mengajak wanita tersebut berbincang-bincang,
hingga temannya pun menganggap wanita itu sangat pemalu dan pendiam. Sewaktu
berbincang-bincang pun temannya yang berusaha mengajak wanita itu untuk
berbicara, bila bahan pembicaraannya tidak ada lagi, wanita dengan ukuran badan
besar itu pun ikut diam. Lama kelamaan temannya tersebut tau bahwa wanita
tersebut memiliki keahlian di bidang make-up. Panggil saja temannya itu bunga,
bunga pun ingin sekali mengenal lebih dekat dengan wanita tersebut, akhirnya
bunga pun sering bermain dengan wanita tersebut dan kemudian mengenalkan ke
18
temannya yang lain yang juga sangat kurang pengetahuan di bidang make-up.
Akhirnya wanita tersebut mengajari kelompok barunya itu cara-cara make-up yang
baik dan benar karena teman-temannya kebanyakan adalah seorang penyanyi yang
membutuhkan
make-up
yang
baik
untuk
menunjang
penampilannya
di
panggung.Setelah berjalan satu setengah bulan wanita tersebut pun berubah menjadi
wanita yang dulunya pendiam dan tidak aktif di kampus pun menjadi wanita yang
aktif dalam berorganisasi dan pintar dalam bergaul contohnya seperti tidak malu
lagi bertanya/mengobrol dengan teman-temannya dan teman-temannya selalu
mensupport dia.
Fungsi
dinamika
kelompok
adalah
membentuk
kerjasama
saling
menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup, memudahkan pekerjaan,
Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi
beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga selesai lebih cepat, efektif dan efisien.
Salah satunya dengan membagi pekerjaan besar sesuai bagian kelompoknya
masing-masing atau sesuai keahlian. Seperti halnya pada kasus di atas wanita
tersebut diberi peran untuk me make-up teman-teman dalam kelompoknya karna
memang wanita itu memiliki keahlian yang sangat baik dibidang make-up yang
sangat berguna untuk membantu kelompoknya.
Salah satu tujuan dinamika kelompok adalah Menimbulkan adanya itikad
yang baik diantara sesama anggota kelompok. Memiliki kekuatan di dalam
kelompok kekuatan tercermin pada kemampuan seseorang untuk membuat orang
lain bertingkah laku tertentu. Jadi kekuatan itu adalah pengaruh. Pengaruh yang
positif agar wanita tersebut bisa mudah beradaptasi pada lingkugan dimana dia
berada seperti yang dijelaskan pada definisi dinamika, dinamika adalah sesuatu
yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat
menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan. Dinamika juga berarti
adanya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok dengan kelompok
secara keseluruhan.
19
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1. Kesimpulan
1) Dinamika kelompok adalah kekuatan yang saling mempengaruhi hubungan timbal
balik kelompok dengan interaksi yang terjadi antara anggota kelompok dengan
pemimpin yang berpengaruh kuat dengan perkembangan hubungan sebab akibat
yang terjadi di dalam kelompok dan antar anggota kelompok juga harus
mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung dalam situasi yang dialami
secara bersama-sama.
2) Dalam dinamika kelompok terdapat fungsi, dan tujuan.
3) Dalam dinamika kelompok juga terdapat kelebihan dan kekurangan.
4) Dinamika kelompok adalah kekuatan yang saling mempengaruhi hubungan timbal
balik kelompok dengan interaksi yang terjadi antara anggota kelompok dengan
pemimpin yang berpengaruh kuat dengan perkembangan hubungan sebab akibat
yang terjadi di dalam kelompok dan antar anggota kelompok juga harus
mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung dalam situasi yang dialami
secara bersama-sama.
IV.2. Saran
1) Dinamika kelompok itu sangat berguna bagi masyarakat karena masyarakat kita
tidak bisa bekerja dan hidup sendiri dan sangat memerlukan adanya dinamika
kelompok dalam kehidupan sehari-hari.
2)
Dinamika kelompok juga sebagai sarana bagi masyarakat untuk mengembangkan
kemampuan individu.
3)
Dinamika kelompok dapat menumbuhkan rasa saling menghargai antar sesama
anggota kelompok, dan rasa tanggung jawab atas rencana atau tindakan yang telah
disepakati bersama agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai.
20
Download