HUBUNGAN PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN DENGAN SIKAP BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS II, SD NEGERI LOSARI NO.153, SURAKARTA, TAHUN AJARAN 2015/2016 Kristina Puspitasari1 Soewalni Soekirno2, Anggit Grahito Wicaksono3 ABSTRAK Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan pemberian penguatan dengan sikap belajar siswa pada mata pelajaran matematika di SD Negeri Losari No.153, Surakarta, Tahun Ajaran 2015/2016. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan metode korelasional. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri Losari No.153, Surakarta yang berjumlah 59 siswa. Sampel yang diambil dari jumlah populasi yaitu berjumlah 59 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Total Sampling. Teknik analisis data menggunakan uji statistik dengan analisis korelasi product moment. Hasil analisis data dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan pemberian penguatan dengan sikap belajar mata pelajaran matematika siswa kelas II SD Negeri Losari No.153 Surakarta. Hal ini ditunjukkan dengan nilai r hitung > r tabel atau 0,420 > 0,257 pada taraf signifikansi 5%. Sedangkan Sumbangan relatif pemberian penguatan terhadap sikap belajar sebesar 42%. Disarankan hendaknya guru selalu meningkatkan atau mengoptimalkan pemberian penguatan (reinforcement) dalam pembelajaran agar sikap belajar siswa pada mata pelajaran matematika menjadi positif. Kata Kunci: Pemberian Penguatan, Sikap Belajar. ABSTRACT The aims of this research was to know whether there is the correlation between giving of reinforcement in learning with the students’ learning attitude toward mathematics in SD Negeri Losari No.153, Surakarta, academic year 2015/2016 or not. The type of research which was conducted was quantitative research with correlational method. The research population was the second grade students of SD Negeri Losari No.153, Surakarta with the total number of students were 59 students. The technique of sampling used total sampling technique. While 1 the technique of collecting data which was used was quessionaire technique and observation. The technique of analyzing data used statistical test with product moment correlational analysis. Based on the analysis, it can be concluded that there is significant correlation between giving of reinforcement with the student’ learning attitude toward mathematics to the second grade student of SD Negeri Losari No.153, Surakarta. It can be shown with the value r-o>r-tab or 0,420>0,257 in significant level 5%. While the relative contribution in giving of reinforcement toward learning attitude is 42%. So, it can be suggested that teachers should improve or optimalize reinforcement in learning in order that the students’ learning attitude in mathematics becomes positive then they can improve their values in mathematics. Key words: reinforcement, learning attitude. 1 Alumni, 2.3 Dosen Prodi PGSD FKIP UNISRI 2 PENDAHULUAN Proses pendidikan individu lingkungan kelas disetting sedemikian rupa sehingga dikatakan berhasil apabila dapat memotivasi belajar siswa dan dalam menyelesaikan proses suatu program pembelajaran, (6) pendidikan tepat pada waktunya dan menyediakan berbagai jenis sumber mendapatkan prestasi yang optimal. belajar Keberhasilan individu dalam belajar berkaitan dengan berbagai sumber dapat dilihat dari kemampuannya belajar yang dapat diakses atau dalam menguasai materi pelajaran, dipelajari siswa dengan cepat. Siswa ketrampilan dan kebenaran dalam sepatutnya merasa betah atau merasa menyelesaikan tugas, sikap belajar senang belajar di sekolah. Pada yang rajin, dan semangat akan dapat kenyataannya masih ada siswa yang mendorong siswa meraih prestasi merasa bosan dan malas dalam yang tinggi. Proses pembelajaran mengikuti pelajaran. seharusnya mampu menciptakan atau informasi Perubahan sikap yang dapat iklim kelas yang kondusif. Faktor diamati dalam proses pembelajaran, yang dalam keteguhan dan konsentrasi terhadap yang sesuatu. Sikap belajar dapat diartikan perlu menciptakan diperhatikan iklim kelas berkualitas dan kondusif, yaitu: (1) sebagai kecenderungan pendekatan ketika siswa mempelajari hal-hal hendaknya pembelajaran berorientasi pada yang bersifat akademik. belajar centered), (2) adanya penghargaan perubahan guru terhadap partisipasi aktif siswa apabila siswa sudah merasa tidak dalam setiap konteks pembelajaran, suka dengan mata pelajaran yang (3) diberikan guru. Contoh sikap belajar demokratis hendaknya dalam bersikap melaksanakan yang akan Sikap bagaimana siswa belajar (student guru anak perilaku kearah negatif, mengalami yang yaitu negatif, dalam kegiatan pembelajaran, (4) setiap pembelajaran masih dijumpai siswa permasalahan yang muncul dalam yang lebih banyak diam, hanya proses mendengarkan penjelasan dari guru dibahas pembelajaran secara sebaiknya dialogis, (5) dan mancatat materi yang dijelaskan. 3 Terkadang bila mencatat, tidak nilai yang dianggap baik atau tidak disuruh mereka baik”(Wina Sanjaya, 2013:276). pasif mendengarkan penjelasan dari guru. Menurut Kenneth (Abdul, Hal yang demikian ini menunjukkan 2007:78) “sikap sikap belajar yang negatif siswa indikator kecakapan dalam proses pembelajaran. Oleh dijadikan ukuran sikap, yaitu: (1) sebab itu keterampilan mengajar penerimaan (receiving), (2) sangat penting bagi seorang guru tanggapan (responding), (3) sebagai untuk penanaman proses pengorganisasian penunjang keberhasilan guru dalam ada nilai beberapa yang (valuing), (organization), harus kehidupan (characterization)”. melaksanakan guru salah satu yaitu dari Belajar (5) karakteristik adalah “perubahan dalam kemampuan keterampilan dasar mengajar yaitu yang keterampilan memberikan penguatan manusia, yang terjadi setelah belajar (reinforcement). secara terus menerus, bukan hanya Pemberian penguatan sangat diperlukan dalam terjadi (4) nilai-nilai belajar mengajar, maka usaha yang dikuasai dapat disebabkan oleh proses pertumbuhan upaya saja” (Gagne dalam Syaiful Sagala, siswa 2014:13-14). Sedangkan pendapat dalam kegiatan pembelajaran. Pada dari Skinner, “belajar adalah suatu dasarnya sifat dasar manusia akan perubahan dalam kemungkinan atau merasa senang bila mendapatkan peluang terjadinya respons” (Skinner hadiah dan pujian sebagai penguatan. dalam Syaiful Sagala, 2014:13-14). meningkatkan Pemberian keterlibatan penguatan penghargaan merupakan yang “Sikap belajar adalah dapat kecenderungan perilaku seseorang menimbulkan dorongan, semangat tatkala mempelajari hal-hal yang dalam belajar, bahkan merubah sikap bersifat akademik. Sikap belajar dan perilaku dalam belajar. berwujud pada perasaan senang atau “Sikap adalah kecenderungan seseorang untuk menerima tidak senang, perasaan setuju atau atau tidak setuju, perasaan suka atau tidak menolak suatu objek berdasarkan suka terhadap guru, tujuan, materi 4 dan tugas-tugas serta masalah sehari-hari dan dalam dunia lainnya”(Djaali, 2014:115). Dengan kerja , serta memberikan dukungan demikian sikap dalam diartikan sebagai belajar dapat kecenderungan Dengan hal-hal yang bersifat akademik. demikian dapat diartikan bahwa matematika adalah Konsep sikap belajar menurut dalam ilmu pengetahuan dan teknologi”. perilaku ketika siswa mempelajari Brown&Holtzman perkembangan proses berpikir dengan penalaran Djaali logis dalam bentuk hitungan, dapat (2014:115), ada 2 komponen sikap dipakai dalam ilmu yang lain serta belajar, yaitu: (1) teacher approval dalam (TA): Matematika merupakan dasar dari berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. pandangan siswa terhadap guru, ilmu tingkah laku mereka di kelas, dan sehingga matematika perlu dipelajari cara oleh mengajar, acceptance (2) (EA): education terdiri atas pengetahuan siswa yang lainnya, dalam proses pembelajaran. penerimaan dan penolakan siswa ”Pembelajaran matematika terhadap tujuan yang akan dicapai, adalah suatu proses belajar-mengajar materi yang disajikan, praktik, tugas, yang dibangun oleh guru untuk dan persyaratan yang ditetapkan di mengembangkan kreativitas berpikir sekolah. siswa Dari uraian sikap belajar di yang dapat kemampuan meningkatkan mengkonstruksi atas dalam penelitian difokuskan pengetahuan baru sebagai upaya pada sikap siswa terhadap mata meningkatkan penguasaan yang baik pelajaran terhadap matematika dalam pembelajaran. materi (Ahmad, Menurut Ahmad matematika” 2015:186-187). Susanto Keberhasilan (2015:185) “matematika merupakan mempelajari salah satu disiplin ilmu yang dapat matematika dapat diukur dari sikap meningkatkan kemampuan berpikir belajar dan pembelajaran. berargumentasi, kontribusi dalam memberikan penyelesaian 5 siswa siswa mata dalam dalam pelajaran proses “Guru professional adalah yang kemampuan guru” (Norman Kirby pekerjaan dalam membutuhkan Wina Sanjaya, 2008:16). kemampuan khusus hasil proses Pendapat Wina Sanjaya (2013:21-31) pendidikan yang dilaksanakan oleh “menyatakan ada beberapa peran lembaga pedidikan keguruan” (James guru dalam proses pembelajaran, M.Cooper dalam Wina Sanjaya, yaitu: (1) guru sebagai sumber 2013:15). Sedangkan menurut Abdul belajar, (2) guru sebagai fasilitator, Majid (2007:123) “guru adalah orang (3) guru sebagai pengelola, (4) guru yang murid sebagai demonstrator, (5) guru pengetahuan sebagai pembimbing, (6) guru bertugas untuk membantu mendapatkan sehingga guru mengembangkan potensi dapat sebagai motivator, (7) guru sebagai yang evaluator”. “Keterampilan dasar mengajar dimilikinya”. Pembelajaran adalah kemampuan yang bersifat menjadi satu kesatuan yang tidak khusus (most specific instructional dapat terpisahkan. Dalam proses behaviors) yang harus dimiliki guru pembelajaran, guru memegang peran agar yang sangat penting, yakni dalam melaksanakan mengelola yang professional” (Barnawi, 2015:127). Sekolah Keterampilan dasar mengajar bagi Dasar peran guru tidak mungkin guru diperlukan agar guru dapat digantikan melaksanakan Guru optimal. dan pembelajaran Pendidikan oleh di perangkat lain, dapat mengajar tugasnya perannya proses dan secara dalam seperti televisi, radio, komputer, dan pengelolaan pembelajaran, lain sebagainya, sebab siswa adalah sehingga individu yang sedang berkembang berjalan secara efektif dan efisien. pembelajaran dapat dan memerlukan bimbingan atau Menurut Barnawi dan M.Arifin bantuan orang dewasa. Hal ini (2015:128-163) “keterampilan dasar diperkuat dengan pendapat Norman mengajar Kirby bahwa “keberhasilan suatu keterampilan membuka dan menutup proses pelajaran, ditentukan pembelajaran oleh kualitas sangat sebagai menjelaskan, atau 6 (2) (3) berikut: (1) keterampilan keterampilan mengadakan variasi, keterampilan penguatan, (5) non-verbal. Merangkum dari Asep (4) memberikan Herry Hernawan,dkk keterampilan 3.41), terdapat beberapa komponen bertanya, (6) keterampilan mengelola pemberian kelas, (7) keterampilan mengajar berikut: keterampilan menyatakan sebagai Verbal (Verbal Reinforcement) membimbing b. Penguatan Non-Verbal (Non- kelompok diskusi”. Wina penguatan a. Penguatan perorangan & kelompok kecil, (8) (2008:3.38- Sanjaya bahwa Verbal Reinforcement) (2013:37) Pemberian “penguatan penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk mempunyai dua komponen yaitu: (1) respon yang merupakan bagian dari penguatan verbal adalah penguatan modifikasi guru yang dilakukan secara verbal melalui terhadap tingkah laku siswa, yang kata-kata atau kalimat, contoh kata- bertujuan memberikan kata : bagus, tepat sekali, wah, hebat informasi atau umpan balik bagi kamu, hampir benar,pintar,dll. (2) siswa atas perbuatan atau responsnya penguatan yang penguatan yang diungkapkan dengan tingkah laku untuk diberikan sebagai suatu Herry adalah bahasa isyarat atau perubahan gerak. dorongan atau koreksi”. Asep non-verbal Penguatan Hernawan,dkk (2008:3.35) menyatakan “penguatan (reinforcement) diterapkan bahwa non-verbal dengan dapat cara sebagai pada berikut: (1) mimik dan gerakan dasarnya merupakan suatu respon badan, (2) gerak mendekati, (3) yang diberikan oleh guru terhadap memberikan sentuhan, perilaku atau perbuatan siswa yang memberikan kegiatan dianggap positif, dan menyebabkan menyenangkan, kemungkinan berulangnya kembali simbol atau benda. atau meningkatnya (5) (4) yang pemberian Agar penguatan yang diberikan perilaku guru dapat berfungsi secara efektif tersebut”. bisa dan dapat memperlancar pencapaian dilakukan dalam bentuk verbal dan kompetensi dasar oleh siswa, maka Pemberian penguatan 7 pembelajaran Tahun Ajaran 2015/2016. Sampel memperhatikan yang akan diteliti dalam penelitian prinsip-prinsip pemberian penguatan. ini adalah siswa kelas IIA dan kelas Menurut (2012:60), IIB sejumlah 59 siswa dari seluruh “prinsip pemberian penguatan, yaitu siswa kelas II di SD Negeri Losari : dan No.153, Kecamatan Pasar Kliwon, keantusiasan, (2) hindari penggunaan Surakarta, Tahun Ajaran 2015/2016. respon yang negatif, (3) bermakna Teknik sampling yang digunakan bagi siswa, (4) bersifat pribadi atau dalam penelitian ini adalah Total kelompok”. Sampling dalam guru pelaksanaan hendaknya (1) Hasibuan penuh kehangatan jenuh. Tujuan penelitian ini adalah atau Teknik teknik sampling sampling jenuh untuk mengetahui adanya hubungan digunakan untuk menentukan sampel pemberian penguatan dengan sikap bila belajar siswa pada mata pelajaran digunakan sebagai sampel. semua anggota populasi Variabel Independent dalam matematika di SD Negeri Losari No.153, Surakarta, Tahun Ajaran penelitian 2015/2016. Penguatan (X). Penelitian ini yang dimaksud penguatan METODE PENELITIAN Penelitian ini ini adalah dengan Pemberian pemberian (reinforcement) adalah kemampuan guru dalam memberikan mengambil lokasi di SD Negeri Losari No.153, respon positif Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta, siswa, agar mendorong siswa lebih Tahun Ajaran 2015/2016. Waktu aktif dalam pembelajaran. Penelitian penelitian yang digunakan adalah ini yang menjadi variabel dependent pada bulan Desember sampai dengan adalah sikap belajar siswa di SD Februari 2016. Negeri Losari No.153, Kecamatan Pasar Kliwon, Adapun populasi yang akan terhadap Surakarta, perilaku Tahun diteliti dalam penelitian ini adalah Ajaran 2015/2016 (Y). Penelitian ini siswa kelas IIA dan IIB sejumlah 59 termasuk penelitian Kuantitatif, yang siswa di SD Negeri Losari No.153, bertujuan untuk mengetahui adanya Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta, hubungan antara variabel bebas dan 8 yang digunakan dalam penelitian ini untuk dikumpulkan dari kedua variabel ini mengetahui seberapa optimal guru berupa skor atau angka. memberikan penguatan pada proses variabel terikat. Penelitian pengukuran angket. Data ini dengan Angket pembelajaran menggunakan pelajaran matematika. instrumen sering mata Adapun dikenal uji validitas yang sebagai kuesioner. Penelitian ini diterapkan dalam penilaian ini adalah menggunakan dengan instrumen angket cara pengujian validitas dengan jenis skala sikap. Instrumen konstruk (construct validity). Untuk penelitian yang digunakan Skala menguji validitas konstruk, dapat Likert, dapat dibuat dalam bentuk digunakan checklist. Angket dengan jenis skala (judgement experts). Hal ini setelah sikap yang disusun dan digunakan instrumen dalam aspek-aspek penelitian mengumpulkan ini data untuk pendapat dari dikonstruksi yang ahli tentang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, mengenai seberapa besar sikap belajar siswa maka pada mata pelajaran matematika di dengan SD Negeri Losari No.153, Surakarta, pendapatnya tentang instrumen yang Tahun Ajaran 2015/2016. telah Penelitian observasi ini ahli. disusun. telah dirancang secara sistematis, dirombak total. Observasi dalam termasuk dalam jenis ahli akan yaitu perbaikan tes atau berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu tes tempatnya. penelitian ada Reliabilitas tentang apa yang akan diamati, dimana Para diminta instrumen dapat digunakan tanpa observasi perbaikan, dan ahli keputusan terstruktur adalah observasi yang kapan dikonsultasikan Para memberikan menggunakan terstruktur, selanjutnya teliti dan dapat dipercaya sesuai ini dengan skala kriteria yang telah bertingkat (rating scale), karena ditetapkan. Suatu tes dapat dikatakan dalam menggambarkan suatu nilai reliabel jika selalu memberikan hasil berbentuk yang sama. Menggunakan rumus angka (skor). Teknik Alfa pengumpulan data dengan observasi 9 Cronbach. Dari analisis diperoleh r hitung = 0,569, sehingga analisis korelasi product moment. hasil tersebut masuk dalam kategori Deskripsi antara statistik yang menjelaskan tentang 0,400 – 0,600 atau mempunyai reliabilitas sedang. Pada penelitian prasayarat analisis ini untuk uji alat penelitian yang meliputi: mean, median, deviasi standar, skor yang dilakukan merupakan ciri-ciri suatu data yang digunakan terendah, dan skor tertinggi. dilakukan yaitu uji normalitas. Uji normalitas data Data hasil observasi tentang untuk mengetahui normal atau tidaknya pemberian sebaran data yang dianalisis. Uji pembelajaran kelas II, SD Negeri statistik yang Losari N0.153, Surakarta, Tahun menguji normalitas digunakan data untuk Ajaran adalah penguatan 2015/2016 dalam digambarkan menggunakan Kolmogorov Smirnov. dalam tabel frekuensi adalah sebagai Uji berikut : statistik dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS. Setelah data ditabulasi dilanjutkan Interval X X2 58-60 59 3481 7 59 413 24367 F Cfd f.X f.X2 55-57 56 3136 8 52 448 25088 analisis data rumus Korelasi Product 52-54 53 2809 23 44 1219 64607 Moment. Korelasi product moment 49-51 50 2500 19 21 950 47500 46-48 47 2209 2 2 94 4418 3124 165980 digunakan untuk menguji hipotesis Jumlah hubungan antara satu variabel dan satu variabel independen 59 Diskripsi tentang dependen. data variabel observasi pemberian penguatan dalam pembelajaran kelas II, PEMBAHASAN SD Negeri Losari N0.153, Surakarta, Tahun Ajaran 2015/2016 Penelitian tentang Hubungan dalam diperoleh nilai tertinggi 59 dan nilai Pembelajaran dengan Sikap Belajar terendah 46, dengan nilai Mean = Siswa Pelajaran 52,73, Median = 52,00, Modus = 52, Matematika di Kelas II, SD Negeri dan Standar Deviasi = 3,073. Hasil Losari No.153 Surakarta, Tahun observasi Ajaran 2015/2016 menggunakan alat (reinforcement) yang dideskripsikan Pemberian Pada Penguatan Mata pemberian menggunakan SPSS 16. 10 penguatan Data pemberian tertinggi 56, dan nilai terendah 40. penguatan dalam pembelajaran kelas Adapun analisis data yang diperoleh II, No.153, nilai Mean = 49,81, Median = 50,00, Surakarta, Tahun Ajaran 2015/2016 Modus = 48, dan Standar Devasi = dapat digambarkan dalam bentuk 3,767. Hasil angket sikap siswa pada grafik mata pelajaran matematika yang SD hasil Negeri Losari histogram dan poligon, dideskripsikan menggunakan SPSS sebagai berikut : 16. 25 Data angket tentang variabel 20 sikap belajar siswa pada mata 15 pelajaran matematika di kelas II, SD 10 Negeri Losari No.153, Surakarta, Tahun 5 0 58-60 55-57 52-54 49-51 46-48 Ajaran 2015/2016 dapat digambarkan dalam bentuk histogram poligon, sebagai dan berikut : Data hasil angket tentang sikap belajar dalam pembelajaran kelas II, SD Negeri Losari N0.153, Surakarta, Tahun Ajaran 2015/2016 Interval Y Y2 55-57 56 3136 7 59 392 21952 52-54 53 2809 12 52 636 33708 49-51 50 2500 19 40 950 47500 46-48 47 2209 15 21 705 33135 43-45 44 1936 2 6 88 3872 40-42 41 1681 4 4 164 6724 2935 146891 Jumlah F 59 Cfd f.Y f.Y2 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 55-57 52-54 49-51 46-48 43-45 40-42 Hasil analisis data Hubungan Pemberian Diskripsi data angket sikap Penguatan dalam belajar siswa pada mata pelajaran Pembelajaran dengan Sikap Belajar matematika di kelas II, SD Negeri Siswa Losari No.153, Surakarta, Tahun Matematika di Kelas II, SD Negeri Ajaran 2015/2016, diperoleh nilai Losari No.153 Surakarta, Tahun 11 Pada Mata Pelajaran Pelajaran 2015/2016, sebelum hubungan antara dianalisis dengan korelasi product penguatan moment, dilakukan uji prasyarat siswa. dengan pemberian sikap belajar analisis terlebih dahulu. Uji prasyarat Hipotesis yang menyatakana analisis ada dua tahap, yaitu: (1) data bahwa “Ada hubungan positif antara harus normal atau uji normalitas, (2) pemberian penguatan dengan sikap data uji belajar siswa pada mata pelajaran homogenitas. Uji normalitas dengan matematika di kelas II SD Negeri rumus Losari No.153, Surakarta, Tahun harus homogen atau Kormogorov-Smirnov dianalisis menggunakan Ajaran SPSS 2015/2016” terbukti diperoleh hasil untuk uji normalitas kebenarannya variabel signifikansi 5% berarti dapat terbukti pemberian dengan nilai probabilitas normalitas penguatan signifikansi 0,198>0,05 untuk dan variabel dengan taraf atau kebenarannya dan hipotesis dapat uji diterima. Hasil Korelasi bernilai positif sikap yang didapatkan belajar siswa pada mata pelajaran perhitungan matematika dengan nilai signifikansi pemberian penguatan dengan sikap atau belajar probabilitas 0,064>0,05, mengenai dari pada mata hubungan pelajaran sehingga data variabel penguatan dan matematika, mengandung maksud variabel sikap menyatakan sudah bahwa normal (lihat lampiran 12, hal.81). pemberian Setelah (reinforcement) maka sikap belajar uji prasyarat analisis apabila semakin tinggi penguatan kemudian dianalisis dengan statistik siswa pada mata r product moment diperoleh nilai matematika akan tinggi. pelajaran Berdasarkan hasil uji hipotesis r hitung , yaitu 0,420 selanjutnya nilai dikonsultasikan diatas dapat diterima dengan baik, kepada r tabel product moment dengan pada taraf signifikansi 5% bahwa N = 59 dan taraf signifikansi 5% “Ada Hubungan positif Pemberian yaitu Penguatan r hitung tersebut 0,254. Ternyata hasil dalam Pembelajaran analisisnya, yaitu 0,420>0,254, r hitung dengan Sikap Belajar Siswa Pada lebih besar dari r tabel berarti ada Mata Pelajaran Matematika di Kelas 12 II, SD Negeri Surakarta, No.153 mata pelajaran yang paling sulit Pelajaran dibandingkan mata pelajaran yang Losari Tahun lainnya. Sehingga berdampak pada 2015/2016 “. Hasil penelitian ini sikap dapat belajar siswa pada mata pemberian pelajaran matematika yang kurang penguatan (reinforcement) mampu baik, siswa cenderung bosan dan merubah sikap belajar siswa. Hal malas untuk belajar matematika. dijelaskan bahwa Setelah tersebut senada dengan teori tujuan guru memberikan menurut penguatan (reinforcement) dengan yang optimal, penuh dengan antusias, dan menyatakan bahwa tujuan pemberian kehangatan maka sikap belajar siswa penguatan mempunyai enam tujuan lebih salah satunya pemberian penguatan penguatan dapat mengkontrol dan merubah siswa sikap mengganggu searah. Semakin baik dan optimal kearah tingkah laku belajar yang pemberian penguatan yang dilakukan produktif. guru pemberian penguatan (Hasibuan, siswa 2012:58) yang baik, terdapat baik maka siswa akan merasa terdorong khususnya untuk memberikan respons kembali matematika. pembelajaran kurang pada pula belajar hubungan siswa sikap pada Demikian (umpan balik). Pemberian penguatan guru sikap kepada (reinforcement) yang diberikan guru, diberikan dengan pemberian yang saat pembelajaran, maka akan semakin Melalui pemberian penguatan yang karena belajar mata dapat siswa pelajaran dibuktikan dalam penelitian ini bahwa hubungan saat pemberian maksimal penguatan dalam sehingga sikap belajar siswa pada pembelajaran dengan sikap belajar saat pembelajaran di kelas II, SD siswa di kelas II SD Negeri Losari Negeri Losari No.153, Surakarta No.153, Surakarta Tahun Ajaran tergolong rendah. Khususnya pada 2015/2016 diperoleh rhitung tersebut mata pelajaran matematika, karena dikonsultasikan dengan rtabel dengan siswa sering menganggap bahwa taraf mata pelajaran matematika adalah 0,420>0,254 13 signifikansi dalam 5% yaitu inteprestasi koefisien korelasi termasuk pada penguatan kategori sedang. siswa dengan terdapat sikap belajar hubungan yang searah. Semakin baik dan optimal pemberian penguatan, maka akan KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data semakin baik pula sikap belajar yaitu, analisis Hubungan Pemberian siswa Penguatan matematika. dalam Pembelajaran pada mata pelajaran dengan Sikap Belajar Siswa Pada Diharapkan siswa dapat merubah Mata Pelajaran Matematika di Kelas sikap belajar siswa kearah yang lebih II, No.153 baik atau positif karena guru sudah Pelajaran berusaha untuk memberikan penguatan dengan dengan semaksimal mungkin agar statistik r product moment diperoleh dapat merubah sikap belajar siswa r hitung menjadi positif. SD Negeri Losari Surakarta, Tahun 2015/2016, dianalisis 0,420. Selanjutnya r hitung tersebut dikonsultasikan dengan r tabel Siswa diharapkan dapat merubah product moment dengan N = 59 dan pandangan negatif taraf signifikan 5% ,yaitu 0,257. pelajaran Smatematika, Sehingga diperoleh pembelajaran matematika yang selalu 0,420>0,257. Dengan hasil demikian dianggap sulit hipotesis menyatakan bahwa “Ada menyenangkan hubungan positif antara pemberian penguatan penguatan matematika. siswa dengan pada sikap mata belajar pelajaran terhadap mata karena akan menjadi dengan adanya dalam pembelajaran Guru hendaknya meningkatkan matematika di SD Negeri Losari pemberian No.153, Surakarta”, dapat terbukti pembelajaran agar sikap belajar siswa kebenarannya dan hipotesis dapat pada diterima. menjadi Pemberian penguatan dalam pelajaran positif, matematika sehingga dapat mata pelajaran matematika. optimal, penuh dengan antusias dan karena mata dalam meningkatkan nilai belajar siswa pada pembelajaran harus dilakukan secara kehangatan, penguatan Sikap belajar siswa yang pasif pemberian harus selalu diberikan penguatan yang 14 lebih agar lebih aktif dalam Barnawi dan M.Arifin. 2015. Micro pembelajaran. Sebagai sarana untuk Teaching: Teori & Praktik memberikan arahan kepada semua guru Pengajaran yang Efektif & untuk selalu memberikan penguatan Kreatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz dalam pembelajaran secara optimal Media. agar dapat merubah sikap belajar siswa H.Djaali. 2014. Psikologi Pendidikan. menjadi positif yang akan berdampak Jakarta: Bumi Aksara. positif bagi nilai siswa. Mengadakan sosialisasi bagi J.J Hasibuan dan Moedjiono. 2012. semua guru untuk selalu memberikan penguatan dalam Proses pembelajaran Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. secara optimal agar dapat merubah sikap belajar siswa menjadi positif. Syaiful Sagala. 2014. Konsep & Makna DAFTAR PUSTAKA Bandung: Alfabeta. Abdul Majid. 2007. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Wina Sanjaya. 2008. Perencanaan Standar dan Kompetensi Guru. Bandung: . Ahmad Susanto. 2015. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana. Sistem 2013. 2008. Pembelajaran Terpadu di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. 15 Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan. Proses Jakarta: Kencana. Asep Herry Hernawan, Novi Resmini, Andayani. Desain Pembelajaran. Jakarta:Kencana. Remaja Rosdakarya. dan Pembelajaran.