6 PROFESIONALISME GURU: ANTARA BEBAN DAN TANGGUNG JAWAB M. Asep Fathur Rozi * * Tarbiyah STAI Muhammadiyah Tulungagung [email protected] Abstract In the learning process, one who affects student learning achievements was a teacher, because the teacher is a component who cannot be released in education sector. The ideal teacher can received by each related parties. From the perspective of students, the ideal teachers are teachers who having the appearance in such a way, as a source of motivation, and fun learning. Keyword: Profesionalisme Guru dan Tanggungjawab. Pendahuluan Guru merupakan pendidik yang memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan. Sedangkan pendidik merupakan salah satu komponen lembaga pendidikan yang tertua, karena secara historis, pendidikan tidak hanya melingkupi dunia sekolah, madrasah ataupun perguruan tinggi. Pendidikan dimulai ketika orang tua mendidik anaknya untuk memiliki akhlak tertentu seperti yang diharapkan. Tidak semua orang tua bisa berperan sebagai pendidik, disebabkan beban kehidupan bertambah berat dan rumit, serta kesulitan orang tua dalam mendidik anak, maka disinilah peran guru sebagai pembantu orang tua dalam mendidik anak. Dalam proses belajar mengajar, salah satu yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah seorang guru, karena peran guru merupakan komponen yang tidak bisa dilepaskan dalam dunia pendidikan. Secara konseptual guru yang diharapkan adalah Profesionalisme Guru: Antara Beban... – Asep Fathur Rozi 950 sosok guru yang ideal artinya yang diterima oleh setiap pihak yang terkait. Dipandang dari segi siswa, guru yang ideal adalah guru yang memiliki penampilan sedemikian rupa, sebagai sumber motivasi, belajar yang menyenangkan 1. Guru yang yang diharapkan orang tua adalah guru yang tidak hanya bisa mengajar, melainkan guru yang bisa memberikan contoh yang baik, bagi anak-anaknya. Guru diharapkan mampu menjadi seorang pendidik, dan bukan hanya sebagai pengajar. Pola-pola pendidikan dalam keluarga yang kurang sempurna, pola relasi sosial siswa dengan lingkungan dan pola laku antara siswa dengan orang tua, diharakan bisa terpenuhi oleh adanya seorang guru. Secara profesional, guru diharapkan dapat memberikan peran sebagai penunjang dalam pengejawantahan beberapa program pemerintah, terutama dalam bidang pendidikan. Karena pada hakikatnya guru merupakan ujung tombak pendidikan dimanapun dia berada. Sebagai anggota masyarakat, guru merupakan unsur masyarakat yang diharapkan mampu mempersiapkan anggota masyarakat yang sebaik-baiknya. Karena guru adalah wakil masyarakat dilembaga pendidikan dan wakil lembaga pendidikan di masyarakat. Guru juga merupakan subyek yang memiliki peranan penting dalam mewariskan budaya dari generasi ke generasi, dalam pelestarian nilai-nilai budaya. Kebutuhan akan guru bukan hanya sebagai pengajar saja, tetapi kita butuh sebagai seorang yang profesional dalam mendidik dan mengajar, yaitu guru yang bisa memadukan tiga isi pendidikan : 1. Pertama, mempertinggi mental, moral, budi pekerti dan memperkuat kenyakinan beragama 2. Kedua, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan 3. Ketiga, membina/memperkembangkan fisik yang kuat dan sehat2. Guru yang profesional adalah guru yang dapat mencetak manusia yang berprestasi, dapat mengintegrasikan ilmu pengetahuan umum dengan agama guna menyongsong masa depan yang lebih cerah. Dan yang paling mendasar adalah prestasi siswa, bukan hanya dilihat dari segi kecerdasan akal saja, tetapi juga kecerdasan moralnya. Akal dan moral dua unsur penting dalam diri manusia 1 Departemen Agama, Petunjuk Peningkatan Mutu Pendidikan di Madrasah Ibtdaiyah. (Jakarta:Dirjen Kelembagaan Pembinaan Agama Islam,2000), hlm. 14. 2 H.Zainal Abidin,”Memperkembangkan dan mempertahankan Pendidikan Islam di Indonesia”(Jakarta: Bulan Bintang, 1976), t.h. 951 Edukasi, Volume 03, Nomor 02, November 2015: 949-959 maju. Akal adalah penggerak kemajuan, moral adalah kemudi gerak kemajuan tadi. Moral tanpa akal lumpuh, sedangkan akal tanpa moral akan menjerumuskan. Dalam hubungannya dengan profesi guru, paling tidak ada tiga karakter yang harus dikuasai untuk menjadi guru profesional, yaitu3 : 1. Menguasai bidang keilmuan, pengetahuan dan keterampilan yang akan diajarkan kepada siswa. Sebagai guru yang profesional, ilmu pengetahuan dan keterampilannya itu harus terus ditambah dan dikembangakan dengan melakukan kegiatan penelitian, baik penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan. Kemampuan penelitian ini semakin penting dimiliki dan dilakukan mengingat perkembangan ilmu pengetahuan sudah demikian pesat. Dengan cara demikian ilmu pengetahuan yang diajarkan oleh guru kepada siswanya akan tetap up to date, aktual, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat 2. Memiliki kemampuan penyampaian pengetahuan yang dimilikinya secara efektif dan efisien. Untuk itu, sebagai guru profesional harus mempelajari ilmu keguruan dan ilmu pendidikan, terutama yang berkaitan dengan Dedaktik dan Metodik serta Metodologi pembelajaran yang didukung oleh pengetahuan dibidang psikologi anak atau psikologi pendidikan. 3. Memiliki kepribadian dan budi pekerti yang mulia yang dapat mendorong para siswa untuk mengamalkan ilmu yang diajarkannya dan agar guru dapat dijadikan sebagai suri tauladan atau panutan dalam setiap prilakunya. Profesionalisme Guru Profesionalisme memeiliki arti mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional. Profesionalisme berasal dari kata profesional yang berarti bersangkutan dengan profesi, yang memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya.4 Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber 3 Abuddin Nata, Paradigma Pendidikan Islam, (Jakarta : PT Grasindo, 2001 cet-1), hlm. 139-140. 4 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Pustaka Setia, 1998), t.h. Profesionalisme Guru: Antara Beban... – Asep Fathur Rozi 952 penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.5 Nana Sudjana mendefinisikan istilah profesionalisme dengan " a vocation an which profesional knowledge of sme department a learning science is used in its applications to the other or in the practice of an art found it ". Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa suatu pekerjaan yang bersifat profesional yang memerlukan beberapa bidang ilmu yang secara sengaja harus dipelajari dan kemudian diaplikasikan bagi kepentingan umum . Atas dasar pengertian ini , ternyata pekerjaan profesional berbeda dengan pekerjaan lainnya karena suatu profesi memerlukan kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksanakan profesinya6. Berdasarkan uraian diatas, profesionalisme dapat diartikan sebagai konsep mengenai bidang pekerjaan, yaitu pandangan yang menganggap bidang pekerjaan sebagai suatu pengabdian melalui keahlian tertentu dan menganggap keahlian ini sebagai sesuatu yang harus diperbaharui secara terus-menerus dengan memanfaatkan kemajuan-kemajuan yang terdapat dalam ilmu pengetahuan7. Prof. Suyanto, Ph.D dalam tulisannya yang berjudul ”Guru Profesional “ mengatakan bahwasanya seorang guru yang profesional paling tidak harus memiliki 4 ciri yaitu sebagai berikut : 1. Memiliki kemampuan yang terkait dengan iklim belajar dikelas 2. Memiliki kemampuan yang manajemen pembelajaran terkait dengan strategi 3. Memiliki kemampuan yang terkait dengan pemberian umpan balik dan penguatan 4. Memiliki kemampuan yang terkait dengan peningkatan diri. Dalam perspektif islam, seorang guru dituntut untuk memiliki akhlakul karimah, sehingga diharapkan guru mampu bersikap dan berperilaku jujur, adil, bertanggung jawab. Harapannya adalah, dengan akhlakul karimah ini, guru mampu menjadi sosok 5 Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Moh Uzer Utsman, Menjadi Guru Profesional. (Bandung : Rosda Karya Cet-13,2003), hlm. 4. 7 Abuddin Nata, Paradigma Pendidikan Islam..., hlm. 139. 6 953 Edukasi, Volume 03, Nomor 02, November 2015: 949-959 yang digugu lan ditiru, dan membangun komunitas-komunitas kecil dalam lingkungan sekolah ataupun lembaga pendidikan lainnya yang berakhlak mulia. Dari kelompok-kelompok kecil masyarakat yang berahlak inilah dapat diharapkan akan lahir bangsa yang berahlak. Selain berakhlakul karimah, guru juga dituntun untuk memiliki keilmuan yang sesuai dengan bidang keahliannya. Sebagai pribadi yang profesional, guru harus menguasai bidang tugas dan kewajibannya dengan baik . seorang guru, dikatakan sebagai profesional ketika mampu menguasai bidang tugas dan kewajiban yang diembannya, dan mampu menerapkan keilmuannya untuk mendidik siswa. Ketidakmampuan guru dalam mengejawantahkan keilmuan yang dimilikinya dan mendidik seorang siswa akan berakibat pada kegagalan dunia pendidikan, khususnya pada output pendidikan. Disadari ataupun tidak, sesungguhnya beban berat akan menjadi tanggungan para guru dalam mendidik siswa, karena, dipundak guru inilah pribadai seorang siswa akan dibentuk. Lalu, siapakah orang yang dikatakan sebagai guru ? Menurut Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,pendidikan dasar,dan pendidikan menengah. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.8 Drs Saiful Bahri Djamarah, menterjemahkan guru sebagai orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan msyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan ditempat-tempat tertentu, tidak mesti dilembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga dimesjid, disurau/musolla, dirumah dan sebagainya 9 Dari pengertian diatas, penulis memiliki kesimpulan bahwa guru adalah orang yang diberi amanah oleh orang tua, untuk mewakilinya dalam mendidik anak-anaknya, bertanggung jawab 8 Ibid, Undang-Undang No. 14 tahun 2005. Drs.Syaiful Bahri Djamarah,Guru dan anak didik dalam anteraksi edukatif, (Jakarta:Rineka Cipta , 2000), hlm. 31. 9 Profesionalisme Guru: Antara Beban... – Asep Fathur Rozi 954 untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal, disekolah atau diluar sekolah. Menurut Prof.Dr.Zakiah Daradjat dan kawan-kawan (1992:41)10, ada bebera hal yang perlu ada dan menjadi syarat seorang guru, diantaranya : 1. Taqwa kepada Allah SWT. Salah satu tujuan ilmu pendidikan islam, adalah mendidik anak agar bertaqwa kepada Allah, sehingga mutlak diperlukan guru memiliki ketaqwaan kepada Alloh jika ia sendiri tidak bertaqwa kepadanya. Ini menjadi penting bahwa contoh yang diberikan oleh seorang guru akan lebih mengena dibandingkan ucapannya. 2. Berilmu Pembuktian keilmuan yang dimiliki oleh seorang guru, tidak hanya dari selembar ijasah maupun sertifikat, tetapi masih banyak hal yang menunjukkan keilmuan seorang guru. Perlu diperhatikan bahwa pendidikan tidak hanya dikalukan di intstitusi sekolah, tetapi bisa dimana saja dengan peran slah seorang menjadi guru dan lainnya menjadi siswa. 3. Sehat Jasmani Untuk menjadi guru, baiknya memperhatikan faktor kesehatan, agar nantinya dalam menyampaikan materi dapat maksimal dan suasana belajar pun menjadi menarik. Siswa akan menjadi antusias jika mendengarkan guru yang bugar dan energik, ini akan membantu menambah motivasi siswa dalam belajar. 4. Berkelakuan Baik Budi pekerti guru penting dalam pendidikan watak anak didik. Guru harus menjadi teladan, karena anak-anak bersifat suka meniru. Di antara tujuan pendidikan yaitu membentuk akhlak yang mulia pada diri pribadi anak didik dan ini hanya mungkin bisa dilakukan jika pribadi guru berakhlak mulia pula. 10 Prof. Dr. Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), hlm. 41. 955 Edukasi, Volume 03, Nomor 02, November 2015: 949-959 Tugas dan Tanggungjawab Guru Seperti pengertian guru menurut UU no 14 tahun 2015, maka tugas guru adalah : 1. Mendidik Siswa Pendidikan dimaknai sebagai proses transfer tidak hanya ilmu pengetahuan dan budaya dari guru ke siswa, melainkan juga bagaimana mentransfer karakter dan nilai-nilai kehidupan kepada siswa. Ini menjadi tugas guru yang utama, karena dalam mendidik tidak hanya diperlukan pengetahuan tentang apa yang akan diajarkan kepada siswa, melaimkan juga tanggung jawab yang berat untuk membina akhlak siswa. 2. Mengajar Siswa Seorang guru dituntut untuk menjadi profesional, maksudnya adalah bahwa guru, dituntut untuk memahami apa yang akan diajarkan, memiliki pengetahuan yang cukup untuk memberikan ilmunya kepada siswa 3. Membimbing dan mengarahkan Bimbingan guru kepada siswa ini menjadi hal yang mutlak adanya, karena siswa tidak hanya diberi beban belajar sendiri, namun dibimbing dan diarahkan oleh seorang guru, agar dia nantinya dapat mewarisi keilmuan gurunya, lebih utama jika siswa ini lebih pandai dari guru. 4. Melatih Pada sisi lain, materi ajar siswa tidak hanya berhenti pada materi teori dalam kelas, perlu praktek dan latihan pada tahapan tertentu, bisa dilapangan, laboratorium maupun tempat lain. Intinya guru juga bertugas melatih mereka dan memastikan keberhasilan mereka. 5. Menilai dan Mengevaluasi Tahapan terakhir dari tugas seorang guru adalah pada penilaian dan pengevaluasian, tidak hanya pada kualitas anak didik yang dituangkan dalam buku raport, tetapi juga mengevaluasi pada bentuk dan proses pendidikan yang sudah dilakukan. Harapannya jika ditemukan kekurangan, maka akan bisa dibenahi dan diupayakan penyempurnaannya dikemudian hari. Untuk itulah guru dengan penuh dedikasi dan loyalitas berusaha membimbing dan membina anak didik agar dimasa mendatang menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa. Setiap Profesionalisme Guru: Antara Beban... – Asep Fathur Rozi 956 hari guru meluangkan waktu demi kepentingan anak didik. Bila suatu ketika ada anak didik yang tidak hadir disekolah, guru menanyakan kepada anak-anak yang hadir, apa sebabnya ia tidak hadir disekolah. Anak didik yang sakit, tidak bergairah belajar, terlambat masuk sekolah, belum menguasai bahan pelajaran, berpakaian sembarangan, berbuat yang tidak baik, terlambat membayar uang sekolah , tak punya seragam, dan sebagainya, semuanya menjadi perhatian guru. Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun diluar dinas, dalam bentuk pengabdian. Apabila kita kelompokkan terdapat tiga jenis tugas guru,yakni tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan11. Sebagai profesi, jabatan guru memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Profesi ini tentunya didak bisa dilakukan oleh semua orang, perlu pelatihan dan pendidikan khusus sebagai seorang guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan sembarangan orang diluar pendidikan, walaupun kenyataannya masih dilakukan diluar kependidikan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti mengajar dan mngembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. Dalam bidang kemanusiaan, seorang guru harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua bagi siswa. Contoh perbuatan dan tingkah laku seorang guru akan menjadi pembelajaran yang baik dan mudah diserap oleh siswa. Untuk itu, dalam lingkungan sekolah guru dituntut untuk tampil sempurna dan memiliki akhlak yang baik. Karena apapun yang dilakukan seorang guru akan menjadi role modle bagi siswa. Bila seorang guru dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama adalah ia tidak akan dapat menanamkan benih pengajarannya itu kepada para siswanya. Siswa akan enggan menghadapi guru yang tidak menarik, akibatnya konsentrasi dan ketertarikan siswa pada bidang studi yang diajarkan oleh guru akan berkurang, bahkan hilang. Jika sudah seperti ini janganlah mudah menilai kesalahan terletak pada siswa. Guru memiliki tempat terhormat di lingkungan masyarakat, masyarakat cenderung menempatkan guru sebagai tokoh panutan di masyarakat, karena dari seorang guru masyarakat berharap akan dapat dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti bahwa tugas 11 Moh. Uzer Utsman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Rosda Karya, 2003), hlm. 6. 957 Edukasi, Volume 03, Nomor 02, November 2015: 949-959 guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia seutuhmya. Tugas dan peran guru tidaklah terbatas dalam masyarakat, bahkan guru pada hakekatnya merupakan komponen strategis yang memilih peran penting dalam menentukan gerak maju bangsa. Bahkan keberadaannya merupakan faktor yang tidak mungkin digantikan oleh komponen manapun dalam kehidupan bangsa sejak dulu, terlebih-lebih pada era kontemporer sekarang ini. Guru tidak hanya diperlukan oleh para siswa diruangan kelas, tetapi juga diperlukan oleh masyarakat lingkungannya, yakni didepan memberi suri tauladan, ditengah-tengah membangun (memberi semangat) dan dibelakang memberi dorongan dan motivasi (ing ngarso sung tulodho, ing madya mangun karso, tut wuri handayani). Guru dan Proses Belajar Mengajar Oemar Hamalik menuturkan pendapat Adams & decey dalam Basic prinsiples of student teaching, bahawa peranan guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal antara lain adalah guru sebagai pengajar, pembimbing kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana supervisor, motivator dan konselor12. Dari beberapa peranan guru diatas, penulis akan menyederhanakan menjadi beberapa peranan penting antara lain : 1. Guru sebagai seorang Pengajar Sebagai seorang pengajar, guru diharuskan menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki pengetahuan yang up to date terkait materi ajar, sehingga diharapkan guru mampu meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu penngetahuan yang dimilikinya, karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Yang perlu dipahami adalah, bahwa guru bukanlah satu-satunya orang yang paling pandai di dalam kelas. Karena sesungguhnya guru sendiri adalah pelajar. Ini berarti bahwa guru harus belajar terus-menerus. Belajar tentang keilmuan yang sesuai dengan bidang studinya, juga belajar cara dan metode pengajarannya. Dengan cara demikian ini akan memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar, sehingga mampu memperagakan apa yang 12 Prof.Dr,Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Pendekatan Sytem, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002 ), hlm. 52. Profesionalisme Guru: Antara Beban... – Asep Fathur Rozi 958 diajarkannya secara dedaktis. Maksudnya agar apa yang disampaikannya itu betul-betul dimiliki oleh anak didik. 2. Guru sebagai Motivator Sebagai seorang motivator, guru memiliki peranan untuk membangkitkan semangat siswa, dan menjaga agar stamina psikologis siswa tetap pada parameter yang tinggi. Sehingga siswa setiap saat siswa mampu menerima dan memberikan respon positif terhadap apa yang disampaikan oleh guru. Semangat siswa adalah modal utama dalam menerima pelajaran. 3. Guru sebagai Konselor Kemampuan guru yang tidak kalah penting adalah menjadi konselor. Hubungan antara guru dan siswa tidak sepenuhnya berlangsung damai dan belum tentu harmonis. Penyebabnya bisa bermacam-macam, bisa karena ketidak mampuan siswa untuk menyerap pelajaran, guru kurang bisa memahami keinginan siswa dan masih banyak lagi penyebabnya. Disinilah peran penting guru sebagai konselor, untuk menelaah persoalan yang terjadi, sehingga dapat memberikan solusi untuk kemajuan pendidikan. Penutup Betapa pentingnya profesionalitas seorang guru dalam dunia pendidikan. Tidak profesionalnya seorang guru bisa mengakibatkan ketidak berhasilan pendidikan. Profesionalisme tidak hanya melingkupi konsep pekerjaan, tetapi juga tanggung jawab guru sebagai seorang pendidik untuk mencerdaskan bangsa, dan memberikan jaminan terbentuknya moral siswa. 959 Edukasi, Volume 03, Nomor 02, November 2015: 949-959 Daftar Pustaka Abidin , Zainal, 1976. ”Memperkembangkan dan mempertahankan Pendidikan Islam di Indonesia” Jakarta: Bulan Bintang Darajat, Zakiyah, 1992. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:Bumi Aksara Departemen Agama, 2000. Petunjuk Peningkatan Mutu Pendidikan di Madrasah Ibtdaiyah, Jakarta: Dirjen Kelembagaan Pembinaan Agama Islam Djamarah , Syaiful Bahri, 2000. Guru dan anak didik dalam anteraksi edukatif, Jakarta:Rineka Cipta Hamalik , Oemar, 2002. Perencanaan Pengajaran Pendekatan Sytem,Jakarta: Bumi Aksara Nata, Abuddin, 2001. Paradigma Pendidikan Islam, Jakarta : PT Grasindo Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Utsman, Moh Uzer, 2003. Menjadi Guru Profesional, Bandung: Rosda Karya.