Hubungan Antara Paritas Dengan Kejadian Preeklamsia/Eklamsia Pada Ibu Bersalin Di RSUD Temanggung Tahun 2013 Lia Sastriani, Fitria Primi Astuti, Cahyaningrum* ABSTRAK Preeklamsia/eklamsia hingga saat ini masih merupakan masalah di Indonesia karena merupakan salah satu penyebab angka kematian ibu (AKI) di Indonesia. Angka kejadian preeklamsia/eklamsia pada ibu bersalin di RSUD Temanggung pada bulan Januari-Oktober tahun 2013 sebanyak 156 (26,08%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara paritas dengan kejadian preeklamsi/eklamsi pada ibu bersalin di RSUD Temanggung tahun 2013. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan jumlah sample 91 responden dan tehnik pengambilan sampel menggunakan tekhnik Simple Random Sampling. penelitian ini merupakan penelitian sekunder yang dikumpulkan dengan menggunakan catatan buku register. Analisis data menggunakankan analisis univariat dan bivariat dimana uji statistik yang dipakai adalah uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian preeklamsia/eklamsia sebagian besar tidak mengalami kejadian preeklamsi/eklamsi yaitu sebanyak 70 responden (76,9%) dibandingkan dengan yang mengalami preeklamsia/eklamsia yaitu sebanyak 21 responden (23,1%). Hasil penelitian juga menunjukan bahwa sebagian besar yang mengalami kejadian preeklamsia/eklamsia adalah ibu primipara yaitu sejumlah 15 orang (36,6%), dibandingkan dengan ibu multipara yang mengalami kejadian preeklamsia/eklamsia sebanyak 6 orang (12,0%). Analisis data menggunakan uji Chi-square yaitu nilai X2hitung = 6,348 dengan Pvalue = 0,012 < α (0,05). kesimpulannya adalah ada hubungan antara paritas dengan kejadian preeklamsia/eklamsia pada ibu bersalin. Kata Kunci : Persalinan, Paritas, Preeklamsia/Eklamsia Daftar Pustaka : 20 (2005-2012) *Program Studi Diploma III Kebidanan STIKes Ngudi Waluyo The Correlation between Parity and the Incidences of Preeclampsia/Eclampsia in Puerperal Mothers at Temanggung Public Hospital in 2013 Lia Sastriani, Fitria Primi Astuti, Cahyaningrum* ABSTRACT Preeclampsia/eclampsia is still a problem in Indonesia because it is one of the causes of maternal mortality rate (MMR). The incidences of preeclampsia/eclampsia in mothers giving birth at Temanggung Public Hospital during January to October 2013 totally were in 156 mothers (26.08%). This study aims to find the correlation between parity and the incidences of preeclampsia/eclampsia in mothers giving birth at Temanggung Public Hospital in 2013. This was a secondary research with cross sectional approach which collected by using the records in the register book. The population of this study was 974 puerperal mothers, while the samples in this study were 91 respondents. The data sampling used simple random sampling technique. The statistical analysis used the Chi-square test. The results of this study indicated that the parity of the respondents was mostly as multipara in 50 respondents (54.9%), while the primipara mothers were 41 respondents (45.1%). The result of this study also indicated that for the incidences of preeclampsia/eclampsia the respondents in mostly did not experience of preeclampsia/eclampsia who were70 respondents (76.9%) while those experienced were 21 respondents (23.1%). The data analysis usihg Chi-square test obtained the value of X2-count = 6.348 with P-value = 0.012 <α (0.05). So it cond be concluded that there was a correlation between parity and the incidences of preeclampsia/eclampsia in the puerperal mothers. Keywords : Childbirth, Parity, preeclampsia/eclampsia Bibliographies : 20 (2005-2012) * Diploma III of Midwifery Study Program Ngudi Waluyo School of Health PENDAHULUAN Latar Belakang Keberhasilan pembangunan kesehatan diindonesia masih belum memuaskan terbukti masih tingginya angka kematian ibu, karena angka kematian ibu adalah salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan masyarakat (Dewi, 2009). Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajad kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah di tentukan dalam tujuan pembangunan millennium yaitu tujuan ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu di mana target yang akan di capai Tahun 2015 adalah mengurangi sampai resiko tiga perempat jumlah kematian ibu (Depkes RI, 2007). Angka kematian ibu (AKI) mengacu pada jumlah ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Survei demografi dan kesehatan indonesia Tahun 2007 menyebutkan bahwa angka kematian ibu (AKI) di indonesia untuk periode 5 sebelum survei (2003-2007) sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini lebih rendah dibandingkan AKI hasil SDKI tahun 2002- 2003 yang mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2010). Angka kematian ibu (AKI) di provinsi Jawa Tengah tahun 2012 berdasarkan laporan dari kabupaten/kota sebesar 116,34 per 100.000 kelahiran hidup, ini mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2011 sebesar 116,01 kelahiran hidup. Kejadian kematian maternal paling banyak adalah pada waktu nifas sebesar 57,93%, pada waktu hamil 24,74%, dan pada waktu persalinan sebesar 17,33%. Penyebab kematian adalah perdarahan 16,44%, Preeklamsi 35,26%, infeksi 4,74%, Abortus 0,30%, partus lama 0,30%, dan lain-lain sebesar 42,96% (Profil kesehatan Provinsi Jawa tengah, 2012). Angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten Temanggung tahun 2012 berdasarkan laporan dari kabupaten/kota sebesar 88,92 per kelahiran hidup,ini mengalami penurunan bila dibandingkan dengan angka kematian ibu pada tahun 2010 yaitu sebesar 113,42 per kelahiran hidup dan pada tahun 2011 sebesar 109,02 per kelahiran hidup (Dinkes Kabupaten Temanggung, 2012). Penyebab kematian ibu cukup kompleks, dapat digolongan atas faktor- faktor reproduksi, komplikasi obstetrik, pelayanan kesehatan, dan sosial ekonomi. Penyebab komplikasi obstetrik langsung telah banyak diketahui dan dapat diketahui, meskipun pencegahannya yang terbukti sulit. Menurut SKRT 2008, penyebab obstetrik langsung sebesar 90%, sebagian besar perdarahan (28%), preeklampsia (24%) dan infeksi (11%). Penyebab tak langsung kematian ibu berupa kondisi kesehatan yang dideritanya misalnya kekurangan Energi Kronis (KEK) dan anemia. Penyebab terpenting kematian kematian maternal di indonesia adalah perdarahan 40-60%, infeksi 2030%, Preeklampsia/keracunan kehamilan 20-30%, sisanya sekitar 5% disebabkan penyakit lain yang memburuk saat kehamilan atau persalinan (Suherni, 2010). Preeklampsia merupakan penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, oedema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan dan penyakit ini biasanya timbul pada Triwulan ketiga kehamilan tetapi dapat timbul sebelumnya, misalnya pada Mola Hidatosa. Sedangkan Eklamsia merupakan kasus akut pada penderita preeklamsi yang disertai dengan kejang menyeluruh dan koma(Marmi dkk, 2011). Preeklampsia dan eklamsi merupakan salah satu penyebab kematian ibu dan bayi, penyakit hipertensi dalam kehamilan ini penyebabnya belum diketahui secara pasti. Teori yang dikenal sebagai penyebab preeklampsi dan eklamsi adalah teori iskemsia plasenta. Kehamilan kembar juga merupakan salah satu faktor predisposisi dari preeklamsi dan eklamsi dimana berhubungan dengan penambahan berat badan ibu yang berlebihan yang merupakan salah satu trias gejala preeklampsi dan eklamsi (Indriyani, 2008). Banyak faktor yang mempengaruhi preeklampsi dan eklamsia, dari berbagai literatur dinyatakan bahwa faktor risiko yang menyebabkan persalinan dengan preeklamsidan eklamsi diantaranya umur ibu, paritas, diabetes millitus, obesitas, Mola hidatidosa, perbedaan kriterium dalam penentuan diagnosa dan lain-lain (Wijayarni, 2002). Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami ibu baik lahir hidup maupun lahir mati (Maimunah, 2005). Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari 500 gram yang pernah dilahirkan, hidup maupun mati, bila berat badan tidak diketahui, maka dipakai umur kehamilan lebih dari 24 minggu (Sumarah, 2009). Paritas adalah faktor risiko yang berkaitan dengan timbulnya preeklampsi/eklamsi. Preeklamsia/eklamsi lebih tinggi terjadi pada primigravida dari pada multigravida, terutama primigravida muda. Hal ini karena ibuyang pertama kali hamil (primigravida) sering mengalami stress dalam mengalami persalinan sehingga dapat terjadi hipertensi dalam kehamilan atau yang biasa disebut preeklamsia/eklamsia (Sudhaberata, 2005). Sementara itu, berdasarkan teori immunologik hal ini di karenakan pada kehamilan pertama terjadi pembentukan blocking antibodies terhadap antigen tidak sempurna. Selain itu menurut Angsar pada kehamilan pertama terjadi pembentukan Human Leucocyte Antigen Protein G (HLA) yang berperan penting dalam modulasi respon immune, sehingga ibu menolak hasil konsepsi (plasenta) atau terjadi intoleransi ibu terhadap plasenta sehingga terjadi Pre-eklamsiaatau eklamsi (Wiknjosastro, 2006). Menurut Sudhaberata (2005), primigravida merupakan salah satu faktor risiko penyebab terjadinya preeklamsia/eklamsia. Frekuensi preeklamsia/eklamsia pada prirmigravida meningkat dibandingkan pada multigravida terutama pada primigravida muda. Hal ini karena pada primigavida atau ibu yang pertama kali hamil sering mengalami stress dalam mengalami persalinan sehingga dapat terjadi hipertensi dalam kehamilan dan berujung pada preeklamsia/eklamsia. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang saya lakukan di RSUD Temanggung diperoleh data dari bulan Januari-Oktober 2013 didapatkan sebanyak 809 ibu bersalin, dari jumlah persalinan ini terdapat 211 (26,08%) persalinan normal/fisiologi dan 598(73,91%) persalinan dengan komplikasi/patologi. Dan dari 598 persalinan dengan komplikasi 4 penyebab tertinggi adalah 156 (26,08%) persalinan dengan preeklamsi, 77 (12,87%) persalinan dengan RE Secsio Ceasaria, 44 (7,35%) persalinan dengan pacuan gagal, 40 (6,68%) persalinan dengan DKP. Dari 156 ibu bersalin dengan preeklamsia diketahui ibu dengan primipara berjumlah 64 ibu bersalin, dengan multiparitas berjumlah 47 ibu bersalin, sedangkan dengan grandamultipara berjumlah 45 ibu bersalin. Berdasarkan data dan fenomena diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara paritas dengan kejadian preeklamsi/eklamsipada ibu bersalin di RSUD Temanggung tahun 2013”. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakangtersebut di atas maka dapat di rumuskan masalah Penelitian yaitu, “ Adakah Hubungan Antara paritas dengan kejadian Preeklamsi/eklamsi pada ibu bersalin di RSUD Temanggung Tahun 2013?”. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara paritas dengan kejadian preeklamsi/eklamsi pada ibu bersalin di RSUD Temanggung. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran kejadian preeklamsi/eklamsia pada ibu bersalin di RSUD Temanggung b. Mengetahui gambaran paritas pada ibu bersalin yang mengalami preeklamsi/eklamsi di RSUD Temanggung c. Mengetahui hubungan antara paritas dengan kejadian preeklamsi/eklamsia pada ibu bersalin di RSUD Temanggung. Manfaat Penelitian 1. Bagi Masyarakat Manfaatnya dapat menambah informasi tentang kejadian Preeklamsi/eklamsi agar masyarakat mengetahui tanda dan gejala preeklamsi/eklamsia sehingga diharapkan mereka tahu pencegahannya apabila menjumpai kasus preeklamsi/eklamsi. 2. Bagi Peneliti Mengetahui hubungan antara paritas dengan kejadian preeklamsi/eklamsi pada ibu bersalin, sehingga dapat di gunakan sebagai pengalaman dalam melakukan penulisan ilmiah, menambah pengetahuan dan wawasan penulis. 3. Bagi Institusi Pendidik Dapat menambah kepustakaan dan bahan bacaan bagi mahasiswa kebidanan tentang ibu bersalin dengan preeklamsi/eklamsia. 4. Bagi Tenaga Kesehatan Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dalam perbaikan mutu pelayanan kebidanan dalam mengatasi kejadian preeklamsi/eklamsia pada ibu bersalin, agar tidak terjadi kasus kematian ibu bersalin akibat preeklamsi/eklamsi. METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara paritas dengan kejadian preeklamsia/eklamsia pada ibu bersalin sehingga jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Menurut Notoatmodjo (2010), penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Menurut Notoatmodjo (2010), cross sectional yaitu penelitian untuk mempelajari dinamika antara faktor-faktor dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Artinya tiap subyek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subyek pada waktu pemeriksaan. Hal ini berarti bahwa semua obyek penelitian diamati pada waktu yang sama. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Univariat 1. Paritas Distribusi frekuensi responden berdasarkan paritas ibu disajikan pada berikut ini. Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Paritas Ibu Bersalin di Ruang Mawar RSUD Temanggung, JanDes 2013 2. Kejadian Preeklamsi / Eklamsi Distribusi frekuensi responden berdasarkan kejadian preeklamsi / eklamsi disajikan pada berikut ini. Tabel 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kejadian Preeklamsi / Eklamsi pada Ibu Bersalin di Ruang Mawar RSUD Temanggung, Jan-Des 2013 Kejadian Persentase Preeklamsi/ Jumlah (%) Eklamsi Ya 21 23,1 Tidak 70 76,9 Jumlah 91 100 Berdasarkan table 5.2, dapat diketahui bahwa dari 91 responden ibu bersalin di ruang Mawar RSUD Temanggung, sebagian besar tidak mengalami kejadian preeklamsi/eklamsi yaitu sebanyak 70 responden (76,9%) dibandingkan dengan yang mengalami preeklamsia/eklamsia yaitu sebanyak 21 responden (23,1%). Paritas Jumlah Persentase (%) Analisis Bivariat Primipara 41 45,1 Analisis bivariat dalam penelitian Multipara 50 54,9 ini digunakan untuk menganalisis Jumlah 91 100 hubungan antara paritas dengan kejadian Berdasarkan table 5.1, dapat preeklamsi/eklamsi pada ibu bersalin di diketahui bahwa dari 91 responden ibu RSUD Temanggung. Untuk mengetahui bersalin di ruang Mawar RSUD hubungan tersebut digunakan uji Chi Temanggung, lebih besar ibu multipara Square yang disajikan pada table berikut. yaitu sebanyak 50 responden (54,9%) dibandingkan dengan ibu primipara sebanyak 41 responden (45,1%). Tabel 3 Hubungan antara Paritas dengan Kejadian Preeklamsi/Eklamsi pada Ibu Bersalin di RSUD Temanggung, Januari-Desember 2013 Paritas Primipara Multipara Total Kejadian Preeklamsi / eklamsi Ya Tidak Total f % F % f % 15 36,6 26 63,4 41 100 6 12,0 44 88,0 50 100 21 23,1 70 76,9 91 100 ² p-value 6,348 0,012 Berdasarkan table 5.3 dapat diketahui bahwa responden yang paritas dalam kategori primipara sebagian besar tidak mengalami preeklamsia/eklamsia yaitu sebanyak 26 responden (63,4%), dibandingkan dengan yang mengalami preeklamsia/eklamsia yaitu sebanyak 15 responden (36,6%). Responden yang memiliki paritas dalam kategori multipara sebagian besar tidak mengalami preeklamsia/eklamsia yaitu sebanyak 44 responden (88,0%) dibandingkan dengan yang mengalami preeklamsia/eklamsia sebanyak 6 responden (12,0%). Berdasarkan uji Chi Square, didapatkan nilai ² (continuity correction) sebesar 6,348 dengan p-value 0,012. Terlihat bahwa p-value = 0,012 < (0,05), ini berarti dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara paritas dengan kejadian preeklamsi/eklamsi pada ibu bersalin di RSUD Temanggung. PEMBAHASAN Analisis Univariat 1. Paritas ibu bersalin Berdasarkan hasil penelitian di RSUD Temanggung diketahui bahwa dari 91 responden ibu yang melahirkan sebagian besar paritas ibu bersalin di RSUD Temanggung Tahun2013 adalah primipara yaitu 41 orang (45,1%), dan pada multipara sebanyak 50 orang (54,9%). Jadi persalinan yang paling banyakdi RSUD Temanggung tahun 2013 terjadi pada paritas ibu multipara. Menurut Sumarah (2009), paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari 500 gram yang pernah dilahirkan, hidup maupun mati, bila berat badan tidak tidak diketahui, maka dipakai umur kehamilan lebih dari 24 minggu. Primipara merupakan wanita yang telah hamil 1 kali dimana kehamilannya berakhir dengan kelahiran baik lahir hidup maupun lahir mati. Pada wanita primipara, mereka secara aktif mempersiapkan diri untuk mempersiapkan persalinan. Mereka banyak membaca buku, menghadiri kelas untuk orang tua dan berkomunikasi dengan wanita lain (ibu, saudara perempuan,dan teman). Mereka mencari orang terbaik untuk mendapatkan persalinan yang sempurna (Bobak, 2004). Primipara merupakan salah satu faktor resiko penyebab terjadinya preeklamsi/eklamsi. Frekuensi preeklasi/eklamsi pada primipara meningkat dibandingkan pada multipara terutama pada primipara muda. Hal ini karena pada primipara atau ibu yang pertama kali melahirkan sering mengalami stres dalam mengalami proses persalinan sehingga dapat terjadi hipertensi dan berujung pada preeklamsia/eklamsi (Sudhaberata, 2005). Multipara merupakan wanita yang telah hamil 2-4 kali dimana setiap kehamilannya berakhir dengan kelahiran baik hidup maupun mati. Paritas 2-3 merupakan paritas yang paling aman ditinjau dari sudut maternal. Pada wanita multipara, mereka memiliki pengalaman tersendiri dalam melahirkan dan yang mempengaruhi pendekatannya dalam mempersiapkan diri menghadapi persalinan kali ini (Bobak, 2004). 2. Kejadian preeklamsia/Eklamsi pada ibu bersalin Berdasarkan dari hasil penelitian dan pada tabel 5.2 dapat diketahui bahwa dari 91 responden ibu bersalin di RSUD Temanggung, sebagian besar tidak mengalami kejadian preeklamsi/eklamsi yaitu sebanyak 70 responden (76,9%) dibandingkan dengan yang mengalami preeklamsia/eklamsia yaitu sebanyak 21 responden (23,1%). Preeklamsia dan Eklamsia merupakan kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin, dan nifas yang terdiri dari trias : hipertensi, protein uria dan oedema yang kadang- kadang disertai konvulsi sampai koma ibu tersebut tidak menunjukan tandatanda kelainan vaskular atau hipertensi sebelumnya (Sarwono, 2007). Banyak faktor yang mempengaruhi preeklamsia/eklamsia, dari berbagai literatur dinyatakan bahwa faktor resiko yang menyebabkan persalinan dengan preeklamsia/eklamsia diantaranya umur ibu, paritas, Diabetes millitus, obesitas, molahidatidosa, perbedaan kriterium dalam penentuan diagnosa dan lain-lain (Wijayarni, 2002). Pada preeklamsia/eklamsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat anteriola glomerulus. Pada beberapa kasus, lumen aticola dalam tubuh mengalami spasme maka tekanan darah akan naik, sehingga usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan berat badan dan oedema yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan intersial belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam (Marmi, 2011). Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada glomerulus. Pengeluaran aliran darah keginjal telah terbukti dapat berkaitan pengerutan pada sistem artireola aferen. Vosokontraksi aferen ini akhirnya dapat mengakibatkan kerusakan pada membrane glomelurus, sehingga meningkatkan permeabilitasnya terhadap protein. Vasokontraksi dan pengurangan Glomelurus Filtration Rate (GFR) juga dapat menyebabkan oliguria (Wiknjosatro, 2007). Hasil penelitian juga menunjukan terdapat 21 responden (23,1%) mengalami preeklamsia/eklamsia dan terdapat 70 responden (76,9%) tidak mengalami preeklamsia/eklamsia. Menurut SKRT (2008), penyebab obstetrik langsung sebesar 90% sebagian besarnya adalah perdarahan (28%), preeklamsia ( 24%), dan infeksi (11%). Penyebab tak langsung kematian ibu berupa kondisi kesehatan yang dideritanya misalnya Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan anemia. Menurut pendapat Suherni (2010) penyebab terpenting kematian maternal di indonesia adalah perdarah (40-60%), infeksi (20-30%), preeklamsia/eklamsia (20-30%), dan sisanya sekitar (5%) disebabkan penyakit lain yang memburuk saat kehamilan atau persalinan. Analisis Bivariat 1. Hubungan paritas ibu dengan kejadian preeklamsia/eklamsia Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa responden yang paritas dalam kategori primipara sebagian besar tidak mengalami preeklamsia/eklamsia yaitu sebanyak 26 responden (63,4%), dibandingkan dengan yang mengalami preeklamsia/eklamsia yaitu sebanyak 15 responden (36,6%). Responden yang memiliki paritas dalam kategori multipara sebagian besar tidak mengalami preeklamsia/eklamsia yaitu sebanyak 44 responden (88,0%) dibandingkan dengan yang mengalami preeklamsia/eklamsia sebanyak 6 responden (12,0%). Dari uji Chi Square didapatkan hasil dengan X2hitung = 6,348 dengan P-value = 0,012. Oleh karena P-value < α (0,05), maka Ho ditolak, ini berarti dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara paritas dengan kejadian preeklamsia/eklamsia pada ibu bersalin. Paritas adalah salah satu faktor resiko yang dapat mempengaruhi peralinan dikarenakan ibu hamil memiliki resiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan selama masa kehamilannya terlebih pada ibu yang pertama kali mengalami masa kehamilan.Berdasarkan teori immunologik hal ini di karenakan pada kehamilan pertama terjadi pembentukan blocking antibodies terhadap antigen tidak sempurna. Selain itu menurut Angsara pada kehamilan pertama terjadi pembentukan Human Leucocyte Antigen Protein G (HLA) yang berperan penting dalam modulasi respon immune, sehingga ibu menolak hasil konsepsi (plasenta) atau terjadi intoleransi ibu terhadap plasenta sehingga terjadi preeklamsi/eklamsia (Wiknjosastro, 2006). Menurut Sudhaberata (2005), primipara merupakan salah satu faktor resiko penyebab terjadinya preeklamsi/eklamsi. Frekuensi preeklasi/eklamsi pada primipara meningkat dibandingkan pada multipara terutama pada primipara muda. Hal ini karena pada primipara atau ibu yang pertama kali melahirkan sering mengalami stres dalam mengalami proses persalinan sehingga dapat terjadi hipertensi dan berujung pada preeklamsia/eklamsi. Dari 80% semua kasus hipertensi pada kehamilan, 3-8% pasien terutama pada primigravida pada kehamilan trimester kedua, catatan statistik menunjukan dari seluruh incidence dunia, dari 5-8% preeklamsia/eklamsia dari semua kehamilan terdapat 12% lebih dikarenakan oleh primigravida. Faktor yang mempengaruhi preekmasia/ eklamsia frekuensi primigravida lebih tinggi bila dibandingkan dengan multigravida, terutama primigravida muda. Menurut Cuningham (2002), pada ibu-ibu primi muda sering terjadi penyakit-penyakit pada kehamilan dan persalinan sehingga meningkatkan resiko terjadinya hambatan pertumbuhan janin dalam kandungan (Wiknjosastro, 2007). Hasil penelitian menunjukan dari 21 responden ibu yang mengalami preeklamsia/eklamsia 15 responden (36,6%) diantara primipara dan 6 responden (12,0%) diantara multipara. Ini menunjukan bahwa kejadian preeklamsia/eklamsia lebih banyak terjadi pada primipara dibandingkan ibu multipara. Menurut pendapat Wiknjosastro (2006) menyatakan bahwa berdasarkan teori immunologik hal ini dikarenakan pada kehamilan pertama terjadi pembentukan blocking antibodies terhadap antigen tidak sempurna. Selain itu menurut Angsara pada kehamilan pertama terjadi pembentukan Human Leucocyte Antigen Protein G (HLA) yang berperan penting dalam modulasi respon immune, sehingga ibu menolak hasil konsepsi (plasenta) atau intoleransi ibu terhadap plasenta sehingga terjadi preeklamsia/eklamsia. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan antara paritas dengan kejadian preeklamsia/eklamsia pada ibu bersalin di RSUD Temanggung Tahun 2013dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Gambaran paritas ibu bersalin lebih besar ibu multipara yaitu sebanyak 50 responden (54,9%) dibandingkan dengan ibu primipara sebanyak 41 responden (45,1%). 2. Gambaran kejadian preeklamsia/ eklamsia sebagian besar tidak mengalami kejadian preeklamsi/ eklamsi yaitu sebanyak 70 responden (76,9%) dibandingkan dengan yang mengalami preeklamsia/eklamsia yaitu sebanyak 21 responden (23,1%). 3. Ada hubungan antara paritas dengan kejadian preeklamsia/eklamsia di RSUD Temanggung tahun 2013, sesuai hasil uji Chi Square yaitu nilai X2hitung = 6,348 dengan P-value = 0,012 < α (0,05). Saran 1. Bagi tenaga kesehatan Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dalam perbaikan mutu pelayanan kebidanan dalam memberikan pelayanan antenatal maupun persalinan terhadap wanita primigravida 2. Bagi Responden Diharapkan para ibu hamil khususnya ibu primigravida agar selalu memeriksakan kehamilannya secara rutin dan melakukan kegiatan seperti mengikuti kegiatan kelas ibu hamil, senam ibu hamil, agar kehamilannya terkontrol dengan baik supaya persalinan dapat berjalan dengan lancar dan tidak mengalami komplikasi saat menghadapi proses persalinan. 3. Bagi peneliti lain Diharapkan peneliti lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor penyebab preeklamsia/eklamsia seperti faktor Umur, Kehamilan ganda, Diabetes Millitus, Obesitas, Molahidatidosa. 4. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan dapat menambah referensi di perpustakaan kampus dan meningkatkan wawasan dan pengalaman, serta pengetahuan mahasiswi kebidanan tentang kejadian preeklamsia/eklamsia pada ibu bersalin. DAFTAR PUSTAKA Anlikha, 2007. Preeklamsia keracunan kehamilan. http://anlikhamultiply.com/ journal/ item/2/ preeklamsia_keracunan_kehamilan Depkes RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2010. Jakarta. Dinkes Jawa Tengah. 2012. Profil Kesehatan Jawa Tengah. Semarang. Dinkes Kabupaten Temanggung. 2012. Profil Kesehatan Kabupaten Temanggung. Temanggung dr. Judi. J. 2009. - Penyebab Pre-eklamsia. http://Apapenyebab_preeklamsia_d an bagaimana_cara_mengatasinyakesehatan_anak_bayi_dan ibu.mht. Fadlun. 2011. Asuhan kebidanan patologis. Jakarta : Salemba Medika Maimunah, S. 2005. Kamus Istilah Kebidanan. Jakarta : EGC Manuaba, IBG. 2010. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan KB. Jakarta : EGC Marmi, A E., 2011. Asuhan kebidana patologis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Notoatmodjo,S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka cipta Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Prawirohardjo, sarwono. 2005. Ilmu kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Prof.Arikunto. 2010.Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Prof.Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Riyanto. 2010. Pengelohan Dan Analisis Data Kesehatan. Yogjakarta: Medikal Rohani, R M., 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta : Salemba Medika Rozi. 2008. Faktor Presdoposisi pada Preeklamsi. http://peprind.rozi khan. Sumarah, Y N., 2009. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Yogyakarta : Fitramaya Winkjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP Yanti. 2009. Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta : Pustaka Rihama