BAB III AMERIKA SERIKAT DAN WIKILEAKS DALAM KEBEBASAN INFORMASI A. AMERIKA SERIKAT DAN KEBEBASAN INFORMASI Hak atas kebebasan memperoleh informasi publik merupakan hak asasi manusia yang dijamin baik dalam ketentuan internasional maupun nasional. Pasal 19 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) PBB menegaskan adanya hak setiap orang untuk mencari, menerima dan memberikan informasi. Hal ini berarti setiap individu punya hak, tanpa kecuali, untuk memperoleh informasi. Sebagai konsekuensi dari hal tersebut, pemerintah memiliki kewajiban membuka informasi. Kebebasan memperoleh informasi ini mendapat jaminan secara internasional, terutama dalam pasal 19 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights) PBB dimana disebut bahwa “Setiap orang berhak untuk mengeluarkan pendapat dan ekspresinya; hak ini mencakup kebebasan untuk memiliki pendapat tanpa adanya campur tangan, dan juga hak untuk mencari, menerima, dan menyebarkan informasi dan ide melalui media apapun, dan tak boleh dihalangi.”1 Jimly Asshidiqi dalam konsep negara hukum yang demokratis (democratische rechtsstaat) atau negara demokrasi berdasar atas hukum, salah satu ciri pokoknya adanya pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia. Ini mengandung makna hak atas kebebasan 1 Ignatius Haryanto. (2005). Apa Itu Kebebasan Memperoleh Informasi. Jakarta. LSPP. Hal. 2 55 memperoleh informasi publik mutlak dijamin sebagai bagian dari hak asasi manusia.2 Kebebasan informasi atau jaminan atas akses publik terhadap informasi (public access to information), sistem negara yang demokratis (democratic state) dan tata pemerintahan yang baik (good governance) merupakan tiga konsep yang saling terkait satu dengan lainnya. Kebebasan informasi membuat masyarakat dapat mengontrol setiap langkah dan kebijakan yang diambil oleh pejabat yang berpengaruh pada kehidupan mereka. Dalam negara demokrasi, penyelenggaraan kekuasaan harus setiap saat dapat dipertanggungjawabkan kembali kepada rakyat. Akuntabilitas membawa ke tata pemerintahan yang baik, yang bermuara pada jaminan terhadap hak asasi manusia. Untuk membangun tata pemerintahan yang baik (good governance), pemerintah terbuka (open government) merupakan salah satu fondasinya. Dalam pemerintahan yang terbuka, kebebasan informasi adalah sebuah keniscayaan. Di dalam pemerintahan yang terbuka berlangsung tata pemerintahan yang transparan, terbuka dan partisipatoris dalam seluruh proses pengelolaan kenegaraan, termasuk seluruh proses pengelolaan sumber daya publik sejak dari proses pengambilan keputusan, pelaksanaan serta evaluasinya. Kebebasan memperoleh informasi sangatlah penting, maka perlu untuk memiliki mekanisme yang jelas dalam bentuk undang-undang. 2 Ibid, hal. 56 56 Adanya undang-undang kebebasan memperoleh informasi sangat penting artinya dalam beberapa hal: a. Sebagai indikasi apakah negara konsisten menjalankan pemerintahan yang demokratis dan transparan b. Mengatur pemerintah dalam menjamin hak publik untuk mengakses informasi dan dokumen yang merupakan kepentingan publik c. Memberi pedoman bagi pejabat publik dan badan publik yang mengelola dan menyimpan informasi yang memiliki nuansa kepentingan publik dalam memberikan pelayanan bagi publik yang meminta informasi publik tersebut. d. Menjadi pedoman untuk menentukan informasi mana yang dapat dibuka untuk publik (accessible) dan yang dilarang untuk dibuka kepada publik, karena sifatnya yang memang harus dirahasiakan (secret dan confidential).3 Jelas bahwa perlindungan hukum secara penuh terhadap kebebasan informasi dalam bentuk undang-undang merupakan hal yang penting dalam melindungi, menghormati dan memenuhi hak asasi manusia. Adanya undang-undang kebebasan memperoleh informasi juga merupakan kunci dalam demokrasi, pembentukan pemerintahan yang transparan dan bebas korupsi dan pelaksanaan pembangunan yang partisipatif. 3 Ibid, hal. 7 57 Kebebasan memperoleh informasi pertama kali memperoleh perlindungan hukum secara penuh sekitar 300 tahun yang lalu. Tepatnya sejak tahun 1776, Swedia mengesahkan undang-undang kebebasan memperoleh informasi miliknya sebagai bagian dari Undang-Undang kebebasan pers yang menjamin hak para jurnalis untuk bisa mengakses informasi publik. Swedia sendiri kemudian berkembang sedemikian rupa sehingga sejarahnya ditandai dengan keterbukaan politik dan politik luar negeri yang netral yang mendahulukan permasalahan kesejahteraan warganya. Terbentuknya sebuah kebebasan informasi tidak lepas dari media massa yang bebas. Negara Barat yang memiliki kekuatan melalui media massa miliknya mampu mengekspor nilai-nilai Barat ke kultur lain. Situasi seperti ini tentu saja membahayakan kedaulatan kultur lain. Para pengkritik mencatat bahwa media komunikasi internasional punya markas pusat di Amerika Serikat dan di Eropa. Amerika Serikat sebagai negara yang menjadi panutan dalam media massa miliknya ini mengalami kendala dalam melaksanan Amandemen Pertamanya yang mengatakan pemerintah tidak akan membatasi kebebasn pers. Terdapat beberapa kasus yang membuktikan bahwa pemerintah Amerika menginginkan agenda berita yang terkesan ditutup-tutupi. Kasus yang pertama mengenai hak sipil. Hak sipil warga kulit hitam Amerika yang dilecehkan selama seabad setelah perang sipil. Kemudian muncul liputan gerakan reformasi yang makin kuat pada tahun 1960-an. 58 Pemberitaan seperti pawai dan demonstrasi yang dipimpin Martin Luther King Jr dan berita lain, termasuk rekaman mengenai cara polisi memperlakukan demonstran kulit hitam secara tidak manusiawi membuat orang mulai berpikir tentang ketidakadilan rasial. Hingga pada akhirnya pada tahun 1964, Kongres mengesahkan Civil Rights Act yang secara tegas melarang diskriminasi di hotel, di rumah makan, bantuan pemerintah, dan praktik ketenagakerjaan. Tanpa liputan media hak sipil tidak akan masuk ke agenda publik dan membesar hingga awal tahun 1964. Undang-undang kebebasan informasi di Amerika akhirnya disahkan sejak tahun 1966 yang menegaskan bahwa informasi yang dimiliki dan dikeloa pemerintah harus dapat diakses oleh publik. Sebelum adanya undang-undang kebebasan informasi di Amerika, terdapat undang-undang Prosedur Administrasi (Administrative Procedure Act) yang menyerahkan kewenangan tidak terbatas kepada instansi pemerintah untuk menahan dokumen. Dengan demikian, peminta informasi harus membuktikan ’kebutuhan untuk mengetahui’ (a need to know) miliknya dengan alasan yang dapat diterima oleh pengadilan. Apabila tidak ada permohonan sebagai peminta informasi, maka tidak ada saluran pengadilan yang bisa ditempuh.4 Sejak tahun 1955 sudah ada upaya untuk mengubah peraturan ini, yang akhirnya berhasil pada tahun 1966 dengan disahkannya undangundang kebebasan informasi. Pada dasarnya, undang-undang ini bertujuan 4 Aa Sudirman. (2002). Kebebasan Informasi Di Beberapa Negara. Jakarta. Koalisi Untuk Kebebasan Informasi. Hal. 44 59 memberikan perlindungan hukum atas hak warganya atau warga negara asing untuk mengakses dokumen ke instansi pemerintah. Undang-undang ini lahir karena perjuangan komunitas pers sejak tahun 1950-an, yang kerap mengangkat masalah hak untuk mengetahui berdasarkan pada Konstitusi kebebasan pers pada Amandemen Pertama Undang-Undang Dasar Amerika Serikat. 5 Dalam undang-undang kebebasan informasi, setiap instansi pemerintah federal wajib memberikan informasi kepada masyarakat, kecuali yang masuk dalam 9 kategori pengecualian (exemption) dan 3 pengesampingan (exclusion). Kategori Pengecualian tersebut adalah 1. Dokumen yang secara khusus ditetapkan sebagai dokumen rahasia oleh perintah Eksekutif (Executive Order) demi kepentingan keamanan nasional atau kebijakan luar negeri 2. Dokumen yang berkaitan dengan aturan dan praktek personalia internal instansi 3. Dokumen yang secara khusus tidak boleh dibuka menurut undangundang 4. Dokumen tentang rahasia dagang dan informasi komersial atau keuangan yang diperoleh dari perorangan dan bersifat khusus dan terbatas. 5 Ibid, hal. 60. 60 5. Memorandum atau surat-surat, informasi khusus penasehat hukumklien, atau hasil karya penasihat hukum antar-instansi, atau intrainstansi 6. Arsip pribadi atau medis dan arsip serupa yang jika dibuka dapat menimbulkan pelanggaran privasi pribadi 7. Dokumen atau informasi penyelidikan yang dihimpun untuk tujuan penegakan hukum yang jika dibuka dapat (a) mengganggu proses penegakan hukum, (b) menghilangkan hak seseorang di atas sidang yang wajar atau putusan pengadilan yang netral, (c) melanggar privasi pribadi, (d) membuka identitas sumber yang dirahasiakan, (d) membuka identitas sumber yang dirahasiakan, (e) membuka teknik penyelidikan, (f) mengancam nyawa atau keselamatan fisik seseorang. 8. Dokumen yang berisi atau berkaitan dengan laporan pemeriksaan, operasi atau kondisi tertentu lembaga-lembaga keuangan, atau 9. Informasi dan data geologi dan geofisika, termasuk peta sumursumur minyak.6 Instansi yang wajib memberikan informasi mencakup instansi pemerintah eksekutif, instansi militer, perseroan milik pemerintah, perseroan yang dikendalikan pemerintah, cabang eksekutif lainnya termasuk Kantor Eksekutif Presiden, atau badan pengatur independen. 6 Ibid, hal. 53 61 Undang-undang ini tidak mewajibkan presiden, wakil presiden, senator, anggota Kongres, badan peradilan federal, perusahaan swasta, sekolah, pihak yang mengadakan kontrak dengan pemerintah federal, organisasi swasta, pemerintah negara bagian atau pemerintah daerah untuk memberikan informasi kepada masyarakat. Jadi pada dasarnya undangundang kebebasan informasi di Amerika hanya mencakup lembaga federal dan tidak kepada pejabat perseorangan atau kepentingan swasta. Salah satu contoh penggunaan undang-undang ini adalah kasus Pentagon Papers yang terjadi pada 17 Juni 1967 Menteri Pertahanan Amerika, Robert Mc. Namara memerintahkan penyusunan dokumen tentang perang Amerika Serikat dalam perang Vietnam, untuk meneliti bagaimana dan mengapa Amerika terlibat dalam perang tersebut. Penyusun dokumen berjumlah 36 orang dari unsur sipil dan militer. Mereka mendapat akses penuh ke semua dokumen di Pentagon, Departemen Luar Negeri, dan CIA. Namun, dilarang mewawancarai siapapun guna menjaga segala permasalahan dalam arsip.7 Minggu, 13 Juni 1971 New York Times memuat bocoran dokumen Pentagon itu dengan head line “Vietnam Archive: Pentagon Study Traces 3 Decades of Growing U.S. Involvement”. Pada saat itu pemerintah Nixon secara militer masih terlibat di Asia Tenggara khususnya Kamboja, meskipun tidak terlibat secara teknis di Vietnam. Jaksa Agung John Mitchell kemudian memerintahkan penghentian pemuatan dokumen yang 7 Wishnu Basuki. (1995). Pers dan Penguasa: Pembocoran Pentagon Papers dan Pengungkapan oleh New York Times. Jakarta. Pustaka Sinar Harapan. Hal. 1-6 62 kemudian terkenal dengan Pentagon Papers itu. Times menolak, bahkan menerbitkan edisi kedua.8 Langkah Times juga diikuti media-media lain. Pemerintahan Presiden Nixon menganggap dokumen itu sebagai dokumen pertahanan yang telah diklasifikasi (dirahasiakan). Departemen Kehakiman melalui telegram juga memerintahkan Times menghentikan publikasi dan mengembalikan dokumen yang pengungkapannya dapat mengakibatkan kehancuran negara secara segera dan tidak dapat dipulihkan, kematian langsung terhadap para tahanan perang Amerika, memperpanjang perang, menegangkan hubungan dengan sekutunya, dan menghalangi negosiasi dengan para musuhnya. Penerbitan itu juga dianggap melanggar Espionage Act. Times tetap menolak dan terus menerbitkan edisi ketiga. Pada 18 Juni 1971, Washington Post juga memuat serial artikel bocoran Pentagon Papers. Langkah ini kemudian diikuti beberapa suratkabar lain seperti Boston Globe (22 Juni 1971), Chicago Sun-Times serta 8 dari 11 suratkabar kelompok Knight (the Knight group) (23 Juni 1971), dan St. Louis PostDispatch (25 Juni 1971). Times, Post dan suratkabar lainnya beralasan bahwa penyebaran informasi semacam itu merupakan kepentingan publik dan tidak membahayakan keamanan negara.9 Times tetap menolak untuk mengembalikan Pentagon Papers dan justru bersikeras menerbitkan edisi ketiganya, Departemen Kehakiman mengajukan gugatan perdata ke Pengadilan Distrik Federal di Foley 8 9 Ibid, hal. 7 Ibid, hal. 11 63 Square, New York. Tanggal 15 Juni 1971 hakim Murray I. Gurfein mengeluarkan perintah pengekangan sementara (temporary restraining order ), memaksa Times berhenti mempublikasikan dokumen itu. Pertama kali dalam sejarah Amerika Serikat, pemerintah federal menghentikan suatu publikasi pers. Keputusan ini terbukti lemah ketika seorang reporter dapat menunjukkan bahwa dokumen yang dianggap rahasia negara itu ternyata pernah diterbitkan oleh pemerintah secara resmi.10 Pada 19 Juni 1971, hakim Gurfein menolak memutuskan perintah pengekangan permanen karena pemerintah dinilai gagal membuktikan tuntutannya, dan hanya menyembunyikan suatu dokumen atas dasar rasa malu (embarrassment). Namun hakim Gurfein tetap memberlakukan perintah pengekangan sementara kepada Times. Pemerintah naik banding ke Pengadilan Banding di New York. Pengadilan Banding memutuskan perintah prior restraining order untuk menghindari keterancaman negara. Akhirnya Times mengajukan kasasi Mahkamah Agung.11 Pada sisi lain, Departemen Kehakiman juga menuntut serial reportase Pentagon Papers oleh Post. Kasus ini dibawa ke pengadilan Distrik Federal di District of Columbia. Hakim Pengadilan Distrik Gerhard A. Gesell menyetujui penerbitan dokumen tersebut. Gesell menegaskan, pelanggaran Espionage Act yang dituduhkan pemerintah kepada Post tidak masuk akal. Espionage Act hanya mengatur masalah kriminal dan bukan untuk prior restraint terhadap penerbitan media. Post tetap boleh 10 11 Ibid, hal. 13. Ibid, hal. 38. 64 melanjutkan penerbitan Pentagon Papers . Pemerintah naik banding. Pengadilan Banding kemudian memutuskan mendukung keputusan Gesell yang berarti memenangkan pihak Post. Tetapi Post diperintahkan untuk tidak menerbitkan dokumen Pentagon itu. Departemen Kehakiman kemudian mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung.12 Di Mahkamah Agung kasus Times dan Post, dijadikan satu dan ditangani bersama dengan nama New York Times vs. United States. Pada 30 Juni 1971 Mahkamah Agung mengeluarkan keputusan percuriam (pendapat terpisah) dengan 6 banding 3 yang memenangkan Times dan Post, dan mengizinkan kedua media ini melanjutkan penerbitan Pentagon Papers. Mahkamah Agung berdalih, pemerintah tidak dapat membuktikan bahwa publikasi Pentagon Papers dapat membahayakan keamanan negara, maka perintah prior restraint terhadap Times dan Post tidak dapat dibenarkan. Pemerintah terlalu berhati-hati dalam mengklasifikasi dokumen itu sebagai top secret, dan publikasi atas dokumen itu tidak membahayakan keamanan negara. Pengadilan Amerika memutuskan Pentagon Papers dapat (bahkan harus) dipublikasikan karena rakyat berhak mengetahui apa yang tertulis di dalam dokumen publik yang bersangkutan langsung dengan kepentingan publik.13 Pentagon Papers adalah dokumen negara yang penting yang menjelaskan segala kebijakan pemerintah Amerika Serikat dalam perang Vietnam. Bukankah telah banyak pengorbanan rakyat Amerika Serikat 12 13 Ibid, hal. 40. Ibid, hal. 42 65 yang telah dilakukan selama perang Vietnam? Pengungkapan dokumen itu penting agar pemerintah Amerika Serikat menghentikan penyimpangan penggunaan kekuasaan dalam Perang Vietnam. Dari pengungkapan Pentagon Papers, publik Amerika mengetahui bahwa pemerintahan presiden Harry Truman, Dwight Eisenhower, John Kennedy dan Lyndon Johnson sering menyembunyikan keputusan militer dan politik yang vital dari pengetahuan publik, bahkan Kongres. Para juru bicara pemerintah sering memberikan pernyataan yang menyimpang dan tidak benar.14 Usaha untuk menyembunyikan Pentagon Papers, sebagaimana diputuskan oleh Mahkamah Agung, ternyata tidak benar-benar didasari oleh pertimbangan menjaga kepentingan keamanan negara, tetapi lebih untuk menutupi kesalahan dan kelemahan pemerintah dalam mengambil keputusan terkait dengan Perang Vietnam. Lebih spesifik lagi, penyembunyian Pentagon Papers lebih untuk menutupi rasa malu pemerintahan (Kennedy, Johnson, Nixon) yang telah mengambil kebijakan yang salah dan tanpa sepengetahuan publik dalam Perang Vietnam. Persoalannya kemudian, hukum di Amerika Serikat tidak mengizinkan penyembunyian atau pengklasifikasian informasi semata-mata untuk menyelamatkan pejabat atau instansi dari rasa malu di hadapan publik. Di pengadilan, hakim Mahkamah Agung memutuskan bahwa pemberitaan tersebut tidak mengancam keamanan nasional dan atas nama kebebasan memperoleh informasi, harian tersebut diperkenankan untuk 14 Ibid, hal. 53. 66 meneruskan pemberitaan demi publik yang lebih luas. Ini menunjukkan bahwa acapkali pemerintah negara manapun secara sepihak menilai bahwa informasi tertentu mengancam keamanan nasional. Kasus selanjutnya adalah kasus Watergate. Seandainya Washington Post tidak gigih menyelidiki situasi di kantor pusat Partai Demokrat pada tahun 1972, publik tidak akan pernah tahu bahwa orang-orang disekitar Presiden Nixon terlibat dalam sebuah skandal memalukan saat pemilu. Watergate adalah skandal politik yang paling terkenal dalam sejarah Amerika. Peristiwa yang tadinya nampak seperti pencurian biasa dan tidak berbahaya di bulan Juni 1972 akhirnya berujung pada mundurnya Presiden Richard Nixon. Skandal itu juga mengungkapkan berbagai aktifitas pengintaian politik, sabotase dan penyuapan. Pada tanggal 17 Juni 1972 lima laki-laki ditangkap ketika sedang memasang alat penyadap di perkantoran Komite Nasional Partai Demokrat. Insiden yang terjadi saat kampanye pemilihan sedang berlangsung di tahun tersebut, setelah diselidiki ternyata dilakukan oleh sejumlah anggota kelompok pendukung Nixon, Komite untuk Pemilihan Kembali Presiden.15 Dua pencuri dan dua orang lain yang ikut serta divonis bersalah bulan Januari 1973, namun banyak orang, termasuk hakim yang memimpin sidang itu John Sirica, menduga ada sebuah konspirasi yang mencapai sejumlah pejabat tinggi di pemerintahan. Peristiwa itu berubah menjadi skandal yang lebih luas ketika salah seorang pencuri yang divonis 15 M. Mufidz, op cit., hal. 1-4 67 bersalah, yang dihukum berat karena menolak mengungkapkan informasi soal skandal itu, menulis kepada hakim Sirica dan menyatakan ada upaya tutup mulut besar-besaran. Senat akhirnya meluncurkan penyelidikan yang melibatkan sejumlah tokoh politik besar termasuk mantan jaksa agung John Mitchell dan kepala penasehat Gedung Putih John Ehrlichman dan HR Haldeman.16 Dua wartawan surat kabar Washington Post, Bob Woodward dan Carl Bernstein memainkan peranan penting dalam memusatkan perhatian kepada skandal itu dibantu oleh informasi penting dari informan misterius mereka. Woodward dan Bernstein banyak menulis berita ekslusif mengenai skandal Watergate yang akhirnya membuat catatan sejarah pada bulan April 1974, Nixon tunduk kepada tekanan publik dan menerbitkan sebagian catatan pembicaraannya yang direkam sehubungan dengan Watergate. Namun hal itu tidak menghentikan merosotnya dukungan bagi pemerintahannya, ataupun persepsi publik bahwa dia ikut serta dalam konspirasi itu.17 Bulan Juli di tahun yang sama, Mahkamah Agung memerintahkan Nixon agar menyerahkan semua kaset rekaman pembicaraannya mengenai skandal itu. Sementara itu, Komite Hukum Konggres telah menyelesaikan penyelidikannya dan meloloskan tiga poin impeachment terhadap Nixon. Tanggal 5 Agustus Nixon memberikan catatan tiga rekaman pembicaraan. Dia mengakui bahwa dirinya mengetahui adanya upaya untuk menutup16 17 Ibid, hal. 3-7 Ibid, hal. 10 68 nutupi tidak lama setelah peristiwa Watergate dan bahwa dia mencoba menghentikan penyelidikan FBI. Empat hari kemudian, dia menjadi satusatunya Presiden Amerika yang mengundurkan diri dari jabatannya dan kemudian digantikan oleh Wakil Presiden Gerald Ford.18 Kasus yang sama baru-baru saja terjadi yaitu kasus JSTOR.com yang berujung pada kematian seorang jenius internet bernama Aaron Swartz. Aaron Swartz adalah tokoh yang senantiasa mendukung kebebasan informasi yang dia tunjukkan melalui situs miliknya, yaitu reddit.com yang menyediakan konten beragam dari jutaan laman di internet dengan gratis, bukan hanya dari media mainstream, melainkan juga dari berbagai blog pribadi. Bahkan, informasi yang disiarkan reddit.com kadang kala jauh lebih cepat daripada media besar seperti pada kasus penembakan massa di Colorado dengan terdakwa mantan mahasiswa PhD James Holmes.19 Kampanye kebabasan informasi yang senantiasa di serukan oleh Aaron Swartz berujung pada saat Aaron meretas sebuah situs yang menyediakan jurnal akademis di situsnya yang bernama JSTOR.com. Semua orang yang mengakses situs JSTOR.com ini akhirnya bisa menikmati jurnal akademik ini secara gratis. Hal yang dianggap sebagai tindakan kriminal dan melanggar hak kekayaan intelektual ini mengakibatkan Aaron Swartz dituntut hukuman penjara hingga 35 tahun 18 Ibid, hal. 25 Komalasari. (2013). MIT Selidiki Kasus Bunuh Diri Aaron Swartz. Chip Online id. Retrieved from http://www.chip.co.id/news/web_internet/4739/mit_selidiki_kasus_bunuh_diri_aaron_swartz 19 69 dan denda US$1 juta, karena tidak sanggup menerima kenyataan ini akhirnya Aaron Swartz bunuh diri. Beberapa contoh kasus diatas cukup membuat kita bertanya-tanya mengenai kebenaran dukungan Amerika Serikat dalam kebebasan pers dan informasi. Kasus-kasus tersebut penting untuk menunjukkan betapa pentingnya memiliki lembaga independen yang kompeten dan mandiri dalam menyelesaikan sengketa informasi seperti ini serta uji kerugian yang mungkin terjadi apabila informasi dibuka dan untuk menimbang kepentingan publik yang terkait. Satu lagi kasus yang saat ini hampir serupa dengan kasus-kasus diatas, dimana pers memberikan informasi yang dianggap rahasia oleh pemerintah Amerika Serikat. Inilah kasus WikiLeaks, berbeda dengan New York Times yang membeberkan rahasia negara Amerika Serikat melalui koran atau media cetak, WikiLeaks tampil berupa situs internet yang membeberkan dokumen-dokumen rahasia berbagai negara dan perusahaan internasional. WikiLeaks bertindak atas dasar sikap bahwa informasi adalah hak semua orang dan pentingnya keterbukaan pemerintahan. Pada April 2010, WikiLeaks merilis video rekaman pembantaian terhadap 12 warga Irak, termasuk 2 orang wartawan Reuters, oleh tentara Amerika Serikat dari sebuah helikopter Apache di Baghdad. Pada 25 Juli 2010, WikiLeaks merilis satu kumpulan dokumen yang bernama Buku Harian Perang Afghanistan, sebuah ikhtisar luar biasa atas lebih dari 91.000 laporan yang meliput perang di Afghanistan dari 2004 sampai 2010. Laporan-laporan itu 70 ditulis oleh para tentara dan petugas intelijen, terutama menggambarkan aksi-aksi militer mematikan yang melibatkan tentara Amerika Serikat. Isinya mencakup informasi intelejen, laporan-laporan pertemuan dengan tokoh-tokoh politik, dan perincian-perincian yang terkait. Laporan-laporan itu mencakup hampir semua unit tentara Amerika Serikat dengan pengecualian sebagian besar kegiatan Pasukan Khusus Amerika Serikat.20 Terbongkarnya rahasia yang bersumber dari puluhan ribu catatan insiden dan laporan intelijen tentang konflik Afghanistan oleh WikiLeaks adalah kebocoran terbesar dalam sejarah militer Amerika. Dokumendokumen itu disediakan lebih awal untuk The Guardian, New York Times, dan Der Spiegel, memberikan catatan mengenai pertempuran itu selama enam tahun terakhir, yang sejauh ini telah mengorbankan nyawa lebih dari 1.000 tentara Amerika dan lebih dari 320 tentara Inggris. Menurut Julian Assange, dokumen-dokumen itu berisi perincian ribuan kemungkinan kejahatan perang. 21 Catatan harian itu memerinci bagaimana sebuah unit hitam yang rahasia dari suatu pasukan khusus memburu para pemimpin Taliban dengan cara ‘tangkap atau bunuh’ tanpa pengadilan. Ada pula perinican tentang bagaimana pasukan koalisi semakin sering menggunakan pesawat tanpa awak yang mematikan untuk memburu dan membunuh target-target Taliban dengan remote control dari sebuah markas di Nevada. Dokumen 20 Krisman Purwoko. (27 November 2010). Lagi-Lagi WikiLeaks Bocorkan Dokumen Rahasia. Retrieved from http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/10/11/27/149219lagi-lagi-wikileaks-bocorkan-dokumen-rahasia 21 Haris Priyatna, op cit., hal. 59 71 perang Afghanistan itu juga memerinci, kadang dalam sketsa yang mengerikan, korban penduduk sipil yang ditimbulkan oleh pasukan koalisi. Sebagian korban adalah akibat serangan-serangan udara kontroversial yang telah menyebabkan protes pemerintah Afghanistan, namun sejumlah besar korban dari insiden-insiden yang sebelumnya tidak diketahuai juga tampak sebagai akibat dari tentara yang menembaki para pengendara mobil maupun pengendara sepeda motor karena mereka ingin betul-betul melindungi diridari para pelaku bom bunuh diri. Setidaknya, total 195 warga sipil diakui telah tewas dan 174 terluka, tetapi ini gaknya terlalu rendah karena banyak insiden-insiden yang diperselisihkan lenyap dari catatan-catatan harian yang dilaporkan oleh para tentara di lapangan dan kemudian di himpun, kadang-kadang secara tidak beraturan, oleh para analis intelijen militer.22 Gedung Putih mengecam publikasi dokumen-dokumen Perang Afghanistan yang dilakukan WikiLeaks. Juru bicara Gedung Putih menyatakan: “Kami sangat mengutuk pengungkapan informasi rahasia itu oleh para individu dan organisasi yang menempatkan Amerika Serikat dan mitranya dalam bahaya, serta mengecam keamanan nasional negara kami. WikiLeaks tidak melakukan usaha untuk mengontak pemerintah Amerika mengenai dokumen-dokumen ini, yang mungkin saja berisi informasi yang membahayakan kehidupan rakyat Amerika, mitramitra kami, dan penduduk lokal yang bekerja sama dengan kami.” 23 Dilihat dari sisi keamanan informasi, sebuah negara barat seperti Amerika Serikat yang kita kenal mempunyai infrastruktur teknologi 22 23 Ibid, hal. 60. Ibid, hal. 61-62 72 informasi terbaik dibanding negara lain, ternyata masih bisa diintip oleh WikiLeaks. WikiLeaks kemudian tak berhenti membeberkan dokumen milik negara Amerika. 251.287 dokumen kawat diplomat Amerika Serikat yang dibocorkan merupakan dokumen yang bersumber dari 274 Kedutaan Besar Amerika Serikat di berbagai belahan dunia, termasuk Departemen Luar Negeri Amerika Serikat. Kawat-kawat itu menunjukkan bagaimana Amerika memata-matai sekutunya dan PBB menutup mata atas korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia di negara-negara yang bergantung padanya, serta lobi-lobi untuk perusahaan-perusahaan Amerika. WikiLeaks mengungkapkan bahwa penerbitan dokumen tersebut menyikap kontradiksi antara penampilan Amerika di depan umum dan apa yang Amerika katakan dibelakang layar.24 Tentu banyak yang marah dengan bocoran-bocoran rahasia WikiLeaks. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton mengecam WikiLeaks, “Pengungkapan ini bukan hanya serangan terhadap kepentingan Amerika, melainkan juga serangan terhadap komunitas internasional.” Presiden Obama sendiri menyebut tindakan WikiLeaks “menyedihkan”. Peter King, ketua Komite Keamanan di DPR Amerika Serikat menyatakan WikiLeaks harus dimasukkan ke dalam daftar organisasi teroris karena menimbulkan bahaya bagi keamanan nasional Amerika Serikat. Salah seorang politikus senior Amerika, Mike Huckabee 24 Ibid, hal. 35 73 bahkan menyerukan agar siapa pun yang membocorkan dokumen tersebut harus dihukum mati.25 Badan-badan pemerintah federal Amerika Serikat telah mengeluarkan peringatan, setiap pegawai negeri di negara Amerika yang membaca bocoran dokumen kawat diplomatik di WikiLeaks bisa dipecat dari pekerjaannya. Ada juga reaksi beberapa pihak yang menjauhkan diri dari WikiLeaks. Hal ini dikarenakan WikiLeaks telah melanggar 9 kategori pengecualian (exemption) yang diberlakukan Amerika Serikat dalam undang-undang kebebasan informasi miliknya yang berakibat pada ditutupnya situs asli WikiLeaks bahkan pemimpinnya pun yang menjadi direktur sekaligus disebut-sebut sebagai otak dari setiap pembocoran yg dilakukan WikiLeaks yang bernama Julian Assange menjadi buronan internasional. Tekanan kemudian mulai diarahkan kepada Assange, Pentagon secara resmi mengatakan bahwa mereka akan mencari Assange. Namun, pada 22 Oktober 2010, WikiLeaks kembali merilis kebocoran rahasia militer terbesar dalam sejarah. Laporan sebanyak 391.832 mendokumentasikan perang dan pendudukan di Irak dari 1 Januari 2004 sampai dengan 31 Desember 2009, sebagaimana yang diceritakan oleh para tentara di Angkatan Darat Amerika Serikat. Dokumen itu menunjukkan bahwa 25 Ibid, hal. 41. 74 Amerika menyimpan catatan kematian warga sipil, meskipun sebelumnya menyangkal mengenai hal tersebut.26 Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton, memperingatkan pembocoran itu bisa membahayakan kehidupan tentara Amerika. Clinton mengutuk “Dalam istilah paling keras atas pengungkapan informasi oleh individu dan atau organisasi yang menempatkan kehidupan Amerika Serikat dan mitra-mitranya serta masyarakat sipil dalam bahaya”. Juru bicara Pentagon, Kolonel Korps Marinir Dave Lapan berkata: “Kami menyayangkan WikiLeaks telah mendorong individu untuk melanggar hukum, membocorkan dokumen-dokumen rahasia, dan kemudian dengan sombong menyebarkan informasi rahasia tersebut kepada dunia, termasuk kepada musuh-musuh kami. Kami tahu organisasi teroris telah menggali informasi dari dokumen Afghanistan yang bocor untuk digunakan melawan kami dan kebocoran Irak ini lebih dari empat kali lebih besar.”27 Sejak 28 November 2010, WikiLeaks mulai mempublikasikan 251.287 kawat-kawat diplomatik pemerintah Amerika Serikat. Kawat-kawat itu, yang tertanggal sejak 28 Desember 1966 hingga 28 Februari 2010, berisi komunikasi rahasia natar 274 kedutaan konsulat, dan utusan-utusan diplomatik Amerika di seluruh dunia. Bocoran ini dirilis secara bertahap agar tiap-tiap bocoran kawat mendapat sorotan yang tepat. Kawat-kawat itu menunjukkan sejauh mana Amerika memata-matai sekutunya dan PBB menutup mata terhadap korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia di negara-negara yg bergantung padanya, kesepakatan-kesepakatan rahasia 26 27 Ibid, hal. 67 Ibid, hal. 70. 75 dengan negara-negara yang dianggap netral, melobi korporasi-korporasi Amerika, dan tindakan-tindakan para diplomat Amerika untuk memajukan pihak-pihak yang memiliki akses terhadap mereka.28 Washington mengecam WikiLeaks atas bocoran-bocoran rahasia Amerika yang bertubi-tubi. Mereka segera menyiapkan penuntutan. Jaksa Agung, Eric Holder, mengerahkan upaya investigasi kriminal atas WikiLeaks. Menteri Luar Negeri, Hillary Clinton menyatakan bahwa WikiLeaks bertindak ilegal dengan penyebaran dokumen-dokumen tersebut. Dia mengatakan pemerintah Amerika Serikat telah mengambil langkah-langkah agresif untuk memintaa pertanggungjawaban orang-orang yang mencuri informasi tersebut. WikiLeaks bahkan disebut sebagai organisasi teroris asing oleh anggota DPR Amerika, Peter King, dengan dalih bahwa WikiLeaks menghadirkan bahaya nyata terhadap keamanan nasional Amerika Serikat. Dia mengatakan: “ini lebih buruk daripada serangan fisik terhadap warga Amerika, lebih buruk daripada serangan militer.”29 Pada 2008 saja Army Counterintelligence Center mengeluarkan sebuah laporan militer rahasia yang menyatakan bahwa WikiLeaks adalah ancaman potensial terhadap tentara Amerika Serikat dan secara ringkas merumuskan cara-cara untuk mencegah pegawai pemerintah 28 Wulan Tanjung Palupi. (2010 November 30). Dokumen Rahasia Yang Dibocorkan WikiLeaks. Retrieved from http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/10/11/30/149425dokumen-rahasia-yang-dibocorkan-wikileaks-kisaran-1966-2010.html 29 Haris Priyatna, op cit., hal. 160 76 membocorkan dokumen kepada WikiLeaks. Laporan itu juga memaparkan rencana untuk membuat WikiLeaks tidak layak dipercaya. Julian Assange memuat laporan itu di situs WikiLeaks dan menjudulinya ‘Intelijen Amerika Serikat Berencana Untuk Menghancurkan WikiLeaks’. Sehingga timbul upaya penutupan situs WikiLeaks yang pernah dilakukan oleh seorang hakim Pengadilan Distrik di California pada 2008. Namun, kemudian dia mencabutnya, setelah menyadari bahwa perintah tersebut hanya berdampak kecil karena materi yang sama dapat saja diakses di sejumlah situs-situs mirror lainnya.30 Wakil Presiden Amerika Serikat, Joe Biden mengeluarkan pernyataan paling keras di antara pejabat Gedung Putih mana pun mengenai pendiri WikiLeaks. Biden tidak setuju menyamakan Julian Assange dan WikiLeaks dengan Daniel Ellsberg sang pembocor Pentagon Papers. Biden mengatakan: “Ini lebih mrip aksi teroris daripada kasus dokumen-dokumen Pentagon. Coba perhatikan, orang ini telah melakukan hal-hal yang telah merusak serta membahayakan kehidupan dan pekerjaan orang di negara lain. Dia membuat Amerika lebih sulit dalam menjalankan urusan-urusan dengan para sekutu dan mitra-mitranya. Sebagai contoh, dalam pertemuan-pertemuan saya, saat ini mereka hanya mau bertemu dengan saya secara pribadi, tidak disertai staf di dalam ruangan. Ini membuat segalanya menjadi lebih rumit. Jadi, ini sudah mengakibatkan kerugian.”31 Gedung Putih mengutuk tindakan ceroboh dan berbahaya WikiLeaks, yang menerbitkan kabel diplomatik rahasia Amerika Serikat. Mereka mengatakan penerbitan itu bisa membahayakan jiwa dan menyakiti 30 31 Ibid, hal. 160 Ibid hal. 161-162 77 hubungan dengan negara-negara sahabat. Juru bicara Gedung Putih, Robert Gibbs menyatakan: “Bocoran ini dapat membahayakan hubungan dengan pemerintah asing, dan jika substansi percakapan pribadi dicetak di halaman depan surat kabar di seluruh dunia, itu sangat berdampak tidak hanya bagi kepentingan kebijakan luar negeri Amerika Serikat, tetapi juga bagi sekutu dan teman-teman kami di seluruh dunia, Pengungkapan rahasia tersebut memberikan risiko pada diplomat, intelijen profesional kami, dan orang-orang di seluruh dunia yang datang ke Amerika Serikat untuk membantu mempromosikan demokrasi.”32 Sarah Palin sebagai korban pembocoran WikiLeaks telah meminta pemerintah Amerika Serikat untuk memburu Julian Assange layaknya memburu pemimpin Al-Qaeda atau Taliban, dengan menyebutnya ‘seorang mata-mata anti-Amerika dengan tangan yang berlumuran darah’. Palin dengan emosi mengeluarkan pernyataan bahwa bocoran dokumendokumen tentang Perang Afghanistan telah mengungkap identitas lebih dari 100 informan Afghanistan kepada Taliban. Dia menambahkan bahwa aset-aset keuangan milik WikiLeaks dan Julian Assange harus dibekukan. Pemerintah Amerika Serikat berusaha untuk menuntut Assange dan para tokoh WikiLeaks lainnya berdasarkan undang-undang Spionase, meskipun tidka jelas apakah langkah tersebut dimungkinkan. Seorang pengacara menteri pertahanan Amerika yang memiliki spealisasi dalam kasus intelijen, Mark Zaid, memberi tahu Reuters bahwa akan sangat sulit bagi pemerintah Amerika untuk menuntut Assange di Amerika Serikat atas apa yang dia lakukan. Berdasarkan hukum Amerika Serikat, untuk kasus semacam itu, seseorang yang dituntut haruslah orang yang melakukan 32 Ibid hal. 162 78 kontak dengan kekuatan asing dan memberikan rahsia-rahasia negara kepada mereka. Assange tidak melakukan kedua hal tersebut. Seperti yang terlihat, Amerika sangat serius merespons kiprah WikiLeaks. Para kepala intelijen Amerika Serikat telah meluncurkan suatu gugus tugas khusus untuk menangani organisasi WikiLeaks yang bernama WikiLeaks Task Force, disebut oleh para agen sebagai WTF. Tim bentukan dari Central Intelligence Agency itu bertujuan untuk menilai dampak paparan ribuan kabel diplomatik Amerika Serikat dan dokumen-dokumen militer oleh situs kontroversial ciptaan Julian Assange tersebut.33 B. WIKILEAKS DAN KEBEBASAN INFORMASI WikiLeaks adalah sebuah situs web organisasi yang saat ini bermakras di Stockholm, Swedia yang muncul sebagai website independen. WikiLeaks merupakan proyek dari Sunshine Press, yakni kelompok global independen yang mewadahi orang–orang berdedikasi tinggi dengan ide pers bebas. Jika dilihat dari markasnya, WikiLeaks berada di negara yang memang mendukung adanya kebebasan informasi dan kebebasan pers, yaitu Swedia. Undang-undang Kebebasan Pers (Freedom of the Press Act) di Swedia merupakan satu dari empat bagian hukum dasar Swedia yang kerap disebut sebagai fundamental law. Tiga lainnya adalah undangundang Instrumen Pemerintahan (Instrument of Government Act), undangundang Pergantian Raja (Act of Succession), dan undnag-undang 33 Ibid hal. 164 79 Kebebasan Berekspresi (Law on Freedom of Expression). Dalam undangundang Instrumen Pemerintahan pasal 2 disebutkan ketentuan yang menjabarkan kebebasan memperoleh informasi, yaitu ”Freedom of information: that is, the freedom to procure and receive information and otherwise acquaint with the utterance of others”. Akses publik terhadap informasi, termasuk akses terhadap dokumen resmi hanya dapat dibatasi apabila terkait dengan keamanan raja/ratu, suplai logistik di dalam negeri, keamanan dan keselamatan umum, integritas individual, privasi, serta pencegahan dan penuntutan suatu kejahatan. 34 Secara garis besar, jaminan akses publik terhadap dokumen resmi mencakup hal-hal sebagai berikut: 1. Hak publik untuk membaca dan mendapatkan dokumen resmi (official document). 2. Hak aparatur penyelenggara negara, termasuk aparatur pemerintah daerah untuk menyampaikan informasi tentang apa yang ia ketahui kepada siapapun (freedom of expression of civil servant). 3. Hak aparatur penyelenggara negara untuk menyampaikan informasi atu dokumen kepada media massa. 4. Hak publik dan media massa untuk menghadiri persidangan (access to court hearings). 34 Ignatius Haryanto, op cit., hal. 12 80 5. Hak publik dan media massa untuk hadir pada pertemuanpertemuan resmi parlemen (Swedish Parliament), Municipal Assembly, dan Country Council.35 Dengan berdasar pada orang-orang yang berdedikasi tinggi dengan ide pers bebas serta didukung dengan undang-undang negara tempat WikiLeaks bermarkas, bisa dikatakan bahwa WikiLeaks berada di Swedia atas dasar unsur kebebasan informasi itu sendiri, karena hukum negara Swedia adalah salah satu yang terbaik di dunia untuk melindungi pekerjaan para pejuang kebebasan berbicara. Menurt hukum Swedia, WikiLeaks tidak dapat dituntut, begitu pula orang-orang yang membocorkan informasinya. Keberadaan WikiLeaks setidaknya bisa dilihat dari dua sisi. Pada satus sisi, di tengah arus-utama dunia jurnalisme yang didikte oleh kepentingan kapital dan aktivitas jurnalistik yang digerakkan oleh pasar, WikiLeaks menjanjikan apa yang mereka sebut sebagai “sebuah model baru jurnalisme”. Pengelolanya adalah para sukarelawan yang tidak dibayar dan mengaku tidak berpihak kepada suatu kekuatan modal atau politik. Memang sudah lama diyakini bahwa media independen bisa membantu pertumbuhan masyarakat sipil, suatu komponen penting dalam demokrasi. Mereka memandang media dunia kurang independen sehingga daya kritiknya tumpul terhadap pemerintah, korporasi, dan lembaga lain. 35 Ignatius Haryanto, op cit., hal 13 81 Mereka meyakini bahwa kondisi ini perlu diubah, disinilah WikiLeaks memiliki postur media radikal yang mengusung suara perlawanan. WikiLeaks memperoleh prinsip-prinsip ini dari Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, terutama pasal 19 yang mengilhami karya para wartawan dan relawan mereka. Landasan itu menunjukkan bahwa setiap orang memiliki hak atas kebebasan berpendapat dan berekspresi, hak ini termasuk kebebasan memiliki pendapat tanpa gangguan dan untuk mencari, menerima serta meyampaikan informasi dan buah pikiran melalui media apa saja tanpa batasan. Pada tahun-tahun menjelang pendirian WikiLeaks, mereka mengamati media publikasi di dunia kurang mandiri dan tak berani mengajukan pertanyaan-pertanyaan keras mengenai pemerintahan, perusahaan, dan institusi lainnya. WikiLeaks percaya bahwa semua itu sesugguhnya perlu dilakukan demi perubahan. Untuk itulah, mereka menawarkan sebuah jurnalisme model baru. Oleh karena mereka tidak termotivasi menciptakan laba, alih-alih mengikuti model persaingan tradisional dengan media lainnya. WikiLeaks bekerja sama dengan para penerbit dan organisasi-organisasi media dari seluruh dunia. 36 WikiLeaks merupakan proyek dari SunShine Press. Ia adalah grup global independen yang terdiri dari orang-orang yang telah lama berdedikasi terhadap gagasan pers bebas dan peningkatan transparansi dalam masyarakat. Kelompok ini terdiri atas para wartawan terpercaya, software programmer, network engineer, matematikawan, dan lain-lain. 36 Haris Priyatna, op cit., hal. 132 82 Dalam sebuah pernyataan di situsnya sempat pula disebutkan bahwa mereka didukung oleh para pembangkang politik dari Cina. Pengelola intinya hanya beberapa orang saja, tetapi mereka melibatkan ribuan sukarelawan yang bekerja secara online dan rahasia di seluruh dunia salah satu anggotanya yang paling dikenal adalah Daniel Schmitt. Daniel Schmitt merupakan wartawan yang membocorkan Pentagon Papers dan pernah menjadi juru bicara WikiLeaaks. Akibat perselisihannya dengan Julian Assange dan tidak tahan dengan gaya diktatorial Assange, Daniel keluar dari WikiLeaks dan membuka situs serupa yang bernama OpenLeaks. Sedangkan salah seorang aktivis, peretas, dan pengusaha asal Belanda yang bernama Rop Gonggrijp juga disebut-sebut sebagai orang WikiLeaks. Dia memberikan biaya awal sekitar sepuluh ribu euro bagi WikiLeaks. Dia menjaga agar semua orang tetap bekerja sesuai jadwal, dan menjamin agar dapur tetap terisi makanan dan markas mereka tetap tertata.37 WikiLeaks telah menyatukan teknologi keamanan tercanggih dengan prinsip-srinsip dan etika jurnalisme. Seperti media lainnya yang melakukan jurnalisme investigatif, mereka menerima tetapi tidak meminta sumber-sumber informasi yang anonim. WikiLeaks menyediakan perlindungan maksimal bagi sumber-sumber mereka. WikiLeaks percaya bahwa media dunia harus sebisa mungkin bekerja sama untuk membawa kisah-kisah itu ke pembaca internasional yang luas. 37 Ibid, hal. 134 83 Sedangkan, padasisi lain, WikiLeaks sedang menyuguhkan fakta dan kebenaran yang datang terlambat atau tidak pada waktu, tempat yang tepat. Masyarakat disuguhi informasi yang sebagian besar berupa agenda-agenda penting berbagai pejabat, pemerintah, negara, dan perusahaan yang sifatnya rahasia. Dokumen-dokumen yang dihimpun tidak dibeberkan sekaligus, tetapi pelan-pelan, sedikit demi sedikit, sehingga bisa memancing sensasi di belahan dunia yang tidak terkait langsung dengannya sama halnya dengan apa yang mereka lakukan kepada Amerika Serikat, seperti pada tabel dibawah ini. TABEL 1. DAFTAR PEMBOCORAN WIKILEAKS YANG DIKECAM OLEH AMERIKA SERIKAT NO. TANGGAL 1. 16 September 2008 2. Februari 2009 3. 5 April 2010 DOKUMEN YANG DIBOCORKAN TANGGAPAN AMERIKA SERIKAT Gambar-gambar screenshot e-mail mantan kandidat Wakil Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Sarah Palin. Sarah Palin meminta pemerintah AS untuk memburu Julian Assange layaknya memburu pemimpin Al-Qaeda atau Taliban. 6.780 Laporan Congressional Research Service (CRS). Laporan mengenai isu-isu kebijakan legislatif mulai dari subsidi pertanian hingga penjualan senjata. Seorang pengacara menteri pertahanan AS yang memiliki spesialisasi dalam kasuskasus intelijen, Mark Zaid, memberi tahu Reutres bahwa akan sangat sulit bagi pemerintah AS untuk menuntut Assange di Amerika Serikat atas apa yang dia lakukan. Video rahasia militer Amerika Serikat. Video pembantaian yang diambil dari helikopter Apache. Seorang prajurit bernama Bradley Manning yang dianggap sebagai pembocor video tersebut kini dipenjara 84 di Kuwait. 4. 25 Juli 2010 91.000 Laporan yang Wakil Presiden AS, Joe meliput perang Biden menyebut pendiri Afghanistan dari tahun WikiLeaks sebagai teroris 2004 – 2010. teknologi tinggi. Dia menyatakan: “Ini lebih mirip aksi teroris daripada kasus dokumen Pentagon. Coba perhatikan, orang ini telah melakukan hal-hal yang merusak serta membahayakan kehidupan dan pekerjaan orang di negara lain”. 5. 22 Oktober 2010 391. 832 Dokumen perang dan pendudukan di Irak dari 1 Januari 2004 – 31 Desember 2009. Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton mengutuk WikiLeaks “Dalam istilah yang paling keras atas pengungkapan informasi oleh individu dan atau organisasi yang menempatkan kehidupan Amerika Serikat dalam bahaya dan mitramitranya serta masyarakat sipil dalam bahaya”. Adapun komentar dari Juru bicara Pentagon, Kolonel Korps Marinir, Dave Lapan, berkata: “Kami menyayangkan WikiLeaks telah mendorong individu untuk melanggar hukum, membocorkan dokumendokumen rahasia, dan kemudian dengan sombong menyebarkan informasi rahasia tersebut kepada dunia, termasuk kepada musuhmusuh kami. Kami tahu organisasi teroris telah menggali informasi dari dokumen Afghanistan yang bocor untuk digunakan melawan kami, dan kebocoran Irak ini lebih dari 85 empat kali lebih besar”. 6. 28 November 2010 251.287 Kawat-kawat diplomatik pemerintah AS yang tertanggal sejak 28 Desember 1966 hingga 28 Februari 2010. Gedung Putih mengutuk ‘tindakan ceroboh dan berbahaya’ WikiLeaks. Juru bicara Gedung Putih, Robert Gibbs mengatakan: “Bocoran ini dapat membahayakan hubungan dengan pemerintah asing, dan jika substansi percakapan pribadi dicetak di halaman depan surat kabar di seluruh dunia, itu sangat berdampak tidak hanya bagi kepentingan kebijakan luar negeri AS, tetapi juga bagi sekutu dan teman-teman kami di seluruh dunia. Pengungkapan tersebut memberikan risiko pada diplomat, intelijen profesional kami, dan orang-orang di seluruh dunia yang datang ke Amerika Serikat untuk membantu mempromosikan demokrasi”. Sumber: Haris Priyatna, op cit., hal. 53-78 WikiLeaks bukanlah organisasi media biasa, mereka lebih tepatnya digambarkan sebagai suatu pemberontakan media. Organisasi media nirlaba ini menyediakan cara yang inovatif, aman, dan anonim untuk membocorkan informasi penting. WikiLeaks mempublikasikan bahan asli bersamaan dengan berita-berita yang mereka tulis sehingga para pembaca dan sejarawan dapat melihat bukti kebenarannya. WikiLeaks bekerja atas dasar prinsip untuk mempertahankan kebebasan berpendapat dan publikasi media, memperbaiki catatan sejarah, dan mendukung hak-hak semua orang untuk menciptakan sejarah baru. 86 GAMBAR 1. ORGANISASI WIKILEAKS WIKILEAKS Cara Kerja : Menerima dan tidak meminta dokumen baik berbentuk elektronik maupun fisik yang diantarkan langsung atau melalui pos dengan sumber anonim. WikiLeaks memberikan instruksi prosedur pengiriman melalui warnet, jaringan hotspot, dan bahkan melalui pos. Jurnalis WikiLeaks menganalisis materi dokumen, melakukan verifikasi, dan menyusun berita berisi penjelasan informasi yang didapat dari dokumen tersebut. •Sumber dana dirahasiakan, tetapi pendonor dapat menyalurkan dananya melalui jasa pelayanan keuangan internet. Rata-rata donasi sekitar 20 euro per orang. •Untuk dana operasional, WikiLeaks membutuhkan sekitar US$200.000 per tahun dan ini belum termasuk gaji untuk lima staf tetapnya. Sumber Anonim •Terdesentralisasi dan fleksibel •Lima staf tetap •40 staf tidak tetap •800 relawan •10.000 pendukung dan donor •Para pendukung dan pendiri berlatar belakang jurnalis, programmer perangkat lunak, ahli jaringan dan matematikawan, hingga aktivis anti pemerintah Cina. Pendanaan Struktur Organisasi Mempublikasikan berita dan materi asli. Materi asli ikut diunggah agar publik yakin dengan keaslian berita dan juga untuk memberi kesempatan jurnalis media lainnya untuk menganalisis dari sudut pandang yang berbeda. •Keanoniman sumber terjaga dari awal jaringan, jauh sebelum informasi mencapai server web WikiLeaks. •Salah satu yang terduga menjadi sumber adalah Bradley Maning, seorang tentara intelijen Amerika Serikat yang tengah bertugas di Baghdad. Maning mengaku memiliki seperempat juta pesan kawat kedutaan Amerika di berbagai negara. Sumber: Haris Priyatna, op cit., hal. 137 87 WikiLeaks bersifat cair, yakni tidak memiliki kantor yang tetap dan tidak punya staf yang jelas. Dengan berada dimana-mana, tetapi bukan di tempat-tempat permanen, pada dasrnya mereka berada di luar jangkuan lembaga atau pemerintahan mana pun yang ingin membungkamnya. Tanpa memiliki kantor yang tetap, mereka bisa terbebas dari tindakan-tindakan balasan dari pihak-pihak yang tidak senang dengan informasi yang dibocorkan. Organisasi ini berkembang dengan snagat cepat, mengandalkan jaringan sukarelawan di seluruh dunia. WikiLeaks juga memiliki jaringan orang-orang yang membela organisasi media itu dan para pengacar berbakat di seluruh dunia, yang secara pribadi berkomitmen terhadap prinsip-prinsip yang menjadi pijakan WikiLeaks. WikiLeaks mengembangkan sendiri dan mengadaptasi teknologi untuk mendukung kegiatan-kegiatan mereka. WikiLeaks menggunakan teknik jurnalisme investigasi tradisional serta metodemetode berbasis teknologi modern. Mereka melakukan analisis forensik dokumen, menentukan siapa yang dirugikan, cara-cara, motif, kesempatan, klaim-klaim organisasi yang menuliskannya, dan menjawab serangakaian pertanyaan terperinci lainnya mengenai dokumen tersebut. Sejumlah pihak menyatakan bahwa data-data yang dimiliki WikiLeaks tak akan bisa dimusnahkan karena data-data itu sudah diproteksi dengan kuat, dan tak akan bisa di nonaktifkan. WikiLeaks memiliki ratusan situs mirror atau situs bayangan yang sengaja dibuat untuk melindungi situs WikiLeaks yang asli. Situs-situs ini dibuat oleh para pendukung WikiLeaks 88 di seluruh dunia. Untuk menghancurkan seluruh situs tersebut tidak akan mudah, dan akan terus bermunculan. WikiLeaks tahu bahwa mereka punya cerita yang lebih besar daripada yang bisa mereka tangani, maka ia mengajak media-media besar seperti The New York Times, Guardian, Der Spiegel untuk melakukan analisis dan referensi konstektual yang tidak mampu dilakukan oleh WikiLeaks. Dengan demikian, mereka juga membuat pembocoran itu lebih berbobot. WikiLeaks ingin menjamin agar semua pemerintahan terbuka, seperti apa yang mereka katakan di situs mereka, yaitu “kami yakin bahwa tidak hanya rakyat dari suatu negara yang ingin menjaga pemerintahannya sendiri agar tetap jujur. Tetapi, juga rakyat dari negara-negara lain yang sedang menyaksikan pemerintahan itu melalui media.”38 38 Ibid, hal. 140 89