Psikologi Sosial I Dinamika Kelompok Kelompok 7: Tanti Nurmala (2012.08.0.0012) Yulia Putri R (2012.08.0.0014) Lia Anggraeni (2012.08.0.0015) Ira Puspita S (2012.08.0.0048) Dinda Kusuma S (2012.08.0.0072) Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah Surabaya 2013-2014 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Semenjak lahir manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dari keberadaan orang-orang disekitarnya, mau itu dalam keluarga, sekolah, kampus, kantor, dalam kehidupan bermasyarakat, dan lain sebagainya. Keluarga merupakan awal-awal pembelajaran bagi setiap individu untuk tetap bisa bertahan hidup dengan mengenalkan norma-norma kehidupan, nilai, dan bagaimana berhubungan dengan orang lain. Kemudian lingkungan yang individu tempati memberikan kontribusi dalam pembentukan kepribadian seseorang. Berdasarkan hal-hal diatas dapat dilihat bahwa kehidupan dalam kelompok itu bersifat dinamis. Semakin efektif kelompok semakin baik kehidupan anggota-anggota dalam kelompok tersebut. yang dapat diperhatikan dalam kelompok untuk tetap bisa efektif adalah pengetahuan yang cukup tentang dinamika atau proses-proses yang terjadi serta kemampuan kita dalam berperilaku secara efektif dalam berkelompok. dalam hal ini akan dibahas Dinamika Kelompok. Dinamika kelompok berasal dari kata dinamika dan kelompok. Dinamika berati interaksi atau interdependensi antara kelompok satu dengan yang lain, sedangkan Kelompok adalah kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan bersama. Dinamika Kelompok adalah konsep yang menggambarkan proses kelompok yang selalu bergerak, berkembang, dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah. Menurut Jacobs, Harvill dan Manson (1994); dinamika kelompok adalah kekuatan yang saling mempengaruhi hubungan timbal balik kelompok dengan interaksi yang terjadi antara anggota kelompok dengan pemimpin yang diberi pengaruh kuat pada perkembangan kelompok. Dinamika Kelompok adalah studi tentang hubungan sebab akibat yang ada di dalam kelompok, tentang perkembangan hubungan sebab akibat yang terjadi di dalam kelompok, tentang teknik-teknik untuk mengubah hubungan interpersonal dan attitude di dalam kelompok (Benyamin B. Wolman, Dictionary of Behavioral Science). Slamet Santosa (2004: 5), mengartikan Dinamika Kelompok sebagai suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara anggota yang satu dengan yang 2 lain; antar anggota kelompok mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama-sama. Fungsi dari dinamika kelompok itu antara lain membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup, memudahkan pekerjaan, mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga selesai lebih cepat, efektif dan efisien. Salah satunya dengan membagi pekerjaan besar sesuai bagian kelompoknya masing-masing atau sesuai keahlian serta menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat dengan memungkinkan setiap individu memberikan masukan, berinteraksi, dan memiliki peran yang sama dalam masyarakat. I.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka rumusan masalah dari latar belakang tersebut yaitu untuk memahami definisi atau pengertian dari dinamika kelompok. I.3 Tujuan Pembelajaran Mahasiswa dapat: 1. Menjelaskan definisi dinamika kelompok 2. Menjelaskan fungsi dinamika kelompok 3. Menjelaskan kelompok sosial 4. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan kelompok 5. Menjelaskan pentingnya dinamika kelompok 6. Menerapkan konsep dinamika kelompok 3 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Dinamika Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan. Kelompok memiliki beberapa karakteristik/ciri-ciri suatu kelompok menurut Shaw (1979) ada enam yaitu, persepsi dan kognisi anggota kelompok, motivasi dan kebutuhan kepuasan, tujuan kelompok, organisasi kelompok, ada ketergantungan antara anggota kelompok dan interaksi. II.2. Kelompok Menurut W.H.Y. Sprott mendefinisikan kelompok sebagai beberapa orang yang bergaul satu dengan yang lain. Kurt Lewin berpendapat ”the essence of a group is not the similarity or dissimilarity of its members but their interdependence”. H. Smith menguraikan bahwa kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan dasar kesatuan persepsi. II.3. Dinamika Kelompok Dinamika kelompok berasal dari dua yakni kata dinamika dan kelompok. Dinamika berati interaksi atau interdependensi antara kelompok satu dengan yang lain sedangkan Kelompok adalah kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan bersama. Pengertian Dinamika kelompok menurut para ahli a) Jacobs, Harvill dan Manson (1994); Dinamika kelompok adalah kekuatan yang saling mempengaruhi hubungan timbal balik kelompok dengan interaksi yang terjadi antara anggota kelompok dengan pemimpin yang diberi pengaruh kuat pada perkembangan kelompok. b) Benyamin B. Wolman, Dictionary of Behavioral Science 4 Dinamika Kelompok adalah studi tentang hubungan sebab akibat yang ada di dalam kelompok, tentang perkembangan hubungan sebab akibat yang terjadi di dalam kelompok, tentang teknik-teknik untuk mengubah hubungan interpersonal dan attitude di dalam kelompok. c) Slamet Santosa (2004: 5), Slamet mengartikan Dinamika Kelompok sebagai suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara anggota yang satu dengan yang lain; antar anggota kelompok mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama-sama. Dari beberapa pendapat diatas maka dinamika kelompok adalah kekuatan yang saling mempengaruhi hubungan timbal balik kelompok dengan interaksi yang terjadi antara anggota kelompok dengan pemimpin yang berpengaruh kuat dengan perkembangan hubungan sebab akibat yang terjadi di dalam kelompok dan antar anggota kelompok juga harus mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama-sama. Proses dinamika kelompok mulai dari individu sebagai pribadi yang masuk ke dalam kelompok dengan latar belakang yang berbeda-beda, belum mengenal antar individu yang ada dalam kelompok. Mereka membeku seperti es. Individu yang bersangkutan akan berusaha untuk mengenal individu yang lain. Es yang membeku lama-kelamaan mulai mencair, proses ini disebut sebagai “ice breaking”. Setelah saling mengenal, dimulailah berbagai diskusi kelompok, yang kadang diskusi bisa sampai memanas, proses ini disebut ”storming”. Storming akan membawa perubahan pada sikap dan perilaku individu, pada proses ini individu mengalami ”forming”. Dalam setiap kelompok harus ada aturan main yang disepakati bersama oleh semua anggota kelompok dan pengatur perilaku semua anggota kelompok, proses ini disebut ”norming”. Berdasarkan aturan inilah individu dan kelompok melakukan berbagai kegiatan, proses ini disebut ”performing”. Beberapa aspek dinamika kelompok , yaitu : a. Komunikasi Kelompok Komunikasi berperan pada dinamika kelompok karena didalam komunikasi akan terjadi perpindahan idea atau gagasan yag diubah menjadi symbol oleh seorang komunikator kepada komunikan melalui media. 5 b. Konflik di dalam Kelompok Konflik dalah suatu proses social dimana individu-individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan dengan ancaman atau kekerasan (Santosa; 1983 : 32). Konflik dalam kelompok, bisa terjadi akibat ketentuan norma yang berlaku tidak sesuai dengan norma pribadi individu selaku anggota kelompok (Yusuf; 1989:90). c. Kekuatan di dalam Kelompok Kekuatan tercermin pada kemampuan seseorang untuk membuat orang lain bertingkah laku tertentu. Jadi kekuatan itu adalah pengaruh. d. Kohesi Kelompok Kohesi merupakan faktor utama dari keberadaan kelompok. Kohesi kelompok merupaka sejumlah faktor yang mempengaruhi anggota kelompok untuk tetap menjadi anggota kelompok tersebut . e. Pengambilan Keputusan Kelompok yang efektif dapat menghasilkan keputusan dengan kualitas baik. f. Pemecahan Masalah Pemecahan masalah merupakan focus utama dari keterampilan kelompok. Masalah adalah pertentangan atau perbedaan antara yang seharusnya terjadi dengan yang sesungguhnya. II.3.1. Fungsi Dinamika Kelompok Adapun fungsi dari dinamika kelompok dapat penulis bagikan dalam beberapa fungsi, antara lain sebagai berikut: a) Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup. b) Memudahkan pekerjaan. c) Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga selesai lebih cepat, efektif dan efisien. Salah satunya dengan membagi pekerjaan besar sesuai bagian kelompoknya masingmasing atau sesuai keahlian. 6 II.3.2 Tujuan Dinamika Kelompok Dinamika kelompok mempunyai beberapa tujuan, antara lain: a) Membangkitkan kepekaan diri seorang anggota kelompok terhadap anggota kelompok lain, sehingga dapat menimbulkan rasa saling menghargai b) Menimbulkan rasa solidaritas anggota sehingga dapat saling menghormati dan saling menghargai pendapat orang lain c) Menciptakan komunikasi yang terbuka terhadap sesama anggota kelompok d) Menimbulkan adanya i’tikad yang baik diantara sesama anggota kelompok II.3.3. Pendekatan-pendekatan Dinamika Kelompok Dinamika kelompok menjadi bahan persaingan dari para ahli psikologi, ahli sosiologi, ahli psikologi sosial, maupun ahli yang menganggap dinamika kelompok sebagai eksperimen. Hal tersebut membawa pengaruh terhadap pendekatan-pendekatan yang ada dalam dinamika kelompok. a. Pendekatan oleh Bales dan Homans Pendekatan ini mendasarkan pada konsep adanya aksi, interaksi, dan situasi yang ada dalam kelompok. Homans menambahkan, dengan adanya interaksi dalam kelompok, maka kelompok yang bersangkutan merupakan sistem interdependensi, dengan sifat-sifat: a) Adanya stratifikasi kedudukan warga b) Adanya diferensiasi dalam hubungan dan pengaruh antara anggota kelompok yang satu dengan yang lain c) Adanya perkembangan pada sistem intern kelompok yang diakibatkan adanya pengaruh faktor-faktor dari luar. b. Pendekatan oleh Stogdill Pendekatan ini lebih menekankan pada sifat-sifat kepemimpinan dalam bentuk organisasi formal. Stogdill menambahkan bahwa yang dimaksud kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktivitas kelompok yang terorganisir sebagai usaha untuk mencapai tujuan kelompok. Kelompok terorganisir yang dimaksud disini adalah 7 kelompok yang tiap-tiap anggotanya mendapat tanggungan dalam hubungannya dengan pembagian tugas untuk mencapai kerja sama dalam kelompok. c. Pendekatan dari ahli Psycho Analysis (Sigmund Freud dan Scheidlinger) Scheidlinger berpendapat bahwa aspek-aspek motif dan emosional memegang peranan penting dalam kehidupan kelompok. Kelompok akan terbentuk apabila didasarkan pada kesamaan motif antar anggota kelompok, demikian pula emosional yang sama akan menjadi tenaga pemersatu dala kelompok, sehingga kelompok tersebut semakin kokoh. Freud berpendapat bahwa di dalam setiap kelompok perlu adanya kesatuan kelompok, agar kelompok tersebut dapat berkembang dan bertahan lama. Kesatua kelompok akan terbentuk apabila tiap-tiap anggota kelompok melaksanakan identifikasi bersama antara anggota yang satu dengan yang lain. d. Pendekatan dari Yennings dan Moreno Yennings mengungkapkan konsepsinya tentang pilihan bebas, spontan, dan efektif dari anggota kelompok yang satu terhadap angota kelompok yang lain dalam rangka pembentukan ikatan kelompok. Moreno membedakan antara psikhe group dan sosio group sebagai berikut: a) Psikhe group merupakan suatu kelompok yang terbentuk atas dasar suka/tidak suka, simpati, atau antipati antar anggota b) Sosio group merupakan kelompok yang terbentuk atas dasar tekanan dari pihak luar. c) Yennings menambahkan bahwa pelaksanaan tugas akan lebih lancar apabila pembentukan Sosio group disesuaikan dengan Psikhe group, dengan memperhatikan faktor-faktor efisiensi kerja dan kepemimpinan dalam kelompok. II.3.4. Masyarakat Menurut Soerjono Soekanto, masyarakat menunjuk pada warga suatu desa, sebuah kota, suku, atau suatu bangsa. Dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah suatu wilayah kehidupan sosial, yang ditandai oleh derajat hubungan sosial tertentu.Masyarakat memiliki ciri-ciri seperti, adanya daerah/batas tertentu, manusia yang bertempat tinggal, kehidupan masyarakat,dan hubungan sosial antara anggota kelompoknya. Masyarakat memiliki beberapa komponen seperti, masyarakat sebagai kelompok atau himpunan orang-orang 8 yang hidup bersama terjalin satu sama lain ketika orang-orang tersebut menjadi anggotanya, kebudayaan sebagai alat pemuasan kebutuhan manusia, baik jasmani maupun rohani, kekayaan alam sebagai sumber materi bagi kelangsungan hidup manusia. II.3.5. Kepemimpinan dalam Kelompok Sosial Definisi kepemimpinan ada bemacam-macam, yaitu: Carter dan Hampill, kepemimpinan adalah mengusahakan akan tindakannya, memelopori struktur interaksi dari orang-orang lain sebagai bagian dari proses pemecahan soal bersama. Shaw me (1976), kepemimpinan merupakan suatu proses pengaruh yang ditujukan untuk mencapai tujuan. Stogdill (1950), kepemimpinan merupakan proses yang mempengaruhi kegiatan kelompok untuk menetapkan tujuan dan mencapai tujuan. Holander dan Julian (1969), kepemimpinan terbentuk karena hubungan pengaruh antara dua atau lebih orang yang saling tergantung satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan bersama tertentu didalam situasi kelompok. Drs. Ngalim Purwanto, kepemimpinan adalah tindakan perbuatan diantara perseorangan dan kelompok yang menyebabkan baik orang seorang maupun kelompok maju ke arah tujuan tertentu. Dari beberapa pendapat di atas maka kepemimpinan adalah memelopori struktur interaksi dari orang-orang lain sebagai bagian dari proses pemecahan soal bersama dan sebagai pengaruh antar orang dalam kancah situasi langsung melalui proses komunikasi terarah ditujukan untuk mencapai tujuan.. Menurut Max Weber terdapat beberapa tipe kepemimpinan seperti: 1). Kepemimpinan Kharismatik Kepemimpinan yang diangkat berdasarkan kepercayaan yang datang dari lingkungannya. 2). Kepemimpinan tradisional Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya diangkat atas dasar tradisi yang berlaku pada masyarakat. 3). Kepemimpinan Rasional Legal 9 Bentuk kepemimpinan yang diangkat atas dasar pertimbangan pemikiran tertentu dan penunjukan langsung. W.C Whyte mendefinisikan beberapa tipe kpemimpinan seperti: 1). Kepemimpinan Operasional Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya diangkat atas dasar banyaknya inisiatif atau aktivitas yang dilaksanakannya. 2). Kepemimpinan Popularitas Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya diangkat atas dasar kepopuleran (banyaknya menerima pilihan) dari pemilihnya. 3). Kepemimpinan Talent Bentuk kepemimpinan berdasarkan kecakapan tertentu yang dimiliki oleh seseorang. 4). Kepemimpinan Perwakilan Bentuk kepemimpinan yang diangkat menjadi wakil dari kelompok tertentu sehingga ada pimpinan pusat yang merupakan gabungan pimpinan kelompok. II.3.6. Kelebihan dan Kekurangan Kelompok Dalam proses dinamika kelompok terdapat faktor yang dapat menghambat ataupun memperlancarnya, yaitu kelebihan dan kekurangan dalam kelompok. Kelebihan Kelompok: a) Keterbukaan antar anggota kelompok untuk memberi dan menerima informasi dan pendapat anggota yang lain. Dalam proses komunikasinya, masing-masing individu/anggota kelompok dalam suatu kelompok selalu menawarkan/memberikan informasi dan pendapat yang berbeda-beda. Secara otomatis terjadilah pertukaran informasi dan pendapat terhadap sesama anggota kelompok, sehingga masing-masing anggotanya harus bisa menerima informasi dan pendapat dari anggota lainnya satu sama lain. b) Kemauan anggota kelompok untuk mendahulukan kepentingan kelompoknya dibanding kepentingan pribadi. Peran seseorang sebagai anggota kelompok dan sebagai individu amatlah berbeda. Sebagai anggota kelompok, kepentingan pribadi harus dikesampingkan, karena hasil setiap keputusan/interaksi yang terjadi dalam suatu 10 kelompok mempengaruhi setiap anggota yang tergabung didalamnya satu sama lain. Maka dari itu, kepentingan kelompok harus didahulukan. Kekurangan Kelompok: Kekurangan pada kelompok bisa disebabkan karena waktu penugasan, tempat atau jarak anggota kelompok yang berjauhan yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas pertemuan. 11 BAB III PENELITIAN III.1. Contoh Penelitian 1. Rajab Ali, Endang Sri Indrawati, Achmad Mujab Masykur. Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. Jl. Prof Sudharto. SH, Kampus Tembalang, Semarang. Meneliti tentang Hubungan Antara Identitas Etnik Dengan Prasangka Terhadap Etnik Tolaki Pada Mahasiswa Muna Di Universitas Haluoleo Kendari, Sulawesi Tenggara. Kampus sebagai tempat peradaban yang multietnik berpotensi melahirkan konflik antaretnik. Maraknya konflik yang ditengarai bernuansa etnik yang terjadi di lingkungan kampus Universitas Haluoleo (Unhalu) mendorong peneliti melakukan penelitian tentang identitas etnik dan prasangka etnik salah satu etnik asli Sulawesi Tenggara dan sebagai etnik Pendatang di Kota Kendari, yaitu etnik Muna, terhadap etnik asli Kota Kendari yaitu etnik Tolaki. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara identitas etnik dengan prasangka terhadap etnik Tolaki pada mahasiswa Muna di Universitas Haluoleo Kendari Sulawesi Tenggara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan dua alat ukur yang disusun sendiri oleh peneliti. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini berupa skala, yaitu Skala Prasangka Terhadap Etnik Tolaki dan Skala Identitas Etnik. Sampel penelitian adalah 248 mahasiswa Universitas Haluoleo Kendari yang memiliki latar belakang etnik Muna serta berjenis kelamin laki-laki. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposif random sampling. Analisis data dilakukan dengan analisis regresi sederhana. Berdasarkan analisis data yang dilakukan diperoleh nilai koefisien korelasi (rxy) sebesar 0,356 dengan p= 0,000 (p<0,05). Angka tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel identitas etnik dengan prasangka terhadap etnik Tolaki. Arah hubungan kedua variabel positif, yaitu semakin kuat identitas etnik maka akan semakin tinggi pula prasangka terhadap etnik Tolaki pada mahasiswa Muna di Universitas Haluoleo Kendari Sulawesi Tenggara. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima 12 yaitu ada hubungan positif antara identitas etnik dengan prasangka terhadap etnik Tolaki. Semakin kuat identitas etnik maka akan semakin tinggi prasangka terhadap etnik Tolaki, dan sebaliknya, semakin lemah identitas etnik maka semakin rendah pula prasangka terhadap etnik Tolaki. 2. Ani Leilani & O.D Subhakti Hasan Dosen Jurusan Penyuluhan Perikanan, STP Jakarta meneliti tentang Analisis Dinamika Kelompok Pada Kelompok Tani Mekar Sari Desa Purwasari kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Peneliti melakukan penelitian ini karena setiap individu dalam kehidupan harus menjalin interaksi antar individu lain yang sama-sama hidup dalam satu kelompok, karena individu tidak mungkin hidup sendiri dalam masyarakat di mana ia berada (Santoso, 1992) dan termasuk Kelompok tani merupakan kumpulan orangorang/petani yang terikat secara informal dalam suatu wilayah atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pengaruh dan pimpinan seorang kontak tani (Anonymous.1989). Dengan tujuan untuk mengetahui kedinamisan suatu desa dan memberikan saran dan rekomendasi terhadap perbaikan-perbaikan kelompok yang perlu dilakukan oleh kelompok tani tersebut berkaitan dengan kedinamisan kelompok. Pengamatan dari analisis ini bertujuan untuk mengetahui kedinamisan Kelompok Tani Mekar Sari Desa Purwasari Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor, dan untuk memberikan saran dan rekomendasi terhadap perbaikan-perbaikan kelompok yang perlu dilakukan oleh Kelompok Tani Mekar Sari Desa Purwasari Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor yang berkaitan dengan kedinamisan kelompok Penelitian ini dilakukan di Kelompok Tani “Mekar Sari” Desa Purwasari Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor, mulai tanggal 3 s/d 30 September 2009. Penelitian ini menggunakan metode dalam penelitian ini adalah dengan teknik pengumpulan data baik secara primer maupun secara sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara: wawancara langsung dengan ketua dan anggota kelompok sebanyak 30 orang dengan menggunakan kuesioner, sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mengumpulkan laporan-laporan kelompok dan AD/ART Kelompok Tani “Mekar Sari. 13 Hasil pengamatan analisis dinamika Kelompok Tani “Mekar Sari” menunjukkan rata-rata pencapaian skor adalah 3,61; berarti dinamika Kelompok Tani “Mekar Sari” dapat diklasifikasikan dalam kategori baik. Beberapa elemen dikategorikan sangat baik adalah kesesuaian tujuan kelompok dengan tujuan individu, kewenangan, aktivitas, koordinasi, kepemimpinan, keterpaduan, lingkungan fisik, demokrasi, tingkat kepuasan anggota, dan adanya tingkat pengaruh maksud terselubung. Sedangkan elemen yang memperoleh skor sedang adalah partisipasi anggota dan aspek ketegangan kelompok. 3. Dian Diniyati meneliti tentang Dinamika Kelompok Tani Hutan Rakyat: Studi kasus di Desa, Kertayasa, Boja dan Sukorejo (The Dynamics Of Community Forest Farmer Groups: Cases study in villages of Kertayasa, Boja and Sukorejo). Peneliti melakukan penelitian ini karena pembangunan hutan rakyat tidak dapat dilaksanakan secara perorangan (parsial), tetapi harus secara bersama-sama. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya dilakukan secara terprogram, dan untuk mendukungnya diperlukan penggalangan petani agar dapat melaksanakan program tersebut, dan dibentuk suatu lembaga kemasyarakatan seperti kelompok tani hutan rakyat, yang memiliki pengertian sebagai perkumpulan orang-orang (petani) yang tinggal di sekitar hutan, untuk menyatukan diri dalam usaha-usaha di bidang sosialekonomi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan para anggotanya dan ikut serta melestarikan hutan dengan prinsip kerja dari – oleh – dan untuk anggota (Tim Bina Swadaya, 2001). dikemukakan oleh Djoni dkk (2000), bahwa kelompok yang dinamis ditandai oleh selalu adanya kegiatan ataupun interaksi baik di dalam maupun dengan pihak luar kelompok untuk secara efektif dan efisiensi mencapai tujuan-tujuannya. Selanjutnya menurut Soekanto S. (1990) bahwa kelompok sosial seperti kelompok tani hutan ini bukan merupakan kelompok yang statis, karena pasti mengalami perkembangan serta perubahan sebagai akibat proses formasi ataupun reformasi dari pola-pola di dalam kelompok tersebut, dan karena pengaruh dari luar. Selain itu keadaan yang tidak stabil tersebut juga dapat terjadi karena adanya konflik antar individu dalam kelompok atau karena adanya konflik antar bagian kelompok tersebut sebagai akibat tidak adanya keseimbangan antara kekuatan-kekuatan di dalam kelompok itu sendiri. 14 Dengan tujuan meningkatkan kedinamikaan sosial kelompok tani, faktor-faktor dinamika kelompok tani yang masih memerlukan perhatian dan pembinaan lebih lanjut, dan memiliki peranan anggota kelompok tani dalam pengembangan hutan rakyat Penelitian dinamika kelompok tani hutan rakyat ini dilaksanakan pada bulan Nopember sampai Desember 2008 pada tiga desa di tiga kecamatan yaitu : Desa Boja, Desa Kertayasa dan Desa Sukorejo. Jumlah petani yang bergabung didalam kelompoktani diambil sebanyak 18 orang untuk dijadikan sebagai responden untuk setiap desa dan ditentukan secara sengaja. Penelitian ini menggunakan metode pembentukan kelompok tani hutan rakyat umumnya merupakan bantuan dari proyek sehingga dengan adanya stimulus tersebut memudahkan untuk mempersatukan anggota kelompok dalam mencapai tujuan bersama yaitu pembangunan hutan rakyat yang mampu meningkatkan kesejahteraan para anggotanya. Dengan adanya stimulus tersebut akan terjadi interaksi antar anggotanya, karena adanya suatu hal yang esensial bagi individu petani yang menjadi milik bersama, yaitu pelaksanaan pembangunan hutan rakyat untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya. Dinamika kelompok diidentifikasi dengan menggunakan delapan faktor. Nilai kumulatif dari faktor sosial menunjukkan tingkat kedinamikaan kelompok, dimana semakin tinggi nilai faktornya semakin dinamis kelompok tersebut. Hasil penelitian menunjukkan kelompok tani di Desa Kertayasa dan Desa Sukorejo tergolong kelompok yang dinamis, sementara kelompok tani di Desa Boja termasuk kurang dinamis. 15 III.2. Contoh Kasus 1. JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi anak di Indonesia belum lepas dari tindakan kekerasan. Salah satu kasus menonjol di tahun 2012 yakni kasus tawuran antar pelajar. Data akhir tahun yang dihimpun Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menunjukan angka memprihatinkan. Sebanyak 82 pelajar tewas sepanjang 2012. "Komnas PA mencatat 147 kasus tawuran. Dari 147 kasus tersebut, sudah memakan korban jiwa sebanyak 82 anak," ujar Arist dalam konferensi pers catatan akhir tahun di Kantor Komnas PA, Jalan TB Simatupang, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat (20/12/2012) pagi. Menurut Arist, angka itu mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 128 kasus. Kondisi itu pun semakin menunjukkan kekerasan sesama anak dalam bentuk tawuran menjadi fenomena sosial yang patut diwaspadai. Arist menuturkan, sebagian besar pelaku tawuran adalah pelajar tingkat menengah atas bahkan pada di tingkatan SD dan SMP. "Penyebabnya tawuran itu antara lain, minimnya pendidikan karakter di kurikulum, pengaruh tayangan kekerasan, terbatasnya ruang ekspresi positif yang diminati siswa, dan pengaruh dari kelompok disekitarnya" ucapnya. Kondisi anak di Indonesia ini, kata Arist, sangat mengkhawatirkan. Tanpa adanya penanganan serius dari semua pihak, khususnya keluarga, kondisi itu dipastikan tidak akan berakhir dan korban pun kembali berjatuhan. Analisa contoh dari kelompok kami yaitu, menurut Max Weber dari beberapa tipe Kepemimpinan, contoh kasus diatas termasuk dalam tipe kepemimpinan kharismatik yaitu kepemimpinan yang diangkat berdasarkan kepercayaan yang datang dari lingkungannya. Di dalam kasus seperti tawuran, pasti ada seorang pemimpin atau provokator yang memicu terjadinya perkara, pemimpin/provokator tersebut juga menerima stimulus negatif dari anggotaanggotanya berupa hasutan-hasutan negatif, sehingga pemimpin terpengaruh hasutan-hasutan tersebut. Tawuran termasuk dalam salah satu konflik dalam dinamika kelompok, karena konflik merupakan suatu proses sosial dimana individu-individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan dengan ancaman atau kekerasan (Santosa; 1983 : 32). 16 2. Pada hari senin tanggal 26 agustus 2002 terjadi pengeroyokan terhadap 2 (dua) anggota Polres Kuningan berpangkat Bripda, masing-masing Asep Irawan (24) dan Mayan Radiana (24) tewas dikeroyok massa. Salah seorang diantaranya sempat dibakar hingga hampir gosong. Peristiwa tragis ini terjadi di Desa Sindangpanji, Kecamatan Cikijing, Majalengka Jawa Barat. Pengeroyokan yang berlangsung di wilayah hukum Polres Majalengka antara pukul 16.00 – 17.00 WIB. Insiden itu bermula ketika kedua polisi tersebut tengah mengejar sepeda motor yang dikendarai PLG, warga Desa Sindangpanji. PLG diduga sebagai pencuri sepeda motor. PLG dikejar dari wilayah Kuningan sampai Sindangpanji, Majalengka. Di luar perkiraan ke dua polisi naas tersebut, lanjutnya, ternyata PLG lebih dulu tiba di Sindangpanji. Dia langsung menyebar informasi bahwa dirinya sedang dikejar-kejar pencuri sepeda motor. Sehingga begitu melihat kedua petugas berpakaian preman yang berboncengan sepeda motor itu tiba di wilayah perbatasan desanya, puluhan hingga ratusan masa langsung mencegatnya. Dan tanpa banyak basa basi lagi, mereka langsung mengeroyok keduanya hingga babak belur dan jatuh tak berdaya. Ratusan masa yang sudah terprovokasi itu, bahkan terus beramai-ramai memukulinya dengan batu, potogan kayu dan bambu hingga kedua petugas itu tewas. Selain itu, aksi pembantaian masa juga diwarnai pembakaran terhadap korban Bripda Mayan. Aksi pembantaian sadis tersebut baru berakhir setelah pihak kepolisian dari Polres Majalengka dan Polres Kuningan menerjunkan puluhan petugasnya ke lokasi kejadian. Dari lokasi itu, polisi langsung menyeret 150 warga Desa Sindangpanji ke Mapolres Majalengka untuk dimintai keteranganya . Polres Majalengka sudah menangkap dan mengamankan 150 orang penduduk Desa Sindangpanji. Delapan orang diantaranya termasuk PLG yang diduga sebagai pelaku utama pembantaian itu, tertangkap. Kedua jenazah sempat divisum di rumah sakit Majalengka dan Selasa dinihari disemayamkan di Mapolres Kuningan. Sejumlah warga Desa Sindangpanji yang kebetulan tengah berada di lokasi bekas kejadian, umumnya mengaku hanya mengetahui kejadiannya saja. Namun mereka menyatakan tidak mengetahui persis pemicu maupun asal-usul masa pengeroyoknya. Ada yang menduga aksi pengeroyokan itu dipicu pula oleh kekesalan warga karena di jalan raya provinsi antara Cipasung Kuningan hingga Sindangpanji Cikijing, akhir-akhir ini sering terjadi aksi perampasan sepeda motor. 17 Menurut informasi yang terdengar, pada bulan-bulan tersebut, di jalur antara Cipasung-Sindangpanji sudah beberapa kali terjadi aksi perampasan sepeda motor. Bahkan diantaranya pernah terjadi di siang bolong, kata seorang warga yang enggan menyebutkan namanya. Ratusan masa yang sudah terprovokasi itu, bahkan terus beramai-ramai memukulinya dengan batu, potongan kayu dan bambu hingga kedua petugas itu tewas. Selain itu, aksi pembantaian masa juga diwarnai pembakaran terhadap korban Bripda Mayan. Salah satu tujuan dinamika kelompok adalah menimbulkan rasa solidaritas anggota, apabila solidaritas tersebut sudah terbentuk maka hal apapun akan dilakukan oleh anggotanya untuk mempertahankan solidaritas tersebut. Berusaha menjaga apabila berlebihan pun maka bisa menyebabkan kebrutalan-kebrutalan yang bahkan bisa menimbulkan konflik antar kelompok. Anggota akan saling menjaga satu sama lain dan apabila ada kelompok lain yang mengusik salah satu anggota kelompok tersebut, maka bisa jadi anggota lainnya tidak akan terima akan hal tersebut bahkan terprovokasi untuk melakukan serangan balik untuk membalaskan dendam anggota kelompoknya tersebut. Dengan mudah anggota kelompok tersebut bisa memprovokasi anggota-anggota lainnya dalam kelompoknya tersebut untuk melakukan sesuatu baik itu hal baik atau hal buruk. 3. Seorang wanita yang mempunyai badan besar sudah 1 tahun menjadi mahasiswa psikologi. Tetapi dalam setahun itu dia tidak mempunyai teman/sahabat yang akrab dengan dia, wanita tersebut sering minder terhadap teman-teman sekelasnya, wanita tersebut tergolong orang yang tidak pintar dalam pelajaran psikologi, tetapi wanita itu memiliki keahlian dibidang make-up. Suatu ketika ada teman sekelasnya mendekatinya dan mengajak wanita tersebut berbincang-bincang, hingga temannya pun menganggap wanita itu sangat pemalu dan pendiam. Sewaktu berbincang-bincang pun temannya yang berusaha mengajak wanita itu untuk berbicara, bila bahan pembicaraannya tidak ada lagi, wanita dengan ukuran badan besar itu pun ikut diam. Lama kelamaan temannya tersebut tau bahwa wanita tersebut memiliki keahlian di bidang make-up. Panggil saja temannya itu bunga, bunga pun ingin sekali mengenal lebih dekat dengan wanita tersebut, akhirnya bunga pun sering bermain dengan wanita tersebut dan kemudian mengenalkan ke 18 temannya yang lain yang juga sangat kurang pengetahuan di bidang make-up. Akhirnya wanita tersebut mengajari kelompok barunya itu cara-cara make-up yang baik dan benar karena teman-temannya kebanyakan adalah seorang penyanyi yang membutuhkan make-up yang baik untuk menunjang penampilannya di panggung.Setelah berjalan satu setengah bulan wanita tersebut pun berubah menjadi wanita yang dulunya pendiam dan tidak aktif di kampus pun menjadi wanita yang aktif dalam berorganisasi dan pintar dalam bergaul contohnya seperti tidak malu lagi bertanya/mengobrol dengan teman-temannya dan teman-temannya selalu mensupport dia. Fungsi dinamika kelompok adalah membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup, memudahkan pekerjaan, Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga selesai lebih cepat, efektif dan efisien. Salah satunya dengan membagi pekerjaan besar sesuai bagian kelompoknya masing-masing atau sesuai keahlian. Seperti halnya pada kasus di atas wanita tersebut diberi peran untuk me make-up teman-teman dalam kelompoknya karna memang wanita itu memiliki keahlian yang sangat baik dibidang make-up yang sangat berguna untuk membantu kelompoknya. Salah satu tujuan dinamika kelompok adalah Menimbulkan adanya itikad yang baik diantara sesama anggota kelompok. Memiliki kekuatan di dalam kelompok kekuatan tercermin pada kemampuan seseorang untuk membuat orang lain bertingkah laku tertentu. Jadi kekuatan itu adalah pengaruh. Pengaruh yang positif agar wanita tersebut bisa mudah beradaptasi pada lingkugan dimana dia berada seperti yang dijelaskan pada definisi dinamika, dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan. 19 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN IV.1. Kesimpulan 1) Dinamika kelompok adalah kekuatan yang saling mempengaruhi hubungan timbal balik kelompok dengan interaksi yang terjadi antara anggota kelompok dengan pemimpin yang berpengaruh kuat dengan perkembangan hubungan sebab akibat yang terjadi di dalam kelompok dan antar anggota kelompok juga harus mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama-sama. 2) Dalam dinamika kelompok terdapat fungsi, dan tujuan. 3) Dalam dinamika kelompok juga terdapat kelebihan dan kekurangan. 4) Dinamika kelompok adalah kekuatan yang saling mempengaruhi hubungan timbal balik kelompok dengan interaksi yang terjadi antara anggota kelompok dengan pemimpin yang berpengaruh kuat dengan perkembangan hubungan sebab akibat yang terjadi di dalam kelompok dan antar anggota kelompok juga harus mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama-sama. IV.2. Saran 1) Dinamika kelompok itu sangat berguna bagi masyarakat karena masyarakat kita tidak bisa bekerja dan hidup sendiri dan sangat memerlukan adanya dinamika kelompok dalam kehidupan sehari-hari. 2) Dinamika kelompok juga sebagai sarana bagi masyarakat untuk mengembangkan kemampuan individu. 3) Dinamika kelompok dapat menumbuhkan rasa saling menghargai antar sesama anggota kelompok, dan rasa tanggung jawab atas rencana atau tindakan yang telah disepakati bersama agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai. 20