6-7-perilaku-politik

advertisement
Pertemuan 6-7
PERILAKU POLITIK
NEGARA
Konsep perilaku politik
Perilaku menurut Secord dalam Azwar
adalah bentuk manifestasi perasaan
(afeksi), pemikiran (kognisi) tindakan
(konasi) seseorang terhadap suatu aspek
dilingkungan sekitar .
 Dalam aspek politik, perilaku politik
masyarakat dibentuk berdasarkan
orientasi sikap, kognisi dan penilaian
masyarakat (pemilih) terhadap sistem
politik yang ada

Politik luar negeri
1.
2.
3.
4.
Dalam mempelajari politik luar negeri, penegertian dasar yang harus
kita ketahui yaitu politik luar negeri itu pada dasarnya merupakan
“action theory”, atau kebijakasanaan suatu negara yang ditujukan ke
negara lain untuk mencapai suatu kepentingan tertentu.
Secara pengertian umum, politik luar negeri (foreign policy)
merupakan suatu perangkat formula nilai, sikap, arah serta sasaran
untuk mempertahankan, mengamankan, dan memajukan kepentingan
nasional di dalam percaturan dunia internasional.
Salah satu cara untuk memahami konsep politik luar negeri adalah
dengan jalan memisahkannya ke dalam dua komponen: politik dan
luar negeri. Politik (policy) adalah seperangkat keputusan yang
menjadi pedoman untuk bertindak, atau seperangkat aksi yang
bertujuan untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan
sebelumnya. mengenai kedaulatan dan konsep “wilayah” akan
membantu upaya memahami konsep luar negeri (foreign).
Politik Luar Negeri (foreign policy) berarti seperangkat pedoman
untuk memilih tindakan yang ditujukan ke luar wilayah suatu negara.
TUJUAN POLUGRI
1.
Tujuannya merupakan fungsi dari proses dimana tujuan negara disusun. Tujuan
tersebut dipengaruhi oleh sasaran yang dilihat dari masa lalu dan aspirasi untuk
masa yang akan datang. Plano berpendapat bahwa setiap kebijakan luar negeri
dirancang untuk menjangkau tujuan nasional. Tujuan nasional yang hendak
dijangkau melalui kebijakan luar negeri merupakan formulasi konkret dan
dirancang dengan mengaitkan kepentingan nasional terhadap situasi
internasional yang sedang berlangsung serta power yang dimiliki untuk
menjangkaunya.
2.
K.J. Holsti memberikan tiga kriteria untuk mengklasifikasikan tujuan-tujuan
politik luar negeri suatu negara, yaitu :
 Nilai (values) yang menjadi tujuan dari para pembuat keputusan.
 Jangka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan. Dengan kata lain ada tujuan jangka pendek (short-term), jangka
menengah (middleterm), dan jangka panjang (long-term).
 Tipe tuntutan yang diajukan suatu negara kepada negara lain.15
SUMBER-SUMBER
POLITIK LUAR NEGERI

Keputusan / kebijakan
politik luar negeri suatu
negara dipengaruhi
oleh beberapa faktor
yang berasal baik dari
lingkungan eksternal
(external environment)
maupun lingkungan
internal (internal
environment).
Faktor-faktor penentu polugri
1.
2.
3.
Howard Lentner mengklasifikasikannya ke dalam dua
elompok , yaitu determinan luar negeri dan
determinan domestik.
Determinan luar negeri mengacu pada keadaan
sistem internasional dan situasi pada suatu waktu
tertentu. Sistem internasional didefinisikan sebagai pola
interaksi
diantara
negara-negara
yang
terbentuk/dibentuk oleh struktur interaksi diantara
pelaku-pelaku yang palking kuat (most powerful
actors).
Sedangkan konsep situasi diartikan sebagai pola-pola
interaksi yang tidak tercakup/ mencakup keseluruhan
sistem internasional. Sebagai contoh pola hubungan
dianatara negara-negara di Asia Tenggara yang terlibat
dalam ASEAN akan dibahas sebagai suatu “situasi”.
POLITIK LUAR NEGERI
INDONESIA
A.
LANDASAN POLUGRI INDONESIA
◦ Landasan Idiil
 pancasila
◦ Landasan Konstitusional  UUD 1945 alinea I dan IV :
“...bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan
oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan
karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan..”
(alinea I)
”…dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, …”. Pasal 11
UUD 1945 (amandemen) berbunyi : ”Presiden dengan persetujuan
Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat
perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain.”
◦ Landasan Operasional  Bebas Aktif
Menurut Hatta, politik “Bebas” berarti Indonesia tidak berada
dalam kedua blok dan memilih jalan sendiri untuk mengatasi
persoalan internasional. Istilah “Aktif” berarti upaya untuk bekerja
lebih giat guna menjaga perdamaian dan meredakan ketegangan
kedua blok. (Mohammad Hatta, 1976:17).
POLUGRI DI INDONESIA
Dalam konteks kekinian, Deplu indonesia merumuskan tiga
arahan politik luar negeri indonesia yaitu :
1. Peningkatan kualitas diplomasi Indonesia dalam rangka
memperjuangkan kepentingan nasional.
2. Melanjutkan
komitmen
Indonesia
terhadap
pembentukan identitas dan pemantapan integrasi
regional.
3. Melanjutkan komitmen Indonesia terhadap upaya-upaya
pemantapan perdamaian dunia.
Untuk itu, dalam konteks yang lebih luas Indonesia juga
meletakkan tiga program utama nasional politik luar negeri
yang harus segera dilakukan yaitu:
1. Pemantapan Politik Luar Negeri dan Optimalisasi
Diplomasi Indonesia dalam penyelenggaraan hubungan luar
negeri dan pelaksanaan politik luar negeri. Tujuan pokok
dari upaya tersebut adalah meningkatkan kapasitas dan
kinerja politik luar negeri dan diplomasi dalam
memberikan kontribusi bagi proses demokratisasi,
stabilitas politik dan persatuan nasional.
2. Peningkatan kerjasama internasional yang bertujuan
memanfaatkan secara optimal berbagai peluang dalam
diplomasi dan kerjasama internasional.

Penegasan komitmen Perdamaian Dunia yang
dilakukan dalam rangka membangun dan
mengembangkan semangat multilateralisme
dalam memecahkan berbagai persoalan
keamanan internasional. Langkah diplomatik
dan multilateralisme yang dilandasi dengan
penghormatan terhadap hukum internasional
dipandang sebagai cara yang lebih dapat
diterima oleh subjek hukum internasional
dalam mengatasi masalah keamanan
internasional.
DIPLOMASI
 Secara
harfiah diplomasi berasal dari
kata “diploma” (Yunani: sebuah kertas
yang dilipat dua) yang didesain
sebagai dokumen resmi Negara/
dokumen sejarah, sebuah sertifikat
perundingan,
kewenangan,
dan
semacamnya.
Pengertian Diplomasi
The Oxford english Dictionary memberi
konotasi sebagai berikut: “manajemen hubungan
internasional melalui negosiasi, yang mana
hubungan ini diselaraskan dan diatur oleh duta
besar dan para wakil; bisnis atau seni para
diplomat.
 Menurt The Chamber’s Twentieth Century
Dictionary, diplomasi adalah seni berunding,
khususnya tentang perjanjian di antara negaranegara; keahlian politik

Definisi diplomasi menurut beberapa ahli:
Ellis Briggs: diplomasi adalah sebuah
kegiatan urusan official dengan cara
mengirim seseorang untuk mewakili
pemerintahan. Tujuan diplomasi adalah
untuk menciptakan persetujuan dalam
kacamata kebijakan (1968)
 Geoffrey McDermott: diplomasi adalah
pertimbangan dalam manajemen hubungan
internasional.

Sir Earnest Satow dalam bukunya Guide to
Diplomatic Practice, diplomasi adalah penerapan
kepandaian dan taktik pada pelaksanaan
hubungan resmi antara pemerintah negaranegara berdaulat.
 Clausewitz, seorang filosof Jerman, dalam
pernyataannya yang terkenal mengatakan
bahwa perang merupakan kelanjutan diplomasi
dengan melalui sarana lain.

Berdasarkan definisi para ahli,
Pertama, jelas bahwa unsur pokok diplomasi adalah
negosiasi.
Kedua, negosiasi dilakukan untuk mengedepankan
kepentingan negara.
Ketiga, tindakan-tindakan diplomatik diambil untuk
menjaga dan memajukan kepentingan nasional sejauh
mungkin bisa dilaksanakan dengan sarana damai. Oleh
karena itu pemeliharaan perdamaian tanpa merusak
kepentingan nasional adalah tujuan utama diplomasi.
Menurut S.L. Roy dari berbagai definisi diplomasi yang
dijelaskan di atas tampak jelas:
1. Unsur pokok diplomasi adalah negosiasi;
2. Negosiasi dilakukan untuk mengedepankan
kepentingan negara;
3. Tindakan-tindakan diplomatik diambil untuk menjaga
dan memajukan kepentingan nasional sejauh
mungkin bisa dilaksanakan dengan sarana damai.
Karenanya : pemeliharaan perdamaian tanpa
merusak kepentingan nasional adalah tujuan utama
diplomasi.
Teknik-teknik diplomasi sering dipakai untuk
menyiapkan perang dan bukan untuk menghasilkan
perdamaian.
(Tetapi apabila cara damai gagal untuk menjaga
kepentingan nasional, kekuatan biasanya digunakan,
sehingga terdapat keterkaitan antara diplomasi dan
perang).
5. Diplomasi dihubungkan erat dengan tujuan politik
luar negeri suatu negara.
6. Diplomasi modern dihubungkan erat dengan sistem
negara;
7. Diplomasi juga tak bisa dipisahkan dari perwakilan
negara.
4.
Tujuan Diplomasi
1.
2.
3.
4.
Kautilya, ahli stategi politik di masa dinasti Mauryan
di India, memaparkan ada empat motif diplomasi:
Acquisition: tujuan diplomasi adalah untuk membuat
hubungan dengan negara lain (hubungan diplomatik).
Preservation: tujuan diplomasi adalah untuk menjaga
hubungan dengan negara lain
Augmentation: tujuan diplomasi adalah untuk
memperluas hubungan diplomatik.
Proper distribution: tujuan diplomasi adalah harmoni,
perdamaian atau siddhi.
Metode Diplomasi
1.Track I Diplomacy
 First track diplomacy melibatkan pemerintah
dengan pemerintah (Goverment to Goverment),
sifatnya rahasia dan biasanya digunakan untuk
mengakhiri suatu konflik dan pertikaian. First
track diplomacy menekankan peran penting
negara dalam mengadakan negosiasi menjaga
dan memelihara perdamaian.
 Metode: Insentif positif dan negative, mediasi,
dukungan politik dan ekonomi

Track II Diplomacy/ Public Diplomacy
Diplomasi publik didefinisikan sebagai upaya
mencapai kepentingan nasional suatu negara
melalui understanding, informing, and influencing
foreign audiences. Diplomasi publik lebih
ditekankan pada government to people atau
bahkan people to people relations.
Diplomasi Publik bertujuan untuk mencari teman
di kalangan masyarakat negara lain, yang dapat
memberikan kontribusi bagi upaya membangun
hubungan baik dengan negara lain.
Instrumen Diplomasi
Ada empat prinsip utama dari instrumen
diplomasi menurut Kautilya, yakni sama,
dana, danda, dan bedha, maksudnya ialah
perdamaian atau negosiasi, member hadiah
atau konsensi, menciptakan perselisihan,
mengancam atau menggunakan kekuatan
nyata.
Tugas dan Fungsi Diplomasi.

Jika berbicara mengenai tugas dari
diplomasi sebenarnya tidak dapat
dilepaskan dari tugas para pelakunya
maupun institusinya, terutama adalah para
diplomat dengan perwakilan
diplomatiknya yang berada di suatu negara
sebagaimana yang tercantum dalam
“konvensi Wina 1961 Mengenai Hubungan
Diplomatik”.
Menurut Hans J Morgenthau tugas diplomasi
dibagi dalam empat pokok :
1. Diplomasi harus membentuk tujuan dalam
rangka kekuatan yang sebenarnya untuk
mencapai tujuan tersebut.
Suatu negara yang ingin menciptakan tujuantujuan yang belum dicapai haruslah berhadapan
dengan suatu resiko untuk perang. Karena itu
diperlukan suksesnya diplomasi untuk mencoba
mendapatkan tujuannya tersebut sesuai dengan
kekuatannya.
2. Disamping melakukan penilaian tentang
tujuan-tujuannya dan kekuatannya sendiri,
diplomasi juga harus mengadakan penilaian
tujuan dan kekuatan dari negara-negara
lainnya. Dalam hal ini, suatu negara haruslah
menghadapi resiko akan terjadinya peperangan
apabila diplomasi yang dilakukanya itu salah
dalam menilai mengenai tujuan dan kekuatan
dari negara-negara lain.
3. Diplomasi haruslah menentukan dalam hal apa
perbedaan yang ada pada tujuan-tujuan itu
dapat cocok satu sama lain. Diplomasi harus
dilihat kepentingan negaranya sendiri dengan
negara lain cocok. Jika jawabannya “tidak”
maka harus dicari jalan keluar untuk
merujukan kepentingan-kepentingan tersebut.
4. Diplomasi harus menggunakan cara-cara yang
pantas dan sesuai seperti kompromi, bujukan
bahkan kadang-kadang ancaman kekerasan
untuk mencapai tujuan.
Download