MODUL PERKULIAHAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN PENGELOLAAN KELAS Fakultas Program Studi Psikologi Psikologi Tatap Muka Kode MK 13 Abstract Kompetensi Pengelolaan kelas perlu diperhatiakan dalam proses pembelajaran di kelas. Ketika kelas dikelola secara efektif maka kelas berjalan lancer dan akan aktif dalam pembelajaran dan sebaliknya. Mahasiswa dapat memahami urgensi pengelolaan kelas yang efektif, desain kelas, lingkungan yang positif dan menjadi komunikator yang baik. Disusun Oleh Fahrul Rozi, M.Si Pengelolaan Kelas # modul ini disadur dari buku Psikologi Pendidikan karya J.W. Santrock, dll dan mahasiswa berkontribusi dalam penulisan modul ini# Apa Tujuan Pengelolaan Kelas Secara Efektif Tujuan pengelolaan kelas secara efektif lebih diutamakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang baik demi memaksimalkan kesempatan belajar anak – anak dan menciptakan ketertiban dan kenyamanan suasana kelas. Pengelolaan kelas yang mengorientasikan siswa terhadap kepasifan dan kepatuhan terhadap aturan kaku dapat merusak keterlibatan anak dalam belajar dan berpikir aktif tingkat tinggi dalam social terhadap penekanan pengetahuan dalam membimbing disiplin diri siswa. Manajemen pengelolaan kelas adalah merancang kelas yang baik secara optimalmenciptakan lingkungan belajar yang positif, membangun dan mempertahankan aturan agar siswa dapat bekerja sama efektif, menangani masalah, dan dapat menggunakan strategi komunikasi yang baik. Kelas adalah suatu sarana dalam mencari ilmu oleh siswa dan sarana menjadikan alat transfer pengetahuan dari guru untuk siswa, maka ruang lingkup kelas harus dijauhkan dari terbentuknya kelas yang ramai, kompleks, dan berpotensi kacau. Maka ada benarnya bila kelas seharusnya merupakan sarana banyak kegiatan untuk siswa dimana banyak kegiatan yang terjadi secara bersamaan dan hal tersebut terjadi secara cepat bagi siswa dan sering terjadi peristiwa yang tak terduga, maka kegiatan apapun harus terorganisasi kegiatan demi keselematan siswa walaupun kurang privasi karena banyak lingkup didalam ruang kelas. Tapi walaupun sisi kelas sangat kompleks bagi siswa dan pengajar tetapi kelas merupakan tempat sejarah bagi siswa dimana mereka dapat mengenang kejadian sebelumnya. Mulailah awal yang tepat demi mencapai tujuan pengelolaan kelas yang baik misal pada awal tahun ajaran baru luangkanlah waktu diminggu pertama untuk membangun harapan, aturan, dan rutinitas untuk siswa demi membantu berjalannya kegiatan pembelajaran secara efektif. Tekankan instruksi dan iklim kelas yang positifbanyak orang menilai bahwa kedisiplanan adalah pendidikan nomer satu, tetapi psikologi pendidikan menekankan kebutuhan menekankan kebutuhan pengembangan dan menjaga lingkungan kelas berkualitas demi mendukung tujuan pembelajaran.Jangan diartikan bahwa kelas hanyalah tempat berkumpul siswa untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tetapi kelas diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat demi mendidik siswa tidak hanya pada aspek intelektual tetapi juga pada aspek kepribadiannya. 2014 2 Psikologi Pendidikan Fahrul Rozi, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Bantulah siswa menghabiskan banyak waktu untuk belajar dan sedikit waktu pada kegiatan tanpa arahan dan tujuan, dan untuk mencegah berkembangnya masalah akademik dan emosional siswa demi membangun manajemen kelas yang efektif demi tujuan membangun strategi manajemen pengelolaan kelas.Cegah siswa menciptakan lebih banyak masalah dengan memberikan kegiatan lebih positif kelola instruksi yang baik dan mudah dimengerti oleh siswa. Jangan lupa ciptakan iklim baik dalam emosional siswa demi mengurangi dan meniadakan tingkah laku yang tidak inginkan pada siswa, integrasikan kurikulum lembaga pendidikan demi kebutuhan dan dinamika masyarakat demi mendapatkan pembelajaran siswa yang lebih baik. Dalam pengelolaan kelas tidak hanya keefektifan guru dan peringkat pencapaian siswa yang menjadi sarana pencapaian demi tujuan pengelolaan kelas secara baik tetapi keterampilan manajemen sekolah pun juga diharapkan berperan secara menyeluruh demi tercapainya proses pembelajaran siswa yang lebih baik lagi. Menurut beberapa pendapat yang dapat kami simpulkan adalah konsep manajemen kelas lebih luas daripada sebatas menciptakaniklim untuk menegakkan disiplin siswa. Konsep manajemen kelas mencakup segala hal, yaitu guru harus merangsang keterlibatan dan kerjasama siswa didalam keseluruhan aktivitas kelasdan menata lingkungan kerja menjadi lebih produktif lagi bagi proses pendidikan dan pembelajaran. Bagaimana membuat lingkungan kelas menjadi nyaman Guru berpengalaman kadang mengabaikan pembelajaran berdasarkan lingkungan fisik, beberapa prinsip dasar yang dapat anda gunakan dalam mengatur kelas anda dari Everston & Emmer, 2009 : Kurangilah kepadatan didaerah lalu lintas yang terlalu tinggi Pastikan bahwa anda dapat dengan mudah melihat semua siswa Buatlah materi pengajaran yang mudah dipahami siswa Pastikan bahwa siswa dapat mengamati presentasi seluruh kelas dengan mudah Agar terciptanya suasana belajar yang menggairahkan, perlu diperhatikan pengaturan, dan penataan ruang kelas, penyusunan dan pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan untuk siswa agar duduk berkelompok dan memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk membantu siswa dalm belajar. Ada beberapa gaya dalam pengaturan kelas, yaiitu : a. Gaya auditorium b. Gaya tatap muka c. Gaya offset 2014 3 Psikologi Pendidikan Fahrul Rozi, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id d. Gaya seminar e. Gaya klaster Menurut ahli manajemen kelas Carol Weinstein dan Andre Mignano ( 2007 ), ruang kelas terlalu sering menyerupai kamar motel yang menyenangkan tetapi impersonel. Tidak bias mengungkapkan tentang orang – orang yang menggunakan ruang tersebut. Bagaimana menciptakan lingkungan positif demi tujuan pembelajaran Berasal dari gaya pengasuhan Diana Baumrind ( 1971, 1996 ) seperti orang tua otoritatif, guru otoritatif pun dapat menghasilkan siswa yang cenderung mandarin menunda kepuasann rukun dengan teman sebaya mereka, dan menunjukkan harga diri yang tinggi. Strategi pengelolaan kelas otoritatif mendorong siswa untuk menjadi pemikir independen dan pelaku, tetapi masih melibatkan pemantauan yang efektif.Guru otoritatif melibatkan para siswa untuk ikut andil dalam percakapan timbal balik yang cukup dan menunjukkan sikap perduli terhadap mereka.Namun mereka tetap menegaskan batas bila diperlukan.Guru otoritatif hanya memperjelas aturan dan peraturan yang ada, menetapkan standar tersebut dengan masukan dari siswa. Adapula dua strategi efektif untuk siswa.Gaya yang pertama adalah manajemen kelas otoritarian yang bersifat ketat dan menghukum.Fokusnya terutama pada menjaga ketertiban dikelas daripada pengajaran dan pembelajaran.Guru otoritarian menempatkan batas dan control tegas pada siswadan sedikit bercakap dengan mereka.Siswa dikelas ini cenderung menjadi pembelajar pasif, gagal memulai kegiatan, mengungkapkan kecemasan dengan perbandingan, dan memiliki keterampilan komunikasi yang buruk. Sedangkan gaya manajemen kelas permisif menawarkan siswa otonomi yang cukup, tetapi mereka mendapatkan sedikit dukungan dalam mengembangkan keterampilan belajar atau mengelola prilaku mereka. Tidak mengherankan bila siswa dikelas permisif cenderung memiliki kemampuan akademik yang memadai dan control diri yang rendah. Oleh karena itu, setiap instansi pendidikan terkait harus dapat bekerjasama untuk dapat terwujudnya pendidikan melalui pengelolaan kelas secara efektif, untuk menciptakan, mengajar, serta mempertahankan ketentuan dan prosedur ada beberapa langkah yang harus diterapkan yaitu : Mengajak siswa untuk bekerja sama Mengembangkan hubungan positif dengan siswa Ajak siswa untuk berbagi dan bertanggung jawab Berilah ganjaran perilaku yang tepat Pilihlah penguat yang efektif Gunakanlah petunjuk dan pembentukan secara efektif 2014 4 Psikologi Pendidikan Fahrul Rozi, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Gunakanlah penghargaan untuk memberikan informasi mengenai penguasaan, bukan untuk mengendalikan perilaku siswa Perencanaan dalam membangun gedung sekolah pun juga berpengaruh apakah gedung sekolah tersebut dapat menjadi lingkungan yang nyaman bagi siswa dalam memperoleh ilmu pengetahuan, jumlah kelas pun dapat mempengaruhi dalam penerimaan murid baru atau berapa jumlah murid yang akan dimiliki. Oleh karena itu dalam perencanaan bangunan sangat diperlukan catatan kependudukan yang teliti dengan memperkirakan juga berapa jumlah siswa yang terserap oleh sekolah lain dalam suatu wilayah tertentu. Keharmonisan antara guru dan anak didik pun menjadi salah satu hal yang termasuk dalam menciptakan lingkungan kelas yang nyaman, tingginya kerjasama diantara anak didik tersimpul dalam bentuk interaksi karena itu lahirnya interaksi yang optimal tergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka mengoptimalkan pengelolaan kelas. Keterampilan pengelolaan kelas dibagi dua, yaitu : 1. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi beljar yang optimal, terdiri dari keterampilan sikap tanggap, membagi perhatian, dan pemusatan perhatan kelompok 2. Keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal. Dimana berkaitan dengan tanggapan guru terhadap anak didik yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat dapa mengadakan tindakan untuk mengembalikan kondisi belajar secara optimal. Bagaimana cara penyampaian yang baik dalam pembelajaran Beberapa aspek komunikasiyang baik dalam mengelola kelas dan menyelesaikan konflik secara konstuktif ialah : a. Keterampilan berbicara b. Keterampilan mendengarkan c. Komunikasi nonverbal Keterampilan berbicara Guru adalah salah satu hal yang paling penting untuk diingat adalah untuk mengkomunikasikan informasi secara jelas dalam mengungkapkan kepada kelas dan siswa ( Jerman, dkk, 2010; Grice & Skinner, 2010; Pearson dkk. & 2011 ).Karena kejelasan dalam berbicara sangat penting dalam pengajaran yang baik. Strategi berbicara menurut Florez, 1999 : 2014 Memilih kosakata yang dapat dipahami dan sesuai dengan tingkat siswa 5 Psikologi Pendidikan Fahrul Rozi, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Berbicara dengan kecepatan yang tepat, tidak terlalu cepat ataupun terlalu lambat Menjadi tempat dalam komunikasi dan menghindari ketidakjelasan Menggunakan perencanaan yang baik dan kemampuan berpikir logis sebagai dasar – dasar dari berbicara dengan jelas dengan kelas anda Ada beberapa hambatan dalam komunikasi efektif verbal, yaitu : Mengkritik, merupakan evaluasi yang kasar dan negatif kepada orang lain yang umumnya akan mengurangi komunikasi Memberikan julukan dan pelabelan, karena ini dapat mengecilkan hati orang lain Menasihati, pada saat berbicara kepada orang lain sambil memberi solusi kepada mereka Memerintahkan, hindari memerintahkan orang lain untuk melakukan hal yang kalian inginkan karena dapat menyebabkan perlawanan dan itu tidak efetif Mengancam, ancaman yang dimaksudkan untuk mengendalikan orang lain dengan kekerasan verbal dianggap terlalu ekstrim Berceramah, menceramahi siswa tentang yang seharusnya dengan cara yang mengutuk dapat meningkatkan kecemasan pada diri siswa Tidak hanya terus – menerus anda akan berbicara didepan kelas setiap hari dengan cara formal maupun informal, tetap guru juga mendapatkan kesempatan untuk berpidato dalam pertemuan pendidikan dan masyarakat. Untuk dapat mengetahui secara signifikan cara berpidato yang baik dan pula untuk menghindari kecemasan anda dalam menyampaikan pidato ( Griffin, 2011; Hasling, 2010; Nelson, Pearson, & Titworth, 2011 ). Berikanlah kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuanny dalm berbicara, agar dapat membantu siswa untuk menjadi pembicara yang lebih efektif daripada pendidiknya. Beberapa panduan untuk menyampaikan pidato yang dapat bermanfaat bagi siswa serta guru ( Alverno College, 1995 ) : Terhubung dengan penonton, yaitu dengan berbicara langsung kepada penonton dan hanya menbaca catatan yang ada atau menghafal script Tegaskan tujuan anda, tetap focus terhadap apa tujuan anda sepanjang pembicaraan Efektif menyampaikan pidato, gunakanlah kontak mata dan gerakan mendukung lainnya terutama control suara yang efektif Gunakan media efektif, bantu penonton memahami berbagai gagasan yang anda sampaikan melalui kuncidan merubah jalur bicara Ketrampilan Mendengarkan Ketika anda dan siswa anda memiliki keterampilan mendengarkan yang baik maka anda akan lebih mudah mengelola kelas secara efektif. Karna jika anda seorang pendengar yang 2014 6 Psikologi Pendidikan Fahrul Rozi, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id baik maka siswa, orang tua, guru lain, dan administrator akan tertarik kepada anda. Namun jika siswa anda merupakan pendengar yang baik, mereka dapat lebih menyimakpengarahan anda dan memiliki hubungan social yang lebih baik. Mendengarkan aktif mengandung arti memberikan perhatian kepada sang pembicara, focus kepada konten intelektual dan emosional dari pesan. Berikut adalah beberapa strategi menjadi pendengar yang aktif dan baik : Perhatikan dengan seksama orang yang berbicara, termasuk pertahankan kontak mata anda Parafrasa Menyintesis tema dan pola Berikan tanggpan secara kompeten Komunikasi Nonverbal Komunikasi nonverbal ketika anda berkomunikasi anda juga melipat tangan, melemparkan mata, menggerakkan mulut anda menyilangkan kaki anda, dan menyentuh orang lain. Banyak ahli komunikasi berpendapat bahwa komunikasi yang paling interpersonal adalah tertulis ( Burgoon, Guerrero, & Floyd, 2010; Stewart, 2009 ). Seorang yang duduk dipojo, diam – diam membaca mengkomunikasikan sesuatu secara tertulis, mungkin bahwa ia ingin dibiarkan sendiri. Dan saat anda melihat siswa anda sedang melihat keluar jendela dengan tatapan kosong, kemungkinan bahwa ia sedang merasa bosan. Sangat sulit untuk menutupi komunikasi secara tertulis. Akui bahwa hal ini dapat memberi tahu anda tentang cara orang lain benar – benar merasa. Kita dapat lebih mengeksplorasi komunikasi tertulis dengan memeriksa ekspresi wajah, ruang pribadi, dan keheningan. Wajah orang – orang mengungkapkan emosi dan menyampaikan hal yang benar – benar penting bagi mereka ( Adams& Galanes, 2009; Kulit & Eaves, 2008; Verderber, & Sellnow, 2011 ). Senyum, cemberut, tatapan bingung,semua adalah bentuk komunikasi. Kita memiliki ruang pribadi yang kadang – kadang kita tidak ingin dimasuki orang lain. Tidak mengherankan, mengingat padatnya ruang kelas siswa melaporkan bahwa penting bagi mereka memiliki ruang bagi mereka sendiri saat mereka dapat menempatkan bahan dan barang – barang.Dengan memastikan bahwa semua siswa memiliki meja atau ruang mereka sendiri.Tetapi tidak lupa beritahukan kepada mereka bahwa mereka berhak atas ruang individu mereka ini, dan mereka harus sopan menghormati ruang siswa lainnya. Apa tujuan pembelajaran dalam masalah perilaku 2014 7 Psikologi Pendidikan Fahrul Rozi, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Seorang yang tingkah lakunya sangat berbeda dari norma yang berlaku dalam suatu masyarakat disebut “abnormal”. Karena norma – norma tersebut berbeda antara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya, suatu perbuatan yang dianggap “normal” disuatu masyarakat, mungkin dianggap “abnormal” dimasyarakat lain. Meskipun demikian, tidak ada satu masyarakat pun yang tidak memiliki norma – norma social bagi tingkah laku, baik norma, moral, etis, ataupun hokum. Karena itu , satu kriteria terkenal untuk mendefinisikan perilaku abnormal adalah pelanggaran norma social ( Calhoun & Acocella, 1990; Atkinston dkk, tt; Supratiknya, 1995; Soedjono, 1983), disamping penyimpangan dari norma – norma statistic, ketidaksenangan pribadi, perilakumaladaptif, gejala “salah suai”, tekanan batin, dan ketidakmatangan. Tahukah kalian bahwa fenomena tersebut terjadi dilingkungan sekeliling kita, jadi kemungkinan besarpun akan teralami oleh siswa dikelas. Sikap setiap orang sama dalam perkembangannya, tetapi beda dalam pembentukannya ( Krech, Crutchfield, dan Ballachey, 1965 : 180 ). Hal ini menyebabkan adanya perbedaan sikap antara perilaku seorang atau individu dengan sikap teman, keluarga, maupun tetangganya. Banyak hal yang perlu kita ketahui untuk dapat memahami perilaku orang lain. Umpamanya, jika kita meramalkan tingkah laku seseorang dalam waaktu tertentu atau jika kita ingin mengontrol tindakannya, kita harus mengetahui cara sikap itu berkembang dan berubah. Masalah perilaku ini tidak hanya ditujukan untuk ilmu social saja, tetapi juga penting bagi semua orang yang akan bersosialisasi terutama pada anakanakatau siswa yang baru saja mengenal dunia luar. Tidak perduli seberapa tingkatan kebaikan yang anda lakukan dalam merencanakan dan menciptakan lingkungan kelas yang positif, masalah perilaku pun akan muncul juga. Dan anda harus berurusan dengan mereka dalam waktu secara efektif. Carolyn Everston dan Edward Emmer ( 2009 ), membedakan antara intervensi minor dan moderat untuk masalah perilaku. Beberapa masalah hanya membutuhkan sedikit intervensi hal tersebut merupakan intervensi kecil. Masalah – masalah ini melibatkan perilaku, yang jika jarang biasanya tidak mengganggu aktivitas dan pembelajaran kelas. Intervensi kecil ini hanya diperlukan untuk masalah perilaku, ada beberapa strategi efektif menurut ( Everston& Fulmer, 2009, hlm 188 – 190 ) : Gunakanlah isyarat tertulis Jagalah pergerakan aktivitas Pindahlah lebih dekat kepada siswa 2014 8 Psikologi Pendidikan Fahrul Rozi, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id “Arahkan perilaku” Berikan pengarahan yang dibutuhkan Langsung dan tegas memberitahukan kepada siswa untuk berhenti “Berikan siswa pilihan” Strategi dapat membantu untuk merencanakan kedepan tentang cara anda menangani masalah perilaku saat hal tersebut terjadi.Dan untuk beberapa kenakalan memerlukan intervensi kuat dari yangbaru saja dijelaskan itu disebut intervensi moderat. Berikut ini adalah beberapa intervensi moderat untuk menangani jenis masalah ( Everston& Emmer 2009, hlm 177 – 178 ) : “Pemotongan hak istimewa atau kegiatan yang diinginkan.” “Mengisolasi atau memisahkan siswa.” Menggunakan pinalti Guru sering memberikan detensi siswa pun juga bias melaukan detensi terhadap kenakalan mereka, beberapa detensi dilakukan dikelas dan beberapa sekolah memiliki ruang penahanan saat siswa dapat dikirim. Jika detensi terjadi dikelas anda, anda harus mengawasi hal tersebut.Panjang detensi awalnya harus pendek mulai dari 10 sampai 15 menit, jika perilaku tersebut tidak parah. Seperti pada saat kehabisan waktu, anda akan perlu menyimpan catatan detensi. Orang – orang yang dapat membantu anda agar siswa dapat terlibat perilaku yang lebih tepat adalah rekan sebaya, orang tua, kepala sekolah atau konselor dan mentor. Karena biasanya teman sebaya bias sangat efektif dalam mendapatkan siswa untuk berprilaku lebih tepat. Dapat juga dengan menelpon orang tua siswa atau berdiskusi dengan mereka dalam konferensi tatap muka, karena hanya dengan menginformasikan mereka dapat membuat siswa untuk memperbaiki perilaku mereka.Tetapi jangan menjadikan orang tua defensif atau mengisyaratkan bahwa anda menyalahkan mereka atas perilakuanak mereka disekolah, cukup hanya dengan menjelaskan secara singkat masalah dan katakana bahwa anda sangat mengahargai dukungan yang mereka dapat berikan kepada anda. Banyak sekolah telah memiliki konsekuensi untuk masalah perilaku tertentu, tetapi jika anda gagal mencoba berurusan dengan perilaku tertentu pertimbangkan untuk meminta adminisrasi sekolah untuk dapat membantu.Dapat dilakukan dengan merujuk siswa untuk kepala sekolah atau konselor yang dapat mengakibatkan detensi atau peringatan kepada siswa, serta pertemuan kepala sekolah dan orang tua.Dan membiarkan kepala sekolah atau konselor menangani masalah dapat pula menghemat waktu anda.Namun, bantuan tersebut tidak selalu tersedia dibanyak sekolah. Penting bagi siswa untuk memiliki paling tidak satu orang dalam hidup mereka yang perduli tentang mereka dan mendukung perkembangan mereka. Contohnya beberapa siswa 2014 9 Psikologi Pendidikan Fahrul Rozi, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id terutama yang berlatar belakang miskin sangat beresiko tinggi, tidak memiliki satu orang pun. Seorang mentor dapat memberikan siswa tersebut bimbingan yang mereka butuhkan untuk mengurangi masalah perilaku ( Lindley, 2009; Rowley, 2009 ). Carilah disekitar masyarakat untuk menjadi mentor potensial bagi siswa dari lingkungan berpenghasilan rendah beresiko tinggi. Kekerasan disekolah kian memprihatinkan. Dibanyak sekolah sekarang, umum bagi siswa untuk melawan, mengintimidasi siswa lain, atau mengancam satu sama lain dan guru secara lisan atau dengan senjata. Perilaku ini dapat mengakibatkan kecemasan dan kemarahan anda, akan tetapi penting mempersiapkan diri untuk menghadapi dan menanganinya dengan tenang. Menghindari argument atau konfrontasi emosional akan membantu anda untuk memecahkan konflik. Jenis masalah perilaku agresif dan strategi efektif untuk menangani mereka. 1.Perkelahian Anda dapat mengehentikan perkelahian tanpa resiko cedera pada diri anda sendiri.Jika karena alasan tertentu anda tidak dapat mengintervensi, segera dapatkan bantuan dari guru atau administrator lainnya. Saat anda campur tangan berikan perintah lisan keras, sambil tetap melerai beritahu siswa lain untuk meninggalkan atau kembali ke hal yang dilakukan. Sekolah mungkin akan memiliki kebijakan mengenai perkelahian. Jika demikian, anda harus melaksanakannya dan melibatkan kepala sekolah ataupun orang tua jika diperlukan.Umumnya, yang terbaik adalah membiarkan siswa memiliki periode mendingin sehingga mereka menjadi tenang.Kemudian bertemu dengan para siswa dan dengar pandangan mereka tentang hal yang menyebabakan perkelahian.Tanyakan saksi jika diperlukan. Adakan konferensi dengan siswa yang berkelahi,menekankan ketidakpatenan perkelahian, penting mengambil perspektif yang lain, dan pentingnya kerja sama. 2.Penindasan Intimidasi didefinisikan sebagai perilaku fisik verbal dimaksudkan untuk mengganggu seseirang yang kurang kuat, direnndahkan karena cara penampilan atau cara berbicara adalah jenis yang paling sering ditindas. Berikut ada dua program intervensi penindasan yang berbasis sekolah dan paling menjajikan : Olweus Bullying Prevention. Dibuat oleh Olweus, program ini berfokus pada 6 sampai 15 tahun dengan tujuan mengurangi peluang dan penghargaan untuk penindasan. Staf sekolah diarahkan dengan cara – cara untuk meningkatkan hubungan sebaya dan membuat sekolah lebih aman. 2014 10 Psikologi Pendidikan Fahrul Rozi, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Bully – Prooring Your School. Program ini dirancang untuk siswa di Tk sampai kelas 8 dan menawarkan pendekata sekolah dan kurikulum guru untuk mengurangi penindasan. Ini menekankan tentang cara mengenali perilaku penindasan, memproses cepat, dan cara mengembangkan keterampilan komunikasi siswa dalam situasi konflik. Metode intervensi disediakan, poster sekolah terkait penindasan tersedia, dan panduan orang tua membantu melibatkan orang tua dalam cara yang efektif untuk mengurangi penindasan. Edmund Emmer dan Carol verston ( 2009 ) membahas strategi berikut untuk menangani siswa yang melawan atau memusuhi anda. Jika siswa lolos dengan perilaku ini, kmungkinan akan berlanjut dan menyebar. Oleh karena itu, cobalah untuk meredakan peristiwa ini dengan menjaganya agar tetap rahasia dan menangani siswa secara individual, jika memungkinkan. Jika pembangkangan atau permusuhan terjadi secara ekstrim dan selama pelajaran, cobalah untuk tidak dimasukkan kedalam hati dan katakana bahwa anda akan menanganinya dalam beberapa menit untuk menghindari percekcokan. Pada waktu yang tepat, temui siswa dan uraikan segala konsekuensi perilakumungkin pantas. Tetapi dalam kasus yang ekstri dan langka, siswa akan benar – benar tidak kooperatif, dalam hal ini anda harus mengirimkan siswa lain kekantor untuk meminta bantuan. Damal kebanyakan kasus, jika anda tetap tenang dan tidak masuk kedalam percekcokan dengan siswa, siswa akan tenang, dan anda dapat berbicara dengan siswa mengenai semua masalah ini. 2014 11 Psikologi Pendidikan Fahrul Rozi, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Santrock, J. W. 2014. Psikologi Pendidikan (Buku 2). Jakarta : Penerbit Salemba Humanika. Sobur. A. 2003. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia. Bacaan lainya : Handbook of Educational Psychology edited by Berliner.D.C & Valfee R.C. A projek division 15. The division of educational Psychology of American Psychological Association. Patil.S. 2009. Educational Psychology. Journal of Pravara Med Rev 2009; 1(2). http://blognyaprael.wordpress.com/2011/11/22/ 2014 12 Psikologi Pendidikan Fahrul Rozi, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id