Serapat apapun Militer Amerika Menutup

advertisement
Serapat apapun Militer Amerika Menutup
Kejahatan Perang di Afganista….. Akhirnya
Terbongkar….
Berita Umum July 27th, 2010
Di Balik Bocornya Laporan Perang Afghanistan
Kebocoran dokumen yang
terjadi awal pekan ini, disinyalir telah membuat keraguan lebih dalam lagi tentang
perang Afghanistan bagi Amerika Serikat. Kebocoran dokumen itu sendiri
menyebabkan gesekan baru dengan Pakistan atas tuduhan sehubungan agen matamata dan menimbulkan pertanyaan di seluruh dunia tentang kemampuan Washington
dalam melindungi rahasia militernya.
Gedung Putih menyebut kebocoran itu sebagai sesuatu yang “mengkhawatirkan.”
Lebih dari 91.000 dokumen rahasia saat ini memang bocor, dan menjadi salah satu
kebocoran terbesar dalam sejarah militer. Kebocoran itu memperlihatkan bahwa
Amerika Serikat menjalani perang bukan hanya di luar negeri saja, tetapi juga di
“rumah sendiri.” Salah satu materi dokumen itu memperlihatkan penentangan perang
di Kongres dan ini telah berjalan buntu.
Jajag pendapat menemukan bahwa mayoritas rakyat Amerika tidak lagi berfikir
bahwa perang (Afghanistan) layak untuk diperjuangkan. Oposisi di pemerintahan
Amerika melihat bahwa Afghanistan adalah sebuah rawa yang tak bisa dimenangkan.
Kaum Demokrat di Gedung Putih saat ini dipastikan tengah pusing tujuh keliling,
karena dengan adanya keputusan meninggalkan pasukan dalam kesusahan di zona
perang di luar negeri merupakanbunuh diri politik, sedangkan mereka akan
menghadapi liburan politik selama enam pekan lamanya.
Pentagon juga melihat berbagai kerusakan di Afghanistan.
“Seseorang tidak sengaja atau sengaja memberikan daftar baru musuh mereka kepada
Taliban,’” kata Jane Harman, yang mengatakan Gedung Putih menunjukkan
kompromi akan Afghanistan.
Juru bicara Gedung Putih, Robert Gibbs menegaskan bahwa dokumen-dokumen itu
sebenarnya ada pada periode sebelum Obama meningkatkan pasukan Amerika di
Afghanistan, dan pemerintah membantah mereka akan menyebabkan perubahan
kebijakan dalam perang melawan pejuang Taliban.
Namun, informasi dalam dokumen itu tidak mengungkapkan masalah dan solusi baru
dalam upaya melawan perang. Para perwira militer, baik yang sekarang masih
bertugas dan ataupun yang sudah pensiun, menggambarkan dokumen itu sebagai
laporan yang hanya meliputi laporan taktis, termasuk dugaan tentang kemungkinan
tersangka bom dan plot yang tidak bisa diverifikasi. —(sa/yahoonews/m3©201007)
Amerika Serikat Sengaja Tutupi Banyaknya Korban Sipil di Afghanistan
Pendiri
situs
‘peniup
pluit’ WikiLeaksmenuduh militer Amerika Serikat sengaja menutup-nutupi jatuhnya
korban sipil yang sangat besar di Afghanistan.
Julian Assange membela diri terkait dirilisnya lebih dari 90.000 file militer rahasia
terkait dengan perang pimpinan Amerika di Afghanistan dan mengatakan bahwa
“messenger” memang selalu dikritik.
“Kami akrab dengan kelompok-kelompok yang berusaha supaya kami tidak
mengekspos pesan-pesan yang kami sampaikan di WikiLeaks,” kata Assange
kepada Press Club di pusat kota London pada hari Senin kemarin (26/7/2010).
“Kami tidak melihat adanya perbedaan respons Gedung Putih untuk kasus ini,”
tambahnya mengacu pada kemarahan Gedung Putih atas kebocoran file-file rahasia
militer Amerika Serikat.
Assange mendesak adanya transparansi yang lebih besar dan mengatakan tidak ada
alasan untuk meragukan keandalan dari dokumen-dokumen yang mereka miliki.
“Seperti halnya berhubungan dengan sumber manapun, Anda harus melatih akal sehat
anda — yang hal itu tidak berarti bahwa Anda harus menutup mata Anda,” kata
Assange.
“Kami tidak punya alasan untuk meragukan keandalan dari dokumen-dokumen
kami”.
Pria kelahiran Australia yang berada di belakang WikiLeaks ini telah mengatakan
sebelumnya pada bulan Juni lalu bahwa ia akan merilis beberapa video dari serangan
udara rahasia Pentagon yang mematikan terhadap anak-anak di Afghanistan.
Situs ‘peniup pluit’ — ini juga pernah mengungkapkan video yang menunjukkan
pembunuhan dua wartawan dan lebih dari selusin warga sipil dalam serangan yang
dilakukan oleh sebuah helikopter Apache militer Amerika Serikat di Baghdad pada
tahun 2007. — (fq/prtv/m3©201007)
Akan Lebih Banyak Lagi Kematian Tentara Amerika
Serikat Di Afghanistan
Seorang
petinggi
militer
Amerika Serikat mengatakan militer Amerika Serikat akan menderita kematian yang
lebih banyak di Afghanistan selama musim panas ini, pada saat mereka saat ini
memerangi Taliban di negara yang telah hancur dilanda perang.
“Pada saat kami terus meningkatkan kekuatan dan operasi kami selama musim panas
… kami mungkin akan melihat korban sulit lebih banyak berjatuhan dari tentara AS
dan meningkatnya kekerasan,” kata Ketua Gabungan Kepala StafAmerika Serikat
Mike Mullen hari Ahad kemarin (25/7/2010) selama konferensi pers di Kabul.
“Meskipun adanya kenaikan korban, lambatnya kemanjuan namun ada progres yang
stabil yang sedang dibuat dan strategi Washington akan membalikkan momentum
perlawanan masih dapat diperoleh pada akhir tahun. Bulan-bulan berikutnya akan
menjadi penting,” tambah petinggi militer Amerika Serikat ini.
“Tidak ada yang menyatakan kemenangan di Afghanistan tapi ada kemajuan,” kata
Mullen. “Saya percaya tujuan kita masih dapat dicapai dan tentunya bukti yang akan
terjadi selama ini dalam bulan-bulan berikutnya dalam suasana yang sangat
menantang.”
Pernyataan Mullen ini datang tidak lama setelah Taliban mengaku telah menculik
salah seorang anggota angkatan laut Amerika Serikat dan membunuh seorang tentara
Amerika Serikat setelah penyergapan di provinsi Logar, yang terletak di sebelah
selatan 60 km dari Kabul.
Amerika Serikat telah kehilangan 1.207 tentara di Afghanistan sejak invasi tahun
2001 untuk menggulingkan pejuang Taliban. Operasi militer pimpinan Amerika juga
telah meninggalkan ribuan warga sipil Afghanistan tewas. — (fq/prtv/m3©201007)
Siapa Julian Assange, Si Bos WikiLeaks?
Dokumen-dokumen
rahasia
milik militer Amerika Serikat yang dibocorkan WikiLeaks disebut-sebut sebagai
kebocoran dokumen militer terbesar sejak Perang Vietnam, yang dianggap akan
membahayakan keamanan pasukan maupun publik Amerika Serikat. Namun pemilik
situs Wikileaks, Julian Assange dalam pembicaraan lewat telepon dari London,
dengan situs Gulf Newsmengatakan bahwa ia masih punya tumpukan dokumen
militer rahasia lainnya, yang siap ia unggah ke situsnya, WikiLeaks dalam waktu
dekat.
Tidak tanggung-tanggung, menurut Assange, dokumen rahasia yang masih ada di
tangannya berjumlah sekitar 15.000 dokumen yang kebanyakan berupa laporanlaporan intelijen. Dalam keterangan persnya di London, hari Senin (26/7/2010) ia
mengatakan bahwa dokumen-dokumen itu bisa menjadi bukti adanya kejahatan
perang.
Assange mengaku tidak mau menyerahkan dokumen-dokumen itu pada lembaga
penyelidik kejahatan perang internasional dengan alasan, mempublikasikannya di
situs internet dan menarik perhatian banyak orang lewat media massa lebih efektif
daripada menyerahkan dokumen itu pada lembaga investigasi internasional dan
mendesak mereka untuk menindaklanjuti bukti dalam dokumen-dokumen rahasia
yang dimiliknya.
“Dari pengalaman kami, bahwa keberanian itu bisa menular,” kata Assange, warga
Australia yang menyandang gelar Ph.D bidang fisika itu. Ia mengatakan, satu hal
yang ia khawatirkan adalah “Kami tidak bisa menegakkan keadilan atas materi-materi
yang telah kami berikan.”
Lelaki yang selalu melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain dengan
membawa ransel berisi laptopnya itu tidak mau menjawab ketika ditanya siapa yang
berada dibelakang dirinya, sehingga ia mendapatkan begitu banyak informasi rahasia
dan berani menyebarluaskannya.
Assange, 39, yang juga mantan hacker komputer itu hanya mengatakan, “Kami punya
berkas-berkas yang menjadi keprihatinan setiap negara di dunia. Ribuan database dan
berkas tentang berbagai negara.”
Situs WikiLeaks mulai mengunggah informasi-informasi yang isinya sensitif sejak
tahun 2006. Waktu itu Assange baru membuat situs WikiLeaks yang ia kendalikan
dari sebuah rumah di dekat Universitas Melbourne.
Informasi yang diunggah Assange mulai dari dokumen dari Church of Scientology
sampai transkrip pesan-pesan kabel yang dikirim Kedutaan Besar Amerika Serikat,
rekaman video rahasia dan sebagainya. Tak heran jika Wikileaks punya banyak
“musuh” mulai dari para bankir Inggris sampai para politisi Kenya.
WikiLeaks mulai menarik
perhatian publik Amerika Serikat ketika situs itu mempublikasikan rekaman video
tentang penembakan yang dilakukan tentara angkata udara Amerika Serikat terhadap
warga sipil di Baghdad dari atas helikopter Apache. Rekaman itu menghebohkan
publik Amerika Serikat dan membuat berang militer Amerika Serikat, karena dalam
rekaman video tersebut terdengar tentara-tentara yang menembaki warga sipil
tertawa-tawa di atas helikopternya.
Dan hari Ahad (25/7/2010), WikiLeaks kembali membuat militer Amerika Serikat
“kebakaran jenggot” karena situs itu mengunggah 90.000 dokumen rahasia militer
AS terkait perangnya di Afghanistan. Assange mengatakan bahwa dokumendokumen itu bisa menjadi bukti adanya kejahatan perang yang dilakukan Amerika
Serikat di Afghanistan.
Situs Wikileaks sendiri tidak punya kantor khusus dan hanya sebuah situs yang
dikelola Assange dengan bantuan kurang dari 10 orang yang menjadi relawan untuk
mengelola situs tersebut. Assange sendiri tidak punya alamat tetap dan selalu
melakukan perjalan ke berbagai tempat. Assange kadang menghilang dari publik
untuk beberapa bulan dan hanya muncul ketika ia melakukan keterangan pers tentang
dokumen-dokumen terbaru yang ia unggah ke situsnya.
Latar belakang kehidupan Assange juga tak banyak diketahui. Namun media massa
Australia menyebut sosok Assange sebagai tipikal orang yang masa kecilnya
“bermasalah”. The Age, mengutip pernyataan Assange yang mengatakan bahwa
dirinya pernah bersekolah di 136 sekolah berbeda, termasuk sekolah dalam bentuk
korespondensi pada tahun 1991. Ketika masih remaja, Assange pernah ditangkap dan
dikenakan tuduhan beberapa kali meng-hack komputer orang. Ia dinyatakan bersalah
dan dikenakan denda.
Dalam wawancara dengan media Jerman, Der Spiegel, Assange mengatakan bahwa ia
sangat menikmati kegiatannya menciptakan sistem-sistem komputer berskala luas dan
menolong orang yang tak berdaya.
“Saya senang membantu orang yang rentan oleh bahaya dan memberangus para
bajingan. Pekerjaan ini sangat menyenangkan,” tandasnya. — (ln/berbagai sumber)
{UPDATE : 30-JULI-2010}
Gates dikutip dari BBC Jumat (30/7) mengatakan kebocoran berkas rahasia itu bisa
berbahaya bagi pasukan AS dan sekutu, serta nvestigasi agresif akan menentukan
bagaimana kebocoran itu terjadi.
Situs Wikileaks, Minggu lalu mempublikasikan dokumen itu yang memberikan
rincian Perang di Afghanistan.
Wikileaks, menyatakan laporan-laporan itu dihimpun berbagai satuan militer AS
tahun 2004-2009.
“Dampak tempur disebarkannya dokumen itu bisa gawat dan berbahaya bagi pasukan
kita, sekutu dan mitra Afghanistan, serta mungkin juga merusak hubungan dan
reputasi kita di kawasan dunia yang penting itu”, kata Gates.
Ia mengatakan sumber dan metode intelijen dan taktik militer bisa diketahui musuhmusuh.
Menurut Gates, dirinya telah menghubungi direktur FBI Robert Muller Rabu lalu dan
meminta bantuan FBI dalam penyelidikan sebagai mitra. (heh)
Download