BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kucing Kucing pertama kali didomestikasi sekitar 5000 tahun yang lalu di lembah sungai Nil ( Driscollet al., 2009). Evolusi kucing dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti adaptasi lingkungan, mutasi, kondisi geografi dan kesukaan orang. Kucing akhirnya menyebar di seluruh dunia, dan mengalami perubahan secara bertahap sebagai hasil adaptasi terhadap lingkungan baru (Norsworty, 1993). Kucing lokal dikenal dengan nama ilmiah Felis catus, memiliki banyak varietas. Sistematika penggolongan kucing secara lengkap menurut Jasin (1992) adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Klas : Mammalia Ordo : Carnivora Family : Felidae Genus : Felis Spesies : Felis catus Secara spesifik keturunan kucing lokal Bali diberi nama “The Balinese”, karena memiliki garis yang rata, mempunyai gerakan lemah lembut, menitikberatkan pada kulit yang tebal dan penampilan dari kucing Bali mempunyai bentuk badan yang ramping (Norsworthy, 1993). 2.2 Protozoa Protozoa dapat dibagi dalam lima golongan besar diantaranya, Filum, Apicomplexa, Sarcomastigophora, Microspora, Myxozoa dan Ciliophora. Dari lima filum tersebut, filum yang terpenting menginfeksi kucing adalah filum Apicomplexa dan Sarcomastigophora (Soulsby, 1982). 6 2.3 Filum Apicomplexa Filum Apicomplexa ditandai dengan ditemukannya organel apical kompleks yang biasanya terdiri dari konoid yang membantu saat menembus sel hospes, cincin polar, roptri yang mengeluarkan sektret enzim proteolitik dan mikrotubulus subpelikuler yang berhubungan dengan motilitas. Parasit ini seringkali membentuk kista, reproduksi seksual dilakukan dengan singami, tidak memiliki silia dan semua spesies dari filum ini bersifat parasitik (Noble dan Noble, 1989). Filum ini terdiri dari satu klas yaitu klas Sporozoa dan dibagi dalam dua subklas, Coccidia yang hidup di dalam saluran cerna dan Piroplasma yang hidup di dalam darah. Subklas Coccidia dibagi dua subordo Eimeriina yang hidup disaluran cerna dan Haemosporina yang hidup di dalam darah. Subklas Eimeriina dibagi menjadi dua famili yang penting yaitu Eimerridae dan Sarcocystidae. Famili Eimerridae dibagi menjadi beberapa genus diantaranya, Emeria dan Isospora. Famili Sarcocystidae dibagi menjadi beberapa genus diantaranya Sarcocystis, Toxoplasma, dan Hamondia (Soulsby, 1982). Sklus hidup filum Ampicomplexa secara umum hampir sama, hanya terjadi beberapa perbedaan dan kelainan penamaan. Siklus hidup dimulai setelah tertelanya ookista bersporulasi (kista infektif) bersama makanan dan minuman, karena adanya enzim pencernaan ookista akan tercerna, sehingga terbebaslah sporozoit. Sporozoit selanjutnya akan memasuki sel epitel saluran pencernaan untuk melakukan proses merogoni (pembentukan merozoit) secara schizogoni (pembelahan berlipat ganda) sehingga terbentuk merozoit (takizoit, endozoit, schizon, agamo, segmeter dll). Proses merogoni terjadi beberapa kali (tergantung spesiesnya) dan setiap proses merogoni, merozoit yang terbentuk menginfeksi sel epitel yang baru, sampai akhirnya terbentuklah gamon. Gamon mengalami proses gametogoni sehingga terbentuk makrogamon yang menghasilkan makrogamet dan mikrogamon akan menghasilkan mikrogamet. Mikrogamet akan bergabung (syngami) dengan makrogamet sehingga terbentuk ookinet. Ookinet akan melindungi diri dengan dinding sehingga terbentuklah ookista dan keluar dari 7 tubuh bersama feses. Ookista diluar akan mengalami sporulasi, siklus hidup berulang lagi (Levine, 1995). 2.4 Filum Apicomplexa yang Menginfeksi Kucing 2.4.1. Isospora. Famili Emeriidae yang menginfeksi kucing umumnya hanya genus Isospora (Hammond and Long, 1973). Klasifikasi Isospora menurut Soulsby (1982) sebagai berikut : Filum : Ampicomplexa Klas : Sporozoa Subklas : Coccidian Ordo : Eucoccidiidae Familia : Eimeriidae Genus : Isospora Spesies : Isospora spp Isospora merupakan parasit intraseluler pada epithel usus, dalam siklus hidupnya tidak memerlukan host perantara. Isospora berkembang biak secara aseksual dan seksual (Noble dan Noble, 1989). Isospora pada kucing ditemukan 2 spesies yaitu: Isospora felis (Cystoisospora felis), dan Isospora rivolta (Cystoisospora rivolta) ( Bowman et al, 2003). Isospora felis berpredileksi di dalam epitel usus halus, kadang – kadang dalam sekum dan dalam kolon kucing. Ookista berbentuk ovoid, berukuran 32-53 X 26- 43 µm ( Levine, 1995) , 38 -51 sampai 27-39 µm dengan rata-rata 41,6 sampai 30,2 µm. Rasio panjang lebar adalah 1,3- 1,4 dengan rata-rata 1,35 µm (Bowman et al 2003), mempunyai dinding licin, berwarna kekuning-kuningan sampai coklat muda. Setiap ookista mengandung dua sprorokista masing-masing berisi 4 sporozoit. Sporokista berbentuk ellipsoid mempunyai dinding yang licin tanpa benda stieda dan mempunyai residium, berukuran 20-27 x 17- 22 µm. Sporozoit berbentuk sosis dan mempunyai satu ujung agak menyempit, berukuran panjang 10-15 µm ( Levine, 1995). 8 Isospora Rivolta ditemukan dalam usus halus, sekum dan kolon kucing. Ookista berbentuk elipsoid sampai agak ovoid yang berukuran 21-29µm x 18-26 µm (Levine, 1995), sedangkan menurut Soulsby (1982) ukuran ookista 21-28 µm x 18-23 µm. Setiap ookista mengandung dua sprorokista masing-masing berisi 4 sporozoit. Mempunyai dinding licin, berlapis satu dengan ketebalan 0,5 µm, , butir polar atau residium. Sporokista berukuran 14-16 µm x 10-13 µm dengan tebal 0,3 µm tanpa benda stieda dengan residium. Sporozoit memanjang mengikuti panjangnya sporokista dengan bulatan subsentral dan waktu sporulasi 2 hari (Levine, 1995), 4 hari (Soulsby, 1982). Siklus hidup dari Isospora felis dan Isospora rivolta hampir sama. Seluruh perkembangan Isospora terjadi di dalam usus halus. Periode prepaten infeksi berlangsung 4 -7 hari, dan dalam 4 minggu tidak ada lagi pembentukan ookista (Bowman et al., 2003). 2.4.2 Sarcocystis Sarcocystis merupakan Coccidia yang dalam siklus hidupnya memerlukan inang antara seperti tikus. Tahap seksual terjadi pada lamina propia sub epithel pada ujung fili usus halus. Memiliki 2 sporokista, masing-masing berisi 4 sporozoit. Ookista berukuran 7-9 µm x 11 - 14 µm( Bowman et al, 2003) , 12-18 x 11-14 µm, mempunyai dinding tipis, licin, tidak berwarna, butir polar, dan residium. Sporokista berbentuk ellipsoid, dengan ukuran 11-14 x 7-9 µm, tidak mempunyai benda stieda, tetapi mempunyai residium. Sporozoit berukuan 7,5-9 x 1,5-2 µm. Masa prepaten 7 hari sampai 9 hari, sedangkan masa paten 6 sampai 17 hari ( Levine, 1995). 2.4.3 Toxoplasma gondii Toxoplasma gondii adalah parasit intraseluler yang tidak mempunyai host spesifik, parasit ini menyerang sel dan berkembang biak sampai sel pecah dan kemudian menyerang sel lainnya yang terdekat ( Martin dan Donovan, 1968). Toxoplasma gondii merupakan parasit pathogen pada hewan dan dapat menginfeksi manusia. Kucing merupakan hospes definitive dari Toxoplasma 9 gondii ( Noble dan Noble, 1989). Ookista terbentuk di dalam sel epithel fili usus halus kucing. Ookista didalam feses, awalnya tidak bersporulasi dan berbentuk bundar, setelah bersporulasi berbentuk agak lonjong dengan ukuran 11- 14 x 9- 11 (rata- rata 12,5 x 11 µm), dan berisi 2 sporokista ellipsoid ukurannya 8,5 x 6 µm tanpa benda stieda. Sporozoit berukuran 8 x 2 µm. Masa prepaten 2-7 hari setelah memakan bradizoit, 7-10 hari setelah makan takizoit, dan 1-3 minggu setelah makan ookista dari feses. Masa paten 1-2 minggu (Levine, 1995). 2.4.4 Hamondia hammondi Spesies Hammondia merupakan organisme yang dalam siklus hidupnya memerlukan induk semang lain sebagai host antara seperti tikus, dan kucing sebagai hospes definitive. Mereka juga di kenal sebagai Toxoplasma hammondii dan Isospora bahiensis. Bradizoit akan berkembang menjadi kista di dalam otot bergaris ( Jubbet al., 1985). Ookista yang tidak bersporulasi bentuknya bundar berukuran 11-13 x 10 13 µm dengan dinding yang tidak berwarna, berlapis dua 0,5µm. Setelah bersporulasi, ookista berbentuk agak bundar sampai ellipsoid berukuran, 13-14 x 10- 11 µm. Memiliki 2 sporokista berbentuk ellipsoid berukuran 8-11 x 6-8 µm, tanpa benda stieda, dengan residium. Sporozoit bentuknya memanjang dan membengkok, berukuran kira- kira 7 x 2 µm dengan suatu inti dekat pusat (Levine, 1995). Periode prepaten 5-6 hari, dan lama periode paten 12-28 hari (Bowman et al., 2003). 2.4.5. Cryptosporidium Cryptosporidium felis adalah protozoa kelompok kecil dari Ampicomplexa yang ditemukan pada epithel gastrointestinal. Cryptosporidium bersifat zoonosis dimana beberapa kasus pada manusia dikaitkan dengan adanya hewan yang terinfeksi ( Jubbet al., 1985). Ookista dari Cryptosporidium felis bisa dibedakan dari Cryptosporidium parvum karena ukurannya yang lebih kecil. Ookista Cryptosporidium felis diameternya 4,3 µm, dan Cryptosporidium parvum mencapai 5,0 µm ( Bowman et 10 al., 2003). Menurut Levine (1994) ookista mengandung 4 sporozoit dan tidak mempunyai sporokista. Periode prepaten 5- 6 hari dan periode paten 7-10 hari (Sudarto, 2007). 2.5 Filum Sarcomastigophora Filum Sarcomastigophora umumnya berinti tunggal, tetapi ada juga yang berinti lebih dari satu, pergerakannya menggunakan flagella atau pseudopodia. Filum Sarcomastigophora dapat dibedakan menjadi 2 subfilum Mastigophora (flagelata dan Sarcodina ( pseudopodia). Subfilum Mastigophora memiliki satu klas Zoomastigophorea dan memiliki ordo Kinetoplastida dan Trichomonadida. Ordo Trichomonadida dibagi menjadi dua famili yang penting yaitu Trichomonadie dan Hexamitidae. Famili Trichomonadie dengan genus Tritrichomonas, Tetratrichomonas, dan Pentatrichomonas (menginfeksi kucing). Famili Hexamitidae dengan genus Giardia (menginfeksi kucing) dan Hexamita (Levine, 1995). 2.6. Filum Sarcomastigophora yang Menginfeksi Kucing 2.6.1 Giardia felis Giardia felis mempunyai depalan flagella, dan dua nucleus tersebar dibagian posterior sampai pertengahan badan dengan panjangnya berkisar 3 µm dan lebar 1,5 µm. Sekitar satu pertiga sampai satu setengah dari permukaan anterior terdapat sebuah lempeng tulang penghisap pada permukaan ventral. Sistematika dari Giardia felis menurut Solusby ( 1982) sebagai berikut: Filum : Sarcomastigophora Sub filum : Mastigophora Klas : Zoomastigophora Ordo : Trichomonadida Family : Hexamitididae Genus : Giardia Spesies : Giardia felis 11 Giardia felis memiliki dua stadium, yaitu tropozoid (aktif) dan kista (inaktif). Tropozoit yang aktif akan menempel pada permukaan usus halus dan dapat menyebabkan kematian sel-sel lebih cepat. Bentuk trofozoit tidak dapat hidup lama diluar tubuh inang, setalah trofozoit keluar dari tubuh inang akan membentuk kista. Seekor kucing mempunyai kemampuan mengeluarkan ribuan kista dan selama lima sampai enam belas hari setelah kucing tersebut terinfeksi (Bowman et al., 2003). Tropozoit Giardia felis berukuran panjang 10,5- 17,5 µm dan lebar 5,25 - 8,75 µm (Bowman et al., 2003), 10-18 x 5-9 µm (rata-rata 13x 7 µm) dan kista berukuran 10,5 X 7 µm (Levine, 1995). Sumber lain menyebutkan Giardia felis adalah flagellata kecil berukuran 12 samapi 17 µm panjangnya dengan lebar 7,6 sampai 10µm (tahap tropozoit) yang hidup pada usus halus dan usus besar, kista berbentuk oval berukuran 9-13 x 7-9 µm (Prescoot,1984). Giardia felis mempunyai siklus hidup yang langsung, kista infektif secara langsung menginfeksi hewan melalui air dan makanan yang terkontaminasi (Mihatov, 2000). Mampu berada dan melangsungkan hidupnya dalam air selama tiga bulan (Anderson, 1980). Pada kucing penyakit ini sangat penting dimana gejala utamanya diare berkala atau kronik selama beberapa bulan. Fesesnya cair, pucat, mukoid, berminyak dan terjadi penurunan berat badan pada kucing ( Jubb, et al 1985). Prescott (1984) melaporkan gejala dari giardiasis diantaranya diare sering diikuti dengan perejanan, feses berair bercampur lendir. Mihatov (2000) juga melaporkan gejala giardiasis diantaranya diare berlendir disebabkan karena kurangnya penyerapan air, penurunan berat badan, hilangnya cairan, kehilangan nafsu makan dan muntah. 2.6.2. Pentatrichomonas hominis Pentatrichomonas hominis dikenal dengan nama Trichomonas felis, dan Trichomonas intestinalis, berpredileksi di usus besar. Pentatrichomonas hominis berbentuk piriform, dengan ukuran 8-20 x 3-14µm, mempunyai lima flagella interior dan satu pelta. Empat flagella anterior berkelompok bersama, dan yang kelima letaknya terpisah dan mengarah ke posterior, suatu flagellum keenam 12 menjulur sepanjang selaput beralun dan terus memanjang sebagai flagellum posterior (trailing) yang bebas. Selaput beralun berjalan sepanjang badan. Memiliki Suatu filament tambahan, suatu kosta, dan butir parakostal. Axostyle hialin tebal dan mempunyai suatu ujung yang runcing tetapi tanpa cincin kromatin. Badan parabasal kecil dan ellipsoidal serta terdiri dari granul- garanul kecil. Blefaroplast menjadi awal filament yang berjalan ke arah posterior dalam sitoplasma dorsal dari inti. Siklus hidup Pentatrichomonas hominis sederhana, berkembang biak dengan cara pembelahan jadi dua secara longitudinal (Levine, 1995). 13