Uji Efek Hipoglikemik - Jurnal Kedokteran Brawijaya

advertisement
Efek Hipoglikemik Suplemen Cincau Hitam (Mesona palustris BL)
pada Tikus Wistar Diabetes yang di Induksi Alloxan
Tri Dewanti Widyaningsih1, Novita Wijayanti1, Dian Handayani2 dan Nia Rochmawati1
1
Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Jurusan THP,
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang
2
Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang
[email protected]
ABSTRAK
Cincau hitam atau black grass jelly (Mesona palustris BL) adalah bahan minuman tradisional
Indonesia yang dipercaya bermanfaat untuk kesehatan. Cincau hitam biasanya dikonsumsi
dalam bentuk gel untuk es campur. Pada Penelitian ini cincau hitam dibuat serbuk suplemen
sehingga praktis penggunaannya. Hasil dari penelitian ini serbuk suplemen cincau hitam
tergolong tinggi aktifitas antioksidannya (IC50 = 69 041 ± 2.89 ppm). Hasil dari pengujian
pada tikus diabetes yang diinduksi alloxan perlakuan pemberian suplemen cincau hitam
melalui oral selama 4 minggu pada dosis 7,2 mg/200 BB dan 21,6 mg/200 g BB
menunjukkan efek hipoglikemik yaitu dapat menurunkan kadar gula darah. Efek
hipoglikemik perlakuan suplemen dosis 21,6 mg/200 g BB bahkan tidak berbeda dengan
perlakuan obat diabetes glibenklamid yaitu sebesar 53,6%. Hasil histopatologi dengan
pewarnaan HE perlakuan suplemen dosis dosis 21,6 mg/200 g BB selama 4 minggu
menunjukkan secara signifikan dapat memperbaiki kerusakan morfologi pulau Langerhans
pangkreas karena induksi alloxan.
Kata kunci : Suplemen cincau hitam (Mesona palustris BL), Efek hipoglikemik, induksi
alloxan
ABSTRAC
Blak cincau or black grass jelly (Mesona palustris BL) is a traditional beverage, believed to
have a medicinal function in Indonesia. Black cincau usually consumed in the form of gels
or drinks. In this study, black cincau is extracted and made into a powder supplement
products practical use. The results showed of black cincau powder supplements including
products with potent antioxidant activity (IC50 = 69 041 ± 2.89 ppm). This investigation
evaluated hypoglycemic effect of Supplements of black cincau with dose of 7,2 mg/200 g
body weight (bw) and 21,6 mg/200 g bw were administered orally to the diabetes mellitus
induced alloxan rats (DMIA rats) for 4 weeks. Treatment with supplements of black cincau
resulted in a significant reduction in blood glucose. Hypoglycemic effect dose of 21,6
mg/200 g bw which 53.65% is not significantly different from the treatment of the diabetes
drug glibenclamide at dose of 0,135 mg/200 g bw. The results of histopathology with HE
staining showed that treatment of black cincau supplement dose of 21.6 mg / 200 g bw/day
for 4 weeks were able to repair the damage morphology of pancreatic islets of Langerhans
alloxan induced significantly.
Keyword : Suplement of black cincau (Mesona palustris BL), Effec hypoglycemic, alloxan
induced
1
I.
PENDAHULUAN
Diabetes mellitus (DM) telah
dikategorikan sebagai penyakit global oleh
WHO, dengan jumlah penderita di dunia
meningkat dari 171 juta jiwa pada tahun
2000 menjadi 366 juta jiwa pada tahun
2030 (1). Menurut data statistik dari studi
Global Burden of Disease WHO tahun
2004, Indonesia menempati peringkat
pertama di Asia Tenggara, dengan
prevalensi penderita DM sebanyak
8.426.000 jiwa di tahun 2000 dan
diproyeksi meningkat 2,5 kali lipat pada
tahun 2030 (2).
DM merupakan kondisi dimana
konsentrasi
glukosa
dalam
darah
meningkat (hiperglikemia) akibat tubuh
kekurangan insulin atau fungsi insulin
tidak lagi efektif (resitensi insulin).
Resistensi insulin dapat disebabkan karena
terjadinya stres oksidatif, yaitu merupakan
keadaan tidak seimbang antara radikal
bebas dan sistem antioksidan. Stres
oksidatif mengurangi sensitifitas terhadap
insulin sehingga terjadilah resistensi
insulin ( 3, 4 ).
Sejauh ini penggunaan insulin serta
obat kimiawi seperti glibenklamid sebagai
jalur pengobatan DM, sering memberatkan
pasien karena harga sediaan obat yang
tergolong mahal. Selain itu pengobatan
kimia dapat memberikan efek samping
seperti mual, diare, hipersekresi asam
lambung, vertigo, hipertiroidisme dan lain
sebagainya (5). Dalam perkembangan
penanganan DM, salah satunya adalah
dengan pemanfaatan herbal yang bersifat
antioksidan (6).
Cincau hitam (Mesona palustris BL)
merupakan bahan pangan tradisional yang
mengandung antioksidan yang secara
empiris
telah
dimanfaatkan
untuk
kesehatan. Beberapa komponen aktif
cincau hitam yang memiliki nilai
fungsional di antaranya flavonoid,
polifenol, glikosida saponin, terpenoid dan
steroid (7, 8). Berdasarkan hasil penelitian,
ekstrak Hsian-tsao sejenis cincau hitam
(Mesona procumbens Hemsl) di China
memiliki khasiat terhadap kerusakan DNA
limfosit yang dipapar hidrogen peroksida
dan iradiasi ultraviolet (9), sebagai
antimutagenik (10), serta protektif
terhadap renal (ginjal) pada tikus diabetes
(11) Yang et al.,2008). Penelitian ekstrak
cincau hitam (Mesona palustris BL)
Indonesia atau biasa disebut janggelan
juga telah dilakukan terbukti bersifat
sebagai imunomodulator dan kemopreventif terhadap kanker (12).
Cincau hitam secara empiris juga
diyakini berkhasiat untuk menurunkan
kadar gula darah pada orang yang
menderita diabetes (13). Penelitian ini
adalah untuk membuat produk suplemen
dari ekstrak cincau hitam karena lebih
praktis penggunaannya sekaligus menguji
khasiatnya terhadap penurunan kadar gula
darah pada tikus Wistar yang diinduksi
alloxan.
II.
METODA PENELITIAN
Bahan Penelitian
Bahan utama dalam penelitian ini
adalah simplisia cincau hitam (Mesona
palustris BL) yang diperoleh dari petani di
daerah Magetan Jawa Timur. Bahan kimia
yaitu etanol 70%, etanol 96%, Na2CO3,
Folin Ciocalteau, reagen 1,1-diphenyl-2pycril-hidrazil (DPPH), Alloxan [ 5,6dioxy-uracyl] tetrahydrate [Sigma Co]
untuk induksi diabetes. obat diabetes
glibenklamid, glucose kit (Glucose
Oxidase),
Hewan yang digunakan pada
penelitian ini adalah tikus putih (Rattus
norvegicus) jenis Wistar jantan berat 200300 gram usia 2-3 bulan. Bahan untuk
pakan tikus mengacu pada American
Institute of Nutrition (AIN 1993) yaitu
kasein, pati jagung, minyak jagung dan
sukrosa, campuran mineral (AIN 93 G)
dan campuran vitamin (AIN 93 VX) [
ICN, Biomedical ICA, USA] untuk tikus.
2
Peralatan
Alat yang digunakan dalam
pembuatan suplemen cincau hitam adalah
timbangan analitik, blender kering, panci,
kompor, kain saring, alat press hidrolik,
rotary evaporator dan oven kering. Alat
yang digunakan untuk analisa kimia
suplemen yaitu: timbangan analitik, tabung
reaksi, pipet ukur ukuran 1 ml, 5 ml dan 10
ml, vortex, labu ukur 10 ml, kuvet dan
spektrofotometer.
Alat untuk pemeliharaan tikus yaitu
bak plastik berukuran 45 cm x 35,5 cm x
14,5 cm, botol air, timbangan tikus, serta
jarum suntik dan jarum sonde. Alat untuk
membuat
ransum
makanan
tikus:
timbangan, neraca analitik, baskom
plastik, oven kering, pengaduk, penggiling
pakan serta gelas ukur. Alat yang
digunakan untuk pengujian kadar gula
darah hewan coba: tabung reaksi, rak
tabung, mikropipet 1 μl dan mikropipet 10
μl,
mikrotube,
sentrifuge
dingin,
spektrofotometer, vortex, kuvet serta
hematocrite.
Pembuatan Suplemen Ekstrak Cincau
Hitam
5% (b/v). Pengeringan menggunakan oven
bersuhu 50°C selama 48 jam sehingga
akan diperoleh serbuk kering ekstrak
cincau hitam atau produk suplemen cincau
hitam.
Analisis Total Fenol
Kadar senyawa total fenol dalam
sampel ditentukan dengan pereaksi FolinCiocalteau (15). Sebanyak 1 mg sampel
dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan
dilarutkan ke dalam 7 ml aquades.
Selanjutnya
secara
berturut-turut
ditambahkan 0,5 ml Folin Ciocalteau 50%
(v/v) dan diamkan selama 5 menit.
Selanjutnya ditambahkan 1 ml larutan
Na2CO3 5% (b/v). Sampel kemudian divortex dan dan didiamkan selama 1 jam
dalam ruang tertutup (gelap), selanjutnya
dimasukkan ke dalam kuvet dan diukur
menggunakan spektrofotometer dengan 
= 725 nm. Blanko dilakukan dengan
mengganti sampel dengan aquades. Total
fenol diukur berdasarkan nilai absorbansi
dan persamaan regresi linier menggunakan
kurva standar asam kafeat. Hasil yang
diperoleh berupa satuan ppm.
Aktivitas Antioksidan ( IC50 )
Simplisia cincau hitam dihancurkan
dalam blender kering dengan kecepatan
sedang selama 2 menit. Selanjutnya
simplisia di timbang. Proses ekstraksi
simplisia
dengan
pelarut
etanol
perbandingan 1 : 20 dengan metode
maserasi suhu 27°C, selama 3x24 jam
(14). Penyaringan ekstrak cincau hitam
dengan menggunakan kertas saring.
Pemekatan
dilakukan
dengan
menggunakan rotary evaporator (suhu
50°C selama 7 jam). Proses pemekatan
bertujuan untuk memperkecil volume
ekstrak sehingga diperoleh ekstrak pekat
(20% (v/v) sehingga mudah untuk
dikeringkan menjadi produk bubuk dan
untuk keperluan analisa. Ekstrak cincau
hitam yang sudah mengalami proses
pemekatan hingga 20% volume awal,
selanjutnya ditambahkan dengan dekstrin
Aktivitas
antioksidan
dengan
metode DPPH (16). Sebanyak 10 mg
sampel ditimbang. Sampel ditambah
aquades sebanyak 100 ml dikocok hingga
homogen. Dibuat seri pengenceran
20,40,60,80 dan 100 ppm menggunakan
etanol 96% sebanyak 10 ml. Larutan yang
sudah diencerkan diambil 4 ml dan
ditambah 0,2 mM larutan 1,1-diphenyl-2pycrilhidrazil (DPPH) dalam etanol 96%
sebanyak 1 ml. Diamkan 30 menit,
kemudian diukur absorbansinya dengan 
=517 nm Dihitung kapasitas antioksidan.
Aktiv.Antioksidan=abs,kontrol–abs.sampel x100%
absorbansi Kontrol
Nilai konsentrasi sampel dari
masing-masing larutan serta hambatan
radikal bebas (% inhibisi) diplot masing3
masing pada sumbu x dan y pada
persamaan regresi linear. Nilai IC50
menyatakan bahwa konsentrasi larutan
yang dibutuhkan untuk mereduksi radikal
bebas DPPH sebesar 50%.
Pengujian in vivo Effek hipoglikemik
Tikus Wistar jantan sebanyak 25
ekor dengan berat 200-300 g dibagi secara
acak menjadi 5 kelompok. Masing-masing
kelompok 5 ekor tikus. Tikus dipelihara
dalam kandang individual dengan suhu
dijaga ± 25°C. Pemberian pakan standar
AIN dan minum dilakukan secara ad
libitum. Setelah proses adaptasi selama 7
hari, 4 kelompok tikus diinduksi aloxan
dosis 80 mg/kg BB tikus (17). Tiga hari
kemudian, kadar glukosa darah tikus
diukur menggunakan metode GOD-PAP
(pre-test). Tikus dianggap mengalami
diabetes apabila kadar glukosa darah
mencapai >126 mg/dl. Perlakuan jumlah
hewan coba dalam penelitian ini telah
melalui uji “Ethical Clearence” di depan
komisi Etik Penelitian LSIH Universitas
Brawijaya dan dinyatakan Laik Etik.
Kelompok Perlakuan menggunakan
Rancangan Tersarang (Nested Design,
yaitu:
Faktor A yaitu perlakuan tikus, dimana:
A1 : kelompok tikus normal dengan
perlakuan
aquades (kontrol
negatif)
A2 : kelompok tikus diabetes tanpa
pemberian suplemen cincau hitam
(kontrol positif)
A3 : kelompok tikus diabetes dengan
perlakuan obat glibenklamid dosis
0,135 mg/200 g BB tikus
A4 : kelompok tikus diabetes yang diberi
suplemen cincau hitam dosis 7,2
mg/200 g BB tikus (dosis I)
A5 : kelompok tikus diabetes yang
diberi suplemen cincau ekstrak
etanol dosis 21.6 mg/200 g BB tikus
(dosis II)
Faktor B yaitu waktu pengambilan darah
B1 = Waktu pengambilan darah 3 hari stlh
induksi aloksan (minggu ke-0)
B2 = Wku pengambilan darah mnggu ke-1
B3 = Wkt pengambilan darah mnggu ke-2
B4 = Wkt pengambilan darah mnggu ke-3
B5 = wakt pengambilan darah mnggu ke-4
Selanjutnya, setiap minggu tikus
ditimbang dan diambil darahnya untuk
mengetahui
kadar
glukosa
darah.
Pengamatan
kadar
glukosa
darah
dilakukan selama 4 minggu.
Penentuan Besar Dosis Perlakuan
Perhitungan dosis yang digunakan
untuk tikus dengan berat 200 g, ditentukan
dari dosis pada manusia denga berat 70 kg,
(konversi adalah 0,018 kali (18). Dengan
demikian:
 Dosis suplemen untuk manusia dalam
sehari 1 suplemen (untuk pencegahan)
dan 3 x sehari (untuk pengobatan)
 Asumsi berat 1 kapsul suplemen = 400
mg
 Maka diperoleh dosis I untuk tikus:
400 mg x 0,018 = 7.2 mg/200 g BB
tikus/hari
 Dosis II 7.2 mg/200 g BB tikus x 3 =
21.6 mg/200 g BB/hari
Tikus diabetes setiap hari diberi
perlakuan Suplemen ekstrak cincau hitam
sesuai dosis masing-masing kelompok
dengan di sonde (oral) sebanyak 2 ml.
Analisa Glukosa Darah Metode GODPAP.
Kadar glukosa darah ditetapkan
secara enzimatik dengan pereaksi GOD
PAP (Glucose Oxidase Phenol 4Aminoantipyrine) dari Diasys. Analisa
glukosa darah pada tikus dilakukan setelah
tikus dipuasakan selama 12 jam. Setelah
12 jam dipuasakan, darah tikus diambil
secara retro melalui sinus orbitalis
menggunakan pipa kapiler hematokrit.
Setelah itu, darah di sentrifuge selama 15
menit dengan kecepatan 4000 rpm dan
diambil 10 μl sampel. Sampel kemudian
ditambahkan dengan 1000 μl reagen untuk
selanjutnya divortex dan diinkubasi pada
4
suhu 20-25oC selama 20 menit. Tahapan
selanjutnya adalah membaca absorbansi
sampel menggunakan spektro-fotometer
dengan panjang gelombang 500 nm. Kadar
glukosa darah dihitung menggunakan
rumus :
Kadar Glukosa = Abs. Sampel x konsentrasi standar
(mg/dl)
Abs. Standar
(100 mg/dl)
Pengujian
Pankreas
Hispatologi
Sel
Beta
Pengujian terhadap hispatologi sel
beta pankreas dilakukan dengan sayatan
sepanjang torak sampai pubis. Jaringan
pankreas diambil dan dimasukkan ke
dalam pot berlabel yang berisi larutan
formalin, dilakukan pembuatan sediaan
preparat dengan pewarnaan Hematoksilin
Eosin (H.E). Untuk menghitungan sel beta
pankreas dilakukan per lapang pandang
pada pembesaran 400 x. Pengamatan
terhadap sel beta pankreas
adalah
menghitung rata-rata jumlah sel beta
pankreas (buah), yang dihitung dari 10
Pulau Langerhans per sediaan.
Analisa Data Statistik
Data dianalisa dengan analisis
ragam dengan menggunakan Analysis of
Varian
(ANOVA)
dengan
selang
kepercayaan 1%, untuk mengetahui
apakah terdapat pengaruh pada tiap
perlakuan. Apabila hasil uji menunjukkan
terdapat beda sangat nyata pada interaksi
kedua perlakuan, maka dilanjutkan dengan
uji lanjut DMRT Duncan’s Multiple Range
Test) dengan selang kepercayaan 1%.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Serbuk Suplemen Cincau Hitam
Tabel 1. Hasil Analisis Produk Suplemen
Cincau Hitam
Analisis
Hasil
Kadar Air (%)
6.028 ± 0.23
Total Fenol (ppm)
100.330 ± 14.61
IC 50 (ppm)
69.041 ± 2.89
Inhibition concentration (IC50)
dapat didefinisikan sebagai konsentrasi
larutan sampel yang akan menyebabkan
reduksi terhadap aktivitas DPPH sebesar
50%. Semakin kecil nilai IC50 berarti
aktivitas antioksidannya semakin tinggi.
Nilai IC50 yang dihasilkan pada produk
suplemen cincau hitam berkisar antara 50 100 ppm yang dikategorikan sebagai
antioksidan
kuat.
Senyawa
fenol
berkontribusi terhadap aktifitas antioksidan, senyawa fenol dikenal sebagai
antioksidan alami karena memiliki properti
penangkap radikal yang menghasilkan
aktivitas antioksidan (19).
Uji Efek Hipoglikemik
Tabel 2. Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar Diabetes Akibat Perlakuan
Suplemen Cincau Hitam selama pengamatan 4 Minggu
Perlakuan
Kontrol Negatif
Kontrol Positif
Dosis 1
Dosis 2
Obat Glibenclamid
Minggu 0
Minggu 1
Minggu 2
Minggu 3
Minggu 4
(mg/dL)
75.79±0.70
218.31±9.97
212.91±13.89
229.07±46.39
210.00±11.01
(mg/dL)
76.79±1.02
222.38±8.62 a
170.71±3.94 b
167.06±3.39 b
146.03±3.01 c
(mg/dL)
79.26±1.04
229.09±5.37 a
156.33±4.42 b
151.75±3.14 b
136.06±6.36 c
(mg/dL)
79.85±0.97
228.31±5.76 a
139.04±3.28 b
125.69±2.70 b
110.02±4.75 c
(mg/dL)
80.51±0.82
230.72±5.27 a
116.86±3.86 b
103.49±2.75 c
95.08±2.98 c
Pengukuran kadar glukosa darah
merupakan salah satu parameter penting
untuk menilai metabolism karbohidrat
Penurunan
KGD (%)
-6.241 ±1.396
-5.768 ±2.520 a
44.990 ±2.855 b
53.659 ±7.740 c
54.613 ±3.071 c
yang terganggu pada penyakitdiabetes.
Kelompok kontrol negative ( tikus diabetes
tanpa perlakuan suplemen) selama
5
pengamatan 4 minggu tidak terjadi
perubahan kadar gula darahnya, tetap
tinggi bahkan cenderung naik. Sedangkan
tikus diabetes kelompok perlakuan dengan
dosis 1 maupun dosis 2 mengalami
penurunan kadar gula darahnya selama
pengamatan 4 minggu.
Penurunan kadar gula darah pada
tikus wistar diabetes yang diinduksi
aloksan mengalami penurunan hingga
53.65% akibat pemberian suplemen cincau
hitam dosis 2. Bahkan, penurunan kadar
gula darah akibat perlakuan suplemen
cincau hitam dosis 2 ini tidak berbeda
nyata dengan kontrol obat glibenklamid
setelah diuji lanjut menggunakan uji
DMRT dengan α =1%.
Hal ini
menandakan bahwa pemberian obat
komersial memiliki efek yang sama
terhadap penurunan kadar gula darah tikus
dengan suplemen cincau hitam dosis 2. Ini
berarti suplemen cincau hitam dosis 2
dapat menggantikan obat glibenklamid
dalam menurunkan kadar glukosa darah
pada penderita diabetes.
Ekstrak cincau hitam mengandung
senyawa bioaktif polifenol, flavonoid dan
tannin sehingga dapat bersifat antioksidan
(12).
Flavonoid
diduga
dapat
meningkatkan aktivitas antioksidan dengan
meningkatkan enzim antioksidan seluler
seperti
SOD,
katalase,
glutation
peroksidase
yang
berperan
dalam
mencegah kerusakan DNA sel β pankreas
yang diinduksi aloksan (20).
Flavonoid
bersifat
protektif
terhadap kerusakan sel β sebagai penghasil
insulin
serta
dapat
meningkatkan
sensitivitas insulin (21). Mekanisme lain
adalah kemampuan flavonoid dalam
menghambat GLUT 2 mukosa usus
sehingga dapat menurunkan absorbsi
glukosa (22 dan 23). Selain itu, flavonoid
dapat
menghambat
fosfodiesterase
sehingga dapat menyebabkan sekresi
insulin oleh sel beta pankreas (24).
Sedangkan peran polifenol sebagai
antioksidan diduga mampu melindungi sel
beta pankreas dari efek toksik radikal
bebas yang diproduksi dibawah kondisi
hiperglikemiakronis
Pengamatan Hispatologi Pankreas pada
Tikus Percobaan
Pengamatan hispatologi pankreas pada
tikus
percobaan
dilakukan
untuk
mengetahui pengaruh perlakuan suplemen
cincau hitam
dan obat glibenklamid
terhadap pemulihan fungsi pankreas akibat
induksi aloksan. Hasil pengamatan
hispatologi pankreas tikus dapat dilihat
pada Gambar 1 - 5.
Pada kelompok tikus normal atau
kontrol negatif (gambar 1) tampak tidak
terjadi nekrosis dan terlihat inti sel
(berwarna ungu pada preparat) sangat
padat serta tidak terdapat sel-sel yang
mengalami
edema
(pembengkakan)
sehingga mengindikasikan bahwa islet
Langerhans dalam keadaan normal (tidak
terjadi kerusakan).
Gbr 1. Histopatologi Pangkreas Tikus
perlakuan Kontrol Negatif ( 400x)
Gbr 2. Histopatologi Pangkreas Tikus
Perlakuan Kontrol Positif (400x)
( Tikus Diabetes)
6
Pankreas tikus diabetes yang diinduksi
aloksan (gambar 2) tampak terjadi nekrosis
dan degenerasi sel yang cukup parah,
dimana banyak terdapat ruang kosong
pada pulau Langerhans. Terjadinya
nekrosis dan degenerasi sel pada kelompok
diabetes disebabkan oleh adanya induksi
alloxan pada tubuh tikus yang merupakan
radikal bebas yang dapat merusak
biomakromolekul seperti lipid, fosfolipid,
dan
karbohidrat
yang
merupakan
komponen dinding sel, serta DNA yang
berada dalam inti sel. Aktivitas radikal
bebas tersebut akan menyebabkan dinding
sel menjadi rusak dan mengalami
degenerasi hingga nekrosis dengan
sitoplasma yang pucat dan inti sel yang
rusak (25). Kerusakan sel beta pancreas
ditandai dengan perubahan progresif pada
pulau Langerhans, termasuk perubahan
deplesi atau berkurangnya sekretori granul
insulin pada sel beta pankreas, lepasnya
pertautan sel pulau Langerhans, dan
pergantian sel-sel eksokrin oleh jaringan
ikat,fibrosis (26).
Pada Gambar 3 dan 4 memperlihatkan
pulau
Langerhans
secara
mikroskopis terdapat perbedaan efek yang
ditimbulkan akibat perlakuan yang
diberikan. Hasil hispatologi pankreas
kelompok diabetes dengan perlakuan
suplemen cincau hitam menunjukan
kondisi pankreas dan pulau Langerhans
sudah mendekati normal. Menunjukan
terjadinya regenerasi sel di dalam pulau
Langerhans dan berkurangnya ruang
kosong akibat nekrosis sel.
Kondisi pulau Langerhans semakin
membaik dan bentuk sel mulai utuh diduga
karena adanya senyawa bioaktif yaitu
flavonoid dan polifenol (22). Senyawa
bioaktif tersebut dapat bertindak sebagai
antioksidan. Aktivitas antioksidan yang
dimiliki oleh suplemen cincau hitam
tergolong tinggi
(IC50 = 69,04 ppm),
sehingga mampu memperbaiki sel beta
pankreas yang rusak. Antioksidan terlibat
dalam proses perbaikan sel yang rusak
yang diakibatkan oleh adanya radikal
bebas, dengan adanya antioksidan yang
berfungsi sebagai agen penurun dan
menurunkan oksidator sebelum merusak
sel sehingga kerusakan sel dapat dikurangi
(27).
Gbr 3. Histopatologi Pangkreas Tikus
Perlakuan Suplemen Cincau Hitam
Dosis 7,2 mg/200 g BB (400x)
Gbr 4. Histopatologi Pangkreas Tikus
Perlakuan Suplemen Cincau Hitam
Dosis 21,6 mg/200 g BB (400x)
Gbr. 5. Histopatologi Pangkreas Tikus
Perlakuan Obat Glibenklamid
dosis 0,135 mg/200 g BB (400 x)
7
Hasil hispatologi pankreas dosis 2
lebih baik jika dibandingkan dengan dosis
1 dimana terlihat bahwa pada dosis 2
terlihat sel-sel didalam pulau Langerhans
mulai rapat mendekati ciri-ciri pankreas
tikus normal. Hal ini dikarenakan dengan
meningkatnya dosis maka jumlah senyawa
biaoktif yang terdapat dalam suplemen
cincau hitam juga meningkat.
Hispatologi pankreas pada kelompok
perlakuan
diabetes
dengan
obat
glibenklamid 0,135 mg/ 200g BB (Gambar
5) masih menunjukan adanya nekrosis sel
yang ditandai dengan adanya ruang kosong
di dalam pulau Langerhans, meskipun selsel di dalamnya sudah utuh. Glibenklamid
sebagai obat tidak menunjukan perubahan
morfologi pankreas yang signifikan seperti
pada perlakuan kelompok diabetes dengan
perlakuan suplemen cincau hitam. Hal ini
dikarenakan pada glibenklamid hanya
untuk memperbaiki fungsi sel yang
memproduksi
insulin
tetapi
tidak
memperbaiki bentuk ataupun morfologi
pulau Langerhans yang mengandung selsel beta pancreas (28).
V. KESIMPULAN
1. Serbuk
Suplemen Cincau Hitam
dengan IC 50 = 69.041 ± 2.89 ppm,
tergolong bersifat antioksidan kuat.
2. Suplemen Cincau Hitam dosis 1 (7,2
mg/200 BB tikus) dan dosis 2 (21,6
mg/200 BB tikus) bersifat hipoglikemik
dapat menurunkan kadar gula darah
tikus diabetes yang diinduksi alloxan.
3. Perlakuan Suplemen Cincau Hitam
dosis 2 (21,6 mg/200 BB tikus) efek
hipoglihemiknya 53,659 ± 7,749 %
tidak berbeda nyata dengan obat
diabetes glibenklamid.
4. Perlakuan Suplemen Cincau Hitam
dosis 1 dan 2 dapat mempengaruhi
hispatologi pulau langerhans sel
pankreas secara kualitatif pada tikus
diabetes yang diinduksi aloksan. Hasil
hispatologi dengan pewarnaan HE
menunjukan bahwa suplemen cincau
hitam dosis 2 (21,6 mg/200g BB tikus)
mampu memperbaiki kerusakan akibat
aloksan secara signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
(1) Wild, S., G. Roglic, A. Green, R.
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Sicree, and H. King. Global
Prevalence of Diabetes Estimates for
the Year 2000 and Projections for
2030. Diabetes Care. 2004 ; 27 (5):
1047-1053
World Health Organization. Country
and Regional Data : World. 2009.
Dilihat
10
Sept
2013.
http://www.who.int/
diabetes/facts/
world.html
Evans, J. Oxidative Stress and StressActivated Signaling Pathways: A
Unifying Hypothesis of Type 2
Diabetes. Endocrine Reviews. 2002;
23 (5):599–622
Oprescu, A. Free Fatty Acid–Induced
Reduction in Glucose-Stimulated
Insulin Secretion : Evidence for a Role
of Oxidative Stress In Vitro and In
Vivo. Diabetes Journal. 2007; 56:
2927–2937.
Tony H., B. Suharto. Insulin,
Glukagon dan Antidiabetik Oral.
Dalam: Sulistia G. Ganiswara.
Farmakologi dan Terapi. 2005; Edisi
4.pp: 467-81
Baynes, J.W. Role of Oxidative Stress
in Diabetic Complications. A new
perspective on an old paradigm.
Diabetes. 2003; 48:1-9
Hung CY, and Yen GC. Extraction
and Identification of Antioxidative
Components of Hsian- tsao (Mesona
Procumbens Hemsl). LebensimittleWissenschaft und-Technologie.2001;
34, 306-311.
Widyaningsih, T.D., Potential black
cincau (Mesona palustris BL) as
functional
food
ingredients
is
imunomodulator.
Seminar
of
Proceeding of the Local Food. LIPI.
Yogyakarta. 2010.
Yen G.C, Hung C.Y, and Hsieh CL.
Protective effect of extracts of Mesona
8
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
procumbens Hemsl. on DNA damage
in human lymphocytes exposed to
hydrogen
peroxide
and
UV
irradiation. Food Chem Toxicol. 2000;
38:747-754.
Yen, G.C., P.D. Duh and Hung C.Y.
Contibutions of Major Components to
the Antimutagenic Effect of Hsiantsao (Mesona procumbens Hemsl).
J.Agric.Food Chem.2001; 49:50005004
Yeh, C.T., W.H. Huang, and G. C.
Yen. Antihypertensive Effects of
Hsian-Tsao and Its Active Compound
In Spontaneously Hypertensive Rats.
Science Direct Journal of Nutritional
Biochemistry2008; 001-010
Widyaningsih, T., D. Sukardiman,
A.P. Djoko and Darmanto.W.
Immunomodulatory effects of the
water extract of black cincau (Mesona
palustris BL) against Interferon
gamma
expression,
immunosurveillance activation and apoptosis
on
benzo
(a)
pyrene-induced
fibrosarcoma carcinogenesis in mice.
J. Technol. Food Ind. 2012; 23(1): 2935
Widyaningsih, T.D. Olahan Cincau
Hitam. Trubus Agrisarana. Surabaya.
2007.
Hung CY, and Yen GC. Antioxidant
activity of phenolic compounds
isolated from Mesona procumbens
Hemsl. J Agric Food Chem. 2002 ;50:
2993-2997.
Andarwulan, N. and Shetty, K..
Stimulation of Novel Phenolic
Metabolite, Epoxy-Psuedoisoeugenol(2 Methylbutyrate) [EPB], in Transformed Anise (Pimpinella Anisum L.)
Root Cultures by Fish Protein Hydrolysates. J.Food Biotechnology. 2000;
14:1-20.
Hatano T., Edamatsu R., Hiramitsu
M., Mori A., Fujita Y., Yasuhara T.,
Yoshida T., and Okuda T. Effect of
the Interaction of Tannins with CoExisting Substances. VI. Effect of
Tannins and Related Polyphenols on
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
Superoxide Anion Radical and on 1,1Diphenyl-2-Picrylhidrazil
Radical..
J.Chem. Pharm. Bull. 1989 ; 37:201621.
Rachmadani, A.D., dan T. Estiasih.
Beras Analog Berbasis Umbi Garut
(Maranta Arundinaceae L) dan
Alginat Sebagai Pangan Berkhasiat
Obat (Medicinal Foods) yang
Diujikan pada Tikus Hiperglikemik.
Skripsi.Univ. Brawijaya; Malang
2010.
Kusumawati D. Bersahabat dengan
hewan coba. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta. 2004.
Masuda, T., J. Isobe, A. Jitoe and N.
Nakatani. Antioxidative Curcuminoids
from
Rhizomes
of
Curcuma
xanthorrhiza. Phyto- chemistry 1992;
31 (10): 3645-3647
Mycek M. J., Harvey R. A.,Champe P.
C. Insulin dan obat-obat Hipoglikemik
Oral. Edisi 2. Penerjemah: Azwar
Agoes. Jakarta: Widya Medika. 2001.
Kaneto H, Kajimoto Y, Miyagawa J,
Matsuoka T, Fujitani Y, Umayahara
Y, Hanafusa T, Matsuzawa Y,
Yamasaki Y & Hori M. Beneficial
effects of antioxidants in diabetes:
possible protection of pancreatic betacells
against
glucose
toxicity.
Diabetes. 1999 ; 48 2398–2406.
Jian Song, Oran K, Shenglin C,
Rushad D, Peter E, Jae B. P and Mark
L. Membrane Transport Structure
Function and Biogenesis: Flavonoid
inhibition of SVCT1 and GLUT2,
intestinal transporters for vitamin C
and glucose. J. Biol. Chem. published
online. 2002.
Kwon O, Eck p., Chen S., Corpe
C.P.,
Lee J.Y. Kruhlak M. and
Levine M. Inhibition of Interstinal
Glucose Transporter GLUT2 by
Flavonoids. Journal of FASEB, 2007;
5. (21): 336-377.
Yamada S, Komatsu M, Sato Y,
Yamauchi K, Kojima I, Aizawa T,
Hashizume K. Time Dependent
9
Stimulation Of Insulin Exocytosis By
3',5'-CyclicAdenosine Monophosphate
In The Rat
Islet Beta-Cell.
Endocrinology. 2002; 143: 42034209,
(25)Lenzen, S. The Mechanisms of
Alloxan and Streptozotocin- Induced
Diabetes. Diabetologia. 2008; 51,
216-226
(26)Diani, A.R, G.Sawada, B. Wyse,
F.T.Murray and M.Khan. Pioglitazone
Preserves Pancreatic Islet Structure
and Insulin Secretory Function In
Three Murine Models Of Type 2
Diabetes. Am. J. Physiol. Endocrinol.
Metab. 2004; 286 : 116- 122
(27)Winarsi H. Antioksidan Alami dan
Radikal bebas. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta. 2007.
(28)Suherman, Suharti K. Insulin dan
Antidiabetik Oral. Dalam Gunawan R.
Setiabudy,
Nafrialdi,
Elysabeth
Farmakologi dan Terapi. Jakarta.
Departemen
Farmakologi
dan
Terapeutik
Fakultas
Kedoktersn
Universitas Indonesia. 2007.
10
Download