07 Pertemuan Ke-7 Gangguan Mood.

advertisement
GANGGUAN AFEKTIF
& BUNUH DIRI
PSIKOLOGI ABNORMAL
2009
Kegiatan Perkuliahan
 Mengisi Inventori BDI
 Presentasi kliping kasus bunuh diri
 Kuliah dan tanya jawab
GANGGUAN AFEKTIF (MOOD DISORDER)
 Mood : situasi emosi internal yang persisten dan
bertahan lama, dialami dan dirasakan secara
subyektif. Mood mungkin naik / meningkat
(elatif), normal atau menurun (depresif)
 Afek : ekspresi emosi yang dapat diobservasi,
durasi lebih singkat, bisa sesuai atau tidak dengan
mood yang dirasakan individu
Gangguan Afektif (2)
 Dua macam gangguan afektif
 Gangguan Depresif Mayor
 Gangguan Bipolar
 Gangguan afektif melibatkan masalah emosi yang
mengganggu, berkisar antara dysphoria
(kesedihan) pada depresi hingga euphoria (elasi/
peningkatan) serta iritabilitas mood pada mania
Gangguan Afektif (3)
 Orang yang normal mengalami berbagai mood dan
memiliki berbagai ekspresi afektif yang seimbang juga
merasa mampu mengontrol mood dan afeknya
 Penderita gangguan afektif merasa kehilangan kontrol
tersebut dan karena itu mengalami stres berat
CIRI-CIRI DEPRESI
 Kehilangan energi
 Merasa sedih, tak berharga & merasa bersalah
 Sulit konsentrasi
 Menarik diri
 Hilang minat & kesenangan
 Berpikir tentang kematian & bunuh diri.
 Perubahan kemampuan kognitif
 Perubahan kemampuan bicara
 Perubahan dalam fungsi vegetatif
 Semua gangguan ini menimbulkan masalah dalam hubungan
interpresonal, sosial serta pekerjaan
Ciri–Ciri Depresi (2)
 Depresi biasanya berhubungan dengan gangguan lain
seperti serangan panik, penyalahgunaan obat, gangguan
seksual dan gangguan kepribadian.
 Cemas dan depresi berkait erat, sering sulit membedakan.
Hampir semua penderita depresi juga alami kecemasan,
namun tidak semua penderita cemas alami depresi.
CIRI-CIRI MANIA
 Peningkatan berlebih pada mood
 Mudah marah/ tersinggung
 Hiperaktif
 Mudah terganggu
 Flight of ideas
 Kurang tidur
 Kepercayaan diri meningkat
 Ide ttg kebesaran.
Masalah dalam hubungan interpersonal, sosial & pekerjaan.
GANGGUAN DEPRESI MAYOR
 Nama lain : gangguan unipolar
 Kriteria diagnostik menurut DSM IV:
Munculnya 5 atau lebih simtom minimal 2 minggu dan
mempengaruhi perubahan dari kondisi sebelumnya.
Salah satu simtom minimal adalah
(1) mood depresif atau
(2) hilangnya minat atau kesenangan
Gangguan Depresi Mayor (2)
 Simtom-simtomnya adalah:
 Mood depresif sepanjang hari, hampir setiap hari
 Hilangnya minat atau kesenangan pada semua aktivitas harian
 Hilangnya/ bertambahnya berat badan/ selera makan secara
signifikan
 Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari
 Agitasi atau retardasi psikomotor hampir setiap hari
 Kelelahan atau kehilangan energi hampir setiap hari
 Perasaan tidak berdaya atau bersalah yang berlebihan atau tidak
sesuai
 Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau konsentrasi atau
keragu-raguan hampir setiap hari
 Pemikiran tentang kematian yang berulang-ulang, ide bunuh diri
tanpa rencana spesifik, atau usaha bunuh diri atau rencana
spesifik untuk melakukan bunuh diri
Gangguan Depresi Mayor (3)
 Prevalensi penderita gangguan depresi mayor :
 Lebih banyak pada perempuan
 Kelas ekonomi bawah
 Usia 20-an
 Cenderung kronis dan berulang
 Semakin sering penderita mengalami gangguan depresi,
durasi setiap episode akan bertambah dan keparahan akan
meningkat
GANGGUAN BIPOLAR I
 Pasien mengalami eposide manik atau episode campuran
(simtom mania maupun depresi)
 Kriteria Diagnostik DSM IV:
Munculnya 1 atau lebih episode manik atau episode campuran,
kadang alami episode depresi mayor.
Episode Manik
 Periode yang jelas dan persisten dari mood yang naik,
meluap-luap atau irritable, minimal 1 minggu. Dalam
periode ini ada 3 atau lebih simtom berikut (atau 4 simtom
jika mood hanya irritable)
Episode Manik (2)
 Simtom-simtom :

Meningkatnya kepercayaan diri atau ide kebesaran

Berkurangnya kebutuhan untuk tidur

Jadi lebih banyak bicara aatau tekanan untuk terus bicara

Flight of ideas atau perasaan subyektif bahwa pikiran seperti
berlomba

Distraktibilitas

Peningkatan aktivitas yang mengarah pada tujuan

Keterlibatan berlebihan pada aktivitas menyenangkan yang
miliki potensi besar untuk timbulkan konsekuensi
menyakitkan
Episode Campuran
 Minimal 1 minggu terpenuhi kriteria baik untuk episode
manik maupun depresi utama, terjadi hampir setiap hari.
Penderita alami perubahan mood yang sangat cepat yang
disertai simtom dari episode manik maupun depresi
utama.
 Gangguan ini sangat berat  timbulkan masalah nyata
dalam fungsi sosial dan pekerjaan, mungkin muncul ciriciri psikotik atau perlu hospitalisasi
 Onset rata-rata usia 20-an, seimbang pria & wanita
(wanita lebih umum episode depresif, pria sebaliknya)
GANGGUAN MOOD LAINNYA
 EPISODE CAMPURAN : alami episode mania dan
depresi hampir setiap hari
 GANGGUAN BIPOLAR II: alami episode hipomania,
yaitu perubahan perilaku dan mood yang tak terlalu
ekstrim dibanding mania yang full-blown
 DIAGNOSIS SEASONAL : gangguan bipolar dan
unipolar terjadi berkaitan dengan musim tertentu
Gangguan Mood Lainnya (2)
 GANGGUAN MOOD KRONIS : berlangsung lebih
dari 2 tahun namun tak pernah cukup parah untuk
didiagnosis depresi utama atau episode manik.
Terdiri dari

Gangguan Cyclothymic  mirip gangguan Bipolar II (ciri :
ada episode hipomania (percaya diri meningkat, mencari orang
lain, sedikit tidur) dan depresi ringan ( merasa tidak adekuat,
menarik diri, banyak tidur))

Gangguan Dysthymic  mood depresif hampir setiap hari,
merasa sedih, hilang kesenangan serta gejala lain depresi 
kebanyakan pernah alami gangguan depresi mayor
Faktor Sosial & Gangguan Mood
 Peristiwa hidup yang menimbulkan stres tinggi
(stressful life events) :



42-67% : mengalami peristiwa2 tersebut (seperti kehilangan
pekerjaan, persahabatan, atau hubungan romantis) yang
akhirnya menyebabkan munculnya depresi
Stressor yang bersifat jangka panjang (seperti kemiskinan)
Model diatesis-stres:

Diatesis dapat bersifat biologis, sosial, atau psikologis
 Kurangnya dukungan sosial
 Problem interpersonal dalam keluarga :
 Ekspresi emosi yang tinggi
 Konflik marital
Faktor Sosial & Gangguan Mood
 Tingkah laku sosial yang negatif :
 Mencari pengyakinan diri secara berlebihan (excessive
reassurance seeking)
 Rendahnya kompetensi sosial
 Bicara yang lambat atau pendiam
 Self-disclosures yang negatif
 Afek negatif
 Kurang adanya kontak mata & sedikitnya ekspresi wajah yang
positif
BUNUH DIRI
 Perilaku bunuh diri bukan merupakan gangguan
psikologis, namun merupakan simtom dari gangguan
psikologis lain, umumnya gangguan mood
 Umumnya pelaku percobaan bunuh diri tidak segera
mencari bantuan profesional setelah upaya bunuh diri
dilakukan
 Munculnya pemikiran untuk bunuh diri umumnya
merefleksikan semakin berkurangnya pilihan yang dapat
ditempuh untuk menyelesaikan masalah dan tidak melihat
jalan keluar lain
Bunuh diri (2)
 Prevalensi


Pria 4x lebih cenderung melakukan bunuh diri drpd wanita
Angka bunuh diri tertinggi pada usia di atas 65 tahun
 Penderita gangguan mood yang parah seperti Depresi
Mayor dan Gangguan Bipolar, memiliki resiko yang lebih
besar untuk melakukan bunuh diri
 Bunuh diri juga dihubungkan dengan gangguan psikologis
lain seperti ketergantungan obat dan alkohol, anorexia,
skizofrenia, gangguan panik, gangguan kepribadian, PTSD
dan gangguan kepribadian ambang
Bunuh diri (3)
 “Rational Suicide”  keyakinan untuk melakukan bunuh
diri dilandasi keputusan rasional bahwa hidup sudah tidak
dapat diperjuangkan lagi karena penderitaan yang
berkelanjutan
 Pelaku bunuh diri mengisyaratkan keinginan mereka,
kadangkala secara eksplisit, mengenai pemikiran bunuh
diri ataupun memberikan petunjuk yang jelas (misalnya :
membuang barang-barang, menyiapkan surat warisan
ataupun menyiapkan alat bantu untuk bunuh diri)
Download