hubungan pemberian penguatan dalam pembelajaran dengan

advertisement
HUBUNGAN PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN
DENGAN SIKAP BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
MATEMATIKA DI KELAS II, SD NEGERI LOSARI NO.153,
SURAKARTA, TAHUN AJARAN 2015/2016
Kristina Puspitasari1
Soewalni Soekirno2, Anggit Grahito Wicaksono3
ABSTRAK
Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya
hubungan pemberian penguatan dengan sikap belajar siswa pada mata pelajaran
matematika di SD Negeri Losari No.153, Surakarta, Tahun Ajaran 2015/2016.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan metode
korelasional. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II Sekolah Dasar
Negeri Losari No.153, Surakarta yang berjumlah 59 siswa. Sampel yang diambil
dari jumlah populasi yaitu berjumlah 59 siswa. Teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik Total Sampling. Teknik analisis data menggunakan uji
statistik dengan analisis korelasi product moment. Hasil analisis data dapat
disimpulkan ada hubungan yang signifikan pemberian penguatan dengan sikap
belajar mata pelajaran matematika siswa kelas II SD Negeri Losari No.153
Surakarta. Hal ini ditunjukkan dengan nilai r hitung > r tabel atau 0,420 > 0,257 pada
taraf signifikansi 5%. Sedangkan Sumbangan relatif pemberian penguatan
terhadap sikap belajar sebesar 42%. Disarankan hendaknya guru selalu
meningkatkan atau mengoptimalkan pemberian penguatan (reinforcement) dalam
pembelajaran agar sikap belajar siswa pada mata pelajaran matematika menjadi
positif.
Kata Kunci: Pemberian Penguatan, Sikap Belajar.
ABSTRACT
The aims of this research was to know whether there is the correlation
between giving of reinforcement in learning with the students’ learning attitude
toward mathematics in SD Negeri Losari No.153, Surakarta, academic year
2015/2016 or not. The type of research which was conducted was quantitative
research with correlational method. The research population was the second grade
students of SD Negeri Losari No.153, Surakarta with the total number of students
were 59 students. The technique of sampling used total sampling technique. While
1
the technique of collecting data which was used was quessionaire technique and
observation. The technique of analyzing data used statistical test with product
moment correlational analysis. Based on the analysis, it can be concluded that
there is significant correlation between giving of reinforcement with the student’
learning attitude toward mathematics to the second grade student of SD Negeri
Losari No.153, Surakarta. It can be shown with the value r-o>r-tab or
0,420>0,257 in significant level 5%. While the relative contribution in giving of
reinforcement toward learning attitude is 42%. So, it can be suggested that
teachers should improve or optimalize reinforcement in learning in order that the
students’ learning attitude in mathematics becomes positive then they can improve
their values in mathematics.
Key words: reinforcement, learning attitude.
1
Alumni, 2.3 Dosen Prodi PGSD FKIP UNISRI
2
PENDAHULUAN
Proses pendidikan individu
lingkungan
kelas
disetting
sedemikian
rupa
sehingga
dikatakan berhasil apabila dapat
memotivasi belajar siswa dan dalam
menyelesaikan
proses
suatu
program
pembelajaran,
(6)
pendidikan tepat pada waktunya dan
menyediakan berbagai jenis sumber
mendapatkan prestasi yang optimal.
belajar
Keberhasilan individu dalam belajar
berkaitan dengan berbagai sumber
dapat dilihat dari kemampuannya
belajar yang dapat diakses atau
dalam menguasai materi pelajaran,
dipelajari siswa dengan cepat. Siswa
ketrampilan dan kebenaran dalam
sepatutnya merasa betah atau merasa
menyelesaikan tugas, sikap belajar
senang belajar di sekolah. Pada
yang rajin, dan semangat akan dapat
kenyataannya masih ada siswa yang
mendorong siswa meraih prestasi
merasa bosan dan malas dalam
yang tinggi. Proses pembelajaran
mengikuti pelajaran.
seharusnya
mampu
menciptakan
atau
informasi
Perubahan
sikap
yang
dapat
iklim kelas yang kondusif. Faktor
diamati dalam proses pembelajaran,
yang
dalam
keteguhan dan konsentrasi terhadap
yang
sesuatu. Sikap belajar dapat diartikan
perlu
menciptakan
diperhatikan
iklim
kelas
berkualitas dan kondusif, yaitu: (1)
sebagai kecenderungan
pendekatan
ketika siswa mempelajari hal-hal
hendaknya
pembelajaran
berorientasi
pada
yang
bersifat
akademik.
belajar
centered), (2) adanya penghargaan
perubahan
guru terhadap partisipasi aktif siswa
apabila siswa sudah merasa tidak
dalam setiap konteks pembelajaran,
suka dengan mata pelajaran yang
(3)
diberikan guru. Contoh sikap belajar
demokratis
hendaknya
dalam
bersikap
melaksanakan
yang
akan
Sikap
bagaimana siswa belajar (student
guru
anak
perilaku
kearah
negatif,
mengalami
yang
yaitu
negatif,
dalam
kegiatan pembelajaran, (4) setiap
pembelajaran masih dijumpai siswa
permasalahan yang muncul dalam
yang lebih banyak diam, hanya
proses
mendengarkan penjelasan dari guru
dibahas
pembelajaran
secara
sebaiknya
dialogis,
(5)
dan mancatat materi yang dijelaskan.
3
Terkadang
bila
mencatat,
tidak
nilai yang dianggap baik atau tidak
disuruh
mereka
baik”(Wina Sanjaya, 2013:276).
pasif
mendengarkan penjelasan dari guru.
Menurut
Kenneth
(Abdul,
Hal yang demikian ini menunjukkan
2007:78)
“sikap
sikap belajar yang negatif siswa
indikator
kecakapan
dalam proses pembelajaran. Oleh
dijadikan ukuran sikap, yaitu: (1)
sebab itu keterampilan mengajar
penerimaan
(receiving),
(2)
sangat penting bagi seorang guru
tanggapan
(responding),
(3)
sebagai
untuk
penanaman
proses
pengorganisasian
penunjang
keberhasilan
guru
dalam
ada
nilai
beberapa
yang
(valuing),
(organization),
harus
kehidupan (characterization)”.
melaksanakan
guru
salah
satu
yaitu
dari
Belajar
(5)
karakteristik
adalah
“perubahan
dalam
kemampuan
keterampilan dasar mengajar yaitu
yang
keterampilan memberikan penguatan
manusia, yang terjadi setelah belajar
(reinforcement).
secara terus menerus, bukan hanya
Pemberian penguatan sangat
diperlukan
dalam
terjadi
(4)
nilai-nilai
belajar mengajar, maka usaha yang
dikuasai
dapat
disebabkan oleh proses pertumbuhan
upaya
saja” (Gagne dalam Syaiful Sagala,
siswa
2014:13-14). Sedangkan pendapat
dalam kegiatan pembelajaran. Pada
dari Skinner, “belajar adalah suatu
dasarnya sifat dasar manusia akan
perubahan dalam kemungkinan atau
merasa senang bila mendapatkan
peluang terjadinya respons” (Skinner
hadiah dan pujian sebagai penguatan.
dalam Syaiful Sagala, 2014:13-14).
meningkatkan
Pemberian
keterlibatan
penguatan
penghargaan
merupakan
yang
“Sikap
belajar
adalah
dapat
kecenderungan perilaku seseorang
menimbulkan dorongan, semangat
tatkala mempelajari hal-hal yang
dalam belajar, bahkan merubah sikap
bersifat akademik. Sikap belajar
dan perilaku dalam belajar.
berwujud pada perasaan senang atau
“Sikap adalah kecenderungan
seseorang
untuk
menerima
tidak senang, perasaan setuju atau
atau
tidak setuju, perasaan suka atau tidak
menolak suatu objek berdasarkan
suka terhadap guru, tujuan, materi
4
dan
tugas-tugas
serta
masalah sehari-hari dan dalam dunia
lainnya”(Djaali, 2014:115). Dengan
kerja , serta memberikan dukungan
demikian
sikap
dalam
diartikan
sebagai
belajar
dapat
kecenderungan
Dengan
hal-hal yang bersifat akademik.
demikian
dapat
diartikan bahwa matematika adalah
Konsep sikap belajar menurut
dalam
ilmu
pengetahuan dan teknologi”.
perilaku ketika siswa mempelajari
Brown&Holtzman
perkembangan
proses berpikir dengan penalaran
Djaali
logis dalam bentuk hitungan, dapat
(2014:115), ada 2 komponen sikap
dipakai dalam ilmu yang lain serta
belajar, yaitu: (1) teacher approval
dalam
(TA):
Matematika merupakan dasar dari
berhubungan
dengan
kehidupan
sehari-hari.
pandangan siswa terhadap guru,
ilmu
tingkah laku mereka di kelas, dan
sehingga matematika perlu dipelajari
cara
oleh
mengajar,
acceptance
(2)
(EA):
education
terdiri
atas
pengetahuan
siswa
yang lainnya,
dalam
proses
pembelajaran.
penerimaan dan penolakan siswa
”Pembelajaran
matematika
terhadap tujuan yang akan dicapai,
adalah suatu proses belajar-mengajar
materi yang disajikan, praktik, tugas,
yang dibangun oleh guru untuk
dan persyaratan yang ditetapkan di
mengembangkan kreativitas berpikir
sekolah.
siswa
Dari uraian sikap belajar di
yang
dapat
kemampuan
meningkatkan
mengkonstruksi
atas dalam penelitian difokuskan
pengetahuan baru sebagai upaya
pada sikap siswa terhadap mata
meningkatkan penguasaan yang baik
pelajaran
terhadap
matematika
dalam
pembelajaran.
materi
(Ahmad,
Menurut
Ahmad
matematika”
2015:186-187).
Susanto
Keberhasilan
(2015:185) “matematika merupakan
mempelajari
salah satu disiplin ilmu yang dapat
matematika dapat diukur dari sikap
meningkatkan kemampuan berpikir
belajar
dan
pembelajaran.
berargumentasi,
kontribusi
dalam
memberikan
penyelesaian
5
siswa
siswa
mata
dalam
dalam
pelajaran
proses
“Guru
professional
adalah
yang
kemampuan guru” (Norman Kirby
pekerjaan
dalam
membutuhkan
Wina
Sanjaya,
2008:16).
kemampuan khusus hasil proses
Pendapat Wina Sanjaya (2013:21-31)
pendidikan yang dilaksanakan oleh
“menyatakan ada beberapa peran
lembaga pedidikan keguruan” (James
guru dalam proses pembelajaran,
M.Cooper dalam Wina Sanjaya,
yaitu: (1) guru sebagai sumber
2013:15). Sedangkan menurut Abdul
belajar, (2) guru sebagai fasilitator,
Majid (2007:123) “guru adalah orang
(3) guru sebagai pengelola, (4) guru
yang
murid
sebagai
demonstrator,
(5)
guru
pengetahuan
sebagai
pembimbing,
(6)
guru
bertugas
untuk
membantu
mendapatkan
sehingga
guru
mengembangkan
potensi
dapat
sebagai motivator, (7) guru sebagai
yang
evaluator”.
“Keterampilan dasar mengajar
dimilikinya”.
Pembelajaran
adalah kemampuan yang bersifat
menjadi satu kesatuan yang tidak
khusus (most specific instructional
dapat terpisahkan. Dalam proses
behaviors) yang harus dimiliki guru
pembelajaran, guru memegang peran
agar
yang sangat penting, yakni dalam
melaksanakan
mengelola
yang
professional” (Barnawi, 2015:127).
Sekolah
Keterampilan dasar mengajar bagi
Dasar peran guru tidak mungkin
guru diperlukan agar guru dapat
digantikan
melaksanakan
Guru
optimal.
dan
pembelajaran
Pendidikan
oleh
di
perangkat
lain,
dapat
mengajar
tugasnya
perannya
proses
dan
secara
dalam
seperti televisi, radio, komputer, dan
pengelolaan
pembelajaran,
lain sebagainya, sebab siswa adalah
sehingga
individu yang sedang berkembang
berjalan secara efektif dan efisien.
pembelajaran
dapat
dan memerlukan bimbingan atau
Menurut Barnawi dan M.Arifin
bantuan orang dewasa. Hal ini
(2015:128-163) “keterampilan dasar
diperkuat dengan pendapat Norman
mengajar
Kirby bahwa “keberhasilan suatu
keterampilan membuka dan menutup
proses
pelajaran,
ditentukan
pembelajaran
oleh
kualitas
sangat
sebagai
menjelaskan,
atau
6
(2)
(3)
berikut:
(1)
keterampilan
keterampilan
mengadakan
variasi,
keterampilan
penguatan,
(5)
non-verbal. Merangkum dari Asep
(4)
memberikan
Herry
Hernawan,dkk
keterampilan
3.41), terdapat beberapa komponen
bertanya, (6) keterampilan mengelola
pemberian
kelas, (7) keterampilan mengajar
berikut:
keterampilan
menyatakan
sebagai
Verbal
(Verbal
Reinforcement)
membimbing
b. Penguatan Non-Verbal (Non-
kelompok diskusi”.
Wina
penguatan
a. Penguatan
perorangan & kelompok kecil, (8)
(2008:3.38-
Sanjaya
bahwa
Verbal Reinforcement)
(2013:37)
Pemberian
“penguatan
penguatan
(reinforcement) adalah segala bentuk
mempunyai dua komponen yaitu: (1)
respon yang merupakan bagian dari
penguatan verbal adalah penguatan
modifikasi
guru
yang dilakukan secara verbal melalui
terhadap tingkah laku siswa, yang
kata-kata atau kalimat, contoh kata-
bertujuan
memberikan
kata : bagus, tepat sekali, wah, hebat
informasi atau umpan balik bagi
kamu, hampir benar,pintar,dll. (2)
siswa atas perbuatan atau responsnya
penguatan
yang
penguatan yang diungkapkan dengan
tingkah
laku
untuk
diberikan
sebagai
suatu
Herry
adalah
bahasa isyarat atau perubahan gerak.
dorongan atau koreksi”.
Asep
non-verbal
Penguatan
Hernawan,dkk
(2008:3.35)
menyatakan
“penguatan
(reinforcement)
diterapkan
bahwa
non-verbal
dengan
dapat
cara
sebagai
pada
berikut: (1) mimik dan gerakan
dasarnya merupakan suatu respon
badan, (2) gerak mendekati, (3)
yang diberikan oleh guru terhadap
memberikan
sentuhan,
perilaku atau perbuatan siswa yang
memberikan
kegiatan
dianggap positif, dan menyebabkan
menyenangkan,
kemungkinan berulangnya kembali
simbol atau benda.
atau
meningkatnya
(5)
(4)
yang
pemberian
Agar penguatan yang diberikan
perilaku
guru dapat berfungsi secara efektif
tersebut”.
bisa
dan dapat memperlancar pencapaian
dilakukan dalam bentuk verbal dan
kompetensi dasar oleh siswa, maka
Pemberian
penguatan
7
pembelajaran
Tahun Ajaran 2015/2016. Sampel
memperhatikan
yang akan diteliti dalam penelitian
prinsip-prinsip pemberian penguatan.
ini adalah siswa kelas IIA dan kelas
Menurut
(2012:60),
IIB sejumlah 59 siswa dari seluruh
“prinsip pemberian penguatan, yaitu
siswa kelas II di SD Negeri Losari
:
dan
No.153, Kecamatan Pasar Kliwon,
keantusiasan, (2) hindari penggunaan
Surakarta, Tahun Ajaran 2015/2016.
respon yang negatif, (3) bermakna
Teknik sampling yang digunakan
bagi siswa, (4) bersifat pribadi atau
dalam penelitian ini adalah Total
kelompok”.
Sampling
dalam
guru
pelaksanaan
hendaknya
(1)
Hasibuan
penuh
kehangatan
jenuh.
Tujuan penelitian ini adalah
atau
Teknik
teknik
sampling
sampling
jenuh
untuk mengetahui adanya hubungan
digunakan untuk menentukan sampel
pemberian penguatan dengan sikap
bila
belajar siswa pada mata pelajaran
digunakan sebagai sampel.
semua
anggota
populasi
Variabel Independent dalam
matematika di SD Negeri Losari
No.153, Surakarta, Tahun Ajaran
penelitian
2015/2016.
Penguatan (X). Penelitian ini yang
dimaksud
penguatan
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
ini
adalah
dengan
Pemberian
pemberian
(reinforcement)
adalah
kemampuan guru dalam memberikan
mengambil
lokasi di SD Negeri Losari No.153,
respon
positif
Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta,
siswa, agar mendorong siswa lebih
Tahun Ajaran 2015/2016. Waktu
aktif dalam pembelajaran. Penelitian
penelitian yang digunakan adalah
ini yang menjadi variabel dependent
pada bulan Desember sampai dengan
adalah sikap belajar siswa di SD
Februari 2016.
Negeri Losari No.153, Kecamatan
Pasar Kliwon,
Adapun populasi yang akan
terhadap
Surakarta,
perilaku
Tahun
diteliti dalam penelitian ini adalah
Ajaran 2015/2016 (Y). Penelitian ini
siswa kelas IIA dan IIB sejumlah 59
termasuk penelitian Kuantitatif, yang
siswa di SD Negeri Losari No.153,
bertujuan untuk mengetahui adanya
Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta,
hubungan antara variabel bebas dan
8
yang
digunakan dalam penelitian ini untuk
dikumpulkan dari kedua variabel ini
mengetahui seberapa optimal guru
berupa skor atau angka.
memberikan penguatan pada proses
variabel
terikat.
Penelitian
pengukuran
angket.
Data
ini
dengan
Angket
pembelajaran
menggunakan
pelajaran
matematika.
instrumen
sering
mata
Adapun
dikenal
uji
validitas
yang
sebagai kuesioner. Penelitian ini
diterapkan dalam penilaian ini adalah
menggunakan
dengan
instrumen
angket
cara
pengujian
validitas
dengan jenis skala sikap. Instrumen
konstruk (construct validity). Untuk
penelitian yang digunakan Skala
menguji validitas konstruk, dapat
Likert, dapat dibuat dalam bentuk
digunakan
checklist. Angket dengan jenis skala
(judgement experts). Hal ini setelah
sikap yang disusun dan digunakan
instrumen
dalam
aspek-aspek
penelitian
mengumpulkan
ini
data
untuk
pendapat
dari
dikonstruksi
yang
ahli
tentang
akan
diukur
dengan berlandaskan teori tertentu,
mengenai
seberapa besar sikap belajar siswa
maka
pada mata pelajaran matematika di
dengan
SD Negeri Losari No.153, Surakarta,
pendapatnya tentang instrumen yang
Tahun Ajaran 2015/2016.
telah
Penelitian
observasi
ini
ahli.
disusun.
telah dirancang secara sistematis,
dirombak total.
Observasi
dalam
termasuk
dalam
jenis
ahli
akan
yaitu
perbaikan
tes
atau
berkenaan
dengan pertanyaan, apakah suatu tes
tempatnya.
penelitian
ada
Reliabilitas
tentang apa yang akan diamati,
dimana
Para
diminta
instrumen dapat digunakan tanpa
observasi
perbaikan,
dan
ahli
keputusan
terstruktur adalah observasi yang
kapan
dikonsultasikan
Para
memberikan
menggunakan
terstruktur,
selanjutnya
teliti dan dapat dipercaya sesuai
ini
dengan
skala
kriteria
yang
telah
bertingkat (rating scale), karena
ditetapkan. Suatu tes dapat dikatakan
dalam menggambarkan suatu nilai
reliabel jika selalu memberikan hasil
berbentuk
yang sama. Menggunakan rumus
angka
(skor).
Teknik
Alfa
pengumpulan data dengan observasi
9
Cronbach.
Dari
analisis
diperoleh r hitung = 0,569, sehingga
analisis korelasi product moment.
hasil tersebut masuk dalam kategori
Deskripsi
antara
statistik yang menjelaskan tentang
0,400
–
0,600
atau
mempunyai reliabilitas sedang.
Pada
penelitian
prasayarat
analisis
ini
untuk
uji
alat
penelitian
yang
meliputi:
mean, median, deviasi standar, skor
yang
dilakukan
merupakan
ciri-ciri suatu data yang digunakan
terendah, dan skor tertinggi.
dilakukan yaitu uji normalitas. Uji
normalitas
data
Data hasil observasi tentang
untuk
mengetahui normal atau tidaknya
pemberian
sebaran data yang dianalisis. Uji
pembelajaran kelas II, SD Negeri
statistik
yang
Losari N0.153, Surakarta, Tahun
menguji
normalitas
digunakan
data
untuk
Ajaran
adalah
penguatan
2015/2016
dalam
digambarkan
menggunakan Kolmogorov Smirnov.
dalam tabel frekuensi adalah sebagai
Uji
berikut :
statistik
dilakukan
dengan
bantuan komputer program SPSS.
Setelah data ditabulasi dilanjutkan
Interval
X
X2
58-60
59
3481
7
59
413
24367
F
Cfd
f.X
f.X2
55-57
56
3136
8
52
448
25088
analisis data rumus Korelasi Product
52-54
53
2809
23
44
1219
64607
Moment. Korelasi product moment
49-51
50
2500
19
21
950
47500
46-48
47
2209
2
2
94
4418
3124
165980
digunakan untuk menguji hipotesis
Jumlah
hubungan
antara
satu
variabel
dan
satu
variabel
independen
59
Diskripsi
tentang
dependen.
data
variabel
observasi
pemberian
penguatan dalam pembelajaran kelas
II,
PEMBAHASAN
SD
Negeri
Losari
N0.153,
Surakarta, Tahun Ajaran 2015/2016
Penelitian tentang Hubungan
dalam
diperoleh nilai tertinggi 59 dan nilai
Pembelajaran dengan Sikap Belajar
terendah 46, dengan nilai Mean =
Siswa
Pelajaran
52,73, Median = 52,00, Modus = 52,
Matematika di Kelas II, SD Negeri
dan Standar Deviasi = 3,073. Hasil
Losari No.153 Surakarta, Tahun
observasi
Ajaran 2015/2016 menggunakan alat
(reinforcement) yang dideskripsikan
Pemberian
Pada
Penguatan
Mata
pemberian
menggunakan SPSS 16.
10
penguatan
Data
pemberian
tertinggi 56, dan nilai terendah 40.
penguatan dalam pembelajaran kelas
Adapun analisis data yang diperoleh
II,
No.153,
nilai Mean = 49,81, Median = 50,00,
Surakarta, Tahun Ajaran 2015/2016
Modus = 48, dan Standar Devasi =
dapat digambarkan dalam bentuk
3,767. Hasil angket sikap siswa pada
grafik
mata pelajaran matematika yang
SD
hasil
Negeri
Losari
histogram
dan
poligon,
dideskripsikan menggunakan SPSS
sebagai berikut :
16.
25
Data angket tentang variabel
20
sikap
belajar
siswa
pada
mata
15
pelajaran matematika di kelas II, SD
10
Negeri Losari No.153, Surakarta,
Tahun
5
0
58-60 55-57 52-54 49-51 46-48
Ajaran
2015/2016
dapat
digambarkan
dalam
bentuk
histogram
poligon,
sebagai
dan
berikut :
Data hasil angket tentang
sikap belajar dalam pembelajaran
kelas II, SD Negeri Losari N0.153,
Surakarta, Tahun Ajaran 2015/2016
Interval
Y
Y2
55-57
56
3136
7
59
392
21952
52-54
53
2809
12
52
636
33708
49-51
50
2500
19
40
950
47500
46-48
47
2209
15
21
705
33135
43-45
44
1936
2
6
88
3872
40-42
41
1681
4
4
164
6724
2935
146891
Jumlah
F
59
Cfd
f.Y
f.Y2
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
55-57 52-54 49-51 46-48 43-45 40-42
Hasil analisis data Hubungan
Pemberian
Diskripsi data angket sikap
Penguatan
dalam
belajar siswa pada mata pelajaran
Pembelajaran dengan Sikap Belajar
matematika di kelas II, SD Negeri
Siswa
Losari No.153, Surakarta, Tahun
Matematika di Kelas II, SD Negeri
Ajaran 2015/2016, diperoleh nilai
Losari No.153 Surakarta, Tahun
11
Pada
Mata
Pelajaran
Pelajaran
2015/2016,
sebelum
hubungan
antara
dianalisis dengan korelasi product
penguatan
moment, dilakukan uji prasyarat
siswa.
dengan
pemberian
sikap
belajar
analisis terlebih dahulu. Uji prasyarat
Hipotesis yang menyatakana
analisis ada dua tahap, yaitu: (1) data
bahwa “Ada hubungan positif antara
harus normal atau uji normalitas, (2)
pemberian penguatan dengan sikap
data
uji
belajar siswa pada mata pelajaran
homogenitas. Uji normalitas dengan
matematika di kelas II SD Negeri
rumus
Losari No.153, Surakarta, Tahun
harus
homogen
atau
Kormogorov-Smirnov
dianalisis
menggunakan
Ajaran
SPSS
2015/2016”
terbukti
diperoleh hasil untuk uji normalitas
kebenarannya
variabel
signifikansi 5% berarti dapat terbukti
pemberian
dengan
nilai
probabilitas
normalitas
penguatan
signifikansi
0,198>0,05
untuk
dan
variabel
dengan
taraf
atau
kebenarannya dan hipotesis dapat
uji
diterima. Hasil Korelasi bernilai
positif
sikap
yang
didapatkan
belajar siswa pada mata pelajaran
perhitungan
matematika dengan nilai signifikansi
pemberian penguatan dengan sikap
atau
belajar
probabilitas
0,064>0,05,
mengenai
dari
pada
mata
hubungan
pelajaran
sehingga data variabel penguatan dan
matematika, mengandung maksud
variabel sikap menyatakan sudah
bahwa
normal (lihat lampiran 12, hal.81).
pemberian
Setelah
(reinforcement) maka sikap belajar
uji
prasyarat
analisis
apabila
semakin
tinggi
penguatan
kemudian dianalisis dengan statistik
siswa
pada
mata
r product moment diperoleh nilai
matematika akan tinggi.
pelajaran
Berdasarkan hasil uji hipotesis
r hitung , yaitu 0,420 selanjutnya nilai
dikonsultasikan
diatas dapat diterima dengan baik,
kepada r tabel product moment dengan
pada taraf signifikansi 5% bahwa
N = 59 dan taraf signifikansi 5%
“Ada Hubungan positif Pemberian
yaitu
Penguatan
r hitung
tersebut
0,254.
Ternyata
hasil
dalam
Pembelajaran
analisisnya, yaitu 0,420>0,254, r hitung
dengan Sikap Belajar Siswa Pada
lebih besar dari r tabel berarti ada
Mata Pelajaran Matematika di Kelas
12
II,
SD
Negeri
Surakarta,
No.153
mata pelajaran yang paling sulit
Pelajaran
dibandingkan mata pelajaran yang
Losari
Tahun
lainnya. Sehingga berdampak pada
2015/2016 “.
Hasil
penelitian
ini
sikap
dapat
belajar
siswa
pada
mata
pemberian
pelajaran matematika yang kurang
penguatan (reinforcement) mampu
baik, siswa cenderung bosan dan
merubah sikap belajar siswa. Hal
malas untuk belajar matematika.
dijelaskan
bahwa
Setelah
tersebut senada dengan teori tujuan
guru
memberikan
menurut
penguatan (reinforcement) dengan
yang
optimal, penuh dengan antusias, dan
menyatakan bahwa tujuan pemberian
kehangatan maka sikap belajar siswa
penguatan mempunyai enam tujuan
lebih
salah satunya pemberian penguatan
penguatan
dapat mengkontrol dan merubah
siswa
sikap
mengganggu
searah. Semakin baik dan optimal
kearah tingkah laku belajar yang
pemberian penguatan yang dilakukan
produktif.
guru
pemberian
penguatan
(Hasibuan,
siswa
2012:58)
yang
baik,
terdapat
baik
maka siswa akan merasa terdorong
khususnya
untuk memberikan respons kembali
matematika.
pembelajaran
kurang
pada
pula
belajar
hubungan
siswa
sikap
pada
Demikian
(umpan balik). Pemberian penguatan
guru
sikap
kepada
(reinforcement) yang diberikan guru,
diberikan
dengan
pemberian
yang
saat
pembelajaran, maka akan semakin
Melalui pemberian penguatan
yang
karena
belajar
mata
dapat
siswa
pelajaran
dibuktikan
dalam penelitian ini bahwa hubungan
saat
pemberian
maksimal
penguatan
dalam
sehingga sikap belajar siswa pada
pembelajaran dengan sikap belajar
saat pembelajaran di kelas II, SD
siswa di kelas II SD Negeri Losari
Negeri Losari No.153, Surakarta
No.153, Surakarta Tahun Ajaran
tergolong rendah. Khususnya pada
2015/2016 diperoleh rhitung tersebut
mata pelajaran matematika, karena
dikonsultasikan dengan rtabel dengan
siswa sering menganggap bahwa
taraf
mata pelajaran matematika adalah
0,420>0,254
13
signifikansi
dalam
5%
yaitu
inteprestasi
koefisien korelasi termasuk pada
penguatan
kategori sedang.
siswa
dengan
terdapat
sikap
belajar
hubungan
yang
searah. Semakin baik dan optimal
pemberian penguatan, maka akan
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis data
semakin baik pula sikap belajar
yaitu, analisis Hubungan Pemberian
siswa
Penguatan
matematika.
dalam
Pembelajaran
pada
mata
pelajaran
dengan Sikap Belajar Siswa Pada
Diharapkan siswa dapat merubah
Mata Pelajaran Matematika di Kelas
sikap belajar siswa kearah yang lebih
II,
No.153
baik atau positif karena guru sudah
Pelajaran
berusaha untuk memberikan penguatan
dengan
dengan semaksimal mungkin agar
statistik r product moment diperoleh
dapat merubah sikap belajar siswa
r hitung
menjadi positif.
SD
Negeri
Losari
Surakarta,
Tahun
2015/2016,
dianalisis
0,420.
Selanjutnya
r hitung
tersebut dikonsultasikan dengan r tabel
Siswa diharapkan dapat merubah
product moment dengan N = 59 dan
pandangan
negatif
taraf signifikan 5% ,yaitu 0,257.
pelajaran
Smatematika,
Sehingga
diperoleh
pembelajaran matematika yang selalu
0,420>0,257.
Dengan
hasil
demikian
dianggap
sulit
hipotesis menyatakan bahwa “Ada
menyenangkan
hubungan positif antara pemberian
penguatan
penguatan
matematika.
siswa
dengan
pada
sikap
mata
belajar
pelajaran
terhadap
mata
karena
akan
menjadi
dengan
adanya
dalam
pembelajaran
Guru hendaknya meningkatkan
matematika di SD Negeri Losari
pemberian
No.153, Surakarta”, dapat terbukti
pembelajaran agar sikap belajar siswa
kebenarannya dan hipotesis dapat
pada
diterima.
menjadi
Pemberian penguatan dalam
pelajaran
positif,
matematika
sehingga
dapat
mata pelajaran matematika.
optimal, penuh dengan antusias dan
karena
mata
dalam
meningkatkan nilai belajar siswa pada
pembelajaran harus dilakukan secara
kehangatan,
penguatan
Sikap belajar siswa yang pasif
pemberian
harus selalu diberikan penguatan yang
14
lebih
agar
lebih
aktif
dalam
Barnawi dan M.Arifin. 2015. Micro
pembelajaran.
Sebagai
sarana
untuk
Teaching: Teori & Praktik
memberikan arahan kepada semua guru
Pengajaran yang Efektif &
untuk selalu memberikan penguatan
Kreatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz
dalam pembelajaran secara optimal
Media.
agar dapat merubah sikap belajar siswa
H.Djaali. 2014. Psikologi Pendidikan.
menjadi positif yang akan berdampak
Jakarta: Bumi Aksara.
positif bagi nilai siswa.
Mengadakan sosialisasi bagi
J.J Hasibuan dan Moedjiono. 2012.
semua guru untuk selalu memberikan
penguatan
dalam
Proses
pembelajaran
Belajar
Mengajar.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
secara optimal agar dapat merubah
sikap belajar siswa menjadi positif.
Syaiful Sagala. 2014. Konsep &
Makna
DAFTAR PUSTAKA
Bandung: Alfabeta.
Abdul Majid. 2007. Perencanaan
Pembelajaran
Mengembangkan
Wina Sanjaya. 2008. Perencanaan
Standar
dan
Kompetensi Guru. Bandung:
.
Ahmad Susanto. 2015. Teori Belajar &
Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana.
Sistem
2013.
2008.
Pembelajaran Terpadu di SD.
Jakarta: Universitas Terbuka.
15
Strategi
Pembelajaran
Berorientasi
Standar
Pendidikan.
Proses
Jakarta: Kencana.
Asep Herry Hernawan, Novi Resmini,
Andayani.
Desain
Pembelajaran. Jakarta:Kencana.
Remaja Rosdakarya.
dan
Pembelajaran.
Download