Mouth Preparation Pada Anak Dengan Kelainan Jantung Kongenital Tetralogi of Fallot, Pre-operatif Kardiovaskuler Muhammad Harun Achmad, Maryanne Susanti Peserta Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran Bandung, Indonesia ABSTRACT Teeth dimension is the factor influenced the incidence of tooth impaction. The most The congenital figure of the heart defect incident in several educational hospitals in Indonesia almost reached 9 per 1,000 born babies who survive to live (0.8-1.2%). Tetralogi of Fallot was one of the cyanotic congenital heart defects that were often found to children. This situation had four forms of the deviation: defect of the ventricle septum, overriding aorta, stenosis infundibuler, and hypertrophy of the right ventricle. As in the case of other congenital heart defect, in Tetralogi Fallot often happened fatal complication such as endocarditis bacterialis that had tight relationship to the infection in teeth. In dentistry, the treatment for children with cardiovascular disease needs holistic handling to prevent the occurrence endocarditis bacterialis. This paper discussed the teeth and the mouth conditions as well as the therapy in two cases of the child with tetralogi of Fallot. Two female patients came to the Special Dental Care clinic, RSHS Bandung with the congenital Tetralogi of Fallot heart defect to undergo mouth preparation prior to the heart operation in Jakarta. The conclusion is as in the case of the congenital heart other defect cyanotic, in Tetralogi Fallot fatal complications such as endocarditis bacterialis could happen. Endocarditis bacterialis was caused by the '': bacterial infection in the heart valve or endocardium. The key word: Tetralogi of Fallot, cardiovascular diseases, endocarditis bacterialis. ABSTRAK Angka kejadian kelainan jantung kongenital di beberapa rumah sakit pendidikan di Indonesia mencapai 9setiap lOOObayi lahirhidup(0,8l,2%menurutWHO). Tetralogi of Fallot merupakan salah satu kelainan jantung kongenital sianotik yang paling banyak ditemukan pada anak. Keadaan ini memiliki empat bentuk kelainan yang terdiri dari defek septum ventrikel, overriding aorta, stenosis infundibuler, dan hipertrophy ventrikel dextra. Seperti halnya kelainan jantung kongenital lainnya, pada Tetralogi Fallot sering terjadi komplikasi yang fatal, antara lain endokarditis bakterialis yang berhubungan erat dengan infeksi pada gigi. Penatalaksanaan anak penderita penyakit kardiovaskuler di bidang kedokteran gigi memerlukan penanganan secara utuh, dalam upaya mencegah terjadinya endokarditis bakterialis. Makalah ini membahas keadaan gigi dan mulut serta penatalaksanaannya pada dua anak dengan Tetralogi Fallot. Dilaporkan dua pasien anak perempuan datang ke klinik Special Dental Care bagian Bedah Mulut RSHS Bandung dengan kelainan jantung kongenital Tetralogi Fallot untuk dilakukan mouth preparation sebelum dilakukan operasi jantung di Jakarta. Sebagai simpulan adalah seperti halnya kelainan jantung kongenital sianotik lainnya, pada Tetralogi Fallot dapat terjadi komplikasi yang fatal antara lain endokarditis bakterialis. Endokarditis bakterialis disebabkan oleh infeksi bakteri pada katup jantung atau endokardium. Di bidang kedokteran gigi, endokarditis bakterialis erat hubungannya dengan infeksi gigi. Kata kunci: penyakit kardiovaskuler, endokarditis bakterialis. Koresponden : Muhammad Harun Achmad, Peserta Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran Bandung, Indonesia. PENDAHULUAN Penanganan secara semua aspek penanganan anak seperti aspek holistik dan komprehensif kuratif, rehabilitatif dewasa ini sangat penyakit penting, meliputi preventif, psikososial, sesuai pasien promotif, serta aspek dengan prinsip secara intravaskuler seperti benda penutup umum. Hal tersebut berlaku juga defek atau membuat pirau intrakardiak dengan pasien anak yang menderita untuk memperbaiki kelainan jantung penyakit penanganan pada pasien kardiovaskular yang bawaan. Timbulnya bakteriemia dapat penanganan secara berasal dari perawatan yang dilakukan utuh, termasuk penanganan berbagai di ruang praktek dokter gigi atau aspek di luar masalah kardiovaskular, sebagai akibat dari aktivitas sehari-hari termasuk kelainan pada gigi dan seperti mengunyah, menyikat gigi atau memerlukan 1,2 flossing padamulutyangsehat. ronggamulutnya. Berdasarkan Kelainan jantung pada anak latar 12 belakang dibedakan atas 2 jenis, yaitu kelainan tersebut di atas, pada makalah ini jantung bawaan dan kelainan jantung akan disajikan studi kasus mengenai didapat. Secara garis besar kelainan mouth preparation pada dua anak jantung dengan kelainan jantung kongenital bawaan dibagi menjadi kelainan jantung bawaan sianotik dan tetralogi kelainan kardiovaskuler. jantung bawaan non- offallot, pre-operatif sianotik. Kelainan jantung bawaan sianosis secara disebabkan seperti oleh klinis dapat berbagai pneumonia, Tinjauan Pustaka faktor, Tetralogi Fallot (ToF) sepsis, merupakan kelainan jantung sianotik hipoglikemia dan gangguan sirkulasi yang paling banyak ditemukan, yaitu pada gagal jantung kongestif. 12 sekitar 7-10% dari seluruh kelainan Tindakan perawatan gigi dapat jantung kongenital pada anak. menimbulkan bakteriemia yang pada Kelainan ini terdiri dari defek septum akhirnya menimbulkan ventrikel, overriding aorta, stenosis Endokarditis pulmonalis, dan hipertrofi ventrikel dapat endokarditis infektif infektif. merupakan penyakit yang 12 dekstra. Gambaran empat kunci disebabkan oleh infeksi mikroba pada utama ToF adalah adanya lubang lapisan pada dinding di antara ventrikel (defek endotelium jantung dan pembuluh darah besar. Penyakit ini septum ventrikel) ditandai dengan terbentuknya vegetasi miskin yang dapat terjadi pada katup jantung darah kaya oksigen. Adanya obstruksi (baik katup buatan maupun natif), dari ventrikel kanan hingga paru-paru endokardium dan benda asing {stenosis oksigen sehingga darah tercampur dengan pulmonalis) merupakan gambaran yang terpenting. Selain itu, dan berwarna biru yang disebut jari aorta berjalan langsung (overriding) di tabuh {clubbing finger). Anak seeing atas defek septum ventrikel sehingga melakukan ototventrikel kanan menebal. 2 ToF. (jongkok) setelah berjalan jarak tertentu atau Sekitar 10% kasus CHD adalah kasus squatting Anak-anak yang pada waktu setelah menangis. Posisi squatting ini diperlukan untuk menderita ToF yang belum dilakukan membantu meningkatkan resistensi pembedahan jantung, memiliki variasi perifer dan menahan alir balik darah anatomi dan dari ekstremitas bawah ke jantung. fisiologi yang luas, sehingga memerlukan pemeriksaan Selain sebelum sistemik dengan jongkok juga akan dilakukan pembedahan. Pada ToF, kejadian dari infundibular dan valvular pulmonic stenosis (PS) terjadi kasus, sekitar 75% sedang itu, peningkatan tahanan memperbaiki oksigenasi paru.' J Seperti halnya kelainan jantung dari seluruh kongenital sianotik lainnya, pada ToF sisanya adalah kadang-kadang terjadi komplikasi isolated infundibular stenosis. Setelah yang fatal, antara lain endokarditis ditentukan prosedur bedah jantung bakterialis. yang akan dilaksanakan, anatomi bakterialis pada ToF meliputi i5%. yang Endokarditis bakterialis disebabkan mengalami keparahan cacat, malformasi dan anatomi, oleh Insidensi infeksi bakteri endokarditis pada katup cardiac grid untuk pasien tersebut jantung atau endokardium. Di bidang dapat ditentukan. Adanya overriding kedokteran aorta di atas defek ventrikel dan bakterialis erat hubungannya dengan stenosis infeksi pulmonal menyebabkan gigi, gigi. Gigi-gigi endokarditis pada anak darah dari ventrikel kiri dan kanan dengan ToF sering ditemukan dalam dipompa ke dalam tubuh. Adanya keadaan darah miskin oksigen dalam tubuh perkembangan email. Sering pula menyebabkan terjadi hipertrofi gingiva dan lidah anak dengan ToF 2,3 terlihat kebiruan. buruk akibat gangguan menunjukkan gambaran seperti peta Seorang anak yang mengidap ToF {geographic tongue). Peran dokter mudah merasa Jelah, sesak dan gigi sangat diperlukan dalam upaya hiperpneu, karena hipoksia. Sianosis pencegahan komplikasi ini. kadang-kadang tidak terlihat jelas. Ujung-ujung jari tampak membentol 2,4 Prosedur perawatan gigi invasif seperti ekstraksi, scaling, dan perawatan endodontik menyebabkan dapat bakteriemia. Setiap debris yang dapat berlanjut ke pembentukan karies), dan instruksi tindakan perawatan gigi yang dapat pemeliharaan kebersihan mulut perlu menyebabkan kerusakan pada dilakukan. jaringan atau yang lunak tulang 1 x6 mengarah pada perdarahan dapat LAPORAN KASUS menyebabkan transient bacteriemia. Kasus Pertama Keadaan ini pada beberapa pasien tertentu dapat endokarditis. menimbulkan Special Dental Care Rumah Sakit seperti pemasangan pita matriks dapat Hasan Sadikin Bandung atas rujukan menyebabkan dari Bagian Kardiolog Anak untuk transient selanjutnya gigi berusia 13 tahun datang ke klinik minor yang Perawatan Asti, seorang anak perempuan bakteriemia mengarah pada mencari fokal infeksi dan endokarditis bakterialis. Upaya untuk penatalaksanaannya mencegah bakterialis dilakukan operasi jantung di Rumah adalah dengan pemberian antibiotik Sakit Harapan Kita Jakarta. Pasien profilaksis. Streptokokkus oral seperti didiagnosis dengan Tetralogi Fallot S. sanguis dan S. mitis merupakan dan kardiomiopati hipertropi, dengan organisme sering gejala-gejala klinis berupa mudah endokarditis lelah, sesak, dan sering jongkok yang endokarditis yang menyebabkan paling 4 bakterialis. sebelum sudah tampak sejak usia balita. Saat Anak-anak dengan kelainan jantung ini pasien tidak kuat berjalan sehingga kongenital seperti ToF berisiko tinggi hams selalu digendong. terkena karies, terutama pada gigi Diagnosis kerja akhir dari sulung. Hal ini terjadi karena beberapa Bagian Kardiologi Anak adalah DF, obat-obatan untuk penyakit yaitu compensated heart disease, DA, jantung mengandung gula. Selain itu, terdapat yaitu pula peningkatan prevalensi gangguan cyanotic type. Dari pemeriksaan fisik mineralisasi enamel. Tindakan preventif terlihat keterlambatan pertumbuhan yang meliputi konseling diet, pemberian dan perkembangan pasien. Pasien fluor, pit dan fissure sealant {uenutupan tampak Iemah dan kebiruan. Tampak pit dan fisur yang dalam pada gigi molar pada gambar 1, jari-jari tangan dan sebagai lisaha mencegah terjadinya kaki membentol (clubbing). akumulasi food ToF, dan DE, yaitu CHD Pada pemeriksaan klinis dengan menggunakan semen glass ditemukan keadaan sebagai berikut, ionomer. Untuk status umum berupa nadi 89 kali endokarditis bakterialis, pasien diberi permenit, pernapasan 22 kali permenit, profilaksis antibiotik 50 mg/kg BB 1 ekspresi muka tenang, suhu afebris. jam Sedangkan pada status lokalis terlihat tindakan perawatan gigi berlangsung ekstra oral tidak ada kelainan. Pada pasien dimonitor saturasi oksigen, pemeriksaan intra oral terlihat ulkus denyut jantung, dan diberi oksigen. sebelum mencegah tindakan. Selama pada sudut mukosa bibir kanan, dan Pada kunjungan pertama dicoba gingiva sianotik. Terdapat diagnosis untuk melakukan perawatan dengan gangren pulpa pada gigi 11, 31, 41, 21, pendekatan 26, gangren radiks 55, dan hiperemi management), namun tidak berhasil pulpa 37, 42, 47, 16, 36, 32, 46. karena Kebersihan mulut kurang. Rencana utamanya pada penanganan ekstraksi perawatan gigi dalam jumlah banyak pada gigi yang akan dilakukan konvensional pasien kooperatif meliputi tindakan preventif dan kuratif. dengan Preventif dilakukan dengan instruksi direncanakan pemeliharaan kebersihan mulut, dan perawatan dibawah anestesi umum. aplikasi fluor secara topikal. Sedangkan Sebelumnya, tindakan kuratif berupa ekstraksi gigi- laboratorium, foto ronsen toraks dada, gigi dengan diagnosis gangren pulpa dan joint conference dengan Bagian dan Anestesi dan Kesehatan Anak. penambalan gigi-gigi yang gangren kurang (behavior pulpa untuk dilakukan sehingga dilakukan pemeriksaan mengalami hiperemi pulpa Gambar 1. Jari-jari tangan dan kaki pasien yang clubbing dan sianotik (pasien 1) Hasil foto menunjukkan ronsen adanya toraks pembesaran berupa penambalan gigi geligi anterior dengan semen glass ionomer. jantung of increase vascular marking, Setelah perawatan dengan tidak tampak spesifik proses aktif, dan penambalan selesai, pasien dirujuk ke bayangan opak bulat paratracheal Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta. kanan. Dari hasil joint conference, perawatan gigi dibawah anestesi umum tidak dapat dilakukan di Bagian Bedah Mulut RSHS Bandung karena pasien termasuk Tetralogi Fallot berat sehingga berisiko tinggi dan keluarga pasien tidak mau mengambil risiko. Gambar 2. Gambaran panoramic pasien 1 Adapun penanganan kuratif hanya Gambar 3. Gigi anterior yang perlu ditambal (pasien 1) Gambar 4 Monitor dengan pulse oxymetri (panah) selama tindakan Kasus Kedua Pemeriksaan ekstraoral tidak Ratna Nurlela, seorang anak menunjukkan adanya kelainan. berusia 4 tahun juga datang ke klinik Sedangkan dari hasil pemeriksaan Special Dental Care atas rujukan intra oral menunjukkan kebersihan Bagian Kardiolog Anak untuk mencari mulut yang buruk dengan adanya fokal infeksi dan penatalaksanaannya karang gigi pada labial regio anterior sebelum dilakukan operasi jantung. bawah. Jaringan mukosa bibir, lidah, Orang gingiva, tua pasien mengeluhkan dan mukosa bukal adanya gigi yang berlubang, tetapi menunjukkan tidak pernah ada keluhan nyeri gigi dan tidak ada keluhan lain. Diagnosis Sedangkan kondisi gigi geliginya menunjukkan adanya karies email dan kerja akhir dari Bagian Kardiologi dentin pada gigi 53, 54, 55, 63, 64, 65, Anak adalah DF, yaitu compensated 73, 74, 75, 84, 85. Gigi 52,51,62,61 Heart Disease; DA, yaitu variant ToF mengalami karies mengenai pulpa dan + bakterialis endokarditis; dan DE, akar. Selain itu terdapat pula gingivitis yaitu marginalis kronis generalisata pada CHD cyanotic pemeriksaan fisik type. pertumbuhan dan menunjukkan keterlambatan Dari tampak perkembangan gambaran sianotik. region gigi 71, 81. Rencana perawatan yang akan yang dilakukan adalah ekstraksi gigi 52, 51, tidak sesuai dengan usia. Pasien tidak 61, 62, 71, 81 dan penambalan gigi 55, kuat berjalan, kulit pucat kebiruan, 54, 53, 63, 64, 65, 73, 74, 75, 84, 85. dan ujung jari-jari kaki dan tangan Profilaksis sianotik, dan clubbing. diberikan 50 mg/kg BB antibiotik (amoksisilin) sebelum tindakan. Gambar 5. Ujung jari-jari dan tangan yang sianotik dan clubbing (pasien 2) 1 jam Gambar 6. Gambaran panoramic gambar 7. Profil wajah pasien Gambar 8.Tampak gigi anteriori sebelum dilakukan tindakan dengan anastesi umum Gambar 9. Pembukaan jahitan setelah ekstraksi dengan anastesi umum (Pasien 2) Gambar 10. Setelah penambahan gigi (pasien 2) Pada kunjungan pertama dilakukan menyebabkan terjadinya endokarditis pendekatan dan endarteritis bakteri. Pada pasien konvensional (behavior management), dengan kelainan jantung dijumpai namun tidak berhasil karena pasien endokarditis bakteri setelah tindakan sangat perawatan dengan tidak kooperatif sehingga scaling untuk dilakukan antibiotika yang timbul 11-16 hari direncanakan tanpa kemudian. Sebelum dilakukan tindakan dibawah Untuk umum, pemeriksaan dilakukan laboratorium, foto mencegah diperlukan antibiotika pada tertentu. dengan memerlukan Anestesi dan Kesehatan Anak. dengan prosedur Prosedur dental dental profilaksis yang antibiotika menurut American Heart Association Setelah penanganan pasien berupa ekstraksi endokarditis profilaksis ronsen toraks, dan joint conference Bagian dengan 1 perawatan dibawah anestesi umum. anestesi profilaksis dengan anastesi umum, (AHA) adalah perawatan ekstraksi periodontal meliputi pasien dilanjutkan dengan penambalan pembedahan, pada gigi yang didiagnosis dengan planning, probing, hiperemi pulpa. Pasien pada akhirnya anastesi injeksi intra ligament, serta dirujuk profilaksis untuk pelaksanaan operasi jantung di Rumah Sakit Harapan Kita scaling gigi, oral root implantasi gigi, yang menyebabkan perdarahan. Jakarta DISKUSI. dan dapat 47,11 Profilaksis Antibiotika diberikan Perawatan gigi dan mulut pada anak sebelum dan setelah perawatan gigi, dengan kelainan jantung kongenital, yaitu 1 jam sebelum tindakan dan 6 ToF sangat penting dilakukan untuk jam pencegahan dilanjutkan selama 3 hari berturut- terhadap kemungkinan setelah tindakan, terdapatnya fokal infeksi. Hal utama turut. yang hams diperhatikan adalah pasien secara oral 1 jam sebelum tindakan dengan kelainan ini sangat rentan adalah amoksisilin dengan dosis pada dengan orang dewasa 2,0 gram, dan untuk endokarditis Perawatan gigi yang bakterialis. menyebabkan Antibiotika yang kemudian anak 50 mg/kg berat badan. diberikan 8 perdarahan pada jaringan lunak dapat Setiap prosedur perawatan gigi menimbulkan bakteremia sementara. yang dapat menimbulkan kerusakan Bakteri pada dalam aliran darah melekat pada defek jantung yang dapat jaringan lunak dapat menimbulkan transient bacteremia yang pada keadaan tertentu dapat kunjugan mengarah memperhatikan keadaan emosional pada endocarditis bakterialis. Transient bacteremia dapat terjadi setelah aktivitas fisiologis yang melibatkan mengunyah Menurut mulut, seperti kegiatan dan menggosok gigi. transient Guntheroth, bacteremia yang terjadi setelah tetapi harus dengan 7 pasien. Selain profilaksis antibiotik, resiko endokarditis dapat dikurangi dengan prosedur perawatan gigi preventif. Hal ini meliputi pemeriksaan gigi rutin, fluoridasi, modifikasi diet untuk kegiatan fisiologis adalah 1000 kali mengurangi risiko karies dan penyakit lebih besar dari pada setelah periodontal, perawatan gigi. Namun, risiko bakteremia pada pasien dengan keadaan mulut yang bersih dan sehat lebih kecil dibandingkan dengan kebersihan mulut yang buruk. 4 Endokarditis bakterialis yang dan pemeliharaan kebersihan mulut sehari-hari dengan 49 penyikatan gigi. Pemberian fluor secara topikal pada kasus pertama ditujukan sebagai perawatan preventif. Sedangkan tindakan kuratif berupa ekstraksi gigi- disebabkan oleh bakteri oral harus gigi dicegah dengan pemberian profilaksis mengenai pulpa dan penambalan gigi- antibiotik. Antibiotik dapat mencegah gigi endokarditis membunuh menggunakan semen glass ionomer. dengan bakteri atau merusaknya dapat dihancurkan oleh sehingga pertahanan dengan diagnosis karies dengan karies dentin Pada pasien normal, gigi-gigi dengan diagnosis karies host. Efek ini dapat terjadi dalam mengenai rongga mulut, aliran darah, atau dilakukan perawatan pulpa, namun setelah pada pasien dengan ToF hal ini tidak bakteri menempel pada 4 jantung. Baik pada kasus pertama maupun kedua, profilaksis antibiotik (amoksisilin) diberikan dengan dosis 50 mg/kg BB 1 jam sebelum 78 tindakan. ' Hal penting yang harus diingat dapat pulpa dilakukan masih karena endokarditis bakterialis. Pada berupa pasien dapat pertama penambalan risiko 49 tindakan gigi yang mengalami karies dentin masih dapat dilakukan tanpa anastesi umum pada pemberian profilaksis antibiotik dengan pertimbangan pasien masih adalah untuk melakukan perawatan dalam kriteria kooperatif sehingga gigi sebanyak mungkin pada setiap perawatan gigi dapat dilakukan dengan pendekatan Selama prosedur keadaan pasien dengan pulse oksigen pasien psikologis. perawatan selalu dimonitor oximetry. di sehingga pasien selama tindakan gigi, Saturasi bawah diberi 70% oksigen berlangsung. KESIMPULAN Seperti halnya kelainan jantung kongenital sianotik lainnya, pada ToF kadang-kadang terjadi komplikasi yang fatal antara lain endokarditis bakterialis. Insidensi endokarditis bakterialis pada Tetralogi Fallot Sedangkan pada tindakan ekstraksi meliputi gigi pasien ini hanya dapat dilakukan bakterialis disebabkan oleh infeksi dibawah anastesi umum, namun dari bakteri pada hasil joint conference, perawatan gigi endokardium. Di bidang kedokteran dibawah anestesi umum tidak dapat gigi, dilakukan di RSHS karena pasien hubungannya dengan infeksi gigi. termasuk Perawatan gigi dan mulut sangat ToF berat sehingga 15%. Endokarditis katup endokarditis jantung atau bakterialis erat beresiko tinggi pada tindakan operasi penting dibawah anastesi umum. dengan risiko endokarditis bakterialis. Pada kasus kedua, perawatan gigi dilakukan pada pasien Pasien dengan keadaan umum yang dan mulut berupa penambalan gigi baik dengan semen glass ionomer dengan perawatan cara dilakukan dengan profilaksis antibiotik. Aspek dengan disertai pendekatan psikologis penting dari perawatan gigi adalah yang pendidikan kesehatan gigi, prosedur konvensional tepat karena dapat pasien masih dapat menerima gigi selama setiap dilindungi kooperatif. Pada pasien direncanakan perawatan dilakukan penanganan ekstraksi gigi pemeliharaan setelah perawatan gigi. gigi preventif, dan dibawah anestesi umum, karena jumlah gigi yang akan diekstraksi lebih banyak SARAN Pendidikan dan memerlukan waktu tindakan yang kesehatan gigi lama, disamping itu kondisi pasien dapat mulai diberikan pada saat anak penderita ToF ini masih memungkinkan pertama kali menunjukkan kelainan untuk dilakukan perawatan dibawah jantung mengingat kelainan jantung anastesi umum. kongenital gejala seringkali klinis Pendidikan pada kesehatan menunjukkan masa bayi. gigi yang diberikan sedini mungkin dapat mengurangi penyakit gigi dan mulut yang berisiko pada timbulnya Universitas Indonesia; 1991. p. 577-81.140-51. 7. Little, JW. Falace DA. Dental endocarditis bakterialis. management of the medically DAFTARPUSTAKA compromised patient. 6th ed. St. 1. Baraas, F. Penyakit jantung pada Louis: Mosby Inc.; 2002. p. 21-63. anak. Jakarta: 2. Balai Penerbit 8. Cameron AC, Widmer RP. Fakultas Handbook of pediatric dentistry. Kedokteran Universitas Indonesia; 2nd ed. Sydney: Mosby Inc.; 2003. 1995. p. 140-51. p. 234-6. 3. Dube VK. Dentistry. In: Garson A, Bricker JT, 9. Welburry RR. Paediatric dentistry. 2nd 4. Fisher DJ, Neish SR, Editor. The ed. New York: Oxford University Press; 2001. p. 374-8. science and practice of pediatric 10. Gordon IB. Sistem kardiovaskuler. cardiology, 2nd Ed. Baltimore: Dalam: Nelson. Ilmu kesehatan Williams & Wilkins; 1998. p. 2907- anak, Bagian 2. 10. 11. Editor: Behrman RE,Voughan VC. 5. Tetralogy of Fallot. Texas: Texas Heart Institute. Available from: www. Ali bahasa: Siregar MR. Jakarta: EGC; 1992. p.726-34. americanheart. org. 12. McCallum CA. Oral surgery for Diakses:28Nopember2005. 6. Markum, AH. Buku ajar ilmu children. In: Clinical pedodontics. 4th Editor: ed. Finn SB. kesehatan anak, jilid 1. Jakarta: Philadelphia: WB Saunders Co.; Balai Penerbit Fakultas Kedokteran 1991. p. 392, 438,581-2.