TUMOR KULIT GANAS DI POLIKLINIK KULIT DAN

advertisement
D Gunawan dkk.
Tumor kulit ganas di Manado
Artikel asli
TUMOR KULIT GANAS
DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN
RSUP PROF.DR. R.D. KANDOU MANADO
Danny Gunawan, Linda V Wijaya, Elly E. Ch. Oroh
Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
FK Universitas Sam Ratulangi / RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado
ABSTRAK
Di Indonesia, keganasan kulit menempati urutan ketiga setelah kanker leher rahim dan kanker
payudara. Pada umumnya tumor kulit ganas dapat dideteksi pada stadium awal sehingga pengawasan dan
penatalaksanaan dapat dilakukan lebih tepat.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola tumor kulit ganas di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP
Prof. dr. R. D. Kandou Manado selama 3 tahun.
Penelitian ini adalah penelitian retrospektif tumor kulit ganas dari data rekam medis pasien baru, dan
digolongkan berdasarkan jenis tumor kulit ganas, sebaran usia, jenis kelamin, pekerjaan, suku, pemeriksaan
histopatologis, dan tindakan.
Terdapat 50 pasien tumor kulit ganas di antara 2.945 pasien baru (1,70%). Jumlah pasien laki – laki
adalah 22 orang, sedangkan perempuan sebanyak 28 orang. Pekerjaan terbanyak adalah pensiunan (36%).
Minahasa merupakan suku terbanyak (86%). Karsinoma sel basal merupakan tumor kulit ganas yang paling
sering dijumpai (76%). Kelompok usia terbanyak adalah ≥ 65 tahun (52%). Pemeriksaan histopatologis
dilakukan pada 26 pasien dengan 17 hasil di antaranya sesuai dengan diagnosis klinis. Deep and wide
excision merupakan satu-satunya tindakan yang dilakukan. (MDVI 2011; 38/2:63-69)
Kata kunci: Tumor kulit, ganas
ABSTRACT
Skin malignancy places on number three after cervical and breast cancer in Indonesia. Malignant skin
tumor can be detected from early stages, so the observation and the treatment of the tumor can be done more
precisely.
Aim of this study is to reveal the malignant skin tumor pattern at Dermatovenereology Clinic of Prof.
dr. R. D. Kandou General Hospital within 3 years.
Retrospective malignant skin tumor research on the new patient medical records based on the type of
malinancy, age, gender, occupation, race, histopathologic examination, and therapy.
Fifty malignant skin tumor patient found in 2945 new patients. Patients were 22 males and 28 females.
The most common malignant skin tumors was basal cell carcinoma. It occurred more frequently in age group
of ≥ 65 years. Histopathologic examination was done on 26 patients.
Retired held the first position and Minahasa was the most prominent tribe. Histopathologic
examination was done on 26 patients with 17 patients confirm to clinical/working diagnosis. Deep and wide
excision were the only surgical procedure. (MDVI 2011; 38/2:63-69)
Key words: Skin tumor, malignant
Alamat penulis:
Jl. Raya Tanah Wangko – Manado
Telp: 0431-834164
Email: [email protected]
63
MDVI
PENDAHULUAN
Tumor kulit adalah benjolan atau pertumbuhan yang
berlebihan jaringan kulit yang mengenai sebagian atau
seluruh lapisan kulit.1 Tumor kulit dibagi menjadi tumor
kulit jinak, tumor kulit prakanker, dan tumor kulit ganas.2
Tumor kulit ganas merupakan tumor kulit yang
memiliki struktur tidak teratur dengan diferensiasi sel
dalam berbagai tingkatan, bersifat ekspansif, infiltratif
hingga merusak jaringan sekitarnya, serta bermetastasis
melalui pembuluh darah dan atau pembuluh getah
bening.2 Pada umumnya tumor kulit ganas dapat diikuti
sejak dini sehingga pengawasan dan penemuan tumor
kulit dapat dilakukan lebih teliti.3
Tumor kulit ganas secara umum dibagi atas tiga
golongan, yaitu melanoma maligna (MM), nonmelanoma
maligna (karsinoma sel basal/KSB dan karsinoma sel
skuamosa/KSS), serta tumor kulit ganas lainnya.3 Menurut
Kolegium Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Indonesia,
tumor kulit ganas digolongkan menjadi lima golongan,
yaitu tumor ganas epidermis dan adneksa (KSB, KSS, dan
penyakit Paget), tumor ganas sel melanosit (MM), tumor
ganas vaskular (sarkoma Kaposi), limfoma kulit (cutaneous
T-cell lymphoma/CTCL) dan leukemia kulit, serta tumor
ganas jaringan ikat (dermatofibrosarkoma).4 Jenis tumor
kulit ganas yang banyak ditemukan di seluruh dunia adalah
KSB, KSS, dan MM.2
Di Indonesia keganasan kulit menempati urutan
ketiga setelah kanker leher rahim dan kanker payudara.2
Tumor kulit ganas dijumpai 5,9-7,8% dari semua jenis
tumor ganas per tahun.5 Kasus keganasan kulit yang
paling banyak di Indonesia adalah KSB (65,5%), diikuti
oleh KSS (23,0%), MM (7,9%), dan tumor kulit ganas
lainnya (3,6%).3 Kelompok geriatrik (usia lebih dari 60
tahun), kulit putih, dan laki-laki merupakan kelompok yang
memiliki risiko tinggi mendapatkan tumor kulit ganas.6,7
Jumlah pasien tumor semakin meningkat beberapa tahun
belakangan ini.6 Indonesia termasuk negara tropis dengan
pajanan sinar ultraviolet matahari yang sangat kuat dan
sebagian besar masyarakatnya banyak melakukan
aktivitas yang langsung terpajan sinar matahari, sehingga
berpengaruh pada proses terjadinya tumor kulit ganas.5
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola
tumor kulit ganas di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP
Prof. dr. R. D. Kandou Manado selama 3 tahun (2008 –
2010). Dengan mengetahui pola tumor kulit ganas,
diharapkan dapat dilakukan deteksi dini pada tumor kulit
ganas dan dapat dilakukan strategi komunikasi, informasi,
dan edukasi (KIE) kepada pasien tentang komplikasi yang
akan ditimbulkan dan pilihan terapi yang tepat.
SUBYEK DAN METODE
Penelitian dilakukan secara retrospektif dengan mengevaluasi rekam medis pasien baru. Data penelitian diambil
64
Vol. 38.No.2 Tahun 2011: 63-69
dari rekam medis pasien baru tumor kulit ganas di
Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof. dr. R. D. Kandou
Manado selama 3 tahun, sejak Januari 2008 hingga
Desember 2010. Variabel yang dievaluasi dalam penelitian
ini meliputi: jenis tumor kulit ganas yang ditemukan, usia,
jenis kelamin, pekerjaan, suku, pemeriksaan histopatologis,
dan tindakan deep and wide excision.
HASIL
Dari hasil penelitian periode 1 Januari 2008 sampai
dengan 31 Desember 2010, terdapat 50 (1,70%) pasien
baru dengan tumor kulit ganas dari 2.945 total pasien
poliklinik kulit dan kelamin baru (Tabel 1).
Tabel 1. Jumlah kunjungan pasien baru dengan tumor kulit
Jumlah kunjungan
Total pasien baru poliklinik kulit
dan kelamin
Pasien baru dengan tumor kulit
Pasien baru dengan tumor kulit
ganas
% pasien baru dengan tumor
kulit ganas/total pasien baru
poliklinik kulit dan kelamin
2008
Tahun
2009
2010
1.124
902
919
2.945
155
187
196
538
15
23
12
50
1,34%
2,55%
1,31%
1,70%
Jumlah
Dari 3 kelompok tumor kulit ganas, nonmelanoma
menduduki urutan pertama sebanyak 46 (92%) pasien, terdiri
atas KSB sebanyak 38 (76%) pasien dan KSS sebanyak 8
(16%) pasien dengan rasio 4,75:1 (Tabel 2).
Tabel 2. Sebaran jenis tumor kulit ganas
Diagnosis
Nonmelanoma:
KSB
KSS
Melanoma: MM
Lain-lain:
CTCL
Penyakit Paget
Jumlah
2008
Tahun
2009
2010
Jumlah (%)
10
3
0
19
3
0
9
2
0
38 (76)
8 (16)
0
1
1
15
1
0
23
1
0
12
3 (6)
1 (2)
50 (100)
Dari seluruh pasien tumor kulit ganas, jumlah lakilaki 22 (44%) pasien dan perempuan 28 (56%) pasien
dengan rasio 1:1,27. Jumlah pasien tumor kulit nonmelanoma laki-laki sebanyak 19 (41,30%) pasien dan perempuan
27 (58,70%) pasien dengan rasio 1:1,42. Rasio pasien KSB
berdasarkan jenis kelamin adalah 1:1,53 yang terdiri atas
laki-laki1 5 (39,47%) pasien dan perempuan 23 (60,53%)
pasien, sedangkan KSS 1:1 terdiri atas laki-laki 4 (50%)
pasien dan perempuan 4 (50%) pasien (Tabel 3).
D Gunawan dkk.
Tumor kulit ganas di Manado
Tabel 3. Sebaran tumor kulit ganas berdasarkan jenis kelamin'
Diagnosis
Jenis kelamin
Laki – laki
Perempuan
Nonmelanoma:
KSB
KSS
Melanoma: MM
Lain-lain:
CTCL
Penyakit Paget
Jumlah (%)
15
4
0
23
4
0
2
1
22 (44)
Jumlah (%)
Diagnosis
Jenis
pekerjaan
38 (76)
8 (16)
0
1
0
28 (56)
3 (6)
1 (2)
50 (100)
Secara keseluruhan tumor kulit ganas paling banyak
ditemukan pada kelompok usia ≥ 65 tahun, yaitu 26
(52%) pasien. Tumor kulit nonmelanoma terbanyak pada
kelompok usia ≥ 65 tahun, yaitu 24 (52,17%) pasien,
diikuti kelompok usia 45-64 tahun sebanyak 12 (26,09%)
pasien. Pada KSB, kelompok usia ≥ 65 tahun menempati
urutan pertama, yaitu 23 (60,53%) pasien; sedangkan pada
KSS, yang menempati urutan pertama adalah kelompok usia
45-64 tahun sebanyak 4 (50%) pasien (Tabel 4).
Tabel 4. Sebaran tumor kulit ganas berdasarkan kelompok usia
Diagnosis
Nonmelanoma:
KSB
KSS
Melanoma:
MM
Lain-lain:
CTCL
Penyakit Paget
Jumlah
(%)
Kelompok usia (tahun)
<1
1-14
0
0
Tabel 5. Sebaran tumor kulit ganas berdasarkan jenis
pekerjaan
Jumlah
15-24
25-44
45-64
≥ 65
1
0
0
0
6
3
8
4
23
1
38 (76)
8 (16)
0
0
0
0
0
0
0 (0)
0
0
0
(0)
0
0
1
(2)
0
0
0
(0)
1
0
10
(20)
1
0
13
(26)
1
1
26
(52)
3 (6)
1 (2)
50
(100)
Berdasarkan pekerjaan, pensiunan menempati urutan
pertama dari 10 jenis pekerjaan, yaitu 18 (36%) pasien,
dan di urutan kedua adalah ibu rumah tangga (IRT)
sebanyak 13 (26%) pasien. Pada kelompok tumor kulit
nonmelanoma, pensiunan menempati urutan pertama yaitu
sejumlah 18 (39,13%) dari 46 pasien. Pekerjaan terbanyak
pada KSB adalah pensiunan sejumlah 17 (44.74%) pasien,
dan IRT di urutan kedua yaitu 8 (21.05%) pasien. Berbeda
halnya dengan KSS, IRT menduduki urutan pertama yaitu 4
pasien (50%) dan PNS di urutan kedua yaitu 2 (25%) pasien
(Tabel 5).
Pensiunan
IRT
Petani
PS
Veteran
Pelajar
PNS
Tukang
Guru
Pendeta
Jumlah
Nonmelanoma
Melanoma
KSB
KSS
MM
17
8
3
3
2
1
1
1
1
1
38
1
4
0
0
0
0
2
1
0
0
8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Lain-lain
Penyakit
CTCL
Paget
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
1
Jumlah
(%)
18 (36)
13 (26)
4 (8)
5 (10)
2 (4)
1 (2)
3 (6)
2 (4)
1 (2)
1 (2)
50
(100)
Keterangan: IRT = Ibu rumah tangga, PS = Pegawai swasta,
PNS = Pegawai negeri sipil
Berdasarkan suku, Minahasa menempati urutan
pertama dari 6 kelompok suku, yaitu 43 (86%) dan di urutan
kedua adalah suku Gorontalo sejumlah 3 (6%) pasien. Pada
kelompok KSB, suku Minahasa menempati urutan pertama
yaitu 35 (92,11%) pasien. Pada kelompok KSS, suku
Minahasa menempati urutan pertama yaitu 6 (75%) pasien
(Tabel 6).
Tabel 6. Sebaran tumor kulit ganas berdasarkan suku
Diagnosis
Suku
Minahasa
Gorontalo
Batak
Sangir
Papua
Cina
Jumlah
Nonmelanoma
Melanoma
Lain-lain
Penyakit
Paget
0
0
0
0
0
1
1
KSB
KSS
MM
CTCL
35
1
0
1
1
0
38
6
1
1
0
0
0
8
0
0
0
0
0
0
0
2
1
0
0
0
0
3
Jumlah
(%)
43 (86)
3 (6)
1 (2)
1 (2)
1 (2)
1 (2)
50 (100)
Pada penelitian ini pemeriksaan histopatologis
kulit hanya dilakukan pada 26 (52%) pasien, yaitu pada
21 (55,26%) pasien KSB, 4 (50%) pasien KSS dan 1
(100%) pasien penyakit Paget (Tabel 7).
65
MDVI
Vol. 38.No.2 Tahun 2011: 63-69
Tabel 7. Sebaran tumor kulit ganas berdasarkan pemeriksaan
histopatologis
Diagnosis
Nonmelanoma:
KSB
KSS
Melanoma:
MM
Lain-lain:
CTCL
Penyakit Paget
Jumlah (%)
Pemeriksaan Histopatologis
Dilakukan
Tidak
Dilakukan
Jumlah
(%)
21
4
17
4
38 (76)
8 (16)
0
0
0 (0)
0
1
26 (52)
3
0
24 (48)
3 (6)
1 (2)
50 (100)
Hasil pemeriksaan histopatologis kulit yang sesuai
dengan diagnosis klinis didapatkan pada 17 pasien dari 26
pasien (65,39%) yaitu 14 (66,67%) pasien KSB dan 3
(75%) pasien KSS (Tabel 8).
Tabel 8. Sebaran tumor kulit ganas berdasarkan hasil pemeriksaan histopatologis
Diagnosis
Nonmelanoma:
KSB
KSS
Lain-lain:
Penyakit Paget
Jumlah (%)
Pemeriksaan Histopatologis
Hasil Sesuai
Hasil Tidak Sesuai
(%)
(%)
Jumlah
(%)
14
3
7
1
21
4
0
17 (65,39)
1
9 (34,62)
1
26 (100)
Terapi yang dilakukan oleh Bagian Ilmu Bedah pada
13 (26%) pasien adalah berupa tindakan “deep and wide
excision” yaitu pada 9 (23,68%) pasien KSB, 3 (37,50%)
pasien KSS dan 1 (100%) pasien penyakit Paget (Tabel 9).
Tabel 9. Sebaran tumor kulit ganas berdasarkan tindakan
deep and wide excision
Diagnosis
Nonmelanoma:
KSB
KSS
Melanoma:
MM
Lain-lain:
CTCL
Penyakit Paget
Jumlah (%)
66
Tindakan Deep and Wide Excision
Dilakukan
Tidak
Dilakukan
Jumlah
(%)
9
3
29
5
38 (76)
8 (16)
0
0
0 (0)
0
1
3
0
13 (26)
37 (74)
3 (6)
1 (2)
50
(100)
PEMBAHASAN
Penelitian Sibarani dkk. di RSUP H. Adam Malik
Medan selama 3 tahun (2005-2007) mendapatkan pasien
tumor kulit ganas sebanyak 5,74% dari 296 kasus tumor
kulit, terdiri atas 106 pasien laki-laki (35,59%) dan 190
pasien perempuan (64,40%) dengan rasio 1:1,79; sedangkan
penelitian Hamzah dkk. di Lampung mendapatkan
sebanyak 4,5% dari 339 kasus tumor kulit (2006-2007),
dengan rasio pasien tumor kulit ganas laki-laki dan
perempuan 1:1,56.1,8 Penelitian serupa pernah dilakukan
oleh Suhariyanto di RSUP Manado periode 1997-1999
dan ditemukan 11 pasien tumor kulit ganas di antara 316
pasien baru dengan tumor kulit (3,48%).9 Penelitian ini
adalah penelitian retrospektif yang dilakukan pada semua
pasien baru dengan tumor kulit ganas yang berkunjung ke
Poliklinik Kulit dan Kelamin periode 1 Januari 2008
sampai 31 Desember 2010, yang selanjutnya dikonsulkan
ke Bagian Ilmu Bedah untuk mendapatkan terapi.
Sebagian dari pasien tersebut dirawat di Instalasi Rawat
Inap Bagian Kulit dan Kelamin atau Bagian Bedah RSUP
Prof. dr. R. D. Kandou, Manado. Terdapat 50 pasien baru
dengan tumor kulit ganas dari 2945 pasien baru secara
keseluruhan (1,70%) atau 9,29% dari 538 pasien tumor
kulit baru, dengan jumlah pasien laki-laki sebanyak 22
(44%) pasien dan perempuan sebanyak 28 (56%) pasien
dengan rasio 1:1,27 (Tabel 1 dan 3).
Data dari National Cancer Institute menunjukkan
40-50% penduduk Amerika yang berusia di atas 65 tahun
terkena tumor kulit ganas.6 Penelitian Sibarani dkk. di
RSUP H. Adam Malik Medan selama 3 tahun (20052007) menunjukkan hal berbeda, yaitu hasil terbanyak
pada kelompok usia 11-20 tahun sebanyak 67 (22,63%).1
Pada penelitian ini tumor kulit ganas paling sering
ditemukan pada kelompok usia ≥ 65 tahun sejumlah 26
(52%) pasien diikuti kelompok usia 45-64 tahun sebanyak
13 (26%) pasien (Tabel 4).
Peningkatan insidens tumor kulit ganas nonmelanoma
mungkin disebabkan oleh pajanan sinar ultraviolet, sehingga
perlu penelitian lebih lanjut tentang hubungan peran pajanan
sinar matahari kronis dan berbagai defek gen.10,11 Tumor
kulit ganas melanoma biasanya disebabkan pajanan sinar
ultraviolet yang intermiten.10 Peran sinar ultraviolet terlihat
dari adanya mutasi gen p53 pada 90% KSS, dan 50% KSB.12
Pekerjaan di luar ruangan memiliki risiko lebih tinggi untuk
mendapatkan KSB, KSS, dan MM.6 Berdasarkan jenis
pekerjaan pasien tumor kulit ganas, yang menempati
urutan pertama dari 10 jenis pekerjaan pada penelitian ini
adalah pensiunan sebanyak 18 (36%) pasien, dan di
urutan kedua yaitu IRT sebanyak 13 (26%) pasien. Pada
kelompok tumor kulit ganas nonmelanoma, pensiunan
menempati urutan pertama yaitu 18 (39,13%) pasien
(Tabel 5). Kelemahan dari penelitian ini adalah tidak ada
data tentang kebiasaan dan aktivitas sehari-hari pasien,
karena tidak tercantum dalam rekam medis pasien.
D Gunawan dkk.
Semua jenis tumor kulit ganas lebih sering terjadi pada
orang berkulit putih.10 Klasifikasi tipe kulit Fitzpatrick terdiri
atas 6 tipe kulit yang digunakan untuk mengukur sensitivitas
kulit terhadap sinar ultraviolet dan juga membantu
menentukan tipe kulit dari masing-masing etnis.13 Tiga suku
terbanyak yang menjadi penduduk di Sulawesi Utara
adalah: Minahasa (33%) diikuti Sangir (19%) dan Bolaang
Mongondow (11%); sejumlah kecil suku Gorontalo,
Tontebuan, dan suku lainnya.14 Suku Minahasa menempati
urutan pertama pada pasien dengan tumor kulit ganas, yaitu
sebanyak 44 (86%) pasien; suku Gorontalo sebanyak 3 (6%)
pasien di urutan kedua (Tabel 6). Suku Minahasa dapat
dimasukkan dalam tipe kulit II atau III dari klasifikasi tipe
kulit Fitzpatrick. Hubungan antara suku dan tipe kulit
sebagai faktor risiko terjadinya tumor kulit ganas pada
penelitian ini kurang relevan, karena suku Minahasa juga
merupakan suku terbanyak di Sulawesi Utara.
Tumor kulit ganas diklasifikasikan menjadi 3 kelompok besar, yaitu tumor kulit ganas melanoma, nonmelanoma, dan jenis lainnya.3 Penyakit MM tergolong dalam
tumor kulit ganas melanoma, KSS dan KSB tergolong
dalam tumor kulit ganas nonmelanoma, sedangkan CTCL
dan penyakit Paget dapat digolongkan dalam tumor kulit
ganas jenis lainnya yang jarang ditemukan.3,10 Pada
penelitian ini ditemukan 4 macam tumor kulit ganas yaitu
KSB, KSS, CTCL, dan penyakit Paget.
Penelitian Karmila dkk. di RSUP Sanglah Denpasar
(2003-2007) menunjukkan rasio pasien laki-laki dan
perempuan tumor kulit ganas nonmelanoma 1:1, dan
88,88% berusia di atas 40 tahun.15 Penelitian Yahya dkk.
di Palembang menunjukkan bahwa kelompok perempuan
lebih sering terserang tumor kulit ganas nonmelanoma.11
Tumor kulit ganas nonmelanoma pada penelitian ini
menduduki urutan pertama dari tiga golongan tumor kulit
ganas yaitu sebanyak 46 (92%), terdiri atas kelompok
laki-laki sebanyak 19 (41,30%) pasien dan perempuan
sebanyak 27 (58,70%) pasien, dengan rasio 1:1,42.
Kelompok usia terbanyak adalah ≥ 65 tahun yaitu
sebanyak 24 (52,17%) pasien, diikuti kelompok usia 4564 tahun sebanyak 12 (26,09%) pasien (Tabel 2, 3 dan 4).
Rasio angka kejadian KSB dibanding KSS adalah
4:1.16 Data tumor kulit ganas pada SMF Kulit dan Kelamin
RSUD Dr. Abdul Moeloek Lampung periode 2006-2007
menunjukkan jumlah KSB sebanyak 3,1% pasien dan KSS
sebanyak 0,3% pasien.8 Hasil penelitian ini, dari kedua jenis
tumor kulit nonmelanoma mendapatkan KSB sebanyak 38
(76%) kasus dan KSS sebanyak 8 (16%) kasus dengan
rasio 4,75:1 (Tabel 2).
Di Indonesia dan seluruh dunia, KSB merupakan
tumor ganas kulit yang terbanyak, diikuti oleh KSS, MM,
dan tumor ganas kulit lainnya.2,3 Pasien KSB di Amerika
Serikat (AS) sebanyak 75% dari seluruh tumor kulit
ganas.17 Laki-laki lebih sering terkena KSB.1 Penelitian oleh
Hamzah dkk. di RSUD Dr. Abdoel Moeloek Lampung
selama 2 tahun (2006-2007) menunjukkan KSB sebagai
Tumor kulit ganas di Manado
tumor ganas kulit terbanyak.8 Jumlah pasien KSB di RS
Hasan Sadikin Bandung pada periode 2005-2007
sebanyak 69 (9,8%) orang dari seluruh pasien baru;
perbandingan laki-laki dan perempuan adalah 1,9:1
dengan rentang usia terbanyak pada kelompok usia 55-64
tahun (39,13%).18 Studi retrospektif pasien tumor geriatri
di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof. dr. R. D.
Kandou Manado tahun 2005-2007 oleh Warouw dkk.,
KSB menempati urutan terbanyak dengan 15 (78,95%)
pasien dari 19 pasien tumor kulit ganas geriatri, dengan
rasio laki-laki dan perempuan 1:1,14.19 Jenis tumor kulit
nonmelanoma yang paling sering ditemukan dalam
penelitian ini adalah KSB, yaitu sebanyak 38 (76%)
kasus; kelompok laki-laki sebanyak 15 (39,47%) pasien
dan 23 (60,53%) pasien perempuan, dengan rasio 1:1,53
(Tabel 2 dan 3). Kemungkinan hal tersebut disebabkan
oleh karena pasien laki-laki lebih jarang datang berobat
(terutama dalam hal kosmetik) dibandingkan dengan
perempuan.
Penyakit KSB dapat mengenai usia di atas 45 tahun
dan paling banyak ditemukan pada geriatri.1,6,17 Faktor
predisposisinya adalah faktor lingkungan (pajanan sinar
matahari kronis, bahan kimia, trauma, dsb) dan genetik.2
Karsinoma sel basal (KSB) mengenai kulit tubuh yang
sering terpajan sinar matahari dan sering dijumpai pada
laki-laki serta individu dengan tipe kulit I dan II.1,10,17
Pada periode 1997 – 1999, penelitian serupa dilakukan
oleh Suhariyanto di RSUP Manado dan diperoleh 7
(63,64%) pasien KSB dalam kelompok usia 45-64 tahun dan
3 (27,27%) pasien KSB dalam kelompok usia >64 tahun.9
Dalam penelitian ini, KSB paling banyak ditemukan pada
kelompok usia ≥ 65 tahun, yaitu sebanyak 23 (60,53%)
pasien, di urutan kedua usia 45-64 tahun sebanyak 8
(21,05%) pasien (Tabel 4). Pada kelompok KSB,
pensiunan menempati urutan pertama yaitu 17 (44.74%);
IRT di urutan kedua yaitu 8 (21.05%) pasien (Tabel 5).
Mayoritas pasien KSB adalah suku Minahasa yaitu
sebanyak 35 (92,11%) pasien (Tabel 6).
Karsinoma sel skuamosa (KSS) mencakup 20% dari
seluruh keganasan kulit di seluruh dunia dan merupakan
tumor ganas kulit kedua terbanyak setelah KSB di
AS.12,16,20 Di AS, setiap tahun ditemukan kurang lebih
200.000 kasus baru KSS. Laki-laki dua kali lebih umum
terserang KSS dibandingkan dengan perempuan.20
Penyebab KSS bersifat multifaktorial, terdiri atas faktor
intrinsik (usia, pigmentasi, dan status imun) dan faktor
ekstrinsik (peningkatan pajanan sinar ultraviolet yang
lama).12,19 Penyakit tersebut dianggap berhubungan erat
dengan usia tua, dan peningkatan insidens tampak pada
usia di atas 40 tahun.10,20 Usia yang paling sering adalah
40-60 tahun.3 Penyakit ini biasanya mempengaruhi daerah
kulit yang mendapat pajanan sinar matahari kumulatif
sepanjang hidup.16 Individu berkulit putih dengan tipe
kulit I dan II lebih rentan terserang KSS dibandingkan
dengan individu berkulit hitam.10,16 Tumor kulit ganas
67
MDVI
berikutnya, atau dapat juga disebut sebagai tumor kulit
nonmelanoma urutan kedua terbanyak yang ditemukan
pada penelitian ini adalah KSS, dengan jumlah 8
(15,69%) pasien (Tabel 2). Dalam penelitian ini, sebaran
KSS menurut jenis kelamin menunjukkan rasio laki-laki
dan perempuan 1:1 (Tabel 3). Pada penelitian ini tampak
bahwa jumlah pasien KSS terbanyak pada kelompok usia
45-64 tahun sebanyak 4 (50%) pasien (Tabel 4). Ibu
rumah tangga menduduki urutan pertama, yaitu 4 (50%)
pasien, dan PNS di urutan kedua, yaitu 2 (25%) pasien
(Tabel 5). Suku Minahasa 6 (75%) menduduki peringkat
pertama yaitu 6 (75%) pasien, diikuti Gorontalo dan
Batak masing-masing 1 (12,50%) pasien (Tabel 6).
Tumor kulit ganas umumnya dapat dikenali dengan
inspeksi dan palpasi, sehingga dapat dideteksi dini, namun
terkadang diperlukan pemeriksaan histopatologis untuk
menegakkan diagnosis dengan tepat. Pada penelitian ini
pemeriksaan histopatologis kulit hanya dilakukan pada 26
(50,98%) pasien, yaitu pada 21 (55,26%) pasien KSB, 4
(50%) pasien KSS dan 1 (100%) pasien dengan penyakit
Paget. Hasil pemeriksaan histopatologis kulit yang sesuai
dengan diagnosis klinis didapatkan pada 17 (65,39%)
pasien, yaitu 14 (66,67%) pasien KSB yang dilakukan
pemeriksaan histopatologis dan 3 (75%) pasien KSS
(Tabel 7 dan 8). Banyaknya pasien yang tidak dilakukan
pemeriksaan histopatologis disebabkan antara lain karena
pencatatan rekam medis yang kurang lengkap atau hilang
sehingga tidak dapat diikuti perkembangannya, atau pasien
menolak dan tidak kontrol kembali. Tiga kasus CTCL pada
penelitian ini tidak dilakukan pemeriksaan histopatologis
oleh karena pasien menolak, dirawat jalan dan tidak
kontrol kembali.
Tindakan eksisi pada KSB dan KSS memberikan
tingkat kesembuhan yang tinggi atau sempurna. Eksisi
dengan kedalaman dan luas yang cukup akan memberikan
hasil yang memuaskan. Batas sayatan 6-9 mm di luar
tumor pada eksisi KSB dengan pertumbuhan agresif atau
KSS yang invasif dapat memperoleh tingkat kesembuhan
yang baik.21 Menurut protokol KSB dari Kelompok Kerja
Kanker FKUI/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo tahun
1995, tindakan pembedahan merupakan cara pengobatan
utama. Terdapat beberapa jenis eksisi, yaitu shave
excision, simple scalpel excision, serta eksisi luas dan
dalam.22 Penyakit Paget dapat ditangani dengan beberapa
macam metode, misalnya pembedahan, kemoterapi,
imunomodulator, dan fotodinamik. Penanganan secara
pembedahan merupakan metode yang paling sering
digunakan, salah satunya adalah wide local excision.23
Pada penelitian ini terapi oleh Bagian Ilmu Bedah
dilakukan pada 13 (25,49%) pasien berupa tindakan “deep
and wide excision”, yaitu pada 9 (23,68%) pasien KSB, 3
(37,50%) pasien KSS dan 1 (100%) pasien penyakit Paget
(Tabel 9). Sejumlah pasien tidak dilakukan tindakan, hal
tersebut kemungkinan disebabkan oleh pencatatan rekam
medis yang kurang lengkap atau hilang sehingga tidak
68
Vol. 38.No.2 Tahun 2011: 63-69
dapat diikuti tindakan yang dilakukan, selain itu
kemungkinan strategi KIE yang belum maksimal.
Tumor kulit ganas di Indonesia kurang mendapatkan
perhatian karena jarang menyebabkan kematian dan
gangguan yang berarti, sehingga cenderung diabaikan.5
Dengan peningkatan pajanan radiasi sinar ultraviolet,
insidens kanker kulit nonmelanoma tampaknya akan
semakin meningkat. Risiko ini dapat dikurangi dengan
penggunaan pelindung sinar matahari misalnya tabir surya
dan pakaian yang tepat.16
Penelitian multisenter tentang tumor kulit ganas
dengan data yang lebih lengkap masih diperlukan untuk
menentukan pola tumor kulit ganas di Indonesia. Pembuatan
catatan medis pasien yang lengkap, terutama berbagai data
kebiasaan atau aktivitas sehari-hari pasien sangat penting dan
bermanfaat dalam penelitian retrospektif.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Sibarani MNO, Dalimunthe DA, Putra IB. Tumor kulit di Poliklinik
Kulit dan Kelamin RSUP H. Adam Malik Medan. Disampaikan
pada Kongres Nasional PERDOSKI XII. Palembang 2-5 Juli 2011.
Rata IGAK. Tumor kulit. Dalam: Djuanda A, penyunting. Ilmu
penyakit kulit dan kelamin. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2007. h.
229-41.
Hamzah M. Deteksi dini tumor ganas kulit. Dalam: Cipto H,
Pratomo US, Handayani I, Sukarata K, penyunting. Deteksi dan
penatalaksanaan tumor ganas kulit dini. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI; 2001. h. 14-21.
Kolegium Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Indonesia. Jakarta:
Standar Kompetensi Dokter Spesialis-1 Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin 2007.
Suhariyanto B, Prasetyo R. Melanoma maligna dan permasalahannya. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin 2004; 16:
172-7.
Nouri K, Patel SS, Singh A. Etiology of skin cancer. Dalam: Nouri
K, penyunting. Skin cancer. China: McGraw-Hill Companies;
2008. h. 39-45.
Annonymous. Konsep/definisi. Badan Pusat Statistik Indonesia.
[Cited 2009 June. 26]. Tersedia di: http://www.datastatistikindonesia.com/. Diunduh tanggal 10 Maret 2011.
Hamzah MS, Effendi A. Tumor kulit di RSUD Dr. Abdoel Moeloek
Lampung. Disampaikan pada Kongres Nasional PERDOSKI XII.
Palembang 2-5 Juli 2011.
Suhariyanto B. Tumor kulit di RSUP Manado. Dalam: Perkembangan onkologi dan bedah kulit di Indonesia. Disampaikan pada
Kumpulan Makalah Lengkap Pertemuan Ilmiah Tahunan
PERDOSKI V. Semarang, November 2000.
Gonzales M, Erdei E, Berwick M. Epidemiology of skin cancer.
Dalam: Nouri K, penyunting. Skin cancer. China: McGraw-Hill
Companies; 2008. h. 32-8.
Yahya YF, Toruan TL. Insidens kanker kulit non-melanotik selama
lima tahun di Palembang. Disampaikan pada Kongres Nasional
PERDOSKI XII. Palembang 2-5 Juli 2011.
Manuaba IBTW, penyunting. Panduan penatalaksanaan tumor ganas
kulit. Dalam: Panduan penatalaksanaan tumor ganas solid
PERABOI 2010. Jakarta: Sagung Seto; 2010. h. 133-61.
Tardan MP, Baumann L. Scales used to classify skin. Dalam:
Baumann L, Saghari S, Weisberg E, penyunting. Cosmetic
dermatology principles and practice. Edisi ke-2. New York: The
McGraw-Hill Companies; 2009. h.342-6.
Annonymous. Pilkada Sulut bangkitnya politik. Media Indonesia.
Diakses dari: www.prakarsa-rakyat.org. Diunduh tanggal 15 Januari
2011.
D Gunawan dkk.
15. Karmila D, Wardhana M, Adiguna S. Studi retrospektif kanker kulit
nonmelanoma di RSUP Sanglah Denpasar. Disampaikan pada
Kongres Nasional PERDOSKI XII. Palembang 2-5 Juli 2011.
16. Bines SD. Nonmelanotic skin cancer. Dalam: Saclarides TJ,
Millikan KW, Godellas CV, penyunting. Surgical oncology: an
algorithmic approach. New York: Springer-Verlag; 2003. h.228-33.
17. Nouri K, Ballard CJ, Patel AR. Basal cell carcinoma. Dalam: Nouri
K, penyunting. Skin cancer. China: McGraw-Hill Companies; 2008.
h.61-85.
18. Melisa J, Anggraeni M, Agusni YH. Karakteristik pasien karsinoma
sel basal di Poli Subbagian Tumor Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin RS Dr. Hasan Sadikin Bandung dari tahun 2005-2007.
Disampaikan pada Kongres Nasional PERDOSKI XII. Palembang
2-5 Juli 2011.
19. Sularsito SA. Etiologi dan patogenesis tumor ganas kulit. Dalam:
Cipto H, Pratomo US, Handayani I, Sukarata K, penyunting.
Deteksi dan penatalaksanaan tumor ganas kulit dini. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI; 2001. h. 1-13.
Tumor kulit ganas di Manado
20. Grossman D, Leffell DJ. Squamous cell carcinoma. Dalam: Wolff
K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ,
penyunting. Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. Edisi
ke-7. New York: McGraw-Hill Companies; 2008. h.1028-36.
21. Pratomo US. Gambaran histopatologis dan imunohistokimia kanker
kulit. Dalam: Cipto H, Pratomo US, Handayani I, Sukarata K,
penyunting. Deteksi dan penatalaksanaan tumor ganas kulit dini.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2001. h. 22-34.
22. Handayani I, Kuswadji. Penatalaksanaan karsinoma sel basal.
MDVI. 1999; 26: 28-34.
23. Neuhaus IM, grekin RC. Mammary and extramammary paget
disease. Dalam: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA,
Paller AS, Leffel DJ, penyunting. Fitzpatrick’s dermatology in
general medicine. Edisi ke-7. New York: McGraw-Hill Companies;
2008. h.1094-8.
69
Download