BAB III Pembahasan 3.1 Hasil Observasi Museum Geologi Bandung Museum Geologi Bandung beralamat di Jln Diponegoro no 57 Bandung. Didirikan pada tanggal 16 Mei 1929 pada zaman pemerintahan Hindia Belanda dan sempat mengalami beberapa kali renovasi, terakhir pada tanggal 22 Agustus 2000 dan disahkan oleh ibu Megawati Soekarno Putri. Museum Geologi Bandung terdiri dari 2 lantai dan terdapat 3 ruang peragaan, disana terdapat berbagai jenis fosil-fosil hewan-hewan purba yang terkenal sampai fosil-fosil tumbuhan yang hidup pd zaman batu miliaran tahun yang lalu. Fosil tertua yang ada disana adalah Stromatolite. Sejarah kehidupan Bumi terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu bersamaan dengan tata surya atau galaksi bima sakti, zaman ini disebut Arkeozoikum atau zaman pembentukan bumi dan planet. Kehidupan dibumi dimulai sekitar 3,5 miliar tahun yang lalu dengan ditandai munculnya mikroorganisme sederhana seperti bakteri dan ganggang. Sedangkan kehidupan organisme bersel banyak dimulai 1 miliar tahun yang lalu. Kemudian dimulailah zaman tumbuhan dengan ditandai munculnya tumbuhan-tumbhan seperti pteridophita (tanaman paku), gymnospermae dan angiosperma (tanaman berbunga). Zaman hewan ditandai dengan munculnya hewan-hewan seperti invertebrata, ikan, amfibia, reptilia, burung, dan mamalia. Setelah itu dimulailah zaman atau kehidupan atau peradaban manusia. Evolusi Tumbuhan Prokariota adalah organisme diklasifikasikan sebagai Bakteri dan Archaea, dan yang paling sukses & berlimpah organisme di Bumi. Bahkan mereka telah THE kelompok dominan di bumi sejak kehidupan muncul dan untuk sekitar 2000 juta tahun adalah satu-satunya bentuk kehidupan di bumi. Prokariota sebagai suatu kelompok memiliki biomassa terbesar di planet misalnya dalam lautan, prokariota make up 90% atau lebih dari berat total makhluk hidup; mungkin ada Prokariota 2,5 x 109 sel dalam satu gram tanah subur. Prokariota juga organisme yang paling kuno di Bumi: fosil yang dikenal yang paling awal menjadi anggota sel Prokariota, dan berasal dari batu di Western Australia yang kembali tanggal juta tahun 3500. Semua prokariota adalah sel-sel kecil yang tidak memiliki struktur internal kompleks, seperti mitokondria dan kloroplas, yang ditemukan dalam sel-sel eukariotik. Selain itu, meskipun prokariota memiliki DNA pada kromosom, tidak tertutup dalam inti. Karena sebagian besar prokariota tak terlihat mata manusia kita cenderung untuk melupakan tentang mereka. Namun, mereka berkontribusi pada pengembangan sebuah atmosfer yang kaya oksigen di awal sejarah Bumi, dan sangat penting untuk proses pembusukan dan gizi bersepeda, peran kunci dalam semua ekosistem. Mereka juga membuat kontribusi yang signifikan pada evolusi yang lebih terkenal, eukariota, bentukbentuk kehidupan. Zaman sekarang prokariota mungkin mirip fosil awal, tetapi mereka adalah organisme modern yang telah berhasil disesuaikan dengan kondisi lingkungan modern. Mereka ditemukan di beberapa lingkungan yang paling ekstrem di Bumi, termasuk Antartika, kedalaman laut dan jauh di dalam batu-batu, bulat laut dalam ventilasi, dan di mata air panas mendidih dan pernah hadir dalam lingkungan manusia, termasuk kota, rumah dan tubuh manusia. The Cyanobacteria (ganggang hijau biru) adalah kelompok prokariota yang sangat penting baik secara ekologis (terutama di global siklus karbon dan nitrogen) dan evolusi. Stromatolites, yang dibentuk oleh cyanobacteria, memberikan hidup dan bukti fosil cyanobacteria akan kembali juta tahun 2700. Hari ini hanya tumbuh di stromatolites dangkal, asin renang di tempat yang panas, iklim kering (misalnya Shark Bay di WesterAustralia), dan mereka kelimpahan dalam batuan kuno menyiratkan kondisi lingkungan yang serupa di masa-masa itu. Cyanobacteria Stromatolites dan lainnya adalah kontributor utama yang ditandai peningkatan konsentrasi oksigen di atmosfer yang dimulai sekitar 2000 juta tahun yang lalu. Hari ini, cyanobacteria ditemukan di manamana - di laut, air tawar dan darat lingkungan dan sebagai symbionts misalnya lumut dan berkontribusi sampai 50% dari atmosfer oksigen. Bukti DNA menunjukkan bahwa pertama eukariota (tumbuhan hijau) berevolusi dari prokariota (melalui endosymbiotic peristiwa) antara 2500 dan 1000 juta tahun yang lalu. Fosil-fosil hidup eukariota yang menyerupai ganggang coklat telah ditemukan pada batuan sedimen dari Cina yang 1700 juta tahun, sementara fotosintesis mungkin tertua eukariota, Grypania, berasal dari batuan juta tahun 2100. Perhatikan bahwa keragaman kelompok ganggang modern, dan khususnya kloroplas mereka, menunjukkan bahwa peristiwa endosymbiotic ini tidak biasa. Ganggang modern terdiri dari berbagai organisme dengan struktur yang sangat berbeda tapi identik pigmen fotosintetik. Hal ini menunjukkan bahwa organisme tuan rumah sangat berbeda telah membentuk sebuah simbiosis dengan sel-sel fotosintetik yang sama. Yaitu, kelompok ganggang pasti telah berkembang melalui kegiatan endosymbiotic terpisah, dan kelompok secara keseluruhan diidentifikasi berdasarkan tingkat yang sama struktur, bukan pada asal-usul evolusi. Kelompok-kelompok seperti itu, di mana para anggotanya memiliki beberapa asal evolusi yang berbeda, yang digambarkan sebagai polyphyletic. Cyanobacteria memiliki hubungan evolusi yang erat dengan eukariota. Mereka memiliki pigmen fotosintetik yang sama seperti kloroplas ganggang dan lahan tanaman. Kloroplas ukuran yang tepat untuk menjadi keturunan dari bakteri, menggandakan dengan cara yang sama, oleh fisi biner, dan memiliki genom mereka sendiri dalam bentuk satu molekul DNA sirkular. Enzim dan sistem transportasi yang ditemukan di dalam lipatan membran kloroplas mirip dengan yang ditemukan pada selaput sel sianobakteri modern, seperti juga mereka ribosom. Ini kesamaan antara cyanobacteria dan kloroplas menyarankan sebuah hubungan evolusi antara keduanya, dan dapat dijelaskan oleh teori endosymbiosis. Candi Cangkuang Dikawasan garut Jawa Barat terdapat sebuah candi yang bernama Candi Cangkuang, candi ini merupakan satu-satunya candi Hindu yang berada ditatar sunda. Dikawasan candi Cangkuang terdapat sebuah makam yakni makam seorang penyebar agama islam dikawasan tersebut, yaitu K.H Mbah Dalem Arif Muhammad, beliau adalah salah satu tokoh yang amat disegani dan dihormati oleh penduduk setempat. Candi ini merupakan peninggalan kerajaan Hindu pada abad ke-8, juga terdapat rumah-rumah adat masyarakat kampung pulo yang terdiri dari 6 rumah, 6 kepala keluarga dan 1 mesjid, mereka meyakini bahwa jumlah tersebut tidak boleh kurang atau lebih, jika mereka melanggar aturan dari jumlah terebut mereka meyakini akan ada bencana yang akan menimpah masyarakat tersebut mereka berpedoman pada notulen batavia guenes cup karya Vohdermen yang terbit pada tahun 1893. Candi Cangkuang merupakan kumpulan arcaarca tua yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk Candi yang diberi nama Candi Cangkuang., selama pengumpulan arca-arca dan batu-batu candi mengalami beberapa proses pembangunan dan penugaran, arca-arca tersebut ditemukan kembali pada tanggal 19 Desember 1960 oleh Drs. Putra Candra Sasmita ahli arkeolog islam. Pada tahun 1967 dilakkan penggalian dan ditemukan sebuah pondasi tua yang berukuran sekitar 4,5X4m2, ditengah-tengahnya terdapat sumur yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan abu-abu jenazah pada jaman Hindu, kemudian pada tahun 1968 dilakukan pengumpulan batu-batu candi dan terkumpul sebanyak 40% dari bangunan candi yang sekarang, pada tahun 1974 dilakukan proses penugaran, pada tahun 1976 lalu disusun kembali dan ditambahkan batu berassa lalu candi cangkuang diresmikan pada tanggal 19 Desember 1976. Sampai saat ini belum ditemukan prasasti tentang candi ini sehingga sejarah tentang candi tersebut belum benar-benar diketahui dan masih menjadi misteri. Koperasi Nelayan Koperasi nelayan berdiri sekitar 48 tahun yang lalu pada tanggal 2 Januari 1962 KUD koperasi nelayan diberi nama KUD Minasari oleh nelayan setempat, KUD dilengkapi dengan Tempat Pelelangan Ikan (TPI), KUD Minasari bekerjasama dengan PLN, Telkom dan perusahaan lainnya, disini juga menjual alat tangkap ikan. Adapun hambatan yang dihadapi oleh para nelayan seperti alam, contohnya cuaca, pada musim paceklik dilaut jarang atau hampir tidak ada ikan sehingga nelayan mengalami kerugian karena tidak mendapatkan ikan. Musim paceklik ini terjadi antara bulan Januari-April. Para nelayan menjual ikan dengan membayar dana distribusi pada koperasi, dana tersebut digunakan untuk subsidi dana kematian atau jika ada nelayan yang sakit, jika ada nelayan yang meninggal koperasi mengeluarkan dana sebesar Rp 4 juta. Biasanya para nelayan melelangkan ikan hasil tangkapan mereka di TPI dari pada harus menjualnya sendiri, pelelangan ikan mempunyai teknik yakni sbb: - Ikan didatangkan ke TPI - Kemudian ikan disais (dipisahkan berdasarkan bentuk dan jenisnya) - Ikan lalu ditimbang - Ikan dilelangkan - Harga yang terbesar itu yang mendapatkan ikan Hasil penjualan ikan dipotong sebanyak 1,65%untuk diberikan ke koperasi yang bekerjasama dengan TPI, dari harga yang disepakati saat pelelangan, pembeli membayar dengan ditambah 4% lalu kemudian diberikan pada kasir, setelah dari kasir lalu ke nelayan, nelayan menerima harga pembayaran dipotong sebanyak 9%.