Transformasi Kultur Pendidikan Islam di Indonesia

advertisement
6
PROFESIONALISME GURU:
ANTARA BEBAN DAN TANGGUNG JAWAB
M. Asep Fathur Rozi *
* Tarbiyah STAI Muhammadiyah Tulungagung
[email protected]
Abstract
In the learning process, one who affects student
learning achievements was a teacher, because the
teacher is a component who cannot be released in
education sector. The ideal teacher can received
by each related parties. From the perspective of
students, the ideal teachers are teachers who
having the appearance in such a way, as a source
of motivation, and fun learning.
Keyword: Profesionalisme Guru dan
Tanggungjawab.
Pendahuluan
Guru merupakan pendidik yang memiliki peranan penting
dalam dunia pendidikan. Sedangkan pendidik merupakan salah satu
komponen lembaga pendidikan yang tertua, karena secara historis,
pendidikan tidak hanya melingkupi dunia sekolah, madrasah
ataupun perguruan tinggi. Pendidikan dimulai ketika orang tua
mendidik anaknya untuk memiliki akhlak tertentu seperti yang
diharapkan. Tidak semua orang tua bisa berperan sebagai pendidik,
disebabkan beban kehidupan bertambah berat dan rumit, serta
kesulitan orang tua dalam mendidik anak, maka disinilah peran guru
sebagai pembantu orang tua dalam mendidik anak.
Dalam proses belajar mengajar, salah satu yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah seorang guru, karena
peran guru merupakan komponen yang tidak bisa dilepaskan dalam
dunia pendidikan. Secara konseptual guru yang diharapkan adalah
Profesionalisme Guru: Antara Beban... – Asep Fathur Rozi 950
sosok guru yang ideal artinya yang diterima oleh setiap pihak yang
terkait. Dipandang dari segi siswa, guru yang ideal adalah guru yang
memiliki penampilan sedemikian rupa, sebagai sumber motivasi,
belajar yang menyenangkan 1.
Guru yang yang diharapkan orang tua adalah guru yang tidak
hanya bisa mengajar, melainkan guru yang bisa memberikan contoh
yang baik, bagi anak-anaknya. Guru diharapkan mampu menjadi
seorang pendidik, dan bukan hanya sebagai pengajar. Pola-pola
pendidikan dalam keluarga yang kurang sempurna, pola relasi sosial
siswa dengan lingkungan dan pola laku antara siswa dengan orang
tua, diharakan bisa terpenuhi oleh adanya seorang guru.
Secara profesional, guru diharapkan dapat memberikan peran
sebagai penunjang dalam pengejawantahan beberapa program
pemerintah, terutama dalam bidang pendidikan. Karena pada
hakikatnya guru merupakan ujung tombak pendidikan dimanapun dia
berada. Sebagai anggota masyarakat, guru merupakan unsur
masyarakat yang diharapkan mampu mempersiapkan anggota
masyarakat yang sebaik-baiknya. Karena
guru adalah wakil
masyarakat dilembaga pendidikan dan wakil lembaga pendidikan di
masyarakat. Guru juga merupakan subyek yang memiliki peranan
penting dalam mewariskan budaya dari generasi ke generasi, dalam
pelestarian nilai-nilai budaya.
Kebutuhan akan guru bukan hanya sebagai pengajar saja,
tetapi kita butuh sebagai seorang yang profesional dalam mendidik
dan mengajar, yaitu guru yang bisa memadukan tiga isi pendidikan :
1. Pertama, mempertinggi mental, moral, budi pekerti dan
memperkuat kenyakinan beragama
2. Kedua, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan
3. Ketiga, membina/memperkembangkan fisik yang kuat dan
sehat2.
Guru yang profesional adalah guru yang dapat mencetak
manusia yang berprestasi, dapat mengintegrasikan ilmu pengetahuan
umum dengan agama guna menyongsong masa depan yang lebih
cerah. Dan yang paling mendasar adalah prestasi siswa, bukan hanya
dilihat dari segi kecerdasan akal saja, tetapi juga kecerdasan
moralnya. Akal dan moral dua unsur penting dalam diri manusia
1
Departemen Agama, Petunjuk Peningkatan Mutu Pendidikan di
Madrasah Ibtdaiyah. (Jakarta:Dirjen Kelembagaan Pembinaan Agama
Islam,2000), hlm. 14.
2
H.Zainal Abidin,”Memperkembangkan dan mempertahankan Pendidikan
Islam di Indonesia”(Jakarta: Bulan Bintang, 1976), t.h.
951
Edukasi, Volume 03, Nomor 02, November 2015: 949-959
maju. Akal adalah penggerak kemajuan, moral adalah kemudi gerak
kemajuan tadi. Moral tanpa akal lumpuh, sedangkan akal tanpa moral
akan menjerumuskan.
Dalam hubungannya dengan profesi guru, paling tidak ada
tiga karakter yang harus dikuasai untuk menjadi guru profesional,
yaitu3 :
1. Menguasai bidang keilmuan, pengetahuan dan
keterampilan yang akan diajarkan kepada siswa. Sebagai
guru yang profesional, ilmu pengetahuan dan
keterampilannya itu harus terus ditambah dan
dikembangakan dengan melakukan kegiatan penelitian,
baik penelitian kepustakaan maupun penelitian
lapangan. Kemampuan penelitian ini semakin penting
dimiliki dan dilakukan mengingat perkembangan ilmu
pengetahuan sudah demikian pesat. Dengan cara
demikian ilmu pengetahuan yang diajarkan oleh guru
kepada siswanya akan tetap up to date, aktual, dan
relevan dengan kebutuhan masyarakat
2. Memiliki kemampuan penyampaian pengetahuan yang
dimilikinya secara efektif dan efisien. Untuk itu, sebagai
guru profesional harus mempelajari ilmu keguruan dan
ilmu pendidikan, terutama yang berkaitan dengan
Dedaktik dan Metodik serta Metodologi pembelajaran
yang didukung oleh pengetahuan dibidang psikologi
anak atau psikologi pendidikan.
3. Memiliki kepribadian dan budi pekerti yang mulia yang
dapat mendorong para siswa untuk mengamalkan ilmu
yang diajarkannya dan agar guru dapat dijadikan sebagai
suri tauladan atau panutan dalam setiap prilakunya.
Profesionalisme Guru
Profesionalisme memeiliki arti mutu, kualitas, dan tindak
tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang
profesional. Profesionalisme berasal dari kata profesional yang
berarti bersangkutan dengan profesi, yang memerlukan kepandaian
khusus untuk menjalankannya.4 Profesional adalah pekerjaan atau
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
3
Abuddin Nata, Paradigma Pendidikan Islam, (Jakarta : PT Grasindo,
2001 cet-1), hlm. 139-140.
4
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Pustaka Setia,
1998), t.h.
Profesionalisme Guru: Antara Beban... – Asep Fathur Rozi 952
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi.5
Nana Sudjana mendefinisikan istilah profesionalisme
dengan " a vocation an which profesional knowledge of sme
department a learning science is used in its applications to
the other or in the practice of an art found it ". Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa suatu pekerjaan
yang bersifat profesional yang memerlukan beberapa bidang
ilmu yang secara sengaja harus dipelajari dan kemudian
diaplikasikan bagi kepentingan umum . Atas dasar
pengertian ini , ternyata pekerjaan profesional berbeda
dengan pekerjaan lainnya karena suatu profesi memerlukan
kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksanakan
profesinya6.
Berdasarkan uraian diatas, profesionalisme dapat diartikan
sebagai konsep mengenai bidang pekerjaan, yaitu pandangan yang
menganggap bidang pekerjaan sebagai suatu pengabdian melalui
keahlian tertentu dan menganggap keahlian ini sebagai sesuatu yang
harus diperbaharui secara terus-menerus dengan memanfaatkan
kemajuan-kemajuan yang terdapat dalam ilmu pengetahuan7.
Prof. Suyanto, Ph.D dalam tulisannya yang berjudul ”Guru
Profesional “ mengatakan bahwasanya seorang guru yang profesional
paling tidak harus memiliki 4 ciri yaitu sebagai berikut :
1. Memiliki kemampuan yang terkait dengan iklim belajar
dikelas
2. Memiliki kemampuan yang
manajemen pembelajaran
terkait
dengan
strategi
3. Memiliki kemampuan yang terkait dengan pemberian umpan
balik dan penguatan
4. Memiliki kemampuan yang terkait dengan peningkatan diri.
Dalam perspektif islam, seorang guru dituntut untuk
memiliki akhlakul karimah, sehingga diharapkan guru mampu
bersikap dan berperilaku jujur, adil, bertanggung jawab. Harapannya
adalah, dengan akhlakul karimah ini, guru mampu menjadi sosok
5
Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Moh Uzer Utsman, Menjadi Guru Profesional. (Bandung : Rosda Karya
Cet-13,2003), hlm. 4.
7
Abuddin Nata, Paradigma Pendidikan Islam..., hlm. 139.
6
953
Edukasi, Volume 03, Nomor 02, November 2015: 949-959
yang digugu lan ditiru, dan membangun komunitas-komunitas kecil
dalam lingkungan sekolah ataupun lembaga pendidikan lainnya yang
berakhlak mulia. Dari kelompok-kelompok kecil masyarakat yang
berahlak inilah dapat diharapkan akan lahir bangsa yang berahlak.
Selain berakhlakul karimah, guru juga dituntun untuk
memiliki keilmuan yang sesuai dengan bidang keahliannya. Sebagai
pribadi yang profesional, guru harus menguasai bidang tugas dan
kewajibannya dengan baik . seorang guru, dikatakan sebagai
profesional ketika mampu menguasai bidang tugas dan kewajiban
yang diembannya, dan mampu menerapkan keilmuannya untuk
mendidik siswa. Ketidakmampuan guru dalam mengejawantahkan
keilmuan yang dimilikinya dan mendidik seorang siswa akan
berakibat pada kegagalan dunia pendidikan, khususnya pada output
pendidikan. Disadari ataupun tidak, sesungguhnya beban berat akan
menjadi tanggungan para guru dalam mendidik siswa, karena,
dipundak guru inilah pribadai seorang siswa akan dibentuk. Lalu,
siapakah orang yang dikatakan sebagai guru ?
Menurut Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen, Guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai,dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal,pendidikan dasar,dan pendidikan menengah.
Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan
tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.8
Drs Saiful Bahri Djamarah, menterjemahkan guru sebagai
orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru
dalam pandangan msyarakat adalah orang yang melaksanakan
pendidikan ditempat-tempat tertentu, tidak mesti dilembaga
pendidikan formal, tetapi bisa juga dimesjid, disurau/musolla,
dirumah dan sebagainya 9
Dari pengertian diatas, penulis memiliki kesimpulan bahwa
guru adalah orang yang diberi amanah oleh orang tua, untuk
mewakilinya dalam mendidik anak-anaknya, bertanggung jawab
8
Ibid, Undang-Undang No. 14 tahun 2005.
Drs.Syaiful Bahri Djamarah,Guru dan anak didik dalam anteraksi
edukatif, (Jakarta:Rineka Cipta , 2000), hlm. 31.
9
Profesionalisme Guru: Antara Beban... – Asep Fathur Rozi 954
untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara individual
maupun klasikal, disekolah atau diluar sekolah.
Menurut Prof.Dr.Zakiah Daradjat dan kawan-kawan
(1992:41)10, ada bebera hal yang perlu ada dan menjadi syarat
seorang guru, diantaranya :
1. Taqwa kepada Allah SWT.
Salah satu tujuan ilmu pendidikan islam, adalah mendidik
anak agar bertaqwa kepada Allah, sehingga mutlak
diperlukan guru memiliki ketaqwaan kepada Alloh jika ia
sendiri tidak bertaqwa kepadanya. Ini menjadi penting bahwa
contoh yang diberikan oleh seorang guru akan lebih mengena
dibandingkan ucapannya.
2. Berilmu
Pembuktian keilmuan yang dimiliki oleh seorang guru, tidak
hanya dari selembar ijasah maupun sertifikat, tetapi masih
banyak hal yang menunjukkan keilmuan seorang guru. Perlu
diperhatikan bahwa pendidikan tidak hanya dikalukan di
intstitusi sekolah, tetapi bisa dimana saja dengan peran slah
seorang menjadi guru dan lainnya menjadi siswa.
3. Sehat Jasmani
Untuk menjadi guru, baiknya memperhatikan faktor
kesehatan, agar nantinya dalam menyampaikan materi dapat
maksimal dan suasana belajar pun menjadi menarik. Siswa
akan menjadi antusias jika mendengarkan guru yang bugar
dan energik, ini akan membantu menambah motivasi siswa
dalam belajar.
4. Berkelakuan Baik
Budi pekerti guru penting dalam pendidikan watak anak
didik. Guru harus menjadi teladan, karena anak-anak bersifat
suka meniru. Di antara tujuan pendidikan yaitu membentuk
akhlak yang mulia pada diri pribadi anak didik dan ini hanya
mungkin bisa dilakukan jika pribadi guru berakhlak mulia
pula.
10
Prof. Dr. Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1992), hlm. 41.
955
Edukasi, Volume 03, Nomor 02, November 2015: 949-959
Tugas dan Tanggungjawab Guru
Seperti pengertian guru menurut UU no 14 tahun 2015,
maka tugas guru adalah :
1. Mendidik Siswa
Pendidikan dimaknai sebagai proses transfer tidak hanya
ilmu pengetahuan dan budaya dari guru ke siswa,
melainkan juga bagaimana mentransfer karakter dan
nilai-nilai kehidupan kepada siswa. Ini menjadi tugas
guru yang utama, karena dalam mendidik tidak hanya
diperlukan pengetahuan tentang apa yang akan diajarkan
kepada siswa, melaimkan juga tanggung jawab yang
berat untuk membina akhlak siswa.
2. Mengajar Siswa
Seorang guru dituntut untuk menjadi profesional,
maksudnya adalah bahwa guru, dituntut untuk
memahami apa yang akan diajarkan, memiliki
pengetahuan yang cukup untuk memberikan ilmunya
kepada siswa
3. Membimbing dan mengarahkan
Bimbingan guru kepada siswa ini menjadi hal yang
mutlak adanya, karena siswa tidak hanya diberi beban
belajar sendiri, namun dibimbing dan diarahkan oleh
seorang guru, agar dia nantinya dapat mewarisi
keilmuan gurunya, lebih utama jika siswa ini lebih
pandai dari guru.
4. Melatih
Pada sisi lain, materi ajar siswa tidak hanya berhenti
pada materi teori dalam kelas, perlu praktek dan latihan
pada tahapan tertentu, bisa dilapangan, laboratorium
maupun tempat lain. Intinya guru juga bertugas melatih
mereka dan memastikan keberhasilan mereka.
5. Menilai dan Mengevaluasi
Tahapan terakhir dari tugas seorang guru adalah pada
penilaian dan pengevaluasian, tidak hanya pada kualitas
anak didik yang dituangkan dalam buku raport, tetapi
juga mengevaluasi pada bentuk dan proses pendidikan
yang sudah dilakukan. Harapannya jika ditemukan
kekurangan, maka akan bisa dibenahi dan diupayakan
penyempurnaannya dikemudian hari.
Untuk itulah guru dengan penuh dedikasi dan loyalitas
berusaha membimbing dan membina anak didik agar dimasa
mendatang menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa. Setiap
Profesionalisme Guru: Antara Beban... – Asep Fathur Rozi 956
hari guru meluangkan waktu demi kepentingan anak didik. Bila suatu
ketika ada anak didik yang tidak hadir disekolah, guru menanyakan
kepada anak-anak yang hadir, apa sebabnya ia tidak hadir disekolah.
Anak didik yang sakit, tidak bergairah belajar, terlambat masuk
sekolah, belum menguasai bahan pelajaran, berpakaian sembarangan,
berbuat yang tidak baik, terlambat membayar uang sekolah , tak
punya seragam, dan sebagainya, semuanya menjadi perhatian guru.
Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas
maupun diluar dinas, dalam bentuk pengabdian. Apabila kita
kelompokkan terdapat tiga jenis tugas guru,yakni tugas dalam bidang
profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang
kemasyarakatan11.
Sebagai profesi, jabatan guru memerlukan keahlian khusus
sebagai guru. Profesi ini tentunya didak bisa dilakukan oleh semua
orang, perlu pelatihan dan pendidikan khusus sebagai seorang guru.
Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan sembarangan orang diluar
pendidikan, walaupun kenyataannya masih dilakukan diluar
kependidikan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik,
mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan
mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti mengajar dan
mngembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih
mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.
Dalam bidang kemanusiaan, seorang guru harus dapat
menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua bagi siswa. Contoh
perbuatan dan tingkah laku seorang guru akan menjadi pembelajaran
yang baik dan mudah diserap oleh siswa. Untuk itu, dalam
lingkungan sekolah guru dituntut untuk tampil sempurna dan
memiliki akhlak yang baik. Karena apapun yang dilakukan seorang
guru akan menjadi role modle bagi siswa. Bila seorang guru dalam
penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama adalah
ia tidak akan dapat menanamkan benih pengajarannya itu kepada
para siswanya. Siswa akan enggan menghadapi guru yang tidak
menarik, akibatnya konsentrasi dan ketertarikan siswa pada bidang
studi yang diajarkan oleh guru akan berkurang, bahkan hilang. Jika
sudah seperti ini janganlah mudah menilai kesalahan terletak pada
siswa.
Guru memiliki tempat terhormat di lingkungan masyarakat,
masyarakat cenderung menempatkan guru sebagai tokoh panutan di
masyarakat, karena dari seorang guru masyarakat berharap akan
dapat dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti bahwa tugas
11
Moh. Uzer Utsman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Rosda Karya,
2003), hlm. 6.
957
Edukasi, Volume 03, Nomor 02, November 2015: 949-959
guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan
manusia seutuhmya. Tugas dan peran guru tidaklah terbatas dalam
masyarakat, bahkan guru pada hakekatnya merupakan komponen
strategis yang memilih peran penting dalam menentukan gerak maju
bangsa. Bahkan keberadaannya merupakan faktor yang tidak
mungkin digantikan oleh komponen manapun dalam kehidupan
bangsa sejak dulu, terlebih-lebih pada era kontemporer sekarang ini.
Guru tidak hanya diperlukan oleh para siswa diruangan
kelas, tetapi juga diperlukan oleh masyarakat lingkungannya, yakni
didepan memberi suri tauladan, ditengah-tengah membangun
(memberi semangat) dan dibelakang memberi dorongan dan motivasi
(ing ngarso sung tulodho, ing madya mangun karso, tut wuri
handayani).
Guru dan Proses Belajar Mengajar
Oemar Hamalik menuturkan pendapat Adams & decey
dalam Basic prinsiples of student teaching, bahawa peranan guru
dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal antara lain adalah
guru sebagai pengajar, pembimbing kelas, pembimbing, pengatur
lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana supervisor, motivator
dan konselor12. Dari beberapa peranan guru diatas, penulis akan
menyederhanakan menjadi beberapa peranan penting antara lain :
1. Guru sebagai seorang Pengajar
Sebagai seorang pengajar, guru diharuskan
menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan,
dan memiliki pengetahuan yang up to date terkait materi
ajar, sehingga diharapkan guru mampu meningkatkan
kemampuannya dalam hal ilmu penngetahuan yang
dimilikinya, karena hal ini akan sangat menentukan hasil
belajar yang dicapai oleh siswa.
Yang perlu dipahami adalah, bahwa guru bukanlah
satu-satunya orang yang paling pandai di dalam kelas.
Karena sesungguhnya guru sendiri adalah pelajar. Ini berarti
bahwa guru harus belajar terus-menerus. Belajar tentang
keilmuan yang sesuai dengan bidang studinya, juga belajar
cara dan metode pengajarannya. Dengan cara demikian ini
akan memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu
pengetahuan sebagai bekal dalam melaksanakan tugasnya
sebagai pengajar, sehingga mampu memperagakan apa yang
12
Prof.Dr,Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Pendekatan Sytem,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2002 ), hlm. 52.
Profesionalisme Guru: Antara Beban... – Asep Fathur Rozi 958
diajarkannya secara dedaktis. Maksudnya agar apa yang
disampaikannya itu betul-betul dimiliki oleh anak didik.
2. Guru sebagai Motivator
Sebagai seorang motivator, guru memiliki peranan untuk
membangkitkan semangat siswa, dan menjaga agar stamina
psikologis siswa tetap pada parameter yang tinggi. Sehingga
siswa setiap saat siswa mampu menerima dan memberikan
respon positif terhadap apa yang disampaikan oleh guru.
Semangat siswa adalah modal utama dalam menerima
pelajaran.
3. Guru sebagai Konselor
Kemampuan guru yang tidak kalah penting adalah menjadi
konselor. Hubungan antara guru dan siswa tidak
sepenuhnya berlangsung damai dan belum tentu harmonis.
Penyebabnya bisa bermacam-macam, bisa karena ketidak
mampuan siswa untuk menyerap pelajaran, guru kurang bisa
memahami keinginan siswa dan masih banyak lagi
penyebabnya. Disinilah peran penting guru sebagai
konselor, untuk menelaah persoalan yang terjadi, sehingga
dapat memberikan solusi untuk kemajuan pendidikan.
Penutup
Betapa pentingnya profesionalitas seorang guru dalam dunia
pendidikan. Tidak profesionalnya seorang guru bisa mengakibatkan
ketidak berhasilan pendidikan. Profesionalisme tidak hanya
melingkupi konsep pekerjaan, tetapi juga tanggung jawab guru
sebagai seorang pendidik untuk mencerdaskan bangsa, dan
memberikan jaminan terbentuknya moral siswa.
959
Edukasi, Volume 03, Nomor 02, November 2015: 949-959
Daftar Pustaka
Abidin , Zainal, 1976. ”Memperkembangkan dan mempertahankan
Pendidikan Islam di Indonesia” Jakarta: Bulan Bintang
Darajat, Zakiyah, 1992. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:Bumi Aksara
Departemen Agama, 2000. Petunjuk Peningkatan Mutu Pendidikan
di Madrasah Ibtdaiyah, Jakarta: Dirjen Kelembagaan
Pembinaan Agama Islam
Djamarah , Syaiful Bahri, 2000. Guru dan anak didik dalam
anteraksi edukatif, Jakarta:Rineka Cipta
Hamalik , Oemar, 2002. Perencanaan Pengajaran Pendekatan
Sytem,Jakarta: Bumi Aksara
Nata, Abuddin, 2001. Paradigma Pendidikan Islam, Jakarta : PT
Grasindo
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Utsman, Moh Uzer, 2003. Menjadi Guru Profesional, Bandung:
Rosda Karya.
Download