modul 12 manajemen limbah

advertisement
MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI:
Produksi Bersih
Nur Hidayat
Tek. Industri Pertanian, Fak. Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya
Email : [email protected]
1. PENDAHULUAN
1.1. Teori dasar dan Contoh
1.2. Tujuan
1.3. Definisi
2. Konsep produksi bersih
3. Hirarki pengelolaan
Lingkungan Hidup
4. Teknik-Teknik Produksi
Bersih
5. Penilaian Produksi Bersih
6. Peluang dan Tantangan
Penerapan Produksi Bersih
7. Pelaksanaan Produksi
Bersih
MODUL
12
3
Minggu 14
1.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dekade
terakhir
ini
terdapat
kecenderungan
perubahan
sikap
pemerintah dan industri
secara umum dalam
merespon perlindungan
lingkungan.
Meningkatnya masalah
lingkungan yang terjadi
dewasa
ini, Lumpur lapindo merendam desa di
mengakibatkan
pola Sidoarjo
perkembangan industri (http://lembagabhinneka.org/2012/0
dunia telah mengalami 1/kopdar-bhinneka-surabayaperubahan.
Kegiatan lapindo-potret-penjarahan-alam/ )
industri
yang
pada
awalnya didominasi oleh pemikiran untuk menekan sebanyak
mungkin biaya produksi, kini memasuki tahap untuk
menghindari pemborosan sumberdaya alam dan melihat potensi
pemanfaatan produk samping dari suatu kegiatan untuk
dijadikan bahan baku kegiatan industri lainnya.
 Banyaknya limbah yang dihasilkan dari suatu kegiatan industri
menunjukkan semakin rendahnya efisiensi dan kinerja manajemen
usaha tersebut, yang juga erat kaitannya dengan kinerja
lingkungan. Pada umumnya program-program perlindungan
lingkungan sampai saat ini menitikberatkan pada penanggulangan
limbah setelah limbah terbentuk (end of pipe treatment).
Pendekatan ini terfokus pada pengolahan dan pembuangan limbah
untuk mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan. Namun,
pada kenyataannya pencemaran dan kerusakan lingkungan tetap
terjadi dan cenderung terus berlanjut, karena dalam prakteknya
terdapat berbagai masalah/kendala.
Dept. of Agroindustrial Technology
SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT
(SPEED)

Manajemen Lingkungan / Produksi Bersih
Brawijaya University
 Masalah utama terletak pada bidang “compliance” atau pentaatan
dan penegakan hukum dan peraturan yang belum lengkap,
peraturan yang masih lemah, serta tingkat kesadaran yang masih
rendah. Selain itu, pendekatan tersebut memiliki kelemahan seperti
timbulnya produk limbah baru dan perpindahan masalah dari media
lingkungan yang satu ke media lainnya. Semakin banyak limbah
yang dihasilkan, semakin banyak dibutuhkan usaha pengolahan dan
pembuangan. Penambahan peralatan pengendalian limbah akan
meningkatkan biaya investasi dan hal tersebut kurang diminati oleh
kalangan industri maupun pemerintah karena akan meningkatkan
biaya produksi dan harga jual.
 Berdasarkan kendala – kendala yang dihadapi dalam menerapkan
pendekatan “end of pipe treatment” sebagai strategi pengelolaan
lingkungan hidup yang bersifat reaktif, maka secara global timbul
pemikiran – pemikiran baru untuk lebih meningkatkan kualitas
lingkungan agar pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan dapat terlaksana.
Hal ini dapat dilakukan dengan
pengembangan win-win strategies (strategi yang menguntungkan
semua pihak), seperti Produksi Bersih/PB (Cleaner Production).
1.2 Tujuan
Setelah mempelajari modul ini anda diharapkan dapat menjelaskan manfaat
produksi bersih bagi lingkungan. Secara khusus anda diharapkan mampu:
1. Memahami konsep produksi bersih
2. Mengenal Hirarki pengelolaan Lingkungan Hidup
3. Menjelaskan Teknik-Teknik Produksi Bersih
4. Melakukan Penilaian Produksi Bersih (Cleaner Production Assessment)
5. Melakukan Audit Produksi Bersih
6. Memahami Bioteknologi untuk Produksi Bersih
Berikut ini merupakan contoh penerapan produksi bersih di
Indonesia :
1. Perubahan material input
- Detergen : penggantian surfaktan rantai cabang dengan surfaktan
rantai linear atau dengan biosurfaktan sehingga lebih mudah terurai di
alam
- Penggantian bahan pencelup dengan jenis yang mempunyai tingkat
afinitas tinggi (90%) dapat mengurangi pemakaian air dan
memperbaiki kualitas air buangan.
2. Perubahan teknologi
- Netralisasi limbah cair pada industri tekstil : dilakukan perbaikan pada
sistem pengolahan air buangan yaitu dengan memanfaatkan gas buang
boiler yang mengandung SO2 untuk proses netralisasi limbah cair
3.
Good house keeping
Mengurangi kehilangan bahan baku dan produk karena kebocoran,
ceceran, tumpahan serta dapat melindungi air permukaan dan air tanah
terhadap kemungkinan terjadinya kontaminasi.
Page 2 of 12
2012
Manajemen Lingkungan / Produksi Bersih
Brawijaya University
2. Konsep.
 Produksi bersih menggambarkan manajemen lingkungan yang bersifat
preventif dan memiliki pengertian yang lebih luas daripada konsep-konsep
lingkungan sejenis seperti eco-efficiency (eko-efisien), waste minimization
(minimasi limbah), pollution prevention (pencegahan pencemaran)
maupun green productivity (produktifitas ramah lingkungan). PB merujuk
pada suatu mentalitas bagaimana suatu barang dan jasa diproduksi
dengan keterbatasan teknologi dan ekonomi saat ini namun pengaruh
negatifnya terhadap lingkungan dapat diminimalkan.
 PB tidak hanya merupakan strategi
lingkungan namun juga terkait
dengan
pertimbangan
aspek
ekonomi. Dalam konteks ini, limbah
dianggap sebagai produk yang
memiliki nilai ekonomi negatif.
Setiap tindakan yang ditujukan
untuk mengurangi konsumsi bahan
baku dan energi serta untuk
mencegah/mengurangi terbentuknya
limbah
pada
akhirnya
dapat
meningkatkan
produktifitas
dan
keuntungan
finansial
bagi
pengusaha.
PB
melindungi
lingkungan, konsumen dan pekerja
sekaligus meningkatkan efisiensi,
keuntungan dan kompetisi bagi
industri.
Oleh karena itu PB merupakan ’win-win strategy’ yang
menguntungkan semua pihak. Beberapa keuntungan yang akan diperoleh
suatu perusahaan/industri dengan menerapkan produksi bersih adalah :
(a) menghemat pemakaian bahan baku, (b) mengurangi biaya pengolahan
limbah, (c) mencegah terjadinya kerusakan lingkungan, (d) mengurangi
bahaya terhadap kesehatan dan keselamatan kerja, (e) meningkatkan
mutu dan daya saing produk, (f) mengurangi biaya operasi dan
penanganan limbah, (g) memperbaiki image perusahaan/penilaian positif
dari konsumen. Dengan melaksanakan strategi produksi bersih maka
suatu perusahaan dikategorikan eco-efisien.
 PB merupakan suatu pendekatan yang mengarah pada peningkatan
efisiensi proses produksi, penggunaan teknik-teknik daur ulang dan pakai
ulang, kemungkinan substitusi bahan baku yang tidak berbahaya dan lebih
ekonomis serta perbaikan/peningkatan sistem operasi dan prosedur kerja.
Tujuan dari produksi bersih adalah untuk mengurangi tingkat emisi dan
limbah pada sumbernya sehingga sekaligus dapat meningkatkan efisiensi
penggunaan bahan baku, energi dan utilitas
 UNEP (United Nations Environment Programme) mulai mencetuskan
program
PB
pada
tahun
1989,
sedangkan
Indonesia
mulai
mensosialisasikan PB sejak tahun 1993 melalui BAPEDAL. Definisi PB
menurut UNEP adalah penerapan secara kontinyu suatu strategi
lingkungan yang bersifat terpadu dan preventif terhadap proses, produk
dan jasa untuk meningkatkan efisiensi secara keseluruhan dan
mengurangi resiko terhadap manusia dan lingkungan (Cleaner Production
is the continuous application of an integrated preventive environmental
Page 3 of 12
2012
Manajemen Lingkungan / Produksi Bersih



Brawijaya University
strategy to processes, products, and services to increase overall efficiency,
and reduce risks to humans and the environment).
Untuk proses
produksi, PB mencakup kombinasi konservasi bahan baku, air dan energi;
eliminasi bahan baku beracun dan berbahaya; pengurangan kuantitas dan
toksisitas semua emisi dan limbah pada sumbernya selama proses
produksi. Untuk produk, PB bertujuan untuk mengurangi dampak produk
selama
siklus
hidupnya
(dari
ekstraksi
bahan
baku,
pembuatan/manufaktur dan penggunaan, sampai pembuangan akhir
produk) terhadap lingkungan, kesehatan, dan keselamatan. Untuk jasa,
PB berimplikasi terhadap perhatian lingkungan secara serius terhadap
desain dan pelayanan jasa.
Senada dengan UNEP, definisi PB menurut EPA (U.S. Environmental
Protection Agency) adalah strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat
preventif dan terpadu yang diterapkan secara terus-menerus pada proses
produksi, produk dan jasa sehingga mengurangi terjadinya resiko
terhadap manusia dan lingkungan. Dalam kaitannya dengan proses,
produksi bersih mencakup upaya peningkatan efisiensi dan efektifitas
dalam pemakaian bahan baku, energi, dan sumber daya lainnya serta
mengganti atau mengurangi penggunaan bahan berbahaya dan beracun
sehingga mengurangi jumlah dan toksisitas seluruh limbah dan emisi yang
dikeluarkan sebelum meninggalkan proses.
Dalam kaitannya dengan
produk, produksi bersih memfokuskan pada upaya pengurangan dampak
pada keseluruhan daur hidup produk, mulai dari ekstraksi bahan baku
sampai dengan pembuangan akhir setelah produk tidak digunakan. Dalam
kaitannya dengan jasa, produksi bersih dititikberatkan pada upaya
penggunaan proses 3R (reduce, reuse, recycle).
Perbedaan mendasar antara ”Pengendalian Pencemaran (pollution control)
” dengan “Produksi Bersih (cleaner production)” adalah pengendalian
pencemaran merupakan reaksi dan penanganan setelah kejadian,
sedangkan PB merupakan tindakan antisipasi dan pencegahan. Filosofi
penting yang perlu ditekankan dalam PB adalah ”antisipasi dan mencegah
(anticipate and prevent) ” bukan ”bereaksi dan menangani (react and
treat)”.
Prinsip-prinsip pokok dalam strategi produksi bersih adalah:
1. Mengurangi atau meminimumkan penggunaan bahan baku, air dan
energi serta menghindari pemakaian bahan baku beracun dan
berbahaya, serta ereduksi terbentuknya limbah pada sumbernya
sehingga mencegah atau mengurangi timbulnya masalah pencemaran
dan kerusakan lingkungan serta resikonya terhadap manusia.
2. Perubahan dalam pola produksi dan konsumsi, baik terhadap proses
maupun produk yang dihasilkan, sehingga harus dipahami betul
analisis daur hidup produk.
3. Perubahan pola pikir, sikap dan tingkah laku dari semua pihak terkait
baik pemerintah, masyarakat maupun kalangan dunia usaha
(industriawan)
4. Mengaplikasikan teknologi ramah lingkungan, manajemen dan
prosedur standar operasi sesuai dengan persyaratan
Page 4 of 12
2012
Manajemen Lingkungan / Produksi Bersih
Brawijaya University
5. Pelaksanaan program produksi bersih ini lebih mengarah pada
pengaturan sendiri (self regulation) dan peraturan yang sifatnya
musyawarah mufakat (negotiated regulatory approach) daripada
pengaturan secara command and control. Jadi pelaksanaan program
produksi bersih lebih didasarkan pada kesadaran untuk merubah sikap
dan tingkah laku.
Sumber: Rositawaty dan Muharani. 2008.
3. Pengelolaan Lingkungan Hidup

Dalam sistem pengelolaan lingkungan terdapat hirarki tindakan/usaha
minimasi limbah (Gambar 12.1) yang dijelaskan sebagai berikut :
1. Pengurangan limbah pada sumbernya (source reduction). Terdiri dari
usaha pengubahan prosedur, teknologi, material dan produk yang pada
dasarnya bertujuan untuk memperkecil volume limbah yang dihasilkan.
2. Daur ulang (recycle-reuse). Merupakan usaha untuk mendapatkan
kembali material yang dapat dimanfaatkan dari limbah yang terbentuk
untuk keperluan industri yang bersangkutan (on site) maupun untuk
keperluan industri lain di luar lingkungan industri tersebut (off site).
Pada dasarnya, tindakan daur ulang melibatkan proses transfer massa.
3. Pengolahan limbah yang terbentuk (waste treatment). Terdiri dari usaha
pengolahan limbah secara fisika, biologi maupun kimiawi baik on site
maupun off site yang pada dasarnya bertujuan untuk mengurangi
toksisitas dan volume limbah yang dihasilkan.
4. Pembuangan limbah (ultimate disposal). Limbah yang tidak dapat
didaur ulang maupun tidak dapat diolah lagi pada akhirnya dibuang
secara aman (berdasarkan standar baku mutu limbah) ke lingkungan.
Metode yang dapat digunakan meliputi landfilling, landfarming, deepwell
injection, dan ocean dumping.
 Tindakan pengurangan limbah pada sumbernya (hirarki no 1) lebih
menitikberatkan pada pembenahan yang bersifat manajerial sehingga
membutuhkan modal relatif kecil dengna pengembalian investasi yang
relatif lebih cepat dibandingkan hirarki selanjutnya. Hirarki berikutnya
Page 5 of 12
2012
Manajemen Lingkungan / Produksi Bersih
Brawijaya University
(recycle/reuse, treatment, disposal) lebih membutuhkan pengembangan
teknologi disamping juga pembenahan manajemen.
Gambar 13.1. Hirarki pengelolaan lingkungan hidup (Theodore dan Young
1992)
4. Teknik-teknik Produksi Bersih
 Teknik-teknik produksi bersih merupakan gabungan dari teknik pengurangan
limbah pada sumber pencemar (source reduction) dan teknik daur ulang
yang secara ringkas disajikan pada Gambar 12.2.
 Berikut ini merupakan contoh penerapan produksi bersih di Indonesia :
1. Perubahan material input
- Detergen : penggantian surfaktan rantai cabang dengan
surfaktan rantai linear atau dengan biosurfaktan sehingga lebih
mudah terurai di alam
- Penggantian bahan pencelup dengan jenis yang mempunyai
tingkat afinitas tinggi (90%) dapat mengurangi pemakaian air
dan memperbaiki kualitas air buangan.
2. Perubahan teknologi
1. Netralisasi limbah cair pada industri tekstil : dilakukan perbaikan
pada sistem pengolahan air buangan yaitu dengan memanfaatkan
gas buang boiler yang mengandung SO2 untuk proses netralisasi
limbah cair
3. Good house keeping
2. Dalam pelaksanaannya akan banyak kendala dalam analisis
tersebut, misalnya: (a) bagaimana mengenal dan mengukur
manfaat, (b) bagaimana mengenal dan mengukur biaya, dan (c)
bagaimana menentukan waktu dan tingkat diskonto (discount
rate).
Page 6 of 12
2012
Manajemen Lingkungan / Produksi Bersih
Brawijaya University
Gambar 13.2. Teknik-teknik produksi bersih (USAID, 1997)
5. Penilaian Produksi Bersih (Cleaner Production Assessment)

Penilaian PB merupakan suatu metodologi untuk mengidentifikasi halhal yang terkait dengan penggunaan sumberdaya yang tidak efisien
dan manajemen limbah yang buruk, dengan memfokuskan pada aspek
lingkungan dan dampak-dampak yang ditimbulkan oleh proses-proses
industri. Beberapa organisasi telah memiliki pedoman yang bervariasi
tingkat keterperinciannya tentang deskripsi metodologi penilaian PB.
Namun demikian, strategi pokoknya hampir sama. Konsep dasarnya
berakar dari tinjauan suatu perusahaan dan proses produksinya untuk
mengidentifikasi pada bagian mana konsumsi sumber daya, bahanbahan berbahaya dan pelepasan limbah dapat dikurangi. Tahapan
dalam penilaian PB tercantum dalam dokumen UNEP “Guidance
Materials for UNIDO/UNEP National Cleaner Production Centres” secara
rinci dapat dilihat pada Gambar 13.3.
Page 7 of 12
2012
Manajemen Lingkungan / Produksi Bersih
Brawijaya University
Gambar 13.3. Tinjauan metodologi penilaian produksi bersih (UNEP, 1996)
6. Peluang dan Tantangan Penerapan Produksi Bersih
 tujuan dari pengelolaan lingkungan melalui program produksi bersih
adalah:
1. Meningkatkan kualitas lingkungan dan mendorong dilaksanakannya
upaya – upaya perlindungan lingkungan sesuai dengan prinsip –
prinsip pembangunan yang berkelanjutan.
2. Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia di bidang sistem
manajemen lingkungan dan prinsip – prinsip pencegahan
pencemaran lingkungan dengan fokus kegiatan pada industri kecil.
3. Menjadikan program produksi bersih sebagai suatu alternatif
terbaik dalam meingkatkan daya saing perusahaan karena akan
menurunkan biaya produksi sehingga produk yang dihasilkan akan
kompetitif.
4. Mendorong pihak industri dapat melakukan audit produksi bersih
sendiri dan menerapkan prinsip – prinsip pencegahan pencemaran
secara bertahap sesuai dengan kemampuan perusahaan.
5. Memberikan
pembinaan
teknis
kepada
industri
dalam
meningkatkan efisiensi proses produksi serta meningkatkan
kualitas lingkungan dari produk yang dihasilkan.
6. Membantu merintis persiapan pengembangan program ekolabel
Page 8 of 12
2012
Manajemen Lingkungan / Produksi Bersih




Brawijaya University
Indonesia. Produksi bersih diperlukan sebagai cara untuk
mengharmonisasikan upaya perlindungan lingkungan dengan
kegiatan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
Peluang penerapan produksi bersih adalah:
1. Memberi keuntungan ekonomi, sebab di dalam produksi bersih
terdapat strategi pencegahan pencemaran pada sumbernya (source
reduction dan in – process recycling) yaitu pencegahan
terbentuknya limbah secara dini dengan demikian dapat
mengurangi biaya investasi yang harus dileluarkan untuk
pengolahan dan pembuangan limbah atau upaya perbaikan
lingkungan.
2. Mencegah terjadinya pencemaran dan perusakan lingkungan.
3. Memelihara dan memperkuat pertumbuhan ekonomi dalam jangka
panjang melalui konservasi sumber daya, bahan baku dan energi.
4. Mendukung prinsip “environmental equity” dalam rangka
pembangunan berkelanjutan.
5. Mencegah/ memperlambat terjadinya proses degradasi lingkungan
dan pemanfaatan sumberdaya alam.
6. Memelihara ekositem lingkungan.
7. Memperkuat daya saing produk di pasar internasional.
Tantangan Penerapan Produksi Bersih adalah sebagai berikut:
1. Tercapainya efisiensi produksi yang optimal
2. Penghargaan masyarakat awam terhadap sistem produksi yang
akrab lingkungan
3. Mendapatkan insentip
Peluang dan Kendala dalam Penerapan Produksi Bersih:
1. Kendala Ekonomi, beberapa kendala diantaranya adalah
- Kenaikan ongkos produksi : keperluan biaya tambahan peralatan
- Tingginya modal/ investasi dibanding kontrol pencemaran secara
konvensional sekaligus penerapan produksi bersih Proyek
menguntungkan namun tidak ada modal
2. Kendala Teknologi. Sistem yang baru ada kemungkinan tidak
sesuai dengan yang diharapkan atau malah menyebabkan
gangguan. Fasilitas produksi ada kemungkinan tidak ada lagi untuk
tambahan peralatan.
3. Kendala Sumber Daya Manusia
Adanya kemalasan untuk melakukan perubahan sering dihadapi
pada penerapan produksi bersih. Hal ini dapat terjadi karena:
- Kurangnya komitmen manajemen puncak
- Adanya kemalasan untuk berubah baik secara individu maupun
organisasi
- Lemahnya komunikasi intern
- Struktur organisasi yang kaku
- Birokrasi, terutama dalam pengumpulan data
- Kurangnya dokumentsi Kurangnya pelatihan kepada sumberdaya
manusia mengenai produksi bersih.
Kendala ini dapat diantisipasi dengan program pelatihan dan perbaikan
sistem manajemen
Page 9 of 12
2012
Manajemen Lingkungan / Produksi Bersih
Brawijaya University
7. Pelaksanaan Produksi Bersih
 Produksi Bersih dapat dilakukan pada setiap tahap produksi.
Pelaksanaan program Produksi Bersih dapat dimulai dengan pilihan
yang mudah dan tidak memerlukan biaya investasi, seperti
pelaksanaan good house – keeping, dan kemudian secara bertahap
dikembangkan sesuai dengan kesiapan perusahaan. Secara garis
besar pilihan penerapan produksi bersih dapat dikelompokkan dalam 4
bagian:
-
Good house – keeping. mencakup tindakan prosedural, administratif
atau institusional yang dapat digunakan perusahaan untuk
mengurangi terbentuknya limbah emisi.
- Perubahan material input dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengurangi atau menghilangkan bahan berbahaya dan beracun
yag masuk atau digunakan dalam proses produksi, sehingga dapat
juga menghindari terbentuknya limbah B3 dalam substitusi bahan.
- Perubahan teknologi. Perubahan teknologi yang mencakup
modifikasi proses dan peralatan dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengurangi limbah dan emisi. Tindakan yang termasuk dalam
kelompok ini adalah perubahan proses produksi, perubahan
peralatan, tata letak, perpipaan, penggunaan peralatan otomatis
dan perubahan kondisi proses
- On – site Reuse. Kegiatan ini merupakan penggunaan kembali
bahan – bahan yang terkandung dalam limbah, baik digunakan
kembali dalam proses awal atau sebagai input dalam proses yang
lain.
Tugas Diskusi
Dapatkah asuransi lingkungan hidup dijalankan di Indonesia. Berikan kelebihan
dan kelemahan terhadap pelaksanaan asuransi lingkungan hidup dan apa saran
anda untuk hal tersebut.
a. Konsep ambang batas (The Threshold Concept)
Dalam menentukan standar ambien maka perlu ada dasar yang jelas. Untuk kasus
polusi air, misalnya harus ada kriteria yang disebut ambang kesehatan (the health
threshold). Dalam hal ini, standar diatur dengan marjin keamanan yang cukup tinggi
sehingga tidak ada efek buruk yang akan dialami oleh anggota penduduk sepanjang
kualitas ditetapkan setidak-tidaknya sama dengan standar tersebut. Jika konsep
ambang ini valid maka fungsi kerusakan marjinal akan menjadi nol sampai pada titik
ambang tersebut dan akan menjadi positif jika ada dalam konsentrasi yang lebih
tinggi.
b. Tingkat standar ambien (The Level of Ambient Standard)
Harus ada dasar yang digunakan untuk menentukan standar ambien. Efesiensi harus
menentukan standar tersebut supaya bisa memaksimumkan keuntungan bersih, yang
mana termasuk mempertimbangkan biaya dan keuntungan.
Page 10 of 12
2012
Manajemen Lingkungan / Produksi Bersih
Brawijaya University
c. Keseragaman (uniformity)
Dalam menentukan standar harus memperhatikan jumlah penduduk yang menghirup,
sensitifitas ekologi lokal atau biaya pelaksanaannya di berbagai wilayah. Semua faktor
ini mempunyai efek terhadap standar yang efisien dan efesiensi akan menentukan
standar yang berbeda untuk wilayah yang berbeda. Penyeragaman standar akan
menyebabkan ketidakefisienan terutama di daerah pedesaan.
d. Waktu aliran emisi (timing of emission flows)
Karena konsentrasi adalah penting untuk kriteria polutan, maka waktu emisi harus
ikut dipertimbangkan dalam kebijaksanaan. Emisi yang berakumulasi dalam waktu
adalah sama pentingnya dengan emisi yang terakumulasi dalam ruang. Dari sudut
pandang ekonomi, pendekatan yang cocok adalah dengan mengatur tingkat kontrol
berdasarkan kondisinya. Kontrol yang ketat dilakukan pada saat kondisi normal. Hasil
penelitian Teller (1970) dalam Yakin (1997) menunjukkan bahwa penanganan dengan
standar yang tetap sepanjang waktu menjadi 5 kali lebih mahal ketimbang
penanganan berdasarkan pertimbangan kondisi cuaca.
e. Konsentrasi polusi (Pollution Concentration)
Konsentrasi standar ambien tidak hanya memperhatikan konsentrasi polusi udara di
luar namun juga di dalam ruangan. Jadi konsentrasi gabungan dalam dan luar
ruangan harus dipertimbangkan untuk menentukan standar ambien.
8.3. Pendekatan Ekonomi Mekanisme Pasar

Pendekatan dengan instrumen ekonomi melalui mekanisme pasar (market-based
policy) ini semakin mendapat perhatian paling dalam dekade terakhir baik oleh
para praktisi lingkungan maupun para pengambil kebijaksanaan. Kelebihan utama
dari pendekatan ekonomi adalah pendekatan ini membutuhkan biaya
administrasi yang jauh lebih rendah dari pada pendekatan hukum yang
konvensional, disamping itu mereka menganggap bahwa pendekatan ini lebih
efektif daripada pendekatan hukum. Turner (1994) dalam Yakin (1997)
berpendapat bahwa pendekatan ini efektif untuk mempertahankan dan atau
memperbaiki kualitas lingkungan karena melalui mekanisme kekuatan pasar bisa
mendorong pencegahan polusi yang lebih besar dan memberikan solusi yang
lebih ekonomis bagi penanganan masalah lingkungan. Selain itu, OECD (1984)
dalam Yakin (1997) mengatakan bahwa penerapan instrumen ekonomi
memungkinkan adanya respons atau tanggapan yang fleksibel bagi administrator,
mengurangi biaya pelaksanaan, dan meningkatkan kualitas administrasi.
REFERENSI
Anonim. 2007. Undang Undang No 17 tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025.
Anonim. 2011. Konsep dasar ekonomi lingkungan.
http://staff.undip.ac.id/env/semestergenap/ekolingk/files/2011/04/III
-Konsep-Dasar-Ekonomi-Lingkungan.pdf diakses tanggal 21 Juni 2012.
Anonim. 2012. Daftar Perusahaan Kelapa Sawit Kalimantan Barat.
http://loker.terbaru2012.net/daftar_daftar_perusahaan_kelapa_sawit
Page 11 of 12
2012
Manajemen Lingkungan / Produksi Bersih
Brawijaya University
_kalimantan_barat.xhtml diakses tanggal 21 Juni 2012.
Jeffrey, A. dan Mc. Neely. 1992. Ekonomi dan Keanekaragaman Hayati.
Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Nurika, I., N. Hidayat dan N. Atifah. 2007. Manajemen Limbah dan
Lingkungan Industri. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
Brawijaya Malang.
Rositawaty, S dan A. Muharani. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan
Alam Klas 6. Pusat perbukuan Dep.Pendidikan Nasional. Jakarta.
Siagian. 1994. Dalam Badrudin. S. 2009. Pengertian Pembangunan.
http://profsyamsiah.wordpress.com/2009/03/19/pengertianpembangunan/ diakses tanggal 21 Juni 2012.
Suparmoko, M. dan M. Marja. 2000. Ekonomi Lingkungan. Edisi 2.
BPFE, Yogyakarta
Yakin, A. 1997. Ekonomi Sumber Daya Lingkungan: Teori &
Kebijaksanaan Pembangunan Berkelanjutan. Presindo, Jakarta
PROPAGASI
A. Latihan dan Diskusi (Propagasi vertical dan Horizontal)
Perusahaan A akan menjadikan produksi besih.untukkeperluan tersebut
setiap karyawan tidak dipekenankan membuangsampah sembarangan.
Selama produksi setiap limbah yang dihasilkan harus dicatat dan
diketahui cara penanganannya. Apakah rencana ini dapat berhasil?
Diskusikan!.
B. Pertanyaan (Evaluasi mandiri)
1. Apa yang dimaksud produksi bersih?
2. Apakah keseimbangan bahan dapat digunakan dalam memahami
Produksi ebrsih? Jelaskan jawaban anda?
3. Bagaimana konsep produksi bersih?
4. Bagimana pendekatan ekonomi pasar dalam produksi bersih?
5. Bagaimana pelaksanaan produksi bersih di Indonesia?
Page 12 of 12
2012
Download