BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan

advertisement
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan Otonomi Daerah membuat Pemerintah menggantungkan sumber
pembiayaan pemerintah daerah pada PAD. Hal ini diharapkan dan diupayakan
dapat menjadi penyangga utama dalam membiayai kegiatan pembangunan di
daerah, sehingga akan semakin memperbesar keleluasaan daerah untuk
mengarahkan penggunaan keuangan daerah sesuai dengan rencana, skala prioritas
dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Sebagai wujud penyelenggaran
pemerintahan di daerah dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat serta
melaksanakan pembangunan daerah, maka daerah membutuhkan sumber-sumber
penerimaan yang cukup memadai.
Penerimaan pemerintah daerah adalah berasal dari rakyatnya melalui pungutan
pajak dan atau hasil dari kekayaan alam yang ada di dalam negara tersebut. Dua
sumber itu merupakan sumber terpenting yang memberikan pendapatan kepada
negara. Pendapatan itu membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga
mencakup kepentingan individu seperti kesehatan, pendidikan, kesejahteraan dan
sebagainya. Pungutan pajak mengurangi pendapatan individu, merupakan bagian
dari pendapatan individu yang kemudian dikembalikan lagi kepada masyarakat,
melalui pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan yang bermanfaat bagi
rakyat, baik yang membayar pajak atau tidak.
Dengan adanya otonomi daerah 25 tahun 1999, maka pemerintah daerah
diberikan wewenang untuk mengatur dan mengurus rumah tangga daerahnya.
2
Langkah-langkah yang perlu diambil dengan cara menggali segala kemungkinan
sumber keuangannya sendiri sesuai dengan dan dalam batas-batas peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu Pemerintah Daerah harus
dapat mengupayakan peningkatan penerimaan yang berasal dari daerah sendiri
sehingga akan memperbesar terjadinya keuangan daerah yang dapat digunakan
untuk berbagai kegiatan pembangunan. Dengan ini akan semakin memperbesar
keleluasaan daerah untuk mengarahkan penggunaan keuangan daerah sesuai
dengan rencana, skala prioritas dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Namun
perlu digaris bawahi bahwa tidak semua daerah memiliki kekayaan alam. Hal ini
tentu akan membuat daerah yang kaya akan potensi yang dimilki akan semakin
maju yang mana tentunya bertolak belakang bagi daerah yang memiliki potensial
yang kurang.
Otonomi Daerah bukan hanya menuntut perlunya peningkatan kualitas
pelayanan kepada masyarakat tetapi jauh dari memadai mendorong tumbuhnya
prakarsa dan kreatifitas lokal untuk mewujud pada proses kemandirian dan
kompetisi secara adil. Oleh karena itu pemerintah daerah harus dapat
mengupayakan peningkatan penerimaan yang berasak dari daerah sendiri. Hal ini
perlu dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pemerintah daerah terhadap
pemerintah pusat dalam pembiayaan pembangunan daerah. Dengan demikian
akan memperbesar tersedianya keuangan daerah yang dapat digunakan untuk
berbagai kegiatan pembangunan yang bersifat mandiri.
Pembangunan
dapat
diartikan
sebagai
upaya
untuk
meningkatkan,
mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia baik sumber daya
3
alam maupun sumber daya manusia bagi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat
yang sebesar-besarnya. Hal ini sesuai dengan tujuan dengan pembangunan yang
dinyatakan dalam GBHN, yaitu bahwa tujuan setiap tahap pembangunan adalah
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat serta meletakkan dasar yang
kuat
bagi tahap pembangunan selanjutnya.
Sedangkan yang dimaksud
pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan kenaikan
pendapatan riil perkapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang
disertai
oleh
perbaikan
sistem
kelembagaan.
Dinyatakan
juga
bahwa
pembangunan ekonomi bukan saja memerlukan perombakan dalam struktur
ekonomi, pembentukan modal yang lebih banyak , peningkatan dalam jumlah
tabungan dan perubahan lain dalam berbagai aspek kehidupan ekonomi
masyarakat.
Berdasarkan pada perkembangan realisasi pajak sebenarnya pemerintah dapat
meningkatkan target penerimaan pajaknya. Kemampuan keuangan daerah didalam
membiayai kegiatan pembangunan di daerah merupakan pencerminan dari
pelaksanaan otonomi di daerah. Hal ini dapat dilihat dalam APBD yang biayanya
bersumber dari PAD dengan tingkat kesesuaian yang mencukupi pengeluaran
pemerintah daerah. Sehubungan dengan tujuan otonomi daerah, yaitu menuntut
kemandirian daerah maka upaya yang dapat dilakukan pemerintah daerah untuk
PAD sebagai sumber pendanaan bagi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) adalah dengan meningkatkan jumlah PAD yang berasal dari pajak
daerah.
4
Dasar ini yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap
sistem pemungutan yang dilakukan terhadap sektor pajak daerah. Sehingga
penulis membahasnya dalam skripsi yang diberi judul “Analisis Efektivitas
Pemungutan Pajak Daerah Serta Kontribusinya Terhadap APBD Tingkat II di
Pemerintah Kota Tarakan”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian
latar
belakang
diatas
maka
dapat
dirumuskan
permasalahannya yaitu : apakah sistem pemungutan pajak daerah sudah dilakukan
secara efektif serta kontribusinya terhadap APBD Tingkat II pada periode 20081012?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui apakah sistem pemungutan
pajak daerah sudah dilakukan secara efektif serta kontribusinya terhadap APBD
Tingkat II itu sendiri pada periode 2008-2012.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Kontribusi Praktis
Dengan penelitian ini diharapkan sebagai bahan dan informasi bagi
peneliti selanjutnya terhadap masalah yang sama dengan kajian yang lebih
mendalam untuk meningkatkan penerimaan pajak di Kota Tarakan.
2. Kontribusi Teoretis
5
Untuk menambah khasanah perpustakaan dan studi perbandingan sebagai
landasan atau bahan informasi bagi peneliti lain yang akan melakukan
penelitian yang sama di masa yang akan datang.
3. Kontribusi Kebijakan
Dengan penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan atau evaluasi bagi pemerintah Kota Tarakan dalam
mengambil kebijakan untuk kepentingan meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah agar penerimaan dalam APBD juga meningkat guna membiayai
pembangunan daerah khususnya penerimaan yang berasal dari pajak
daerah.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup pada penelitian ini dibatasi pada penerimaan pajak daerah Kota
Tarakan dengan batasan periode yang diteliti yaitu dari mulai tahun 2008 sampai
dengan tahun 2012. Serta mengetahui sejauh mana pajak daerah berkontribusi
terhadap APBD pada periode 2008-2012.
Download