1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kegiatan investasi saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal tersebut didukung dengan kemudahan untuk mendapatkan informasi mengenai investasi dan deregulasi pemerintah sehingga meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bagaimana praktek berinvestasi secara optimal. Bentuk investasi yang sedang menarik perhatian para investor saat ini adalah investasi keuangan dengan syariah islam. Beragam produk dan layanan ditawarkan dari investasi keuangan dengan syariah islam. Salah satunya adalah dengan pembelian saham di pasar modal syariah. Pemilihan efek tersebut sebagai salah satu instrumen berinvestasi dalam bentuk indeks saham sesuai dengan prinsip syariah. Di Bursa Efek Indonesia (BEI) terdapat beberapa indeks, salah satu dari indeks tersebut yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah adalah Jakarta Islamic Index (JII). Jakarta Islamic Index adalah salah satu indeks saham yang ada di Indonesia yang menghitung indeks harga rata-rata saham untuk jenis saham-saham yang memenuhi kriteria syariah. Pembentukan JII tidak lepas dari kerja sama antara Pasar Modal Indonesia (dalam hal ini PT Bursa Efek Indonesia) dengan PT Danareksa Invesment Management (PT DIM). JII telah diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan memandu investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah. Selanjutnya Pembentukan instrumen syariah ini untuk mendukung pembentukan Pasar Modal Syariah yang kemudian 1 2 diluncurkan secara resmi di Jakarta pada tanggal 14 Maret 2003 bersamaan dengan penandatanganan MOU antara BAPEPAM-LK dengan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Setiap periodenya, saham yang masuk JII berjumlah 30 (tiga puluh) saham yang memenuhi kriteria syariah. Walaupun masih terbilang baru dalam industri pasar modal Indonesia, namun kinerja Jakarta Islamic Index cukup menjanjikan, hal tersebut didukung oleh penilitian Rahmayanti (dalam Huda dan Nasution, 2008) bahwa saham syariah secara keseluruhan relatif lebih baik dari saham konvensional dari indeks-indeks kinerja yang ada. Investasi pada saham adalah bukan investasi yang sifatnya bebas dari resiko, tetapi ada beberapa resiko yang memang terjadi karena karakteristiknya. Resiko investasi pada saham adalah adanya kemungkinan mengalami kerugian (capital loss), kehilangan kesempatan untuk melakukan investasi pada instrumen lainnya, dan adanya kemungkinan emiten akan dilikuidasi ( Dharmadji dan Fakhruddin, 2011:90). Husnan (dalam Huda dan Nasution, 2008:16) Resiko dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko yang dapat dihilangkan dengan diversifikasi disebut dengan risiko tidak sistematis (unsystematic risk), dan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi dan disebabkan oleh faktor-faktor makro yang mempengaruhi semua sekuritas disebut dengan risiko sistematis (systematic risk) atau disebut juga risiko pasar. Risiko sistematis (systematic risk) atau risiko pasar merupakan risiko ditimbulkan dari faktor-faktor fundamental makroekonomi, seperti yang tingkat inflasi, suku bunga, kurs valuta asing, kebijakan pemerintah dan sebagainya. 3 Kondisi makroekonomi merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan, karena faktor ini merupakan bagian dari kondisi yang disebabkan oleh faktor-faktor eksternal seperti stabilitas politik dan keamanan, hukum, sosial, budaya, pendidikan serta ketidakpastian lingkungan. Adanya ketidakstabilan faktor-faktor eksternal akan menyebabkan investasi menjadi lebih berisiko, dan hal ini akan berdampak pada penurunan kinerja pasar modal (Sudiyatno dan Nuswandhari, 2009). Sehubungan dengan pentingnya perhatian terhadap kondisi ekonomi makro yang menjadi bagian dari risiko sistematis, pasar modal syariah Indonesia yang kinerjanya tercermin pada indeks syariah JII pun tidak bisa menampik akan hadirnya risiko-risiko tersebut. Sebagaimana diketahui, variabel-variabel indikator ekonomi makro seperti tingkat inflasi, suku bunga sertifikat bank indonesia, harga emas dunia dan kurs rupiah terhadap mata uang asing terus senantiasa berfluktuasi di setiap periodenya sehingga terindikasi berpengaruh terhadap kegiatan investasi di pasar modal. Ketika kondisi perekonomian sedang mengalami kelesuan yang dikarenakan tingkat inflasi yang tinggi, maka tentunya akan sulit untuk mengharapkan gairah di pasar modal. Fenomena seperti ini justru akan menjadikan gairah investasi tidak lagi menjadi menarik di mata investor, sehingga membuat para investor mengalihkan dana yang sudah diinvestasikannya dalam bentuk saham ke dalam bentuk investasi lainnya. Akibatnya hal ini akan memicu menurunnya kinerja perusahaan yang kemudian berdampak terhadap harga pasar saham. 4 Tingkat suku bunga Bank Indonesia merupakan suku bunga untuk satu tahun yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagai patokan bunga simpanan dan bunga pinjaman. Suku bunga yang tinggi mencerminkan biaya modal yang tinggi pula. Weston dan Brigham (1994) mengemukakan bahwa suku bunga berpengaruh terhadap harga saham, suku bunga yang tinggi dapat meningkatkan biaya bunga sehingga earning perusahaan turun yang kemudian akan diikuti pergerakan harga saham juga turun. Apabila hal tersebut terjadi pada banyak saham maka memberikan sinyal negatif terhadap JII, kondisi ini secara pasti mempengaruhi investor untuk mengalihkan investasinya ke pasar obligasi maupun pasar uang. Emas merupakan salah satu bentuk investasi yang cenderung bebas resiko (Sunariyah, 2006). Investasi dalam bentuk emas dipercaya sebagai salah satu komoditi yang menguntungkan, disebabkan selain harganya yang cenderung mengalami peningkatan, emas juga merupakan bentuk investasi yang sangat likuid, karena dapat diterima di wilayah atau di negara mana pun. Ketika potensi imbalan (return) berinvestasi dalam saham atau obligasi tidak lagi menarik dan dianggap tidak sebanding dengan risiko yang ada, maka investor akan mengalihkan dananya ke dalam aset riil seperti logam mulia atau properti yang dianggap lebih layak dan aman. Sementara itu, nilai kurs rupiah terhadap dollar AS menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan indeks saham di pasar modal Indonesia. Kestabilan pergerakan nilai kurs menjadi sangat penting, terutama bagi perusahaan yang aktif dalam kegiatan ekspor impor yang tidak dapat terlepas dari penggunaan mata uang asing yaitu dollar Amerika Serikat sebagai alat 5 transaksi. Fluktuasi nilai kurs yang tidak terkendali dapat mempengaruhi kinerja perusahaan- perusahaan yang terdaftar di pasar modal. Saat nilai rupiah terdepresiasi dengan ollar Amerika Serikat, harga barang-barang impor menjadi lebih mahal, khususnya bagi perusahaan yang sebagaian besar bahan bakunya menggunakan produk-produk impor. Peningkatan bahan-bahan impor tersebut secara otomatis akan meningkatkan biaya produksi dan pada akhirnya berpengaruh pada penurunan tingkat keuntungan perusahaan, sehingga hal ini akan berdampak pula pada pergerakan harga saham perusahaan yang kemudian memacu melemahnya pergerakan indeks harga saham. Berdasarkan uraian tersebut mengenai pentingnya perhatian indikator makroekonomi terhadap Indeks Saham serta mengingat perkembangan investasi saham syariah di Indonesia yang sekarang ini sedang berkembang, maka peneliti termotivasi memfokuskan penelitian untuk mengetahui apakah variabel- variabel indikator ekonomi makro tersebut juga dapat mempengaruhi pergerakan indeks saham Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Rumusan Masalah Adapun permasalahan yang ingin diketahui pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah tingkat inflasi berpengaruh pada Jakarta Islamic Index ? 2. Apakah suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI ) berpengaruh pada Jakarta Islamic Index ? 3. Apakah harga emas dunia berpengaruh pada Jakarta Islamic Index ? 6 4. Apakah kurs rupiah berpengaruh pada Jakarta Islamic Index ? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis pengaruh tingkat inflasi pada Jakarta Islamic Index 2. Menganalisis pengaruh suku bunga SBI pada Jakarta Islamic Index 3. Menganalisis pengaruh harga emas dunia pada Jakarta Islamic Index 4. Menganalisis pengaruh kurs rupiah pada Jakarta Islamic Index 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kontribusi praktis a. Memberikan panduan bagi masyarakat awam untuk berinvestasi di pasar modal b. Memberikan sumbangan bagi pihak investor maupun pihak moneter dalam penetapan kebijakan dan keputusan berinvestasi c. Dapat menjadi sumber referensi bagi pihak-pihak terkait. 2. Kontribusi teoritis Penelitian ini diharapkan memberi manfaat dalam ilmu ekonomi terutama mengenai pengaruh tingkat inflasi , suku bunga SBI, harga emas dunia, dan kurs rupiah pada Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia. 7 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup merupakan pembatasan suatu masalah. Pembatasan ini diberikan agar pembahasan masalah tidak mengalami kesimpangsiuran serta untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas dan tidak mengarah. Ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini adalah beberapa faktor makro ekonomi yang akan mempengaruhi Jakarta Islamic Index (JII), yaitu tingkat inflasi , suku bunga SBI, harga emas dunia, dan kurs rupiah. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah indeks saham Jakarta Islamic Index (JII) selama 5 (lima) tahun, yaitu tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.