merger, konsolidasi, akuisisi dan pemisahan perusahaan (mkapp)

advertisement
Bahan Ajar TA 2014/2015
HUKUM PERUSAHAAN
2 SKS
Fakultas Hukum
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
2015
1
BAHAN AJAR
HUKUM PERUSAHAAN
2 SKS
Oleh
ANDRE VIKTOR
Fakultas Hukum
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
2015
2
APA ITU PERUSAHAAN ?
• Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang
melakukan kegiatan secara tetap dan terus
menerus
dengan
tujuan
memperoleh
keuntungan
atau
laba,
baik
yang
diselenggarakan oleh orang perorangan maupun
badan usaha yang berbentuk badan hukum atau
bukan badan hukum, yang didirikan dan
berkedudukan dalam wilayah Negara republik
Indonesia ( Ps 1 (1) UU No.8 Thn 97 Tentang
Dokumen Perusahaan.
3
Perusahaan dan Usaha
• Setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap
jenis usaha yang bersifat tetap dan terus
menerus serta yang didirikan, bekerja dan
berkedudukan dalam wilayah NKRI untuk
tujuan memperoleh keuntungan ( UU No.3
Tahun 1982 : WDP ).
• Usaha : suatu tindakan, perbuatan atau
kegiatan di bidang perekonomian yang
dilakukan oleh pengusaha untuk tujuan
memperoleh keuntungan atau laba.
4
Perusahaan dan Pengusaha
• Pengusaha : orang perorangan atau
persekutuan atau badan hukum yang
menjalankan suatu jenis usaha.
• Menjalankan usaha : bila seseorang secara
terus menerus, terang-terangan dan tidak
terputus-putus berhubungan dengan pihak
ketiga untuk tujuan mendapatkan keuntungan
atau laba.
5
Kewajiban Pengusaha
• Membuat Daftar Perusahaan ( UU No.3 Tahun 1982).
• Membuat Dok Perusahaan ( UU No.8 Tahun 1997 ).
• Daftar Perusahaan : bertujuan mencatat bahan
keterangan yang dibuat secara benar dari suatu
perusahaan dan merupakan sumber informasi resmi
untuk pihak yang berkepentingan mengenai data
serta keterangan lain tentang suatu perusahaan.
6
Dokumen Perusahaan
• Dokumen Perusahaan : data, catatan dan atau
keterangan yang dibuat dan atau diterima
oleh perusahaan dalam rangka pelaksanaan
kegiatannya baik tertulis di atas kertas atau
sarana yang lain maupun terekam dalam
bentuk corak apapun yang dapat dilihat,
dibaca atau didengar.
• Dokumen Perusahaan : Dokumen Keuangan
dan Dokumen Lainnya.
7
Dokumen Perusahaan
• Dokumen Keuangan : Catatan, Bukti Pembukuan dan
Data Pendukung Administrasi Keuangan yang
merupakan bukti adanya hak dan kewajiban serta
kegiatan usaha perusahaan.
• Dokumen Lainnya : data atau setiap tulisan yang
berisi keterangan yang mempunyai nilai guna bagi
perusahaan meskipun tidak terkait langsung dengan
dokumen keuangan.
• Usaha Perniagaan : segala sesuatu atau keseluruhan
atau kesemuanya dipergunakan sebagai sarana untuk
mendapatkan keuntungan.
8
Bentuk Perusahaan
• Perusahaan : Perusahaan Perorangan, mis : PB, UD,
Suplier, dsb.
• Bukan Badan Hukum : Partenership ( Maatschap,
Perserikatan Perdata ) Ps 1618 – 1652 KUHPdt ,
Partnership ( Vennootschap Onder Firma, Firma), Limited
partnership ( Commanditaire Vennootschap, Persekutuan
Komanditer ) Ps 15 – 35 KUHD .
• Badan Hukum : Corporation ( Corp ), Limited Liability
Company ( Ltd ) , Besloten Vennootschap ( BV ) ,
Naamlose Vennoootschap ( NV ), Perseroan Terbatas (
PT ) “ Tbk “ atau Tertutup. UU No.1 Tahun 1995 Tg PT jo
UU No.8 Thn 1995 Tg PM.
9
Badan Hukum
• Badan Hukum : sesuatu oleh hukum diakui atau dianggap sbg subyek
hukum seperti halnya orang.
• Subyek hukum : penyandang, pembawa hak dan kewajiban. Orang adalah
terminoligi juridis yang dibedakan dengan manusia sbg terminologi
biologis.
• Orang ( de heersende leer/ajaran umum ) : orang perorangan ( naturlijk
persoon) dan badan hukum (rechtspersoon ).
• Ciri badan hukum : kekayaan terpisah; tujuan tertentu; kepentingan sendiri
; organisasi yang teratur.
10
FIRMA
11
FIRMA
PENGATURAN
• Diatur dlm Ps 15 sd 35 KUHD.
• Firma : tiap persekutuan perdata yang didirikan untuk
menjalankan perusahaan dengan memakai nama
bersama atau firma. Mis : Firma Nindyo & Assosiated.
• Firma adalah bentuk Partnership khusus.
• Kekhususannya : pasti menjalankan perusahaan, dg
memakai nama bersama ( firman), mempunyai sistem
pertanggungjawaban secara pribadi antar sekutu untuk
seluruhnya.
• O.k.i ketentuan KUHPdt tg Partnership juga berlaku
sejauh tdk diatur khusus dlm KUHD dan akta pendirian.
12
FIRMA …..lanjutan
• SIFAT KEPRIBADIAN
• Oleh krn Firma adl Partnership khusus, mk sifat
kepribadian anggota juga masih dominan spt pd
Maatschap.
• Sdh jarang dijumpai dlm praktek. Tdk begitu
diminati masyarakat. Hasil penelitian FH UGM
ada kecenderungan hanya utk kongsi dan
menyelamatkan harta warisan utk tdk dibagi
antar keluarga.
13
•
•
•
•
•
•
• CARA MENDIRIKAN
Pada prinsipnya cukup lisan spt pd partnership.
Praktek selalu dibuat dg Akta Notaris, dg ketentuan
harus didaftarkan dan diumumkan dlm TBNRI.
Praktek tdk pernah diumumkan, hanya didaftarkan di
Kepaniteraan PN, seharusnya di Kantor Pendaftaran
Perusahaan ex UU No.3 Thn 1982 Tg WDP.
Fungsi akta sama dg partnership, hanya utk alat bukti tg
eksistensi Firma pd pihak ketiga.
Praktek sbg perusahaan juga perlu NPWP, SITU, SIUP,
Ijin HO, TDP,dll.
Praktek
selalu
membuat
pembukuan
layaknya
perusahaan pd umumnya.
14
• Pendaftaran dan pengumuman
• Jika pendaftaran dan pengumuman tdk
dilakukan akibatnya bukan Firma bubar
atau batal, namun Firma : akan dianggap
menjalankan kegiatan usaha yg tdk
terbatas, pertanggungjawaban anggota
sekutu tdk terbatas, jangka waktu
usahanya tidak terbatas.
• Tujuannya untuk melindungi pihak ketiga
yg beritikad baik.
15
Firma ……lanjutan
•
•
•
•
• HAK DAN TANGGUNG JAWAB ANGGOTA
Setiap
anggota
sekutu
berhak
utk
mengumumkan dan bertindak keluar atas nama
Firma;
Perjanjian yg dibuat anggota sekutu mengikat
anggota yg lain;
Segala seuatu yg diperoleh oleh seorang
anggota sekutu menjadi harta Firma;
Tiap2 anggota sekutu bertanggung jawab secara
tanggung renteng utk seluruh perikatan Firma.
16
Firma ……lanjutan
• PERBEDAAN DAN PERSAMAAN FIRMA DG MAATSCHAP
• I. Firma
– 1. Ada pertanggungjawaban secara pribadi utk seluruhnya dan
pertanggungjawaban sec tanggung renteng dan
pada
maatschap tdk ada;
– 2. Tdk perlu ada surat kuasa khusus ;
– 3. Bukan badan hukum;
– 4. Membuat harta kekayaan terpisah ( pembukuan ) ;
– 5. Didirikan atas dasar perjanjian , dg akta otentik, didaftarkan
dan diumumkan di TBNRI ;
– 6. Fungsi akta hanya sbg alat bukti, bukan syarat berdirinya Fa;
– 7.Pembagian keuntungan berdasarkan perbandingan besar
kecilnya inbreng masing2.
17
Perbedaan dan persamaan …lanjutan
•
II. Maatschap
1) Ada pertanggungjawaban sendiri2 dan para sekutu
terikat masing2 utk seluruh utang maatschap;
2) Masing2 anggota tdk dpt mengikat anggota sekutu lain,
kecuali dg surat kuasa khusus;
3) Bukan badan hukum;
4) Praktek jarang membuat kekayaan terpisah (
pembukuan) , namun sudah ada yg mulai membuat
pembukuan;
5) Didirkkan berdasarkan perjanjian, tdk harus dg akta
otentik, ada yg membuat akta otentik;
6) Tdk ada keharusan pendaftaran dan pengumuman dlm
TBNRI;
7) Fungsi akta hanya sbg alat bukti.
18
Firma ……lanjutan
• HUBUNGAN DG PIHAK KETIGA
• Jika dlm Maatschap, hubungan anggota sekutu
tdk dg sendirinya mengikat sekutu lain, kecuali
ada kuasa utk itu dan menguntungkan
maatschap, dlm Firma setia Firman berhak
bertindak atas nama Fa dlm lingkup kegiatannya
dan mengikat pihak ketiga kecuali pihak ketiga
dengan tegas menolak hak tersebut.
• Setia sekutu bertanggung jawab masing2 dan
utk seluruhnya thp perikatan Firma dg pihak
ketiga.
19
ADANYA SEKUTU BARU
•
• ADANYA SEKUTU BARU
Jika krn kematian dari anggota sekutu atau krn
sebab lain anggota sekutu harus diganti, maka
caranya :
1) lama dpt dibubarkan dan didirikan Fa baru;
2) Fa lama diteruskan dg memasukkan anggota baru
utk menggantikan anggota lama yg meninggal atau
keluar.
Perbedaan kedua cara ini hanya terletak pd tanggung
jawab dari Firma terhadap hutang lama. Jika fa
bartu didirikan, maka hutang lama bukan tanggung
jawabnya, namun jika Fa diteruskan maka Fa masih
bertanggung jawab utk hutang lama.
20
PEMBUBARAN FIRMA
• PEMBUBARAN FIRMA
• Oleh karena Fa pada dasarnya dalah Partnership
Khusus, mk cara mengakhiri Fa spt diatur di
dalam Ps 1646 KUHPdt berlaku pula bagi Fa,
kecuali diatur lain di dalam Akta Pendirian.
• Likuidasi biasanya diselsaikan dulu melalui
kekayaan Fa yg dipisahkan. Jika ternyata kurang
maka harta pribadi anggota sekutu dijadikan
jaminan atas piutang Fa thp pihak ketiga.
21
COMMANDITAIRE VENNOOTSCHAP
(C V )
22
COMMANDITAIRE VENNOOTSCHAP
(CV)
• C.V. adalah perusahaan yg didirikan oleh satu orang atau
lebih dengan satu orang atau lebih yg lain sebagai
pelepas uang atau sekutu komanditer.
• Diatur di dlm Ps 19 sd 21 KUHD.
• Disebut Persekutuan Komanditer, krn memilik sekutu
pelepas uang yg disebut sekutu komanditer, yi : sekutu
yg hanya melepaskan sejumlah uangnya sbg bagian dri
modal persekutuan dan hanya bertanggung jawab
sebats modal yg dilepaskan tersebut dan tdk ikut dalam
pengurusan persekutuan.
• CV memp 2 sekutu : sekutu aktif ( sekutu kerja, sekutu
komplementer, sekutu pengurus ) dan sekutu pasif (
sleeping partner, sekutu diam, sekutu tdk kerja, sekutu
komanditer ).
23
•
•
•
•
•
• SIFAT KEPRIBADIAN
Sifat kepribadian sudah mulai ditinggalkan.
Sektu komanditer hanya berada dibelakang
layar, tdk ikut mengurus perusahaan.
Jika ketentuan ini dilanggar, ia akan
dipertanggungjawabkan seperti sekutu kerja.
Sekutu komanditer dapat terdiri dari beberapa
orang, demikian pula sekutu kerja.
Sekutu kerja di dalam praktek sering disebut
Direktur , Manager, Pimpinan CV.
24
CV…lanjutan
•
•
Perbedaan Sekutu Diam dg Sekutu Kerja
Sekutu kerja sebagai pengurus atau pengelola
CV, sedang sekutu pasif tidak;
Sekutu Kerja bertanggung jwb secara pribadi
utk seluruh utang CV, sedang sekutu pasif
hanya sebatas uang yg dia masukkan;
Perbedaan CV dg PT
1. Pengurus CV bertanggung jwb
Pengurus PT terbatas;
penuh,
25
2. Bila sekutu CV meninggal maka CV bubar,
namun tdk demikian halnya pada PT. Jika
Pengurus meninggal dpt digantikan orang
lain melalui RUPS;
3. Sekutu kerja menjabat seumur hidup,
Direksi PT terbatas sesuai AD;
4. CV Atas saham mempunyai Komisaris spt
PT yg diangkat dari sekutu komanditer,
sama spt dalam PT juga punya Komisaris.
26
•
•
•
•
• CARA MENDIRIKAN
Tdk berbeda dg Maaatschap dan Fa,
secara yuridis cukup lisan.
Praktek selalu dibuat dg akta notaris, yg
berfungsi sebagai alat bukti adanya CV.
Status hukumnya tetap bukan badan
hukum menurut KUHD.
Praktek selalu membuat kekayan terpisah
( pembukuan ).
27
• MACAM CV
• CV Diam-diam : Tampil keluar sbg Fa, ke dlm
didalam
akte
dikenal
adanya
sekutu
komplementer dan sekutu komanditer.
• CV terang2an : tampil keluar terbuka sbg CV,
baik melalui Kop Surat, Papan Nama, Cap,dsb.
• CV Atas Saham : Membagi pemasukan modal
dari sekutu komanditer, diganti dalam ujud
saham oleh perusahaan. Mrpkn bentuk terminal
ke bentuk PT.
28
CV …..lanjutan
• BERAKHIRNYA CV
• Pada hakekatnya sama dg Maatschap dan
Firma dan AD CV.
29
PERSEORAN TERBATAS
30
PERSEROAN TERBATAS
• PENGERTIAN DAN STATUS BH PT
• PT adalah badan hukum yg didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan
usaha dg modal dasar yg seluruhnya terbagi dlm
saham dan memenuhi persyaratan yg ditetapkan
dalam UU ini serta PPnya ( Ps 1 Ay (1) UUPT ).
• Perseroan memperoleh status BH setelah Akta
pendiriannya disahkan Menteri Kehakiman &
HAM.
31
Prosedur Mendirikan PT
• Dua orang ( kecuali BUMN ) datang ke Notaris mohon
dibuatkan Akta pendirian PT yg berisi AD PT.
• Akta Notaris adalah syarat adanya PT ( syarat mutlak ).
• Akta Pendirian tersebut oleh Notaris akan dimintakan
pengesahan kpd Menteri Kehakiman. Skrng melalui
sistem administrasi badan hukum ( sisminbakum )
secara on-line dg prosedur yg cepat. Permohonan hrs
dilengkapi NPWP, Bukti ( kuitansi ) setoran saham, dll.
• Akta yg sdh mendapat pengesahan Menteri hrs
diumumkan di TBNRI utk tujuan publikasi dan
diumumkan serta didaftarkan di Kantor Pendaftaran
Perusahaan sesuai UU No.3 Thn 1982 Tg WDP.
• Faham yg dianut adalah faham perjanjian, kecuali PT(
Persero ) yang tunduk pada UU No.19 Tahun 2003
Tentang BUMN.
32
Syarat PS 2 orang ?
• Keadaan pemegang saham hrs dua orang
sampai dg seterusnya setelah PT menjadi BH.
Jika terjadi keadaan pemegang saham menjadi
satu orang, maka dalam waktu paling lama 6
bulan terhitung sejak keadaan tersebut
pemegang saham wajib mengalihkan sebagian
sahamnya kepada orang lain (Ps 7 ay 3 & 4
UUPT ).
• Ps tsb di atas sering dikritik sbg pasal lemah,
pasal ngambang atau bahkan pasal mati, tdk
implementatif.
33
Macam PT
• Ada dua : PT Terbuka ( Tbk ) dan PT Tertutup.
• PT Terbuka dibelakang nama PT ada tanda “ Tbk”,
biasanya “ Go Public “ ke Pasar Modal atau pemegang
sahamnya lebih dari 100 pihak atau modal dasarnya
lebih 3 miliar atau suatu jumlah tertentu yg ditentukan
oleh peraturan perundang-undangan.
• PT Tertutup tdk tegas diatur didlm UUPT. Indikatornya :
dimiliki oleh keluarga, kerabat, teman dekat. Tdk
menggunakan tanda Tbk dibelakang nama PT, modal
dasar Rp.20 juta, tdk “ go public “ ke Pasar Modal.
• Di Belanda PT Tbk = NV, PT tertutup BV. Di AS PT Tbk =
Publik Company (Corporation ), PT tertutup = Private
Company.
34
CIRI KHAS PT
• Sbg badan hukum mandiri ( persona standi in judicio ),
legal entity, legal body.
• Sbg asosiasi modal
• Mempunyai kekayaan terpisah;
• Pertanggungjawaban terbatas para pemegang saham
sebatas saham yg dimilikinya;
• Pemegang saham tdk bertanggung jwb atas kerugian PT
melebih saham yg dimiliki, kecuali terkena ketentuan Ps
3 UUPT ( Piercing the Corporate veil );
• Adanya pemisahan tegas antara fungsi pemegang saham
( RUPS ) dg fungsi Direksi;
• Memiliki Komisaris sbg Supervisor Direksi;
• RUPS sbg pemegang kekuasaan tertinggi dalam arti
kekuasaan yg tdk diberikan kpd Direksi dan Komisaris.
35
ORGAN PT
• Organ PT terdiri : RUPS, Komisaris dan Direksi.
• RUPS : pemegang kekuasaan tertinggi dalam
struktur PT, dlm arti kekuasaan yg tdk diberikan
kepada Direksi dan Komisaris.
• Komisaris : pengawas perbuatan pengurusan yg
dilakukan Direksi.
• Direksi : wakil PT baik di dalam maupun diluar
Pengadilan. Direksi PT mengurus PT dg
tanggung jwb dan itikad baik utk kepentingan
dan tujuan PT.
36
Beheer en Beschikking Daden
• Direksi : organ PT yg bertanggung jawab
penuh atas pengurusan PT untuk
kepentingan dan tujuan PT.
• Jadi orientasi perbuatan pengurusan
Direksi : kepentingan dan tujuan PT.
• Beschikking : perbuatan hukum direksi yg
memerlukan persetujuan RUPS atau
Komisaris.
37
Ajaran Hub Antar Organ PT
• Pandangan klasik ketiga organ, kedudukannya
berjenjang.
• RUPS : Pemegang kekuasaan tertinggi ( centrum
) . Kekuasaan Direksi dan Komisaris hanya
limpahan kekuasaan RUPS.
• Konsekuensinya : setiap waktu dpt saja dicabut.
• Akibatnya : orientasi kebijakan direksi adalah
kepentingan RUPS ( Pemegang saham ).
38
Ajaran Hub Antar Organ PT
• Pandangan modern berubah ( Faham
Institusional/Institutionale opvating ).
• Kedudukan ketiga organ tdk lagi
berjenjang.
• Organ yg satu tdk “ untergeordnert “ thp
yg lain, tetapi “ neben “.
• Wewenang Direksi dan Komisaris bukan
limpahan RUPS, melainkan berdasar
kekuatan UU dan AD PT.
39
Ajaran Hub Antar Organ PT
• Masing2 tugas dan wewenang organ PT :
otonom.
• UUPT mengadopsi faham ini misalnya di
dlm Ps 1 ayat (4) UUPT : Orientasi
kebijakan Direksi dalam menjalankan
kepengurusan PT : untuk kepentingan dan
tujuan PT ( het vennootschap belang ).
• Otonomi penting utk mencapai tujuan
perseroan.
40
Ajaran Hub Antar Organ PT
• Yg penting untuk diperhatikan Direksi :
bertanggung jwb penuh atas pengurusan PT utk
kepentingan dan tujuan PT ( Ps 82 ), wajib dg
itikad baik menjalankan tugasnya utk
kepentingan dan usaha PT ( Ps 85 ).
• Otonomi Direksi dibatasi oleh kepantasan dan
kepatutan Ps 23 AB, Ps 1338, 1339, 1365 BW ).
41
PERBUATAN HUKUM SEBELUM PT
MENJADI BADAN HUKUM
•
•
Prinsip : Mengikat PT setelah menjadi Badan
Hukum, dengan syarat : (a) PT secara tegas
menyatakan menerima semua perjanjian yang
bersangkutan. (b) PT secara tegas menyatakan
mengambil alih semua hak dan kewajiban yang
timbul dari perjanjian pendirian sebelum PT
didirikan. (c) PT mengukuhkan secara tertulis
semua perbuatan hukum itu.
Sanksi : Bila tidak diterima, tidak diambil alih,
tidak dikukuhkan oleh PT, pendiri bertanggung
jawab secara pribadi untuk seluruhnya.
42
• PERBUATAN
HUKUM
SEBELUM
DIDAFTARKAN DAN DIUMUMKAN (Ps
21/22)
• Prinsip : Selama pendaftaran dan
pengumuman seperti kehendak pasal 21
dan 22 belum dilakukan, Direksi
bertanggung jawab secara tanggung
renteng atas segala perbuatan hukum
yang dilakukan perseroan (pasal 23).
43
PROBLEM PS 7 VS PS 23
• Problem : Pasal 7 vs Pasal 23 UUPT
• Pasal 7 Ayat (6) : PT berstatus badan
hukum setelah akta pendirian disahkan
oleh Menkeh.
• Pasal 23 : Selama pendaftaran dan
pengumuman belum dilakukan, direksi
bertanggung jawab secara tanggung
renteng atas semua perbuatan hukum
yang dilakukan perseroan.
44
PROBLEM PS 7 VS PS 23
•
•
•
Pertanyaan : Apa artinya PT berstatus badan hukum,
sementara selama pendaftaran dan pengumuman
belum dilakukan direksi bertanggung jawab secara
tanggung renteng?
Apakah yang dimaksudkan dengan tanggung renteng
itu meliputi segala perbuatan hukum ataukah hanya
akibat dari belum didaftarkan dan diumumkannya PT
tersebut?
Jika diartikan secara harfiah, akan mengaburkan pasal
7 ayat (6). Jika hanya terbatas pada hal yang
berhubungan dengan pendaftaran dan pengumuman,
apakah memang demikian kehendak Pasal 23 tersebut?
Hal
ini
masih
perlu
penafsiran
di
dalam
pelaksanaannya.
45
FUNGSI AKTA PENDIRIAN PT
•
Akta pendirian PT yang berisi AD PT
merupakan syarat mutlak untuk berdirinya PT.
Selain sebagai alat bukti yang kuat: lahiriah,
formal dan material, akta pendirian intern :
berfungsi sebagai aturan main diantara para
pemegang saham dengan organ PT, extern :
merupakan
identitas
dan
menentukan
pengaturan pertanggung jawaban PT terhadap
pihak ketiga.
46
MODAL DAN SAHAM
•
•
Modal (kapital) : kekayaan total seseorang atau
suatu badan atau nilai total dari suatu usaha
ekonomi, kekayaan usaha yang segera dapat
diubah ke dalam bentuk kontan, bagian pokok
dari pinjaman sebagai yang dibedakan dari
bunga, bahkan sering diartikan sebagai
sejumlah uang atau bagian nilai kekayaan yang
dapat mendatangkan penghasilan.
Dalam PT dikenal 3 jenis modal: (1) modal
dasar; (2) modal ditempatkan; (3) modal
disetor.
47
MODAL DAN SAHAM
•
•
•
Modal dasar : modal maksimum dimana dapat
dikeluarkan saham tanpa perubahan anggaran dasar.
Modal ditempatkan : sejumlah modal dengan nilai
nominal yang diambil oleh para pendiri.
Modal disetor: modal yang telah dipenuhi kewajiban
penyetorannya.
UUPT menentukan : PT harus mempunyai modal dasar
minimal Rp. 20.000.000,- kecuali PT “Bank”, Lembaga
Keuangan Non Bank. Dari modal dasar tersebut palilng
sedikit 25% harus telah ditempatkan (Pasal 1 ayat (1).
Setiap penempatan modal harus telah disetor paling
sedikit 50% dari nilai nominal setiap saham yang
dikeluarkan (Pasal 26 ayat 2). Pada saat pengesahan
PT, seluruh saham yang telah dikeluarkan harus disetor
penuh dengan bukti penyetoran yang sah (pasal 26
ayat 3).
48
MODAL DAN SAHAM
•
Modal yang ditempatkan di dalam neraca biasanya
berada di pos passiva, sedang dalam pos aktiva modal
dicantumkan sebagai kas. Contoh:
Aktiva
Passiva
Kas Rp. 20.000.000,Modal yang ditempatkan
Rp. 20.000.000,-
•
Modal PT sebagaimana terlihat dalam neraca
merupakan utang PT tetapi bukan utang biasa, namun
“utang yang tidak dapat dibayar”, dalam arti utang
tersebut tidak diperbolehkan menjadikan suatu
keadaan: karena pembayaran kepada para pemegang
saham menyebabkan modal PT menjadi berkurang.
49
Tujuan Perlindungan Modal PT
•
•
Perlindungan modal dan kekayaan PT
Tujuan : mempersatukan dan menjaga
keutuhan kekayaan PT. Menjaga agar dengan
pembayaran deviden maupun interim deviden
yang dilakukan PT kepada para pemegang
saham atau mereka yang berhak atas
keuntungan PT (misal: tantieme) tidak akan
mengganggu dana cadangan menurut UU dan
modal PT dan harus mendapat persetujuan
RUPS.
50
Perlindungan Modal PT … lanjutan
•
•
•
UUPT antara lain menentukan : Pembelian kembali (
buy back ) saham PT oleh PT harus dibayar dari laba
bersih sepanjang tidak menyebabkan kekayaan bersih
PT menjadi lebih kecil dari jumlah modal yang
ditempatkan ditambah cadangan yang wajib.
Jumlah nilai nominal seluruh saham bersama saham
yang dimiliki anak perusahaan dan gadai saham, tidak
boleh melebihi 10% dari jumlah modal yang
ditempatkan (pasal 30 ayat 1).
Pembelian kembali dilakukan untuk dijual kembali
dikemudian hari sehingga tidak mengganggu kekayaan
PT. Jika tdk batal demi hukum dan direksi bertgjwb
tanggung renteng.
51
Penambahan dan Pengurangan Modal
•
•
•
Penambahan dan Pengurangan Modal (Pasal 34
jo Pasal 36 ayat 2 dan Pasal 51 ayat 2 UU PT)
Penambahan
modal
perseroan
wajib
memperoleh persetujuan RUPS atau komisaris
yang diberikan kewenangan oleh RUPS.
Pengeluaran saham wajib ditawarkan terlebih
kepada pemegang saham seimbang dengan
pemiliknya untuk klasifikasi saham yang sama.
Kemudian apabila pemegang saham tidak
mengambil bagian dalam waktu 14 hari sejak
penawaran.
52
Penambahan dan Pengurangan Modal
….lanjutan
•
Pengurangan modal dilakukan dengan keputusan RUPS
dan keputusan itu diberitahukan secara tertulis kepada
kreditur dan diumumkan dalam TBNRI dan 2 (dua)
surat kabar paling lambat 7 (tujuh) hari sejak tanggal
keputusan.
•
Kreditur dapat mengajukan keberatan dalam waktu 60
(enam puluh) hari terhitung sejak pengumuman.
•
Perseroan wajib memberikan jawaban dalam waktu 30
(tiga puluh) hari sejak jawaban diterima kepada
pengadilan.
53
Saham
•
•
•
Saham
UU PT tetap mengenal 2 (dua) jenis saham
seperti dalam KUHD, yaitu op naam (registered
share) dan saham aan toonder (bearer share).
Dari pasal 42 dan pasal 43 jo pasal 46 dan
pasal 49 UUPT dapat diketahui bahwa : nilai
nominal saham harus dicantumkan dalam mata
uang resmi RI dan saham tidak boleh
diterbitkan tanpai nilai nominal (share without
par value). Saham atas tunjuk diterbitkan atau
dikeluarkan setelah nilai nominal atau lebih
yang dijanjikan telah disetor penuh.
54
55
PEMERIKSAAN TERHADAP PERSEROAN
56
PERSEROAN TERBATAS
(UU NO. 1 TAHUN 1995)
57
LATAR BELAKANG PEMBAHARUAN UU PT
•
Pembentukan UU No. 1 Thn. 1995 merupakan salah satu
aspek pelaksanaan politik hukum nasional menuju
terwujudnya sistem hukum nasional yang mengabdi pada
kepentingan nasional yang bersumber pada Pancasila dan
UUD 1945.
• Sebelum keluar UU No. 1 Thn 1995, ketentuan yang
mengatur badan usaha dengan sistem tanggung jawab
terbatas menunjukkan keadaan sebagai berikut:
1. Terdapat dualisme peraturan perundang-undangan yang
sama-sama peninggalan Belanda, yaitu: ketentuan dalam
KUHD Pasal 35 s/d Pasal 55 jo Pasal lain di dalam KUHPdt
yang berlaku bagi PT dan ketentuan dalam Stb. 1939: 569
jo 717 yaitu Ordonnatie op de Indonesische Maatschappij
op Andelen yang mengatur tentang MAI (Indonesische
Maatschappij op Andelen = Maskapai Indonesia Atas
Saham/MAI);
58
LATAR BELAKANG PEMBAHARUAN UU PT
(lanjutan)
2. Ketentuan tentang PT maupun MAI yang dualistis tersebut
masih dirasakan sangat tidak memadai dibandingkan
dengan perkembangan lingkup kegiatan PT sebagai badan
usaha dengan tanggung jawab terbatas. Contoh: hal pasar
saham, pasar modal, merger, akuisisi, konsolidasi,
perlindungan hukum pemegang saham minoritas belum
terjangkau oleh KUHD maupun ketentuan dalam MAI,
bahkan MAI hanya berlaku terbatas bagi golongan orang
Indonesia asli.
3. Ketentuan PT dalam KUHD maupun dalam Stb.1919: 569 jo
717 kurang memberikan jangkauan dan sasaran yang
mendorong perkembangan berbagai kegiatan ekonomi dan
memberikan kontribusi pada fungsi sosial menuju
tercapainya kesejahteraan umum yang berkeadilan sosial,
untuk itu perlu diadakan perubahan.
59
PENGERTIAN DAN STATUS
•
•
•
PT : badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian,
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam UU ini dan Ppnya (Pasal
1 ayat 1 UUPT).
Status PT : UU No.1 Thn 1995 tegas menyatakan bahwa
status PT adalah badan hukum. KUHD atau Wvk tidak
demikian. Di KUHD status badan hukum PT hanya dapat
disimpulkan dari beberapa pasal, misal: Pasal 40, 45 Wvk.
Karakteristik PT : Pemegang saham tidak bertanggung
jawab lebih dari nilai saham yang diambilnya dan tidak
meliputi harta kekayaan pribadinya (Ps 3 ay 1 UUPT).
60
PENGERTIAN DAN STATUS
•
Karakteristik ini dalam hal-hal tertentu dapat diterobos.
(Piercing the corporate veil) seperti diatur dalam pasal 3
ayat 2 : (1) PT belum berstatus badan hukum; (2)
Pemegang saham baik langsung/tidak langsung dengan
itikad buruk memanfaatkan PT untuk kepentingan pribadi;
(3) Pemegang saham terlibat dalam perbuatan melawan
hukum yang dilakukan oleh PT; (4) Pemegang saham baik
langsung maupun tidak langsung secara melawan hukum
menggunakan kekayaan perseroan yang mengakibatkan
tidak cukup untuk melunasi utang PT.
61
PENGERTIAN DAN STATUS
•
•
Macam PT
UUPT membedakan adanya : PT Terbuka dan PT
Tertutup (NV = Naamloze Vennootschap = Limited
Company dan BV = Besloten Vennootschap =
Private Company). Indikator adanya PT Tertutup:
Modal dasar = Rp. 20 juta. Indikator PT Terbuka :
dibelakang nama PT diberi tanda “Tbk” dan
biasanya go public lewat Capital Market.
62
PENDIRIAN, AD, PENDAFTARAN,
PENGUMUMAN
• Pendirian
• Faham pendirian PT : Faham perjanjian,
bukan gesamtakt. Sebagai konsekuensinya
disyaratkan minimal harus oleh 2 orang,
kecuali BUMN (pasal 7 ayat 1 dan ayat 5).
63
PENDIRIAN, AD, PENDAFTARAN,
PENGUMUMAN (lanjutan)
•
1.
2.
3.
Perbedaan dengan Wvk:
Pendiri wajib mengambil bagian saham pada saat PT didirikan (Pasal 7 ayat
2). Kewajiban seperti ini tidak ada dalam Wvk.
Kewajiban adanya pihak-pihak (perjanjian) tidak berhenti pada saat
pendirian. PT yang telah berstatus rechtspersoon tetap wajib mempunyai
minimal 2 orang pemegang saham. Ketentuan semacam ini tidak ada
dalam Wvk. Wvk justru tidak melarang bila PT setelah menjadi rechts
persoon kemudian dimiliki oleh satu orang. Dalam UU PT yang baru
kemungkinan itu hanya untuk sementara waktu: jika setelah disahkan
ternyata pemegang saham kurang dari 2 orang, maka dalam jangka waktu
6 bulan sejak keadaan tersebut, sebagian saham wajib dialihkan kepada
orang lain (Pasal 7 ayat 3). Jika setelah itu tetap kurang dari 2 orang,
pemegang saham akan dikenai ketentuan pertanggung jawaban secara
pribadi untuk seluruhnya, dan hal ini dapat merupakan alasan pihak ketiga
untuk menuntut pembubaran PT kepada Pengadilan Negeri.
Faham perjanjian ini tidak berlaku bagi BUMN, untuk tujuan menghindari
adanya fraus legis (penyelundupan hukum) yang selama ini terjadi dalam
praktek.
64
PENDIRIAN, AD, PENDAFTARAN,
PENGUMUMAN (lanjutan)
•
•
•
PERBUATAN HUKUM SEBELUM PT MENJADI BADAN
HUKUM
Prinsip : Mengikat PT setelah menjadi Badan Hukum,
dengan syarat : (a) PT secara tegas menyatakan menerima
semua perjanjian yang bersangkutan. (b) PT secara tegas
menyatakan mengambil alih semua hak dan kewajiban
yang timbul dari perjanjian pendirian sebelum PT didirikan.
(c) PT mengukuhkan secara tertulis semua perbuatan
hukum itu.
Sanksi : Bila tidak diterima, tidak diambil alih, tidak
dikukuhkan oleh PT, pendiri bertanggung jawab secara
pribadi untuk seluruhnya.
65
PENDIRIAN, AD, PENDAFTARAN,
PENGUMUMAN (lanjutan)
• PERBUATAN
HUKUM
SEBELUM
DIDAFTARKAN DAN DIUMUMKAN (Ps
21/22)
• Prinsip : Selama pendaftaran dan
pengumuman seperti kehendak pasal 21
dan
22
belum
dilakukan,
Direksi
bertanggung jawab secara tanggung renteng
atas segala perbuatan hukum yang
dilakukan perseroan (pasal 23).
66
PENDIRIAN, AD, PENDAFTARAN,
PENGUMUMAN (lanjutan)
• Problem : Pasal 7 vs Pasal 23 UUPT
• Pasal 7 Ayat (6) : PT berstatus badan hukum
setelah akta pendirian disahkan oleh
Menkeh.
• Pasal 23 : Selama pendaftaran dan
pengumuman belum dilakukan, direksi
bertanggung jawab secara tanggung renteng
atas semua perbuatan hukum yang
dilakukan perseroan.
67
PENDIRIAN, AD, PENDAFTARAN,
PENGUMUMAN (lanjutan)
•
•
•
Pertanyaan : Apa artinya PT berstatus badan hukum,
sementara selama pendaftaran dan pengumuman belum
dilakukan direksi bertanggung jawab secara tanggung
renteng?
Apakah yang dimaksudkan dengan tanggung renteng itu
meliputi segala perbuatan hukum ataukah hanya akibat
dari belum didaftarkan dan diumumkannya PT tersebut?
Jika diartikan secara harfiah, akan mengaburkan pasal 7
ayat (6). Jika hanya terbatas pada hal yang berhubungan
dengan pendaftaran dan pengumuman, apakah memang
demikian kehendak Pasal 23 tersebut? Hal ini masih perlu
penafsiran di dalam pelaksanaannya .
68
PENDIRIAN, AD, PENDAFTARAN,
PENGUMUMAN (lanjutan)
•
•
Fungsi Akta Pendirian PT
Akta pendirian PT yang berisi AD PT merupakan
syarat mutlak untuk berdirinya PT. Selain sebagai
alat bukti yang kuat: lahiriah, formal dan material,
akta pendirian intern : berfungsi sebagai aturan
main diantara para pemegang saham dengan
organ PT, extern : merupakan identitas dan
menentukan pengaturan pertanggung jawaban PT
terhadap pihak ketiga.
69
PENDIRIAN, AD, PENDAFTARAN,
PENGUMUMAN (lanjutan)
•
•
•
Modal dan Saham
Modal (kapital) : kekayaan total seseorang atau
suatu badan atau nilai total dari suatu usaha
ekonomi, kekayaan usaha yang segera dapat
diubah ke dalam bentuk kontan, bagian pokok dari
pinjaman sebagai yang dibedakan dari bunga,
bahkan sering diartikan sebagai sejumlah uang
atau bagian nilai kekayaan yang dapat
mendatangkan penghasilan.
Dalam PT dikenal 3 jenis modal: (1) modal dasar;
(2) modal ditempatkan; (3) modal disetor.
70
PENDIRIAN, AD, PENDAFTARAN,
PENGUMUMAN (lanjutan)
•
•
•
Modal dasar : modal maksimum dimana dapat dikeluarkan
saham tanpa perubahan anggaran dasar. Modal ditempatkan :
sejumlah modal dengan nilai nominal yang diambil oleh para
pendiri.
Modal disetor: modal yang telah dipenuhi kewajiban
penyetorannya.
UUPT menentukan : PT harus mempunyai modal dasar minimal
Rp. 20.000.000,- kecuali PT “Bank”, Lembaga Keuangan Non
Bank. Dari modal dasar tersebut palilng sedikit 25% harus telah
ditempatkan (Pasal 1 ayat (1). Setiap penempatan modal harus
telah disetor paling sedikit 50% dari nilai nominal setiap saham
yang dikeluarkan (Pasal 26 ayat 2). Pada saat pengesahan PT,
seluruh saham yang telah dikeluarkan harus disetor penuh
dengan bukti penyetoran yang sah (pasal 26 ayat 3).
71
PENDIRIAN, AD, PENDAFTARAN,
PENGUMUMAN (lanjutan)
•
Modal yang ditempatkan di dalam neraca biasanya berada
di pos passiva, sedang dalam pos aktiva modal
dicantumkan sebagai kas. Contoh:
Aktiva
Passiva
Kas Rp. 20.000.000,Modal yang ditempatkan
Rp. 20.000.000,-
•
Modal PT sebagaimana terlihat dalam neraca merupakan
utang PT tetapi bukan utang biasa, namun “utang yang
tidak dapat dibayar”, dalam arti utang tersebut tidak
diperbolehkan menjadikan suatu keadaan: karena
pembayaran kepada para pemegang saham menyebabkan
modal PT menjadi berkurang.
72
Perlindungan Modal PT
•
•
Perlindungan modal dan kekayaan PT
Tujuan : mempersatukan dan menjaga keutuhan
kekayaan PT. Menjaga agar dengan pembayaran
deviden maupun interim deviden yang dilakukan PT
kepada para pemegang saham atau mereka yang
berhak atas keuntungan PT (misal: tantieme) tidak
akan mengganggu dana cadangan menurut UU dan
modal PT dan harus mendapat persetujuan RUPS.
73
Perlindungan Modal PT … lanjutan
•
•
•
UUPT antara lain menentukan : Pembelian kembali ( buy
back ) saham PT oleh PT harus dibayar dari laba bersih
sepanjang tidak menyebabkan kekayaan bersih PT menjadi
lebih kecil dari jumlah modal yang ditempatkan ditambah
cadangan yang wajib.
Jumlah nilai nominal seluruh saham bersama saham yang
dimiliki anak perusahaan dan gadai saham, tidak boleh
melebihi 10% dari jumlah modal yang ditempatkan (pasal
30 ayat 1).
Pembelian kembali dilakukan untuk dijual kembali
dikemudian hari sehingga tidak mengganggu kekayaan PT.
74
Perlindungan Modal PT …lanjutan
•
•
•
•
Ancaman : batal demi hukum bila pembelian kembali
saham bertentangan dengan pasal 30 ayat 1 UUPT dan
direksi bertanggung jawab secara tanggung renteng atas
semua kerugian yang diderita pemegang saham yang jujur.
Beberapa pengertian
Deviden : Bagian laba atau pendapatan PT yang ditetapkan
oleh direksi dan disahkan oleh RUPS untuk dibagikan
kepada pemegang saham. Pembayarannya diatur sesuai
dengan ketentuan yang berlaku pada jenis saham yang
ada.
Surat deviden : surat bukti hak untuk mendapat sebagaian
keuntungan PT pada tiap-tiap dibagikan deviden.
75
Deviden Saham
•
•
Devidend rate (Tingkat deviden) : Deviden yang
dinyatakan sebagai persen dari nilai pari.
Contoh :
deviden per saham x 100
x TD (tingkat deviden)
Nilai apari
•
Deviden record (Catatan deviden) : Catatan jumlah
deviden yang dibayarkan selama lima tahun
berturut-turut. Dalam catatan tersebut termasuk
tunggakan kalau ada serta cara pembayarannya.
76
Deviden saham …..(lanjutan)
•
Devidend yield (Hasil deviden) : Hasil yang akan tergantung
pada tingkat deviden serta harga yang dibayar untuk suatu
saham. Misal : anda membeli 100 saham PT “X” a Rp. 150,-.
Jika PT jbs membayar deviden RP. 9,- per saham, maka
hasil deviden yang anda terima adalah 6% ( 900 : 150 = 6).
Hasil Deviden 
•
deviden per saham x 100
harga pasar
Perhitungannya adalah: deviden dinyatakan sebagai persen
dari harga jual terakhir.
77
Deviden saham …..(lanjutan)
•
•
Devidend Payout Ratio (Rasio Pembayaran
Deviden) : Prosentase tertentu dari laba
perusahaan yang dibayarkan sebagai deviden kas
kepada pemegang saham.
Tantieme : Pembayaran --tergantung dari besarnya
keuntungan-- kepada para komisaris, direktur dan
jika mungkin lebih jauh kepada karyawan
perseroan.
78
Penambahan dan Pengurangan Modal
•
Penambahan dan Pengurangan Modal (Pasal 34 jo
Pasal 36 ayat 2 dan Pasal 51 ayat 2 UU PT)
•
Penambahan modal perseroan wajib memperoleh
persetujuan RUPS atau komisaris yang diberikan
kewenangan oleh RUPS.
Pengeluaran saham wajib ditawarkan terlebih kepada
pemegang saham seimbang dengan pemiliknya untuk
klasifikasi saham yang sama. Kemudian apabila pemegang
saham tidak mengambil bagian dalam waktu 14 hari sejak
penawaran.
•
79
Penambahan dan Pengurangan Modal
….lanjutan
•
Pengurangan modal dilakukan dengan keputusan RUPS dan
keputusan itu diberitahukan secara tertulis kepada kreditur
dan diumumkan dalam TBNRI dan 2 (dua) surat kabar
paling lambat 7 (tujuh) hari sejak tanggal keputusan.
•
Kreditur dapat mengajukan keberatan dalam waktu 60
(enam puluh) hari terhitung sejak pengumuman.
•
Perseroan wajib memberikan jawaban dalam waktu 30
(tiga puluh) hari sejak jawaban diterima kepada
pengadilan.
80
Saham
•
•
•
Saham
UU PT tetap mengenal 2 (dua) jenis saham seperti dalam
KUHD, yaitu op naam (registered share) dan saham aan
toonder (bearer share).
Dari pasal 42 dan pasal 43 jo pasal 46 dan pasal 49 UUPT
dapat diketahui bahwa : nilai nominal saham harus
dicantumkan dalam mata uang resmi RI dan saham tidak
boleh diterbitkan tanpai nilai nominal (share without par
value). Saham atas tunjuk diterbitkan atau dikeluarkan
setelah nilai nominal atau lebih yang dijanjikan telah
disetor penuh.
81
Saham
•
•
•
•
Disamping itu didalam PT dikenal jenis-jenis saham
didalam praktek antara lain:
Saham biasa : Saham yang diberikan kepada setiap orang
yang memasukkan inbreng uang kepada PT.
Saham utama : Saham ini memberikan kepada
pemegangnya hak lebih dari saham biasa dalam hal
keuntungan dan/atau saldo, pada waktu PT bubar.
Saham utama kumulatif : Saham ini memberikan kepada
pemegangnya hal lebih daripada saham utama, disamping
mempunyai hak atas keuntungan dan/atau saldo seperti
saham utama, masih diberi hak atas deviden tunggakan.
82
Saham ….(lanjutan)
•
•
•
Saham prioritas : Saham yang memberi hak kepada
pemiliknya hak berbicara khusus dalam RUPS yang
biasanya mempunyai kekuatan mutlak.
Saham pendiri : Saham yang diberikan sebagai balas
jasa terhadap jasa para pendiri PT.
Saham bonus: Saham yang diberikan kepada
pemegang saham biasa tanpa ada setoran uang tunai
lagi atau benda lain, sebagai ganti hak menagih
kepada PT atas dana cadangan atau kelebihan dari
modal yang ditempatkan.
83
Saham ……. (lanjutan)
•
•
Perseroan harus menyelenggarakan Daftar Pemegang
Saham dan Daftar Khusus, yang memuat antara lain nama,
alamat pemegang saham, jumlah, nomor dan tanggal
perolehan dan keterangan pemilikan saham dari anggota
direksi dan komisaris dan keluarganya pada perseroan yang
bersangkutan atau perseroan lain serta tanggal perolehan
saham, untuk tujuan transparansi PT.
Pemindahan hak atas saham atas nama dilakukan dengan
akta pemindahan hak dan pemindahan saham atas tunjuk
cukup dari tangan ke tangan. Kemudian pasal 49 ayat (5 )
UU PT menentukan bahwa bentuk dan tata cara
pemindahan hak atas saham yang diperdagangkan di bursa
diatur tersendiri dalam peraturan perundang-undangan di
bidang pasar modal.
84
Saham ….. (lanjutan)
•
(1) Klasifikasi saham; selain dikenal saham atas nama, saham atas
tunjuk, saham preferens, dalam UU No. 1 Tahun 1995 dikenal
klasifikasi saham lain berdasarkan hak suara, jangka waktu penarikan
atau perubahan klasifikasi, dan lain-lain.
•
(2) Pemecahan saham; Dalam UU No. 1 Tahun 1995 ditegaskan
mengenai hak suara pemecahan saham.
•
(3) Penawaran saham kepada pemegang saham dan karyawan.
•
(4) Pembatasan bagi PT untuk membeli saham yang dikeluarkan. Pada
dasarnya PT dilarang membeli saham yang dikeluarkan, kecuali dalam
kepentingan pemegang saham.
•
(5) Gadai saham; Pengaturan gadai saham lebih ditekankan pada hak
suara bagi saham yang digadaikan.
85
Saham ……..(lanjutan)
•
•
•
Penyetoran saham
Pada waktu pendirian PT, modal yang disetor merupakan
kekayaan pertama PT dan merupakan kekayaan sendiri PT.
UUPT telah mengatur sedemikian rupa sehingga PT benarbenar mempunyai kekayaan riil, yaitu dengan ketentuan
bahwa penyetoran berupa uang harus dibuktikan dengan
kuitansi yang sah.
Fungsi kekayaan PT : Disamping merupakan kekayaan
realitas PT, dilain pihak sebagai jaminan terhadap pihak
ketiga dari utang-utang yang dibuat PT. Untuk itu UUPT
mengatur perlunya dana cadangan yang harus diadakan
oleh PT.
86
Saham …… (lanjutan)
•
•
Penyetoran in natura harus bernilai ekonomis yang
dibuktikan oleh ahli independen dan jika setoran dilakukan
pada waktu pendirian harus dicantumkan didalam akta PT,
jika dilakukan setelah pengesahan PT sebagai badan
hukum perlu persetujuan RUPS. Untuk inbreng benda tidak
bergerak harus diumumkan dalam 2 surat kabar harian.
Quasi-inbreng : semacam inbreng dimana calon pemegang
saham menjual benda tidak bergeraknya kepada PT dan
dari hasilnya digunakan untuk penyetoran sahamnya.
87
Laporan Keuangan PT
•
•
•
•
Laporan Keuangan Terhadap Perseroan
Didalam UUPT ditetapkan bahwa laporan tahunan yang
telah disetujui oleh RUPS wajib diumumkan dalam 2 (dua)
surat kabar harian.
Bagi PT yang bidang usahanya mengerahkan dana
masyarakat, misal : PT Perbankan, PT Asuransi, dan lainlain. Direksi wajib menyerahkan perhitungan tahunan
Perseroan kepada Akuntan Publik.
Didalam KUHD tidak ada keharusan pengumuman dan
pemeriksaan laporan keuangan diserahkan kepada akuntan
publik.
88
Laporan Keuangan …… (lanjutan)
•
•
Pemeriksaan terhadap Perseroan dimaksudkan untuk
memperoleh data dan atau keterangan apabila terdapat
dugaan bahwa : (1) Perseroan melakukan perbuatan
melawan hukum yang merugikan pemegang saham atau
pihak ketiga, atau (2) Anggota Direksi atau Komisaris
melakukan perbuatan melawan hukum yang merugikan
pemegang saham atau pihak ketiga.
Permohonan untuk melakukan pemeriksaan diajukan
kepada Pengadilan Negeri secara tertulis. Didalam KUHD,
pemeriksaan terhadap Perseroan dilakukan oleh Komisaris,
sepanjang Komisaris tidak merangkap tugas kepengurusan.
89
90
MERGER, KONSOLIDASI, AKUISISI DAN PEMISAHAN
PERUSAHAAN (MKAPP)
91
• Merger, Konsolidasi, Akuisisi, dan Pemisahan
Perusahaan (MKAPP) secara lengkap dapat diterapkan
pada PT berdasarkan UU 40/2007 tentang perseroan
terbatas, PP 27/1998 tentang penggabungan,
Peleburan, dan Pengambilalihan perseroan Terbatas,
serta Permenkumham yang terkait dengan Perseroan
Terbatas.
• -MKAPP pada perseroan terbatas di bidang
PERBANKAN juga diatur secara khusus dalam PP
28/1999 tentang Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank
dan PP 29/1999 tentang pengambilalihan Bank Umum
dan peraturan BI yang terkait.
92
• MKAPP pada PERSEROAN TERBUKA di pasar modal juga diatur
secara khusus dalam Peraturan Bapepam IX.G.1 tentang
penggabungan usaha atau peleburan usaha perusahaan public atau
emiten, dan peraturan Bapepam IX.H.1 tentang pengambilalihan
Perusahaan Terbuka, serta peraturan Bapepam terkait lainnya.
• -MKAPP pada PERUSAHAAN BUMN diatur dalam UU 19/2003
tentang BUMN serta PP 43/2005 tentang Penggabungan,
Peleburan, Pengambilalihan dan perubahan bentuk Badan Hukum
BUMN.
• -MKAP pada Koperasi diatur dalam UU 25/1992 tentang
perkoperasian dan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM
Nomor 19/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang pedoman pelaksanaan
kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi
• -Merger/Penggabungan pada Yayasan diatur dalam UU 16/2001 jo
UU 28/2004 tentang yayasan..
93
Ciri-ciri MERGER perusahaan
Ciri-ciri MERGER perusahaan :
- Ada perusahaan yang menggabungkan diri dan ada perusahaan
yang menerima penggabungan.
- Perusahaan yang menerima penggabungan tetap eksis,
sedangkan perusahaan yang menggabungkan diri bubar demi
hukum tanpa likuidasi.
- Rancangan merger dan konsep akta merger harus disetujui
RUPS.
- Konsep akta merger yang telah disetujui RUPS dituangkan
dalam akta merger yang dibuat di hadapan notaris dalam
bahasa Indonesia.
94
- Merger ada yang diikuti dengan perubahan AD (Anggaran Dasar) dan ada yang tidak diikuti
perubahan AD.
- Merger yang diikuti perubahan AD ada yang perlu persetujuan Menhukham, dan ada pula yang
cukup diberitahukan kepada Menhukham.
- Merger yang diikuti perubahan AD dan butuh persetujuan Menhukham, dianggap mulai berlaku
sejak tanggal persetujuan oleh Menhukham. Pada tanggal tersebut perusahaan yang
menggabungkan diri dianggap bubar demi hukum tanpa proses likuidasi.
- Merger yang diikuti perubahan AD yang cukup diberitahukan kepada Menhukham, dianggap
mulai berlaku sejak tanggal pendaftaran akta merger dan akta perubahan AD dalam daftar
perusahaan. Pada tanggal tersebut perusahaan yang menggabungkan diri dianggap bubar
demi hukum tanpa proses likuidasi.
- Merger yang tidak diikuti perubahan AD, dianggap mulai berlaku sejak tanggal penandatanganan
akta merger di hadapan notaris. Pada tanggal tersebut perusahaan yang menggabungkan diri
dianggap bubar demi hukum tanpa likuidasi. Salinan akta merger disampaikan kepada
menhukham untuk dicatat dalam daftar perusahaan.
- Aktiva dan Pasiva perusahaan yang menggabungkan diri akan beralih demi hokum ke dalam
perusahaan hasil merger berdasarkan titel umum.
95
Tata Cara MERGER
Tata Cara MERGER :
1. Direksi PT yang akan menggabungkan diri dan direksi PT yang
menerima penggabungan masing-masing menyusun usulan
rencana merger. Usulan rencana merger wajib disetujui
komisaris masing-masing PT.
2. Usulan rencana merger dijadikan bahan menyusun rancangan
merger yang disusun bersama oleh direksi PT yang akan
melakukan penggabungan.
3. Ringkasan atas rancangan merger wajib diumumkan direksi
dalam dua surat kabar harian dan diumumkan secara tertulis
kepada karyawan PT yang akan melakukan penggabungan
paling lambat 14 hari sebelum pemanggilan RUPS.
96
Tata Cara MERGER…lanjutan
4. Rancangan merger dan konsep akta merger wajib disetujui
RUPS masing-masing. Konsep akta merger yang telah disetujui
RUPS dituangkan dalam akta merger yang dibuat dihadapan
notaris dalam bahasa Indonesia. Salinan akta merger
selanjutnya digunakan mengurus izin atau pemberitahuan ke
Menkumham.
97
Tata Cara MERGER…lanjutan
5. Apabila merger PT disertai perubahan AD yang membutuhkan
persetujuan Menkumham, merger dianggap mulai berlaku
sejak tanggal persetujuan perubahan AD oleh Menkumham.
Apabila merger PT disertai perubahan AD yang tidak perlu
persetujuan Menkumham, maka merger dianggap mulai
berlaku sejak tanggal pendaftaran Akta merger dan Akta
perubahan Anggaran Dasar dalam daftar perusahaan.
6. Apabila merger PT tanpa disertai perubahan AD, maka merger
dianggap mulai berlaku sejak tanggal penandatangan akta
merger di hadapan notaris. PT yang menggabungkan diri
bubar demi hukum tanpa melalui proses likuidasi. Salinan akta
merger selanjutnya diberitahukan kepada Menkumham untuk
dimasukkan dalam daftar perusahaan.
98
Ciri-ciri KONSOLIDASI perusahaan (peleburan)
- Ada dua atau lebih perusahaan yang meleburkan diri untuk
membentuk perusahaan baru.
- Perusahaan yang meleburkan diri, bubar demi hukum tanpa
likuidasi.
- Perusahaan baru hasil peleburan harus mendapatkan status
badan hokum yang baru dari menhukham.
- Rancangan konsolidasi dan konsep akta konsolidasi wajib
disetujui RUPS di masing-masing perseroan.
99
Ciri-ciri KONSOLIDASI perusahaan (peleburan) …lanjutan
- Konsep akta konsolidasi yang telah disetujui RUPS dituangkan
dalam akta konsolidasi yang dibuat di hadapan notaris dalam
bahasa Indonesia.
- Salinan akta konsolidasi dilampirkan pada pengajuan
permohonan untuk mendapatkan keputusan Menhukham
mengenai pengesahan badan hokum perseroan hasil
peleburan.
- Perseroan hasil konsolidasi memperoleh status badan hokum
pada tanggal diterbitkannya keputusan Menhukham
mengenai perusahaan yang meleburkan diri bubar demi
hukum tanpa proses likuidasi.
- Aktiva dan pasiva perusahaan yang meleburkan diri demi
hukum akan beralih ke dalam perusahaan baru hasil
konsolidasi berdasarkan titel umum.
100
Tata Cara KONSOLIDASI
Tata Cara KONSOLIDASI :
1. Direksi PT yang akan meleburkan diri menyusun usulan
rencana Konsolidasi. Usulan rencana konsolidasi wajib
disetujui komisaris masing-masing PT.
2. Usulan rencana konsolidasi dijadikan bahan menyusun
rancangan konsolidasi yang disusun bersama oleh direksi PT
yang akan melakukan peleburan.
3. Ringkasan atas rancangan konsolidasi wajib diumumkan
direksi dalam dua surat kabar harian dan diumumkan secara
tertulis kepada karyawan PT yang akan melakukan peleburan
paling lambat 14 hari sebelum pemanggilan RUPS.
101
Tata Cara KONSOLIDASI …lanjutan
4.
5.
6.
7.
Rancangan konsolidasi dan konsep akta konsolidasi wajib disetujui RUPS
masing-masing. Konsep akta konsolidasi yang telah disetujui RUPS
dituangkan dalam akta konsolidasi yang dibuat dihadapan notaris dalam
bahasa Indonesia. Akta konsolidasi yang sudah disahkan notaris
selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar pembuatan akta pendirian PT
hasil peleburan.
Direksi PT yang meleburkan diri wajib mengajukan permohonan
pengesahan akta pendirian PT hasil peleburan kepada Menkumham
paling lambat 14 hari sejak tanggal keputusan RUPS.
Menkumham memberikan pengesahan paling lama 60 hari setelah
permohonan diterima. PT yang meleburkan diri dianggap bubar terhitung
sejak tanggal akta pendirian PT hasil peleburan disahkan oleh
Menkumham.
Setelah mendapat pengesahan Menkumham, akta pendirian PT hasil
peleburan wajib dimasukkan dalam daftar perusahaan serta diumumkan
dalam tambahan berita Negara RI.
102
Ciri-ciri AKUISISI perusahaan (Pengambilalihan)
- Ada perusahaan yang mengambil alih (perusahaan
pengakuisisian da nada perusahaan yang diambil alih
(perusahaan yang diakuisisi perusahaan target).
- Akuisisi bisa dilakukan terhadap saham atau asset
milik perusahaan target.
- Akuisisi saham hanya dapat dilakukan terhadap
perusahaan
target
berbentuk
PT
sebab
kepemilikannya diwujudkan dalam bentuk saham.
103
Ciri AKUISISI perusahaan (Pengambilalihan)..lanjutan
- Akuisisi asset dapat dilakukan terhadap perusahaan
perseorangan (UD dan PD), persekutuan (CV dan
firma), badan hokum (PT dan Koperasi).
- Pihak pengakuisisi berbentuk perseroan terbatas
sebelum melakukan akuisisi harus lebih dahulu
mendapat persetujuan dari RUPS perusahaan
pengakuisisi.
- Akuisisi saham berbeda dengan pembelian saham
biasa karena dalam akuisisi saham jumlah
sahammyang dibeli relative banyak sehingga dapat
mengubah posisi pemegang saham moyoritas atau
pemegang saham pengendali.
104
Ciri AKUISISI perusahaan (Pengambilalihan)..lanjutan
- Perusahaan pengakuisisi dan perusahaan yang diakuisisi sama-
sama tetap hidup. Namun, ada pula akuisisi yang diikuti
dengan
merger
sehingga
perusahaan
yang
diakuisisi
digabungkan dan kemudian bubar demi hukum tanpa
likuidasi.
- Akuisisi terhadap saham perusahaan perbankan harus
mendapat persetujuan Bank Indonesia, sedangkan akuisisi
terhadap saham perusahaan terbuka harus mendapat
persetujuan Bapepam-LK.
105
Tata Cara AKUISISI
1. Pihak yang akan mengakuisisi PT menyampaikan
maksud dan tujuannya kepada direksi PT yang akan
diakuisisi. Pihak pengakuisi dapat berbentuk PT,
koperasi yayasan, CV, Firma, atau Perorangan.
2. Direksi PT yang akan diakuisisi dan pihak
pengakuisisi masing-masing menyusun usulan
rencana akuisisi. Usulan rencana akuisisi wajib
mendapat persetujuan komisaris PT yang akan
diakuisisi atau lembaga serupa dari pihak
pengakuisisi.
106
Tata Cara AKUISISI…lanjutan
3. Usulan
rencana
akuisisi
digunakan
sebagai
bahan
penyusunan rancangan akuisisi yang disusun secara bersamasama antara direksi PT yang akan diakuisisi dengan pihak
pengakuisisi. Ringkasan rancangan akuisisi wajib diumumkan
direksi PT pengakuisisi dalam dua surat kabar harian serta
diberitahukan
secara
tertulis
kepada
karyawan
PT
pengakuisisi paling lambat 14 hari sebelum pemanggilan
RUPS.
107
Tata Cara AKUISISI…lanjutan
4. Rancangan akuisisi wajib disetujui RUPS dari PT yang akan
diakuisisi. Rancangan akuisisi juga harus disetujui oleh
pemegang kekuasaan dari pihak pengakuisisi. Apabila pihak
pengakuisisi berbentuk PT, rancangan akuisisi harus disetujui
RUPS. Pada pihak pengakuisisi berbentuk koperasi,
rancangan akuisisi harus disetujui rapat anggota koperasi.
Jika pihak pengakuisisi berbentuk yayasan maka rancangan
akuisisi harus disetujui rapat dewan Pembina yayasan. Untuk
pihak pengakuisisi berbentuk CV dan Firma, rancangan
akuisisi harus disetujui oleh para sekutu atau pemilik CV dan
Firma.
108
Tata Cara AKUISISI…lanjutan
5. Rancangan
akuisisi
yang
telah
disetujui
selanjutnya
dituangkan dalam akta akuisisi yang dibuat di hadapan
notaris dan ditulis dalam Bahasa Indonesia. Akta akuisisi yang
sudah disahkan notaris selanjutnya didaftarkan kepada
Menkumham .
109
Tata Cara AKUISISI…lanjutan
6. Apabila akuisisi PT diikuti perubahan AD yang membutuhkan
persetujuan Menkumham, akuisisi dianggap mulai berlaku
sejak tanggal persetujuan AD oleh Menkumham. Apabila
akuisisi PT disertai perubahan AD yang tidak memerlukan
persetujuan Menkumham, akuisisi dianggap mulai berlaku
sejak tanggal pendaftaran akta akuisisi dalam daftar
perusahaan.
Di
sisi
lain,
apabila
akuisisi
PT
tidak
mengakibatkan perubahan AD, akuisisi dianggap mulai
berlaku sejak tanggal penandatanganan akta akuisisi di
hadapan notaris.
110
Ciri-ciri PEMISAHAN perusahaan
Ciri-ciri PEMISAHAN perusahaan :
- Pemisahaan perusahaan atau pembagian perusahaan dibagi
menjadi dua yaitu pemisahaan murni (Split-off) dan
pemisahan tidak murni (Spin-off).
- Dalam pemisahan murni/pemisahan menyeluruh, semua asset
perusahaan dibagi habis dan dialihkan kepada dua atau lebih
perusahaan baru hasil pemisahaan, sehingga perusahaan
awal menjadi bubar demi hukum tanpa proses likuidasi
- Dalam pemisahaan tidak murni atau pemisahan sebagian,
hanya sebagian asset perusahaan yang dipisahkan dan
dialihkan kepada perusahaan baru hasil pemisahan, sehingga
perusahaan awal masih tetap hidup
111
Ciri-ciri PEMISAHAN perusahaan…lanjutan
Kreditur yang tidak setuju dengan pemisahan
perusahan dapat mengajukan keberatan kepada
direktur. Jika direktur tidak dapat menyelesaikan,
maka persoalan tersebut diajukan kepada RUPS
untuk diselesaikan. Selama penyelesaian belum
tercapai, pemisahan perusahaan tidak dapat
dilaksanakan
- Pemisahan PT harus mendapat persetujuan RUPS.
Pemisahan PT perbankan harus mendapat
persetujuan Bank Indonesia. Pemisahan PT terbuka
harus mendapat persetujuan Bapepam-LK
112
Ciri-ciri PEMISAHAN perusahaan…lanjutan
Rancangan pemisahan yang telah disetujui RUPS
selanjutnya dituangkan dalam akta pemisahan yang
dibuat di hadapan notaris serta diumumkan dalam
daftar perseroan dan tambahan berita Negara
- Pemisahan perusahaan pada umumnya dilakukan
dengan cara memisahkan unit usaha menjadi
perusahaan yang mandiri. Hal ini diterapkan pada
pemisahan unit usaha syariah dari bank umum
menjadi bank syariah yang berdiri sendiri. Hal senada
juga terjadi dalam pemisahana unit manajer investasi
dari perusahaan efek menjadi perusahaan manajer
investasi yang mandiri.
113
114
BUMN
BADAN USAHA MILIK NEGARA
Di atur dalam UU No. 19 Tahun 2003 tentang
BUMN
115
Pengertian BUMN
• Pengertian BUMN
• Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut
BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau
sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan negara yang dipisahkan.
116
Jenis-Jenis BUMN
• Perusahaan Perseroan, yang selanjutnya disebut Persero, adalah
BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi
dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51 % (lima puluh satu
persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang
tujuan utamanya mengejar keuntungan.
• Perusahaan Perseroan Terbuka, yang selanjutnya disebut Persero
Terbuka, adalah Persero yang modal dan jumlah pemegang
sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau Persero yang melakukan
penawaran umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan di
bidang pasar modal.
• Perusahaan Umum, yang selanjutnya disebut Perum, adalah BUMN
yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham,
yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar
keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan
117
Organ dari BUMN
•
Komisaris adalah organ Persero yang bertugas melakukan pengawasan dan
memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan kegiatan pengurusan
Persero.
•
Dewan Pengawas adalah organ Perum yang bertugas melakukan pengawasan dan
memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan kegiatan pengurusan
Perum.
•
Direksi adalah organ BUMN yang bertanggung jawab atas pengurusan BUMN
untuk kepentingan dan tujuan BUMN, serta mewakili BUMN baik di dalam
maupun di luar pengadilan.
•
Rapat Umum Pemegang Saham, yang selanjutnya disebut RUPS, adalah organ
Persero yang memegang kekuasaan tertinggi dalam Persero dan memegang segala
wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi atau Komisaris
118
Maksud dan tujuan pendirian BUMN
• Maksud dan tujuan pendirian BUMN adalah :
a. memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian
nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada
khususnya;
b. mengejar keuntungan;
c. menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan
barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi
pemenuhan hajat hidup orang banyak;
d. menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat
dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi;
e. turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada
pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan
masyarakat.
119
Modal BUMN
Modal BUMN diperoleh dari :
Pasal 4
1. Modal BUMN merupakan dan berasal dari
kekayaan negara yang dipisahkan.
2. Penyertaan modal negara dalam rangka pendirian
atau penyertaan pada BUMN bersumber dari:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara;
b. kapitalisasi cadangan;
c. sumber lainnya.
120
Modal BUMN…lanjutan
3. Setiap penyertaan modal negara dalam rangka pendirian
BUMN atau perseroanterbatas yang dananya berasal dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negaraditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah.
4. Setiap perubahan penyertaan modal negara sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2), baik berupa penambahan
maupun pengurangan, termasuk perubahan struktur
kepemilikan negara atas saham Persero atau perseroan
terbatas, ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
121
Modal BUMN…lanjutan
5. Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (4) bagi penambahan penyertaan modal negara yang
berasal dari kapitalisasi cadangan dan sumber lainnya.
6. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyertaan dan
penatausahaan modal negara dalam rangka pendirian
atau penyertaan ke dalam BUMN dan/atau perseroan
terbatas yang sebagian sahamnya dimiliki oleh negara,
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
122
Direksi BUMN
Pasal 5
Pengurusan BUMN dilakukan oleh Direksi. Direksi
bertanggung jawab penuh atas pengurusan BUMN untuk
kepentingan dan tujuan BUMN serta mewakili BUMN, baik di
dalam maupun di luar pengadilan. (3) Dalam melaksanakan
tugasnya, anggota Direksi harus mematuhi anggaran dasar
BUMN dan peraturan perundang-undangan serta wajib
melaksanakan prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi,
transparansi,kemandirian,akuntabilitas, pertanggungjawaban,
serta kewajaran.
123
Pengawasan BUMN
• Pasal 6
• Pengawasan BUMN dilakukan oleh Komisaris dan Dewan Pengawas.
Komisaris dan Dewan Pengawas bertanggung jawab penuh atas
pengawasan BUMN untuk kepentingan dan tujuan BUMN. ) Dalam
melaksanakan tugasnya, Komisaris dan Dewan Pengawas harus
mematuhi Anggaran Dasar BUMN dan ketentuan peraturan
perundang-undangan serta wajib melaksanakan prinsip-prinsip
profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, serta kewajaran.
124
Pertanggungjawaban BUMN
Pasal 8
1) Anggota Direksi, Komisaris, dan Dewan Pengawas
tidak berwenang mewakili BUMN, apabila:
a. terjadi perkara di depan pengadilan antara BUMN
dan anggota Direksi atau Komisaris atau Dewan
Pengawas yang bersangkutan; atau
b. b. anggota Direksi atau Komisaris atau Dewan
Pengawas
yang
bersangkutan
mempunyai
kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan
BUMN.
125
Pertanggungjawaban BUMN…lanjutan
2) Dalam anggaran dasar ditetapkan yang berhak mewakili
BUMN apabila terdapat keadaan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1). (3) Dalam hal anggaran dasar tidak
menetapkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2), RUPS mengangkat 1 (satu) orang atau lebih pemegang
saham untuk mewakili Persero, dan Menteri mengangkat 1
(satu) orang atau lebih untuk mewakili Perum.
126
127
PRIVATISASI DAN RESTRUKTURISASI BUMN
128
PRIVATISASI DAN RESTRUKTURISASI BUMN
 Sebelum mengambil langkah-langkah untuk Restrukturisasi
dan Privatisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam
hubungannya
dengan
Perekonomian
Indonesia,sudah
sepatutnya kita pertanyakan terlebih dahulu tentang
justifikasi keberadaan BUMN.Hal ini penting karena apalah
gunanya mengutak-atik sesuatu yang barangkali sudah tidak
patut memiliki hak hidup secara ekonomi dan/atau menjadi
beban pemerintah kalau tetap mengelolanya.
129
LIMA FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI
KEBERADAAN BUMN
1. Pelopor atau perintis karena swasta tidak tertarik untuk
menggelutinya
2. Pengelola
bidang-bidang
usaha
yang
"strategis"
dan
pelaksana pelayanan publik
3. Penyeimbang kekuatan-kekuatan swasta besar
4. Sumber Pendapatan Negara
5. Hasil dari nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda
130
DEFINISI RESTRUKTURISASI DAN PRIVATISASI BUMN
 Pengertian Restrukturisasi BUMN adalah upaya
peningkatan kesehatan BUMN / perusahaan dan
pengembangan kinerja usaha melalui sistem baku
yang biasa berlaku dalam dunia korporasi.
131
Tujuan Restrukturisasi BUMN
• Mengubah kontrol pemerintah terhadap BUMN yang semula
secara langsung (control by process) menjadi kontrol
berdasarkan hasil (control by result). Pengontrolan atas BUMN
tidak perlu lagi melalui berbagai formalitas aturan, petunjuk,
perijinan dan lain-lain, akan tetapi melalui penentuan targettarget kualitatif dan kuantitatif yang harus dicapai oleh
manajemen BUMN, seperti ROE (Return On Asset), ROI
(Return On Investment) tertentu dan lain-lain.
• Memberdayakan manajemen BUMN (empowerment) melalui
peningkatan profesionalisme pada jajaran Direksi dan Dewan
Komisaris.
132
Tujuan Restrukturisasi BUMN…lanjutan
• Melakukan reorganisasi untuk menata kembali
kedudukan dan fungsi BUMN dalam rangka menghadapi
era globalisasi (AFTA, NAFTA, WTO) melalui proses
penyehatan , konsolidasi, penggabungan (merger),
pemisahan, likuidasi dan pembentukan holding company
secara selektif.
• Mengkaji berbagai aspek yang terkait dengan kinerja
BUMN, antara lain penerapan sistem manajemen
korporasi yang seragam (tetap memperhatikan ciri-ciri
spesifik masing-masing BUMN), pengkajian ulang atas
sistem penggajian (remunerasi), penghargaan dan sanksi
(reward & punishment).
133
Tujuan Restrukturisasi BUMN…lanjutan
 Pengertian Privatisasi Pada hakekatnya adalah melepas kontrol
monopolistik Pemerintah atas BUMN. Akibat kontrol monopolistik
Pemerintah atas BUMN menimbulkan distorsi antara lain, pola
pengelolaan BUMN menjadi sama seperti birokrasi Pemerintah,
terdapat conflict of interest antara fungsi Pemerintah sebagai
regulator dan penyelenggara bisnis serta BUMN menjadi lahan
subur tumbuhnya berbagai praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
dan cenderung tidak transparan. Fakta membuktikan bahwa
praktek KKN tidak ada (jarang ditemukan) pada BUMN yang telah
menjadi perusahaan terbuka (go public).
134
Manfaat Privatisasi BUMN
• BUMN akan menjadi lebih transparan, sehingga dapat
mengurangi praktek KKN.
• Manajemen BUMN menjadi lebih independen, termasuk
bebas dari intervensi birokrasi.
• BUMN akan memperoleh akses pemasaran ke pasar global,
selain pasar domestik.
• BUMN akan memperoleh modal ekuitas baru berupa fresh
money sehingga pengembangan usaha menjadi lebih cepat.
135
Manfaat Privatisasi BUMN..lanjutan
• BUMN akan memperoleh transfer of technology,
terutama teknologi proses produksi.
• Terjadi transformasi corporate culture dari budaya
birokratis yang lamban, menjadi budaya korporasi
yang lincah.
• Mengurangi defisit APBN, karena dana yang masuk
sebagian untuk menambah kas APBN.
• BUMN akan mengalami peningkatan kinerja
operasional / keuangan, karena pengelolaan
perusahaan lebih efisien.
136
KONTROVERSI RESTRUKTURISASI DAN PRIVATISASI
BUMN
 Pihak yang setuju dengan privatisasi BUMN berargumentasi bahwa
privatisasi perlu dilakukan untuk meningkatkan kinerja BUMN serta
menutup devisit APBN. Dengan adanya privatisasi diharapkan BUMN akan
mampu beroperasi secara lebih profesional lagi. Logikanya, dengan
privatisasi di atas 50%, maka kendali dan pelaksanaan kebijakan BUMN
akan bergeser dari pemerintah ke investor baru. Sebagai pemegang saham
terbesar, investor baru tentu akan berupaya untuk bekerja secara efisien,
sehingga mampu menciptakan laba yang optimal, mampu menyerap
tenaga kerja yang lebih banyak, serta mampu memberikan kontribusi yang
lebih baik kepada pemerintah melalui pembayaran pajak dan pembagian
dividen.
137
KONTROVERSI RESTRUKTURISASI DAN PRIVATISASI
BUMN
 Pihak yang tidak setuju dengan privatisasi berargumentasi bahwa
apabila privatisasi tidak dilaksanakan, maka kepemilikan BUMN
tetap di tangan pemerintah. Dengan demikian segala keuntungan
maupun kerugian sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah. Mereka
berargumentasi bahwa devisit anggaran harus ditutup dengan
sumber lain, bukan dari hasil penjualan BUMN. Mereka
memprediksi bahwa defisit APBN juga akan terjadi pada tahuntahun mendatang. Apabila BUMN dijual setiap tahun untuk
menutup defisit APBN, suatu ketika BUMN akan habis terjual dan
defisit APBN pada tahun-tahun mendatang tetap akan terjadi.
138
KONTROVERSI RESTRUKTURISASI DAN PRIVATISASI
BUMN
Kontroversi privatisasi BUMN juga timbul dari pengertian
privatisasi dalam Pasal 1 (12) Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2003 Tentang BUMN yang menyebutkan :
“Privatisasi adalah penjualan saham Persero, baik sebagian
maupun seluruhnya, kepada pihak lain dalam rangka
meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan, memperbesar
manfaat bagi negara dan masyarakat, serta memperluas
pemilikan saham oleh masyarakat”.
139
KONTROVERSI RESTRUKTURISASI DAN
PRIVATISASI BUMN
 Pada pasal tersebut dijelaskan bahwa privatisasi yaitu pernjualan saham
sebagian dan seluruhnya, kata seluruhnya inilah yang mengandung
kontroversi bagi masayarakat karena apabila dijual saham seuruhnya
kepemilkan pemerintah terhadap BUMN tersebut sudah hilang beralih
menjadi milik swasta dan beralih, namanya bukan BUMN lagi tetapi
perusahaan swasta sehingga ditakutkan pelayan publik ke masyarakat
akan ditinggalkan apabila dikelola oleh pihak swasta dan apabila
diprivatisasi hendaknya hanya sebagaian maksimal 49% dan pemerintah
harus tetap sebagai pemegang saham mayoritas agar aset BUMN tidak
hilang dan beralih ke swasta dan BUMN sebagai pelayan publik tetap
diperankan oleh pemerintah
140
KONTROVERSI RESTRUKTURISASI DAN
PRIVATISASI BUMN
 Sementara itu, pemerintah sendiri terdesak untuk melakukan privatisasi
guna menutup defisit anggaran. Defisit anggaran selain ditutup melalui
utang luar negeri juga ditutup melalui hasil privatisasi dan setoran BPPN.
Dengan demikian, seolah-olah privatisasi hanya memenuhi tujuan jangka
pendek (menutup defisit anggaran) dan bukan untuk maksimalisasi nilai
dalam jangka panjang. Jika pemerintah sudah mengambil langkah
kebijakan melakukan privatisasi, secara teknis keterlibatan negara di
bidang industri strategis juga sudah tidak ada lagi dan pemerintah hanya
mengawasi melalui aturan main serta etika usaha yang dibuat. Secara
kongkret pemerintah harus memisahkan fungsi-fungsi lembaga negara dan
fungsi bidang usaha yang kadang-kadang memang masih tumpang tindih
dan selanjutnya pengelolaannya diserahkan kepada swasta.
141
KONTROVERSI RESTRUKTURISASI DAN
PRIVATISASI BUMN
• Fakta memang menunjukkan bahwa pengelolaan yang
dilakukan oleh swasta hasilnya secara umum lebih efisien.
Berdasarkan pengalaman negara lain menunjukkan bahwa
negara lebih baik tidak langsung menjalankan operasi suatu
industri, tetapi cukup sebagai regulator yang menciptakan
iklim usaha yang kondusif dan menikmati hasil melalui
penerimaan pajak.
• Oleh karena itu, privatisasi dinilai berhasil jika dapat
melakukan efisiensi, terjadi penurunan harga atau perbaikan
pelayanan. Selain itu, privatisasi memang bukan hanya
menyangkut masalah ekonomi semata, melainkan juga
menyangkut masalah transformasi sosial. Di dalamnya
menyangkut landasan konstitusional privatisasi, sejauh mana
privatisasi bisa diterima oleh masyarakat, karyawan dan elite
politik (parlemen) sehingga tidak menimbulkan gejolak.
142
TIGA LANGKAH MENDESAK RESTRUKTURISASI DAN
PRIVATISASI BUMN
1. Mengubah orientasi pelaksanaan program privatisasi dari
berjangka pendek menjadi berjangka panjang. Artinya,
pelaksanan program privatisasi tidak hanya ditujukan untuk
memancing masuknya investor asing dan tercapainya target
penerimaan anggaran negara, tetapi langsung diarahkan
untuk membangun landasan yang kuat bagi perkembangan
perekonomian nasional
143
TIGA LANGKAH MENDESAK RESTRUKTURISASI DAN
PRIVATISASI BUMN
2. Segera menerbitkan UU Privatisasi yang dapat menjamin
berlangsungnya proses privatisasi secara demokratis dan
transparan. Dalam UU Privatisasi ini hendaknya tidak hanya
diatur mengenai proses privatisasi BUMN, tetapi harus
mencakup pula proses privatisasi BUMD dan harta publik
lainnya. Semua itu tidak hanya diperlukan untuk melindungi
kepentingan publik, tapi juga untuk memperjelas peranan
negara dalam pengelolaan perekonomian nasional.
144
TIGA LANGKAH MENDESAK RESTRUKTURISASI DAN
PRIVATISASI BUMN
3. Segera membubarkan kantor menteri Negara BUMN dan
mengubahnya menjadi sebuah badan otonom dengan nama
Badan Penyehatan dan Privatisasi BUMN (BPP-BUMN).
Badan yang memiliki kedudukan sederajat dengan Badan
Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) ini, tidak hanya
bertugas untuk menjual BUMN, tetapi terutama didorong
untuk mengutamakan peningkatan kinerja BUMN agar
benar-benar bermanfaat bagi masa depan perekonomian
Indonesia
145
146
CSR (Corporate Social Responsibility)
Setiap perusahaan memiliki cara pandang yang berbeda
terhadap CSR, dan cara pandang inilah yang bisa dijadikan
indikator
kesungguhan
perusahaan
tersebut
dalam
melaksanakan CSR atau hanya sekedar membuat pencitraan
di masyarakat. Setidaknya terdapat tiga kategori paradigma
perusahaan dalam menerapkan program CSR, diantaranya:
147
Paradigma Perusahaan ttg CSR
• Pertama, Sekedar basa basi dan keterpaksaan, artinya CSR
dipraktekkan lebih karena faktor eksternal, baik karena
mengendalikan aspek sosial (social driven) maupun
mengendalikan aspek lingkungan (environmental driven).
Artinya pemenuhan tanggungjawab sosial lebih karena
keterpaksaan akibat tuntutan daripada kesukarelaan.
Berikutnya adalah mengendalikan reputasi (reputation
driven), yaitu motivasi pelaksanaan CSR untuk mendongkrak
citra perusahaan. Banyak korporasi yang sengaja berupaya
mendongkrak citra dengan mamanfaatkan peristiwa bencana
alam seperti memberi bantuan uang, sembako, medis dan
sebagainya, yang kemudian perusahaan berlomba
menginformasikan kontribusinya melalui media massa.
Tujuannya adalah untuk mengangkat reputasi.
148
Paradigma Perusahaan ttg CSR
 Disatu sisi, hal tersebut memang menggembirakan terutama
dikaitkan dengan kebutuhan riel atas bantuan bencana dan
rasa solidaritas kemanusiaan. Namun disisi lain, fenomena ini
menimbulkan tanda tanya terutama dikaitkan dengan
komitmen solidaritas kemanusiaan itu sendiri. Artinya, niatan
untuk menyumbang masih diliputi kemauan untuk meraih
kesempatan untuk melakukan publikasi positif semisal untuk
menjaga atau mendongkrak citra korporasi.
149
Paradigma Perusahaan ttg CSR
Kedua, Sebagai upaya untuk memenuhi kewajiban (compliance).
CSR diimplementasikan karena memang ada regulasi, hukum
dan aturan yang memaksanya. Misalnya karena ada kendali
dalam aspek pasar (market driven).
Kesadaran tentang pentingnya mengimplementasikan CSR ini
menjadi tren seiring dengan maraknya kepedulian masyarakat
global terhadap produk-produk yang ramah lingkungan dan
diproduksi dengan memperhatikan kaidah-kaidah sosial.
150
Paradigma Perusahaan ttg CSR
Seperti saat ini bank-bank di eropa mengatur regulasi dalam
masalah pinjaman yang hanya diberikan kepada perusahaan
yang mengimplementasikan CSR dengan baik. selain itu
beberapa bursa sudah menerapkan indeks yang memasukan
kategori
saham-saham
perusahaan
yang
telah
mengimplemantasikan CSR, seperti New York Stock
Exchangesaat ini memiliki Dow Jones Sustainability
Indeks (DJSI) bagi perusahaan-perusahaan yang dikategorikan
memiliki nilai CSR. Bagi perusahaan eksportir CPO saat ini
diwajibkan memiliki sertifikat Roundtable Sustainability Palm
Oil (RSPO) yang mensyaratkan adanya program
pengembangan masyarakat dan pelestarian alam.
151
Paradigma Perusahaan ttg CSR
 Selain market driven, driven lain yang yang sanggup memaksa
perusahaan
untuk
mempraktkan
CSR
adalah
adanya
penghargaan-penghargaan (reward) yang diberikan oleh
segenap institusi atau lembaga. Misalnya CSR Award baik yang
regional maupun global, Padma (Pandu Daya Masyarakat)
yang digelar oleh Depsos, dan Proper (Program Perangkat
Kinerja Perusahaan) yang dihelat oleh Kementrian Lingkungan
Hidup.
152
Paradigma Perusahaan ttg CSR
 Ketiga, bukan sekedar kewajiban (compliance), tapi lebih dari sekdar
kewajiban
(beyond
compliance)
atau
(compliance
plus).
Diimplementasikan karena memang ada dorongan yang tulus dari
dalam (internal driven). Perusahaan telah menyadari bahwa
tanggungjawabnya bukan lagi sekedar kegiatan ekonomi untuk
menciptakan profit demi kelangsungan bisnisnya, melainkan juga
tanggungjawab sosial dan lingkungan. Dasar pemikirannya,
menggantungkan semata-mata pada kesehatan finansial tidak akan
menjamin perusahaan bisa tumbuh secara berkelanjutan.
153
Paradigma Perusahaan ttg CSR
 Perusahaan meyakini bahwa program CSR merupakan
investasi
demi
pertumbuhan
dan
keberlanjutan
(sustainability) usaha. Artinya, CSR bukan lagi dilihat sebagai
sentra biaya (cost centre) melainkan sentra laba (profit center)
di masa yang akan datang. Logikanya adalah bila CSR
diabaikan, kemudian terjadi insiden, maka biaya untuk
mengcover resikonya jauh lebih besar ketimbang nilai yang
hendak dihemat dari alokasi anggaran CSR itu sendiri. Belum
lagi resiko non-finansial yang berpengaruh buruk pada citra
korporasi dan kepercayaan masyarakat pada perusahaan.
154
Paradigma Perusahaan ttg CSR
 Dengan demikian, CSR bukan lagi sekedar aktifitas tempelan
yang kalau terpaksa bisa dikorbankan demi mencapai
efisiensi, namun CSR merupakan nyawa korporasi. CSR telah
masuk kedalam jantung strategi korporasi. CSR disikapi secara
strategis dengan melakukan inisiatif CSR dengan strategi
korporsi. Caranya, inisatif CSR dikonsep untuk memperbaiki
konteks kompetitif korporasi yang berupa kualitas bisnis
tempat korporasi beroperasi.
155
Manfaat CSR
Manfaat CSR:
Sedikitnya ada 4 manfaat CSR terhadap perusahaan yaitu :
1. Brand differentiation. Dalam persaingan pasar yang kian kompetitif,
CSR bisa memberikan citra perusahaan yang khas, baik, dan etis di
mata publik yang pada gilirannya menciptakan customer loyalty.
The Body Shop dan BP (dengan bendera “Beyond Petroleum”-nya),
sering dianggap sebagai memiliki image unik terkait isu
lingkungan.
2. Human resources. Program CSR dapat membantu dalam perekrutan
karyawan baru, terutama yang memiliki kualifikasi tinggi. Saat
interview, calon karyawan yang memiliki pendidikan dan
pengalaman tinggi sering bertanya tentang CSR dan etika bisnis
perusahaan, sebelum mereka memutuskan menerima tawaran.
Bagi staf lama, CSR juga dapat meningkatkan persepsi, reputasi dan
dedikasi dalam bekerja.
156
Manfaat CSR…lanjutan
3. License to operate. Perusahaan yang menjalankan CSR dapat
mendorong pemerintah dan publik memberi ”ijin” atau ”restu”
bisnis. Karena dianggap telah memenuhi standar operasi dan
kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat luas.
4. Risk management. Manajemen resiko merupakan isu sentral bagi
setiap perusahaan. Reputasi perusahaan yang dibangun bertahuntahun bisa runtuh dalam sekejap oleh skandal korupsi, kecelakaan
karyawan, atau kerusakan lingkungan. Membangun budaya ”doing
the right thing” berguna bagi perusahaan dalam mengelola resikoresiko bisnis.
157
Manfaat CSR…lanjutan
 CSR yang dilakukan perusahaan dalam kenyataannya merupakan
wujud berbagi kepedulian. Namun dalam implementasinya, sebuah
perusahaan perlu dengan cermat memastikan bagaimana pola dan
metode yang akan dilakukannya bisa sesuai dengan situasi dan
kondisi yang ada. Terutama dalam konteks ini bila menyangkut hal
yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat.
 Sukses tidaknya pengelolaan CSR juga tergantung pada bagaimana
komunikasi dan pendekatan pihak perusahaan dengan masyarakat
penerima manfaat CSR.
158
selesai
159
Download