 
                                GANGGUAN AFEKTIF & BUNUH DIRI PSIKOLOGI ABNORMAL 2009 Kegiatan Perkuliahan  Mengisi Inventori BDI  Presentasi kliping kasus bunuh diri  Kuliah dan tanya jawab GANGGUAN AFEKTIF (MOOD DISORDER)  Mood : situasi emosi internal yang persisten dan bertahan lama, dialami dan dirasakan secara subyektif. Mood mungkin naik / meningkat (elatif), normal atau menurun (depresif)  Afek : ekspresi emosi yang dapat diobservasi, durasi lebih singkat, bisa sesuai atau tidak dengan mood yang dirasakan individu Gangguan Afektif (2)  Dua macam gangguan afektif  Gangguan Depresif Mayor  Gangguan Bipolar  Gangguan afektif melibatkan masalah emosi yang mengganggu, berkisar antara dysphoria (kesedihan) pada depresi hingga euphoria (elasi/ peningkatan) serta iritabilitas mood pada mania Gangguan Afektif (3)  Orang yang normal mengalami berbagai mood dan memiliki berbagai ekspresi afektif yang seimbang juga merasa mampu mengontrol mood dan afeknya  Penderita gangguan afektif merasa kehilangan kontrol tersebut dan karena itu mengalami stres berat CIRI-CIRI DEPRESI  Kehilangan energi  Merasa sedih, tak berharga & merasa bersalah  Sulit konsentrasi  Menarik diri  Hilang minat & kesenangan  Berpikir tentang kematian & bunuh diri.  Perubahan kemampuan kognitif  Perubahan kemampuan bicara  Perubahan dalam fungsi vegetatif  Semua gangguan ini menimbulkan masalah dalam hubungan interpresonal, sosial serta pekerjaan Ciri–Ciri Depresi (2)  Depresi biasanya berhubungan dengan gangguan lain seperti serangan panik, penyalahgunaan obat, gangguan seksual dan gangguan kepribadian.  Cemas dan depresi berkait erat, sering sulit membedakan. Hampir semua penderita depresi juga alami kecemasan, namun tidak semua penderita cemas alami depresi. CIRI-CIRI MANIA  Peningkatan berlebih pada mood  Mudah marah/ tersinggung  Hiperaktif  Mudah terganggu  Flight of ideas  Kurang tidur  Kepercayaan diri meningkat  Ide ttg kebesaran. Masalah dalam hubungan interpersonal, sosial & pekerjaan. GANGGUAN DEPRESI MAYOR  Nama lain : gangguan unipolar  Kriteria diagnostik menurut DSM IV: Munculnya 5 atau lebih simtom minimal 2 minggu dan mempengaruhi perubahan dari kondisi sebelumnya. Salah satu simtom minimal adalah (1) mood depresif atau (2) hilangnya minat atau kesenangan Gangguan Depresi Mayor (2)  Simtom-simtomnya adalah:  Mood depresif sepanjang hari, hampir setiap hari  Hilangnya minat atau kesenangan pada semua aktivitas harian  Hilangnya/ bertambahnya berat badan/ selera makan secara signifikan  Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari  Agitasi atau retardasi psikomotor hampir setiap hari  Kelelahan atau kehilangan energi hampir setiap hari  Perasaan tidak berdaya atau bersalah yang berlebihan atau tidak sesuai  Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau konsentrasi atau keragu-raguan hampir setiap hari  Pemikiran tentang kematian yang berulang-ulang, ide bunuh diri tanpa rencana spesifik, atau usaha bunuh diri atau rencana spesifik untuk melakukan bunuh diri Gangguan Depresi Mayor (3)  Prevalensi penderita gangguan depresi mayor :  Lebih banyak pada perempuan  Kelas ekonomi bawah  Usia 20-an  Cenderung kronis dan berulang  Semakin sering penderita mengalami gangguan depresi, durasi setiap episode akan bertambah dan keparahan akan meningkat GANGGUAN BIPOLAR I  Pasien mengalami eposide manik atau episode campuran (simtom mania maupun depresi)  Kriteria Diagnostik DSM IV: Munculnya 1 atau lebih episode manik atau episode campuran, kadang alami episode depresi mayor. Episode Manik  Periode yang jelas dan persisten dari mood yang naik, meluap-luap atau irritable, minimal 1 minggu. Dalam periode ini ada 3 atau lebih simtom berikut (atau 4 simtom jika mood hanya irritable) Episode Manik (2)  Simtom-simtom :  Meningkatnya kepercayaan diri atau ide kebesaran  Berkurangnya kebutuhan untuk tidur  Jadi lebih banyak bicara aatau tekanan untuk terus bicara  Flight of ideas atau perasaan subyektif bahwa pikiran seperti berlomba  Distraktibilitas  Peningkatan aktivitas yang mengarah pada tujuan  Keterlibatan berlebihan pada aktivitas menyenangkan yang miliki potensi besar untuk timbulkan konsekuensi menyakitkan Episode Campuran  Minimal 1 minggu terpenuhi kriteria baik untuk episode manik maupun depresi utama, terjadi hampir setiap hari. Penderita alami perubahan mood yang sangat cepat yang disertai simtom dari episode manik maupun depresi utama.  Gangguan ini sangat berat  timbulkan masalah nyata dalam fungsi sosial dan pekerjaan, mungkin muncul ciriciri psikotik atau perlu hospitalisasi  Onset rata-rata usia 20-an, seimbang pria & wanita (wanita lebih umum episode depresif, pria sebaliknya) GANGGUAN MOOD LAINNYA  EPISODE CAMPURAN : alami episode mania dan depresi hampir setiap hari  GANGGUAN BIPOLAR II: alami episode hipomania, yaitu perubahan perilaku dan mood yang tak terlalu ekstrim dibanding mania yang full-blown  DIAGNOSIS SEASONAL : gangguan bipolar dan unipolar terjadi berkaitan dengan musim tertentu Gangguan Mood Lainnya (2)  GANGGUAN MOOD KRONIS : berlangsung lebih dari 2 tahun namun tak pernah cukup parah untuk didiagnosis depresi utama atau episode manik. Terdiri dari  Gangguan Cyclothymic  mirip gangguan Bipolar II (ciri : ada episode hipomania (percaya diri meningkat, mencari orang lain, sedikit tidur) dan depresi ringan ( merasa tidak adekuat, menarik diri, banyak tidur))  Gangguan Dysthymic  mood depresif hampir setiap hari, merasa sedih, hilang kesenangan serta gejala lain depresi  kebanyakan pernah alami gangguan depresi mayor Faktor Sosial & Gangguan Mood  Peristiwa hidup yang menimbulkan stres tinggi (stressful life events) :    42-67% : mengalami peristiwa2 tersebut (seperti kehilangan pekerjaan, persahabatan, atau hubungan romantis) yang akhirnya menyebabkan munculnya depresi Stressor yang bersifat jangka panjang (seperti kemiskinan) Model diatesis-stres:  Diatesis dapat bersifat biologis, sosial, atau psikologis  Kurangnya dukungan sosial  Problem interpersonal dalam keluarga :  Ekspresi emosi yang tinggi  Konflik marital Faktor Sosial & Gangguan Mood  Tingkah laku sosial yang negatif :  Mencari pengyakinan diri secara berlebihan (excessive reassurance seeking)  Rendahnya kompetensi sosial  Bicara yang lambat atau pendiam  Self-disclosures yang negatif  Afek negatif  Kurang adanya kontak mata & sedikitnya ekspresi wajah yang positif BUNUH DIRI  Perilaku bunuh diri bukan merupakan gangguan psikologis, namun merupakan simtom dari gangguan psikologis lain, umumnya gangguan mood  Umumnya pelaku percobaan bunuh diri tidak segera mencari bantuan profesional setelah upaya bunuh diri dilakukan  Munculnya pemikiran untuk bunuh diri umumnya merefleksikan semakin berkurangnya pilihan yang dapat ditempuh untuk menyelesaikan masalah dan tidak melihat jalan keluar lain Bunuh diri (2)  Prevalensi   Pria 4x lebih cenderung melakukan bunuh diri drpd wanita Angka bunuh diri tertinggi pada usia di atas 65 tahun  Penderita gangguan mood yang parah seperti Depresi Mayor dan Gangguan Bipolar, memiliki resiko yang lebih besar untuk melakukan bunuh diri  Bunuh diri juga dihubungkan dengan gangguan psikologis lain seperti ketergantungan obat dan alkohol, anorexia, skizofrenia, gangguan panik, gangguan kepribadian, PTSD dan gangguan kepribadian ambang Bunuh diri (3)  “Rational Suicide”  keyakinan untuk melakukan bunuh diri dilandasi keputusan rasional bahwa hidup sudah tidak dapat diperjuangkan lagi karena penderitaan yang berkelanjutan  Pelaku bunuh diri mengisyaratkan keinginan mereka, kadangkala secara eksplisit, mengenai pemikiran bunuh diri ataupun memberikan petunjuk yang jelas (misalnya : membuang barang-barang, menyiapkan surat warisan ataupun menyiapkan alat bantu untuk bunuh diri)