BAB V KESIMPULAN Kesadaran mengenai gigi yang indah dan estetis mulai muncul sejak berkembangnya tren pemakaian kawat gigi. Dalam permasalahan mengenai gigi, nilai bersih mempunyai kaitan dan selalu dikaitkan dengan nilai estetis. Bagian yang menempel pada kawat gigi untuk tujuan estetis atau kosmetik ada yang bisa dilihat dan tidak bisa dilihat. Ada yang bersifat permanen artinya tidak dapat dilepas dan dipasang, lalu ada juga yang bersifat bisa dilepas dan dipasang. Mekanismenya yaitu mengatur, mendorong, dan menahan pergerakan gigi. Perawatan ortho bertujuan untuk memperbaiki fungsi bicara, estetis muka, sudut bibir dan rahang senyum 27. Orthodonti diminati dan digemari oleh para mahasiswi tidak hanya sebagai kebutuhan perawatan semata, tetapi juga mengenai tren atau gaya hidup. Dengan orthodonti sebagai bagian dari gaya hidup, membuat mereka berbahasa sama mengenai pengalaman ke dokter gigi, membandingkan bagaimana dokter spesialis mereka masing-masing, perasaan sakit atau terganggu karena alat yang sama dipasang di gigi mereka sampai memilih dan memamerkan warna karet pada bracket serta pengetahuan mengenai harga perawatan dan pemasangan kawat gigi. Memang di samping itu mereka secara tidak langsung akhirnya menampakkan sebuah prestise dan kemampuan ekonomi dibalik pemasangan kawat gigi. Itulah sebabnya kenapa kebanyakan mahasiswi yang memakainya enggan cepat-cepat melepas bracket mereka, dan yang belum pernah pasang kawat gigi begitu menginginkannya. 27 Fungsi Kawat Gigi. http://fkg.ugm.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=21&Itemid=65. Diakses pada tanggal 5 September 2013 pukul 08.00 WIB. 95 Kawat gigi secara tidak langsung menyatakan identitas diri pemakainya. Orang lain akan melihat bahwa pemakai kawat gigi adalah seseorang yang berasal dari keluarga kaya dan merupakan anak gaul. Harga kawat gigi dan pemasangannya yang mahal cenderung membuat orang lain menilai bahwa pemakainya berasal dari keluarga yang berkecukupan. Dan sebagian orang beranggapan bahwa pemakai kawat gigi di kalangan remaja identik dengan anak gaul yang hanya sekedar mengikuti tren agar dapat tampil lebih percaya diri dan diterima oleh masyarakat sekitar. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pemilihan tempat pemasangan kawat gigi dilakukan di tempat yang berbeda-beda dengan memilih harga kawat gigi yang paling murah. Pemilihan tempat pemasangan kawat gigi dipengaruhi oleh orang-orang terdekat baik lingkungan keluarga maupun pertemanan. Keluarga menjadi faktor pendukung remaja dalam mengekspresikan penampilan yang mereka inginkan. Karena tanpa dukungan dari pihak keluarga, semua itu tidak dapat terwujud. Sedangkan lingkungan pergaulan juga berperan penting dalam penampilan seseorang, keseharian seseorang biasanya bertemu dan melakukan pertukaran informasi dalam segala hal. Teman memberikan pengaruh yang besar, karena seseorang biasanya ingin menjadi sama atau melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh teman lain. Hal ini menunjukkan bahwa kehadiran orang lain di dalam kehidupan seseorang dapat memiliki andil untuk menciptakan sebuah keputusan di dalam diri orang tersebut untuk menentukan apa yang akan ia konsumsi dan pemilihan tempat konsumsi. Selain itu seseorang akan membuat keputusan untuk melakukan tindakan konsumsi, tidak hanya dipengaruhi oleh kebutuhan tetapi juga dipengaruhi pula oleh pengalaman. Baik pengalaman dari dirinya sendiri maupun dari orang-orang yang berada di sekitarnya. Perbedaan latar belakang sosial ekonomi pemakai kawat gigi biasanya ikut mempengaruhi besarnya pengeluaran yang dibutuhkan untuk merawat giginya. Pilihan dokter spesialis gigi, tempat perawatan, dan harga menjadi pertimbangan tersendiri bagi mahasiswi 96 baik dari tingkat ekonomi atas, menengah, ataupun bawah. Pilihan-pilihan konsumsi tersebut berjalan pada arah yang sama, yaitu menuju modernitas sebagaimana tren dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Sebagian besar gaya hidup mahasiswi masa kini terlihat cenderung selalu mengikuti perkembangan tren dan hal-hal yang sedang update atau terkini. Tren yang nyaman dan dirasa cocok dengan penampilan mereka, akan mereka ikuti dan terapkan dalam hidup mereka. Mereka terbiasa hidup mewah dan segala sesuatu yang dibutuhkan dan diinginkan selalu dipenuhi oleh orang tuanya, termasuk pemakaian kawat gigi. Pada akhir penelitian dapat terlihat jika pemakaian kawat gigi sudah mengalami pergeseran makna dan fungsi. Selain alasan kesehatan untuk merawat dan merapikan gigi yang berantakan, para mahasiswi yang memakai kawat gigi karena mengikuti tren yang sedang berkembang untuk menunjang penampilan agar dapat tampil lebih percaya diri dan tidak ketinggalan zaman. Remaja perempuan memiliki dan menerapkan gaya hidup sendiri untuk menunjukkan identitas mereka. Identitas tersebut dapat menjadi persamaan atau pembeda antara satu orang dengan orang yang lain. Persamaan artinya bahwa dalam satu kelompok mereka memiliki banyak persamaan, seperti berpakaian dengan menggunakan model yang sama, memakai aksesoris tertentu, dan lain sebagainya. Sementara dalam hal pembeda praktik gaya hidup seseorang berbeda dengan orang lain yang ada di lingkungannya. Mereka tampil beda untuk menegaskan kehadiran dan untuk mendapatkan pengakuan sosial. Hal tersebut menegaskan kembali kebenaran kaum konstruktivis yang menyatakan bahwa praktik gaya hidup tidak dapat mengabaikan tekanan-tekanan sosial dalam suatu masyarakat.