3753 - UPT Perpustakaan Universitas Ngudi Waluyo

advertisement
Hubungan Antara Paritas Dengan Kejadian Preeklamsia/Eklamsia Pada Ibu Bersalin
Di RSUD Temanggung Tahun 2013
Lia Sastriani, Fitria Primi Astuti, Cahyaningrum*
ABSTRAK
Preeklamsia/eklamsia hingga saat ini masih merupakan masalah di Indonesia karena
merupakan salah satu penyebab angka kematian ibu (AKI) di Indonesia. Angka kejadian
preeklamsia/eklamsia pada ibu bersalin di RSUD Temanggung pada bulan Januari-Oktober
tahun 2013 sebanyak 156 (26,08%).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara paritas dengan kejadian
preeklamsi/eklamsi pada ibu bersalin di RSUD Temanggung tahun 2013.
Desain penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan jumlah sample
91 responden dan tehnik pengambilan sampel menggunakan tekhnik Simple Random
Sampling. penelitian ini merupakan penelitian sekunder yang dikumpulkan dengan
menggunakan catatan buku register. Analisis data menggunakankan analisis univariat dan
bivariat dimana uji statistik yang dipakai adalah uji Chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian preeklamsia/eklamsia sebagian besar
tidak mengalami kejadian preeklamsi/eklamsi yaitu sebanyak 70 responden (76,9%)
dibandingkan dengan yang mengalami preeklamsia/eklamsia yaitu sebanyak 21 responden
(23,1%). Hasil penelitian juga menunjukan bahwa sebagian besar yang mengalami kejadian
preeklamsia/eklamsia adalah ibu primipara yaitu sejumlah 15 orang (36,6%), dibandingkan
dengan ibu multipara yang mengalami kejadian preeklamsia/eklamsia sebanyak 6 orang
(12,0%). Analisis data menggunakan uji Chi-square yaitu nilai X2hitung = 6,348 dengan Pvalue = 0,012 < α (0,05).
kesimpulannya adalah ada hubungan antara paritas dengan kejadian
preeklamsia/eklamsia pada ibu bersalin.
Kata Kunci : Persalinan, Paritas, Preeklamsia/Eklamsia
Daftar Pustaka : 20 (2005-2012)
*Program Studi Diploma III Kebidanan STIKes Ngudi Waluyo
The Correlation between Parity and the Incidences of Preeclampsia/Eclampsia in
Puerperal Mothers at Temanggung Public Hospital in 2013
Lia Sastriani, Fitria Primi Astuti, Cahyaningrum*
ABSTRACT
Preeclampsia/eclampsia is still a problem in Indonesia because it is one of the causes
of maternal mortality rate (MMR). The incidences of preeclampsia/eclampsia in mothers
giving birth at Temanggung Public Hospital during January to October 2013 totally were in
156 mothers (26.08%).
This study aims to find the correlation between parity and the incidences of
preeclampsia/eclampsia in mothers giving birth at Temanggung Public Hospital in 2013.
This was a secondary research with cross sectional approach which collected by using
the records in the register book. The population of this study was 974 puerperal mothers,
while the samples in this study were 91 respondents. The data sampling used simple random
sampling technique. The statistical analysis used the Chi-square test.
The results of this study indicated that the parity of the respondents was mostly as
multipara in 50 respondents (54.9%), while the primipara mothers were 41 respondents
(45.1%). The result of this study also indicated that for the incidences of
preeclampsia/eclampsia the respondents in mostly did not experience of
preeclampsia/eclampsia who were70 respondents (76.9%) while those experienced were 21
respondents (23.1%). The data analysis usihg Chi-square test obtained the value of X2-count
= 6.348 with P-value = 0.012 <α (0.05).
So it cond be concluded that there was a correlation between parity and the incidences
of preeclampsia/eclampsia in the puerperal mothers.
Keywords
: Childbirth, Parity, preeclampsia/eclampsia
Bibliographies : 20 (2005-2012)
* Diploma III of Midwifery Study Program Ngudi Waluyo School of Health
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Keberhasilan
pembangunan
kesehatan diindonesia masih belum
memuaskan terbukti masih tingginya
angka kematian ibu, karena angka
kematian ibu adalah salah satu indikator
keberhasilan pembangunan kesehatan
masyarakat (Dewi, 2009).
Angka kematian ibu (AKI)
merupakan salah satu indikator untuk
melihat derajad kesehatan perempuan.
Angka kematian ibu juga merupakan salah
satu target yang telah di tentukan dalam
tujuan pembangunan millennium yaitu
tujuan ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan
ibu di mana target yang akan di capai
Tahun 2015 adalah mengurangi sampai
resiko tiga perempat jumlah kematian ibu
(Depkes RI, 2007).
Angka kematian ibu (AKI)
mengacu pada jumlah ibu yang terkait
dengan masa kehamilan, persalinan, dan
nifas. Survei demografi dan kesehatan
indonesia Tahun 2007 menyebutkan
bahwa angka kematian ibu (AKI) di
indonesia untuk periode 5 sebelum survei
(2003-2007) sebesar 228 per 100.000
kelahiran hidup. Angka ini lebih rendah
dibandingkan AKI hasil SDKI tahun 2002-
2003 yang mencapai 307 per 100.000
kelahiran
hidup
(Profil
Kesehatan
Indonesia, 2010).
Angka kematian ibu (AKI) di
provinsi Jawa Tengah tahun 2012
berdasarkan laporan dari kabupaten/kota
sebesar 116,34 per 100.000 kelahiran
hidup, ini mengalami peningkatan bila
dibandingkan dengan AKI pada tahun
2011 sebesar 116,01 kelahiran hidup.
Kejadian kematian maternal paling banyak
adalah pada waktu nifas sebesar 57,93%,
pada waktu hamil 24,74%, dan pada waktu
persalinan sebesar 17,33%. Penyebab
kematian adalah perdarahan 16,44%,
Preeklamsi 35,26%, infeksi 4,74%,
Abortus 0,30%, partus lama 0,30%, dan
lain-lain sebesar 42,96% (Profil kesehatan
Provinsi Jawa tengah, 2012).
Angka kematian ibu (AKI) di
Kabupaten Temanggung tahun 2012
berdasarkan laporan dari kabupaten/kota
sebesar 88,92 per kelahiran hidup,ini
mengalami penurunan bila dibandingkan
dengan angka kematian ibu pada tahun
2010 yaitu sebesar 113,42 per kelahiran
hidup dan pada tahun 2011 sebesar 109,02
per kelahiran hidup (Dinkes Kabupaten
Temanggung, 2012).
Penyebab kematian ibu cukup
kompleks, dapat digolongan atas faktor-
faktor reproduksi, komplikasi obstetrik,
pelayanan kesehatan, dan sosial ekonomi.
Penyebab komplikasi obstetrik langsung
telah banyak diketahui dan dapat
diketahui, meskipun pencegahannya yang
terbukti sulit. Menurut SKRT 2008,
penyebab obstetrik langsung sebesar 90%,
sebagian
besar
perdarahan
(28%),
preeklampsia (24%) dan infeksi (11%).
Penyebab tak langsung kematian ibu
berupa kondisi kesehatan yang dideritanya
misalnya kekurangan Energi Kronis
(KEK) dan anemia. Penyebab terpenting
kematian kematian maternal di indonesia
adalah perdarahan 40-60%, infeksi 2030%, Preeklampsia/keracunan kehamilan
20-30%, sisanya sekitar 5% disebabkan
penyakit lain yang memburuk saat
kehamilan atau persalinan (Suherni, 2010).
Preeklampsia merupakan penyakit
dengan tanda-tanda hipertensi, oedema,
dan proteinuria yang timbul karena
kehamilan dan penyakit ini biasanya
timbul pada Triwulan ketiga kehamilan
tetapi dapat timbul sebelumnya, misalnya
pada Mola Hidatosa. Sedangkan Eklamsia
merupakan kasus akut pada penderita
preeklamsi yang disertai dengan kejang
menyeluruh dan koma(Marmi dkk, 2011).
Preeklampsia dan eklamsi merupakan
salah satu penyebab kematian ibu dan
bayi, penyakit hipertensi dalam kehamilan
ini penyebabnya belum diketahui secara
pasti. Teori yang dikenal sebagai penyebab
preeklampsi dan eklamsi adalah teori
iskemsia plasenta. Kehamilan kembar juga
merupakan salah satu faktor predisposisi
dari preeklamsi dan eklamsi dimana
berhubungan dengan penambahan berat
badan ibu yang berlebihan yang
merupakan salah satu trias gejala
preeklampsi dan eklamsi (Indriyani, 2008).
Banyak faktor yang mempengaruhi
preeklampsi dan eklamsia, dari berbagai
literatur dinyatakan bahwa faktor risiko
yang menyebabkan persalinan dengan
preeklamsidan eklamsi diantaranya umur
ibu, paritas, diabetes millitus, obesitas,
Mola hidatidosa, perbedaan kriterium
dalam penentuan diagnosa dan lain-lain
(Wijayarni, 2002).
Paritas adalah jumlah persalinan
yang pernah dialami ibu baik lahir hidup
maupun lahir mati (Maimunah, 2005).
Paritas adalah jumlah janin dengan berat
badan lebih dari 500 gram yang pernah
dilahirkan, hidup maupun mati, bila berat
badan tidak diketahui, maka dipakai umur
kehamilan lebih dari 24 minggu (Sumarah,
2009).
Paritas adalah faktor risiko yang
berkaitan
dengan
timbulnya
preeklampsi/eklamsi. Preeklamsia/eklamsi
lebih tinggi terjadi pada primigravida dari
pada multigravida, terutama primigravida
muda. Hal ini karena ibuyang pertama kali
hamil (primigravida) sering mengalami
stress dalam mengalami persalinan
sehingga dapat terjadi hipertensi dalam
kehamilan atau yang biasa disebut
preeklamsia/eklamsia (Sudhaberata, 2005).
Sementara
itu,
berdasarkan
teori
immunologik hal ini di karenakan pada
kehamilan pertama terjadi pembentukan
blocking antibodies terhadap antigen tidak
sempurna. Selain itu menurut Angsar pada
kehamilan pertama terjadi pembentukan
Human Leucocyte Antigen Protein G
(HLA) yang berperan penting dalam
modulasi respon immune, sehingga ibu
menolak hasil konsepsi (plasenta) atau
terjadi intoleransi ibu terhadap plasenta
sehingga terjadi Pre-eklamsiaatau eklamsi
(Wiknjosastro, 2006).
Menurut
Sudhaberata
(2005),
primigravida merupakan salah satu faktor
risiko
penyebab
terjadinya
preeklamsia/eklamsia.
Frekuensi
preeklamsia/eklamsia pada prirmigravida
meningkat
dibandingkan
pada
multigravida terutama pada primigravida
muda. Hal ini karena pada primigavida
atau ibu yang pertama kali hamil sering
mengalami stress dalam mengalami
persalinan sehingga dapat terjadi hipertensi
dalam kehamilan dan berujung pada
preeklamsia/eklamsia.
Berdasarkan
hasil
studi
pendahuluan yang saya lakukan di RSUD
Temanggung diperoleh data dari bulan
Januari-Oktober
2013
didapatkan
sebanyak 809 ibu bersalin, dari jumlah
persalinan ini terdapat 211 (26,08%)
persalinan
normal/fisiologi
dan
598(73,91%)
persalinan
dengan
komplikasi/patologi. Dan dari 598
persalinan dengan komplikasi 4 penyebab
tertinggi adalah 156 (26,08%) persalinan
dengan
preeklamsi,
77
(12,87%)
persalinan dengan RE Secsio Ceasaria, 44
(7,35%) persalinan dengan pacuan gagal,
40 (6,68%) persalinan dengan DKP. Dari
156 ibu bersalin dengan preeklamsia
diketahui ibu dengan primipara berjumlah
64 ibu bersalin, dengan multiparitas
berjumlah 47 ibu bersalin, sedangkan
dengan grandamultipara berjumlah 45 ibu
bersalin.
Berdasarkan data dan fenomena
diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul
“Hubungan antara paritas dengan kejadian
preeklamsi/eklamsipada ibu bersalin di
RSUD Temanggung tahun 2013”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakangtersebut
di atas maka dapat di rumuskan masalah
Penelitian yaitu, “ Adakah Hubungan
Antara
paritas
dengan
kejadian
Preeklamsi/eklamsi pada ibu bersalin di
RSUD Temanggung Tahun 2013?”.
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara
paritas
dengan
kejadian
preeklamsi/eklamsi pada ibu bersalin
di RSUD Temanggung.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran kejadian
preeklamsi/eklamsia pada ibu
bersalin di RSUD Temanggung
b. Mengetahui gambaran paritas pada
ibu bersalin yang mengalami
preeklamsi/eklamsi
di
RSUD
Temanggung
c. Mengetahui
hubungan
antara
paritas
dengan
kejadian
preeklamsi/eklamsia pada ibu
bersalin di RSUD Temanggung.
Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
Manfaatnya
dapat
menambah
informasi
tentang
kejadian
Preeklamsi/eklamsi agar masyarakat
mengetahui
tanda
dan
gejala
preeklamsi/eklamsia
sehingga
diharapkan
mereka
tahu
pencegahannya apabila menjumpai
kasus preeklamsi/eklamsi.
2. Bagi Peneliti
Mengetahui hubungan antara paritas
dengan kejadian preeklamsi/eklamsi
pada ibu bersalin, sehingga dapat di
gunakan sebagai pengalaman dalam
melakukan
penulisan
ilmiah,
menambah pengetahuan dan wawasan
penulis.
3. Bagi Institusi Pendidik
Dapat menambah kepustakaan dan
bahan
bacaan
bagi
mahasiswa
kebidanan tentang ibu bersalin dengan
preeklamsi/eklamsia.
4. Bagi Tenaga Kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan masukan dalam perbaikan
mutu pelayanan kebidanan dalam
mengatasi
kejadian
preeklamsi/eklamsia pada ibu bersalin,
agar tidak terjadi kasus kematian ibu
bersalin akibat preeklamsi/eklamsi.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan mengetahui
hubungan antara paritas dengan kejadian
preeklamsia/eklamsia pada ibu bersalin
sehingga jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian deskriptif. Menurut
Notoatmodjo (2010), penelitian deskriptif
adalah suatu metode penelitian yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk
membuat gambaran atau deskripsi tentang
suatu keadaan secara objektif.
Penelitian ini menggunakan
pendekatan cross sectional. Menurut
Notoatmodjo (2010), cross sectional
yaitu penelitian untuk mempelajari
dinamika antara faktor-faktor dengan
efek, dengan cara
pendekatan,
observasi atau pengumpulan data
sekaligus pada suatu saat (point time
approach). Artinya tiap subyek
penelitian hanya diobservasi sekali saja
dan pengukuran dilakukan terhadap
status karakter atau variabel subyek
pada waktu pemeriksaan. Hal ini
berarti bahwa semua obyek penelitian
diamati pada waktu yang sama.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Analisis Univariat
1. Paritas
Distribusi
frekuensi
responden
berdasarkan paritas ibu disajikan pada
berikut ini.
Tabel 1 Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan Paritas Ibu
Bersalin di Ruang Mawar
RSUD Temanggung, JanDes 2013
2. Kejadian Preeklamsi / Eklamsi
Distribusi
frekuensi
responden
berdasarkan kejadian preeklamsi /
eklamsi disajikan pada berikut ini.
Tabel 3 Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan
Kejadian
Preeklamsi / Eklamsi pada
Ibu Bersalin di Ruang
Mawar
RSUD
Temanggung, Jan-Des 2013
Kejadian
Persentase
Preeklamsi/
Jumlah
(%)
Eklamsi
Ya
21
23,1
Tidak
70
76,9
Jumlah
91
100
Berdasarkan table 5.2, dapat
diketahui bahwa dari 91 responden ibu
bersalin di ruang Mawar RSUD
Temanggung, sebagian besar tidak
mengalami
kejadian
preeklamsi/eklamsi yaitu sebanyak 70
responden
(76,9%)
dibandingkan
dengan
yang
mengalami
preeklamsia/eklamsia yaitu sebanyak
21 responden (23,1%).
Paritas
Jumlah Persentase (%)
Analisis Bivariat
Primipara
41
45,1
Analisis bivariat dalam penelitian
Multipara
50
54,9
ini
digunakan
untuk
menganalisis
Jumlah
91
100
hubungan antara paritas dengan kejadian
Berdasarkan table 5.1, dapat
preeklamsi/eklamsi pada ibu bersalin di
diketahui bahwa dari 91 responden ibu
RSUD Temanggung. Untuk mengetahui
bersalin di ruang Mawar RSUD
hubungan tersebut digunakan uji Chi
Temanggung, lebih besar ibu multipara
Square yang disajikan pada table berikut.
yaitu sebanyak 50 responden (54,9%)
dibandingkan dengan ibu primipara
sebanyak 41 responden (45,1%).
Tabel 3
Hubungan antara Paritas dengan Kejadian Preeklamsi/Eklamsi pada Ibu
Bersalin di RSUD Temanggung, Januari-Desember 2013
Paritas
Primipara
Multipara
Total
Kejadian Preeklamsi / eklamsi
Ya
Tidak
Total
f
%
F
%
f
%
15
36,6 26 63,4 41
100
6
12,0 44 88,0 50
100
21
23,1 70 76,9 91
100
²
p-value
6,348
0,012
Berdasarkan table 5.3 dapat
diketahui bahwa responden yang paritas
dalam kategori primipara sebagian besar
tidak mengalami preeklamsia/eklamsia
yaitu sebanyak 26 responden (63,4%),
dibandingkan dengan yang mengalami
preeklamsia/eklamsia yaitu sebanyak 15
responden (36,6%). Responden yang
memiliki paritas dalam kategori multipara
sebagian
besar
tidak
mengalami
preeklamsia/eklamsia yaitu sebanyak 44
responden (88,0%) dibandingkan dengan
yang mengalami preeklamsia/eklamsia
sebanyak 6 responden (12,0%).
Berdasarkan uji Chi Square, didapatkan
nilai ² (continuity correction) sebesar
6,348 dengan p-value 0,012. Terlihat
bahwa p-value = 0,012 <  (0,05), ini
berarti dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara paritas
dengan kejadian preeklamsi/eklamsi pada
ibu bersalin di RSUD Temanggung.
PEMBAHASAN
Analisis Univariat
1. Paritas ibu bersalin
Berdasarkan hasil penelitian di
RSUD Temanggung diketahui bahwa
dari 91 responden ibu yang melahirkan
sebagian besar paritas ibu bersalin di
RSUD
Temanggung
Tahun2013
adalah primipara yaitu 41 orang
(45,1%), dan pada multipara sebanyak
50 orang (54,9%). Jadi persalinan yang
paling banyakdi RSUD Temanggung
tahun 2013 terjadi pada paritas ibu
multipara.
Menurut Sumarah (2009),
paritas adalah jumlah janin dengan
berat badan lebih dari 500 gram yang
pernah dilahirkan, hidup maupun mati,
bila berat badan tidak tidak diketahui,
maka dipakai umur kehamilan lebih
dari 24 minggu.
Primipara merupakan wanita
yang telah hamil 1 kali dimana
kehamilannya
berakhir
dengan
kelahiran baik lahir hidup maupun
lahir mati. Pada wanita primipara,
mereka secara aktif mempersiapkan
diri untuk mempersiapkan persalinan.
Mereka banyak membaca buku,
menghadiri kelas untuk orang tua dan
berkomunikasi dengan wanita lain
(ibu, saudara perempuan,dan teman).
Mereka mencari orang terbaik untuk
mendapatkan
persalinan
yang
sempurna (Bobak, 2004).
Primipara merupakan salah satu
faktor resiko penyebab terjadinya
preeklamsi/eklamsi.
Frekuensi
preeklasi/eklamsi
pada
primipara
meningkat
dibandingkan
pada
multipara terutama pada primipara
muda. Hal ini karena pada primipara
atau ibu yang pertama kali melahirkan
sering
mengalami
stres
dalam
mengalami proses persalinan sehingga
dapat terjadi hipertensi dan berujung
pada
preeklamsia/eklamsi
(Sudhaberata, 2005).
Multipara merupakan wanita
yang telah hamil 2-4 kali dimana setiap
kehamilannya
berakhir
dengan
kelahiran baik hidup maupun mati.
Paritas 2-3 merupakan paritas yang
paling aman ditinjau dari sudut
maternal. Pada wanita multipara,
mereka
memiliki
pengalaman
tersendiri dalam melahirkan dan yang
mempengaruhi pendekatannya dalam
mempersiapkan
diri
menghadapi
persalinan kali ini (Bobak, 2004).
2. Kejadian preeklamsia/Eklamsi pada
ibu bersalin
Berdasarkan
dari
hasil
penelitian dan pada tabel 5.2 dapat
diketahui bahwa dari 91 responden ibu
bersalin di RSUD Temanggung,
sebagian besar tidak mengalami
kejadian preeklamsi/eklamsi yaitu
sebanyak 70 responden (76,9%)
dibandingkan dengan yang mengalami
preeklamsia/eklamsia yaitu sebanyak
21 responden (23,1%).
Preeklamsia dan Eklamsia
merupakan kumpulan gejala yang
timbul pada ibu hamil, bersalin, dan
nifas yang terdiri dari trias : hipertensi,
protein uria dan oedema yang kadang-
kadang disertai konvulsi sampai koma
ibu tersebut tidak menunjukan tandatanda kelainan vaskular atau hipertensi
sebelumnya (Sarwono, 2007).
Banyak
faktor
yang
mempengaruhi preeklamsia/eklamsia,
dari berbagai literatur dinyatakan
bahwa
faktor
resiko
yang
menyebabkan
persalinan
dengan
preeklamsia/eklamsia
diantaranya
umur ibu, paritas, Diabetes millitus,
obesitas, molahidatidosa, perbedaan
kriterium dalam penentuan diagnosa
dan lain-lain (Wijayarni, 2002).
Pada
preeklamsia/eklamsia
terjadi spasme pembuluh darah disertai
dengan retensi garam dan air. Pada
biopsi ginjal ditemukan spasme hebat
anteriola glomerulus. Pada beberapa
kasus, lumen aticola dalam tubuh
mengalami spasme maka tekanan
darah akan naik, sehingga usaha untuk
mengatasi kenaikan tekanan perifer
agar oksigenasi jaringan dapat
dicukupi. Sedangkan kenaikan berat
badan dan oedema yang disebabkan
oleh penimbunan air yang berlebihan
dalam ruangan intersial belum
diketahui sebabnya, mungkin karena
retensi air dan garam (Marmi, 2011).
Proteinuria dapat disebabkan
oleh spasme arteriola sehingga terjadi
perubahan
pada
glomerulus.
Pengeluaran aliran darah keginjal telah
terbukti dapat berkaitan pengerutan
pada
sistem
artireola
aferen.
Vosokontraksi aferen ini akhirnya
dapat mengakibatkan kerusakan pada
membrane
glomelurus,
sehingga
meningkatkan
permeabilitasnya
terhadap protein. Vasokontraksi dan
pengurangan Glomelurus Filtration
Rate (GFR) juga dapat menyebabkan
oliguria (Wiknjosatro, 2007).
Hasil
penelitian
juga
menunjukan terdapat 21 responden
(23,1%)
mengalami
preeklamsia/eklamsia dan terdapat 70
responden (76,9%) tidak mengalami
preeklamsia/eklamsia. Menurut SKRT
(2008), penyebab obstetrik langsung
sebesar 90% sebagian besarnya adalah
perdarahan (28%), preeklamsia ( 24%),
dan infeksi (11%). Penyebab tak
langsung kematian ibu berupa kondisi
kesehatan yang dideritanya misalnya
Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan
anemia. Menurut pendapat Suherni
(2010) penyebab terpenting kematian
maternal di indonesia adalah perdarah
(40-60%),
infeksi
(20-30%),
preeklamsia/eklamsia (20-30%), dan
sisanya sekitar (5%) disebabkan
penyakit lain yang memburuk saat
kehamilan atau persalinan.
Analisis Bivariat
1. Hubungan paritas ibu dengan kejadian
preeklamsia/eklamsia
Dari hasil penelitian dapat
diketahui bahwa responden yang
paritas dalam kategori primipara
sebagian besar tidak mengalami
preeklamsia/eklamsia yaitu sebanyak
26 responden (63,4%), dibandingkan
dengan
yang
mengalami
preeklamsia/eklamsia yaitu sebanyak
15 responden (36,6%). Responden
yang memiliki paritas dalam kategori
multipara sebagian besar tidak
mengalami preeklamsia/eklamsia yaitu
sebanyak 44 responden (88,0%)
dibandingkan dengan yang mengalami
preeklamsia/eklamsia sebanyak 6
responden (12,0%). Dari uji Chi
Square didapatkan hasil dengan
X2hitung = 6,348 dengan P-value =
0,012. Oleh karena P-value < α (0,05),
maka Ho ditolak, ini berarti dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan
antara paritas dengan kejadian
preeklamsia/eklamsia
pada
ibu
bersalin.
Paritas adalah salah satu faktor
resiko yang dapat mempengaruhi
peralinan dikarenakan ibu hamil
memiliki resiko lebih tinggi untuk
mengalami gangguan selama masa
kehamilannya terlebih pada ibu yang
pertama
kali
mengalami
masa
kehamilan.Berdasarkan
teori
immunologik hal ini di karenakan pada
kehamilan
pertama
terjadi
pembentukan blocking antibodies
terhadap antigen tidak sempurna.
Selain itu menurut Angsara pada
kehamilan
pertama
terjadi
pembentukan
Human
Leucocyte
Antigen Protein G (HLA) yang
berperan penting dalam modulasi
respon immune, sehingga ibu menolak
hasil konsepsi (plasenta) atau terjadi
intoleransi ibu terhadap plasenta
sehingga terjadi preeklamsi/eklamsia
(Wiknjosastro, 2006).
Menurut Sudhaberata (2005),
primipara merupakan salah satu faktor
resiko
penyebab
terjadinya
preeklamsi/eklamsi.
Frekuensi
preeklasi/eklamsi
pada
primipara
meningkat
dibandingkan
pada
multipara terutama pada primipara
muda. Hal ini karena pada primipara
atau ibu yang pertama kali melahirkan
sering
mengalami
stres
dalam
mengalami proses persalinan sehingga
dapat terjadi hipertensi dan berujung
pada preeklamsia/eklamsi.
Dari 80% semua kasus
hipertensi pada kehamilan, 3-8%
pasien terutama pada primigravida
pada kehamilan trimester kedua,
catatan statistik menunjukan dari
seluruh incidence dunia, dari 5-8%
preeklamsia/eklamsia
dari
semua
kehamilan
terdapat
12%
lebih
dikarenakan oleh primigravida. Faktor
yang
mempengaruhi
preekmasia/
eklamsia frekuensi primigravida lebih
tinggi bila dibandingkan dengan
multigravida, terutama primigravida
muda. Menurut Cuningham (2002),
pada ibu-ibu primi muda sering terjadi
penyakit-penyakit pada kehamilan dan
persalinan sehingga meningkatkan
resiko
terjadinya
hambatan
pertumbuhan janin dalam kandungan
(Wiknjosastro, 2007).
Hasil penelitian menunjukan
dari 21 responden ibu yang mengalami
preeklamsia/eklamsia 15 responden
(36,6%) diantara primipara dan 6
responden (12,0%) diantara multipara.
Ini menunjukan bahwa kejadian
preeklamsia/eklamsia lebih banyak
terjadi pada primipara dibandingkan
ibu multipara. Menurut pendapat
Wiknjosastro (2006) menyatakan
bahwa berdasarkan teori immunologik
hal ini dikarenakan pada kehamilan
pertama terjadi pembentukan blocking
antibodies terhadap antigen tidak
sempurna. Selain itu menurut Angsara
pada kehamilan pertama terjadi
pembentukan
Human
Leucocyte
Antigen Protein G (HLA) yang
berperan penting dalam modulasi
respon immune, sehingga ibu menolak
hasil
konsepsi
(plasenta)
atau
intoleransi ibu terhadap plasenta
sehingga terjadi preeklamsia/eklamsia.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil
penelitian
tentang hubungan antara paritas dengan
kejadian preeklamsia/eklamsia pada ibu
bersalin di RSUD Temanggung Tahun
2013dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Gambaran paritas ibu bersalin lebih
besar ibu multipara yaitu sebanyak 50
responden
(54,9%)
dibandingkan
dengan ibu primipara sebanyak 41
responden (45,1%).
2. Gambaran
kejadian
preeklamsia/
eklamsia
sebagian
besar
tidak
mengalami
kejadian
preeklamsi/
eklamsi yaitu sebanyak 70 responden
(76,9%) dibandingkan dengan yang
mengalami preeklamsia/eklamsia yaitu
sebanyak 21 responden (23,1%).
3. Ada hubungan antara paritas dengan
kejadian preeklamsia/eklamsia di
RSUD Temanggung tahun 2013,
sesuai hasil uji Chi Square yaitu nilai
X2hitung = 6,348 dengan P-value =
0,012 < α (0,05).
Saran
1. Bagi tenaga kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan masukan dalam perbaikan
mutu pelayanan kebidanan dalam
memberikan pelayanan
antenatal
maupun persalinan terhadap wanita
primigravida
2. Bagi Responden
Diharapkan para ibu hamil khususnya
ibu
primigravida
agar
selalu
memeriksakan kehamilannya secara
rutin dan melakukan kegiatan seperti
mengikuti kegiatan kelas ibu hamil,
senam ibu hamil, agar kehamilannya
terkontrol
dengan
baik
supaya
persalinan dapat berjalan dengan lancar
dan tidak mengalami komplikasi saat
menghadapi proses persalinan.
3. Bagi peneliti lain
Diharapkan
peneliti
lain dapat
melakukan penelitian lebih lanjut
tentang
faktor-faktor
penyebab
preeklamsia/eklamsia seperti faktor
Umur, Kehamilan ganda, Diabetes
Millitus, Obesitas, Molahidatidosa.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat menambah referensi
di
perpustakaan
kampus
dan
meningkatkan
wawasan
dan
pengalaman,
serta
pengetahuan
mahasiswi kebidanan tentang kejadian
preeklamsia/eklamsia
pada
ibu
bersalin.
DAFTAR PUSTAKA
Anlikha, 2007. Preeklamsia keracunan
kehamilan.
http://anlikhamultiply.com/ journal/
item/2/
preeklamsia_keracunan_kehamilan
Depkes RI. 2010. Profil Kesehatan
Indonesia Tahun 2010. Jakarta.
Dinkes Jawa Tengah. 2012. Profil
Kesehatan Jawa Tengah.
Semarang.
Dinkes Kabupaten Temanggung. 2012.
Profil
Kesehatan
Kabupaten
Temanggung. Temanggung
dr. Judi. J. 2009. - Penyebab Pre-eklamsia.
http://Apapenyebab_preeklamsia_d
an
bagaimana_cara_mengatasinyakesehatan_anak_bayi_dan ibu.mht.
Fadlun. 2011. Asuhan kebidanan
patologis. Jakarta : Salemba
Medika
Maimunah, S. 2005. Kamus Istilah
Kebidanan. Jakarta : EGC
Manuaba, IBG. 2010. Ilmu kebidanan,
penyakit kandungan dan KB.
Jakarta : EGC
Marmi, A E., 2011. Asuhan kebidana
patologis. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Notoatmodjo,S. 2010. Metode Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka cipta
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu
Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Prawirohardjo, sarwono. 2005. Ilmu
kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Prof.Arikunto. 2010.Prosedur Penelitian.
Jakarta: Rineka Cipta
Prof.Sugiono. 2010. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Riyanto. 2010. Pengelohan Dan Analisis
Data Kesehatan. Yogjakarta:
Medikal
Rohani, R M., 2011. Asuhan Kebidanan
Pada Masa Persalinan. Jakarta :
Salemba Medika
Rozi. 2008. Faktor Presdoposisi pada
Preeklamsi. http://peprind.rozi
khan.
Sumarah, Y N., 2009. Asuhan Kebidanan
Pada Ibu Bersalin. Yogyakarta :
Fitramaya
Winkjosastro,
Hanifa.
2007.
Ilmu
Kebidanan. Jakarta : YBP-SP
Yanti.
2009.
Asuhan
Kebidanan
Persalinan. Yogyakarta : Pustaka
Rihama
Download