MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI: Produksi Bersih Nur Hidayat Tek. Industri Pertanian, Fak. Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya Email : [email protected] 1. PENDAHULUAN 1.1. Teori dasar dan Contoh 1.2. Tujuan 1.3. Definisi 2. Konsep produksi bersih 3. Hirarki pengelolaan Lingkungan Hidup 4. Teknik-Teknik Produksi Bersih 5. Penilaian Produksi Bersih 6. Peluang dan Tantangan Penerapan Produksi Bersih 7. Pelaksanaan Produksi Bersih MODUL 12 3 Minggu 14 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dekade terakhir ini terdapat kecenderungan perubahan sikap pemerintah dan industri secara umum dalam merespon perlindungan lingkungan. Meningkatnya masalah lingkungan yang terjadi dewasa ini, Lumpur lapindo merendam desa di mengakibatkan pola Sidoarjo perkembangan industri (http://lembagabhinneka.org/2012/0 dunia telah mengalami 1/kopdar-bhinneka-surabayaperubahan. Kegiatan lapindo-potret-penjarahan-alam/ ) industri yang pada awalnya didominasi oleh pemikiran untuk menekan sebanyak mungkin biaya produksi, kini memasuki tahap untuk menghindari pemborosan sumberdaya alam dan melihat potensi pemanfaatan produk samping dari suatu kegiatan untuk dijadikan bahan baku kegiatan industri lainnya. Banyaknya limbah yang dihasilkan dari suatu kegiatan industri menunjukkan semakin rendahnya efisiensi dan kinerja manajemen usaha tersebut, yang juga erat kaitannya dengan kinerja lingkungan. Pada umumnya program-program perlindungan lingkungan sampai saat ini menitikberatkan pada penanggulangan limbah setelah limbah terbentuk (end of pipe treatment). Pendekatan ini terfokus pada pengolahan dan pembuangan limbah untuk mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan. Namun, pada kenyataannya pencemaran dan kerusakan lingkungan tetap terjadi dan cenderung terus berlanjut, karena dalam prakteknya terdapat berbagai masalah/kendala. Dept. of Agroindustrial Technology SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT (SPEED) Manajemen Lingkungan / Produksi Bersih Brawijaya University Masalah utama terletak pada bidang “compliance” atau pentaatan dan penegakan hukum dan peraturan yang belum lengkap, peraturan yang masih lemah, serta tingkat kesadaran yang masih rendah. Selain itu, pendekatan tersebut memiliki kelemahan seperti timbulnya produk limbah baru dan perpindahan masalah dari media lingkungan yang satu ke media lainnya. Semakin banyak limbah yang dihasilkan, semakin banyak dibutuhkan usaha pengolahan dan pembuangan. Penambahan peralatan pengendalian limbah akan meningkatkan biaya investasi dan hal tersebut kurang diminati oleh kalangan industri maupun pemerintah karena akan meningkatkan biaya produksi dan harga jual. Berdasarkan kendala – kendala yang dihadapi dalam menerapkan pendekatan “end of pipe treatment” sebagai strategi pengelolaan lingkungan hidup yang bersifat reaktif, maka secara global timbul pemikiran – pemikiran baru untuk lebih meningkatkan kualitas lingkungan agar pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dapat terlaksana. Hal ini dapat dilakukan dengan pengembangan win-win strategies (strategi yang menguntungkan semua pihak), seperti Produksi Bersih/PB (Cleaner Production). 1.2 Tujuan Setelah mempelajari modul ini anda diharapkan dapat menjelaskan manfaat produksi bersih bagi lingkungan. Secara khusus anda diharapkan mampu: 1. Memahami konsep produksi bersih 2. Mengenal Hirarki pengelolaan Lingkungan Hidup 3. Menjelaskan Teknik-Teknik Produksi Bersih 4. Melakukan Penilaian Produksi Bersih (Cleaner Production Assessment) 5. Melakukan Audit Produksi Bersih 6. Memahami Bioteknologi untuk Produksi Bersih Berikut ini merupakan contoh penerapan produksi bersih di Indonesia : 1. Perubahan material input - Detergen : penggantian surfaktan rantai cabang dengan surfaktan rantai linear atau dengan biosurfaktan sehingga lebih mudah terurai di alam - Penggantian bahan pencelup dengan jenis yang mempunyai tingkat afinitas tinggi (90%) dapat mengurangi pemakaian air dan memperbaiki kualitas air buangan. 2. Perubahan teknologi - Netralisasi limbah cair pada industri tekstil : dilakukan perbaikan pada sistem pengolahan air buangan yaitu dengan memanfaatkan gas buang boiler yang mengandung SO2 untuk proses netralisasi limbah cair 3. Good house keeping Mengurangi kehilangan bahan baku dan produk karena kebocoran, ceceran, tumpahan serta dapat melindungi air permukaan dan air tanah terhadap kemungkinan terjadinya kontaminasi. Page 2 of 12 2012 Manajemen Lingkungan / Produksi Bersih Brawijaya University 2. Konsep. Produksi bersih menggambarkan manajemen lingkungan yang bersifat preventif dan memiliki pengertian yang lebih luas daripada konsep-konsep lingkungan sejenis seperti eco-efficiency (eko-efisien), waste minimization (minimasi limbah), pollution prevention (pencegahan pencemaran) maupun green productivity (produktifitas ramah lingkungan). PB merujuk pada suatu mentalitas bagaimana suatu barang dan jasa diproduksi dengan keterbatasan teknologi dan ekonomi saat ini namun pengaruh negatifnya terhadap lingkungan dapat diminimalkan. PB tidak hanya merupakan strategi lingkungan namun juga terkait dengan pertimbangan aspek ekonomi. Dalam konteks ini, limbah dianggap sebagai produk yang memiliki nilai ekonomi negatif. Setiap tindakan yang ditujukan untuk mengurangi konsumsi bahan baku dan energi serta untuk mencegah/mengurangi terbentuknya limbah pada akhirnya dapat meningkatkan produktifitas dan keuntungan finansial bagi pengusaha. PB melindungi lingkungan, konsumen dan pekerja sekaligus meningkatkan efisiensi, keuntungan dan kompetisi bagi industri. Oleh karena itu PB merupakan ’win-win strategy’ yang menguntungkan semua pihak. Beberapa keuntungan yang akan diperoleh suatu perusahaan/industri dengan menerapkan produksi bersih adalah : (a) menghemat pemakaian bahan baku, (b) mengurangi biaya pengolahan limbah, (c) mencegah terjadinya kerusakan lingkungan, (d) mengurangi bahaya terhadap kesehatan dan keselamatan kerja, (e) meningkatkan mutu dan daya saing produk, (f) mengurangi biaya operasi dan penanganan limbah, (g) memperbaiki image perusahaan/penilaian positif dari konsumen. Dengan melaksanakan strategi produksi bersih maka suatu perusahaan dikategorikan eco-efisien. PB merupakan suatu pendekatan yang mengarah pada peningkatan efisiensi proses produksi, penggunaan teknik-teknik daur ulang dan pakai ulang, kemungkinan substitusi bahan baku yang tidak berbahaya dan lebih ekonomis serta perbaikan/peningkatan sistem operasi dan prosedur kerja. Tujuan dari produksi bersih adalah untuk mengurangi tingkat emisi dan limbah pada sumbernya sehingga sekaligus dapat meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku, energi dan utilitas UNEP (United Nations Environment Programme) mulai mencetuskan program PB pada tahun 1989, sedangkan Indonesia mulai mensosialisasikan PB sejak tahun 1993 melalui BAPEDAL. Definisi PB menurut UNEP adalah penerapan secara kontinyu suatu strategi lingkungan yang bersifat terpadu dan preventif terhadap proses, produk dan jasa untuk meningkatkan efisiensi secara keseluruhan dan mengurangi resiko terhadap manusia dan lingkungan (Cleaner Production is the continuous application of an integrated preventive environmental Page 3 of 12 2012 Manajemen Lingkungan / Produksi Bersih Brawijaya University strategy to processes, products, and services to increase overall efficiency, and reduce risks to humans and the environment). Untuk proses produksi, PB mencakup kombinasi konservasi bahan baku, air dan energi; eliminasi bahan baku beracun dan berbahaya; pengurangan kuantitas dan toksisitas semua emisi dan limbah pada sumbernya selama proses produksi. Untuk produk, PB bertujuan untuk mengurangi dampak produk selama siklus hidupnya (dari ekstraksi bahan baku, pembuatan/manufaktur dan penggunaan, sampai pembuangan akhir produk) terhadap lingkungan, kesehatan, dan keselamatan. Untuk jasa, PB berimplikasi terhadap perhatian lingkungan secara serius terhadap desain dan pelayanan jasa. Senada dengan UNEP, definisi PB menurut EPA (U.S. Environmental Protection Agency) adalah strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif dan terpadu yang diterapkan secara terus-menerus pada proses produksi, produk dan jasa sehingga mengurangi terjadinya resiko terhadap manusia dan lingkungan. Dalam kaitannya dengan proses, produksi bersih mencakup upaya peningkatan efisiensi dan efektifitas dalam pemakaian bahan baku, energi, dan sumber daya lainnya serta mengganti atau mengurangi penggunaan bahan berbahaya dan beracun sehingga mengurangi jumlah dan toksisitas seluruh limbah dan emisi yang dikeluarkan sebelum meninggalkan proses. Dalam kaitannya dengan produk, produksi bersih memfokuskan pada upaya pengurangan dampak pada keseluruhan daur hidup produk, mulai dari ekstraksi bahan baku sampai dengan pembuangan akhir setelah produk tidak digunakan. Dalam kaitannya dengan jasa, produksi bersih dititikberatkan pada upaya penggunaan proses 3R (reduce, reuse, recycle). Perbedaan mendasar antara ”Pengendalian Pencemaran (pollution control) ” dengan “Produksi Bersih (cleaner production)” adalah pengendalian pencemaran merupakan reaksi dan penanganan setelah kejadian, sedangkan PB merupakan tindakan antisipasi dan pencegahan. Filosofi penting yang perlu ditekankan dalam PB adalah ”antisipasi dan mencegah (anticipate and prevent) ” bukan ”bereaksi dan menangani (react and treat)”. Prinsip-prinsip pokok dalam strategi produksi bersih adalah: 1. Mengurangi atau meminimumkan penggunaan bahan baku, air dan energi serta menghindari pemakaian bahan baku beracun dan berbahaya, serta ereduksi terbentuknya limbah pada sumbernya sehingga mencegah atau mengurangi timbulnya masalah pencemaran dan kerusakan lingkungan serta resikonya terhadap manusia. 2. Perubahan dalam pola produksi dan konsumsi, baik terhadap proses maupun produk yang dihasilkan, sehingga harus dipahami betul analisis daur hidup produk. 3. Perubahan pola pikir, sikap dan tingkah laku dari semua pihak terkait baik pemerintah, masyarakat maupun kalangan dunia usaha (industriawan) 4. Mengaplikasikan teknologi ramah lingkungan, manajemen dan prosedur standar operasi sesuai dengan persyaratan Page 4 of 12 2012 Manajemen Lingkungan / Produksi Bersih Brawijaya University 5. Pelaksanaan program produksi bersih ini lebih mengarah pada pengaturan sendiri (self regulation) dan peraturan yang sifatnya musyawarah mufakat (negotiated regulatory approach) daripada pengaturan secara command and control. Jadi pelaksanaan program produksi bersih lebih didasarkan pada kesadaran untuk merubah sikap dan tingkah laku. Sumber: Rositawaty dan Muharani. 2008. 3. Pengelolaan Lingkungan Hidup Dalam sistem pengelolaan lingkungan terdapat hirarki tindakan/usaha minimasi limbah (Gambar 12.1) yang dijelaskan sebagai berikut : 1. Pengurangan limbah pada sumbernya (source reduction). Terdiri dari usaha pengubahan prosedur, teknologi, material dan produk yang pada dasarnya bertujuan untuk memperkecil volume limbah yang dihasilkan. 2. Daur ulang (recycle-reuse). Merupakan usaha untuk mendapatkan kembali material yang dapat dimanfaatkan dari limbah yang terbentuk untuk keperluan industri yang bersangkutan (on site) maupun untuk keperluan industri lain di luar lingkungan industri tersebut (off site). Pada dasarnya, tindakan daur ulang melibatkan proses transfer massa. 3. Pengolahan limbah yang terbentuk (waste treatment). Terdiri dari usaha pengolahan limbah secara fisika, biologi maupun kimiawi baik on site maupun off site yang pada dasarnya bertujuan untuk mengurangi toksisitas dan volume limbah yang dihasilkan. 4. Pembuangan limbah (ultimate disposal). Limbah yang tidak dapat didaur ulang maupun tidak dapat diolah lagi pada akhirnya dibuang secara aman (berdasarkan standar baku mutu limbah) ke lingkungan. Metode yang dapat digunakan meliputi landfilling, landfarming, deepwell injection, dan ocean dumping. Tindakan pengurangan limbah pada sumbernya (hirarki no 1) lebih menitikberatkan pada pembenahan yang bersifat manajerial sehingga membutuhkan modal relatif kecil dengna pengembalian investasi yang relatif lebih cepat dibandingkan hirarki selanjutnya. Hirarki berikutnya Page 5 of 12 2012 Manajemen Lingkungan / Produksi Bersih Brawijaya University (recycle/reuse, treatment, disposal) lebih membutuhkan pengembangan teknologi disamping juga pembenahan manajemen. Gambar 13.1. Hirarki pengelolaan lingkungan hidup (Theodore dan Young 1992) 4. Teknik-teknik Produksi Bersih Teknik-teknik produksi bersih merupakan gabungan dari teknik pengurangan limbah pada sumber pencemar (source reduction) dan teknik daur ulang yang secara ringkas disajikan pada Gambar 12.2. Berikut ini merupakan contoh penerapan produksi bersih di Indonesia : 1. Perubahan material input - Detergen : penggantian surfaktan rantai cabang dengan surfaktan rantai linear atau dengan biosurfaktan sehingga lebih mudah terurai di alam - Penggantian bahan pencelup dengan jenis yang mempunyai tingkat afinitas tinggi (90%) dapat mengurangi pemakaian air dan memperbaiki kualitas air buangan. 2. Perubahan teknologi 1. Netralisasi limbah cair pada industri tekstil : dilakukan perbaikan pada sistem pengolahan air buangan yaitu dengan memanfaatkan gas buang boiler yang mengandung SO2 untuk proses netralisasi limbah cair 3. Good house keeping 2. Dalam pelaksanaannya akan banyak kendala dalam analisis tersebut, misalnya: (a) bagaimana mengenal dan mengukur manfaat, (b) bagaimana mengenal dan mengukur biaya, dan (c) bagaimana menentukan waktu dan tingkat diskonto (discount rate). Page 6 of 12 2012 Manajemen Lingkungan / Produksi Bersih Brawijaya University Gambar 13.2. Teknik-teknik produksi bersih (USAID, 1997) 5. Penilaian Produksi Bersih (Cleaner Production Assessment) Penilaian PB merupakan suatu metodologi untuk mengidentifikasi halhal yang terkait dengan penggunaan sumberdaya yang tidak efisien dan manajemen limbah yang buruk, dengan memfokuskan pada aspek lingkungan dan dampak-dampak yang ditimbulkan oleh proses-proses industri. Beberapa organisasi telah memiliki pedoman yang bervariasi tingkat keterperinciannya tentang deskripsi metodologi penilaian PB. Namun demikian, strategi pokoknya hampir sama. Konsep dasarnya berakar dari tinjauan suatu perusahaan dan proses produksinya untuk mengidentifikasi pada bagian mana konsumsi sumber daya, bahanbahan berbahaya dan pelepasan limbah dapat dikurangi. Tahapan dalam penilaian PB tercantum dalam dokumen UNEP “Guidance Materials for UNIDO/UNEP National Cleaner Production Centres” secara rinci dapat dilihat pada Gambar 13.3. Page 7 of 12 2012 Manajemen Lingkungan / Produksi Bersih Brawijaya University Gambar 13.3. Tinjauan metodologi penilaian produksi bersih (UNEP, 1996) 6. Peluang dan Tantangan Penerapan Produksi Bersih tujuan dari pengelolaan lingkungan melalui program produksi bersih adalah: 1. Meningkatkan kualitas lingkungan dan mendorong dilaksanakannya upaya – upaya perlindungan lingkungan sesuai dengan prinsip – prinsip pembangunan yang berkelanjutan. 2. Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia di bidang sistem manajemen lingkungan dan prinsip – prinsip pencegahan pencemaran lingkungan dengan fokus kegiatan pada industri kecil. 3. Menjadikan program produksi bersih sebagai suatu alternatif terbaik dalam meingkatkan daya saing perusahaan karena akan menurunkan biaya produksi sehingga produk yang dihasilkan akan kompetitif. 4. Mendorong pihak industri dapat melakukan audit produksi bersih sendiri dan menerapkan prinsip – prinsip pencegahan pencemaran secara bertahap sesuai dengan kemampuan perusahaan. 5. Memberikan pembinaan teknis kepada industri dalam meningkatkan efisiensi proses produksi serta meningkatkan kualitas lingkungan dari produk yang dihasilkan. 6. Membantu merintis persiapan pengembangan program ekolabel Page 8 of 12 2012 Manajemen Lingkungan / Produksi Bersih Brawijaya University Indonesia. Produksi bersih diperlukan sebagai cara untuk mengharmonisasikan upaya perlindungan lingkungan dengan kegiatan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Peluang penerapan produksi bersih adalah: 1. Memberi keuntungan ekonomi, sebab di dalam produksi bersih terdapat strategi pencegahan pencemaran pada sumbernya (source reduction dan in – process recycling) yaitu pencegahan terbentuknya limbah secara dini dengan demikian dapat mengurangi biaya investasi yang harus dileluarkan untuk pengolahan dan pembuangan limbah atau upaya perbaikan lingkungan. 2. Mencegah terjadinya pencemaran dan perusakan lingkungan. 3. Memelihara dan memperkuat pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang melalui konservasi sumber daya, bahan baku dan energi. 4. Mendukung prinsip “environmental equity” dalam rangka pembangunan berkelanjutan. 5. Mencegah/ memperlambat terjadinya proses degradasi lingkungan dan pemanfaatan sumberdaya alam. 6. Memelihara ekositem lingkungan. 7. Memperkuat daya saing produk di pasar internasional. Tantangan Penerapan Produksi Bersih adalah sebagai berikut: 1. Tercapainya efisiensi produksi yang optimal 2. Penghargaan masyarakat awam terhadap sistem produksi yang akrab lingkungan 3. Mendapatkan insentip Peluang dan Kendala dalam Penerapan Produksi Bersih: 1. Kendala Ekonomi, beberapa kendala diantaranya adalah - Kenaikan ongkos produksi : keperluan biaya tambahan peralatan - Tingginya modal/ investasi dibanding kontrol pencemaran secara konvensional sekaligus penerapan produksi bersih Proyek menguntungkan namun tidak ada modal 2. Kendala Teknologi. Sistem yang baru ada kemungkinan tidak sesuai dengan yang diharapkan atau malah menyebabkan gangguan. Fasilitas produksi ada kemungkinan tidak ada lagi untuk tambahan peralatan. 3. Kendala Sumber Daya Manusia Adanya kemalasan untuk melakukan perubahan sering dihadapi pada penerapan produksi bersih. Hal ini dapat terjadi karena: - Kurangnya komitmen manajemen puncak - Adanya kemalasan untuk berubah baik secara individu maupun organisasi - Lemahnya komunikasi intern - Struktur organisasi yang kaku - Birokrasi, terutama dalam pengumpulan data - Kurangnya dokumentsi Kurangnya pelatihan kepada sumberdaya manusia mengenai produksi bersih. Kendala ini dapat diantisipasi dengan program pelatihan dan perbaikan sistem manajemen Page 9 of 12 2012 Manajemen Lingkungan / Produksi Bersih Brawijaya University 7. Pelaksanaan Produksi Bersih Produksi Bersih dapat dilakukan pada setiap tahap produksi. Pelaksanaan program Produksi Bersih dapat dimulai dengan pilihan yang mudah dan tidak memerlukan biaya investasi, seperti pelaksanaan good house – keeping, dan kemudian secara bertahap dikembangkan sesuai dengan kesiapan perusahaan. Secara garis besar pilihan penerapan produksi bersih dapat dikelompokkan dalam 4 bagian: - Good house – keeping. mencakup tindakan prosedural, administratif atau institusional yang dapat digunakan perusahaan untuk mengurangi terbentuknya limbah emisi. - Perubahan material input dilaksanakan dengan tujuan untuk mengurangi atau menghilangkan bahan berbahaya dan beracun yag masuk atau digunakan dalam proses produksi, sehingga dapat juga menghindari terbentuknya limbah B3 dalam substitusi bahan. - Perubahan teknologi. Perubahan teknologi yang mencakup modifikasi proses dan peralatan dilaksanakan dengan tujuan untuk mengurangi limbah dan emisi. Tindakan yang termasuk dalam kelompok ini adalah perubahan proses produksi, perubahan peralatan, tata letak, perpipaan, penggunaan peralatan otomatis dan perubahan kondisi proses - On – site Reuse. Kegiatan ini merupakan penggunaan kembali bahan – bahan yang terkandung dalam limbah, baik digunakan kembali dalam proses awal atau sebagai input dalam proses yang lain. Tugas Diskusi Dapatkah asuransi lingkungan hidup dijalankan di Indonesia. Berikan kelebihan dan kelemahan terhadap pelaksanaan asuransi lingkungan hidup dan apa saran anda untuk hal tersebut. a. Konsep ambang batas (The Threshold Concept) Dalam menentukan standar ambien maka perlu ada dasar yang jelas. Untuk kasus polusi air, misalnya harus ada kriteria yang disebut ambang kesehatan (the health threshold). Dalam hal ini, standar diatur dengan marjin keamanan yang cukup tinggi sehingga tidak ada efek buruk yang akan dialami oleh anggota penduduk sepanjang kualitas ditetapkan setidak-tidaknya sama dengan standar tersebut. Jika konsep ambang ini valid maka fungsi kerusakan marjinal akan menjadi nol sampai pada titik ambang tersebut dan akan menjadi positif jika ada dalam konsentrasi yang lebih tinggi. b. Tingkat standar ambien (The Level of Ambient Standard) Harus ada dasar yang digunakan untuk menentukan standar ambien. Efesiensi harus menentukan standar tersebut supaya bisa memaksimumkan keuntungan bersih, yang mana termasuk mempertimbangkan biaya dan keuntungan. Page 10 of 12 2012 Manajemen Lingkungan / Produksi Bersih Brawijaya University c. Keseragaman (uniformity) Dalam menentukan standar harus memperhatikan jumlah penduduk yang menghirup, sensitifitas ekologi lokal atau biaya pelaksanaannya di berbagai wilayah. Semua faktor ini mempunyai efek terhadap standar yang efisien dan efesiensi akan menentukan standar yang berbeda untuk wilayah yang berbeda. Penyeragaman standar akan menyebabkan ketidakefisienan terutama di daerah pedesaan. d. Waktu aliran emisi (timing of emission flows) Karena konsentrasi adalah penting untuk kriteria polutan, maka waktu emisi harus ikut dipertimbangkan dalam kebijaksanaan. Emisi yang berakumulasi dalam waktu adalah sama pentingnya dengan emisi yang terakumulasi dalam ruang. Dari sudut pandang ekonomi, pendekatan yang cocok adalah dengan mengatur tingkat kontrol berdasarkan kondisinya. Kontrol yang ketat dilakukan pada saat kondisi normal. Hasil penelitian Teller (1970) dalam Yakin (1997) menunjukkan bahwa penanganan dengan standar yang tetap sepanjang waktu menjadi 5 kali lebih mahal ketimbang penanganan berdasarkan pertimbangan kondisi cuaca. e. Konsentrasi polusi (Pollution Concentration) Konsentrasi standar ambien tidak hanya memperhatikan konsentrasi polusi udara di luar namun juga di dalam ruangan. Jadi konsentrasi gabungan dalam dan luar ruangan harus dipertimbangkan untuk menentukan standar ambien. 8.3. Pendekatan Ekonomi Mekanisme Pasar Pendekatan dengan instrumen ekonomi melalui mekanisme pasar (market-based policy) ini semakin mendapat perhatian paling dalam dekade terakhir baik oleh para praktisi lingkungan maupun para pengambil kebijaksanaan. Kelebihan utama dari pendekatan ekonomi adalah pendekatan ini membutuhkan biaya administrasi yang jauh lebih rendah dari pada pendekatan hukum yang konvensional, disamping itu mereka menganggap bahwa pendekatan ini lebih efektif daripada pendekatan hukum. Turner (1994) dalam Yakin (1997) berpendapat bahwa pendekatan ini efektif untuk mempertahankan dan atau memperbaiki kualitas lingkungan karena melalui mekanisme kekuatan pasar bisa mendorong pencegahan polusi yang lebih besar dan memberikan solusi yang lebih ekonomis bagi penanganan masalah lingkungan. Selain itu, OECD (1984) dalam Yakin (1997) mengatakan bahwa penerapan instrumen ekonomi memungkinkan adanya respons atau tanggapan yang fleksibel bagi administrator, mengurangi biaya pelaksanaan, dan meningkatkan kualitas administrasi. REFERENSI Anonim. 2007. Undang Undang No 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025. Anonim. 2011. Konsep dasar ekonomi lingkungan. http://staff.undip.ac.id/env/semestergenap/ekolingk/files/2011/04/III -Konsep-Dasar-Ekonomi-Lingkungan.pdf diakses tanggal 21 Juni 2012. Anonim. 2012. Daftar Perusahaan Kelapa Sawit Kalimantan Barat. http://loker.terbaru2012.net/daftar_daftar_perusahaan_kelapa_sawit Page 11 of 12 2012 Manajemen Lingkungan / Produksi Bersih Brawijaya University _kalimantan_barat.xhtml diakses tanggal 21 Juni 2012. Jeffrey, A. dan Mc. Neely. 1992. Ekonomi dan Keanekaragaman Hayati. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. Nurika, I., N. Hidayat dan N. Atifah. 2007. Manajemen Limbah dan Lingkungan Industri. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang. Rositawaty, S dan A. Muharani. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Klas 6. Pusat perbukuan Dep.Pendidikan Nasional. Jakarta. Siagian. 1994. Dalam Badrudin. S. 2009. Pengertian Pembangunan. http://profsyamsiah.wordpress.com/2009/03/19/pengertianpembangunan/ diakses tanggal 21 Juni 2012. Suparmoko, M. dan M. Marja. 2000. Ekonomi Lingkungan. Edisi 2. BPFE, Yogyakarta Yakin, A. 1997. Ekonomi Sumber Daya Lingkungan: Teori & Kebijaksanaan Pembangunan Berkelanjutan. Presindo, Jakarta PROPAGASI A. Latihan dan Diskusi (Propagasi vertical dan Horizontal) Perusahaan A akan menjadikan produksi besih.untukkeperluan tersebut setiap karyawan tidak dipekenankan membuangsampah sembarangan. Selama produksi setiap limbah yang dihasilkan harus dicatat dan diketahui cara penanganannya. Apakah rencana ini dapat berhasil? Diskusikan!. B. Pertanyaan (Evaluasi mandiri) 1. Apa yang dimaksud produksi bersih? 2. Apakah keseimbangan bahan dapat digunakan dalam memahami Produksi ebrsih? Jelaskan jawaban anda? 3. Bagaimana konsep produksi bersih? 4. Bagimana pendekatan ekonomi pasar dalam produksi bersih? 5. Bagaimana pelaksanaan produksi bersih di Indonesia? Page 12 of 12 2012