Teori Penyimpangan budaya/cultural Cultural Deviance theoris menempatkan penyebab kejahatan pada ketidakberuntungan posisi orang-orang di strata bawah dlam satu masyarakat yang berbasiskan kelas. Tiga teori utama dari cultural deviance theoris adalah: 1. Social disorganization 2. Differential association 3. Cultural conflict. Social dissorganization theory menfokuskan diri pada perkembangan area-area yang kejahatannya tinggi yang berkaitan dengan disintegrasi nilai-nilai konvensional yang disebabkan oleh industrialisasi yang cepat, peningkatan imigrasi, dan urbanisasi. Differential association theory memegang pendapat bahwa orang belajar melakukan kejehatan sebagai akibat hubungan (contact) dengan nilai-nilai dan sikap antisocial, serta pola-pola tingkah laku kriminal. sementara culture conflict theory menegaskan bahwa kelompok-kelompok yang berlainan belajar conduct norms (aturan yang mengatur tingkah laku)yang berbeda, dan bahwa conduct norms dari suatu kelompok mungkin berbenturan dengan aturan-aturan konvensial kelas menengah. Ketiga teori diatas sepakat bahwa penjahat dan deliquent pada kenyataannya menyesuaikan diri bukan pada nilai konvensional melainkan pada norma-norma yang menyimpang dari nilai-nilai kelompok dominan yaitu kelas menengah. Kritik terhadap teori disorganisasi sosial 1. Terlalu tergantung pada data resmi yang sangat mungkin mencerminkan ketidaksukaan polisi pada lingkungan kumuh 2. Terlalu fokus pada bagaimana pola-pola kejahatan dan ditransmisikan, bukan pada bagaimana ia dimulai pertama kali 3. Tidak dapat menjelaskan mengapa deliquency berhenti dan tidak dapat menjadi kejahatan begitu mereka beranjak besar 4. Mengapa banyak orang di area yang “socialy disorganized” tidak melakukan perbuatan jahat 5. Tidak menerangkan deliquencyu dikalangan kelas menengah . Kritik terhadap teori differential association: 1. Mengapa tidak setiap orang yang berhubungan dengan pola pada tingkah laku kriminal yang lebih banyak menjadi seorang pendapat ? 2. Apakah teori ini benar dapat menjelaskan kejahatan, mungkin ia dapat diterapkan untuk pencurian, tapi bagaimana dengan pembunuhan yang disebabkan oleh kemarahan karena cemburu? 3. Mengapa beberapa orang yang mempelajari pola-pola tingkah laku kriminal tidak terlibat dalam perbuatan kriminal? 4. Teori ini menjelaskan bagaimana tinglah laku kriminal dipelajari, tetapi ia tidak menjelaskan bagaimana pertama kali teknik-teknik dan definisi-definisi kriminal itu ada? • Culture conflict theory Setiap kelompok meiliki conduct normsnya sendiri dan bahwa conduct norms dari satu kelompok mungkin bertentangan dengan conduct norms kelompok lain. Seorang individu yang mengikuti norma kelompoknya mungkin saja dipandang telah melakukan suatu kejahatan apabila norma-norma kelompok nya itu bertentangan dengan norma-norma dari masyarakat dominan. Menurut penjelasan ini, perbedaan utama antara seorang kriminal dengan seorang kriminal non kriminal adalah bahwa masing-masing menganut perangkat conduct norms yang berbeda. Thank’s