TEKNIK PERMAINAN EDUKATIF DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA SISWA SD KELAS V JURNAL Oleh DWI SULISTYANINGSIH NIM K3109028 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 1 TEKNIK PERMAINAN EDUKATIF DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA SISWA SD KELAS V Dwi Sulistyaningsih dan Tutu Hardjajani Program Studi Bimbingan dan Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Sebelas Maret ABSTRACT DWI SULISTYANINGSIH. EDUCATIONAL GAME TECHNIQUE TO INCREASE THE INTERPERSONAL COMMUNICATION SKILL STUDENTS ON GRADE V IN SD N 02 PAPAHAN. Thesis, Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University. December 2013. The purpose of this research is to know about the evectiveness of the educational game technique to incrase students interpersonal communication. Skill on grade V in SD N 02 Papahan academic year 2013/2014. This research is experimental design with one group pretest-posttes design. The subject of this study are grade V students in SD N Papahan academic year 20/2014. Sampling technique which is used “Total Sampling Technique”, in SD N 02 Papahan at grade V which consist of 34 students. Firstly the experiment subject is delivered by pre-test, then the treatment through game is delivered in 5 times. After the treatment have done, experimental subject did the post test to know the raising of the interpersonal communication skill. Data analysis on this study use SPSS 16 with using T test formula. Analysis result showed that score t count 10,7237 > t table 2, 042 with significancy score 0,000<0,005, so it can concluded that the hypothesis “The Educational Game Technique efective to incrase the interpersonal communication at grade V student in SD N 02 Papahan academic year 2013/2014” the truth can be accepted. Keywords : Educational game, communication skill 2 A. PENDAHULUAN Anak usia SD adalah anak yang lingkungan keluarga dan mulai berusia antara 6-12 tahun. Menurut memasuki kelompok sebaya, selain Freud (dalam Sumadi Suryabrata, itu anak-anak juga dituntut untuk 2008: 149) anak usia SD berada pada bisa fase latent dimana pada fase ini kecakapan dasar dalam pendidikan dorongan dinamis itu seolah latent, sekolah dasar sehingga anak pada fase ini secara majunya kebudayaan relatif lebih mudah dididik daripada maka kecakapan-kecakapan mental fase-fase maupun sebelumnya dan mengembangkan fisik kecakapan- karena semakin masyarakat pada anak-anak sesudahnya. Tugas perkembangan diharapkan akan semakin maju pula. anak Dalam memasuki kelompok teman usia 6-12 tahun menurut Havigurst (dalam Ki Fudyartanta, sebaya 2012) kecakapan-kecakapan dasar dalam yaitu: 1) mempelajari dan untuk mendapatkan keterampilan fisik untuk permainan, pendidikan 2) membangun sikap yang sehat interaksi, dan interaksi dapat terjadi terhadap apabila ada sebuah komunikasi. Usia diri sendiri, 3) diperlukan menyesuaikan diri dengan teman sekolah sebaya, 4) berperan sosial sebagai berkembang pesatnya kemampuan pria atau wanita, 5) mengembangkan mengenal keterampilan perbendaharan kata (perkembangan menulis dan mengembangkan dasar membaca, berhitung, 6) dasar sebuah merupakan dan masa menguasai bahasa). Menurut Wasimin (dalam pengertian- Evi Widya Surya Putri 2009) pengertian dalam kehidupan sehari- keterampilan berbahasa antara lain hari, 7) mengembangkan hati nurani, keterampilan berbicara, menyimak, moral dan tata tingkatan nilai, dan 8) membaca mencapai kebebasan pribadi. merupakan Dengan melihat tugas dengan dan menulis. sarana orang berkomunikasi lain 2009:39). bahwa pada usia sekolah dasar anak- bahwa melalui bahasa kita dapat mulai meninggalkan 3 ini (chasiyah, perkembangan tersebut menunjukkan anak Hal Bahasa menunjukkan berkomunikasi baik melalui bahasa menunjukkan bahwa dalam proses verbal maupun bahasa non verbal belajar terdapat proses komunikasi Onong Uchjana Effendy yang dilakukan oleh pengajar dan 11) menyatakan bahwa peserta didik, ini berarti bahwa “komunikasi pada hakikatnya adalah sekolah merupakan salah satu tempat proses penyampaian pikiran atau yang bisa digunakan untuk melatih perasaan keterampilan (2004: oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan).” Pikiran anak dalam berkomunikasi. yang Berdasarkan observasi dimaksud dalam pernyataan tersebut langsung ke lapangan yang telah berupa gagasan, informasi dan opini dilaksanakan kenyataannya masih yang muncul dari benak seseorang. banyak siswa SD N 02 Papahan yang Sedangkan perasaaan yang dimaksud keterampilan komunikasinya kurang berupa keyakinan, kepastian, keragu- sehingga perlu untuk ditingkatkan. raguan, kekhawatiran, kemarahan, Salah keberanian, kegairahan yang timbul digunakan dari diri seseorang. keterampilan Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan satu melalui menggunakan kelompok. layanan untuk yang meningkatkan komunikasi layanan Salah bisa adalah bimbingan satu teknik kata-kata yang dapat dimengerti dan bimbingan kelompok yang dapat dipahami oleh kedua belah pihak digunakan adalah teknik bermain. sehingga melalui komunikasi sikap Andang dan dapat berpendapat bahwa “ Permainan dipahami oleh pihak lain. Menurut edukatif adalah suatu kegiatan yang teori komunikasi Berlo (dalam Dewi sangat menyenangkan dan dapat Salma 2008:23) berupa cara atau alat pendidikan pengajar adalah pengirim pesan dan yang bersifat mendidik”. Melalui peserta didik adalah penerima pesan permainan dan umpan balik adalah respon beriteraksi dan berbincang, ini berarti peserta didik terhadap topik yang bahwa permainan edukatif dapat disampaikan oleh pengajar. Hal ini digunakan sebagai salah satu teknik perasaaan seseorang Prawiradilaga, 4 Ismail anak (2006:119) akan saling bimbingan kelompok dalam V di SD N 02 Papahan sebanyak 34 memberikan layanan Bimbingan dan siswa. Konseling di sekolah. Teknik Berdasarkan tersebut maka fenomena perlu pengumpulan data menggunakan angket keterampilan diadakan komunikasi. Pada penelitian penelitian yang berjudul “Teknik eksperimen terdapat tiga posedur Permainan yang Edukatif Meningkatkan Komunikasi dalam Keterampilan Antar Pribadi harus yaitu pemberian pretest, treatment dan pada pemberian posttest. Pretest atau tes siswa SD kelas V di SD N 02 awal Papahan penelitian Tahun dilakukan pelajaran 2013/2014”. diberikan dengan kepada subjek menggunakan anggket keterampilan komunikasi. Memberikan subjek B. METODE PENELITIAN Penelitian treatment dengan kepada memberikan yang dilakukan permainan edukatif. Posttest atau tes berjenis eksperimen dengan akhir merupakan tes yang dilakukan rancangan penelitian One Group setelah pemberian treatment pada Pretest-Posttest Design. Dalam subjek penelitian. penelitian eksperimen model One Group Pretest-Posttest Design ini C. HASIL DAN PEMBAHASAN digunakan satu kelompok subjek. Treatment berupa permainan Pertama-tama dilakukan pengukuran, edukatif yang dilaksanakan pada lalu siswa kelas V SD yang berjumlah 34 dikenakan kemudian perlakuan dilakukan dan pengukuran siswa untuk kedua kalinya. dilakukan dalam 5 kali pertemuan. Berdasarkan hasil skor Penelitian ini dilaksanakan pretest diperoleh mean sebesar 84,38 pada semester genap yaitu bulan dan standar deviasi sebesar Januari sampai bulan Desember 6,738 sedangkan mean posttest tahun pelajaran 2013/2014. Subjek sebesar 91,24 dan standar deviasi penelitian ini adalah siswa SD kelas sebesar 5,737. Berikut ini hasil 5 analisis deskripsi data skort pretest dan posttest. Tabel 1. Hasil analisis T Test Paired Samples Statistics Pair 1 Mean 91,24 84,38 Postest Pretest Selanjutnya melakukan adalah pengujian N Std. Error Mean ,984 1,155 Std. Deviation 5,737 6,738 34 34 dengan untuk posttest sebesar 0,405. Karena prasyarat harga signifikansi lebih dari 0,05 analisis. Uji normalitas data menjadi (0.405> prasyarat disimpulkan bahwa data posttest pokok dalam analisis parametrik karena data-data yang 0,05) maka dapat berdistribusi normal. akan dianalisis parametrik harus Pengujian Hipotesis dilakukan terdistribusi normal. Adapun uji untuk menguji diterima atau tidaknya normalitas data dalam penelitian ini pernyataan yang dikemukakan dalam menggunakan teknik Kolmogorov- perumusan Smirnov melalui SPSS 16 sehingga kerja). diperoleh harga sebesar 0,806 dan penelitian signifikansi (Asymp. Sig 2-tailed) Edukatif Efektif untuk Meningkatkan untuk pretest sebesar 0,535. Karena Keterampilan harga signifikansi lebih dari 0,05 ( Pribadi Siswa Kelas V di SD N 02 0.535> dapat Papahan. Pengujian hipotesis dalam pretest penelitian ini menggunakan teknik 0.05) disimpulkan maka bahwa data berdistribusi normal. Sedangkan normalitas rumus data Paireduntuk posttest Kolmogorov hipotesis Hipotesis ini ( hipotesis kerja adalah Permainan Komunikasi Samples t dalam test, Antar yang uji merupakan analisis untuk menguji dengan perbedaan 2 sampel berpasangan. Smirnov Berikut rangkuman hasil perhitungan diperoleh harga sebesar 0,891 dan T Test signifikansi (Asymp. Sig 2-Tailed) 6 Tabel 4.7 Hasil Perhitungan T Test Paired Samples Statistics Pair 1 Mean 91,24 84,38 Postest Pretest N 34 34 Std. Deviation 5,737 6,738 Std. Error Mean ,984 1,155 Pa ired Sa mples Correlations N Pair 1 Postest & Pretest 34 Correlation ,833 Sig. ,000 Pa ired Sa mples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Difference Std. Error Deviation Mean Lower Upper Mean Pair 1 Postest Pretest 6,853 Hasil analisis menunjukkan 3,727 ,639 nilai ๐ป0 ditolak 33 ,000 Hasil data penelitian yang telah dengan signifikansi sebesar 0,000 < maka 10,723 Sig. (2-tailed) kebenarannya. ๐กโ๐๐ก๐ข๐๐ sebesar 10,723> ๐ก๐ก๐๐๐๐ 2,042 0,05 8,153 df Pelajaran 2013/2014” dapat diterima tersebut bahwa 5,553 t bahwa dan diperoleh mengungkapkan keterampilan komunikasi ๐ป๐ diterima. Dengan demikian dapat dapat meningkat setelah diberikan disimpulkan bahwa hipotesis yang treatment. Peningkatan keterampilan peneliti bunyi: komunikasi yang dipengaruhi oleh “Teknik Permainan Edukatif Efektif pemberian layanan berupa permainan untuk Meningkatkan Keterampilan edukatif ini sesuai dengan tujuan dari Komunikasi Antar Pribadi Siswa permainan itu sendiri sebagaimana Kelas V di SD N 02 Papahan Tahun yang dikemukakan oleh Andang ajukan dengan 7 Ismail (2006:120) bahwa tujuan dari pikiran, perasaan, maupun dalam permainan edukatif adalah untuk memahami apa yang disampaikan mengembangkan oleh orang lain sehingga hubungan mengembangkan motorik, komunikasi, aspek mengembangkan fisik dapat terbina dan dapat saling aspek bertukar informasi, 2) pembentukan kepribadian, kelompok eksperimen menjadi 3 mengembangkan aspek sosial serta kelompok kecil menjadikan siswa mengembangkan kreativitas lebih mudah untuk beriteraksi dan emosi dan Hal ini juga sejalan dengan berdiskusi antar anggota kelompok, penelitian yang dilakukan oleh Puji 3) siswa melaksanakan 5 jenis Astuti permainan edukatif yang berbeda (2013) tentang efektifitas metode bermain peran meningkatkan komunikasi penelitian untuk sehingga keterampilan pada anak. tersebut dimungkinkan masing-masing untuk kelompok Hasil melaksanakan semua aspek yang membuktikan akan diteliti, 4) kesunggguhan dan bahwa metode bermain peran efektif keseriusan untuk meningkatkan keterampilan melaksanakan permainan edukatif komunikasi pada siswa. sehingga Peningkatan komunikasi keterampilan tersebut siswa pelaksanaan Selanjutnya perlakuan berupa pemberian layanan keterampilan bimbingan dipengaruhi permainan keterampilan edukatif. melalui peningkatan komunikasi pemberian yang peningkatan komunikasi yang karena adanya layanan melalui permainan edukatif sesuai dengan dipengaruhi oleh layanan bimbingan manfaat permainan kelompok sendiri, di melalui penelitian dapat berjalan dengan lancar. disebabkan kelompok dalam permainan edukatif antaranya: itu melalui edukatif tersebut disebabkan karena permainan edukatif siswa mampu 1) hal-hal sebagai berikut: 1) melalui mendemonstrasikan permainan edukatif siswa belajar mereka dihadapan teman-temannya, berkomunikasi dengan sesamanya 2) menyimpulkan arti pentingnya baik komunikasi dalam suatu kelompok, dalam hal mengemukakan 8 hasil karya 3) memahami proses komunikasi non 1. Berdasarkan hasil analisis selisih verbal, 4) menggambarkan pesan skor pretest-posttest di dapatkan yang disampaikan melalui suatu nilai ๐กโ๐๐ก๐ข๐๐ sebesar 10,723 > proses komunikasi, 5) menafsirkan ๐ก๐ก๐๐๐๐ sebesar 2.042 dengan nilai jawaban yang signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 Peningkatan maka ๐ป0 ditolak dan ๐ป๐ diterima. dari pesan disampaikan. keterampilan komunikasi melalui Dengan demikian hipotesis dalam permainan edukatif ini sesuai dengan penelitian ini diterima, maka manfaat dari permainan itu sendiri dapat diartikan bahwa terdapat sebagaimana yang dikemukakan oleh perbedaan Andang Ismail (2006:120) bahwa peningkatan tujuan komunikasi sebelum dan sesudah dari adalah permainan untuk edukatif mengembangkan motorik, aspek emosi keterampilan 2. Berdasarkan pengujian hipotesis mengembangkan dan signifikan diberi treatment. komunikasi, mengembangkan aspek fisik yang dapat kepribadian, disimpulkan permainan bahwa edukatif dapat mengembangkan aspek sosial serta meningkatkan mengembangkan kreativitas. komunikasi pada siswa kelas V Berdasarkan uraian di atas keterampilan SD Negeri papahan 02. dapat disimpulkan bahwa penelitian ini membuktikan bahwa permainan edukatif dapat Berdasarkan penelitian yang meningkatkan telah dilakukan maka dapat diajukan keterampilan komunikasi siswa kelas beberapa V SD Negeri 02 Papahan dengan masing pihak sebagai berikut: signifikan. 1. Bagi Kepala Sekolah saran kepada masing- Kepala sekolah dapat memberikan D. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan telah dilakukan, analisis maka izin kepada guru kelas, khususnya yang kelas dalam V permainan untuk melaksanakan edukatif yang penelitian ini diperoleh kesimpulan bertujuan bahwa: keterampilan komunikasi siswa. 9 untuk meningkatkan 3. Bagi Guru Kelas atau Wali Kelas Guru kelas sebagai mampu guru Sehingga memperhatikan berperan orang pembimbing. tidak hanya sedang c. Siswa berlatih menyampaikan pesan juga ramai peka lain ada berkomunikasi menyampaikan ilmu, akan tetapi harus ketika terhadap kebutuhan dan permasalahan yang di depan khalayak 5. Bagi Peneliti Selanjutnya dihadapi oleh siswa, khususnya Kepada peneliti yang selanjutnya dalam pemberian layanan melalu diharapkan permainan mengembangkan edukatif meningkatkan guna keterampilan meningkatkan 4. Bagi siswa komunikasi. berlatih menyampaikan untuk pesan baik secara verbal maupun nonverbal secara efektif b. Siswa berlatih dapat permainan- permainan edukatif guna untuk komunikasi a. Siswa untuk menjadi pendengar yang baik dan 10 keterampilan DAFTAR PUSTAKA Andang Ismail. 2006. Education Games. Yogyakarta: Nuansa Aksara. Chasiyah, Chadidjah, Edy Legowo & Siti Fadhilah. 2009. Perkembangan Peserta Didik: Surakarta. Inti Media Surakarta Evi Widya Surya Putri. 2010. Karakteristik Siswa Sekolah http://evie4210.blogspot.com/. Di unduh tanggal 30 januari 2014 Dasar. Ki Fudyartanto. 2012. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Onong Uchjana Effendy. 2004. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek: Bandung. PT. Remaja Rosdakarya. Puji Astuti. 2013. Efektivitas Metode Bermain Peran ( Role Play) untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Pada Anak Vol 2 No 1 diperoleh Januari 2014 dari http://www.jogjapress.com/index.php/EMPATHY/article/view/1555/0. Sumadi Suryabrata. 2008. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada 11