Trend Nikah Muda, OASIS Gelar Talk Show Psychology of Love

advertisement
Trend Nikah Muda, OASIS Gelar Talk Show Psychology of Love
PsychoNews - Sabtu (06/05/17), LSO Peer Counseling OASIS Fakultas Psikologi UIN Malang gelar
seminar dan talk show dengan tema “Psychology of Love: Rahasia di Balik Ikrar Janji Suci”. Seminar ini
mengundang tiga narasumber handal yaitu, Bayu Dwi Septian, S. Pd (dari klinik nikah Indonesia), Suci
Astutik, S.St (perwakilan BKKBN), dan Muallifah, MA. (pembina LSO Peer Counseling OASIS). Kurang
lebih 500 peserta memenuhi gedung Fakultas SAINTEK Lantai 4. M. David Wahyu A.F., selaku ketua
pelaksana dalam sambutannya menyatakan alasan pemilihan tema psychologhy of love dikarenakan
maraknya keinginan nikah muda bagi kalangan remaja. “Kasus yang ada saat ini bahwa anime masyarakat
tentang nikah muda terutama dalam media sosial. Seperti yang kita tahu, hampir secara keseluruhan
media sosial berperan aktif dalam kehidupan sehari-hari dan banyak situs yang menganjurkan nikah muda.
Akibatnya, banyak dari kalangan mahasiswa ingin melakukan nikah muda”. Jelas Nahkoda LSO Peer
Counseling OASIS angkatan 2015 ini.
Mohammad Mahpur (Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakutas Psikologi UIN Malang) turut
memberikan apresiasinya terhadap para pembicara dan wacana kepada peserta dalam sambutannya
mengenai nikah muda. “Persoalan menikah dan tidak menikah adalah sebuah pilihan. Perhatian khusus
pada nikah muda terletak pada masa remaja akhir menuju masa nikah. Saya sangat berterima kasih
kepada narasumber yang hadir, semoga peserta yang hadir di sini bisa menggali lebih dalam dan
menimbang lebih matang mengenai nikah muda”, terang Wakil Dekan yang mengambil fokus keilmuan
pada Psikologi Sosial ini.
publish by http://psikologi.uin-malang.ac.id
Dalam seminar dan talk show ini, peserta mendapat kesempatan untuk mengisi angket yang berisi tentang
ketentuan umur yang diinginkan untuk menikah dan pendapat tentang nikah muda. “Angketnya bikin
semangat ngisi aja, soalnya baper sama tema nikahnya”, ungkap salah satu peserta. Acara dilanjutkan
dengan penjelasan materi yang disampaikan oleh narasumber dengan pertanyaan yang sudah disiapkan
oleh moderator. Pembahasan pertama terkait definisi nikah muda dan beberapa hal terkait. Menikah dari
sudut pandang psikologi memiliki arti bertanggung jawab serta adanya kesiapan. Selain itu, dibutuhkan
kematangan usia perkembangan agar mudah menyelesaikan permasalahan yang terjadi. “Menikah
menurut perspektif psikologi adalah menanggung atau memikul tanggung jawab yang membutuhkan
kesiapan. Kesiapan di sini masuk kepada psikologi emosional. Selanjutnya, untuk boleh atau tidaknya
menikah muda itu tidak ada dalam psikologi. Lamanya pernikahan bukan berarti tidak ada pertengkaran.
Oleh karenanya dibutuhkan usia perkembangan yang sudah matang dan adanya persiapan guna
menyelesaiakn masalah yang muncul saat menikah. Berdasarkan teori Erick Form tentang the power of
love yang menyatakan bahwa cinta bukan hanya soal gairah, tetapi bagaimana kita menjadi produktif”,
terang Muallifah.
Sebuah pernikahan juga membutuhkan niat dan tujuan yang sesuai dalam menjalankannya. “Niat untuk
menikah harus dimunculkan ketika seseorang menginginkannya. Pada dasarnya ketika seseorang ingin,
maka dia akan mencari ilmunya. Hal yang harus diperhatikan dalam menikah, meliputi niat, tujuan, dan
bagaimana cara menikah. Di klinik nikah, minimal umur wanita menikah adalah 16 tahun dan laki-laki umur
17 tahun”, imbuh Bayu. Pernikahan dan perkawinan merupakan dua hal yang sama dalam arti. Fakta di
masyarakat menunjukkan bahwa keinginan orang tua dalam menikahkan anaknya di usia muda lebih tinggi
dari pada keinginan menikah anak di usia muda. Berbagai kesiapan, khususnya wanita dalam menikah
muda sangat diperhatikan dalam BKKBN. “Bahasa yang digunakan dalam BKKBN adalah perkawinan
bukan pernikahan. Kebanyakan di masyarakat yang menginginkan menikah muda adalah orang tuanya
bukan anak yang bersangkutan. Hal terpenting dalam menikah menurut BKKBN adalah kesehatan
reproduksi. Berdasarkan UU No.1 Ayat 74 menyatakan bahwa minimal umur wanita menikah adalah 20
tahun dan laki-laki berumur 25 tahun.
Kehamilan, sebaiknya sekitar umur 20-30 tahun, karena jika umur 35 tahun beresiko tinggi dengan
kesehatan uterus yang kurang sempurna. Selain itu, kesiapan panggul ketika kehamilan sangat dianjurkan
di atas umur 20 tahun”, jelas Suci. Para peserta sangat antusias dalam menyimak setiap materi yang
diberikan, Heikal Mahendra Natsir salah satunya. Ia mengaku bahwa adanya seminar ini bisa membuka
wawasan lebih luas tentang jenjang pernikahan. “Seminar dan talk show ini sangat instruktif bagi saya dan
semuanya yang hadir untuk selalu mempersiapkan secara fisiologis dan psikologis sebelum terjun dalam
pernikahan” tuturnya.
Maraknya nikah muda di masyarakat dengan menggunakan dalil agama sebagai pencegah kemaksiatan
sudah merajalela di berbagai kalangan melalui sosial media. Menikah menjadi sesuatu yang harus
dilakukan lebih awal daripada melanjutkan pendidikan. Agama menganjurkan seseorang untuk segera
menikah ketika dirasa mampu, tetapi niat dan tujuan menikahlah yang lebih diutamakan. Berdasarkan
hadist riwayat Imam Thabrani “Barangsiapa yang menikahkan (putrinya) karena silau akan kekayaan lelaki
meskipun buruk agama dan akhlaknya, maka tidak akan pernah pernikahan itu dibarakahi-Nya, Siapa yang
menikahi seorang wanita karena kedudukannya, Allah akan menambahkan kehinaan kepadanya, Siapa
yang menikahinya karena kekayaan, Allah hanya akan memberinya kemiskinan, Siapa yang menikahi
wanita karena bagus nasabnya, Allah akan menambahkan kerendahan padanya, Namun siapa yang
menikah hanya karena ingin menjaga pandangan dan nafsunya atau karena ingin mempererat kasih
sayang, Allah senantiasa memberi barakah dan menambah kebarakahan itu padanya”. Untuk mengurangi
publish by http://psikologi.uin-malang.ac.id
jumlah perceraian yang terjadi, hendaknya mempertimbangkan dengan matang niat dan tujuan seseorang
dalam menikah. Setiap manusia tentunya mempunyai kesiapan pada usia yang berbeda untuk melanjutkan
hidup pada jenjang pernikahan. Tentunya, ikatan pernikahan adalah salah satu sunnah Nabi yang mampu
menghantarkan kita menuju Ridho-Nya.
Reporter
Editor
: Firda Hana Virantia
: Faatihatul Ghaybiyyah
publish by http://psikologi.uin-malang.ac.id
Download