STUDI KARAKTER MORFOLOGI DAN RESPON HASIL TANAMAN

advertisement
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kedelai (Glycine max) dikenal sebagai tanaman pangan dan tanaman sayuran.
Tanaman kedelai diketahui telah dibudidayakan pada 3000 SM di bagian utara Cina.
Jenis liar dari tipe yang dibudidayakan ini tidak diketahui, tetapi diyakini berasal dari
suatu jenis kedelai merambat dari Asia Utara. Kedelai dibawa ke Amerika Utara pada
masa colonial, pada saat itu tidak merupakan tanaman utama, hingga perang dunia II
berakhir. Kedelai digunakan sebagai sumber masakan terpenting di beberapa Negara
Cina, Korea, Jepang, dan Manchuria (Splittstoesser, 1984).
Kebutuhan kedelai di Indonesia setiap tahun selalu meningkat seiring dengan
pertambahan penduduk dan perbaikan pendapatan perkapita. Oleh karena itu,
diperlukan suplai kedelai tambahan yang harus diimpor karena produksi dalam negeri
belum dapat mencukupi kebutuhan tersebut. Lahan budidaya kedelai pun diperluas
dan produktivitasnya ditingkatkan. Untuk pencapaian usaha tersebut, diperlukan
pengenalan mengenai tanaman kedelai yang lebih mendalam (Irwan, 2006).
Angka sementara produksi kedelai tahun 2007 sebesar 592,38 ribu ton biji
kering. Jika dibandingkan dengan produksi tahun 2006, terjadi penurunan sebanyak
155,23 ribu ton (20,76%) (Rahayu, 2008).
Indonesia memiliki lahan kering yang cukup luas dibandingkan dengan lahan
berpengairan dan cukup berpotensi bagi pengembangan tanaman palawija seperti
kedelai. Namun, kendala kekurangan air terutama pada musim kemarau sering
menyebabkan terjadinya cekaman kekeringan yang mengakibatkan rendahnya
produksi kedelai. Oleh karena itu, perhatian ke arah pengembangan plasma nutfah
Universitas Sumatera Utara
kedelai yang toleran terhadap cekaman kekeringan sangatlah diperlukan (Hamim dkk,
1996).
Seleksi untuk toleransi/ketahanan terhadap kekeringan sangat kompleks
karena adanya pengaruh interaksi antara genotipa dengan lingkungan yang
menimbulkan perbedaan tanggap terhadap kekeringan. Masalah kekeringan (drought
tolerance) dalam budidaya kedelai merupakan salah satu faktor pembatas utama
produksi sehingga diperlukan suatu varietas yang mempunyai kemampuan untuk
hidup dan berfungsi secara metabolis pada cekaman tersebut. Ketahanan suatu
tanaman terhadap kekeringan merupakan suatu fenomena yang kompleks baik dalam
fisiologi dan genetiknya. Gen-gen yang terinduksi pada keadaan cekaman dibagi atas dua
fungsional group : a) gen yang langsung melindungi tanaman terhadap cekaman
lingkungan; b) gen yang terlibat dengan regulasi dan signal transduksi sebagai respon
terhadap cekaman lingkungan (Gao, 2003).
Varietas kedelai secara genetik mempunyai kemampuan yang berbeda untuk
bertahan pada cekaman kekeringan. Disisi lain cekaman kekeringan yang terjadi
berbeda tingkat,lama dan stadia tumbuh pada setiap musim tanam.
Untuk itu
perkaitan varietas unggul baru ditujukan untuk mengantisipasi berbagai saat cekaman
kekeringan yang terjadi. Di lapang, cekaman kekeringan selama periode pengisian
polong menurunkan hasil 55% (Soegiyatni dan Suyamto, 2000).
Untuk mengatasi rendahnya produksi tersebut, salah satu upaya yang perlu
dilakukan adalah menemukan varietas unggul. Untuk merakit varietas unggul
tersebut, ketersediaan sumber genetik yang mempunyai keragamanan tinggi sangat
dibutuhkan. Semakin tinggi keragaman genetik plasma nutfah, semakin tinggi
peluang untuk memperoleh varietas unggul baru
yang mempunyai sifat yang
diinginkan (Indriani, dkk, 2008).
Universitas Sumatera Utara
Perbaikan sifat genetik dan agronomik tanaman dapat dilakukan melalui
pemuliaan. Secara konvensional, perbaikan sifat dilakukan dengan persilangan antar
spesies, varietas, genera atau kerabat yang memiliki sifat yang diinginkan. Untuk
tanaman yang tidak dapat diperbaiki melalui persilangan, perbaikan sifat diupayakan
dengan cara lain, diantaranya mutasi induksi yang disebut pula mutasi buatan atau
imbas (Soedjono, 2003).
Dalam bidang pemuliaan tanaman, teknik mutasi dapat meningkatkan
keragaman genetik tanaman sehingga memungkinkan pemulia melakukan seleksi
genotipe tanaman sesuai dengan tujuan pemuliaan yang dikehendaki. Mutasi induksi
dapat dilakukan pada tanaman dengan perlakuan bahan mutagen tertentu terhadap
organ reproduksi tanaman seperti biji, stek batang, serbuk sari, akar rhizome, kultur
jaringan dan sebagainya. Apabila proses mutasi alami terjadi secara sangat lambat
maka percepatan, frekuensi dan spektrum mutasi tanaman dapat diinduksi dengan
perlakuan bahan mutagen tertentu. Pada umumnya bahan mutagen bersifat radioaktif
dan
memiliki
energy
tinggi
yang
berasal
dari
hasil
reaksi
nuklir
(http://www.infonuklir.com, 2009).
Mutagen atau penyebeb mutasi dikelompokkan menjadi dua macam yaitu
mutagen fisis dan mutagen kimia. Mutasi fisis menimbulkan mutasi secara fisika yaitu
gelombang sinar yang disebut Radiasi. Mutasi kimia merupakan senyawa kimia yang
mudah terurai (Mugiono, 2001).
Pemuliaan mutasi kedelai dimulai pada tahun 1977. Sampai dengan tahun 1998
dengan memanfaatkan teknik mutasi radiasi telah dihasilkan 3 vareietas unggul
kedelai yaitu Muria dan Tengger, yang dirilis pada tahun 1987 dan varietas Meratus
yang dirilis pada tahun 1998. Dengan tersedianya berbagai varietas unggul kedelai
diharapkan para petani kembali berbagai untuk menanam palawija, khususnya kedelai
Universitas Sumatera Utara
untuk memenuhi kebutuhan nasional yang saat ini masih jauh lebih besar
dibandingkan
dengan
kemampuan
produksinya
(http://www.d-bes.net/warintek/nuklir/kedelai.pdf, 2008).
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk mengamati apakah terjadi
perubahan morfologi dan respon hasil pada varietas kedelai Argomulyo hasil mutasi
induksi radiasi sinar gamma generasi M2 .
Tujuan Jangka Panjang
Untuk mendapatkan varietas kedelai yang toleran terhadap cekaman
kekeringan.
Tujuan Penelitian
Untuk mengamati perubahan morfologi dan respon hasil tanaman kedelai
mutan Argomulyo pada generasi M2 hasil irradiasi gamma.
Hipotesis Penelitian
Terjadi perubahan morfologi dan respon hasil kedelai mutan Argomulyo pada
generasi M2 hasil irradiasi gamma.
Kegunaan Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
Download