Sistem Persamaan Linier D0104 Riset Operasi I Kuliah III - IV Materi Kuliah Sistem Persamaan Linier. Matriks. Sistem Persamaan Linier Sistem Persamaan Linier adalah Suatu kumpulan dari dua, tiga atau lebih persamaan dengan dua atau lebih variabel pada persamaan. Sistem Persamaan Linier mempunyai bentuk sbb : a11X1 + a12X2 + + a1nXn = y1 a21X1 + a22X2 + + a2nXn = y2 .................................. am1X1 + am2X2 + + amnXn = ym SPL Dalam Bentuk Matrix a11 a12 a13 . . . a1n a21 a22 a23 . . . a2n . . . . . . . . . . . . am1 am2 am3 . . . amn X1 b1 X2 b2 Xn = bm Contoh : Contoh : Untuk 2 variabel x + 5 = y or ax + by = e 2x – 2y = 3 cx + dx = f Dimana tidak semua a, b, c, dan d sama 0, Grafik dari setiap persamaan pada sistem adalah garis lurus. Contoh : 0 1 2 1 7 1 7 5 7 3 5 2 X1 X2 X3 X4 1 = 2 3 Grafik Dari Sistem Linier Dalam bentuk geometris, karena grafik dalam bentuk garis lurus, dapat diperlihatkan dalam 3 kemungkinan, seperti gambar berikut : y y y x x x (a) (b) (c) Grafik Dari Sistem Linier Untuk kasus (a) dua garis berimpit. Dikatakan bahwa persamaan dalam sistem bergantung (dependent). Untuk kasus (b) garis paralel dan tidak berpotongan. Dikatakan bahwa persamaan dalam sistem tidak konsisten (inconsistent.) Untuk kasus (c) garis berpotongan hanya pada satu titik. Dikatakan bahwa sistem persamaan konsisten (consistent.) Menyelesaikan Persamaan Linier Dengan Metoda Subtitusi Contoh: (untuk 2 variabel) 2x + 3y = 1 3x – y = 7 Menyelesaikan persamaan kedua y = 3x – 7. Mensubtitusikan ekspresi y pada persamaan pertama menghasilkan 2x + 3(3x – 7) = 1 2x + 9x – 21 = 1 11x – 21 = 1 11x = 22 x=2 Menyelesaikan Persamaan Linier Dengan Metoda Subtitusi Mensubtitusikan x = 2 kepada salah satu persamaan awalnya untuk mendapatkan nilai y. 2x + 3y = 1 3x - y = 7 2(2) + 3y = 1 3(2) - y = 7 3y = 1 – 4 6-y=7 y = - 3/3 -y=7-6 y=-1 y=-1 Solusi untu sistem linier adalah (2, –1). Menyelesaikan Persamaan Linier Dengan Metoda Eliminasi x–y =–2 (1) 2x – 3y = – 7 (2) Step 1 Kalikan Persamaan (1) dengan –3 –3x + 3y = 6 (1´) Step 2 Tambahkan persamaan (1´) ke persamaan (2) –3x + 3y = 6 (1´) 2x + (–3y) = –7 (2) – x = –1 atau ekuivalen, x = 1 Contoh : Menyelesaikan Persamaan Linier Dengan Metoda Eliminasi Step 3 Subtitusikan nilai x = 1 kepada salah satu persamaan awal untuk mendapatkan nilai y. x – y = –2 2x - 3y = -7 1 – y = –2 2(1) - 3y = -7 –y = –3 2 - 3y = -7 y=3 -3y = -9 y = 3 Solusi dari persamaan linier adalah (1, 3). Sistem Persamaan Linier Teorema : Sistem Persamaan Linier dalam suatu bentuk tertentu (finite) dari operasi baris elementer dapat dijadikan sebagai bentuk echelon (kecuali semua baris yang dibawah mempunyai koefisien yang nilainya nol) Sistem Persamaan Linier ada pada bentuk echelon (echelon form) bila urutannya membentuk matrik atas. Sistem Persamaan Linier Bentuk Echelon. Suatu matriks dikatakan berada dalam bentuk eselon, jika : setiap baris dalam matriks, mempunyai leading entry pada elemen ke(i,j) dimana i = j. Contoh Leading Entry. Elemen pertama yang bukan nol dalam suatu vektor dinamakan leading entry. Suatu vektor dengan semua elemen sama dengan nol, dikatakan tidak mempunyai leading entry. Contoh Contoh Bentuk Eselon -1 1 2 2 -1 1 2 2 0 2 7 12 1 0 7 12 0 0 -5 -10 0 0 -5 -10 0 1 2 2 1 0 7 12 0 0 -5 -10 Dalam bentuk matrik eselon Kembali Bukan matrik eselon Contoh Leading entri -1 1 2 2 0 2 7 12 0 0 0 0 Baris pertama mempunyai leading entri = -1. Baris kedua mempunyai leading entri = 2 Baris ketiga tidak memunyai leading entri Berikut Sistem Persamaan Linier Operasi Baris Elementer: (untuk n persamaan dan m variabel) Ada 3 (tiga) macam operasi elementer : – Menukar dua persamaan – Mengalikan persamaan dengan suatu konstanta bukan nol (non-zero). – Penambahan suatu persamaan yang telah dikalikan dengan suatu konstanta ke persamaan yang lain. Jika ketiga operasi tersebut diterapkan pada sistem linear, maka akan didapatkan sistem baru tapi sistem baru ini tidak mengalami perubahan solusi dari sistem yang lama. Contoh: Operasi Baris Elementer - X1 + X2 + 2 X3 =2 3 X1 – X2 + X3 =6 - X1 + 3X2 + 4 X3 =4 A= -1 1 2 2 3 -1 1 6 -1 3 4 4 Jika OBE dilakukan dengan mengganti baris-2 dengan : baris-2 + 3 * baris-1, maka matrix akan disederhanakan menjadi : -1 1 2 2 -1 1 2 2 0 2 7 12 0 2 7 12 -1 3 4 4 0 2 2 2 Baris-3 – baris-1 Contoh: Operasi Baris Elementer -1 1 2 2 0 2 7 12 0 2 2 2 -1 1 2 2 0 2 7 12 0 0 -5 -10 baris-3 – baris-2 -1 1 0 2 7 12 0 0 -5 -10 -1 * X1 + 1(-1) + 2(2) = 2 2 * X2 + 7(2) = 12 X3 = 2 2 2 X1 = 1 X2 = -1