Analisis Model Interaksi Edukatif OLEH : DYAH RAHAYU WIDIARNI IV.308.002 MAKALAH UNTUK MENDAPATKAN NILAI DALAM MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR PROGRAM AKTA IV UNIVERSITAS ISLAM DJAKARTA 2 0 0 8 PENDAHULUAN Interaksi edukatif adalah hubungan dua arah antara guru dan anak didik dengan sejumlah norma sebagai mediumnya untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam kegiatan interaksi edukatif ada 2 yaitu : 1. Kegiatan guru, antara lain : a. Memahami prinsip-prinsip interaksi edukatif b. Menyiapkan bahan dan sumber belajr c. Memilih metode, alat dan alat bantu pengajaran d. Memilih pendekatan e. Mengadakan evaluasi setelah akhir pengajaran 2. Kegiatan anak didik Guru mempunyai gaya sendiri dalam mengajar dan anak didik belajar dengan gayanya sendiri, selain mengajar guru juga belajar memahami suasana psikologis anak didik dan kondisi kelas. Dalam interaksi edukatif : 1. Guru bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing 2. Guru harus berusaha anak didik aktif dan kreatif 3. Menciptakan interaksi edukatif yang kondusif 1 A. Prinsip – Prinsip Interaksi Edukatif Interaksi edukatif adalah sebuah interaksi yang tidak pernah sepi dari masalah misalnya petencanaan yang dianggap baik ternyata dalam pelaksanaan terkadang ditemui masalah yang tak terduga sebelumnya. Masallah dapat muncul pada anak didik misalnya anak didik kurang mampu menerapkan yang telah dipelajarinya baik berupa pengetahuan, ketrampilan maunpun sikap dan nilai kedalam situasi yang nyata. Dalam rangka menjangkau dan memenuhi sebagian besar kebutuhan anak didik, dikembangkan beberapa prinsip dalam interaksi edukatif , dengan haraoan mampu menjembatani dan memecahkan masalah yang sedang guru hadapai dalam kegiatan interaksi edukatif. Prinsip tersebut harus dikuasi oleh guru agar dapat tercapai tujuan pengajara. Prinsip - prinsip tersebut adalah : 1. Prinsip Motivasi Agar setiap anak dapat memiliki motivasi dalam belajar. Apabila anak didik telah memiliki motivasi dalam dirinya disebut motivasi intrinsik, sangat memudahkan guru memberikan pelajaran , namun apabila anak tersebut tidak meilikinya, guru akan memberikan motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yangbersumber dari luar diri anak didik tersebut dan dapat berbentuk ganjaran, pujian , hadiah dan sebaginya. 2. Prinsip Berangkat dari Persepsi yang Dimiliki Bila ingin bahan pelajaran mudah dikuasai oleh sebagian atau seluruh anak, guru harus memperhatikan bahan apersepsi yang dibawa anak didik dari 2 lingkungan kehidupan mereka. Penjelasan yang diberikan mengaitkan dengan pengalaman dan pengetahuan anak didik akan memudahkan mereka menanggapi dan memahami pengalaman yang baru dan bahkan membuat anak didik memusatkan perhatiannya. 3. Prinsip Mengarah kepada Titik Pusat Perhatian Tertentu atau Fokus Tertentu Pelajaran yang direncanakan dalam suatu pola tertentu akan mampu mengaitkan bagian-bagian yang terpisah dalam suatu pelajarn. Tanpa suatu pola, pelajaran dapat terpecah-pecah dan para anak didik akan sulit memusatkan perhatian . Titik pusat akan : a. tercipta melalui upaya merumuskan masalah yang hendak dipecahkan b. Merumuskan pertanyaan yang hendak dijawab c. Merumuskan konsep yang hendak ditemukan d. Membatasi keluasan dan kedalaman tujuan belajar serta e. Memberikan arah kepada tujuannya 4. Prinsip Keterpaduan Keterpaduan dalam pembahasan dan peninjauan akan membantu anak didik dalam memadukan perolehan belajar dalam kegiatan interaksi edukatif. 5. Prinsip Pemecahan Masalah yang Dihadapi Salah satu indikator keandaian anak didik banyak ditemukan oleh kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Pemecahan masalah dapat mendorong anak didik untuk lebih tegar dalam 3 menghadapi berbagai masalah belajar dan anak didik akan cepat tanggap dan kreatif. 6. Prinsip Mencari, Menemukan dan Mengembangkan Sendiri Guru yang bijaksana akan membiatkan dan memberi kesempatan kepada anak didik untuk mencari dan menemukan sendiri informasi. Kepercayaan anak didik untuk selalu mencari dan menemukan sendiri informasi adalah pintu gerbang kearah CBSA yang merupakan konsep belajar mandiri yang bertujuan melahirkan anak didik yang aktif – kreatif. 7. Prinsip Belajar Sambil Bekerja Artinya belajar sambil melakukan katifitas lebih banyak mendatangkan hasil untuk anak didik sebab kesan yang didapatkan anak didik lebih tahan lama tersimpan di dalam benak anak didik. 8. Prinsip Hubungan Sosial Hal ini untuk mendidik anak didik terbiasa bekerja sama dalam kebaikan. Kerja sam memberikan kesan bahwa kondisi sosialisasi juga diciptakan di kelas yang akan mengakrabkan hubungan anak didik denga anak didik lainnya dalam belajar. 9. Prinsip Perbedaan Individual Sudut pandang untuk melihat aspek perbedaan anak didik adalah segi bilologis, intelektual dan psikologis.Semua perbedaan ini memudahkan guru melakukan pendekatan edukatif kepada setiap anak didik. 4 Banyak kegagalan guru menuntaskan penguasaan anak didik terhadap bahan pelajaran salah satunya disebabkan karena guru gagal memahami sifat anak didik secara individual. B. Tahap – Tahap Interaksi Edukatif R.D Corners, mengidentifikasikan tugas mengajar guru yang bersifat suksesif menjadi tiga tahap yaitu tahap sebelum pengajaran (pre-active), tahap pengajaran ( inter-active) dan tahap sesudah pengajaran (post-active) 1. Tahap Sebelum Pengajaran Tahap ini guru menyusun program tahunan pelaksanaan kurikulum, program semester atau catur wulan program satuan pelajaran dan perencanaan program pengajaran. Dalam merencanakan program-program tersebut perlu dipertimbangkan aspek – aspek : a. Bekal Bawaan Anak didik / entering behaviour b. Perumusan Tujuan Pembelajaran c. Pemilihan Metode d. Pemilihan Pengalaman – pengalaman Belajar e. Pemilihan bahan dan Peralatan Belajar f. Mempertimbangkan Jumlah dan Karakteristik Anak didik g. Mempertimbangkan Jumlah Jam Pelajaran yang Tersedia h. Mempertimbangkan Pola Pengelompokan i. Mempertimbangkan Prinsip – Prinsip Belajar 5 2. Tahap Pengajaran Dalam tahap ini berlangsung interaksi antara guru dengan anakdidik, anak didik dengan anak didik, anak didik dengan kelompok atau anak didik secara individual. Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan yang telah direncanakan. Ada beberap aspek yang perlu dipertimbangkan adalah : a. Pengelolaan dan Pengendalian Kelas b. Penyampaian Informasi c. Penggunaan Tingkah laku Verbal dan Non verbal d. Merangsang Tanggapan Balik dari Anak Didik e. Mempertimbangkan Prinsip – Prinsip Belajar f. Mendiagnosis Kesulitan Belajar g. Mempertimbangkan Perbedaan Individual h. Mengevaluasi Kegiatan Interaksi 3. Tahap Sesudah Pengajaran Tahap ini merupakan kegiatan atau perbuatan setelah pertemuan tatap muka dengan anak didik. Kegitan yang dilakukan guru ditahap ini antara lain adalah : a. Menilai Pekerjaan Anak Didik b. Menilai Pengajaran Guru c. Membuat Perencanaan untuk Pertemuan Berikutnya 6 C. CBSA dalam Interaksi Edukatif 1. Penerapan CBSA dalam Interaksi Edukatif CBSA yang diharapkan diterapkan dalam kegiatan interaksi edukasi harus tercermin dalam perencanaan dalam wujud satuan pelajaran. Satuan eplajaran berisi komponen tujuan pembelajaran , bahan pelajaran, pelajaran berisi komponen tujuan pembelajaran , bahan pelajaran, KBM, alat dan sumber pelajaran dan evaluasi. Guru yang mengajar dengan penekanan CBSA harus memikirikan hal – hal yang akan dilakukan serta menuangkannya secara tertulis ke dalam satuan pelajaran. Merumuskan pelajaran harus diatur agar menantang anak didik aktif mempelajarinya. Kegiatan belajar anak didik ditetapkan dan diurutkan secara sostematis sehingga memberi peluang kegiatan belajar bersama, kegiatan belajar kelompok dan kegiatan belajar mandiri atau perorangan. Metode mengajar , alat dan sumber belajar diusahakan dan dipilih oleh guru agar menunbuhkan belajar aktif anak didik, bukan mengajar aktif guru dan menempatkan guru sebagai pembimbing dan fasilitator bagi anak didik. Guru juga sudah menyiapkan daftar pertanyaan yang problematis, sehingga menuntut anak didik mencurahkan pemikirannya secar optimal, bila perlu diberikan tgas-tugas yang harus dikerjakan oleh anak didik di kelas atau dirumah. 2. Derajat Aktivitas Belajar yang optimal Aktivitas belajar anak didik tidak selalu sama. Hal ini dipengaruhi oleh metode dan pendekatan belajar mengajar serta orientasi belajar. Ketidak 7 samaan aktivitas tersebut melahirkan kadar aktivitas belajar yang bergerak dari aktivitas belajar yang rendah sampai pada aktivitas belajar yang tinggi. Raka Joni , LP2TK membuat hierarki kadar aktivitas belajar . Dibawah ini adalah kadar aktivitas mental dalam proses belajar anak didik berserta karateristiknya : Pendekatan Level Jenis Aktivitas Metode Mengajar Orientasi Belajar Aktivitas Mental Yang Utama Belajar Mengajar 1. Mengingat I 2. Mengenal Ceramah Ekspository / 3. Menjelaskan Tanya Jawab Informasi 4. Membedakan Tegas Produk Menyimpulkan 5. Menerapkan II 6. Menganalisis Pelatihan Interaksi Proses 7. Menyintensis Diskusi sosial Problem Inquiry / Proses solving Discovery dan 8. Menilai 9. Meramalkan 10. Merumuskan 11. Mengkaji nilai 12. Mengajukan hipotesis 13. Mengumpulkan Eksperimen Praktikum Produk 8 dan mengolah laboratorium data 14. Memecahkan masalah 15. Mengambil keputusan Ada sejumlah tuntutan kualifikasi guru , yaitu : a. Mengenal dan memahami karakteristik anak didik seperti kemampuan, minat, motivasi belajar dan aspek kepribadian lainya. b. Menguasai bahan pengajaran dan cara mempelajari bahan pengajaran. c. Menguasai pengetahuan tetntang belajar dan mengajar seperti teoriteori belajar, prinsip –prinsip belajar, teori pengajaran, prinsip-prinsip mengajar dan model – model mengajar. d. Terampil membelajarkan anak didik , termasuk merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran seperti membuat satuan pelajaran, melaksanakan strategi belajar mengajar, memilih dan menggunakan media serta alat dan alat bantu pengajaran, meilih dan menggunakan metode-metode mengajar dan memotivasi belajar anak didik. e. Terampil menilai proses dan hasil belajar anak didk sperti membuat alatalat penilaian, mengolah data hasil penilaian, menafsirkan dan 9 meramalkan hasil penilaina, mendiagnosis kesulitan belajar dan memanfaatkan hasil penilaian untuk penyempurnaan proses belajar mengajar. f. Terampil melaksanakan penilitian dan pengkajian proses belajar mengajar serta memanfaatkan hasil-hasilnya untuk kepentingan tugas – tugas profesinya g. Bersikap positif terhadap tugas profesinya, mata pelajaran (keahliannya), anak didik, rekan sejawat, dan terhadap berbagai inovasi dalam pendidikan dan pengajaran. KOMPETENSI KARAKTERISTIK 1. Profesional 1. Menguasai mataeri bidang studi yang diajarkan, konsep dan pola pikir keilmuanyang mendukung mata pelajaran yang diampu. 2. Menguasai Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar Mata pelajaran Yang diampu 3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif 4. Mengembangklan profesionalitas secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif 5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri 2. Pedagogik 1. Penguasaan Karakteristik Peserta didik 2. Penguasaan Teori belajar dan prinsip-prinsip belajar 3. Pengembangan kurikulum terkait dengan mata pelajaran yang diampu 4. Penyelenggaraan pembelajaran yang membelajarkan 5. Pemanfaatan teknologi kokmunikasi untuk pembelajaran 6. Pengembangan fasilitas pengembangan potensi peserta didik 7. Penyelenggaraan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar 8. Pemanfaatan hasil penilaian dan evaluasi untuk pembelajaran 9. Pemberian tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran 10. Mampu membuat Rencana Pembelajaran 11. Memilih dan menggunakan metode yang tepat 12. Mengelola kelas 3. Kepribadian 1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, bertindak sesuai aturan hukum, norma susila dan menghargai kebudayaan Indonesia 2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan 10 teladan bagi peserta didik 3. manmpilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa. 4. menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasabangga menjadi guru, dan rasa percaya diri. 5. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru 6. Berkepribadian menarik, hangat, harmonis, terbuka, kasih sayang, penolong, sabar dan adil, dan bersikap demokratis. 4. Sosial 1. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik 2. Bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi. 3. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat. 4. Beradaptasi di tempat tugas di seluruh wilayah republik Indonesia yang memiliki karagaman budaya. 5. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain. 3. Indikator CBSA Indikator CBSA akan dilihat dari lima komponen yaitu : a. Aktivitas Belajar Anak Didik Belajar , secara individual untuk menerapkan konsep, prinsip dan generalisasi Belajar dalam bentuk kelompok untuk memecahkan masalah (problem solving) Berpartisipasi dalam melaksanakan tugas belajarnya melalui berbagai cara Berani mengajukan pendapat Ada aktiviitas belajar analisis, sintesis, penilaian dan kesimpulan Terjalin hubungan sosial dalam melaksanakan kegiatan belajar 11 Bisa mengomentari dan memberikan tanggapan terhadapa pendapat anak didik lainnya Berkesempatan menggunaan berbagai sumber belajar yang tersedia. Berupaya menilai hasil belajar yang dicapainya Ada upaya untuk bertanya kepada guru dan atau meminta pendapat guru dalam upaya kegatan belajarnya b. Aktivitas Guru Mengajar Memberikan konsep esensial bahan pelajaran Mengajukan masalah dan atau tugas –tugas belajar kepada anak didik , baik secara individual atau kelompok. Memberikan bantuan mempelajari bahan pengajaran dan atau memecahkan masalahnya Memberi kesempatan kepada anak didik untuk bertanya Memberikan bantuan mempelajari uamh diperlukan oleh anak didik Mengusahakan sumber belajar yang diperlukan Mendorong motivasi belajar anak didik melalui penghargaan dan atau hukuman Menggunakan berbagai metode dan media pengajaran dalam proses mengajarnya Melaksanakan penilaian dan monitoring terhadap proses dan hasil belajar anak didik 12 Menjelaskan tercapainya tujuan belajar dan menyimpulkan pengajaran serta tindak lanjutnya. c. Program Belajar Disajikan dalam bentuk uraian dan masalah harus dipelajari dan dipecahkan oleh anak didik Bahan pelajaran mengandung fakta, konsep prinsip , generalisasi dan ketrampilan Setiap bahan pengajaran dapat mengembangkan kemampuan penalaran anak didik Bahan pengajaran diperkaya dengan media dan alat bantu Bahan pengajaran menantang anak didik untuk melakukan berbagai aktivitas belajar Lingkup bahan pengajaran sesuai dengan kemampuan anak didik mengacu kepada kurikulum yang berlaku Urutan bahan pengajaran disusun secara sistematis mulai dari yang sederhaa menuju yang lebih kompleks Bahan pengajaran yang dipelajari anak didik dimulai dari apa yang telah diketahui Dituangkan dalam bentuk satuan pelajaran yang siap dipakai dan diopersikan Dapat melayani perbedaan kemampuan anak didik 13 d. Suasana Belajar Terciptanya suasana belajar yang bebas untuk melakukan interaksi sosial dengan anak didik lainnya Terjalin hubungan sosial yang baik antar guru dan anak didik Ada persaingan yang sehat antar kelompok belajar anak didik Tercipta suasana belajar anak didik yang menyenangkan dan menggairahkan , bukan paksaan dari guru Dimungkinkan aktivitas belajar di luar kelas e. Sarana Belajar Berbagai sumber belajar tersedia dan dapat digunakan oleh anak didik Fleksibilitas pengaturan ruang dan tempat belajar Media dan alat bantu pengajaran tersedia dan dapt dimanfaatkan oleh anak didik Setiap anak didik dapat menjadi sumber belajar bagi anak didik lainnya Guru bukan satu-satunya sumber belajar bagi anak didik 4. Indikator Keberhasilan Belajar Ada sejumlah indikator yang dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan belajar anak didik yaitu : a. Anak didik menguasai bahan pengajaran yang telah dipelajarinya b. Anak didik menguasai teknik dan cara mempelajari bahan pengajaran 14 c. Waktu yang diperlukan untuk menguasai bahan pengajaran relatif lebih singkat d. Teknik dan cara belajar yang telah dikuasai dapat digunakan untuk mempelajari bahan pengajaran lain yang serupa e. Anak didik dapat mempelajari bahan pengajaran lain secara sendiri f. Timbulnya motivasi instrinsik untuk belajar lebih lanjut g. Tumbuh kebiasaan anak didik untuk selalu mempersiapkan diri dalam mengahdapi kegiatan di sekolah h. Anak didik terampil memecahkan masalah yang dihadapinya i. Tumbuh kebiasaan dan keterampilan membina kerjasama dan atau hubungan sosial dengan orang lain j. Kesediaan anak didik untuk menerima pandangan orang lain dan memberikan pendapat atau komentar terhadap gagasan orang lain’ D. Keberhasilan Interaksi Edukatif 1. Pengertian Suatu proses interaksi edukatif tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan pembelajaran khusus bahan tersebut 2. Indikator Yang menjadi petunjuk , bahwa suatu proses belajar berhasil adalah : a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang dianjarkan mencapai prestasi tertinggi, baik secara indvidual maupun kelompok 15 b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran khusus ( TPK ) telah dicapai oleh anak didik , baik secara individual maupun kelompok Namun indikator yang paling banyak dipakai adalah daya serap. 3. Penilaian Keberhasilan Tes prestasi belajar dapat digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan dan dapat digolongkan kedalam jenis penilaian sebagai berikut : a . Tes Formatif Penilaian ini digunakan untuk menguur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap anak didik terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses balajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu b. Tes Subsumatif Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu, bertujuan untuk memperoleh gambaran daya serap anak didik untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar anak didik. Hasil tes ini digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor c. Tes Sumatif Tes ini dilakukan untuk mengukur daya serap anak didik terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester atau dua tahun pelajaran, Tes ini bertujuan untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar anak didik dalam suatu periode belajar tertentu. Hasil tes ini daigunakan untuk kenaikan kelas, menyusun rangking atau sebagai ukuran mutu sekolah 16 4. Tingkat Keberhasilan Untuk mengetahui sampai dimana tingkat keberhasilan belajar siswa terhadap proses belajar yang telah dilakukannya dan sekaligus juga untuk mengetahui keberhasilan mengajar guru, kita dapat menggunakan tingkat acuan sebagai berikut: a. Istimewa / maksimal: apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai siswa, b. Baik sekal i/ optimal: apabila sebagian besar (85% s/d 94%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai siswa, c. Baik / minimal: apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 75% s/d 84% dikuasai siswa d. Kurang : apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 75% dikuasai siswa. Proses belajar mencapai puncaknya pada hasil belajar siswa atau unjuk kerja siswa . 5. Program Perbaikan Tingkat keberhasilan proses mengajar dapat ddigunakan dalam berbagai usaha antara lain dengan kelangsungan proses belajar mengajar itu sendiri. Ada dua point yang dapat dilihat dari hasil tingkat keberhasilan proses belajar mengajar : a. Apabila 75 % anak didik yang mengikuti proses belajar mengajar mencapai tingkat keberhasilan minimal, optimal atau maksimal, maka dapat dilanjutkan ke proses belajar untuk pokok bahasan yang baru b. Apabila 75 % anak didik kurang (dibawah taraf minimal ) dalam mencapai tingkat keberhasilan , maka proses belajar mengajar berikutnya adalah perbaikan 17 KESIMPULAN Pengajaran adalah suatu system yang melibatkan sejumlah komponen pengajaran . Tidak ada satu pun dari komponen itu dapt diabaikan dalam perencanaan pengajaran , karena semua nay saling terkait dan saling menunjang dalam rangka dalam rangka pencapaiana tujuan pengajaran. Dalam mengajar guru perlu menerapkan prinsip-prinsip motivasi, berangkat dari persepsi yang dimiliki anak didik, focus tertentu, keterpaduan , pemacahan masalah , mencari , menemukan dan mengembangkan sendiri , belajar sambil bekerja, hubungan sosial dan perbedaan individual agar kegauirahan belajar anak didik dapat bertahan dalam waktu yang relatife lama dengan suasana kelas yang kondusif. Keberhasilan belajar mengajar dipengaruhi berbagai aspek baik guru , anak didik dan suasana lingkungan belajar mengajar di sekolah. Keberhasilan belajar mengajar dapat diukur dalam nilai yang berbentuk nilai rapor anak didik dan mutu sekolah itu sendiri 18 DAFTAR PUSTAKA 1. Drs Syaiful Bahri Djamara dan Drs Aswan Zain; Strategi Belajar Mengajar, :Penerbit Rhineka Cipta, Cetakan ke tiga , Agustus 2006, Jakarta 2. Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata,; Landasan Psikologis Proses Pendidikan,;Penerbit PT Remaja Rosdakarta, Cetakan ke dua, Oktober 2004, Bandung. 3. Roestiyah N K; Strategi Belajar Mengajar ; Penerbit Rhineka Cipta, Cetakan ke tujuh , Maret 2008, Jakarta 4. Moh Uzer Usman dan Lilis Setiawati; Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, ,;Penerbit PT Remaja Rosdakarta, Cetakan pertama, 1993, Bandung. 5. Hamalik, O, Psikologi Belajar dan Mengajar, Sinar Baru, 1992 6. Tohirin, Psikologi Pembelajaran PAI, Rineka Cipta, Jakarta, 2005 7. Prof. Dr Azhar Arsyad,M.A , Media Pembelajaran, PT Rajagrafindo, edisi ke 9 , 2007. Jakarta 19