HARI RAYA TUHAN KITA YESUS KRISTUS, IMAM AGUNG ABADI Hari Raya baru Santo Pius dari Pietrelcina, lebih dikenal dengan nama Padre Pio dirayakan 23 September. Santo Yohanes Didakus Cuauhtlatoatzin dirayakan tanggal 9 Desember. Santa Perawan Maria Guadalupe dirayakan 12 Desember. Santo dan santa ini kita temukan dalam misale baru. Misale memuat juga sebuah Hari Raya Baru, Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus, Imam Agung Abadi. Hari Raya ini jatuh pada Hari Kamis sesudah Pentakosta. “Dari Vatikan dikatakan bahwa hendaklah dalam Misale Romawi di bagian Masa Biasa, tepatnya di bawah judul “Hari Raya yang jatuh dalam Masa Biasa”, sebelum rumus Misa Tritunggal Mahakudus, dibuat Misa ‘Tuhan kita Yesus Kristus, Imam Agung Abadi’,” demikian Rm Bosco da Cunha O.Carm membuat deskripsi tentang pesta ini. Sejarah Hari kamis pertama setelah pentekosta setiap tahun, komunitas Christ the Priest di Australia dan seluruh dioses Spanyol, merayakan pesta Kristus Imam Agung Abadi. Pesta ini ditetapkan dan disetujui oleh Kongregasi Ibadat sejak tahun 1987 (bdk Prot. N. 196/87, Prot. N. CD. 501/91). Ada kerinduan memandang Tuhan yang kudus sambil berusaha secara serius mengerti dan menghidupi arti imamat dalam Gereja. Yesus, Tuhan adalah model untuk hidup imamat dan penggerak komitmen umat untuk berdoa bagi para imam. Konsili Vatican II mengajarkan banyak hal tentang Kristus sebagai imam dan bagaimana Gereja mengambil bagian bersama-Nya dalam Sakramen pembaptisan dan Sakramen Tahbisan. Pemikiran ini direfleksikan secara indah dalam dokumen-dokumen lain kemudian, yang juga bisa diakses oleh umat. Menyemangati para imam untuk berjuang kepada kesempurnaan spiritual, paus Benediktus XVI menetapkan satu tahun untuk doa dan refleksi tentang imam, terhitung sejak tanggal 19 Juni 2009-19 Juni 2010. Dalam Quas Primas 21, tentang Pesta Kristus Raja, Paus Pius XI menegaskan bahwa dokumen-dokumen mungkin dapat dijangkau dan dibaca oleh hanya sebagian orang dalam Gereja, tetapi Pesta menjangkau semua orang. Paus Pius XI dengannya menegaskan bahwa satu langkah efektif untuk mengembangkan ajaran Gereja adalah dengan menetapkannya sebagai sebuah pesta. Mengikuti spirit yang berkembang dan rahmat dari tahun imam, Konfrensi Uskup Indonesia menerima inisiatif dari Kongregasi Ibadat, mengangkat pesta ini, sebagai Pesta yang juga dirayakan di Indonesia. Perayaan ini kiranya membantu Gereja, semakin memiliki ‘devosi’ mendalam kepada Yesus, Tuhan, Imam Agung dan semakin menyadari warisan tugas Agung dari Tuhan untuk terlibat dalam rahmat pengudusan diri dan dunia. (P. Ignas Ledot, SVD).