BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era global saat ini terjadi berbagai perubahan pada hampir semua aspek dan kehidupan manusia. Dengan segala implikasi dan pengaruh baik langsung atau tidak. Semua bentuk aktivitas manusia dan menjadikan semua berbeda sehingga harus beradaptasi. Perubahan teknologi, ekonomi bahkan pada pola pikir manusia yang menyebabkan perubahan yang secara budaya dan lebih sempit lagi perilaku. Globalisasi yang menuntut semua hal menjadi cepat dan mudah akan secara langsung berpengaruh. Perubahan yang terjadi begitu cepat diberbagai bidang bisa menimbulkan suatu tekanan atau stress yang menyebabkan perubahan secara perilaku dan pola pikir, stress yang terjadi adalah tekanan atau ketegangan yang dihadapi seseorang dan mempengaruhi emosi, pikiran, serta kondisi keseluruhan dari orang tersebut. Tekanan pada perilaku dalam pekerjaan yang semuanya dituntut cepat dan efisien sehingga menjadikan individu harus merubah sikapnya untuk menyesuaikan dengan perubahan. Tekanan dari dalam lingkungan pekerjaan : Beban kerja berlebih, desakan waktu (deadline), umpan balik kerja rendah, wewenang tidak memadai, ketidakjelasan peranan, frustasi/putus asa, konflik antar pribadi atau kelompok, perbedaan nilai individu dan organisasi dan perubahan situasi kantor yang mengejutkan. Kondisi ini yang memberikan tekanan kepada perilaku seseorang secara emosional dan mental untuk berubah, bagi yang bisa mengatasinya maka akan menjalani semua perubahan dengan mudah dan menjadikan peluang serta keuntungan bagi individu tersebut. Pada level perusahaan terjadi juga berbagai perubahan sebagai bentuk penyesuaian terhadap keadaan yang terjadi terutama berbagai kebijakan perusahaan untuk menghadapi tantangan globalisasi yang terjadi. Perusahaan membuat misi yang disesuaikan dengan 1 2 kebutuhan perusahaan sehingga semua kegiatan terarah pada tujuan untuk tetap bisa menjalankan bisnis dan bersaing dengan perusahaan yang lain. Tuntutan perusahaan yang ingin semua pihak dalam unit bisnisnya bisa berintegrasi dan bersatu untuk menjalankan tujuan perusahaan. Semua pihak harus benar-benar menjalankan tujuan perusahaan, sehingga tercapai. Berbagai tujuan dan kebijakan tentu saja menimbulkan implikasi kepada semua pihak perusahaan (karyawan) sehingga terjadi suatu perubahan yang sesuai. Implikasi pada perilaku kerja diperusahaan juga terjadi dalam berbagai bentuk. Karena perilaku pada dasarnya dibentuk oleh lingkungannya dalam hal ini lingkungan perusahaan, bagaimana individu bisa memberikan reaksi yang berbeda sehingga dia bisa membuat sebuah perilaku, gaya dan kepribadian. Kebiasaan menjadi salah satu faktor penentu akan perilaku karena semua dilakukan secara berulang-ulang dengan rasa aman maka akan membentuk perilaku yang sama dengan kebiasaan. Dalam hal bekerja juga tergantung bagaimana gaya dan kebiasaan yang dilakukan sehingga membentuk perilaku kerja. Menurut Ivancevich (2007, p83), perilaku kerja adalah semua hal yang dilakukan seseorang dalam lingkungan pekerjaan. Berbicara dengan seorang manajer, mendengarkan rekan kerja, menciptakan suatu metode baru untuk menindaklanjuti penjualan, mempelajari software komputer yang baru, mengetik sebuah memo, meneliti suatu pernyataan dengan memanfaatkan internet, menempatkan unit yang lengkap dalam persediaan, dan mempelajari cara menggunakan system akuntansi perusahaan adalah perilaku-perilaku kerja. Semua aktivitas seorang karyawan akan menentukan bagaimana dia berperilaku pada lingkungan perusahaannya, tidak selalu semua berjalan lancar dan baik, kesalahan dan beban pekerjaan bisa menimbulkan tekanan bahkan stress sehingga berperilaku pada individu tersebut. Dalam pengelolaan perusahaan taksi terdapat tiga elemen utama yaitu manajemen (perusahaan), karyawan dan pengemudi, yang masing-masing elemen mempunyai tugas dan 3 tanggungjawab yang berbeda. Manajemen sebagai pengatur utama dari semua hal termasuk strategi dan karyawan yang menjalankan strategi perusahaan sehingga bisa diterapkan dengan baik, sedangkan pengemudi adalah yang mengoperasikan taksi dan berhubungan langsung dengan pelanggan. Perusahaan harus bisa mengembangkan elemen utama perusahaan dengan berbagai bentuk pengembangan dan berbagai strategi yang mampu memperbaiki perusahaan sehingga tujuan perusahaan bisa tercapai. Perusahaan yang akan diteliti adalah TAKSI PUTRA yaitu merek taksi di bawah pengelolaan PT Citra Transpor Nusantara. PT Citra Transpor Nusantara adalah sebuah perusahaan swasta nasional yang bergerak dalam jasa angkutan umum, khususnya dalam pengelolaan taksi meter. Mulai beroperasi secara bertahap sejak 12 Januari 1996, dengan wilayah operasi Jakarta (Jabodetabek) sebanyak 1270 unit, Makassar (Mamminasata) 225 unit dan Bandung 100 unit. Total kendaraan taksi yang dioperasikan hingga saat ini dibawah manajemen PT Citra Transpor Nusantara dan PT Putra Transpor Nusantara sebanyak 1595 unit. Perusahaan ini mengambil segmen menengah kebawah untuk konsumennya sekaligus berupaya untuk meraih segmen menengah atas. Prinsip utamanya adalah menjadi perusahaan terdepan dalam industri jasa taksi dengan selalu mengedepankan kualitas pelayanan. Konsep bisnis taksi adalah memberikan hak kepemilikan terhadap kendaraan kepada pengemudi dan perusahaan menjadi pengelola, dengan dana dari bank, sehingga pengemudi bisa mencicil kendaraan taksinya dan setelah lunas maka mobilnya bisa dimiliki oleh pengemudi. Prinsip pengelolaan ini disebut Owner Operator System dimana keseluruhan kendaraan taksi dikreditkan kepada pengemudi dengan pola pengemudi sebagai pemilik (Owner Operator), dimana kewajiban angsuran pokok dan bunga sudah termasuk dalam setoran harian taksi. Pola pengelolaan usaha yang berbeda dengan pola pengelolaan usaha swasta pada umumnya ini, merupakan pengejawantahan, perwujudan dan pelaksanaan secara konkrit semangat dan jiwa koperasi. 4 Dengan menerapkan prinsip Owner Operator diharapkan rasa kepemilikan terhadap taksinya sangat tinggi dan pelayanan yang diberikan akan sangat baik. Dengan prinsip ini perusahaan mendapatkan profit dan bisa mensejahterakan karyawan dan pengemudi. Karyawan diperusahaan taksi putra, dipengaruhi oleh kebiasaan dalam bekerja dan lingkungan perusahaan serta kebijakan perusahaan. Karyawannya terlalu tergantung pada atasan mereka dalam melakukan sesuatu, sehingga potensi untuk melahirkan suatu inisiatif dan inovasi dalam bekerja kurang maksimal. Pada dasarnya mereka terlalu kaku pada semua aturan dan berbagai kebijakan perusahaan sehingga diperlukan suatu cara untuk mengetahui potensi yang ada pada setiap individu. Perusahaan banyak melakukan kegiatan untuk memberikan arahan dan motivasi diantaranya company gathering dan seminar serta pelatihan. Jadi karyawan belum mengetahui potensi dan mengenali dirinya secara total sehingga belum memberikan kontribusi yang maksimal. Dengan semua visi misi perusahaan yang selalu mengarah pada kesejahteraan semua pihak dan kebijakan yang tepat maka seharusnya semua bisa menjalankannya agar selalu menuju tujuan utama tersebut. Sehingga perilaku dari individu dalam organisasi sangat menentukan bagaimana perusahaan akan berkembang dan berpengaruh pada tujuan organisasi itu sendiri. Memandang bahwa perilaku itu sangat penting, yang berarti aspek-aspek intrinsik (niat, motif, tekad) dari dalam diri individu merupakan faktor penentu untuk melahirkan suatu perilaku, meskipun tanpa ada stimulus yang datang dari lingkungan. Maka setiap individu harus bisa mengetahui perilakunya yaitu potensi yang ada dalam dirinya sehingga sebagai individu bisa memaksimalkan potensi yang ada. Mekanisme perilaku individu dalam konteks (apa), (bagaimana), dan (mengapa). (Apa) menunjukkan kepada tujuan (goals/incentives/ purpose) apa yang hendak dicapai dengan perilaku itu. (Bagaimana) menunjukkan kepada jenis dan bentuk cara mencapai tujuan (goals/incentives/pupose), yakni perilakunya itu sendiri. Sedangkan (mengapa) menunjukkan kepada motivasi yang menggerakan terjadinya dan berlangsungnya perilaku 5 baik bersumber dari diri individu itu sendiri (motivasi instrinsik) maupun yang bersumber dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Karena perilaku individu sangat penting untuk menjalankan strategi perusahaan dan mencapai tujuan, semua komponen harus bersinergi. Maka diperlukan alat pengukur perilaku yang tepat untuk menentukan jenis perilaku yang terdapat dalam setiap individu, sehingga jika kita mengetahui dan mengenali perilaku individu itu sendiri. Dengan mengenali perilaku diri sendiri maka semua potensi maksimal dari individu akan terlihat dan bisa dijadikan acuan untuk menjadi lebih baik lagi. Pada dasarnya, masalah kita muncul atas reaksi perilaku kita sehingga melalui masalah, kita akan mengetahui perilaku yang utama di dalam diri kita, Jika kita mempunyai masalah, maka seharusnya kita juga diharuskan “tau diri” sehingga dengan demikian kita mampu mengenali dan mengatasi bagaimana menyelesaikan masalah tersebut. Salah satu elemen pentingnya yaitu karyawan sangat menentukan bagaimana sebuah strategi akan berjalan sangat berkaitan erat dengan bagaimana perilaku individu dalam organisasi, perilaku karyawan dalam organisasi adalah sikap dan tindakan (tingkah laku) seorang manusia (individu) dalam organisasi sebagai ungkapan dari kepribadian, persepsi dan sikap jiwanya, dimana bisa berpengaruh terhadap prestasi (kerja) dirinya dan organisasi. Untuk mengukur perilaku individu penulis menggunakan metode DISC sebagai alat ukur perilaku kerja individu/karyawan. Maka penulis pengambil judul “PENGGUNAAN METODE DISC SEBAGAI ALAT UKUR PERILAKU KARYAWAN PADA PT. CITRA TRANSPOR NUSANTARA (Periode 1 Oktober – 20 Desember 2009)”. 1.2 Identifikasi Masalah - Bagaimana perilaku kerja karyawan pada PT. Citra Transpor Nusantara? - Apa tipe kepribadian karyawan berdasarkan metode DISC pada PT. Citra Transpor Nusantara? 6 1.3 Tujuan Penelitian ‐ Untuk mengetahui perilaku kerja karyawan pada PT. Citra Transport Nusantara. ‐ Untuk mengetahui tipe kepribadian karyawan pada PT. Citra Transport Nusantara. 1.4 Manfaat Penelitian Bagi perusahaan a) Untuk mengetahui dan menganalisa perilaku karyawan/individu dan tipe kepribadian sehingga bisa dikembangkan dan diperbaiki lebih baik lagi. b) Sebagai masukan dan usulan untuk memperbaiki kualitas perusahaan dari segi perilaku yang berdampak pada berjalannya strategi perusahaan. Bagi penulis Ingin mengetahui dan menambah pengetahuan tentang metode DISC yang diuji diperusahaan sehingga memberikan suatu dampak yang baik dan dapat menambah wawasan dan pemahaman akan teori-teori yang telah didapat dan dipelajari selama perkuliahan. Bagi pihak lain Menjadi acuan dan ukuran dalam mengukur perilaku individu dengan metode DISC.