CURICULUM VITAE (CV) MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN Garut, 16 Agustus 1996 www.mnj.my.id muh.jamal08 @Muh_Nur_Jamal PEMBAHASAN SOAL UTS HUKUM ISLAM I TAHUN 2015/2016 Created By: MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN (MNJ) GAMBARAN UMUM Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Perkawinan Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha esa. (Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974) Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu. [Pasal 2 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974) Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundangundangan yang berlaku. [Pasal 2 ayat (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974) Pada asasnya dalam suatu perkawinan seorang pria hanya boleh mempunyai seorang istri. Seorang wanita hanya boleh mempunyai seorang suami. [Pasal 3 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974) Pengadilan dapat memberi izin kepada seorang suami untuk beristri lebih dari seorang apabila dikehendaki oleh pihak-pihak yang bersangkutan. [Pasal 3 ayat (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974) 1. Bagaimana pendapat Saudara tentang efektifitas UU RI No. 1 Tahun 1974, disertai tiga argument? Jawaban: Pertama: Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundangundangan yang berlaku. [Pasal 2 ayat (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974) Dapat dikatakan telah efektif karena meskipun masih ada beberapa daerah yang tidak mencatatkan perkawinannya namun sebagian besar dari mereka telah mencatatkannya dengan tujuan mendapatkan kekuatan hukum serta kepastian hukum. Kedua: Perkawinan harus didasarkan atas persetujuan kedua calon mempelai. [Pasal 6 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974) Hal ini menunjukan bahwa kawin paksa yang dahulu sering terjadi dapat berkurang dengan adanya aturan ini. Ketiga: Adanya larangan perkawinan. [Pasal 8 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974) 2. Sebutkam macam-macam perkawinan yang terjadi masyrakat Indonesia! Jelaskan dua latar belakang masing-masing perkawinan tersebut! Bagaimana keabsahan menurut peraturan perundang-undangan Indonesia! Jawaban: Monogami Pasal 3 ayat (1) Poliandri Tambahan Poligami Pasal 3 ayat (2) 3. Sebutkan tiga macam faktor putusnya perkawinan! Jelaskan tiga konsekuensi hokum putusnya ikatan perkawinan! Jawaban: Pasal 38 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Kematian Perceraian Atas putusan pengadilan Konsekuensi hokum putusnya ikatan perkawinan: Pasal 41 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Kewajiban pemeliharaan anak Biaya pemeliharaan dan pendidikan anak Biaya penghidupan untuk istri 4. Bagaiman proses pencatatan perkawinan? Jelaskan tiga manfaat pencacatan perkawinan! Jawaban: 1) Mengisi Formulir Pencatatan Pernikahan 2) Surat Nikah/ keterangan nikah yang sah dari istituisi keagamaan (Asli) 3) Akta Kelahiran pasangan (Asli) 4) Fotokopi KTP dan KK pasangan 5) Fotokopi KTP kedua saksi pernikahan 6) Pas Foto pasangan berdampingan, berwarna, ukuran 4 x 6 = 6 lembar 7) Surat pengantar/ Surat keterangan dari Kelurahan pasangan (Asli) 8) Uang administrasi Manfaat pencacatan perkawinan: 1) Mendapat perlindungan hukum Contoh: kasus KDRT 2) Memudahkan urusan perbuatan hukum lain yang terkait dengan pernikahan Contoh: Ibadah Umarah, Haji dan Asuransi 3) Legalitas formal pernikahan di hadapan hukum Tercatat di PPN 4) Terjaminnya keamanan Tidak ada pemalsuan identitas 5. Jelaskan peran ulama, pemerintah dan tokoh masyarakat masing-masing tiga untuk tegaknya hukum perkawinan sesuai dengan syariat dan hukum negara! Jawaban: Ulama Pemerintah Tokoh Masyarakat 1) Memberikan pandangan 1) Memberikan kepastian hukum 1) Memberikan pandangan 2) Menjaga kedinamisan 2) Memberikan perlindungan 2) Menjaga kedinamisan 3) Menjaga Persatuan 3) Menjamin keamanan 3) Menjaga Persatuan 6. Salah satu asas dalam hukum perkawinan adalah asas monogami terbuka, asas ini sangat penting karena akan mendasari bebagabai ketentuan atau keputusan dalam pelaksanaan perkawinan di Indonesia. Apakah yang dimaksud dengan asas monogami terbuka dalam hukum perkawinan? Berikan contoh kasus yang terjadi di masyarakat! Jawaban: Pasal 3 ayat (1) & (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Contoh kasus A Agym 7. Perkawinan siri merupakan fenomena pelaksanaan perkawinan di Indonesia yang perlu disikapi dengan serius. a. Bagaimana status hukum perkawinan sisi baik menurut hukum Islam maupun menurut Undangundang Nomor 1 Tahun 1974? Jawaban: Menurut Hukum Islam perkawinan siri sah, karena telah memenuhi syarat dan rukun nikahnya telah terpenuhi yaitu: wali nikah, dua orang saksi yang adil, ijab dan kabul. Sementara nikah sirri yang dilakukan dalam pengertian tidak adanya wali nikah adalah tidak sah. Menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 perkawinan siri sah, namun tidak memiliki legal standing dan tidak dicatatkan di KUA dan atau oleh PPN. [Pasal 2 ayat (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974] b. Bagaimana status anak beserta hak warisnya dari perkawinan siri tersebut? Jawaban: Kemudian status anak beserta hak waris dari perkawinan siri tidak diberikan. [Pasal 43 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974] (Putusan Mahkamah Konstitusi No. 46/PUU-VIII/2010) 8. Bagaimana pendapatmu apabila terjadi perkawinan atar agama? Bagaimana alternatif solusi hukumnya menurut Hukum Islam dan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974! Jawaban: Hukum Islam & Undang-undang: Risiko perkawinan antar agama: 1) 2) 3) 4) 5) Keabsahan perkawinan Pencatatan Perkawinan Status anak Perceraian Waris Tidak Boleh / Boleh Solusi perkawinan antar agama: Melakukan pernikahan dengan satu kepercayaan. Tetap Yakinkan Dengan Iman Usahakan Dengan Ilmu Dan Sampaikan Dengan Amal Beriman - Berilmu - Beramal YAKUSA !!! “Nyatakan Tiada Illah Selain Allah, Semua Pasti Bisa. Allohu Akbar.” Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ)