KARYA TULIS CSR, for Society and Company Oleh: Kelompok SPS Ranintia Adhicitra Pramesti Siechara Hans Jonathan Marudut Mudur Sinaga Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Dionegoro 2012 ABSTRAK Sejak tahun 2000, PT Unilever Indonesia Tbk telah menunjukan langkah nyata sebagi bukti komitmennya akan CSR. PT Unilever Indonesia Tbk secara khusus membentuk Yayasan Unilever Indonesia Peduli sebagai badan yang mengurus CSR perusahaan. Berbagai macam aspek sosial coba disentuh oleh PT Unilever lewat program CSR-nya. Salah satu programnya yang paling menonjol adalah program terhadap petani kedelai hitam sebagai pemasok kedelai hitam untuk kecap Bango produksi PT Unilever. Program ini mampu memberikan keuntungan nyata, baik bagi petani maupun bagi PT Unilever sendiri. Pada pengkajian lebih lanjut, pengembangan dari program ini dapat mengoptimalkan potensi dari petani kedelai hitam yang pada akhirnya akan mampu mendongkrak taraf hidup petani dan membantu PT Unilever dalam menjaga pasokan kedelai hitam yang berkualitas. Kata kunci : taraf hidup, menjaga kualitas, CSR. PENDAHULUAN Latar Belakang masalah Didalam dunia usaha pada saat ini, mencari keuntungan yang sebesar – besranya bukan lagi menjadi satu – satunya tujuan yang ingin dicapai dalam mendirikan sebuah perusahaan, namun terdapat aspek lain yang menjdai tujuan didirikan nya sebuah perusahaan yaitu aspek social dan aspek lingkungan.Dimana dengan melibatkan aspek social dan aspek lingkungan akan tercipta suatu pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Seiring dengan adanya kesadaran akan aspek social dan lingkungan tersebut berbagai cara dilakukan oleh kalangan swasta, pemerintah, organisasi masyrakat, dan dunia pendidikan untuk merumuskan dan memmpromosikan tanggung jawab yang akan dipenuihi oleh suatu usaha tersebut. PT Unilever Indonesia Tbk, misalnya menggunakana istilah tanggung jawab terhadap sosial dan lingkungan sebagai people and brand. Perusahaan ini menganggap bahwa dua hal tersebut adalah aset yang dimiliki oleh perusahaan yaitu orang menjadi unsur sangat penting karena jika pabrik rusak mungkin kita bisa membangun lagi, tetapi kalau orang yang rusak apa yang bisa dilakukan . Unsur people yang dimaksudkan oleh perusahaan tersebut ialah karyawan. Untuk itu PT Unilever Indonesia Tbk benar-benar berusaha memperlakukan setiap karyawan secara adil, seperti memberi kesempatan beribadah sesuai keyakinan, kesempatan belajar bagi perkembangan karyawan, tidak membedakan karyawan laki-laki maupun perempuan, dan menjunjung tinggi kesetaraan. Rumusan Masalah Bagaimana Pengaruh Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) dan penerapan CSR yang tepat sasaran. Tujuan Penulisan - Menganalisis tujuan dan sasaran CSR Yayasan Unilever Indonesia yang paling menonjol. - Menghasilkan ide mengenai bentuk program Corporate Social Responsibility yang dapat dilakukan oleh industri manufaktur. - Memberi kesempatan mahasiswa untuk memberi masukan kepada perusahaan mengenai cara merealisasikan idenya dalam program Corporate Social Responsibility. - Memberi kesempatan perusahaan untuk terbuka mengenai manajemen program Corporate Social Responsibility di perusahaannya. Batasan Masalah - PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk didirikan pada tahun 5 Desember 1993 dengan nama Lever’s Zeepfabrieken N.V. Berawal tahun 1933 dengan pabrik sabun kecil Batavia, perusahaan telah tumbuh selama lebih dari 75 tahun bersama bangsa Indonesia. Kini, perusahaan menghasilkan 100 produk di pabrik Cikarang dan Rangkut, mulai dari sampo dan teh, sampai sabun cuci dan margarin. Produk Unilever dapat ditemukan di seluruh nusantara, di berbagai outlet, mulai dari warung hingga jaringan supermarket besar. Karena itu, dampak operasi perusahaan terasa di seluruh nusantara. PT Unilever Indonesia Tbk merupakan salah satu perusahaan yang telah melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR) selama ± 11 tahun. Dengan membentuk Yayasan Unilever Indonesia Peduli pada tanggal 27 November 2000 sebagai langkah penting dari perwujudan komitmen tanggung jawab sosial perusahaan untuk berkembang bersama masyarakat dan lingkungan yang berkelanjutan. PT Unilever Indonesia Tbk menyadari pentingnya memberi dan berbagi, bukan semata untuk meningkatkan reputasi, tetapi membantu perusahaan terus tumbuh dan berkembang. Bagi Unilever Indonesia (UI), tanggung jawab sosial perusahaan tidak terpisahkan dari bisnis. Evaluasi Program CSR yang Selama Ini Telah Dilakukan Oleh Perusahaan PT Unilever telah menunjukan komitmennya terhadap program CSR. Salah satu langkah nyatanya adalah dibentuknya Yayasan Unilever Indonesia (YUI) Peduli yang bertujuan untuk menciptakan lembaga khusus yang menjalankan aktivitas CSR Unilever. Dalam pelaksanaannya, YUI bekerja sama dengan banyak pihak, baik dari LSM, pemerintah, lembaga pendidikan, maupun kalangan bisnis. PT Unilever juga menerapkan kebijakan CSR terhadap suppliernya, sebagai bagian dari masyarakat umum. Salah satunya adalah kepada petani kedelai hitam yang merupakan pemasok kedelai bagi kecap Bango, produk dari PT Unilever. Tujuan program ini adalah untuk menjaga keberlanjutan rantai pasok kedelai hitam yang berkualitas. Program ini menjalankan strategi pemberdayaan yang memberikan peningkatan kapasitas pengetahuan dan keterampilan pada kelompok tani binaan agar bisa menciptakan dan memelihara varietas kedelai hitam unggulan. Program ini memberikan jaminan bagi petani akan adanya pasar/pembeli dari hasil produksi mereka, sedangkan bagi PT Unilever, program ini mampu menjamin tersedianya pasokan kedelai hitam yang berkualitas. Tentunya ini merupakan sebuah program yang sangat menguntungkan bagi kedua belah pihak. Namun, dengan pasar yang cenderung konstan, terbatas pada konsumen tertentu saja, maka taraf hidup dari petani kedelai pun cenderung tidak dapat berkembang. Dengan perkembangan pada dunia perekonomian dewasa ini, di mana harga bahan mentah jauh lebih rendah dari barang olahan, taraf hidup petani dapat dikatakan akan semakin menurun, seiring perkembangan zaman. Hal ini disebabkan kecenderungan peningkatan harga-harga komoditas utama bagi hidup manusia. Contoh utamanya adalah sembilan bahan pokok. Dengan semakin tingginya harga sembilan bahan pokok, sedangkan penghasilan petani dari produksi kedelai hitam mereka yang cenderung tetap, maka tingkat kemampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan pun cenderung menurun. Konsep Ide CSR yang Dibuat Program CSR yang dijalankan oleh PT Unilever terhadap petani kedelai hitam yang merupakan pemasok bagi kecap Bango, sebenarnya merupakan program CSR yang mampu memberikan banyak sisi positif. Selain menguntungkan PT Unilever sendiri, program ini mampu memberikan ilmu yang sangat berguna bagi para petani. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dengan keadaan yang relatif konstan bagi petani, maka hal ini akan cenderung menurunkan kemampuan mereka dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Oleh karena itu, alangkah baiknya, apabila dalam program CSR yang dilakukan oleh PT Unilever tersebut diperkaya dengan pengembangan kreativitas dan pelatihan bagi petani akan hasil-hasil sampingan dari kedelai. Dengan memproduksi produk lain berbasis kedelai yang dapat dilakukan oleh petani sendiri secara sampingan, maka hal ini dapat diharapkan mampu mendongkrak taraf hidup dari petani kedelai. Metode Implementasi Pada program CSR yang telah ada, petani kedelai diberikan pengetahuan untuk menjaga kualitas kedelai hitam yang diproduksi. Implementasi dari ide CSR ini dapat dilakukan di selasela pemberian pengetahuan ini. Hal ini juga dapat mengurangi kejenuhan petani dan meningkatkan minat petani terhadap program CSR dari PT Unilever. Selain itu, pelatihan yang yang ada juga dapat diselingi dengan workshop contoh-contoh pembuatan produk sampingan berbahan baku kedelai yang dapat dibuat dari kedelai. Misalkan saja susu kedelai, tahu, sabun, atau produk-produk lainnya. Dampak Positif yang Dihasilkan Produk sampingan yang diberikan pada program ini bukanlah menjadi produk utama bagi petani. Pasar utama petani dalam memasarkan produk kedelainya tetaplah PT Unilever. Produk sampingan yang dihasilkan bertujuam untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Misalkan saja, selama ini dalam 1 keluarga petani, sang ayah dan ibu bekerja sebagi petani kedelai hitam, mulai dari pagi hingga petang setiap harinya. Di waktu senggang, mereka dapat memproduksi produk sampingan dari kedelai hasil produksi mereka. Mereka juga dapat mengerahkan tenaga penduduk sekitar yang tidak dapat melakukan pekerjaan berat di pertanian namun masih sebenarnya produktif. Hal ini tentu akan membantu mereka dalam meningkatkan taraf hidup. Selain itu, dengan adanya produk sampingan yang mereka produksi sendiri, diharapkan akan memacu semangat petani dalam belajar lebih banyak akan kedelai hitam dan peningkatan kualitas dari produk mereka sendiri, baik itu produk berupa kedelai maupun produk hasil olahan mereka. Dengan meningkatnya motivasi mereka dalam pengembangan kualitas dari kedelai mereka, tentu hal ini akan berdampak positif juga bagi PT Unilever sebagai pasar utama dari kedelai petani tersebut. KESIMPULAN Program CSR yang telah dijalankan oleh PT Unilever, terutama terhadap petani kedelai hitam yang merupakan pemasoknya, sudah berjalan dengan sangat baik. Hal menjadi salah satu bukti komitmen dari PT Unilever akan keseriusannya menjalankan program CSR. Program yang dijalankan terhadap petani kedelai hitam pun merupakan sebuah program yang strategis, di mana program tersebut mampu memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Namun, bila dikaji lebih dalam, walaupun memberikan beberapa keuntungan bagi pihak petani, taraf hidup petani tidak akan banyak berubah. Oleh karena itu, dengan pengembangan program CSR berupa pemberian pengetahuan dan keterampilan mengenai produk sampingan berbasis kedelai akan mampu mendongkrak taraf hidup petani kedelai. Selain itu, para petani pun akan memiliki motivasi lebih dalam menjaga dan meningkatkan kualitas dari kedelai produksinya. REFERENSI http://www.unilever.co.id/id/aboutus/ourhistory/ http://el-noya.blogspot.com/2012/02/relasi-antara-sustainable-development.html LAMPIRAN