Raisha Pratiwi Indrawati Calcium Homeostasis Tubuh manusia terdiri dari sekitar 1100 g kalsium (99% terdapat pada tulang dan gigi). Sisanya berada di plasma dalam 3 fraksi, yaitu free ionized calcium (50%), protein-bound calcium (40%), dan calcium complexed (10%). Fraksi complexed dan ionized Ca2+ (sekitar 60% dari Ca2+ plasma) dapat melalui membran plasma. 10-20% protein-bound Ca2+ berikatan dengan globulin. Sisanya, mayoritas (80-90%) berikatan dengan albumin, dan sensitif terhadap perubahan pH. - Acidosis protein-bound Ca2+ menurun, free atau ionized Ca2+ meningkat di plasma. Alkalosis protein-bound Ca2+ meningkat, ionized Ca2+ menurun di plasma. Konsentrasi Ca2+ pada resting intracellular (cytosolic) sekitar 100 nM, namun dapat meningkat hingga 1 μM dengan pengeluaran Ca2+dari cadangan intrasel atau uptake Ca2+ dari ekstrasel. Sementara konsentrasi Ca2+ ekstrasel sekitar 10.000 kali lipat dari intrasel. Selain sebagai messenger intrasel dan kofaktor enzim, Ca2+ juga berperan dalam fungsi ekstrasel seperti pada pembekuan darah, perangsangan saraf, dll. Maka Ca2+ sangat penting dalam menjaga fungsi normal tubuh. Contohnya, bila kadar Ca2+ menurun, maka dapat terjadi hipereksitabilitas neuromuscular yang menyebabkan numbness (mati rasa) dan tingling (kesemutan) ataupun muscle cramp. Hipereksitabilitas saraf dapat menyebabkan tanda Chovstek (kontraksi ipsilateral pada otot facial saat menepuk kulit di atas saraf facial) ataupun Trosseau (induksi kejang pada karpal dengan memompa blood pressure cuff hingga 20 mmHg di atas tekanan sistolik pasien selama 3-5 menit). Interaksi Tulang, Ginjal, dan Intestinal dalam Menjaga Homeostasis Kalsium Tulang Kalsium pada tulang didistribusikan melalui: - readily exchangeable pool menjaga kadar plasma Ca2+ dengan menukar 550 mg kalsium antara tulang dan matriks ekstrasel. - stable pool membantu proses remodeling tulang. Setelah pertumbukan skeletal komplit, remodeling tulang cortical dan trabecular tetap berlanjut. Ginjal Di ginjal, hampir seluruh Ca2+ yang difiltrasi, akan terreabsorpsi. - 40% direabsorpsi di tubulus distal di bawah pengaruh PTH. Pada tubulus distal, reabsorpsi dimediasi oleh absorpsi selular aktif yang distimulasi oleh pengikatan PTH dengan PTHR1. - Sekitar 60% (hampir seluruh sisanya) direabsorpsi di tubulus proximal tanpa pengaruh regulasi hormon. - Transport Ca2+ transelular difasilitasi oleh vitamin D melalui peningkatan calbindin-D28K dan ekspresi Ca2+ transporter pada membran basolateral. Intestinal Ketersediaan kalsium dari makanan sangat penting untuk homeostasis kalsium. Dietary intake kalsium sekitar 1000 mg/d, dan hanya diabsorpsi 30% di intestinal. Jumlah kalsium yang diabsorpsi ditingkatkan oleh vitamin D saat pertumbuhan, kehamilan, dan laktasi. Saat masa pertumbuhan, terdapat akresi tulang. Setelah fase pertumbuhan selesai, kadar kalsium pada tulang tidak bertambah ataupun berkurang. Jumlah Ca2+ yang dibuang lewat urin akan sama dengan jumlah yang diabsorpsi. Absorpsi Ca2+ di intestinal terjadi melalui 2 cara : - Paracellular pathway (non saturable) ketika suplai Ca2+ berlebih Transcellular pathway (saturable) ketika suplai Ca2+ terbatas; vitamin-D dependent Transport Ca2+ transepitel pada intestinal melalui 3 tahapan: - Melewati apical membrane secara pasif Difusi sitosolik yang terfasilitasi vitamin D-dependent calcium-binding protein (calbindin) Melewati basolateral membrane dengan ekstruksi aktif, dimediasi Ca2+-ATPase dan Na+/ Ca2+ exchanger. Regulasi Hormon pada Homeostasis Kalsium Penurunan kadar free ionized Ca2+ akan diketahui oleh sensor Ca2+ pada chief cell paratiroid, sehingga pelepasan PTH akan meningkat. PTH lalu berikatan dengan reseptor pada osteoblast dan menstimulasi produksi faktor pengaktivasi osteoclast untuk meningkatkan resorpsi tulang dan pelepasan Ca2+ ke dalam sirkulasi. Di ginjal, PTH meningkatkan reabsorpsi Ca2+ dan eksresi Pi di urin. PTH juga menstimulasi hidroksilasi dari 25hydroxivitamin D3 pada posisi 1, untuk mengaktivasi vitamin D (calcitriol atau 1,25(OH)2D3). Vitamin D meningkatkan absorpsi Ca2+ di intestinal dan reabsorpsi Ca2+ di ginjal. Pada tulang, vitamin D meningkatkan jumlah osteoclast dan menstimulasi resorpsi tulang, sehingga kadar Ca2+ di sirkulasi meningkat. Peningkatan Ca2+ bebas di sirkulasi menyebabkan penurunan pengeluaran PTH oleh kelenjar paratiroid, penurunan aktivasi vitamin D di ginjal, dan stimulasi sel parafolikular di tiroid untuk sekresi calcitonin. Calcitonin memiliki efek berlawanan dengan PTH, yaitu menginhibisi aktivitas osteoclast, menurunkan resorpsi tulang, dan meningkatkan ekskresi Ca2+ di ginjal, sehingga kadar Ca2+ bebas menurun. Dapat disimpulkan, bahwa PTH, calcitriol, dan calcitonin bekerja sama untuk menjaga homeostasis kalsium dalam tubuh. Faktor yang terlibat dalam regulasi metabolisme Ca2+ dan tulang Regulator PTH Vitamin D Calcitonin Sex steroid GH dan IGF Thyroid hormone Prolactin Glucocorticoid Inflammatory cytokine Action ↑ resorpsi tulang dan Ca2+ plasma ↑ absorpsi Ca2+ intestinal,↓ ↓resorpsi tulang dan Ca2+ plasma ↑aktivitas 1α-hydroxilase, ↓resorpsi tulang, ↑ sintesis osteoprotegerin Stimulasi sintesis dan pertumbuhan tulang ↑ resorpsi tulang ↑ reabsorpsi Ca2+ ginjal dan aktivitas 1α-hydroxilase ↑ resorpsi tulang, ↓ sintesis tulang ↑ resorpsi tulang